Oleh:
Septiana Riniarti Barasap
PADALARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti
sekarang ini berakibat makin kompleks bagi kebutuhan masyarakat.
Industrialisasi dan urbanisasi makin lekat pada masyarakat. Ini berakibat makin
banyaknya masalah pada kehidupan tidak terkecuali problem sosial.
Ketidakmampuan dalam beradaptasi berdampak pada kebingungan, kecemasan
dan frustasi pada sebagian masyarakat. Didalam hidup di masyarakat manusia
harus dapat mengembangkan dan melaksanakan hubungan yang harmonis baik.
Tapi dalam kenyataannya individu sering mengalami hambatan bahkan kegagalan
yang menyebabkan individu tersebut sulit mempertahankan kestabilan dan
identitas diri, sehingga konsep diri menjadi negatif. Jika individu sering
mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang sering muncul adalah ganguan
konsep diri.
Faktor psikososial merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam
kehidupan seseorang (anak, remaja, dan dewasa). Yang mana akan menyebabkan
perubahan dalam kehidupan sehingga memaksakan untuk mengikuti dan
mengadakan adaptasi untuk menanggulangi stressor yang timbul.
Ketidakmampuan menanggulangi stressor itulah yang akan memunculkan
gangguan kejiwaan. Salah satu gangguan jiwa yang ditemukan adalah gangguan
konsep harga diri rendah, yang mana harga diri rendah digambarkan sebagai
perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan
harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 1999). Perawat akan
mengetahui jika perilaku seperti ini tidak segera ditanggulangi, sudah tentu
berdampak pada gangguan jiwa yang lebih berat. Beberapa tanda-tanda harga diri
rendah adalah rasa bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan martabat sendiri,
merasa tidak mampu, gangguan hubungan sosial seperti menarik diri, percaya diri
kurang, kadang sampai mencederai diri (Townsend,1998)
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mendiskripsikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
konsep diri (harga diri rendah).
2. Untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul pada klien selama
memberikan asuhan keperawatan gangguan konsep diri (harga diri rendah)
dan berusaha menyelesaikan permasalahan tersebut.
3. Untuk menggambarkan hasil pengkajian keperawatan pada pasien dengan
gangguan konsep diri (harga diri rendah).
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Citra tubuh (Body Image) ialah sikap, persepsi, perasaan masa lalu &
sekarang tentang ukuran tubuh, fungsi, penampilan & potensi diri.
2. Ideal diri (Self Ideal) ialah persepsi individu tentang perilaku yang harus
dilakukan sesuai dengan standar, tujuan atau nilai yang ditetapkan.
3. Harga diri (Self Esteem) ialah penilaian tentang nilai individu dengan
menganalisa kesesuaian perilaku dengan ideal diri.
4. Penampilan Peran (Role Perfomance) ialah seperangkat perilaku yang
diharapkan masyarakat.
5. Identitas (Identity) ialah penilaian individu terhadap dirinya sebagai satu
kesatuan yang utuh, konsisten & unik.
B. POKOK MASALAH
Isolasi sosial : menarik diri
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
C. CORE PROMBLEM
Berduka disfungsional
Masalah
No Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan
Diagnosa 2: Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional
No Pasien Keluarga
. SPIP SPIk
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek Mendiskusikan masalah yang dirasakan
positif yang dimiliki pasien keluarga dalam merawat pasien
2. Membantu pasien menilai kemampuan Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
pasien yang masih dapat digunakan harga diri rendah yang dialami pasien beserta
proses terjadinya.
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi
akan dilatih sesuai dengan kemampuan sosial
pasien
4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang
dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar terhadap
keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SPIIP SPIIk
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien Melatih keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien dengan harga diri rendah
2. Melatih kemampuan kedua Melatih keluarga mempraktekkan cara
merawat langsung kepada pasien harga diri
rendah
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SPIIIk
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas
di rumah termasuk minum obat (discharge
planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
3.
BAB III
PENUTUP
1. kesimpulan
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negative terhadap diri
sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi
secara situasional (trauma) atau kronis (negatif self evaluasi yang telah berlangsung
lama). Dan dapat di ekspresikan secara langsung atau tidak langsung (nyata atau tidak
nyata). Konsep diri sangat erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan yang sehat,
baik fisik maupun psikologi salah satunya di dukung oleh konsep diri yang baik dan
stabil. Konsep diri adalah hal-hal yang berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan
serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang dirinya. Hal ini
akan mempengaruhi kemampuan individu dalam membina hubungan interpersonal.
Meskipun konsep diri tidak langsung ada, begitu individu di lahirkan, tetapi
secara bertahap seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan individu,
konsep diri akan terbentuk karena pengaruh ligkungannya. selain itu konsep diri juga
akan di pelajari oleh individu melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain
termasuk berbagai stressor yang dilalui individu tersebut.
2. Saran
Berikan penjelasan yang jelas kepada pasien dan tentang penyakitnya.
Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi.
Diharapkan kepada pembaca agar dapat memberikan kritik dan sarannya
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA.
1. Maglaya dan Bailon, 1997, “Perawatan Kesehatan Keluarga ; Suatu Proses”,
Pusdiknakes Depkes RI, Jakarta.
2. Maramis, W.F, 1994, “Ilmu Kedokteran Jiwa”, Airlangga University Press, Surabaya
3. Wong L. Donna, 1993, “Essentials of Pediatric Nursing”, 4th, Mosby Year Book,
Toronto.
4. Effendy, Nasrul, Drs., 1995 “Perawatan Kesehatan Masyarakat”, EGC, Jakarta.
5. Keliat, A.B, 1991, “Tingkah Laku Bunuh Dirí, Arcan, Jakarta.