Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN S DENGAN DIAGNOSA MEDIS

GOUT ATHTRITIS MASALAH UTAMA NYERI AKUT DI BALAI


PELAYANAN SOSIAL DEWANATA CILACAP

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Oleh :

MELINDA
NIM. 210104066

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN S DENGAN DIAGNOSA MEDIS
GOUT ATHTRITIS MASALAH UTAMA NYERI AKUT DI BALAI
PELAYANAN SOSIAL DEWANATA CILACAP

Nursing Care in Tn S with Medical Diagnosis Gout Athtritis The Main Problem of
Acute Pain at The Social Service Center of The Dewanata Cilacap

Melinda 1), Wasis Eko Kurniawan2)


Program Studi Keperawatan Program Profesi Ners Fakultas Kesehatan
Unuversitas Harapan Bangsa
Email: Melinda@gmail.com,

ABSTRAK

Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran


terutama dalam kemampuan fisik. Hal ini tentunya mengakibatkan lansia rentan
terkena berbagai gangguan penyakit, salah satunya penyakit yang sering
menjakit para lansia yaitu Penyakit asam urat. Asuhan keperawatan juga penting
untuk mengatasi gangguan Arthritis Gout. Salah satu perawatan pasien Arthritis
Gout yaitu mengurangi rasa nyeri di persendian dengan mengurangi asupan
makanan kaya purin (misalnya jerowan, tekanan batin (stres), karena infeksi atau
efek samping dari obat-obatan tertentu). Mencegah terjadinya komplikasi,
mengurangi resiko yang ditimbulkan dan dalam meningkatkan kesehatan
penderita secara komprehensif merupakan tugas perawat dengan memberikan
asuhan keperawatan. Tujuan penelitian yaitu mampu melakukan asuhan
keperawatan pada ny. r dengan diagnosa medis gout athtritis masalah utama
nyeri akut di Balai Pelayanan Sosial Dewanata Cilacap. Metode penelitian ini
menggunakan desain studi kasus deskriptif. Pada studi kasus ini yang menjadi
subjek adalah Tn S dengan masalah nyeri akut. Hasil menunjukan bahwa penulis
membuat perencanaan asuhan keperawatan pada Tn S yang mencakup dan
disesuaikan dengan keadaan pasien. Evalusi hasil asuhan keperawatan pada Tn
S dengan nyeri akut sudah teratasi dengan ditandai dengan ekspresi wajah
tampak rileks dan skala nyeri 1 dari 10, sehingga resiko yang mungkin mucul
tidak terjadi.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Gout Athtritis, Lansia

ABSTRACT

1
The older a person is, they will experience a decline, especially in
physical abilities. This of course causes the elderly to be susceptible to various
disease disorders, one of which is a disease that often affects the elderly, namely
gout. Nursing care is also important to overcome the disorder Arthritis Gout. One
of the treatments for Arthritis Gout patients is to reduce pain in the joints by
reducing the intake of foods rich in purines (eg crotch, mental stress (stress), due
to infection or side effects of certain drugs). Preventing complications, reducing
the risks and improving the patient's health comprehensively is the nurse's duty
to provide nursing care. The aim of the research is to be able to provide nursing
care to Mrs. r with a medical diagnosis of gout arthritis, the main problem is acute
pain at the Dewanata Social Service Center, Cilacap. This research method uses
a descriptive case study design. In this case study, the subject is Mr. S with acute
pain problems. The results show that the author makes a nursing care plan for
Mr. S which includes and is adapted to the patient's condition. Evaluation of the
results of nursing care for Mr. S with acute pain has been resolved, marked by a
relaxed facial expression and a pain scale of 1 out of 10, so the risks that may
arise do not occur.

