Anda di halaman 1dari 43

Panca Indra

Kelompok 5 :

- Afifah Rahmiva Dewi (01)


- Amelia Silvera (03)
- Delia Rizkania Mutiara Putri (08)
- Hani Dwi Witantri (17)
- Wera Thalut Malika (35)
SUMBER SENSASI
Ekstrareseptor
● Sensitif terhadap stimulus external terhadap tubuh dan terletak di dekat
permukaan tubuh. misal: sentuhan, tekanan, nyeri pada kulit dan suhu
Propioseptor
● Terletak pada otot, tendon, persendian
Interoseptor
● Dipengaruhi oleh stimulus dan muncul dalam organ viseral dan pembuluh darah
yang memiliki inervasi motorik dari SSO.Contoh stimulis terjadi akibat perubahan
peroses digesti, eksresi, dan sirkulasi
JENIS SENSASI YANG TERDETEKSI
Mekanoreseptor
● Sensitif terhadap regangan, vibrasi, tekanan, propiosepsi, pendengaral, dan ekuilibrium
Termoreseptor
● Sensitif terhadap perubahan suhu
Nosireseptor ( Reseptor Nyeri )
● Sensitif terhadap kerusakan jaringan
Fotoreseptor
● Mendeteksi energi cahaya
Kemoreseptor
● Sensitif terhadap perubahan ion, PH, Kadar gas darah dan glukosa.
UJUNG RESEPTOR SENSORIK

1. Ujung saraf bebas


- Tidak memiloki lapisan selular dan terhadap dalam kulit, jaringan ikat, dan
pembuluh darah
- saraf ini merasakan nyeri, sentuhan ringan dan suhu
UJUNG RESEPTOR SENSORIK

2. Ujung saraf berkapsul


- Terbungkus dalam bermacam jenis kapsul dan terletak dikulit, otot,
persendian dan organ tubuh
- Korpusles Pacinian : mendeteksi stimulus dan tekanan vibratori. Korpules
ini banyak terdapat pada jari tangan, genetalia eksternal dan payudara
- Reseptor ini mudah beradaptasi dan merespon stimulasi taktil dan rasa sakit
yang datang
- Korpuskel Meissner dan diskus Merkle mendeteksi sentuhan
- Kospuskes Ruffini responsif terhadap tegangan disekitar jaringan ikat dan
memantau tekanan. Ditemukan ada permukaan plantar kaki
UJUNG RESEPTOR SENSORIK

- Ujung Bulbus Krause tipis berkapsul dan dipercaya berkontribusi terhadap


tekanan, sentuhan, kesadaran akan posisi dan kesadaran akan gerakan

- Spindel neuromuskular memantau tonus otot (tegangan dan tegangan)


dalam otot dan organ tendon golgi memantau tegangan rendah
Indra penglihatan
Alat tambahan pada mata

a. Alis mata
Rambut kasar yang terdapat di atas mata secara melintang dan tersusun rapi, alis mata ini
berfungsi untuk memperindah dan melindungi mata dari keringat.
b. Bulu mata
Bulu yang terletak pada ujung kelopak mata yang berfungsi untuk memperindah mata, melindungi
bola mata dari masuknya debu dan partikel.
c. Aparatus lakrimalis (Kelenjar air mata)
Saluran yang mengalirkan air mata menuju konjungtiva (bagian kelopak mata atas). Air mata ini
berfungsi untuk membasahi dan membersihkan bola mata, kedipan mata pun dapat membantu
penyebaran air mata.
Air mata ini mengalir ke kanalis lakrimalis dan bermuara di rongga hidung, maka apabila seseorang
sedang menangis akan mengeluarkan cairan dari hidung.
Indra penglihatan
Alat tambahan pada mata

d. Kelopak mata
Bagian mata yang dapat digerakkan untuk membuka dan menutup mata. Kelopak mata ini ada
bagian atas dan bagian bawah. Kelopak mata bagian atas mempunyai otot yang disebut levator palpebrae
yang dapat menarik mata untuk terbuka, sedangkan kelopak mata bawah mempunyai otot orbikularis okuli
untuk menutup mata.

Lapisan kelopak mata ada 5 yaitu:


a. Konjungtiva
b. Kelenjar meibomian
c. Lapisan tarsal
d. Otot orbikularis okuli
e. Jaringan ikat.
Anatomi mata
1. Kornea (selaput tanduk)
Selaput bening di bagian depan
bola mata yang berguna untuk melewatkan
cahaya yang masuk dari luar. Bagian ini
menstransmisi cahaya dan memfokuskan
berkas cahaya. Kornea ini adalah perpanjangan
anterior yang transparan pada sklera di bagian depan mata.

Sklera: Memberi bentuk pada bola mata bagian terluar dari bola mata yang
berguna untuk melindungi bagian dalam bola mata.
Anatomi mata
2. Aqueous humor
Cairan mata yang membantu membawa nutrisi ke
jaringan mata.

3. Iris (selaput pelangi)


a. Bagian mata yang berwarna bening
b. Bagian mata yang mengandung zat
warna (hitam, cokelat, hijau, atau biru)
c. Memusatkan cahaya supaya tepat masuk ke pupil.
Ini berlangsung diluar kesadaran kita (otonom).

4. Pupil
Lubang pada bagian tengah iris yang berguna dalam mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk.

5. Lensa
Struktur bikonveks (cembung) yang bening tepat dibelakang pupil.
d. Dapat menjadi cembung atau pipih berguna dalam mengatur pembentukan bayangan
e. Mengatur cahaya agar tepat jatuh dibagian bintik kuning.
Anatomi mata
6. Vitreous humor
Cairan mata ke-2. Merupakan struktur yang seperti jeli
dan mengisi bagian belakang mata serta berperan
untuk mempertahankan bentuk mata dan menahan
retina agar tetap pada tempatnya.

7. Lapisan bola mata


a. Sklera (luar)
Bagian terluar dari bola mata yang berguna untuk melindungi bagian dalam bola mata.
b. Tidak tembus cahaya
c. Bagian warna putih pada mata kita (namun bagian depannya mengalami modifikasi menjadi kornea karena
untuk proses menangkap cahaya).
d. Koroid (tengah)
a. Ada banyak pembuluh darah
b. Berwarna cokelat karena banyak mengandung zat warna (pigmen).
Anatomi mata
c. Retina (dalam)
d. Bintik Fovea (kuning)
Daerah yang sangat mudah menerima
cahaya yang masuk.
e. Bintik buta
Tidak bisa melihat bayangan.
Anatomi mata
Ada 2 tipe umum reseptor cahaya di retina, yaitu :
a. Sel Kerucut
❏ Jumlahnya sekitar 6,5 juta di masing-masing mata.
❏ Digunakan untuk penglihatan siang hari (fotopik).
❏ Berguna untuk melihat detail halus dan mengenali beragam warna.
❏ Tersebar di seluruh retina, terutama di fovea sentralis.
❏ Memiliki sensitivitas maksimum di panjang gelombang sekitar 550 nm
pada region kuning hijau.
❏ Mempunyai kemampuan melihat detil yang halus dan
membedakan warna.
b. Sel Batang
❏ Jumlahnya sekitar 120 juta di masing-masing mata.
❏ Digunakan untuk penglihatan malam hari (skotopik).
❏ Berguna untuk penglihatan perifer.
❏ Tidak tersebar merata di retina namun memiliki kepadatan maksimum di sudut sekitar 20̊.
❏ Memiliki sensitivitas maksimum di panjang gelombang sekitar 510 nm pada region biru-hijau.
❏ Tidak dapat membedakan warna dan kemampuan resolusinya buruk tetapi memiliki kepekaan yang tinggi
terhadap sinar dibanding sel kerucut
Mekanisme melihat
1. Sumber cahaya masuk ke mata melalui kornea, aqueous humor
2. Kemudian melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris
3. DIbiaskan oleh lensa
4. Kemudian terbentuk bayangan di retina (nyata, terbalik, diperkecil)
5. Lensa bertugas memfokuskan cahaya yang memasuki mata pada lapisan retina
6. Rangsangan cahaya tadi diterima sel-sel reseptor
7. Sel-sel batang dan kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik dalam bentuk impuls
8. Dikirim ke otak untuk memberikan pesan tentang cahaya yang ditangkap
9. Otak mengirim balik sinyal dan memerintahkan sejauh mana otot disekitar iris harus mengerut
10. Bayangan yang ketika mengenai mata tadi berwujud seperti foto, cahaya ini meneruskan
perjalanannya dalam bentuk sinyal listrik
11. Sinyal inilah yang berisi informasi visual objek yang kita lihat dalam ukuran sebenarnya tidak
terbalik.
Adaptasi terhadap gelap dan terang
Adaptasi Kemampuan mata untuk menyesuaikan diri pada intensitas cahaya yang berubah-ubah.
1. Adaptasi gelap - skotopik
Pada keadaan ini, kuat cahaya pada objek visual berada dibawah 0,001cd/m2. Dalam hal ini karena cahaya
yang sangat minim maka objek visual hampir tidak terlihat atau tidak terlihat sama sekali.
Apabila kita masuk ke ruangan yang gelap beberapa waktu mata seakan-akan buta, tetapi secara berangsur-
angsur kita akan melihat lintasan cahaya lemah dan akhirnya detail dari lingkungan menjadi nyata. Hal ini
disebabkan diperlukan waktu untuk pergantian fungsi sel kerucut (melihat terang) ke awa fungsi sel batang (melihat
gelap). Adaptasi gelap berlangsung secara sempurna setelah 40 menit.
Adaptasi gelap akan terjadi berubahan sebagai berikut.
a. Lubang pupil melebar.
b. Retina menjadi lebih peka.
c. Terjadi pembentukan rhodopsi di dalam sel batang.
Adaptasi terhadap gelap dan terang

2. Adaptasi terang - fotopik


Pada keadaan ini, kuat cahaya pada objek visual berada diatas 3cd/m2, sehingga objek terlihat dengan
sangat jelas. Apabila kita keluar dari ruangan yang gelap menuju ruangan yang terang, maka mata akan merasa
silau, meskipun cahaya yang datang pada kita tidak terlalu kuat.
Adaptasi terang akan terjadi perubahan sebagai berikut:
a. Lubang pupil mengecil (myosis)
b. Kepekaan retina akan menurun.

2. Adaptasi redup - mesopik


Pada keadaan ini, kuat cahaya pada objek visual berada antara 0,001cd/m2 sampai dengan 3cd/m2. Dalam hal ini
karena keterbatasan cahaya yang tersedia maka objek terlihat mulai samar. Penglihatan dan persepsi yang
dihasilkan 20% - 90% nyata pada objek visual tersebut dan sisanya 10% - 80% merupakan imaginasi dari
pengamat, sehingga sebagian persepsi yang terjadi merupakan interpretasi dari manusia itu sendiri.
Kelainan mata
a. Kelainan Fisiologis
Kelainan itu terjadi pada usia 40 tahun ke atas dan dinamakan “Presbyopia”, yaitu lensa mata mulai
kaku tidak bisa berakomodasi sehingga tidak dapat melihat dekat. Hal ini disebabkan oleh lensa
kehilangan elastisitasnya karena bertambahnya usia.

