Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada banyak permasalahan yang berhubungan dengan kebutuhan pemenuhan
rasa aman, dimulai dari usia bayi, toddler, prasekolah, sekolah, remaja, dewasa dan
lansia.
Kebutuhan rasa aman yaitu suatu keadaan bebas dari segala fisik dan
psikologis merupakan salah satu KDM yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi
dengan faktor lingkungan, Karena lingkungan yang aman akan secara otomatis
kebetuhan dasar manusia terpenuhi.
Seringkali terjadi hal kelainan terhadap klien yang berusia lanjut atau lansia
dikarenakan kurangnya perhatian terhadap klien. Untuk itu sebagai perawat memberi
ASKEP (Asuhan Keperawatan) kepada klien yang mengalami gangguan kebutuhan
rasa aman haruslah benar-benar diperhatikan agar kebutuhan klien terpenuhi.

1.2 Rumusan Masalah


a) Pengertian Keamanan dan Keselamatan
b) Anfis Sistem Sensorik
c) Resistensi tubuh terhadap infeksi

1.3 Tujuan
Agar setiap mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pemenuhan kebutuhan
rasa aman dan nyaman.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keamanan dan Keselamatan


Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter &
Perry, 2006). Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar
dari ancaman bahaya atau kecelakaan. Pemenuhan kebutuhan keamanan dan
keselamatan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pada pasien,
perawat, atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari
bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai
ancaman mekanis, kimiawi, dan bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait
dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan
dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa
nyata atau hanya imajinasi misal, penyakit, nyeri, cemas, dan sebagainya. Dalam
konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah
laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di
sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat
perasaan cemas dan tidak aman. (Asmadi, 2005).

2.2 Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan


1) Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi
atau mengelurkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut
mungkin penyakit, kecelakaan, bahaya, atau pemajanan pada lingkungan.
Pada saat sakit, seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti
infiksi, oleh karena itu bergantung pada profesional dalam sistem pelayann
kesehatan untuk perlindungan.

2
Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas
lebih dahulu di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis.. Misalnya, seorang
perawat mungkin perlu melindungi klien disointasi dari kemungkinan jatuh
dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi. (Potter&Perry, 2005).

2) Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus
memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga
dan profesionl pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengethuai apa
yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang
dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman
keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak
dikenal. (Potter&Perry,2005).

2.3 Anatomi dan Fisiologi Sistem Sensoris


A. Pengertian dan Cakupan Sistem Sensoris
Sistem sensoris atau dalam bahasa Inggris sensory system berarti yang
berhubungan dengan panca indra. Sistem ini membahas tentang organ akhir
yang khusus menerima berbagai jenis rangsangan tertentu. Rangsangan
tersebut dihantarkan oleh sensorys neuron (saraf sensoris) dari berbagai
organ indra menuju otak untuk ditafsirkan. Reseptor sensori, merupakan sel
yang dapat menerima informasi kondisi dalam dan luar tubuh untuk dapat
direspon oleh saraf pusat. Implus listrik yang dihantarkan oleh saraf akan
diterjemahkan menjadi sensasi yang nantinya akan diolah menjadi persepsi
di saraf pusat.
Ada lima macam sistem sensori manusia (panca indera/ exteroceptive
sensory system) yang mengintepretasi stimulus dari luar tubuh, yaitu
penglihatan, perabaan, pendengaran, pembau/ penciuman, dan perasa.

3
B. Anatomi dan Fisiologi Indra Pada Manusia
Ada lima macam indera yang ada pada manusia yaitu indra penglihat,
indra pendengar, indra pengecap, indra peraba dan perasa, dan indra
pencium. Berikut adalah anatomi dan fisiologi jalannya impuls dari kelima
indra ke sistem saraf pusat.
1. Indra Penglihatan (Mata)
Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari
bercak sensitif cahaya primitif sehingga mata sangat sensitif terhadap
rangsangan cahaya karena ada photoreceptor di dalamnya. Di dalam
lapisan pelindungnya, mata mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa
pemfokusan cahaya oleh reseptor, dan terhubung atas suatu sistem saraf.
Susunan saraf pusat terhubung melalui suatu berkas serat saraf yang
disebut saraf optik (nervosa optikus). Implus saraf dari stimulus
photoceptor dibawa ke otak pada lobus oksipital di serebrum dimana
sensi penglihatan diubah menjadi presepsi. Reseptor penglihatan dapat
merespon satu juta stimulus yang berbeda setiap detik.
a. Struktur Anatomi Mata
Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak
yang disebut orbit. Orbit tersusun oleh tujuh tulang tengkorak yaitu
tulang frontalis, lakrimalis, etmoid, zigomatikum, maksila, sphenoid
dan palatin yang berfungsi mendukung, menyanggah dan
melindungi mata. Pada orbit terdapat lubang yaitu foramen optic
untuk lintasan saraf optik dan arteri optalmik dan fisura orbital
superior yang berfungsi untuk lintasan safaf dan arteri otot mata.
Bagaian-bagaian mata terdiri dari.
1) Sklera
Merupakan jarinagan ikat fibrosa yang kuat berwarna
putih buram dan tidak tembus cahaya, kecuali dibagian depan