Keyword: Nursing Care, Gout Athtritis, Elderly

2
3

PENDAHULUAN batas normal menyebabkan


Menua atau menjadi tua adalah penumpukan asam urat didalam
suatu keadaan yang terjadi didalam persendian dan organ tubuh lainya.
kehidupan manusia. Proses menua Penumpukan inilah yang membuat
merupakan proses sepanjang hidup, sendi sakit, nyeri, dan meradang.
tidak hanya dimulai dari suatu waktu Pada kasus yang parah, penderita
tertentu, tetapi dimulai sejak penyakit ini tidak bisa berjalan,
permulaan kehidupan. Menjadi tua persendian terasa sangat sakit jika
merupakan proses alamiah, yang bergerak, mengalami kerusakan
berarti seseorang telah melalui tiga sendi, dan cacat (Sutanto, 2015).
tahap kehidupannya, yaitu anak, Gout atau pirai dengan gejala
dewasa, dan tua. Tiga tahap ini utamanya berupa radang sendi atau
berbeda, baik secara biologis artrhitis, adalah penyakit dimana
maupun psikologis. Memasuki usia terjadi penumpukan asam urat (uric
tua (lanjut usia) berarti mengalami acid) dalam tubuh secara
kemunduran, misalnya kemunduran berlebihan. Penyakit ini bisa
fisik yang ditandai dengan kulit yang akibat proses asam urat memang
mengendur, rambut memutih, gigi meningkat, atau proses
mulai ompong, pendengaran kurang pembuangannya ginjal menurun,
jelas, penglihatan semakin buruk, atau akibat peningkatan asupan
gerakan lambat, dan figur tubuh makanan kaya purin. Serangan
yang tidak proporsional (Nugroho, asam urat yang berakibat
2018) peradangan sendi tersebut bisa juga
Proses menua di dalam dicetuskan oleh cedera ringan akibat
perjalanan hidup manusia memakai sepatu yang tidak sesuai
merupakan suatu hal yang wajar dengan ukuran kaki, selain terlalu
akan dialami semua orang yang banyak makan-makanan yang
dikaruniai umur panjang. Hanya mengandung senyawa purin
lambat cepatnya proses tersebut (misalnya jerohan, konsusi alkohol,
bergantung pada masing-masing tekanan batin (stress), karena infeksi
individu. Adapun pengaruh proses atau efek samping dari obat- obatan
menua dapat menimbulkan berbagai tertentu (diuretik) (Hadribroto.dkk.,
masalah baik secara fisik-biologik, 2014).
mental maupun sosial ekonomis. Berdasarkan World Health
Semakin lanjut usia seseorang, Organization (WHO) (2017),
mereka akan mengalami prevelensi asam urat (gout) di
kemunduran terutama dalam Amerika Serikat 13,6 kasus per
kemampuan fisik (Nugroho, 2018). 1000 laki-laki dan 6,4 kasus per
Hal ini tentunya mengakibatkan 1000 perempuan prevalensi ini
lansia rentan terkena berbagai berbeda di tiap negara, berkisar
gangguan penyakit, salah satunya antara 0,27% di Amerika hingga
penyakit yang sering menjakit para 10.3% selandia baru. Peningkatan
lansia yaitu Penyakit asam urat. insidens gout dikaitkan dengan
Penyakit asam urat atau dalam perubahan pola diet dan gaya hidup,
istilah medis disebut penyakit pirai peningkatan kasus obesitas dan
atau penyakit gout (arthritis gout) sindrom metabolik.
adalah suatu penyakit sendi yang Besarnya angka kejadian arthritis
disebabkan oleh tingginya asam urat gout pada masyarakat di Indonesia
di dalam darah. Kadar asam urat belum ada data yang pasti,
yang tinggi didalam darah melebihi mengingat Indonesia terdiri dari
4

