Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Telah dilakukan penelitian di Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta pada bulan November
2016 dengan nomor kelaikan etik (ethical clearance): 876 / X / HREC / 2016. Penelitian
dilakukan dengan pengambilan data primer dengan memberikan kuesioner tentang pengetahuan
hipertensi dan dukungan keluarga kepada pasien lansia yang berobat di Puskesmas Sangkrah.
Total subjek penelitian sebanyak 147 lansia.

1.Karakteristik Subjek Penelitian


Tabel 3. Distribusi responden Lansia di Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta Tahun 2016 (n=
147)
No. Kriteria Frekuensi Presentase (%)
1. Jenis kelamin
Perempuan 92 62,5
Laki-laki 55 37,4
2. Usia
Lansia dini (60-74 th) 147 100
Lansia tua (75 th) 0 0
3. Pendidikan
Tinggi (> SMP) 92 62,6
Rendah (≤SMP) 55 37,4

Tabel menunjukkan lansia sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 92
orang (62,6%), sedangkan lansia berjenis kelamin laki-laki sebanyak 55 orang (37,4%). Usia
lansia paling banyak masuk kategori lansia dini (60-74 tahun) sebanyak 147 lansia (100%).
Pendidikan lansia sebagian besar berpendidikan tinggi (>SMP) sebanyak 92 lansia (62,6%),
sedangkan berpendidikan rendah 55 lansia (37,4%)

Tabel 4. Distribusi pengetahuan keluarga tentang hipertensi


Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)
Baik 126 85,7
Kurang 21 14,3
Total 147 100

33
34

Tabel menunjukkan sebagian besar keluarga lansia berpengetahuan baik yaitu sebanyak
126 orang (85,7%), sedangkan keluarga dengan pengetahuan kurang sebanyak 21 orang (14,3%).

Tabel 5. Distribusi dukungan keluarga


Dukungan Keluarga Frekuensi Presentase (%)
Baik 90 61,2
Kurang 57 38,8
Total 147 100
Tabel menunjukkan dukungan keluarga sebagian besar baik yaitu sebanyak 90 orang
(61,2%), sedangkan dukungan kurang sebanyak 57 orang (38,8%).
Tabel 6. Distribusi tekanan darah lansia
Tekanan Darah Frekuensi Presentase (%)
Tidak terkontrol 120 81,6
Terkontrol 27 18,4
Total 147 100
Tabel menunjukkan tekanan darah lansia sebagian besar bertekanan darahtidak
terkontrol sebanyak 120lansia (81,6%) dan tekanan darah terkontrol sebanyak 27 orang (18,4%).
2. Analisis Bivariat
Untuk mengetahui kemaknaan hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga
tentang hipertensi dengan tekanan darah nggunakan program SPSS 16 for windows.Dari data
pengetahuan dan tekanan darah yang diperoleh kemudian dimasukkan tabel 2x2 dan diuji Chi
square diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 7. Hubungan pengetahuan keluarga tentang hipertensi dan tekanan darah pasien lansia
hipertensi
Pengetahuan Tekanan darah Total` P
Tidak terkontrol
terkontrol
Baik 106 20 126 0,056
Kurang 14 7 21
Total 120 27 147

Dari tabel dapat dilihat hasil uji statistik dengan uji chi squaremenggunakan program
SPSS 16 didapatkan nilai probabilitas signifikansi (p) = 0,056. Oleh karena p > 0,05, dengan
35

demikian pada penelitian ini tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
hipertensi dengan tekanan darah lansia.

Tabel 8. Hubungan dukungan keluarga dan tekanan darah pasien lansia hipertensi
Dukungan Tekanan darah Total` P
Keluarga Tidak Terkontrol
terkontrol
Baik 78 12 90 0,048
Kurang 42 15 57
Total 120 27 147

Dari tabel dapat dilihat hasil uji statistik Chi Squaremenggunakan program SPSS 16
didapatkan nilai probabilitas signifikansi (p) = 0,048. Oleh karena p < 0,05, dengan demikian
pada penelitian ini ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tekanan darah lansia.

3. Analisis Multivariat
Tabel 9. Hubungan pengetahuan keluarga tentang hipertensi dan dukungan keluarga dengan
tekanan darah pasien lansia hipertensi
Variabel OR P CI 95%
/Exp(B) Batas bawah Batas atas
Pengetahuan 0,381 0,070 0,134 1,083
Dukungan keluarga 0,434 0,046 0,184 1,023
Constant 0,640 0,784

Tekanan darah lansia yang berasal dari keluarga dengan pengetahuan yang baik memiliki
kemungkinan tekanan darah yang cukup 0,4 kali lebih besar daripada lansia dengan pengetahuan
yang kurang dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga dengan
tekanan darah pasien hipertensi pada lansia (OR= 0,381 ; P= 0,070 ; CI 95% 0,134 hingga
1,083).
Tekanan darah lansia yang berasal dari keluarga dengan dukungan keluarga yang baik
memiliki kemungkinan tekanan darah yang cukup 0,4 kali lebih besar daripada lansia dengan
pengetahuan yang kurang dan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dengan tekanan darah pasien hipertensi pada lansia (OR=0,434 ; P= 0,046 ; CI 95% 0,184
hingga 1,023).
36

4. PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan keluarga
tentang hipertensi dan dukungan keluarga dengan tekanan darah terhadap 147
responden. Hasil penelitian diketahui terdapat keluarga lansia sebagian besar keluarga
lansia berpengetahuan baik yaitu sebanyak 126 orang (85,7%). Pengetahuan responden
yang baik disebabkan oleh berbagai informasi tentang pengertian, faktor penyebab,
gejala, komplikasi, serta pencegahan hipertensi yang mereka peroleh baik itu dari
media masssa, petugas kesehatan, orang lain, maupun dari lingkungan
sekitar.Pengetahun dapat diperoleh dengan melihat atau mendengar sendiri melalui
alat-alat komunikasi seperti surat kabar, majalah, televisi, radio dan lain-lain.
Berdasarkan analisis data dengan Chi Square dengan nilai p = 0,056
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua tentang
hipertensidengan tekanan darah lansia. Hal tersebut dapat diasumsikan karena latar
belakang pengetahuan dan sikap yang kurang baik yang akan diikuti oleh tindakan yang
kurang baik dalam pencegahan hipertensi dalam keluarga.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt bahaviour). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nugraha (2014)
yang menyatakan ada hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan sikap
pencegahan komplikasi pada pasien hipertensi.Hal ini dapat berbeda karena pada
sampel penelitian ini adalah semua pasien hipertensi bukan terfokus pada lansia
hipertensi.
Sebagian besar ahli mengatakan bahwa pengetahuan dan sikap yang kurang
mendukung d a l a m p encegahan hipertensi. Apabila seseorang memiliki
pengetahun tentang kesehatan yang baik, maka orang itu akan berusaha untuk
menghindari atau meminimalkan segala sesuatu yang akan berpeluang untuk terjadinya
penyakit, setidaknya ia akan mencoba untuk berperilaku mendukung dalam
peningkatan derajat kesehatan pribadi (Notoatmodjo, 2007).
37

Berdasarkan analisis data dukungan keluarga memperlihatkan bahwa sebagian


besar dukungan keluarga baik sebesar 90 (61,2%) dengan Chi square dengan nilai p =
0,048 menunjukkan bahwaada hubungan antara dukungan keluargadengan kontrol
tekanan darah lansia. Seperti hasil penelitian Zulfitri (2006) yang mendapatkan adanya
hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku lansia hipertensi dalam
mengontrol kesehatannya sehingga lansia hipertensi yang memiliki perilaku yang baik
dalam menjaga kesehatannya diharapkan tidak akan mengalami kondisi yang lebih
buruk. Sejalan juga dengan penelitian Setyaningrum (2009) yang sebagian besar
responden mendapatkan dukungan keluarga dalam kategori sedang yaitu 17 responden
(51,5%), peneliti mengungkapkan sebagian besar keluarga hanya memberikan aksi
sugesti yang umum pada responden tanpa memberikan umpan balik responsif, guna
penyelesaian permasalahan yang dihadapi responden.
Dalam Setiadi ( 2 0 0 8 ) mengungkapkan bahwa dukungan keluarga terbagi
atas dukungan instrumental, informasi, penghargaan, emosional. Komponen tersebut
dapat mendukung responden dalam meningkatkan kesehatan. Dukungan keluarga dapat
menurunkan mortilitas, sehingga pasien lebih mudah sembuh dari sakit dan
meningkatkan kesehatan emosi. Pengaruh positif dukungan keluarga dapat menjadi
penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stress (Setiadi,
2008).
Seperti yang dikatakan oleh Friedman, Bowden, dan Jones (2003), bahwa
dukungan keluarga merupakan sumber bantuan paling signifikan dalam membantu
anggota keluarga dalam mengubah gaya hidupnya. Berdasarkan hal tersebut dapat
dikatakan bahwa lansia hipertensi yang mendapatkan dukungan keluarga yang baik
akan memiliki perilaku yang baik pula dalam hal menjaga kesehatannya. Hal ini
didukung oleh M c M u r r a y (2003), dukungan keluarga termasuk dalam faktor
penguat yang dapat mempengaruhi perilaku dan gaya hidup seseorang sehingga dapat
berdampak pada status kesehatan dan kualitas hidupnya.
Peran k e l u a r g a diharapkan juga mampu memberikan dukungan dan
motivasi pada pasien hipertensi dalam mengoptimalkan hidupnya, seperti
mengkonsumsi makanan yang sehat, menjalankan diet, dan rutin memeriksakan
tekanan darahnya.
38

Tekanan darah lansia sebagian besar tidak terkontrol sebanyak 120 lansia
(81,6%) dan tekanan darah terkontrol sebanyak 27 lansia (18,4%). Semakin tinggi usia
seseorang, semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung
mempunyai tekanan darah lebih tinggi daripada orang yang berusia lebih muda.
Penelitian Godfrey,Iyalomhe & Sara,(2010) menyatakan hipertensi berhubungan
dengan pengetahuan, sikap, dan gaya hidup diantara pasien hipertensi.
Mayoritas lama menderita hipertensi responden dalam rentang 5-10 tahun. Hal
ini dapat berarti sebagian besar responden memiliki kesadaran untuk memeriksakan diri
atau berobat ke puskesmas. Beberapa orang tidak peduli dengan penyakit hipertensinya
dan menganggap bahwa tekanan darah tinggi adalah hal biasa. Ketika seseorang
terdiagnosis hipertensi harus meminum obat seumur hidup dan kontrol rutin setiap 10
hari sekali. Responden yang memiliki lama menderita hipertensi 5-10 tahun adalah
responden yang sadar bahwa hipertensi bukanlah hal yang harus diabaikan, sehingga
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan untuk mendapat informasi tentang
hipertensi dari tenaga kesehatan.
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini, pada soal kuesionerpengetahuan yang
digunakan dalam penelitian ini ada 1 item soal yang tidak valid pada pernyataan
tentang komplikasi hipertensi, sehingga soal yang digunakan tidak mencakup hipertensi
secara keseluruhan. Kesulitan penelitian ini adalah tidak semua responden dapat
membaca dan menulis sehingga perlu didampingi ketika mengisi kuesioner yang
diberikan oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai