PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah warga usia lanjut di Indonesia yang semakin banyak agaknya tidak
terbendung lagi seiringnya usia harapan hidup. Diproyeksikan populasi orang usia
lanjut pada tahun 1990-2025 akan naik 414 % suatu angka tertinggi didunia
berbagai masalah fisik, psikologi dan sosial akan muncul pada usia lanjut sebagai
akibat dari proses menua dan atau penyakit degeneratif yang muncul seiring
dengan menuanya seseorang.
Maka dari pada itu, kelompok sangat tertarik untuk membahas yang terkait
dengan masalah-masalah yang terjadi pada usia lanjut. Khususnya gangguan
pengindraan yang dialami oleh usia lanjut.
B. Ruang Lingkup
Luasnya tingkat permasalahan kesehatan yang terjadi pada pembahasan ini,
sehingga saya membatasi hanya pada asuhan keperawatan pada lansia dengan
gangguan indra khususnya lansia dengan penyakit “katarak”
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Memperoleh suatu gambaran tentang asuhan keperawatan pada lansia sehat
dengan gangguan indra khususnya lansia denga penyakit “katarak”
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi anatomi fisiologi pengindraan.
b. Mengetahui gangguan sistem pengindraan yang terjadi pada lansiakhususnya
lansia dengan penyakit “katarak”
c. Mengetahui diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada lansia dengan
gangguan indrakhususnya lansia dengan penyakit “katarak”
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Anatomi Mata
Indra penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari organ
okuli assesoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata). Saraf indra penglihatan,
yaitu saraf optikus (urat saraf kranial kadua), muncul dari sel-sel ganglion dalam
retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.Organ okuli assesorius terdiri
dari;
Kavum orbita, yang merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut
dengan puncaknya mengarah ke depan, dank e dalam. Dinding rongga mata
dibentuk oleh tulang: os frontalis, os zigomatikum, os sfenoidal, os palatum, dan
os lakrimal. Rongga bola mata berisi jaringan lemak, otot fasia, saraf, pembuluh
darah dan aparatus lakrimalis.
Supersilium (alis mata), merupakan batas orbita dan potongan kulit tebal yang
melengkung, ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau
alat kecantikan dan sebagai alat pelindung mata dari sinar matahari yang sangat
terik.
Palpebra (kelopak mata), merupakan dua buah lipatan atas dan bawah kulit
yang terletak di depan bulbus okuli. Kelopak mata atas lebih lebar dari kelopak
mata bawah. Fungsinya adalah sebagai pelinding mata sewaktu-waktu kalau ada
gangguan pada mata (menutup dan membuka mata). Kelopak mata atas lebih
mudah digerakkan karena terdiri dari muskulus levator palpebra superior.
Apparatus lakrimalis (air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis
superior dan inferior. Melalui duktus ekskretorius lakrimalis masuk ke dalam
mata ke dalam kanalis lakrimalis mengalir ke duktus nasolakrimalis terus ke
meatus nasalis inferior.
Konjungtiva. Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva
palpebra, yang merupakan lapisan mukosa. Bagian yang membelok dan kemudian
melekat pada bola mata disebut konjungtiva bulbi. Pada konjungtiva ini banyak
sekali kelenjar-kelenjar limfe dan pembuluh darah.
3. Corpus vitreum :
2. Fisiologi Mata
Organ sensori kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat
dan saraf untuk tranduksi sinar. Aparatus optik mata membentuk dan
mempertahankan ketajaman fokus objek dalam retina. Prinsip optik: sinar
dialihkan berjalan dari satu medium ke medium lain dari kepadatan yang berbeda,
fokus utama pada garis yang berjalan melalui pusat kelengkungan lensa sumbu
utama.
