Anda di halaman 1dari 7

 

Studi Kasus

Asuhan Keperawatan Keluarga pada lansia dengan asam urat

Misbah indra nugroho1, Edy soesanto2


1,2
Program Studi Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Latar belakang Penyakit asam urat di Indonesia pertama kali
diteliti oleh seorang dokter belanda, dr. Van Den Horst ditemukan 15 kasus
Kata kunci: penyakit asam urat oleh masyarakat kurang mampu di wilayah jawa tengah
Keluarga, Lansia, Asam urat pada tahun 1935. Asam urat atau yang sering dikenal arthritis gout
termasuk suatu penyakit degeneratif yang menyerang persendian, dan
paling sering dijumpai di masyarakat terutama dialami oleh lanjut usia.
Kesehatan keluarga dapat tergambar dari kemampuan keluarga
memberikan bantuan kepada anggota keluarga untuk memenuhi
kebutuhan perawatan diri dan kemampuan keluarga memenuhi fungsi
keluarga serta mencapai tugas perkembangan yang sesuai dengan tingkat
perkembangan keluarga, Pengelolaan dengan proses keperawatan, dengan
intervensi memberikan pendidikan kesehatan. Implementasi yang
dilakukan pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan dan komplikasi
asam urat. Evaluasi dari implementasi yang telah dilakukan yaitu klien
lebih mengetahui tentang penyebab, penatalaksanaan dan komplikasi asam
urat. Hasil pengelolaan didapatkan keluarga memahami dan mengerti
penyakit asam urat serta keluarga dapat melakukan perawatan penyakit
asam urat dan hasil akhir menunjukan masalah kesiapan peningkatan
manajemen kesehatan keluarga teratasi. Saran bagi pelayanan kesehatan
diharapkan lebih aktif dalam memberikan informasi mengenai kesehatan
dengan melakukan penyuluhan langsung kemasyarakat. Sehingga
masyarakat mengetahui dan memahami tentang suatu penyakit dan
perawatannya khususnya penyakit asam urat.