4
yang transparan yang disebut kornea. Sclera memberi bentuk
pada bola mata dan memberikan temapt melekat otot ekstrinsik.
2) Kornea
Kornea merupakan jendela mata, unik karena bentuknya
transparan, terletak pada bagian depan mata berhubungan
dengan skllera. Bagian ini merupakan tempat masuknya cahaya
dan memfokuskan bekas cahaya. Korena tersusun atas 5 lapisan
yaitu epithelium, membrane , buwman, stroma, membrane
descemet dan endothelim.
3) Lapisan Koroid
lapisan koroid berwarna coklat kehitaman dan merupakan
lapisan yang berpigmen mengandung banyak pertumbuhan
darah untuk memberi nutrisi dan oksigen pada retina. Warna
gelap pada koroit berfungsi untuk mencegah refleksi atau
pemantulan sinar. Pada bagian depan koroid membentuk
korpus silialis yang berlanjut membentuk iris.
4) Iris
Iris merupakan perpanjangan dari korpus silialis ke
anterior, bersambung dengan permukaan lensa anterior. Iris
tidak tembus pandang dan berpigmen berfungsi mengendalikan
banyaknya cahaya yang masuk kedalam mata dengan cara
merubah ukuran pupil. Ukuran pupil dapat berubah karena
mengandung serat-serat otot silkuler yang mampu menciutkan
pupil dan serta-serta radikal yang menyebabkan kelebaran
pupil.
5) Lensa
Lensa mempunyai struktur bikonvfeks, tidak mempunyai
pembuluh darah, transparan dan tidak berwarna. Kapsul lensa
merupakan membrane ke semifermiabel, tabelnya sekitar 4mm

5
dan diameternya 9mm. Lensa berada dibelakang iris dan
ditahan oleh ligamentum yang disebut zonula. Adanya ikatan
lensa dengan ligamentum ini menyebabkan 2 rongga bola mata
yaitu bagian depan lensa dan bagian belakang lensa. Ruang
bagian depan lensa berisi cairan yang disebut aqueous humor ,
cairan ini diproduksi oleh korpus silialis dan ruangan pada
bagian belakang lensa berisi cairan vitreous humor.
Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga alensa pada
tempatnya dan dalam bentuk yang sesuai serta memberikan
makanan pada korne dan lensa. Lensa tersusun dari 65% air
dan sekitar 35% protein dan sedikit mineral, terutama kalium.
Lensa berfokus untuk menfokuskan cahaya yang masuk
kedalam retina melalui mekanisme akomudasi yaitu proses
penyusuaian secara otomatis pada lensa untuk memfokuskan
objek secara jelas yang beragam.
6) Retina
Retina merupakan lapisan terdalam pada mata, melapisi
lapisi 2/3 bola pada bagian belakang. Retina meruapakan
bagian mata yang sangat peka terhadap cahaya. Pada lapisan
sel saraf dalam mengandung reseptor, sel bifolar, sel ganglion,
sel horizontar dan sel akmagrin.
7) Saraf Optic
Saraf optic merupakan saraf yang memasuki sel tali dan
kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.

b. Fisiologi Penglihatan
Fungsi utama mata adalah mengubah energi cahaya menjadi
implus saraf sehingga dapat diterjemahkan oleh otak menjadi
gambar fisual. Untuk menghasilkan gambar fisual yang tepat dan