b. Kelainan Kelainan Patologis


Kelainan ini tidak selalu terjadi pada setiap orang.
c. Myopia (terang dekat), pada kasus ini sinar sejajar yang berasal dari tempat yang tak
terhingga, oleh lensa dibiaskan langsung jatuh di depan retina, sehingga bayangan menjadi
kabur.
d. Hypermetropia (terang jauh) Pada keadaan ini sinar sejajar yang diterima dibiaskan oleh
lensa ke belakang retina, sehingga bayangannya akan 20 kabur.
e. Astigmatisme, yaitu tidak sesuainya lengkung vertikal dengan lengkung horizontal bola mata.
Indera Pendengaran
telinga (indra pendengaran )merupakan salah
sebuah organ yang mampu mendeteksi atau
mengenal suara dan juga banyak berperan
dalam keseimbagan dan posisi tubuh. telinga
terbuat dari daging dan tulang rawan, yang
bentuknya mirip dengan (rumah siput). telinga
berjumlah sepasang, satu sama lainnya
terletak simetris pada bagian yang berlawanan
di kepala, untuk menjaga keseimbangan dan
lokalisasi suara. suara adalah bentuk energi
yang melewati udara, air, atau benda lainnya
dalam sebuah gelombang.
Anatomi Telinga

Terdiri dari tiga bagian, yaitu :

a) Telinga bagian luar

b) Telinga bagian tengah

c) Telinga bagian dalam.


Anatomi telinga luar
Telinga luar atau auris external terdiri dari daun telinga
(auricula), liang telinga (meatus acusticus externus) dan dibatasi
oleh gendang telinga atau membran tympani. Telinga ini terletak
pada pars tympanicaossis temporalis, berbatasan dibelakang
dengan processus mastoideus.

1. Daun telinga : terdiri dari tulang rawan elastis yang berfungsi


untuk mengumpulkan getaran suara menuju saluran telinga luar.

2.Saluran telinga luar : berukuran 2,5 cm. Saluran ini


mempunyai sejenis kelenjar sebacea (sejenis minyak) yang
dapat mengahsilkan cerumen (kotoran telinga).
3. membran tympani : Batas terdalam dari telinga luar ialah selaput tipis disebut
(gendang telinga) yang secara histologis terdiri dari tiga lapis:

- Lapisan terluar lapisan kulit

- Lapisan tengah jaringan ikat

- Lapisan dalam yang terdiri dari mukosa (selaput lendir).


Anatomi telinga tengah
• Malleus : tulang kecil berbentuk seperti martil yang menyusun
tulang pendengaran telinga tengah

• Inkus : Tulang pendengaran yang menghubungkan tulang


malleus dan tulang stapes

• Stapes : tulang akhir pendengaran, menerima getaran dari


malleus dan diantar melalui tingkap oval

• tuba auditivae: menyeimbangkan tekanan udara telinga luar


(atmosfir) dengan telinga tengah.
Telinga bagian dalam

Rongga telinga dalam dibatasi sekelilingnya


oleh tulang temporal (pars petrosa). Di
dalamnya terdapat system keseimbngan
(vestibular) yang terdiri dari tiga buah canalis
semi circularis anterior, canalis semisircularis
posterior, dan canalis semi circularis lateralis
bersama sacculus dan utriculus di dalam
vestibulum.
1. Labyrinth ossea

Labyrinth ossea yaitu serangkaian rongga-rongga pada tulang temporal yang dilapisi selaput periosteum
berisi cairan perilymph, suatu cairan dengan komposisi mirip cairan interstitial.

2. Labyrinth membranacea

Mempunyai bentuk yang sama tetapi terletak di dalam labyrinti ossea. Labyrinth membranacea dilapisi
selaput ephitel dan cairan endolymph, suatu cairan dengan komposisi mirip cairan intraseluler, tetapi
mengandung banyak Cl.

3. Cochlea

Bagian anterior labyrinth adalah cochlea (rumah siput) yaitu suatu saluran yang terdiri dari 4 lingkaran.
Pada penampang melintang cochlea terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas scala vestibuli, bagian bawah
scala tympani, keduanya berhubungan pada ujung atas rumah siput dan keduanya berisi cairan perilymph.

4. Zjtriculus dan Sacculus

Merupakan kantung- kantung yang terdapat pada bagian tengah labyrinth membranacea. Pada utriculus
dan sacculus terdapat suatu bangunan yang disebut macula

5. Canalis Semi Circularis

Merupakan bagian belakang atas dari labyrinth, terdiri dari saluran yang berupa gelung yang saling tegak
lurus satu sama lain.
Saraf yang berhubungan dengan sistem pendengaran

Nevus koklearis
atau Nervus
Auditorius (saraf
pendengaran)

koklea vestivularis
(N.VII)

Nervus Vestibularis
Nervus Koklearis atau Nervus Auditorius (saraf pendengaran)

terdiri dari 2 bagian, salah satu dari padanya pengumpulan sensibilitas dari bagian
vestibuler rongga telinga dalam, yang mempunyai hubungan dengan
keseimbangan. serabut serabut saraf ini bergerak menuju nucleus vestibularis
yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata, lantas
kemudian bergerak terus menuju serebelum/ bagian kokhlearis pada nervus
autitorius adalah saraf pendengar yang sebenarnya
Serabut-serabut sarafnya mula-
mula dipancarkan kepada
sebuah nukleus khusus yang
berada tepat di belakabg
thalamus, lantas dari sana
dipancarkan lagi menuju pusat
penerima akhir dalam korteks
otak yang terletak pada bagian
bawah lobus temporalis
Nervus Vestibularis

Nervus vestibularis yang tersebar hingga kanalis


semisir kuleris, mengantarkan impils-impuls menuju
otak. impuls-impuls itu dibangkitkan dalam kanal-kanal
tadi, karena adanya perubahan kedudukan cairan
dalam kanal atau saluran-saluran itu. hal ini
mempunyai hubungan erat dengan kesadaran
kedudukan kepala terhadap badan
Fisiologi Pendengaran

Proses pendengaran terjadi dimana gelombang suara mencapai


membran timpani yang bergetar menyebabkan tulang-tulang
pendengaran bergetar. Tulang stapes yang bergetar masuk keluar
dari tingkap oval menimbulkan getaran pada perilymph di skala
vestibuli. Karena luas permukaan mebrana timpani 22xlebih besar
dari luas tingkap oval maka penguatan getaran 15-22x pada
tingkat oval.
Lokalisasi bunyi

Penentuan keras bunyi di tentukan oleh amplitudo suatu getaran suatu membran
basilaris dan sel-sel rambut. Peningkatan amplitudo getaran merangsang ujung
saraf lebih cepat dan dapat menyebabkan sel-sel rambut pada mambrana basiler
yang bergetar mulai terangsang akibatnya menyebabkan sumasi ruang bagi
implus.

Lokalisasi bunyi membutuhkan kerjasama kedua telinga. Seseorang dapat


menentukan bunyi pada arah horizontal melalui perbedaan waktu antara
masuknya bunyi ke dalam suatu telinga dengan frekuensi di bawah 2000 Hz dan
masuk ke dalam telinga yang lain.
Cara kerja Sistem Pendengaran

● Transfer suara ke saluran telinga dan menyebabkan gendang telinga bergerak


● Gendang telinga akan bergetar dengan bergetar dengan suara yang berbeda
● Getaran-getaran suara ini berjalan menembus ossicles menuju koklea
● Getaran suara membuat cairan dalam perjalanan koklea seperti gelombang laut
● Pergerakan cairan pada gilirannya membuat sel-sel rambut Saraf pendengaran
mengambil sinyal saraf yang dibuat oleh sel-sel rambut. Sel-sel rambut di salah satu
ujung koklea mentransfer informasi suara nada rendah dan sel rambut di ujung
berlawanan mentransfer informasi suara nada tinggi.
● Saraf pendengaran memindahkan sinyal ke otak di mana mereka kemudian
diterjemahkan ke dalam suara yang dapat dikenali dan bermakna. Otaklah yang
“mendengar”.
HINDARI PENGGUNAAN

earphone secara terus menerus

cotton bud
Gustasi (Indra Pengecap)

