Anda di halaman 1dari 13

31

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ARTRITIS GOUT


Mega Anjani Putri 1 , Lucia Firsty Puspita Krishna2
1.Program Diploma Tiga Keperawatan, Akademi Keperawatan Pasar Rebo
2. Departemen Keperawatan Komunitas, Akademi Keperawatan Pasar Rebo

megaanput@gmail.com, lucifirsty@gmail.com

Abstrak
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul serta tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga
dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan mempengaruhi sesama
anggota keluarga. Artritis Gout adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat di
dalam darah. Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan
nyeri di persendian dan timbulnya dapat bersifat akut. Metode penulisan yang di gunakan adalah studi kasus dan
studi kepustakaan. Masalah keperawatan yang ditemukannya adalah gangguan rasa nyaman: nyeri pada
keluarga Ny. S khususnya Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan Artritis Gout. Untuk menanggulangi masalah tersebut adalah memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif dengan menggunakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Saran yang diberikan
adalah melakukan pemeriksaan kadar asam urat agar dapat menghindari faktor penyebab terjadinya masalah
kesehatan.

Kata kunci : keluarga, Artritis Gout, asuhan keperawatan

Abstract

The family is the smallest unit of society consisting of the head of the family and several people who gather and
live in one place under a roof in a state of interdependence. Gouty arthritis is a joint disease caused by high
levels of uric acid in the blood. Increased levels of uric acid can cause disturbances in the human body such as
feelings of pain in the joints and the onset can be acute. The writing method used is case study and literature
study. The nursing problem she found was Disturbance of comfort: pain in Mrs.S especially Mrs.S relates to the
inability of the family to care for a family member with Gouty Arthritis to overcome this problem is to provide
comprehensive nursing care using promotive, preventive, curative and rehabilitative efforts. The advice given is
to check uric acid levels in order to avoid the factors that cause health problems.

Keywords : family, Gout Arthritis, nursing care

PENDAHULUAN
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan Artritis Gout adalah penyakit sendi yang
karena masalah kesehatan keluarga saling yang diakibatkan oleh gangguan
berkaitan dan saling mempengaruhi antara metabolisme purin yang ditandai dengan
sesama anggota keluarga dan akan tingginya kadar asam urat dalam darah.
mempengaruhi pula keluarga–keluarga Kadar asam urat yang tinggi dalam darah
disekitarnya atau masyarakat secara melebihi batas normal dapat menyebabkan
keseluruhan (Kemenkes, 2013). Salah satu penumpukan asam urat di dalam
masalah yang dapat mempengaruhi persendian dan organ tubuh lainnya.
kesehatan keluarga adalah Artritis Gout. Penumpukan asam urat ini yang membuat
Buletin Kesehatan Vol.5 No.1 Juli 2021 E-ISSN: 2746-5810 ISSN: 2614-8080
32

sendi sakit, nyeri, dan meradang. Apabila kesehatan tertinggi di Nusa Tenggara
kadar asam urat dalam darah terus Timur 33,1%, diikuti Jawa Barat 32,1%
meningkat menyebabkan penderita dan Bali 30%. Pada umumnya penderita
penyakit ini tidak bisa berjalan, Artritis Gout memiliki tanda dan gejala
penumpukan kristal asam urat berupa tofi peradangan pada sendi dan jaringan sekitar
pada sendi dan jaringan sekitarnya, yang menyebabkan nyeri hebat pada saat
persendian terasa sangat sakit jika berjalan pagi hari. Menurut Andarmoyo (2013)
dan dapat mengalami kerusakan pada nyeri adalah pengalaman sensori dan
sendi bahkan sampai menimbulkan emosi yang tidak menyenangkan dimana
kecacatan sendi dan mengganggu aktifitas berhubungan dengan kerusakan jaringan
penderitanya (Susanto, 2013). yang aktual atau potensial saat terjadi
kerusakan jaringan.
Angka kejadian Artritis Gout pada tahun
2016 yang dilaporkan oleh World Health Dari waktu ke waktu jumlah penderita
Organization (WHO) adalah mencapai Artritis Gout cenderung meningkat.
20% dari penduduk dunia adalah mereka Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh
yang berusia 55 tahun, prevalensi penyakit dunia, pada semua ras manusia. Prevalensi
Artritis Gout adalah 24,7% prevalensi Artritis Gout cenderung memasuki usia
yang didiagnosa oleh tenaga kesehatan semakin muda yaitu usia produktif yang
lebih tinggi perempuan 13,4% dibanding nantinya berdampak pada penurunan
laki-laki 10,3%. Menurut Word Health produktivitas kerja. Dampak yang terjadi
Organization (WHO) pada tahun 2013 jika kadar Artritis Gout dalam tubuh
sebesar 81% penderita Gout Arthritis di berlebih dapat menimbulkan batu ginjal
Indonesia hanya 24% yang pergi ke atau pirai di persendian. Walaupun Artritis
dokter, sedangkan 71% cenderung Gout tidak mengancam jiwa, namun
langsung mengkonsumsi obat pereda nyeri apabila penyakit ini sudah mulai
yang dijual secara bebas. Sedangkan menyerang, penderitanya akan mengalami
menurut Riskesdas (2013) menunjukkan nyeri yang sangat menyakitkan, terjadi
bahwa penyakit Artritis Gout di Indonesia pembengkakan, hingga cacat pada
yang diagnosis tenaga kesehatan sebesar persendian tangan dan kaki. Rasa sakit
11.9% dan berdasarkan diagnosis dan pada pembengkakan tersebut oleh endapan
gejala sebesar 24.7%, sedangkan kristal monosodium urat yang
berdasarkan daerah diagnosis tenaga