6
diinginkan terjadilah proses yang sangat kompleks dimulai adanya
gelombang sinar atau cahaya yang masuk ke mata berkas cahaya
yang masuk kemata melalui konjungtiva, kornea, okueus humor,
lensa dan fitreurus humor, diaman pada masing-masing tersebut
berkas cahaya dibiaskan (refraksi) sebelum akhirnya jatuh tepat di
retina. Jumlah cahaya yang masuk akan diatur oleh iris dengan jalan
membesarka atau mengkecilakan pupil pada iris terdapa 2 otot
polos yang tersusun silkuler dan radial yang mampu bergerak dan
mengecil membentuk pupil. Agar sianar objek, menghasilakan sinar
yang jelas pada retina harus dibiaskan (terjadi proses yang disebut
pemfokusan). Pemfokusan cahaya merupakan peran utama dari
lensa. Lensa akan mebiaskan cahaya dan membiaskannya.
Kemampuan lensa untuk menyusuaikan cahaya dekat atau jauh
ketitik retina disebut okumudasi .
Berkas cahaya dari lensa kemudian difokuskan ke retina.
Retina merupakan bagian mata veterbrata yang peka terhadap
cahaya dan mampu mengubahnya menjadi implus saraf untuk
dihantarkan keotak melalui nervuesorticus (nervous cranial 2). Pada
retina terdapat lapisan saraf atau neuron yaitu neuron fotoreseptor,
neuran difolar dan neuron ganglion. Neuron merupakan reseptor
yang peka terhadap cahaya karena mengandung sel batang (rods
dan sel kerucut cones) sel batang mengandung sel redoksin yang
khusus untuk penglihatan hitam putih dalam cahaya redup
sedangkan sel kerucut berisikan pigmen lembayung yang
merupakan senyawa iodoksin yang peka terhapad warna merah,
hijau dan biru sehingga dapat mendapat sprektum berwana dalan
cahaya tajam yang terang.
Cahaya yang diterima oleh neuron fotoreseptor akan diubah
dalam bayangan pertama kemudian akan diubah kembali jadi

7
bayangan kedua disel bifolar dan diselanjutnya menjadi bayangan
ketiga disel ganglion yang kemudian dibawa kekorteks penglihatan
primer untuk dihasilkan visual penglihatan.

2. Indra Pendengar (Telinga)


Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar
suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui /
mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya
dengan mata kepala kita sendiri. Telinga terdiri atas tiga bagian yaitu
bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.
a. Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar)
Liang telinga memiliki Panjang kurang 2,5 cm, berbentuk
huruf S. 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat
kelenjar minyak dan kelenjar Serumen (modifikasi kelenjar
keringat=kelenjar serumen). 2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang
(temporal) dan sedikit kelenjar serumen. Meatus dibatasi oleh kulit
dengan sejumlah rambut, kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar
keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar
seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok
yang menghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat–
coklatan yang dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen
berfungsi menangkap dan mencegah infeksi. MAE ini juga
berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan
temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran tympani.
Adapun fungsi dari daun telinga yaitu menangkap bunyi dari
berbagai arah kedalam liang telinga, kanalis auditorius berfungsi
untuk memproteksi membran timpani dari pada trauma langsung
dari luar.

8
b. Telinga bagian tengah (Kavum timpani)
Telinga tengah terdiri atas membran timpani, osikula (tulang-
tulang pendengaran) dan eustachius.
1) Membran Timpani
Membran timpani atau sering di sebut sebagai gendang
telinga dengan bentuk menyerupai gendang, terletak tepat setelah
saluran auditori dan merupakan penerima rangsang fibrasi
pertama. Membran timpani berfungsi untuk meneruskan suara
meuju tulang-tulang pendengaran (osikula).
Cavum timpani terdiri dari 3 bagian yaitu:
a. Epitimpanum; merupakan cavum timpani bagian atas yang
berhubungan dengan antrum dengan aditus adantrum
b. Mesotimpanum; merupakan cavum timpani bagian tengah
c. Hipotimpanum; merupakan cavum timpani bagian bawah
yang berhubungan dengan tuba eustachius
Pembagian secara fisiologi:
a. Timpani anterior, terdiri dari: mesotimpani, hipotimpani,
tuba auditiva
b. Timpani posterior, terdiri dari: retrotimpani ( antrum dan
selula)
2) Osikula
Merupakan tulang-tulang telinga yang terdiri atas tiga
tulang kecil, tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai
dan bersambung, dari membran timpani menuju rongga telinga
dalam tulang-tulang tersebut adalah:
a. Malleus (martil)
b. Incus (landasan)
c. Stapes (sanggurdi)