Indera penglihatan menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina
dengan perantara serabut nervus optikus, menghantarkan rangsangan ini ke pusat
penglihatan pada otak untuk ditafsirkan. Cahaya yang jatuh ke mata menimbulkan
bayangan yang letaknya difokuskan pada retina. Bayangan itu akan menembus
dan diubah oleh kornea lensa badan ekueus dan vitrous. Lensa membiaskan
cahaya dan memfokuskan bayangan pada retina bersatu menangkap sebuah titik
bayangan yang difokuskan.
B. PROSES MENUA
Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang
maksimal setelah itu tubuh mulai menyusut dikarenakan jumlah sel sel yang ada
dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami penurunan fungsi
secara perlahan-lahan. Itulah yang dikatakan proses penuaan.
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
serta memperbaiki kerusakan yang diderita ( constantinides 1994 ). Seiring
dengan proses menua tersebut tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan
atau yang biasa disebut penyakit degeneratif.
1. Teori Biologi
Teori bilogi mencakup teori genetik dan mutasi, immunology slow theory, teori
stres, teori radikal bebas, dan teori rantai silang.
3. Teori Spiritual
Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada pengertian hubungan
individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti kehidupan.
James fowler mengungkapkan 7 tahap perkembangan kepercayaan
(Wong,et.al,1999 ). Fowler juga menyakini bahwa kepercayaan/ demensia
spiritual adalah suatu kekuatan yang memberi arti kehidupan dari kehidupan
seseorang.
Fowler menggunakan istilah kepercayaan sebagai suatu bentuk pengetahuan
dan cara berhubungan dengan kehidupan akhir. Menurutnya, kepercayaan adalah
suatu fenomena timbal balik, yaitu suatu hubungan aktif antara seseorang dengan
orang lain dalam menanamkan suatu keyakinan, cinta kasih, dan harapan.
Fowler menyakini bahwa perkembangan kepercayaan antara orang dan
lingkungan terjadi karena adanya kombinasi antara nilai-nilai pengetahuan.
Fowler juga berpendapat bahwa perkembangan spiritual pada lansia berada pada
tahap penjelmaan dari prisip cinta dan keadilan.
Anatomi Mata
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di
perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan
posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna
menjadi coklat kekuningan . Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di
anterior dan poterior nukleus. Opasitaspada kapsul poterior merupakan bentuk
aktarak yang paling bermakna seperti kristal salju.
Definisi Katarak
Katarakadalahistilahkedokteranuntuksetiapkeadaankekeruhan yang
terjadipadalensamata yang dapatterjadiakibathidrasi (penambahancairanlensa),
denaturasi protein lensaataudapatjugaakibatdarikedua-
duanya.Biasanyamengenaikeduamatadanberjalanprogresif.Katarakmenyebabkanp
enderitatidakbisamelihatdenganjelaskarenadenganlensa yang
keruhcahayasulitmencapai retina danakanmenghasilkanbayangan yang kaburpada
retina. Jumlahdanbentukkekeruhanpadasetiaplensamatadapatbervariasi.
Patofisiologi
Sebagianbesarkatarakterjadikarena proses
degeneratifataubertambahnyausiaseseorang. Usia rata-rata
terjadinyakatarakadalahpadaumur 60 tahunkeatas. Akan tetapi, katarakdapat pula
terjadipadabayikarena sang ibuterinfeksi virus padasaathamilmuda.
Penyebabkataraklainnyameliputi :
1. Faktor keturunan
2. Cacat bawaan sejak lahir
6. Gangguan pertumbuhan
7. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup
lama
1) katarak kongenital
Adalah katarak sebagian pada lensa yang sudah didapatkan pada waktu
lahir. Jenisnya adalah:
2) Katarak juvenil
Adalah katarak yang terjadi pada anak – anak sesudah lahir.
