4. Pengkajian Psikososial
Pengakajian ini meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat
untuk memperoleh persepsi yang jelas menegenai:status emosi
a) Kognitif
b) Perilaku klien.
Kemudian tanyakan apakah ada dampak yang timbul pada klien yaitu
timbul seperti :
a) Ketakutan Akan Kecatatan
b) Rasa Cemas
c) Rasa Kedikmampuan Untuk Melakukan Aktivitas Secara Optimal
d) Pandangan Gangguan Citra Tubuh.
5. Pemeriksaan Fisik.
a) Aktivitas / istirahat
Gejala: Perasaan tidak enak (malaise), keterbatasan yang
ditimbulkan kondisinya.
Tanda: Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan
involunter, kelemahan secara umum, keterbatasan dalam rentang
gerak.
b) Sirkulasi
Gejala: Adanya riwayat kardiologi, seperti endokarditis dan
beberapa penyakit jantung conginetal (abses otak).
Tanda: Tekanan darah meningkat, nadi menurun dan tekanan nadi
berat, takikardi, distritmia (fase akut), seperti distrimia sinus (pada
meningitis).
c) Eliminasi
Tanda: Adanya inkotinensia dan retensi.
d) Makanan dan Cairan
Gejala: Kehilangan napsu makan, kesulitan menelan (pada periode
akut).
Tanda: Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membrane mukosa
kering.
e) Neurosensori
Gejala: Sakit kepala, Pareslisia (terasa kaku pada semua persarafan
yang terkena), kehilangan sensasi (kerusakan pada saraf cranial).
Hiperalgesia (meningkatnya sensitifitas. Timbul kejang (abses
otak), Gangguan dalam penglihatan, seperti diplopia. Fotopobia.
Ketulian (encephalitis) atau mungkin hipersensitifitas terhadap
kebisingan, Adanya halusinasi.
f) Status mental/tingkat kesadaran
Letargi sampai kebingungan yang berat hingga koma, delusi dan
halusinasi/psikosis organic (encephalitis). Kehilangan memori,
sulit mengambil keputusan (meningitis bacterial). Afasia (kesulitan
dalam berkomunikasi).
Mata (ukuran/reaksi pupil): Unisokor atau tidak berespon terhadap
cahaya. Nistagmus (bola mata bergerak terus menerus). Ptosis
(kelopak mata atas jatuh). Karakteristik fasial (wajah): Perubahan
pada fungsi motorik dan sensorik (saraf cranial V dan VII terkena).
Kejang umum atau lokal (pada abses otak). Kejang lobus temporal.
Otot mengalami hipotonia/flaksid paralisis. Spastik (encephalitis).
Hemiparese hemiplegic (meningitis /encephalitis ). Tanda
brudzinski positif dan atau tanda kernig positif merupakan indikasi
adanya iritasi meningeal. Regiditas muka (iritasi meningeal).
Refleks tendon dalam terganggu, brudzinski positif. Refleks
abdominal menurun.
g) Nyeri / Kenyamanan
Gejala: Sakit kepala (berdenyut dengan hebat, di frontal) mungkin
akan diperburuk oleh ketegangan leher/ punggung kaku,nyeri pada
gerakan ocular, tenggorokan nyeri.
Tanda: Tampak terus terjaga, perilaku distraksi/ gelisah menangis/
mengeluh.
h) Pernapasan
Gejala: Adanya riwayat infeksi sinus atau paru.Tanda: Peningkatan
kerja pernapasan, perubahan mental dan gelisah.
i) Keamanan
Gejala : Adanya riwayat infeksi saluran napas atas atau infeksi
lain, meliputi mastoiditis telinga tengah sinus, abses gigi, abdomen
atau kulit, fungsi lumbal, pembedahan, fraktur pada
tengkorak/cedera kepala. Imunisasi yang baru saja berlangsung;
terpajan pada meningitis, terpajan oleh campak, herpes simplek,
gigitan binatang, benda asing yang terbawa. Gangguan penglihatan
atau pendengaran
A. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertemi berhubungan dengan proses patologis.
2. Resiko cidera berhubungan dengan aktivitas kejang.
3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
kerusakan sel neuron otak
4. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
secresi mucus
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake inadekuat.
B. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Hipertermi berhubungan dengan NOC 1. Kaji tanda-tanda vital
proses patologis Thermoregulation R : Mengetahui status kesehatan Klien
Kriteria hasil: 2. Bantu Klien dalam beraktifitas
Suhu tubuh dalam rentang normal R : Memenuhi kebutuhan aktifitas klien
Nadi dan RR dalam rentang normal 3. Berikan Kompres hangat
status kesehatan
Kejang kemampuan
Menunjukan perhatian dan konsentrasi
Menunjukan fungsi sensorik yang utuh
4 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas NOC 1. Pantau pola nafas
berhubungan dengan sekresi mukus Respiratory status: Ventilation R : Mengetahui pola nafas klien
Respiratory status: Airway Patency
Kriteria Hasil 2. Lakukan penghisapan lendir.
D. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah
teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan mengacu pada kriteria evaluasi.
E. Pendidikan pasien
1. Pemakain obat, efek samping, dosis, waktu, laporkan efek samping obat kepada
dokter
2. Pentingnya menghindari minuman beralkohol selama memakai obat anticenvulsant
3. Langkah menghindari cedera pada saat kejang
4. Peningkatan kebersihan mulut bila memakai phenytein
5. Utamakan memakai obat walaupun sedang bebas kejang
6. Dilarang mengendarai kendaraan
7. Utamakan perawatan lanjutan