9
Yang berfungsi untuk mengalirkan getaran suara ke rongga
telinga dalam. Yang letaknya melekat pada bagian dalam
membra timpani. Antrum timpani merupakan rongga tidak
teratur yang agak luas, terletak dibagian bawah samping dari
kavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh mukosa,
merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani. Rongga
ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebutn
sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum, di
dalam tulang temporalis. Tuba auditiva eustaki. Saluran tulang
rawan yang panjangnya 3,7 cm berjalan miring ke bawah agak
ke depan, dilapisi oleh lapisan mukosa.

3) Saluran Eustacius
Merupakan saluran di dalam rongga telinga tengah yang
menjorok menghubungkan telinga dengan faring saluran
eustacius akan tertutup jika dalam keadaan biasa dan akan
membuka ketika kita menelan, sehingga tekanan udara di dalam
telinga tengah dengan udara luar akan seimbang.
Fisiologi dari telinga bagian tengah, membran timpani
berfungsi memfokuskan bunyi yang masuk dalam liang telinga
dan berfungsi sebagai amplifier. Tulang-tulang pendengaran
berfungsi dengan sistem daya pengungkit atau tuas untuk
meningkatkan amplifikasi dari bunyi suara yang menggetarkan
membran timpani.

c. Telinga Bagian Dalam


Telinga bagian dalam terdiri atas beberapa ronggayang
menyerupai saluran-saluran, yaitu vestibula, tiga saluran setengah
lingkaran (saluran semi serkuler, dan koklea (rumah siput).

10
1. Vestibula merupakan bagian pertama dari telinga dalam yang
berfungsi sebagai pintu penghubung antar bagian-bagian telinga.
2. Tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler), yaitu
saluran superior, posterior dan lateral. Ketiga saluran ini saling
membuat sudut tegak lurus satu sama lain. Pada salah satu ujung
saluran terdapat penebalan yang di sebut ampula. Saluran semi
serkuler berfungsi untuk membantu otak dalam mengendalikan
keseimbangan, dan kesadaran akan kedudukan tubuh kita.
3. Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit
dirinya seperti rumah siput. Belitan-belitan tersebut melingkari
sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian tengah
dari tulang, dan di sebut modiolus dalam koklea terdapat jendela
oval (vanestra vestibuli) yang menghubungkan telinga tengah
dengan telinga dalam, dan jendela melingardan (fanestra
kokhlea) yang berfungsi sebagai reseptor suara. Selain itu, di
dalam koklea juga terdapat cairan limfe. Cairan tersebut bergetar
jika ada bunyi, getaran tersebut merangsang ujung-ujung saraf
pendengaran (nervus auditori) oleh ujung-ujung saraf
pendengaran diteruskan ke otak untuk ditafsirkan sebagai suara.

3. Indra Pengecap (Lidah)


Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang
dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.
Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki
struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan
bicara.
Lidah ini, dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup
pengecap (taste buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap
yang tersebar dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup

11
pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-
tonjolan lidah yang disebut papilla.
Kuncup pengecap dapat membedakan empat cita rasa dasar, yaitu
manis, asam, asin, dan pahit. Rasa manis dan asin dideteksi pada ujung
lidah, rasa asam di tengah sisi-sisi lidah, dan rasa pahit di bagian
belakang. Kuncup pengecap di lidah dapat menerima rangsangan rasa
suatu zat dalam bentuk larutan. Makanan yang sudah mengalami proses
pencernaan di rongga mulut menghasilkan bahan kimia yang larut dalam
ludah atau saliva.
a. Jalan Kerja Impuls Pengecap dari Lidah ke Otak
Tiga saraf cranial yang memainkan peranan dalam pengantaran
impuls dari lidah ke otak, yaitu nervus facial (VII) pada bagian 2/3
anterior lidah, nervus glossopharyngeal (IX) pada bagian 1/3
posterior lidah, dan nervus vagus (X) pada pharynx dan epiglottis.
Diawali dari taste buds pada lidah, impuls menyebar sepanjang
nervus facial dan dari 1/3
Posterior lidah melalui nervus glossopharyngeal. Impuls dari
daerah lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus. Impuls di
ketiga saraf tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk ke
nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa sinyal
dan bertemu dengan leminiskus medialis kemudian akan disalurkan
ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di
postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus yang akan memberi
persepsi pengecapan yang dirasa.