Buletin Kesehatan Vol.5 No.1 Juli 2021 E-ISSN: 2746-5810 ISSN: 2614-8080
33

menimbulkan rasa nyeri pada daerah penyakit yang diderita, seperti mengurangi
tersebut. rasa nyeri. Sedangkan peran perawat
dalam upaya rehabilitatif, merupakan
Untuk menanggulangi masalah pada upaya pemulihan kesehatan bagi penderita
keluarga dengan penyakit Artritis Gout Artritis Gout yaitu dengan mengurangi
yaitu dengan memberikan asuhan makanan yang mengandung tinggi purin.
keperawatan secara komprehensif meliputi
bio-psiko-sosio-spiritual, guna Pengertian
meminimalkan akibat yang ditimbulkan Artritis Gout atau Pirai merupakan
oleh Artritis Gout. Peran seorang perawat penyakit komplikasi dari hiperurisemia
pun sangat penting dalam memberikan yang dipicu oleh kristal monosodium urat
asuhan keperawatan secara komprehensif pada persendian maupun jaringan lunak
dengan menggunakan empat aspek didalam tubuh. Artritis Gout merupakan
diantaranya peran promotif, preventif, hasil metabolisme akhir dari purin yaitu
kuratif dan rehabilitatif. salah satu komponen asam nukleat yang
terdapat dalam inti sel tubuh (Susanto,
Dalam upaya promotif perawat berperan 2013).
dengan memberikan pendidikan kesehatan
meliputi pengertian, penyebab, tanda dan Artritis Gout merupakan sisa metabolisme
gejala dari penyakit Artritis Gout sehingga tubuh dapat seringkali disebut penyakit
dapat mencegah bertambahnya jumlah sendi. Penyakit sendi akibat asam urat
penderita. Dalam upaya preventif, merawat adalah penyakit yang dapat muncul karena
memberikan pendidikan kesehatan kepada peningkatan kadar asam urat dalam darah
klien yang sudah terkena penyakit Artritis yang melebihi ambang batas, kemudian
Gout agar tidak terjadi komplikasi yang menumpuk dalam ruang sendi dan
tidak diinginkan, seperti gangguan pada menyebabkan gangguan pada struktur
ginjal, gangguan pada jantung, Hipertensi sendi (Soeroso, 2011). Sehingga dapat
dan Diabetes Mellitus, serta diharapkan disimpulkan Artritis Gout merupakan
untuk rajin mengontrol kadar asam urat penyakit inflamasi sendi yang diakibatkan
untuk menghindari terjadinya komplikasi. oleh tingginya kadar asam urat dalam
Peran perawat dalam upaya kuratif yaitu darah, yang ditandai dengan penumpukan
memberikan tindakan keperawatan sesuai kristal monosodium urat di dalam ataupun
dengan masalah dan respon klien terhadap di sekitar persendian berupa tofi. Perlu

