“Alat Indra”
Disusun Oleh :
M.VALENT DIANSYAH
Kelas :
XI MIPA 2
No Absen : 19
A. Latar Belakang
Alat indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis ransangan
tertentu. Semua organisme memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi.
Reseptor diberi nama berdasarkan jenis ransangan yang diterimanya, seperti
kemoreseptor (penerima ransang zat kimia), fotoreseptor (penerima ransang cahaya),
audioreseptor (penerima ransang suara) dan mekanoreseptor (penerima ransang fisik,
seperti tekanan, sentuhan, dan getaran). Selain itu dikenal pula beberapa reseptor yang
berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokkan sebagai
eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk mengenali
lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor. Interoreseptor terdapat diseluruh
tubuh manusia.
Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu indra penglihatan (mata),
indra pendengaran (telinga), indra pembau (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra
peraba (kulit).
Tiap- tiap organisme makhluk hidup mempunyai sistem koordinasi yang
disebut koordinasi indra untuk melakukan aktivitas sehari- hari baik itu pada hewan
vetebrata ataupun pada hewan in vetebrata. Hewan- hewan ini memiliki suatu alat
indra. Misalnya untuk meliha. Hewan vetebrata atau hewan bertulang belakang
memiliki indra penglihat atau mata, indra pencium (hidung), indra peraba (kulit) dan
indra pendengar (telinga).
Akan tetapi tidak semua makhluk hidup menggunakan semua alat indranya
untuk melakukan aktifitasnya. Contohnya pada hewan invetebratanya seperti protozoa
hewan ini tidak memiliki indra, akan tetapi peka terhadap rangsangan, Coloenterata
menggunakan Tentakel sebagai alat peraba, pada cacing tanah memiliki indra yang
berada dipermukaan tubuhnya dan peka terhadap rangsangan. Hewan ini hanya
mampu membedakan antara gelap dan terang saja.
Pada hewan vetebrata mereka memiliki sistem koodinasi atau alat indera yang
sempurna. Hewan- hewan ini menggunakan mata untuk melihat, hidung yang
berfungsi sebagai indra pencium, tangan atau kulit sebagai indra peraba dan telinga
yang berfungsi sebagai indra pendengar. Begitu juga pada manusia. Kita memiliki
hidung, mata kulit atau tangan dan telinga untuk menjalankan fungsinya masing-
masing sesuai dengan kegunaannya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian indra pada manusia serta fungsinya
2. Untuk mengetahui kelainan atau penyakit pada indra manusia
3. Untuk mengetahui fungsi sistem indra pada hewan bertulang belakang
4. Mengetahui perbedaan sistem indra antara satu hewan dengan yang dengan
C. Manfaat
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang perkembangan sistem indra
pada manusia dan sistem indra pada hewan serta kelainannya atau penyakit
D. Rumusan Masalah
A. SISTEM INDRA PADA MANUSIA
b. Mekanisme Melihat
Kita dapat melihat suatu benda karena adanya pantulan cahaya dari benda tersebut masuk
ke mata. Secara garis besar, pantulan cahaya tersebut akan masuk ke mata secara berurutan.
Yaitu melalui kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan akhirnya ditangkap
oleh fotoreseptor di retina.
Pantulan cahaya yang masuk menembus kornea akan diteruskan melewati pupil.
Banyaknya cahaya yang masuk melewati pupil diatur oleh iris. Melalui pupil, cahaya
diteruskan menembus lensa mata. Pada lensa mata terjadi perubahan bentuk sehingga dapat
memfokuskan cahaya pada retina. Dalam hal ini lensa melakukan perubahan bentuk dengan
cara mencembungkan atau memipih.
Pada retina terbentuk bayangan nyata, terbalik dan lebih kecil daripada ukuran objek
aslinya. Saat fotoreseptor di retina menerima ransangan cahaya, impuls akan diteruskan
kedalam serat-serat saraf. Impuls-impuls ini dikirim disepanjang saraf optik ke pusat
penglihatan di otak depan (lobus oksipital), sehingga menghasilkan suatu kesan yang sesuai
aslinya, baik ukuran, warna maupun jarak dari objek. Selanjutnya, pembalikan bayangan
pada retina dilakukan didalam pusat optik di otak sehingga membentuk kesan objek yang
tidak terbalik.
a. struktur telinga Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar,
telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar dan telinga tengah mengandung udara
sedangkan telinga dalam berisi dua macam cairan, yaitu berupa perilimfa dan
endolimfa.
telinga luar
Telinga luar merupakan sebuah tabung terbuka pada bagian samping kepala dan masuk
hingga mencapai gendang telinga. Bagian paling luar dari telinga luar merupakan bentuk
pemanjangan dari kulit dan tulang rawan yang disebut daun telinga atau pinna. Pada manusia
dan mamalia, daun telinga berguna untuk meningkatkan konsentrasi dan mengarahkan
getaran ke dalam telinga. Saluran luar yang dekat lubang telinga dilengkapi dengan rambut-
rambut halus serta cairan lilin yang berguna untuk mencegah kotoran masuk.
telinga tengah
Telinga tengah dimulai dari gendang telinga (membran timpani), sampai ke jendela oval.
