Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena alam
sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk hidup,
khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga
keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan
memberikan indera kepada setiap makhluk hidup.
Indera manusia yang berupa mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit merupakan
indera yang digunakan setiap harinya untuk menanggapi rangsangan dari luar. Sehingga,
perlu bagi kita mempelajari fisiologi sistem indra pada hewan dan manusia. Indera ini
berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di dalam
maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor
khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan
yang terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi dua, yaitu
interoreseptor dan eksoreseptor. Selain
Salah satunya cara reseptor menyampaikan informasi ke sistem saraf pusat hanya
dalam bentuk potensial aksi yang dirambatkan melalui serabut saraf, maka reseptor harus
mengubah berbagai bentuk energi stimulus menjadi energi listrik (potensial aksi). Proses
pengubahan energi stimulus menjadi listrik ini dikenal sebagai tranduksi. Proses ini
melalui proses depalarisasi reseptor yang menghasilkan perubahan potensial membran.
potensial membran dikenal sebagai potensial reseptor pada reseptor sel khusus, dan disebut
potensial generator bila reseptor merupakan ujung saraf eferen. Selain itu perlu ketahui
mekanisme terjadinya indra khusus dan indra umum.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimanakah sistem indera penglihat (mata) pada manusia?
1.2.2 Bagaimanakah sistem indera pendengar (telinga) pada manusia?
1.2.3 Bagaimanakah sistem indera peraba (kulit) pada manusia?
1.2.4 Bagaimanakah sistem indera pengecap (lidah) pada manusia?
1.2.5 Bagaimanakah sistem indera pembau (hidung) pada manusia?
1.2.6 Bagaimanakah sistem indera pada hewan ?
1.2.7 Apa perbedaan potensial reseptor dan potensial generator?
1.2.8 Bagaimana mekanisme terjadinya sensasi indra umum ?
1.2.9 Bagaimana mekanisme terjadinya sensasi indra khusus ?
1.2.10 Bagaimana kelainan-kelainan pada sistem indra?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sistem indera penglihat (mata) pada manusia
1.3.2 Untuk mengetahui sistem indera pendengar (telinga) pada manusia
1.3.3 Untuk mengetahui sistem indera peraba (kulit) pada manusia
1.3.4 Untuk mengetahui sistem indera pengecap (lidah) pada manusia
1.3.5 Untuk mengetahui sistem indera pembau (hidung) pada manusia
1.3.6 Untuk mengetahui sistem indera pada hewan
1.3.7 Untuk mengetahui perbedaan potensial reseptor dan potensial generator
1.3.8 Untuk mengetahui mekanisme terjadinya sensasi indra umum
1.3.9 Untuk mengetahui mekanisme terjadinya sensasi indra khusus
1.3.10 Untuk mengetahui kelainan-kelainan pada sistem indra?
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Indera Penglihatan

Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut fotoreseptor.
Setiap mata mempunyai lapisan reseptor, sisten lensa, dan sistem saraf, indra penglihatan yang
terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari organ okuli assoria (alat bantu mata) dan
okulus (bola mata). Saraf indra penglihatan, saraf optikus (urat saraf kranial kedua), muncul
dari sel-sel ganglion dalam rebina, bergabung untuk membentuk saraf optikus. Mata
mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang
disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak
mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
A. Organ-organ pada indra penglihatan, meliputi
a)Konjungtiva
Konjungtiva berfungsi melindungi kornea dari gesekan.
b) Sklera
Skelera berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat
melakatnya otot mat
c) Otot-otot
Otot-otot yang melekat pada mata :
1. Otot Silaris : berfungsi untuk mengubah bentuk lensa mata bukan ukuran pupil
2. Otot Rektus: berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke
bawah.
d). Kornea
Kornea berfungsi menerima cahaya yang masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan
berkas cahay Kornea a sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan (memungkinkan lewatnya
cahaya dan merefraksi cahaya).
e) Koroid
Koroid berfungsi penyuplai retina (mengandung pembuluh darah) dan melindungi refleksi
cahaya dalam mata.
f). Badan Siliaris
Badan siliaris berfungsi menyokong lensa, mengandung otot yang memungkinkan lensa
berubah bentuk, dan mensekresikan aqueous humor (humor berair).
g). Iris
Iris berfungsi memberikan warna
h) Pupil
Berfungsi untuk mengatur tempat masuknya cahaya
i). Lens
Lensa berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa.
j). Retina
Retina berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf dan
menghantarkan impuls ke saraf optik (II). Pada bagian retina, terdapat sel batang berjumlah
sekitar 125 juta buah dalam setiap mata. Sel batang, sangat peka terhadap intensitas cahaya
rendah, tetapi tidak mampu membedakan warna. Oleh karena itu, kita mampu melihat dimalam
hari tetapi yang terlihat hanya warna hitam dan putih saja. Bayangan yang dihasilkan dari sel
ini tidak tajam. Selain sel batang terdapat juga sel kerucut (sel konus) berjumlah sekitar 5 juta
pada bagian mata. Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan
untuk penglihatan siang hari dan untuk membedakan warna.
k) Vitreous Humor (Humor Bening)
Vitreous humor (humor bening) berfungsi menyokong lensa dan menolong dalam menjaga
bentuk bola mata.
l) Aqueous Humor (Humor Berair)
Aqueous humor (humor berair) untuk menjaga bentuk kantong depan bola mata.
m). Kelopak Mata (Palpebra)
Kelopak mata berfungsi pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata
(menutup dan membuka mata)
n) Fovea
Fovea bertanggung jawab terhadap ketajaman penglihatan yang sangat dibutuhkan manusia
untuk membaca, mengendarai kendaraan atau melakukan aktivitas apapun yang memerlukan
ketajaman penglihatan
o) Bintik Buta
Bintik buta (cakram optik) adalah adalah titik keluar akson sel ganglion yang meninggalkan
mata. Karena tidak terdapat batang atau kerucut yang menutupi cakram optik, muncullah titik
buta kecil. Bintik buta juga merupakan tempat masuknya pembuluh darah yang memasok
retina. Fungsi bintik buta adalah untuk menghubungkan saraf optik dengan mata.
p)Saraf Optik
Saraf optik atau saraf kranial adalah pasangan saraf yang mentransmisikan informasi visual
dari retina ke otak. Pada manusia, saraf optik berasal dari batang optik yang terdiri dari akson
dan sel ganglion retina. Fungsi saraf optik adalah meneruskan semua informasi visual termasuk
persepsi kecerahan, persepsi warna, dan kontras. Selain itu juga berfungsi menyampaikan
impuls yang bertanggung jawab pada refleks cahaya dan refleks akomodasi.
q)Ligamen Suspensor
Ligamen kuat yang menghubungkan otot-otot siliaris dengan lensa. Berfungsi merubah bentuk
lensa dengan kontraksi dan relaksasi otot-otot siliaris.
B. Cara kerja mata
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara
mengubah fokus lensa. Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami
pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan
vitreous humor. Pembiasan terbesar terja di di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda
akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel
basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam
pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang.
Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan
pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna,
makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning
hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein
dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai
menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap.
Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga
adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan
gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap
warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut, mata dapat menangkap
spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum).
Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum).
Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut,
sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat
kecil sehingga sinar tampak paralel. Baik sinar dari obyek
yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan)
untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek
terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan
penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea.
Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak
pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh.
Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan
cara mengubah bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh
difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari
obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan
pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari.
Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga
memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai
a. Akomodasi mata saat
akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot
melihat jauh
siliari relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa
b. Akomodasi mata saat
membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah.
melihat dekat
Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa
sehingga lensa memanjang dan pipih. Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda
disebut daya akomodasi.
C. Kelenjar Air Mata
Air mata adalah kelenjar yang diproduksi oleh proses lakrimasi untuk membersihkan dan
melumasi mata. Kata lakrimasi juga dapat digunakan merujuk pada menangis. Menangis
biasanya menjadi penyebab utama keluarnya air mata dan dengan menangis dapat mengobati
segala rasa sedih akibat kegalauan yang kita hadapi. Ketika air mata akan keluar, dapat
dirasakan darah mengalir naik ke kepala. Darah itulah yang menjadi asal dari air mata.
Meskipun air mata berasal dari cairan darah, airmata tidak berwarna merah. Hal ini disebabkan
karena ketika cairan darah masuk ke dalam kelenjar air mata, dinding sel yang dilalui bekerja
untuk menyaring unsur warna merah yang terdapat dalam sel darah merah sehingga
menghasilkan cairan bening yang disebut dengan airmata.