berbagai suku sangat mungkin Jika kerusakan tidak lama terjadi


memiliki angka kejadian yang lebih dan tidak ada penyakit sistematik,
bervariasi. Studi hiperurisemia di nyeri akut biasanya menurun sejalan
rumah sakit akan ditemukan angka dengan terjadi penyembuhan.
prevalensi yang lebih tinggi antara Asuhan keperawatan juga
17-28% karena pengaruh penyakit penting untuk mengatasi gangguan
dan obat-obatan yang diminum Arthritis Gout. Salah satu perawatan
penderita. Penderita arthritis gout pasien Arthritis Gout yaitu
pada penduduk di jawa tengah mengurangi rasa nyeri di persendian
adalah sebesar 24,3% pada laki-laki dengan mengurangi asupan
dan 11,7% pada perempuan, makanan kaya purin (misalnya
penelitian lapangan yang yang jerowan, tekanan batin (stres),
dilakukan terhadap penduduk karena infeksi atau efek samping
Denpasar, Bali mendapat prevelansi dari obat-obatan tertentu), peran dan
arthritis gout sebesar 18,2% (Azizah, tanggung jawab perawat sangat
2019). diperlukan untuk memberikan
Jawa Tengah prevalensi asuhan keperawatan pada pasien
penderita gout hiperusemia kira- Arthritis Gout dengan gangguan
kira 2,6-47,2% yang bervariasi pada nyeri akut seperti mengatasi nyeri
berbagai populasi. Sedangkan pasien dan guna mengurangi resiko
prevalensi gout juga bervariasi infeksi dengan cara melakukan
antara 1-15,3%. Pada suatu studi asuhan keperwatan secara
didapatkan insidensi gout 4,9% komprehensif. Adanya asuhan
pada kadar asam urat darat >9 keperawatan tersebut, diharapkan
mg/dl, 0,5% pada kadar 7-8,9% dan pasien Arthritis Gout dapat terpantau
0,1% pada kadar <7mg/dl. Insidensi keadaannya (Hadribro, 2019).
kumulatif gout mencapai angka 22% Suatu proses atau rangkaian
setelah 5 tahun, pada kadar asam kegiatan pada praktek keperawatan
urat >9 mg/dl (Rikesdas, 2019). yang langsung diberikan kepada
Diagnosa keperawatan yang klien pada berbagai tatanan
umum terjadi pada klien lanjut usia pelayanan kesehatan, dalam upaya
dengan arthritis gout adalah Nyeri pemenuhan kebutuhan dasar
Akut. Pengalaman sensori dan manusia (KDM), dengan
emosional tidak menyenangkan menggunakan metodologi proses
yang muncul akibat keruskan keperawatan, berpedoman
jaringan aktual atau potensial atau pada standar
yang digambarkan sebagai keruskan keperawatan, dilandasi etik dan etika
(International Association for the keperawatan, dalam
Study of Pain); awitan yang tiba-tiba lingkup wewenang serta tanggung
atau lambat dari intensitas ringan jawab keperawatan. Asuhan
hingga berat dengan akhir yang keperawatan dilaksanakan dalam
dapat diantisipasi atau diprediksi bentuk proses keperawatan yang
(Herdman, 2018). Nyeri akut meliputi tahap, pengkajian, diagnosa
mengindikasikan bahwa kerusakan keperawatan, perencanaan
atau cedera telah terjadi. Hal ini (intervensi), pelaksanaan
menarik perhatian pada kenyataan (implementasi), evaluasi
bahwa nyeri ini benar terjadi dan (formatif/proses dan sumatif), proses
mengajarkan kepada kita untuk keperawatan sebagai salah satu
menghindari situasi serupa yang pendekatan utama dalam pemberian
secara potensial menimbulkan nyeri. asuhan keperawatan, pada
5