3) Katarak senil
Adalah kekeruhan lensa yang terjadi karena bertambahnya usia. Ada
beberapa macam yaitu:
a) katarak nuklear
Kekeruhan yang terjadi pada inti lensa
b) Katarak kortikal
Kekeruhan yang terjadi pada korteks lensa
c) Katarak kupliform
Terlihat pada stadium dini katarak nuklear atau kortikal.
a) katarak insipiens
Katarak yang tidak teratur seperti bercak – bercak yang
membentuk gerigi dengandasar di perifer dan daerah jernih di
antaranya.
b) katarak imatur
Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum
mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapt bagian- bagian
yang jernih pada lensa
c) katarak matur
Bila proses degenerasi berjala terus maka akan terjadi
pengeluaran air bersama – sama hasil desintegritas melalui
kapsul.
d) katarak hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut sehingga korteks lensa
mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa.
4) Katarak komplikasi
Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra okular atau
penyakit umum.
5) Katarak traumatik
Terjadi akibat ruda paksa atau atarak traumatik.
Sejak awal, katarak dapat terlihat melalui pupil yang telah berdilatasi
dengan oftalmoskop, slit lamp, atau shadow test. Setelah katarak
bertambah matang maka retina menjadi semakin sulit dilihat sampai
akhirnya reflex fundus tidak ada dan pupil berwarna putih
Penatalaksanaan Katarak
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke
titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari, maka penanganan biasanya
konservatif.
Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operatif
2. Pasca Operatif
2.3 Kosep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post Operasi Katarak
2.3.1 Pengkajian
1) Data Subyektif
a) Nyeri
b) Mual
c) Diaporesis
d) Riwayat jatuh sebelumnya
e) Pengetahuan tentang regimen terapeutik
f) Sistem pendukung, lingkungan rumah.
2) Data obyektif
a) Perubahan tanda – tanda vital
b) Respon yang azim terhadap nyeri
c) Tanda – tanda infeksi:
- Kemerahan
- Edema
- Infeksi konjungtiva (pembuluh darah konjungtiva
menonjol)
- Drainase pada kelopak mata dan bulu mata
- Zat purulen
- Peningaktan suhu tubuh
- Nilai laboratorium: peningkatan SDP, perubahan
SDP, hasil pemeriksaan kultur sesitivitas abnormal.
d) Ketajaman penglihatan masing – masing mata.
e) Cara berjalan, riwayat jatuh sebelumnya.
f) Kemungkinan penghalang lingkungan seperti;
- kaki kursi, perabot yang rendah
- Tiang infus
- Tempat sampah
- Sandal
g) Kesiapan dan kemampuan untuk belajar dan menyerap
informasi.
Pre operatif
I. Kecemasan b/d kurangterpapar terhadap informasi tentang prosedur
tindakan pembedahan.
Pasca Operatif
Perencanaan
Intervensi pre operatif
1. Kecemasan
Tujuan : .
Kriteria hasil:
1) Nyeri akut
a) Tujuan: nyeri teratasi
b) Kriteria hasil: klien melaporkan penurunan nyeri progresif dan
penghilangan nyeri setelah intervensi.
c) Intervensi:
Bantu klien dalam mengidentifikasi tindakan
penghilangan nyeri yang efektif.
Rasional: Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan
terapi.
Pelaksanaan
Evaluasi
A. Kesimpulan
Pada hakikatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melewati tiga tahap kehidupan yaitu masa anak, masa dewasa dan
masa tua. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran baik secara psikis
maupun fisik, kemundurun fisik ditandai dengan kulit mengendor, rambut
memutih, penurunan semua fungsi tubuh dan meningkatnya sensitifitas
emosional.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat maka kelompok mengajukan beberapa
saran sebagai pertimbangan untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia. Adapun
saran-sarannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan usia harapan hidup lansia harus lebih menyadari tentang
kesehatan dirinya sendiri.
2. Perawat dituntut untuk dapat memahami secara umum tentang konsep dasar
perawatan gerontik agar dapat terlaksana asuhan keperawatan yang komperhensif
dan memiliki kemampuan dalam melaksanakannya.
DAFTAR PUSTAKA