Air mata dihasilkan di kelenjar air mata (lacrimal gland), letaknya di ujung luar atas mata
di daerah pelipis. Setiap mata punya kelenjar masing-masing. Lalu, air mata akan keluar ke
konjungtiva (bagian merah yang ada di balik kelopak mata) dan membasahi seluruh bola mata
saat berkedip. Sebagian air mata ada yang keluar menetes seperti yang kita lihat saat orang
menangis, namun ada sebagian lagi yang masuk ke lubang kecil (punctum lakrimale) di ujung
atas dan bawah mata dekat hidung. Lubang itu akan menyalurkan air mata ke dalam hidung
lewat lacrimal canaliculus. Ini sebabnya saat kita menangis, rasanya seperti saat sakit pilek
karena hidung kita dipenuhi oleh air mata dan ingus.
2.2 Indera Pendengar (Telinga)
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara dan juga
banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Suara adalah bentuk energi yang
bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga
yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf
pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan
otak (nervus vestibulokoklearis).
Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan
telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan
getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima
rangsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

A. Bagian-bagian telinga
1. Telinga luar
Telinga luar meliputi daun telinga (pinna), liang telinga (meatus auditorius eksternus),
dan saluran telinga luar. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara
ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks
pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga.
Saluran ini merupakan hasil susunan tulang rawan yang dilapisi kulit tipis. Di dalam saluran
ini terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau
kotoran telinga. Bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut.
Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam.
Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang
mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga
yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak
dan membentuk saluran menuju gendang telinga.
2. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang
berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar
seimbang. Telinga tengah meliputi gendang
telinga, 3 tulang pendengaran yaitu martir
(malleus) menempel pada gendang telinga,
tulang landasan (incus), kedua tulang ini
terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka
bergerak sebagai satu tulang, dan tulang
sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Muara tuba eustachi yang
menghubungkan ke faring juga berada di telinga tengah. Getaran suara yang diterima oleh
gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran
akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang
terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
3. Telinga dalam

Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin
membran.
Labirintus oseus
1. Vestibulum (bagian tengah labirin osseus)

2. Koklea (rumah siput)

3. Kanalis semisirkularis. Tda : KSS superior , inferior et posterior, dan lateralis.

Labirintus membranosa

1. Utrikulus
2. Sakulus

3. Ductus semisirkularis

4. Ductus koklearis

Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah
lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya
terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.

Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang
sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan
saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan
satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah
terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani
terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai
membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel
sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan
dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan
berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang
peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ korti.
B. Cara kerja telinga
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.
Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea
pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran
cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam
saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan
membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani.
Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan
frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel
rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial,
terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan
sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat
pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
C. Susunan dan cara kerja alat keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran
yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam
utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut
ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang
menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat
keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang
mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula.
Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala. Alat
keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya
berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala
mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke
otak.
2.3 Indera Peraba (Kulit)
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas,
dingin, sakit, dan tekanan. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah
epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis.
Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang.
A. Bagian-bagian kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan
dermis. Pada lapisan epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun
atas empat lapis sel yaitu:
 Stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya.
 Stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan
kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam
(melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau
kecoklatan.
 Stratum lusidum merupakan lapisan yang transparan.
 Stratum korneum merupakan lapisan yang paling luar.
Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat
yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur,
sehingga kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk
kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang
membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada
setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa
takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat
timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari
kerusakan mekanik.
Macam-macam reseptor pada kulit
1. Korpuskula Pacini : tekanan
Ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum,
mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Korpuskulus ini berfungsi untuk
menerima rangsangan tekanan yang dalam.
2. Korpuskula Ruffini : panas
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai
sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung.
Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.
3. Korpuskula Krause : dingin
Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia
eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut.Korpuskel ini berguna sebagai
mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.
4. Korpuskula Meissner : sentuhan
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir,
puting dan genetalia. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan
diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya
berdekatan).
5. Korpuskula ujung saraf terbuka: rasa nyeri
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas padabanyak jaringan tubuh
dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit.Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat
saraf yang tak bermielin, atau seratsaraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah
kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di
antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin
berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda
mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak
cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
a. Cara Kerja Kulit
Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas, dingin, tekanan, dan nyeri.
Ketika kulit menerima rangsang, rangsang tersebut diterima oleh sel-sel reseptor. Selanjutnya,
rangsang akan diteruskan ke otak melalui urat saraf. Oleh otak, rangsang akan diolah.
Akibatnya, kita merasakan adanya suatu rangsang. Otak pun memerintahkan tubuh untuk
menanggapi rangsang tersebut.