dasarnya suatu proses pengambilan mempriorotaskan masalah


keputusan dan penyelesaian keperawatan yaitu Nyeri akut.
masalah (Nursalam, 2016).
Berdasarkan hasil pengumpulan Pengkajian
data yang dilakukan penulis Pengkajian dilakukan meliputi
didapatkan hasil observasi dengan pengkajian data (identitas, riwayat
90 penerima manfaat di panti kesehatan dan kondisi fisik klien)
terdapat 2 lansia penderita Asam dan pengkajian psikososial (status
Urat di Wisma Panti Pelayanan mental, status sosial, perilaku
Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap kesehatan, lingkungan, pemanfaatan
mengeluh nyeri pada kaki, nyeri layanan kesehatan dan tingkat
yang di rasakan seperti ditusuk- pengetahuan/ sikap) klien. Setelah
tusuk, bertambah nyeri saat dilakukan pengkajian pada Tn S,
beraktivitas, dan susah tidur karena ditemukan data berupa adanya
nyeri dikaki. Sesuai dengan keluhan nyeri pada persendian
pentingnya peran perawat dalam lengan bagian atas. Klien
menunjang kesahatan lansia, maka mengatakan nyeri seperti linu,
penulis tertarik untuk mengambil dengan skala 6 dari 10. Nyeri
judul “Asuhan Keperawatan Nyeri bertambah saat beraktivitas,
Akut pada Tn. R dengan Asam Urat berkurang saat istirahat dan diberi
(Arthritis Gout) Wisma Balai obat oles hangat. Nyeri biasanya
Pelayanan Sosial Lanjut Usia timbul setelahk klien mengangkat
Dewanata Cilacap beban yang terlalu berat. Klien juga
mengatakan bahwa sakit “asam
METODE PENELITIAN urat” yang dialami telah berlangsung
Penelitian ini menggunakan sejak 3 bulan yang lalu. Klien
metode deskriptif. Pada studi kasus mengatakan rutin memeriksakan
ini yang menjadi subjek Ny dengan kesehatannya jika ada program
gangguan nyeri akut pada Ny R. poliklinik setiap sebulan sekali di
Pengumpulan data dimulai dari Panti, tetapi sakitnya kambuh lagi.
anamnesa, Dokumentasi dan Dari data tersebut muncul masalah
Observasi. keperawatan Nyeri Kronis

HASIL DAN PEMBAHASAN Diagnosa keperawatan nyeri akut


Masalah keperawatan yang Berdasarkan hasil pengkajian dan
mungkin muncul pada klien yang analisis data yang penulis dapatkan
menderita arthritis gout berdasarkan dari Tn S, penulis dapat
pengelolaan kasus yang telah merumuskan beberapa diagnosis
penulis lakukan sesuai dengan keperawatan : nyeri kronis
urutan pelaksanaan proses Berhubungan dengan kondisi
keperawatan mulai dari pengkajian muskuloskeletal kronis nyeri kronis
hingga evaluasi, penulis adalah pengalaman sensorik dan
menemukan beberapa hal yang emosional tidak menyenangkan
perlu dibahas sehubungan dengan dengan kerusakan jaringan aktual
adanya permasalahan yang timbul atau potensial, atau digambarkan
dalam tinjauan teori, pengangkatan sebagai suatu kerusakan
diagnosis keperawatan, rencana (International Association for the
tindakan dan respon klien setelah study of Pain) awitan yang tiba-tiba
dilakukan tindakan asuhan atau lambat dengan intensitas dari
keperawatan selama limahari ringan hingga berat, terjadi konstan
6