Jendela oval merupakan sebuah membran yang terdapat dibawah tulang sanggurdi. Diantara
membran timpani dan jendela oval terdapat tiga tilang kecil, yaitu tulang martil (maleus),
tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (stapes). Dari tulang-tulang kecil ini getaran
dari membran timpani diteruskan ke telinga dalam melewati jendela oval. Telinga tengah
dihubungkan dengan rongga mulut oleh pembuluh eustachius.
Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran.
Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi dengan membran sehingga disebut juga
labirin membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian, yaitu vestibula, kokle (rumah siput),
dan tiga saluran setengah lingkaran.
Rumah siput atau koklea merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar 3cm dan
bergelung seperti cangkang siput serta berisi cairan limfa. Kokle tersebut berbentuk saluran
melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala
timpani. Skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang disebut perilimfe. Skala
media juga mengandung cairan yang disebut endolimfe. Skala vestibuli berhubungan dengan
skala timpani melalui lubang kecil yang disebut helikotrema. Skala vestibuli berakhir pada
jendela oval (foramen ovale). Sedangkan skala timpani berakhir pada jendela bundar. Antara
skala vestibuli dengan skala media terdapat membran Reissner, sedangkan antara skala media
dengan skala timpani terdapat membran basiler. Di dalam skala media terdapat suatu tonjolan
yang disebut membran terktorial yang sejajar dengan membran basiler.
Di dalam skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ korti berisi
ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor vibrasi). Sel-sel rambut
tersebut terletak di antara membran basiler dan membran tektorial. Dasar dari sel reseptor
pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf
pendengar.
Bau bahan kimia yang terhirup bersama udara (berupa gas) tidak langsung naik ke
bulbus olfaktori, melainkan berdifusi di dalam lapisan mukus dan berikatan dengan reseptor
pada dendrit. Selanjutnya sel-sel reseptor olfaktori teransang dan menimbulkan impuls-
impuls saraf yang kemudian dikirim oleh saraf olfaktori ke pusat penciuman (otak)
Di otak informasi bau diolah atau diterjemahkan sehingga menimbulkan sensasi bau.
Otak dapat mengingat aroma tertentu karena tabung olfaktori berhubungan langsung
dengan pusat emosi dan memori di otak. Misalnya, saat mencium bau parfum tertentu kita
akan ingat pada seseorang yang pernah memakai parfum tersebut.
b. Kelainan Atau Penyakit Pada Hidung
Kelainan pada indera pembau anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya
kemampuan untuk membau. Hipersomnia adalah pembau yang berkelebihan tetapi
kelainan ini jarang terjadi. Disosmia adalah berubahnya pembau yang menyebabkan
penderita merasa membau bau yang tidak enak.
Pada umumnya, terdapat dua macam bentuk ujung saraf pada reseptor kulit yaitu reseptor
berujung saraf bebas dan reseptor dengan ujung saraf berselubung kapsul/selaput. Reseptor
berujung saraf bebas terdapat di seluruh jaringan tubuh dan berfungsi untuk mendeteksi rasa
sakit. Reseptor dengan ujung saraf berselubung atau berselaput dapat berupa Korpuskel
Meissner dan Diskus Merkel, berfungsi mendeteksi rangsangan sentuhan lunak, Korpuskel
Pacini mendeteksi rangsangan tekanan, Korpuskel Ruffini mendeteksi rangsangan panas dan
Korpuskel Krause mendeteksi rangsangan dingin.
Semua reseptor khusus tidak terdistribusi secara merata pada kulit. Wilayah-wilayah kulit
tertentu dapat saja jauh lebih peka dibandingkan wilayah-wilayah kulit lainnya terhadap suatu
rangsangan. Misalnya, ujung jari dan bibir sangat peka terhadap sentuhan, jauh lebih peka
dibandingkan punggung tangan.
b. Kelaina Atau Penyakit Pada Kulit
Kelainan pada kulit yaitu Jerawat, terjadi karena pori-pori kulit tersumbat sehingga
menimbulkan kantung nanah (Neutrofil mati) yang meradang. Paru/Kurap (Pitriyasis
versikolor) yaitu salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Kutu air adalah
penyakit kulit akibat terinfeksi krustasea kecil (zooplankton) penghuni air. Bisul (abses) yaitu
pembengkakan pada jaringan kulit berisi nanah (Neutrofil mati) yang disebabkan oleh
infeksi.
B. Sistem Indra Pada Hewan
Sistem Indra pada Hewan Vetebrata
Veterbrata memiliki sistem indera yang lebih berkembang dari hewan invetebrata.