Korespondensi
Nama : Misbah Indra Nugroho
Email : misbahindra200@gmail.com

PENDAHULUAN

Masalah kesehatan dapat muncul pada tahap sesuai perkembangan keluarga, salah
satunya tahap perkembangan keluarga dengan lansia. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis
mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit degeneratif banyak muncul
pada lansia (Zaenurohmah & Rachmayanti, 2017). Masalah kesehatAn yang sering muncul
pada lansia antara lain hipertensi, radang sendi, stroke, diabetes mellitus (Yulianti,2016.)
Latar belakang Penyakit asam urat di Indonesia pertama kali diteliti oleh seorang
dokter belanda, dr. Van Den Horst ditemukan 15 kasus penyakit asam urat oleh masyarakat
kurang mampu di wilayah jawa tengah pada tahun 1935, Asam urat disebut juga arthritis gout
termasuk suatu penyakit degenerative yang menyerang persendian, dan paling sering
dijumpai di masyarakat terutama dialami oleh lanjut usia (lansia). Namun tak jarang penyakit
ini juga ditemukan pada golongan pralansia (Damayanti, 2012). Di Indonesia sendiri penyakit
artritis gout pertama kali diteliti oleh seorang dokter Belanda yang bernama dr. van den
Horst, pada tahun 1935. Terdapat 15 kasus gout berat pada masyarakat kurang mampu di
pulau Jawa. Hasil penelitian oleh Darmawan (1988) di Bandungan Jawa Tengah menunjukkan
bahwa diantara 4683 orang yang diteliti, 0.8% menderita asam urat tinggi berusia antara 15-
45 tahun. 1.7% pada pria dan 0.05% pada wanita, bahkan di antara mereka sudah sampai
pada tahap gout (Damayanti, 2012).
Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa penyakit
sendi di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (nakes) sebesar 11.9% dan
berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 24.7%, sedangkan berdasarkandaerah diagnosis
nakes tertinggi di Provinsi Bali sebesar 19.3% dan berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi
yaitu di Nusa Tenggara Timur sebesar 31.1%. Prevalensi penyakit sendi di Jawa Tengah pada
tahun 2013 adalah 33%. Prevalensi lebih tinggi pada masyarakat tidak bersekolah baik yang
didiagnosis nakes 24,1%. Prevalensi tertinggi pada pekerjaan yang didiagnosis nakes 15,3%.
Prevalensi yang didiagnosis tenaga kesehatan dipedesaan 13,8% lebih tinggi dari perkotaan
10,0% (Riskesdas, 2013).
Penyakit ini menyerang pada bagian sendi tubuh manusia. Sendi merupakan suatu
engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak dengan baik, juga merupakan suatu
penghubung antara ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang
tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang diperantarainya. Pernyakit
gout ini mengalami peradangan dan nyeri dibeberapa titik inti sendi yang mengakibatkan
kesulitan melakukan kegiatan seperti biasanya karena adanya endapan Kristal yang
terkumpul didalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat dalam darah
(Hiperurisemia) (Rokim,2009).
Salah satu tanda dan gejala dari penderita asam urat adalah pasien mengalami keluhan
nyeri (Hidayat, 2009). Tanda yang khas pada gout adalah nyeri akut pada satu atau beberapa
sendi. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal merupakan suatu gejala yang berfungsi sebagai
isyarat bahwa adanya gangguan jaringan,seperti peradangan,infeksi, atau kejang otot (Tjay &
Raharja 2007).
Banyak beredar obat anti inflamasi yang digunakan sebagai pereda dan mengurangi
rasa nyeri pada sendi. Diantaranya terdapat obat sintesis oral yang biasa digunakan untuk
penderita asam urat yaitu Allupurinol dan beberapa obat lain yangtermasuk golongan Obat
Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), akan tetapi menimbulkan banyak efek samping yang
dapat berakibat fatal seperti meningkatnya asam lambung dan gangguan pencernaan
lainnya(Sri,2007). Tindakan farmakologis untuk penderita asam urat diantaranya adalah
dengan menggunakan obat-obatan seperti obat allopurinol yang berguna untuk menurunkan
kadar asam urat.
Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga didapatkan bahwa pengetahuan terkait
asam urat masih kurang. Hal tersebut juga diperkuat dengan ungkapan keluarga bahwa tidak
pernah melakukan pemeriksaan asam urat. Maka dari itu penulis tertarik untuk memberikan
pendidikan kesehatan tentang asam urat pada keluaraga tersebut
METODE

Metode yang digunakan pada studi kasus ini adalah deskriptif dengan pendekatan
asuhan keperawatan menggunakan pendidikan kesehatan asam urat pada pasien dengan
asam urat. Studi kasus ini dimulai dari pengkajian, merumuskan masalah, membuat
perencanaan, melakukan implementasi dan evaluasi . Subjek studi kasus ini yaitu dengan
mengambil subjek keluarga dengan tahap perkembangan lansia dan pengambilan subjek
lansia dengan masalah asam urat dengan melakukan pendidikan kesehatan . Penerapan
studi kasus ini dilaksanakan di wilayah desa mranggen RW 06 RT 04 dengan 3xkunjungan
dengan memebrikan pendidikan kesehatan tentang asam urat menggunakan media lembar
balik dan lefleat , pengambilan data dilakukan dengan wawancara,observasi serta
dokumentasi

HASIL

Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada hari jumat, tanggal 1 Juli 2022 .Diperoleh
identitas pasien Nama Tn.s Sebagai Kepala Keluarga tinggal bersama istri , anak dan cucunya
dengan type keluarga extended family. Saat ini Saat ini keluarga Tn. S memiliki masalah
kesehatan didalam keluarganya yaitu Tn. S sendiri yang kini menderita Asam Urat. Tn.S dan
keluarga tidak tahu bagaimana cara merawat pasien yang menderita asam urat. Tn.S sering
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat purin Seperti Jeroan, Daging-dagingan, Tn.S
mengatakan nyeri lutut yang dialaminya adalah hal biasa karena pengaruh usia, Tn.S
mengatakan bahwa dirinya sering mengalami nyeri di lutut sebelah kanan.,Tn. S mengatakan
tidak mengetahui kadar asam urat dalam darahnya tinggi, Tn. S mengatakan ingin tahu
penyebab dan komplikasi apabila tidak segera di obati.