2.4 Indera Pengecap (Lidah)


Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap
yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Menggunakan lidah, kita dapat membedakan
bermacam-macam rasa. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang
dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada parit-parit papila
bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila
berbentuk benang.
A. Bagian-bagian lidah
Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus,
tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada
lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik. Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya
tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1. Papila filiformis berbentuk seperti benang halus.
2. Papila sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah.
3. Papila fungiformis berbentuk seperti jamur.

Gambar Struktur lidah dan pembagian daerah perasanya

Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel
yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel
penyokong berfungsi untuk menopang. Bagian-bagian lidah:
1. Bagian depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis.
2. Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam.
3. Bagian belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.
Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim amilase
(ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula. Letak kelenjar
ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di belakang telinga, dan kelenjar ludah bawah terdapat
di bagian bawah lidah.
B. Cara Kerja Lidah
Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan merangsang
ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat saraf
pengecap di otak. Selanjutnya, otak menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat
merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman.
2.5 Indera Pembau (Hidung)
Saat manusia baru lahir indera penciumannya lebih kuat dari manusia dewasa, karena
dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya. Indera penciuman manusia dapat mendeteksi
2000 - 4000 bau yang berbeda. Indera pembau manusia berupa kemoreseptor yang terdapat di
permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak
bergerombol seperti tunas pengecap.
A. Bagian-bagian hidung

Organ penciuman
1. Terdiri dari 2 ruang yang dipisahkan oleh septum pada bagian tengah
2. 1/3 bagian atas terbentuk oleh tulang
3. 2/3 bagian bawah merupakan struktur kartilago/tulang rawan
4. Septum & dinding inferior hidung: Dilapisi oleh membran mukosa yang kaya akan
aliran darah; trauma pada hidung biasanya menimbulkan perdarahan.
5. Nares anterior (nostrils): Pintu masuk rongga hidung, dilapisi kulit dan rambut halus.
6. Nares posterior: Penghubung rongga hidung dengan nasofaring

Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan
nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis.
Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket. Rongga
hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru
paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung
di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan palate. Di rongga hidung bagian
atas terdapat sel-sel reseptor atau ujung- ujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini
timbul bersama dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir yang berada di dalam rongga
hidung bagian atas. dapat membau dengan baik. Mucous membrane, berfungsi menghangatkan
udara dan melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna
untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-
paru.

Sinus adalah rongga kecil berisi udara yang terletak di belakang tulang pipi dan dahi. Ada
3 macam sinus yaitu :
1. Sinus Paranasal ( di belakang tulang dahi)
Merupakan saluran yg membuka jalan diantara rongga hidung. Rongga yg berisi udara,
dilapisi dg silia membran mukosa mengelilingi sepanjang rongga hidung. Fungsi nya
untuk mengatur getaran udara selama berbicara. Mengurangi berat / beban dari
tengkorak / tulang kepala
2. Sinus cont (di belakang tulang pipi)
a. Sinus Maxilla : Merupakan sinus terbesar dan mudah dipalpasi, terletak dikedua
sisi hidung didalam tulang maxila
b. Sinus frontal : Terletak diantara ujung alis medial dan diatas mata
c. Sinus sphenoid : Terletak didekat rongga hidung
d. Sinus ethmoid : Diantara mata dan hidung
B. Cara kerja hidung
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Di atap
rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul
bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Reseptor ini
jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh reseptor,
sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim
sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak, bau apakah yang telah tercium oleh hidung
kita, apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya bau selokan.
2.6 Sistem Indra pada Hewan
Pada umumnya semua jenis indera yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki oleh mamalia.
Mamalia memiliki lima macam alat indera. Masing-masing alat indera tersebut juga
berkembang dan berfungsi dengan baik. Beberapa jenis mamalia, bahkan memiliki alat indera
dengan kepekaan yang sangat kuat terhadap rangsangan.

A. Sistem Indra pada Mamalia


1. Kucing memiliki tiga macam indera istimewa, yaitu indera penglihat, pendengar, dan
peraba. Mata kucing dapat melihat dengan baik meskipun pencahayaan di lingkungan
redup atau agak gelap pada malam hari. Dalam keadaan demikian, sinar matanya
berwarna kehijauan. Warna hijau itu berasal dari pantulan suatu lapisan di bagian
belakang matanya. Pendengaran kucing sangat tajam karena daun telinganya mampu
menangkap getaran bunyi sebanyak-banyaknya. Kucing juga memiliki kumis yang
panjang dan kaku sebagai indera peraba yang sangat peka.
2. Anjing memiliki indera pencium dan pendengar yang sangat baik. Daya penciumannya
yang tajam membuat anjing mampu mengikuti bau mangsanya sampai beberapa
kilometer. Anjing pelacak dapat menemukan persembunyian seorang penjahat dengan
mencium jejaknya. Telinga anjing juga dapat digerakkan dan ditegakkan sehiñgga
mampu menangkap getaran bunyi dengan sangat baik.
B. Sistem Indra pada Reptil
Indera pada reptilia yang berkembang dengan baik adalah indera pencium. Kadal,
komodo, dan ular memiliki indera pencium yang disebut organ Jacobson. Organ Jacobson
ditemukan pertama kali pada abad ke-19 oleh seorang ilmuwan Denmark yang bernama L.L.
Jacobson. indera tersebut terletak di langit-langit rongga mulut. Kadal, ular, dan komodo
sering menjulurkan lidahnya untuk mencium bau mangsa dengan cara mengambil bau yang
telah ditinggalkan mangsanya di udara dan di tanah. Sebagai pemakan bangkai, komodo
memiliki indera pencium yang sangat tajam. Hewan ini dapat mencium darah segar dari jarak
empat kilometer. Beberapa jenis ular, misalnya ular derik, memiliki indera yang peka terhadap
rangsang panas. Indera itu begitu peka sehingga dapat membedakan dua benda dengan suhu
yang hanya berbeda sepersepuluh ribü derajat celsius. Dengan indera tersebut, ular dapat
berburu mangsa pada waktu gelap.

C. Sistem Indra pada Aves


Indera penglihat dan indera keseimbangan burung berkembang dengan baik. Kedua
macam indera tersebut memungkinkan burung dapat terbang lurus, menukik, atau membelok
dengan cepat. indera keseimbangan burung terletak di dalam rongga telinga dan berhubungan
dengan otak kecil.

Otak kecil burung berukuran besar karena berkembang dengan baik sebagai pusat
keseimbangan tubuh burung pada saat terbang. Sebagian besar burung memiliki indera
penglihat yang sangat membantu burung untuk
mendapatkan makanan, untuk menemukan musuh,
maupun untuk terbang. Mata burung mampu
berakomodasi dengan cara mengubah bentuk lensa
matanya. Pada saat burung melihat benda yang jauh,
lensa mata burung akan memipih. Sebaliknya, pada
saat burung melihat benda yang dekat, lensa mata
burung akan mencembung.
Pada umumnya mata burung terletak di sisi kin dan kanan
kepalanya agar dapat melihat keadaan di sekelilingnya tanpa
harus memutar kepala. Burung yang banyak beraktivitas pada
siang hari. memiliki retina mata yang lebih banyak
mengandung sel-sel kerucut. Sel kerucut tersebut peka
terhadap cahaya yang kuat. Pada retina burung juga terdapat
pektin yang merupakan kelanjutan dari saraf mata ke bola
mata. membentuk lipatan, dan di dalamnya terkandung
banyak pigmen. Fungsi pektin tersebut belum diketahui
secara pasti, diduga berhubungan dengan indera penentu arah.
Pektin pada burung yang biasa terbang tinggi. misalnya
merpati, berkembang dengan baik.