Buletin Kesehatan Vol.5 No.1 Juli 2021 E-ISSN: 2746-5810 ISSN: 2614-8080
34

diketahui, kadar asam urat normal wanita mg/dl dapat menyebabkan penumpukan
dewasa 2,4 – 5,7 mg/dl, pria dewasa 3,4 – kristal monosodium. Serangan Artritis
7,0 mg/dl, dan anak-anak 2,8 – 4,0 mg/dl. Gout tampaknya berhubungan dengan
peningkatan atau penurunan secara
Etiologi mendadak kadar asam urat dalam serum.
Secara garis besar penyebab terjadinya Jika kristal asam urat mengendap dalam
Artritis Gout disebabkan oleh faktor sendi, akan terjadi respons inflamasi dan
primer dan faktor sekunder, faktor primer diteruskan dengan terjadinya serangan
99% nya belum diketahui (idiopatik). Artritis Gout. Dengan adanya serangan
Namun, diduga berkaitan dengan yang berulang-ulang, penumpukan kristal
kombinasi faktor genetik dan faktor monosodium urat yang dinamakan tofi
hormonal yang menyebabkan gangguan akan mengendap dibagian perifer tubuh
metabolisme yang dapat mengakibatkan seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga.
peningkatan produksi asam urat atau bisa Akibat penumpukan asam urat yang terjadi
juga disebabkan oleh kurangnya secara sekunder dapat menimbulkan
pengeluaran asam urat dari tubuh. Faktor Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan
sekunder, meliputi peningkatan produksi disertai penyakit ginjal kronis. Gambaran
asam urat, terganggunya proses kristal urat dalam cairan sinovial sendi
pembuangan asam urat dan kombinasi yang asimtomatik, menunjukkan bahwa
kedua penyebab tersebut. Umumnya yang faktor-faktor non-kristal mungkin
terserang Artritis Gout adalah pria, berhubungan dengan reaksi inflamasi.
sedangkan perempuan persentasenya kecil Kristal monosodium urat yang ditemukan
dan baru muncul setelah Menopause. tersalut dengan immunoglobulin yang
Artritis Gout lebih umum terjadi pada laki- terutama berupa 1gG. Dimana IgG akan
laki, terutama yang berusia 40-50 tahun meningkatkan fagositosis kristal dan
(Susanto, 2013). dengan demikian dapat memperlihatkan
aktifitas imunologik (Brunner & Suddarth,
Patofisiologi 2010).
Dalam keadaan normal, kadar asam urat di
dalam darah pada pria dewasa kurang dari Manifestasi Klinik
7 mg/dl dan pada wanita kurang dari 6 Manifestasi Klinik pada Arthritis Gout,
mg/dl. Dan apabila konsentrasi kadar asam serangan Artritis Gout pertama banyak
urat dalam serum lebih besar dari 7,0 menyerang satu sendi dan berlangsung

Buletin Kesehatan Vol.5 No.1 Juli 2021 E-ISSN: 2746-5810 ISSN: 2614-8080
35

selama beberapa hari. Kemudian, Pemeriksaan Diagnostik


gejalanya menghilang secara bertahap, Menurut Suparta dan Astika (2010),
dimana sendi kembali berfungsi dan tidak pemeriksaan diagnostik yang dapat
muncul gejala hingga terjadi serangan dilakukan untuk Artritis Gout adalah :
berikutnya. Namun, Artritis Gout a. Pemeriksaan cairan sendi
cenderung akan semakin memburuk, dan b. Ekskresi (keluarnya) kadar asam
serangan yang tidak diobati akan urat dalam urin 24 jam
berlangsung lebih lama, lebih sering, dan c. Pemeriksaan dengan rontgen
menyerang beberapa sendi. Alhasil sendi d. Kadar Artritis Gout darah (Serum)
yang terserang bisa mengalami kerusakan
permanen. Lazimnya serangan Artritis Penatalaksaan
Gout terjadi dikaki (monoarthritis). Bagi penderita Artritis Gout bisa
Namun, 3-14 % serangan juga bisa terjadi mengonsumsi obat allopurinol karena
dibanyak sendi (poliarthrittis). Biasanya, allopurinol bekerja menurunkan produksi
urutan sendi yang terkena serangan gout asam urat dengan cara penghambatan kerja
(poliarthritis) berulang adalah ibu jari enzim yang memproduksinya, yaitu enzim
(padogra), sendi tarsal kaki, pergelangan xantin oksidase. Selain bermanfaat
kaki sendi kaki belakang, pergelangan menekan produksi asam urat, allopurinol
tangan, lutut, dan bursa olekranon pada juga memiliki efek positif dalam melawan
siku (Junaidi, 2012). kolesterol jahat dalam tubuh. Selain
tersebut langkah pertama untuk
Komplikasi mengurangi rasa nyeri adalah dengan cara
Menurut Novianti (2015) ada banyak mengendalikan peradangan, baik dengan
penyakit persendian yang menyerang obat-obatan maupun dengan
manusia. Diantara ratusan jenis penyakit mengistirahatkan sendi yang sedang
persendian, penyakit Artritis Gout adalah meradang (Junaidi, 2012).
satu satunya penyakit persendian yang
disebabkan oleh kondisi hiperurisemia. Asuhan Keperawatan
Beberapa komplikasi Artritis Gout antara A. Pengkajian Keperawatan
lain : gangguan pada ginjal, gangguan Pengkajian adalah tahap awal dari
pada jantung, hipertensi dan diabetes proses keperawatan dimana seseorang
mellitus. perawat mulai mengumpulkan
informasi tentang keluarga yang