Diagnosa Keperawatan
setelah diuraikan dari data pengkajian yang di dapatkan, diagnosa yang ditegakkan
untuk menjadi prioritas adalah kesiapan peningkatan manajemen kesehatan. Batasan
karakteristik karakteristik dari masalah kesiapan peningkatan manajemen kesehatan yaitu
mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan pencegahanya,
pilihan hidup sehari-hari tepat untuk memenuhi tujuan program kesehatan,
mengekspresikan tidak adanya hambatan yang berarti dalam mengitegrasikan program
yang ditetapkan untuk mengatasi masalah kesehatan, menggambarkan berkurangnya factor
resiko terjadinya masalah kesehatan, dan tidak ditemukan adanya gejala masalah
kesehatan atau penyakit yang tidak terduga.
Potensial masalah untuk dicegah tinggi , Masalah kurang pengetahuan dapat dicegah
dengan memberikan penyuluhan kesehatan dan menambah pengetahuan pada keluarga,
Dalam tahap skoring masalah diagnosa keperawatan kesiapan peningkatan manajemen
kesehatan memperoleh skor 4 1/6, dan merupakan skor tertinggi dibandingkan diagnosa
yang lain. Diagnosa keperawatan kesiapan peningkatan manajemen kesehatan dijelaskan
sebagai berikut: yang pertama sifat masalah yaitu actual sifat masalah kurang pengetahuan
yaitu Tn. S dan keluarga tidak tahu bagaimana cara meraat pasien yang menderita asam
urat, dengan Tn. S Kemungkinan masalah dapat diubah yaitu mudah , mudah diubah
dengan memberikan penyuluhan kesehatan mengenai asam urat pencegahan,
penatalaksanaa dan komplikasi yang berkaitan dengan masalah asam urat, Potensial
masalah untuk dicegah tinggi masalh kurang pengetahuan dapat dicegah dengan
memberikan penyuluhan kesehatan dan menambah pengetahuan keluarga, menonjolnya
masalah ada masalah harus segera ditanggani dikarenakan Keluarga mengetahui bahwa
Tn.S mengalami masalah asam urat, maka keluarga merasa perlu untuk mendapatkan
informasi.

Perencanaan
Intervensi yang disusun pada klien asam urat dengan masalah keperawatan
kesiapan peningkatan manajemen kesehatan meliputi intervensi pendidikan kesehatan. I
seperti penyebab, komplikasi dan penatalaksanaan asam urat, dengan menggunakan media
lembar balik. Pendidikan kesehatan menggunakan media lebih efektif meningkatkan
pengetahuan manajemen asam urat dibandingkan dengan tidak menggunakan media (Ulya,
2017).

Implementasi
Implementasi hari 1 yaitu pengkajian keluarga, riwayat tahap perkembangan
keluarga dan pemeriksaan fisik
Implementasi hari 2 yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang penyebab
komplikasi dan penatalaksanaan pada asam urat. Pengetahuan kesehatan memiliki
pengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediateimpact) dari
pendidikan kesehatan. Kemudian perilaku kesehatan akan memiliki pengaruh terhadap
meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan
kesehatan. Salah satu contoh pengetahuan tentang kesehatan yaitu tentang asam urat
(Notoadmojo, 2012 dalam Rika Novia, Zaimy, dkk 2019).
Implementasi hari 3 yaitu gali pengetahuan keluarga tentang apa yang sudah
disampaikan oleh penyuluh dan beri kesempatan bertanya. Dan melatih pasien dengan
R0M, Range Of Motion (ROM) Adalah latihan latihan menggerakkan bagian tubuh untuk
memelihara fleksibilitas dan kemampuan gerak sendi. Latian range of motion (ROM) adalah
latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan tingkat kesempurnan kemampuan menggerakan persendian secara normal
dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Evaluasi
Berdasarakan tindakan keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis, didapatkan
hasil bahwa kesiapan peningkatan manajemen kesehatan pada Tn. S mengalami
peningkatan pemahaman sesuai tahap perkembangan pengetahuan, melakukan tindakan
gerakan fisik Rom Of Motion (ROM) dan mengetahui tentang asam urat.