b. Bagian-Bagian Lidah
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat
pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus

12
styloideusdi tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu
otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan
yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1) Papila filiformis (fili : benang); berbentuk seperti benang halus;
2) Papila sirkumvalata (sirkum : bulat); berbentuk bulat, tersusun
seperti huruf V di belakang lidah;
3) Papila fungiformis (fungi : jamur); berbentuk seperti jamur.

Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel
pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut
gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari
makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui
lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap
dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan
pahit. Letak masing-masing rasa berbedabeda yaitu :
1. Rasa Asin = Lidah Bagian Depan
2. Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
3. Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping
4. Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang
Fungsi lidah dapat menunjukkan kondisi tubuh. Selaput lidah
manusia dapat digunakan sebagai indikator metabolism
tubuh,terutama kesehatan tubuh manusia.

c. Bentuk Lidah
Tipis, jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan
defisiensi (kekurangan ) darah yang berhubungan dengan hati
semakin pucat semakin parah gangguan hati tebal, sirkulasi darah
tidak normal menandakan gangguan ginjal dan limpa kaku,

13
menandakan masuk angin panjang, adanya akivitas panas pada
jantung Retak, adanya ganguan pada lambung limpa dan jantung.

4. Indra Peraba (Kulit)


a. Anatomi Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar
tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh
kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar
2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya
kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak,
umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis,
labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit
tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan
bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda,
lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal
dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm
adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan
ikat.
Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
1) Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan
avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk,
mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal
epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling
tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya
sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap
4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan
yang paling atas sampai yang terdalam):

14
a) Stratum Korneum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa
mengelupas dan berganti.
b) Stratum Lusidum, berupa garis translusen, biasanya terdapat
pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak
tampak pada kulit tipis.
c) Stratum Granulosum, ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal
gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh
granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin
yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel
Langerhans.
 Stratum Spinosum, terdapat berkas-berkas filament yang
dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilame tersebut
memegang peranan penting untuk mempertahankan
kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan
dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih
banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum
disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
 Stratum Basale (Stratum Germinativum), terdapat
aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab
dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan.
Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke
permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor
lain.Merupakan satu lapis sel yang mengandung
melanosit. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi
sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan
mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan
alergen (sel Langerhans).

15
2) Dermis
Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit
yang sering dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan
ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan
jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada
telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
a) Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
b) Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Dermis mengandung beberapa derivat epidermis yaitu
folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas
kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam
dermis. Fungsi Dermis: struktur penunjang, mechanical strength,
suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi.

3) Subkutis
Subkutis merupakan lapisan di bawah dermis atau
hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat
jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan
jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda
menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi
menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi
Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas,
cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock
absorber.

b. Fisiologi Kulit

16
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi
tubuh diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai
kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh
(termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi
kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit,
trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi
mikroorganisme patogen.
Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan
cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus.
Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui
keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal.
Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh
darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi
pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur
dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia
yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Kulit mengandung
berbagai jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung saraf
telanjang, saraf yang melebar, serta ujung saraf yang terselubung.

5. Indra Pencium/Pembau (Hidung)


Alat pembau atau sistem olfaction biasa juga disebut dengan
Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-benda kimia
sehingga reseptomya disebut pula chemoreceptor. Benda kimia yang
dapat menstimulasi sel saraf dalam hidung adalah substansi yang dapat
larut dalam zat cair (lendir) yang terdapat pada cilia yang menutupi sel
tersebut. Makin berbau suatu substansi, maka hal tersebut menunjukkan
bahw amakin banyak molekul yang dapat larut dalam air dan lemak
(konsentrasi penguapannya tinggi).

17
Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada
concha superior dan membran ini hanya menerima rangsang benda-
benda yang dapat menguap dan berwujud gas.
Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:
a) Concha Superior
b) Concha Medialis
c) Concha Inferior
d) Septum nasi (sekat hidung)

Olfactory muscosa memiliki axon yang mampu melalui bagian


tengkorak yang permiable (cribriform plate) dan masuk ke olfactory
bulbs (saraf cranial yang pertama). Pada olfactory bulbs, terjadi sinapsis
dengan neuron yang menyampaikan pesan secara menyebar ke olfactory
paleocortex di lobus temporal bagian medial melalui lateral olfactory
tract. Dari olfactory paleocortex, ada jejak saraf yang menuju medial
dorsal nucleus di thalamus dan kemudian menuju olfactory neocortex
dibagian depan frontal lobes, tepatnya pada permukaan inferior.
Neuron-neuron olfactory paleocortex yang lain akan menuju ke sistem
lymbic. Bila proyeksi neuron ke thalamic-neocortical bertugas sebagai
perantara kesadaran persepsi terhadap aroma, maka proyeksi neuron ke
sistem lymbic bertugas sebagai perantara respon emosional terhadap
aroma.

2.4 Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi


Leukosit, Granulosit, Sistem makrofag monosit, dan inflamasi
1) Leukosit (Sel darah putih)
Sel darah putih atau leukosit adalah sel yang membentuk komponen
darah. Sel darahputih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih

18
tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat
menembus dinding kapiler / diapedesis. Normalnya memiliki 4x109 hingga
11x109 sel darah putih dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat -
sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat
meningkat hingga 50000 sel per tetes. Ada beberapa jenis sel darah putih,
yaitu:
a) Basofil
Basofil mewakili kurang dari 3 persen dari sel-sel darah putih.
Basofil berperan dalam reaksi alergi dengan melepaskan histamin, yang
menyebabkan pembuluh darah membesar. Basofil juga membantu dalam
memperbaiki luka dengan melepaskan heparin, yang menunda pembekuan
darah sehingga lebih banyak sel dapat mencapai lokasi luka.
b) Eosinofil
Eosinofil membentuk sekitar 7 persen dari sel-sel darah putih dan
memulai reaksi alergi terhadap alergen. Sebuah jumlah yang meningkat
dari eosinofil paling sering menunjukkan respon reaksi alergi, stres yang
ekstrim atau invasi parasit juga dapat menyebabkan peningkatan eosinofil.
c) Netrofil
Bersifat fagosit, intinya bermacam-macam, dengan bentuk
bermacam-macam pula antara lain batang, bengkok, dan bercabang-
cabang. Sel-sel netrofil paling banyak dijumpai pada sel darah putih. Sel
golongan ini mewarnai dirinya dengan pewarna netral atau campuran
pewarna asam dan basa beserta tampak berwarna ungu.
d) Limfosit
Limfosit terdiri dari kelompok terbesar kedua dari sel-sel darah
putih, 20 sampai 40 persen dari sel-sel darah putih adalah limfosit,
menurut Merck. Ada tiga jenis limfosit: sel T, sel B dan sel-sel pembu.nuh
alami. Sel B membuat antibodi yang menyerang antigen asing. Sel T dan
sel-sel pembu.nuh alami menyerang sel-sel asing dan juga membuat racun

19
yang merusak penyerang. Peningkatan limfosit biasanya menunjukkan
infeksi virus atau beberapa jenis infeksi bakteri. Sejumlah penurunan sel T
ditemukan dalam infeksi, sel-sel tumor dan virus HIV. Limfosit yang
meningkat menandakan infeksi dan penyakit seperti mononucleosis.
e) Monosit
Monosit membuat 1 sampai 10 persen dari sel-sel darah putih.
Monosit bergerak keluar dari aliran darah dan ke dalam jaringan, di mana
mereka berubah menjadi makrofag, sel pemulung besar yang
menghancurkan sel-sel asing, mengangkat jaringan mati dan membu.nuh
sel kanker. Monosit akan meningkat saat infeksi kronis dan penyakit
autoimun, kemoterapi dapat menyebabkan penurunan tingkat monosit.

Sel jaringan lainnya :


 Histiosit, ada dalam sistem limfa bersama jarigan lainnya, tetapi tidak
umum didalam darah:
- Makrofag
- Sel Dendritik
 Sel Mast
 Alergi dpaat menyebabkan jumlah sel darah putih.

2) Granulosit
Granulosit Neutrofil, atau sering hanya disebut neutrofil adalah sel darah
putih terbanyak yang terkandung dalam darah manusia, berkisar 65% sampai
70%. Kegunaan neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap
infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang
memberikan tanggapan pertamaterhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya
neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah. Granula
berwarna merah kebiruan. Memiliki 3 inti sel.