atau berulang tanpa akhir yang mengangkat beban berat berulang,


dapat diantisi-pasi atau diprediksi pascatrauma karena gangguan
dan berlangsung lebih dari tiga bulan (misalnya infeksi, inflamasi),
(Herdman & Kamitsuru, 2018). penggunaan komputer lama (> 20
Batasan karakteristik pada jam/minggu), peningkatan indeks
diagnosis keperawatan ini dapat massa tubuh, peningkatan kadar
berupa anoreksia, bukti nyeri kortisol lama, pola seksualitas tidak
dengan menggunakan standar efektif, riwayat hutang terlalu
daftar periksa nyeri untuk pasien banyak, riwayat mutilasi genital,
yang tidak dapat riwayat olahraga terlalu berat,
mengungkapkannya (misalnya riwayat penganiayaan (misalnya
Neonatal Infant Pain Scale, Pain fisik, psikologis, seksual), riwayat
Assesment Checklist for Senior with penya-lahgunaan zat, riwayat postur
Limited Ability to Communicate), tubuh statis dalam bekerja, usia >50
ekspresi wajah nyeri (misalnya mata tahun, dan vibrasi seluruh tubuh.
kurang bercahaya, tampak kacau, Pada penderita arthritis gout,
gerakan mata berpencar atau tetap faktor-faktor penghubung yang dapat
pada satu fokus, meringis), fokus diterapkan untuk klien lansia dengan
pada diri sendiri, hambatan diagnosis keperawatan Nyeri Kronis
kemampuan meneruskan aktivitas adalah agen pencedera, gangguan
sebelumnya, keluhan tentang genetik, gangguan imun, gangguan
intensitas menggunakan standar metabolik, kondisi muskuloskeletal
skala nyeri (misalnya skala Wong- kronis, gangguan pola tidur, jender
Baker FACES, skala analog visual, wanita, kompresi otot, mengangkat
skala penilaian numerik), keluhan beban berat berulang, dan usia > 50
tentang karakteristik nyeri dengan tahun.
menggunakan standar instrumen Berdasarkan data pengkajian,
nyeri (misalnya McGill Pain klien mengalami keluhan utama
Questionnaire, Brief Pain In- berupa nyeri persendian sejak enam
ventory), laporan tentang perilaku bulan yang lalu. Atas dasar tersebut
nyeri/perubahan aktivitas (misalnya maka penulis mengambil “kondisi
ang-gota keluarga, pemberi asuhan), muskuloskeletal kronis” sebagai
dan perubahan pola tidur. faktor penghubung untuk diagnosis
Sedangkan faktor yang keperawatan ini.
berhubungan dengan diagnosis
keperawatan ini dapat berupa agen Intervensi keperawatan nyeri akut
pencedera, cedera medula spinalis, Penulis menyusun rencana
cedera otot, cedera tabrakan, distres keperawatan dengan tujuan setelah
emosi, fraktur, gangguan genetik, dilakukan tindakan keperawatan
gangguan imun (misalnya Human selama 3 x 24 jam diharapkan
Immunodeficiency Virus (HIV), virus Tingkat Nyeri (L.08066) dapat
varisela zoster), gangguan iskemik, teratasi. Intervensi yang digunakan
gangguan metabolik, kondisi yaitu Manajemen Nyeri (I.08238).
muskuloskeletal kronis, gangguan Dimana dilakukan pengalihan pola
pola tidur, infiltrasi tumor, isolasi pikiran pasien untuk fokus pada
sosial, gender wanita, keletihan, nafas dalam sehingga secara tidak
kerusakan sistem saraf, langsung pasien tidak tertuju pada
ketidakseimbangan neurotransmiter, nyerinya, menggunakan tindakan
neuromodulator, dan reseptor; pengurangan nyeri tanpa analgesic.
kompresi otot, kontusio, malnutrisi, Menggunakan analgesic ketorolac
7