Buletin Kesehatan Vol.5 No.1 Juli 2021 E-ISSN: 2746-5810 ISSN: 2614-8080
36

dibinanya. Tahap pengkajian ini B. Diagnosa Keperawatan


merupakan proses yang sistematis Diagnosa keperawatan adalah
dalam pengumpulan data dari berbagai penilaian klinik tentang respon
sumber untuk mengevaluasi dan individu, keluarga atau komunitas
mengidentifikasi status kesehatan terhadap masalah kesehatan atau
keluarga (Lyer et al, 1996 dalam proses kehidupan yang aktual dan
Setiawan 2016). Penjajakan tahap 1 potensial (Allen, 1998 dalam ADP,
data data yang dikumpulkan pada Gusti, 2013). Diagnosa keperawatan
penjajakan tahap 1 antara lain, data keluarga dirumuskan berdasarkan data
umum, riwayat dan tahapan yang didapatkan pada pengkajian,
perkembangan, lingkungan, struktur komponen diagnosa keperawatan
keluarga, fungsi keluarga, stres dan meliputi: Struktur diagnosa
koping keluarga, pemeriksaan fisik, keperawatan keluarga meliputi
dan harapan keluarga. problem (masalah), etiologi
(penyebab), simptom (tanda dan
Penjajakan tahap II Pengkajian yang gejala), tipe dan komponen diagnosa
tergolong ke dalam pengumpulan data keperawatan keluarga, diagnosa aktual,
yang berkaitan dengan ketidak diagnosa resiko / resiko tinggi,
mampuan atau ketidak sanggupan diagnosa potensial. Prioritas diagnosa
keluarga dalam menghadapi masalah keperawatan proses skoring
kesehatan sehingga dapat ditegakkan menggunakan skala yang telah
diagnosa keperawatan keluarga. dirumuskan oleh Maglaya, 1978 dalam
Adapun ketidak mampuan keluarga Gusti, 2013). Proses skoring dilakukan
atau ketidaksanggupan keluarga untuk setiap diagnosis keperawatan,
antara lain, ketidakmampuan keluarga tentukan skor untuk setiap kriteria
mengenal masalah kesehatan, ketidak yang dibuat, selanjutnya dibagi dengan
mampuan keluarga mengambil angka yang tertinggi dan dikalikan
keputusan, ketidak mampuan keluarga dengan bobot, jumlahkan skor untuk
merawat anggota keluarga, ketidak semua kriteria (skor tertinggi sama
mampuan keluarga memodifikasi dengan jumlah bobot, yaitu 5).
lingkungan, ketidakmampuan
keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

Buletin Kesehatan Vol.5 No.1 Juli 2021 E-ISSN: 2746-5810 ISSN: 2614-8080
37

C. Intervensi E. Evaluasi
Rencana keperawatan keluarga adalah Evaluasi merupakan kegiatan yang
sekumpulan tindakan yang ditentukan membandingkan antara hasil,
perawat untuk dilaksanakan dalam implementasi dengan kriteria dan
memecahkan masalah kesehatan dan standar yang telah ditetapkan untuk
keperawatan yang telah diidentifikasi melihat keberhasilan bila hasil dan
dari masalah keperawatan yang sering evaluasi tidak berhasil sebagian perlu
muncul. Intervensi yang dilakukan disusun rencana keperawatan yang
dalam rencana keperawatan keluarga baru. Metode evaluasi keperawatan
adalah menentukan sasaran, yaitu evaluasi formatif (proses),
menentukan tujuan atau objektif, evaluasi sumatif (hasil).
menentukan pendekatan dan tindakan
keperawatan yang akan dilakukan, Tinjauan Kasus
menentukan kriteria dan standar Pada bab ini akan menguraikan mengenai
kriteria yang mengacu pada asuhan keperawatan pada keluarga Ny. S
pengetahuan, sikap dan tindakan. khususnya Ny. S dengan Artritis Gout
Standar mengacu kepada lima tugas yang dimulai pada tanggal 28-30 Januari
keluarga sedangkan kriteria mengacu 2020. Pendekatan yang digunakan dalam
kepada tiga hal yaitu pengetahuan memberikan asuhan keperawatan adalah
(kognitif), sikap (afektif) dan tindakan meliputi lima tahap yaitu pengkajian,
(psikomotor). diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
D. Implementasi
Implementasi merupakan salah satu A. Identitas Klien
tahap dari proses keperawatan keluarga Nama kepala keluarga (KK) yaitu Ny.S
dimana perawat mendapatkan berusia 61 tahun, Pendidikan terakhir yaitu
kesempatan untuk membangkitkan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Ny.S
minat keluarga untuk mendapatkan sebagai Ibu Rumah Tangga, Ny.S tinggal
perbaikan kearah prilaku hidup sehat. di Alamat Jl. H. M. Yasin No. 81,
Pelaksanaan tidak keperawatan Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo
keluarga didasarkan kepada asuhan Jakarta Timur. Ny.S mempunyai 3 anak
keperawatan yang telah disusun. yaitu Tn. A anak pertama usia 46 tahun
sudah menikah , Ny. S anak kedua usia 44