PEMBAHASAN

Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa setelah diberikan pendidikan kesehatan
tentang asam urat didapatkan keluarga Tn. S mengalami peningkatan pengetahuan
dibuktikan dengan Ny. M dan Tn.S dapat menjelaskan kembali terkait asam urat dan tanda
gejalanya. hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardani & Mardiyah
(2020) didapatkan setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan terhadap keluarga Tn.H
yaitu penulis menyimpulkan bahwa peningkatan pengetahuan pada keluarga Tn.S disebabkan
karena keberhasilan keluarga dalam menerima informasi yang diberikan melalui pendidikan
kesehatan . Pada penelitian Naim (2021) juga didapatkan respon keluarga dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan sangatlah baik, keluarga kooperatif dalam setiap pelaksanaan tindakan
keperawatan, terdapat perubahan perilaku dalam merawat lansia dengan asam urat dan
perilaku yang menjadi lebih baik. Pada penelitian Alamsyah et al (2019)

Pendidikan kesehatan akan berjalan lebih baik jika dibarengi dengan pemberian
media. Salah satu media yang dapat digunakan saat pendidikan kesehatan yaitu melalui e-
book (Hartiningsih, 2018). E-book menjadi media belajar yang populer selama beberapa
tahun ini karena pemerintah secara penuh mendukung penggunaan E-book dalam
pembelajaran. E-book berperan penting dalam proses pembelajaran karena memiliki
keunggulan, E-book jika dilihat dari bentuk fisiknya yang berupa data digital yaitu ukuran fisik
kecil karena dapat disimpan dalam penyimpanan data seperti flashdisk dan lain-lain. E-book
juga tidak lapuk layaknya buku biasa, format digital bertahan sepanjang masa dengan format
yang tidak berubah. E-book juga media belajar yang interaktif dalam penyampaian informasi
karena dapat ditampilkan ilustrasi multimedia (Munawwarah & Anwar, 2020).

SIMPULAN

Berdasarakan tindakan keperawatan dan evaluasi yang telah dilakukan oleh penulis,
didapatkan hasil bahwa kesiapan peningkatan manajemen kesehatan pada Tn. S mengalami
peningkatan pemahaman sesuai tahap perkembangan pengetahuan, melakukan tindakan
gerakan fisik Rom Of Motion (ROM) dan mengetahui tentang asam urat.

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur atas kehadirat sang illahi rabbi (Allah SWT) atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus Keperawatan Keluarga tepat
pada waktunya. Tak lupa pula dalam pengerjaan studi kasus ini penulis mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak terutama keluarga, teman dan para sahabat. Penulis secara
khusus mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada diri
sendiri yang sudah berusaha bertahan selama ini melakukan yang terbaik dan kepada
pembimbing yang selalu bersabar dalam membimbing selama proses pembuatan Studi Kasus
ini. Diharapkan keluarga dapat menerapkan

REFERENSI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik (Cetakan II). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan (Cetakan II). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Kepeawatan Indonesia Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan (Cetakan II). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Damaiyanti, S., Siska, T, Y. (2012). Pengaruh Kompres Jahe Hangat Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Artritis Rhematoid Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih
Sayang Ibu Kanagarian Cubadag Batusangkar. Di akses 22 Februari 2017. Indah, Nurhayati
& Setiyajati. 2013.
Terapi kompres jahe dan massage pada osteoarthritis di panti wreda st.Theresia dharma bhakti
kasih. Surakarta: Jurnal (Diakses 18 Januari 2018 20.10 WIB) Khanna D, et.al. (2012).
American College of Rheumatology Guidelines for Management of Gout. Part 2: Therapy
and Antiinflammatory Prophylaxis of Acute Gouty Arthritis. Arthritis Care & Research
Vol. 64, No. 10, October 2012, pp 1447–1461. Masyhurrosyidi, Hadi. (2013). Purwoastuti,
Endang. (2009). Waspadai Gangguan Rematik. Yogyakarta: Kanisius.
repository.unimus.ac.id/409/3/BAB%20II.pdf (diakses 15 Januari 2018 14.19 WIB) Riset
Kesehatan Dasar Tentang Penyakit Sendi. )2013).
Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia:
Jakarta. Rustonto, Cholifah N, Retnosari I. (2015). Pemberian Kompres Hangat Memakai
Jahe Untuk Meringankan skala nyeri pada pasien asam urat di Desa Kedungwungu
Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan. Suiraoka IP. (2012).Penyakit Degeratif
Mengenal Mencegah Dan Mengurangi Faktor Risiko.Yogyakarta: NuhaMedika
Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe terhadap Tingkat Nyeri Subakut dan Kronis Pada
Lanjut Usia dengan Osteoarthtritis Lutut

Anda mungkin juga menyukai