suatu OAINS yang menunjukkan seperti jadwal kegiatan di wisma


efek analgesic yang potensial yang sudah menetap dan kurangnya
namun efek anti inflamasinya sarana untuk melakukan
sedang diberikan melalui Intra vena pemeriksaan lebih lanjut mengenai
baik digunakan untuk mencegah penyakit yang dialami oleh klien.
nyeri pasca bedah, melaporkan nyeri Berikut ini adalah ringkasan
yang terkontrol. penggambaran implementasi yang
Intervensi yang penulis telah penulis lakukan kepada Tn S
rencanakan yaitu manajemen nyeri pada setiap diagnosis keperawatan
(I.08238) karena nyeri dapat yang telah ditentukan yaitu nyeri
berpengaruh besar terhadap kronis Berhubungan dengan Kondisi
emosional dan aktivitas pasien, Muskuloskeletal Kronis.
dilakukan tindakan tersebut supaya Tindakan yang telah penulis
dapat mengurangi rasa nyeri, agar lakukan untuk mengatasi nyeri yang
pasien mendapatkan dialami oleh klien di antaranya
kenyamanannya kembali. Hal ini adalah pemantauan tanda-tanda
sesuai dengan penelitian Syahriani, nyeri dengan cara mengukur lokasi,
(2016) manajemen nyeri yang karakteristik, awitan/ durasi,
digunakan adalah relaksasi karena frekuensi, kualitas, intensitas/
dilakukan pengalihan pola pikir keparahan nyeri dan faktor pemicu
pasien dan fokus pada nafas, pasien nyeri. Penulis juga melakukan
didorong untuk rileks dan kompres jahe kepada klien karena
mengosongkan pikiran yang kompres jahe atau obat oles hangat
memenuhi pikirannya dengan hal yang memberikan sensasi rasa
yang membuat damai dan tenang, hangat untuk mengurangi nyeri.
maka secara tidak langsung tehnik Penulis juga memberikan anjuran
relaksasi dapat mengurangi rasa kepada klien untuk konsisten
nyerinya walaupun tidak menetap. mengecek kesehatan jika ada
Hal ini sesuai dengan penelitian program poliklinik yang dilaksanakan
herawati (2016) perubahan tekanan sebulan sekali dan rajin meminum
darah yang mengarah pada obat untuk mengurangi atau
peningkatan ataupun penurunan mengatasi nyeri, serta menawarkan
dapat menimbulkan bantuan bila klien sedang dalam
ketidaknyamanan fisik sehingga keadaan tidak mampu untuk
dapat memperberat keluhan pasien. melakukannya sendiri.
Seperti pengalaman terdapat pasien Pada evaluasi akhir didapatkan
yang biasanya hipotensi mengalami data bahwa nyeri persendian pada
nyeri akut karena colic renal klien sudah membaik dan mereda
mengalami peningkatan tekanan apabila klien meminum obat.
darah. Rencana keperawatan tindak lanjut
untuk mengatasi masalah ini adalah
Implementasi keperawatan nyeri dengan menganjurkan klien banyak
akut istirahat dan membiasakan diri untuk
Implementasi dilaksanakan melakukan teknik relaksasi napas
sesuai dengan rencana intervensi dalam dan kompres jahe bila nyeri
keperawatan yang telah ditetapkan persendian datang kembali dan
sebelumnya. Terdapat beberapa teratur minum obat untuk proses
intervensi yang mampu dan tidak penyembuhan.
mampu penulis lakukan di lapangan Materi asuhan keperawatan
dikarenakan oleh beberapakendala gerontik, penulis telah mempelajari
8