Sistem pengecap atau sistem gustatory


terdapat di lidah. Lidah merupakan indera
pengecap yang terdiri dari sejumlah bagian dan
memiliki berbagai macam fungsi. Selain berfungsi
sebagai pengecap, lidah juga memiliki beberapa
fungsi utama, antara lain mengatur letak makanan
ketika dikunyah, membantu mendorong makanan
ke kerongkongan (pada waktu menelan) dan
sebagai alat bantu dalam berbicara.
Anatomi Lidah
- Papila Vallate: Benjolan besar dan beratap rata ini terletak tepat di depan terminal
sulcus, yang terletak sekitar dua pertiga dari permukaan lidah. Mereka dikelilingi oleh
parit yang dalam – di mana saluran terbuka dari kelenjar penghasil cairan – dan dinding
mereka ditutupi oleh perasa.
- Papila Folat : Sangat jarang ditemukan pada manusia, Namun lipatan kecil pada
permukaan mukosa lidah ini ditemukan di samping. Mereka juga memiliki reseptor
rasa yang terletak di lidah.
- Papila filiform: Berbaring dalam bentuk V yang sejajar dengan terminal sulcus,
benjolan ini memanjang dan banyak. Mereka mengandung ujung saraf yang sensitif
terhadap sentuhan. Berbentuk bersisik, seperti benang, dan berwarna abu-abu
kemerahan, Papila ini dapat membuat lidah beberapa hewan (seperti kucing) sangat
kasar.
- Papila Fungiform: Tersebar di antara papilla filiformis yang berbentuk bintik-bintik
mirip jamur yang berwarna merah muda atau merah. Umumnya sering ditemukan di
sepanjang ujung atau sisi lidah. Banyak mengandung reseptor untuk rasa dalam selera.
Lidah memiliki sensitifitas terhadap empat rasa dasar,
yang masing-masing berada pada lokasi yang
berbeda, yaitu :

a. Rasa pahit. Terdapat pada pangkal lidah

b. Rasa manis, terdapat pada ujung lidah

c. Rasa asin, terdapat pada ujung, samping kiri dan


kanan lidah

d. Rasa asam, terletak pada samping kiri dan kanan


lidah.
Susunan dan Fungsi Saliva Fungsi saliva adalah :

1) Fungsi mekanis, Yaitu untuk mencampur makanan,


Saliva (kelenjar ludah) terdiri atas : agar menjadi lunak, sehingga mudah untuk ditelan.

1) Air (70 %- 99%) 2) Fungsi kimia, melalui peran dari beberapa enzim.

3) Membasahi lidah, pipi dan langit-langit yang


2) Glikoprotein yang dihasilkan sublingualis
penting dalam proses berbicara.
3) Ptialin (enzim pncernaan yang dapat
4) Melarutkan makanan yang kering hingga dapat
bekerja dalam suasana asam)
dirasakan, misalnya : gula dan garam
4) Garam alkali yang bersifat basah
5) Mencegah terjadinya karies pada gigi dengan cara
5) Lain-lain (sel-sel yang terlepas, sel mengubah suasana asam yang ditimbulkan oleh
kelenjar, leukosit, gas (CO2) dan bakteri) bakteri pembusuk. Saliva ini akan disekresikan oleh
rangsangan nervus olfaktorius dan nervus
glossofaringeus, yakni bila terdapat makanan di
dalam mulut atau indera penciuman membau
Sistem Gustatorius
Reseptor dari indera gustatorius adalah sel-sel rambut
mikroskopis yang terletak di ujung lidah, pangkal lidah dan
langit-langit. Sel-sel rambut itu dihubungkan ke saraf dan
bereaksi terhadap zat-zat kimia yang terdapat dalam cairan
makanan yang menyentuh lidah. Sedangkan stimulus untuk
indera pengecapan adalah substansi yang larut dalam saliva.
Substansi ini akan ditangkap oleh reseptor yang ada di lidah,
berupa bintik pengecap (taste buds). Pada ujung bintik
pengecap terdapat struktur kecil seperti rambut yang menonjol
dan kontak dengan larutan di dalam mulut. Kontak antara
substansi dengan reseptor ini akan menghasilkan impuls listrik,
dan proses ini disebut dengan proses transduksi. Impuls listrik
yang dihasilkan, selanjutnya akan dikirim ke otak untuk
dilakukan interpretasi.Perjalanan impuls-impuls listrik tersebut
menuju otak dengan melalui serat-serat saraf glossofaringeal
menuju ke batang otak, dan selanjutnya dibawa ke lobus
parietalis.
Kelainan dan Cara Memelihara Indra Pengecap
Salah satu dari kelainan fungsi indera pengecap adalah hipoguesia, yaitu penurunan sensasi
pengecapan. Hipoguesia dapat mengenai semua jenis rasa atau hanya rasa-rasa tertentu. Kelainan
ini mengidentifikasikan adanya kerusakan pada salah satu saraf kranialis yang mempersarafi lidah.
Gangguan ini dapat terjadi akibat pemberiaan obat-obatan tertentu, atau disfungsi hati.

