Anda di halaman 1dari 9

II.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a. Identitas klien
b. Tanyakan faktor resiko dan faktor penyebab yang mungkin terjadi
pada klien
c. Penyakit yang diderita
2. Keluhan utama
Hal yang sering menjadi alasan klien atau orang tia membawa anaknya
untu meminta pertolongan kesehatan adalah suhu bafdan tinggi, kejang,
dan dampak hospitalisasi.
3. Riwayat penyakit
a. Sekarang
Harus tanya kepada pasien tentang gejala yang timbul seperti kapan
mulai terjadinya serangan, sembuh, atau bertambah buruk. Keluhan
yang dirasai pasien biasanya karena akibat infeksi dan peningkatan
tekanan intracranial seperti sakit kepala, demam selama perjalan
penyakit,latergik, tidak responsive, kejang.
b. Dahulu
Tanyakan kepada klien apakah ia mempunyai riwayat penyakit trauma
kepala,tindakan bedah syaraf, infeksi jalan napas bagian atas, sakit TB.
Dan tanyakan kepada klien apakah yang sering digunakan dalam
pemakaian obat antibotik, seprti pemakaian kortikosteroid. Pengkajian
riwayat ini dapat mendukung pengakajian dari riwayat penyakit
sekarang dan merupakan data dasr untuk mengkaji lebih jauh dan
untuk memeberikan tindakan selanjutnya.

4. Pengkajian Psikososial
Pengakajian ini meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat
untuk memperoleh persepsi yang jelas menegenai:status emosi
a) Kognitif
b) Perilaku klien.
Kemudian tanyakan apakah ada dampak yang timbul pada klien yaitu
timbul seperti :
a) Ketakutan Akan Kecatatan
b) Rasa Cemas
c) Rasa Kedikmampuan Untuk Melakukan Aktivitas Secara Optimal
d) Pandangan Gangguan Citra Tubuh.
5. Pemeriksaan Fisik.
a) Aktivitas / istirahat
Gejala: Perasaan tidak enak (malaise), keterbatasan yang
ditimbulkan  kondisinya.
Tanda: Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan
involunter, kelemahan secara umum, keterbatasan dalam rentang
gerak.
b) Sirkulasi
Gejala: Adanya riwayat kardiologi, seperti endokarditis dan
beberapa penyakit jantung conginetal (abses otak).
Tanda: Tekanan darah meningkat, nadi menurun dan tekanan nadi
berat, takikardi, distritmia (fase akut), seperti distrimia sinus (pada
meningitis).
c) Eliminasi
Tanda: Adanya inkotinensia dan retensi.
d) Makanan dan Cairan
Gejala: Kehilangan napsu makan, kesulitan menelan (pada periode
akut).
Tanda: Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membrane mukosa
kering.
e) Neurosensori
Gejala: Sakit kepala, Pareslisia (terasa kaku pada semua persarafan
yang terkena), kehilangan sensasi   (kerusakan pada saraf cranial).
Hiperalgesia (meningkatnya sensitifitas. Timbul kejang (abses
otak), Gangguan dalam penglihatan, seperti diplopia. Fotopobia.
Ketulian (encephalitis) atau mungkin hipersensitifitas terhadap
kebisingan, Adanya halusinasi.
f) Status mental/tingkat kesadaran
Letargi sampai kebingungan yang berat hingga koma, delusi dan
halusinasi/psikosis organic (encephalitis). Kehilangan memori,
sulit mengambil keputusan (meningitis bacterial). Afasia (kesulitan
dalam berkomunikasi).
Mata (ukuran/reaksi pupil): Unisokor atau tidak berespon terhadap
cahaya. Nistagmus (bola mata bergerak terus menerus). Ptosis
(kelopak mata atas jatuh). Karakteristik fasial (wajah): Perubahan
pada fungsi motorik dan sensorik (saraf cranial V dan VII terkena).
Kejang umum atau lokal (pada abses otak). Kejang lobus temporal.
Otot mengalami hipotonia/flaksid paralisis. Spastik (encephalitis).
Hemiparese hemiplegic (meningitis /encephalitis ). Tanda
brudzinski positif dan atau tanda kernig positif merupakan indikasi
adanya iritasi meningeal. Regiditas muka (iritasi meningeal).
Refleks tendon dalam terganggu, brudzinski positif. Refleks
abdominal menurun.
g) Nyeri / Kenyamanan
Gejala: Sakit kepala (berdenyut dengan hebat, di frontal) mungkin
akan diperburuk oleh ketegangan leher/ punggung kaku,nyeri pada
gerakan ocular, tenggorokan nyeri.
Tanda: Tampak terus terjaga, perilaku distraksi/ gelisah menangis/
mengeluh.
h) Pernapasan
Gejala: Adanya riwayat infeksi sinus atau paru.Tanda: Peningkatan
kerja pernapasan, perubahan mental dan gelisah.
i) Keamanan
Gejala : Adanya riwayat infeksi saluran napas atas atau infeksi
lain, meliputi mastoiditis telinga tengah sinus, abses gigi, abdomen
atau kulit, fungsi lumbal, pembedahan, fraktur pada
tengkorak/cedera kepala. Imunisasi yang baru saja berlangsung;
terpajan pada meningitis, terpajan oleh campak, herpes simplek,
gigitan binatang, benda asing yang terbawa. Gangguan penglihatan
atau pendengaran

Tanda   : Suhu badan meningkat,diaphoresis, menggigil.

A. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertemi berhubungan dengan proses patologis.
2. Resiko cidera berhubungan dengan aktivitas kejang.
3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
kerusakan sel neuron otak
4. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
secresi mucus
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake inadekuat.
B. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Hipertermi berhubungan dengan NOC 1. Kaji tanda-tanda vital
proses patologis Thermoregulation R : Mengetahui status kesehatan Klien
Kriteria hasil: 2. Bantu Klien dalam beraktifitas
 Suhu tubuh dalam rentang normal R : Memenuhi kebutuhan aktifitas klien
 Nadi dan RR dalam rentang normal 3. Berikan Kompres hangat

 Tidak ada perubahan warna kulit R : meningkatkan Evaporasi

dan tidak ada pusing 4. Ajarkan keluarga memberikan kompres


hangat
R : menurunkan suhu tubuh +
meningkatkan partisipasi keluarga
dalam mencegah demam

2 Resti cedera berhubungan dengan NOC 1. Identifikasi faktor-faktor yang menjadi


aktivitas kejang  Risk control potensial jatuh.
Kriteria Hasil: R : mencegah terjadinya jatuh dan
 Klien terbebas dari cedera menetapkan tindakan selanjutnya.

 Klien mampu menjelaskan 2. Pasang pengaman tempat tidur.

cara/metode untuk mencegah R : mencegah jatuh


injury/cedera 3. Pasang gelang identifikasi resiko jatuh
 Klien mampu menjelaskan factor R : Meminimalkan resiko jatuh.
resiko dari lingkungan/perilaku 4. Memberikan HE upaya pencegahan
personal jatuh
 Mampu memodifikasi gaya hidup R : meningkatkan kerjasama dalam
untuk mencegah injury pencegahan jatuh.
 Menggunakan fasilitas kesehatan 5. Jauhkan benda-benda tajam disekitar
yang ada klien.

 Mampu mengenali perubahan R : mencegah cidera

status kesehatan

3. Resiko ketidakefektifan perfusi  Circulation status 1. Monitor TTV


jaringan otak  Tissue perfusion 2. Monitor adanya paratese
Factor yang berhubungan: kriteria hasil 3. Monitor adanya peningkatan tekanan
 Hipoksia  TTV dalam rentang normal intrakarial
 Edema serebral  Tidak ada peningkatan TIK 4. Lakukan pemeriksaan kepala CT scan,

 Peningkatan TIK  Berkomunikasi dengan jelas sesuai X-ray atau EEG

 Kejang kemampuan
 Menunjukan perhatian dan konsentrasi
 Menunjukan fungsi sensorik yang utuh
4 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas NOC 1. Pantau pola nafas
berhubungan dengan sekresi mukus  Respiratory status: Ventilation R : Mengetahui pola nafas klien
 Respiratory status: Airway Patency
Kriteria Hasil 2. Lakukan penghisapan lendir.

 Mendemonstrasikan batuk efektif R : Menurunkan resiko aspirasi

dan suara nafas yang bersih 3. Ajarkan keluarga memposisikan

 Menunjukan jalan nafas yang paten semifowler.

 Mampu mengidentifikasikan dan R : meningkatkan komplain paru

mencegah factor yang dapat 4. Batasi Pengunjung

menghambat jalan nafas R : memberikan kenyamanan dan istirahat


Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat
5 Ketidakseimbangan nutrisi kurang NOC 1. Observasi makan klien
R: Mengetahui kecukupan nutrisi klien
dari kebutuhan tubuh berhubungan  Nutritional Status 2. Berikan reward bila klien makan habis
dengan intake inadekuat.  Nutritional Status: food and fluid R: Keluarga merupakan penentu dan
 Intake support bagi anak.
 Nutritional Status: nutrient intake 3. Libatkan keluarga dalam pemenuhan
 Weight control nutrisi klien.
Kriteria Hasil R: Meningkatkan motivasi dan

 Adanya peningkatan berat badan kerjasama dalam perubahan perilaku


sesuai dengan tujuan
dalam pemenuhan nutrisi klien.
 Berat badan ideal sesuai dengan
4. Edukasi keluarga pentingnya nutrisi yang
tinggi badan
adekuat bagi klien
 Mampu mengidentifikasi
R: Meningkatkan motivasi orang tua
kebutuhan nutrisi
dalam pemenuhan nutrisi.
 Tidak ada tanda tanda malnutrisi
5. Edukasikan kepada keluarga untuk
 Menunjukkan peningkatan fungsi menyiapkan makanan dalam keadaan
pengecapan dari menelan hangat dan menarik.
 Tidak terjadi penurunan berat R: Penyajian yang menarik akan
badan yang berarti meningkatkan nafsu makan klien
6. Diskusikan dengan keluarga tentang
memodifikasi makanan sehingga
meningkatkan nafsu makan klien
R: Meningkatkan intake nutrisi klien
7. Laksanakan pemberian therapy
R: memenuhi kebutuhan nutrisi.
8. Kolaborasi dengan ahli gizi
R: Meningkatkan pemenuhan nutrisi
C. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan mengacu pada rencana tindakan keperawatan

D. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah
teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan mengacu pada kriteria evaluasi.

E. Pendidikan pasien
1. Pemakain obat, efek samping, dosis, waktu, laporkan efek samping obat kepada
dokter
2. Pentingnya menghindari minuman beralkohol selama memakai obat anticenvulsant
3. Langkah menghindari cedera pada saat kejang
4. Peningkatan kebersihan mulut bila memakai phenytein
5. Utamakan memakai obat walaupun sedang bebas kejang
6. Dilarang mengendarai kendaraan
7. Utamakan perawatan lanjutan

Kebutuhan untuk mencegah stress hebat

Anda mungkin juga menyukai