beberapa teori tentang tindakan selama sakit dan bukan untuk


untuk menangani nyeri pada klien mengobati atau menyembuhkan
yang dapat dilakukan secara penyakit yang dialami oleh klien,
sederhana dan mandiri seperti maka di sini penulis merasa masih
kompres jahe, penulis dapat belum melakukan tindakan yang
melakukan tindakan tersebut karena cukup dalam menangani nyeri yang
lebih ekonomis bahan baku yang dialami oleh klien. Ke depannya,
tergolong murah mudah didapat di penulis akan tetap mempertahankan
panti, sehingga penulis lebih upaya dalam mengawasi obat-
menganjurkan melakukan obatan yang dikonsumsi oleh klien
implementasi dengan teknik dan bagaimana efeknya terhadap
nonfarmakologi. Penanganan kondisi tubuh klien yang sudah lanjut
dengan obat lebih efektif untuk usia, baik dari segi yang positif
mengatasi nyeri dibandingkan maupun yang negatif, dengan
dengan terapi alternatif harapan agar nantinya penulis dapat
nonfarmakologi. Tetapi, mengingat memberikan alternatif tindakan yang
usia klien yang telah lanjut, lain untuk menangani masalah nyeri
dikhawatirkan obat-obatan yang pada klien lanjut usia selain
dikonsumsi akan makin menggunakan obat.
memperburuk kondisi kesehatan Melihat kondisi Tn S yang
anggota tubuh yang lainnya seperti sekarang, penulis dapat mengambil
hati dan ginjal. kesimpulan bahwa beliau masih
Martono & Pranaka (2017) dalam keadaan yang sehat dan
menyebutkan bahwa terdapat mandiri meski dengan adanya
beberapa hal yang perlu penyakit gout yang dimiliki. Namun
mendapatkan perhatian dokter dan seiring bertambahnya usia, bukan
tenaga kesehatan yang lainnya, hal yang tidak mungkin jika nantinya
salah satunya adalah bahwa proses Tn S akan mengalami peningkatan
menua yang fisiologis menyebabkan dalam penurunan fungsi fisiologis
perubahan farmakokinetik dan akibat proses penuaan sehingga
farmakodinamik obat, juga berbagai penyakit yang lain juga
penurunan fungsi dari berbagai dapat muncul. Ini adalah kondisi
organ, sehingga tingkat keamanan yang normal dalam proses menua.
obat dan efektivitas obat pada klien Perlu adanya penyesuaian rencana
lanjut usia akan berubah tindakan seiring dengan
dibandingkan dengan klien yang meningkatnya usia klien untuk
masih berusia muda. Pemberian memastikan agar tindakan-tindakan
obat yang rasional bagi golongan keperawatan di waktu yang akan
lanjut usia perlu lebih sering datang dapat realistis dan sesuai
dilakukan dan dimasyarakatkan. dengan kondisi klien saat itu
Meskipun, jika memang sehingga waktu dan tenaga (baik
pengobatan yang dilakukan adalah dari sisi perawat maupun klien) yang
aman untuk klien, penulis menyadari diberikan nantinya tidak akan sia-sia
bahwa profesi perawat tidak berada dan target tindakan juga dapat lebih
dalam posisi yang tepat untuk mudah tercapai.
memberikan pengobatan (hanya
terbatas pada kola-borasi, bukan
wewenang). Karena tujuan utama
profesi keperawatan adalah untuk
memenuhi kebutuhan dasar klien
9