20
3) Sistem makrofag monosit
Proses fagositosis adalah sebagian dari respons imun non spesifik dan
yang pertamakali mempertemukan tuan rumah dengan benda asing. Istilah
endositosis lebih umumdan mempunyai dua arti yaitu fagositosis (pencernaan
partikel) dan pinositosis(pencernaan nonpartikel, misalnya cairan). Sel yang
berfungsi menelan dan mencernapartikel atau substansi cairan disebut sel
fagositik, terdiri dari sel fagosit mononukleardan fagosit polimorfonuklear.
Sel ini pada janin berasal dari sel hematopoietik pluripotensial yolk sac, hati,
dan sumsum tulang.
Sel makrofag akan menjadi aktif atas pengaruh sitokin sehingga selnya
lebih besar,membran plasmanya berlipat-lipat, banyak pseudopodia serta
mempunyaikesanggupan membunuh mikroorganisme dan sel tumor.
Sel monosit dan makrofag berperan sebagai sel yang mempresentasikan
antigen(antigen presenting cell= APC). Mikroba bakteri dan antigen protein
terlarut dipecah dalam fagolisosom menjadi partikel berukuran kecil. Partikel
ini kemudian akanditampilkan di permukaan sel berikatan dengan molekul
peptida MHC kelas II danakan dikenal oleh sel Th. Peristiwa ini disebut
antigen processing. Protein asing seperti virus dan antigen tumor juga akan
diproses, tetapi akan bergabung denganmolekul MHC kelas I yang kemudian
akan ditampilkan di permukaan sel APC danakan dikenal oleh sel limfosit Ts.

4) Inflamasi
Inflamasi atau Radang adalah rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat
jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi.
Inflamasi merupakan proses yang vital untuk semua organisme dan berperan
baik dalam mempertahankan kesehatan maupun dalam terjadinya berbagai
penyakit.

21
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai
berikut:
 tumor atau membengkak
 calor atau menghangat
 dolor atau nyeri
 rubor atau memerah
 functio laesa atau daya pergerakan menurun

5) Imunitas bawaan
Mikroorganisme yang berhasil memasuki organisme akan bertemu
dengan sel danmekanisme sistem imun bawaan. Respon bawaan biasanya
dijalankan ketika mikrobadi identifikasi oleh reseptor pengenalan susunan,
yang mengenali komponen yang diawetkan antara grup mikroorganisme.
Pertahanan imun bawaan tidak spesifik,berarti bahwa respon sistem tersebut
pada patogen berada pada cara yang umum. Sistem ini tidak berbuat lama-
penghabisan imunitas terhadap patogen. Sistem imun bawaan adalah sistem
dominan pertahanan seseorang pada kebanyakan organisme.
Mikroorganisme yang berhasil memasuki organisme akan bertemu
dengan sel danmekanisme sistem imun bawaan. Respon bawaan biasanya
dijalankan ketika mikrobadiidentifikasi oleh reseptor pengenalan susunan,
yang mengenali komponen yangdiawetkan antara grup mikroorganisme.
Pertahanan imun bawaan tidak spesifik, berarti bahwa respon sistem tersebut
pada patogen berada pada cara yang umum.Sistem ini tidak berbuat lama-
penghabisan imunitas terhadap patogen. Sistem imun bawaan adalah sistem
dominan pertahanan seseorang pada kebanyakan organisme.

22
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Keselamatan
1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan.
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti
gangguan penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit

5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok.
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap
penyakit tertentu.

23
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-
anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu
yang melebihi masalah dan nyeri).klasifikasi kebutuhan aman nyaman ada
dua yaitu keselamatan fisik dan keselamatan psikologis.terdapat
beberapan faktor yang mempengaruhi kebutuhan aman dan nyaman. jika
kebutuhan tersebut belum terpenuhi, maka akan mengalami gangguan.

3.2 Saran
Sebaiknya seorang perawat harus dapat memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan
nyaman dengan menggunakan standart operasional prosedur.

25
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.2005.Konsep dasarKeperawatan.Jakarta : EGC


Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik, Vol.1,E/4. Jakarta : EGC
Taarwoto dan Wartonah.2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

26

Anda mungkin juga menyukai