Adapun cara memelihara indera pengecap agar tetap berfungsi adalah sebagai berikut:

a. Jangan dibiasakan makan dan minum yang masih panas, karena akan berpengaruh terhadap
indera pengecap.

b. Menggosok gigi secara teratur untuk mengatasi terjadinya infeksi pada gigi.

c. Kurangi merokok bagi perokok berat agar tidak terjadi bercak-bercak putih pada indera
pengecap.
Olfaksi (Indra Penciuman)
● Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali
lingkungan sekitar melalui aroma yang dihasilkan.
● Indera penciuman terletak pada rongga hidung.
● Biasa juga disebut dengan organon olfaktus, yang dapat menerima
stimulus benda-benda kimia sehingga reseptornya disebut chemoreceptor.
● Dipengaruhi saraf kranial olfaktorius, berfungsi memonitor bau yang dibawa
udara yang dihirup, kemudian mengirimkan informasi berupa impuls.
Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian
atas, yaitu pada concha superior dan membran
ini hanya menerima rangsang benda-benda
yang dapat menguap dan berwujud gas.

Bagian-bagiannya adalah Concha superior,


Concha medialis, Concha inferior.

Reseptor organon olfactory terdapat di bagian


atas hidung, menempel pada lapisan jaringan
yang diselaputi lendir dan disebut olfactory
mucosa. Selaput lendir tersebut berfungsi
untuk melembabkan udara. Pada bagian
tersebut juga terdapat bulu-bulu hidung yang
berfungsi untuk menyaring debu dan kotoran.

silia olfaktori berfungsi sebagai penangkap


rangsang berupa zat kimia.
Cara Penciuman Pada Hidung
Saat menghirup udara untuk bernafas, bau sekitar juga ikut ke dalam hidung. Di dalam
rongga hidung, bau akan larut di dalam lendir. Setelah itu rangsangan bau tersebut akan
diterima oleh ujung-ujung saraf pembau serta diteruskan ke pusat penciuman dan saraf
pembau.Setelah itu otaklah yang memproses ingatan akan bau tersebut sehingga manusia
mengetahui dan dapat membaui aroma tersebut.
Gangguan Pada indra Penciuman
1. Hyposmia, yaitu menurunnya kemampuan mendeteksi bau karena alergi atau ada
infeksi pada saluran pernapasan.
2. Parosmia,yaitu sebuah keadaan ketika seseorang bisa mendeteksi bau, tetapi salah
mengenalinya. Biasanya disebabkan oleh kerusakan neuron pada penerima indra
penciuman.
3. Phantosmia, yaitu halusinasi terhadap bau-bau yang sebenarnya tidak ada.
Penyebab terjadinya gangguan penciuman satu ini hampir sama dengan parosmia.
Mulai dari cedera di kepala, flu, kerusakan pada sistem saraf, hingga sinus.
4. Anosmia, yaitu hilangnya kemampuan untuk mendeteksi bau. Pada anosmia,
hidung penderita sama sekali tidak bisa mencium bau apapun. Biasanya, hal ini
disebabkan oleh cedera pada otak, kondisi hidung, atau memang terlahir seperti itu.

Anda mungkin juga menyukai