Evaluasi keperawatan nyeri akut nyeri, dan juga akan memiliki


berhubungan dengan agen cedera pertahanan diri yang baik pula.
fisik
Evaluasi keperawatan dilakukan
untuk melihat dan menilai apakah KESIMPULAN
intervensi yang diberikan telah dapat Setelah penulis melakukan
mencapai tujuan yang ditetapkan asuhan keperawatan gerontik pada
bersama anatara perawat dengan Tn S dengan arthtritis gout di Panti
pasien (Nursalam, 2012). Evaluasi Pelayanan Sosial Lanjut Usia
hari lima atau terakhir pada pasien Dewanata Cilacap, penulis
sampai hari kelima masalah sudah menemukan masalah keperawatan
teratasi, kedua pasien mengatakan yaitu Nyeri akut berhubungan
skala nyerinya sudah berada pada dengan Kondisi Muskuloskeletal
taraf ringan skala 1-2, dari data Kronis sehingga penulis dapat
objektif juga menunjukkan pasien mengambil kesimpulan sebagai
tampak nyaman dan tidak gelisah. berikut:
Oleh karena itu pada kasus Penulis merumuskan/
intervensi masih tetap dilanjutkan menentukan diagnosa sesuai
karena masalah belum sepenuhnya dengan data-data yang diperoleh
teratasi atau masih teratasi dan memprioritaskan nyeri kronis
sebagian. Jika masalah belum menjadi masalah keperawatan yang
teratasi sebagian maka penulis utama. penulis telah melakukan
melanjutkan intervensi dengan beberapa perencanaan keperawatan
metode discharge planning, yaitu yang disesuaikan dengan masalah
perencanaan pulang bagi pasien keperawatan pada Tn. S, rencana
yang sudah selesai menjalani keperawatan yang di tetapkan
perawatan di rumah sakit. Menurut dijadikan pedoman dalam
penelitian yang dilakukan oleh melakukan implementasi
Lukman (2018) intensitas nyeri keperawatan. Penulis membuat
setelah dilakukan intervensi perencanaan asuhan keperawatan
mengalami penurunan karena pada Tn S yang mencakup SKLI dan
intervensi teknik relaksasi nafas SIKI. Berdasrkan hasil evaluasi
dalam ini mampu mengontrol didapatkan bahwa masalah
ataupun menghilangkan nyeri, jika keperawatan pada Tn S sudha
teknik relaksasi dilakukan secara teratasi.
benar maka akan menimbulkan
penurunan nyeri yang dirasakan DAFTAR PUSTAKA
sangat berkurang/ optimal dan Antoni. (2018). Artritis Rheumatoid
pasien sudah merasa nyaman Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
dibanding sebelumnya. Hal ini dapat Dalam Edisi V, Sudoyo A.W.,
mempengaruhi intensitas nyeri, Setiyohardi, B., Alwi, Idrus,
Karena jika dilakukan secara E.TAl.Internal Publising.
berulang akan dapat menimbulkan Jakarta.
rasa nyaman yang pada akhirnya Aklima Et Al. (2017).
akan meningkatkan toleransi Muskuloskeletal. Jakarta : Cv.
persepsi dalam menurunkan rasa Trans Info Media.
nyeri yang dialami. Jika seseorang Andri. (2019). Keperawatan Medikal
mampu meningkatkan toleransinya Bedah Bahasa Brunner
terhadap nyeri maka seseorang &Suddarth :Edisi& Alih Bahasa
akan mampu beradaptasi dengan Agung Waluyo. (Et.Al) : Editor
10

Bahasa Indonesia Monica Nursalam. (2016). Manajemen


Ester. (Et.Al). Jakarta :Egc. Keperawatan. edisi 3.
Asikin. (2018). Perawatan Pada Jakarta :Salemba Medika
Lansia. Jakarta :Penerbit Buku
Kedokteran Egc
Fatmawati, Hakim, Wahyuningsih.
(2021). Asuhan Keperawatan
Keluarga, Egc : Jakarta
Huda & Kusuma. (2015).
Keperawatan Keluarga:
Konsep Teori, Proses, Dan
Praktik
Keperawatan.Yogyakarta:
Graha Ilmu
Lahemma. (2019). Anatomi Fisiologi
Untuk Perawat. Jakarta :Egc.
M. Black & Hokanson Hawks.
(2014). Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan Gangguan
Muskuskeletal. Jakarta:
Salemba Medika
Majdah & Ramli. (2016). Proses
Keperawatan. Yogyakarta :Ar-
Ruzz Media.
Padila. (2017). Buku
Ajar :Kepewatan Medikal
Bedah. Yogyakarta : Nuha
Medika
PPNI. 2016. Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia.
PPNI. 2017. Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia.
PPNI. 2018. Standar Evaluasi
Keperawatan Indonesia.
Putri &Priyanto. 2019. Konsep Dan
Proses Keperawatan
Keluarga. Yogyakarta :Graha
Ilmu.
Riskesdas RI. 2018. Riset
Kesehatan Dasar Republik
Indonesia
Siahaan Et Al. (2017). Rematik Dan
Asam Urat. Jakarta :Bhuana
Ilmu Populer.
Tartowo & Wartonah. (2015). Uku
Ajar Keperawatan Keluarga
Riset, Teori, Dan Praktek.
Jakarta: Egc. Pustaka As
Salam

Anda mungkin juga menyukai