D. Sistem Indra Pada Cacing


Indera cacing tanah yang berkembang cukup baik adalah indera penerima rangsang cahaya.
indera tersebut terdapat di seluruh permukaan tubuh dan hanya berfungsi untuk membedakan
gelap dan terang, tidak dapat membedakan warna. indera penerima rangsang cahaya pada
cacing tanah tersusun oleh sel-sel yang peka cahaya. Sel-sel tersebut terletak pada permukaan
tubuh cacing terutama di bagian punggung (dorsal).
2.10 Kelainan-kelainan pada sistem Indra
A. Buta Warna
Buta warna adalah penglihatan warna-warna yang tidak sempurna, di mana warna kurang
atau tidak dapat dibedakan yang terjadi karena mata tidak mempunyai sekelompok sel kerucut
penerima warna.2 Buta warna umumnya dianggap lebih banyak terdapat pada laki-laki
dibanding dengan wanita dengan perbandingan 20:1. Buta warna dikenal berdasarkan istilah
Yunani, yaitu protos (pertama, yaitu merah), deutros (kedua, yaitu hijau), dan tritos (ketiga,
yaitu biru).1 Penurunan penglihatan warna ini dapat menjadi indikator sensitif untuk berbagai
jenis penyakit tertentu pada nervus optikus atau makula yang didapat, seperti pada neuritis
optik atau kompresi nervus optikus oleh suatu massa.

Kartu Ishihara.
Dengan penglihatan warna yang normal akan membaca
angka 74 sedangkan penyandang buta warna merah hijau
(tidak dapat membedakan warna hijau, kuning, jingga,
merah) akan membaca angka 21 (samping).

B. Cacar Air (Cangkrang)


Cacar adalah penyakit virus yang menular lewat udara sehingga menginfekasi tubuh.
Jenis virus ini juga banyak, ada cacar air, cacar ular dll. Gejala awal cacar seperti demam, sakit
kepala, lemas.muncul merah-merah seperti bintilan yang berisi air pada hari kedua. Hari kelima
dan keenam baru mengering dan mengoreng dengan waktu yang lama. Cacar juga seringkali
menimbulkan bekas, jika penderita sering menggaruk bagian tubuh yang luka
Penyakit cacar air, secara medis disebut varisela, umumnya diderita oleh anak-anak
berusia di bawah 10 tahun. Penyakit ini juga bisa menyerang orang dewasa dan umumnya
gejala yang muncul lebih berat daripada anak-anak. Hampir semua orang dewasa yang pernah
mengidap cacar air tidak akan tertular lagi.
Penyakit yang disebabkan oleh virus varicella zoster ini umumnya ditandai dengan
kemunculan ruam pada kulit sebagai gejala utamanya. Ruam tersebut akan berubah menjadi
bintil merah berisi cairan yang terasa gatal yang kemudian akan mengering, menjadi koreng,
dan terkelupas dalam waktu 7 hingga 14 hari. Bagian-bagian tubuh yang biasa ditumbuhi bintil
cacar air adalah wajah, belakang telinga, kulit kepala, dada, perut, lengan, serta kaki.
Menurut dokter Maria Mubarika dari RS Mulia Tanggerang, cacar seringkali diartikan
sebagai penyakit wajib yang harus dialami setiap orang, sekali seumur hidupnya. Padahal tidak
demikian. Cacar yang sifatnya menular, mudah menyebar luas pada setiap orang yang memang
dekat dengan penderita cacar. Dokter muda yang biasa disapa Marika tersebut mengatakan,
tidak semua orang bisa terkena cacar. Bahkan jika seseorang dengan imunitas yang bagus, bisa
meminimalisir penyebaran cacar di tubuhnya. Salah satunya tak terjadi bintil-bintilan besar.
C. Presbiopi, Hipermetropi dan Miopi

Gambar Kelainan mata : (a) Miopi, (b) Hipermetropi


1. Presbiopi
Presbiopi adalah penyakit mata karena proses penuaan, disebut juga mata tua. Pada anak-
anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak umur 11 tahun. Makin tua,
jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40-50 tahun terjadi perubahan yang menyolok,
yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh karena itu memerlukan pertolongan kaca mata untuk
membaca berupa kaca mata cembung (positif). Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa
berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap.
2. Hipermetropi
Hipermetropi atau mata jauh dapat terjadi pada anak-anak. Hipermetropi disebabkan bola mata
terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang retina. Penderita hipermetropi ini
tidak dapat melihat benda yang dekat atau biasa disebut rabun dekat.
3. Miopi
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu panjang
sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina. Pada
penderita miopi ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh biasa disebut rabun jauh, mereka
hanya dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong
dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasa terjadi pada anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006. Knowledge Antomi. Progam animasi anatomi

Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang.Jurusan Biologi UM.

Anda mungkin juga menyukai