Berikut ini penjelasan indera pada ikan, katak, burung dan mamalia.
1. Sistem Indra pada Ikan
Ikan memiliki indera yang disebut gurat sisi, mata, alat pedengaran dan alat
pencium. Gurat sisi berfungsi mengetahui perubahan air. Sehingga ikan
mengetahui kedudukannya didalam air.
Indra yang berkembang baik pada ikan adalah indra pecium dan indra
penglihat. Indra penglihatan pada ikan berupa sepasang mata yang dilindungi
selaput yang tembus cahaya. Indera pencium pada ikan terdapat didekat
mulutnya. Indera pendengar ikan hanya terdiri dari atas telinga dalam saja
yang berfungsi sebagai organ pendengar dan alat keseimbangan indra
pendengar ini kurang berkembang dengan baik.
2. Sistem Indra pada katak
Pada katak indera penglihatan dan indera pencium berkembang lebih baik dari
pada organ indera lainnya. Inder apenglihatan pada katak berupa mata yang
dilindungi kelopak dan membran tembus cahaya yang disebut membran
niktitans.
Membran ini berfungsi menjaga kelembaban mata selama didarat dan
menghindari gesekan selama di air. Indera pendengar pada katak hanya terdiri
dari telinga bagian tengaj dan telinga bagian dalam. Bagian telinga paling luar
berupa selaput gendang telingan (Membran timpani) yng berfungsi
menangkap getaran suara.
3. Sistem Indra pada Reptil
Indera reptil yang berkembang dengan baik adalah indera pencium. Pada kadal
dan ular, indera penciumnya terletak di langit- langit rongga mulutnya, berupa
lubang- lubang kecil yang tepinya mengandung sel- sel saraf pencium.
4. Sistem Indra pada Burung
Indera pada burung yang berkembang dengan baik adalah indera penglihatan
yaitu mata. Mata burung dapat berakomodasi dengan baik. Burung yang hiduo
dan mencari makanan pada malam hari pada retinanya banyak mengandung
sel batang. Sedangkan burung yang hidup dan mencari makanan pada
retinanya banyak mengandung sel kerucut.
Umumnya burung memiliki daya akomodasi yang sangat baik sehingga dapat
melihat mangsanya dari jauh.
5. Sistem Indra pada Mamalia
Indera mamalia umumnya berkembang dengan baik. Kepekaan indera pada
masing- masing mamalia berbeda- beda misalnnya kuncing, anjing
mempunyai indera pendengaran yang istimewa.
Selain indera pendengran, anjing memiliki indera pencium yang sangat tajam.
Menangkap getaran bunyi setinggo 150.000 Hz.
Sistem Indra Hewan Invertebrata
Sistem indera invetebrata masih sangat sederhana. Berikut inio dijelaskan
sistem indera protozoa. Coulenterata, Molusca, cacing pipih, cacing tanah dan
serangga.
1. Sistem Indra pada Hewan bersel Satu (Protozoa)
Pada umumnya tidak memiliki indera, tetapi peka terhadap rangsangan
cahaya. Bila ada cahaya kuat, amoeba dan paramaecium akan menjauh.
Englena hanya memiliki alat menerima rangsang cahaya berupa bintik mata
berwarna merah didekat flagelnya. Bila ada cahaya tersebut.
2. Sistem Indra pada Hewan Berongga (Coelenterata)
Hewan berongga seperti ubur- ubur memiliki sel- sel pigmen dan sel sensori
yang peka tehadap cahay serta sejumlah tentakel sebagai alat peraba.
3. Sintem Indra pada Hewan Lunak (Mollusca)
Bekicot mempunyai dua pasang antena. Pada sepasang antenna yang panjang,
diujungnya terdapat mata sebagai indra penglihatan, sedangkan sepasang
antena yang pendek berfungsi sebagai indera peraba.
Apabila dibagi kedalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi kedalam tiga grup
kelompok, yakni :
Kemoreseptor
Kemoreseptor Yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu
indera pembau (hidung) dan indera pengecap (lidah). Penciuman, penghiduan, atau
olfaksi, adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor
tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada
antena invertebrata.
Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau, pada
kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada organisme yang hidup di air, seperti
ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya.
Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor. Zat kimia
yang mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat kecil,
disebut dengan bau.
Mekanoreseptor
Mekanoresptor Yaitu alata indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat,
tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit) dan indera pendengaran
(telinga). Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia
dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran
yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak.
Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat
mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz
sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus
menerus, sistem pendengaran dapat menjadi rusak.
Photoreseptor/ Fotoreseptor
Photoreseptor Yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti
indera penglihatan atau mata. Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenali
cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan untuk
melihat adalah mata. Banyak binatang yang indra penglihatannya tidak terlalu tajam
dan menggunakan indra lain untuk mengenali lingkungannya, misalnya pendengaran
untuk kelelawar.