Buletin Kesehatan Vol.5 No.1 Juli 2021 E-ISSN: 2746-5810 ISSN: 2614-8080
38

tahun sudah menikah. Saat ini Ny.S sejak 3 tahun yang lalu, Ny.S
tinggal dengan anak bungsunya yaitu Nn. mengatakan penyebab Artritis Gout
A usia 40 tahun dengan pekerjaan sebagai karena ia sering makan makanan
Guru TK dan pendidikan terakhir S1. sayuran hijau dan emping. Klien
1. Pengkajian mengatakan Asam urat itu adalah
a. Penjajakan tahap I penyakit pegal-pegal pada kaki dan
Ny.S mempunyai penyakit Artritis tidak boleh makan makanan sayuran
Gout sejak 3 tahun yang lalu dan hijau. Klien mengatakan belum
riwayat Gastritis sejak 5 tahun mengetahui akibat lanjut dari Artritis
yang lalu. Gout dan mengatakan jika kaki
b. Penjajakan tahap II kanannya mulai kebas dan pegal atau
Dalam penjajakan tahap 2 penulis bahkan nyeri tindakan pertamanya
melakukan pengumpulan data yang adalah dibaluri minyak angin dan
berkaitan dengan fungsi perawatan apabila masih terasa nyeri segera
keluarga yang meliputi berobat ke puskesmas. Klien
kemampuan keluarga menghadapi mengatakan belum mengetahui cara
masalah kesehatan. Adapun perawatan Artritis Gout dan belum
ketidakmampuan keluarga adalah mengetahui obat tradisional untuk
ketidakmampuan keluarga Artritis Gout. Klien mengatakan sering
mengenal masalah Artritis Gout, tidak nyaman rasa kebas di kakinya.
ketidakmampuan keluarga Klien mengatakan jika nyeri timbul di
mengambil keputusan untuk lutut menjalar ke pinggang akibat
merawat anggota keluarga dengan makan sayuran hijau dan emping
Artritis Gout, ketidakmampuan dengan skala 3, nyeri mendadak.
keluarga merawat anggota keluarga Data Objektif yang ditemukan adalah
dengan Artritis Gout, hasil pemeriksaan kadar asam urat
ketidakmampuan keluarga pada tanggal 28 Januari 2020 adalah
memodifikasi lingkungan dengan 5,5 mg/dl, Tekanan Darah 130/90
Artritis Gout. mmHg.

2. Data Fokus 3. Diagnosa


Data Subjektif yang ditemukan Ny.S Diagnosa keperawatan dibuat
mengatakan mempunyai Artritis Gout berdasarkan prioritas yang meliputi

Buletin Kesehatan Vol.5 No.1 Juli 2021 E-ISSN: 2746-5810 ISSN: 2614-8080
39

gangguan rasa nyaman nyeri pada Artritis Gout, menyebutkan akibat


keluarga Ny. S khususnya Ny. S lanjut dari Artritis Gout jika tidak
berhubungan dengan ketidakmampuan diatasi dengan segera, dan keluarga
keluarga merawat anggota keluarga menyatakan akan merawat Ny. S yang
dengan Artritis Gout dan Resiko nyeri menderita Artritis Gout. Keluarga
berulang pada keluarga Ny.S mampu menyebutkan cara perawatan
khususnya Ny.S berhubungan dengan anggota keluarga dengan Artritis Gout.
ketidakmampuan keluarga dalam Keluarga mampu mendemonstrasikan
merawat anggota keluarga dengan cara membuat obat tradisional rebusan
Gastritis. daun salam.

4. Perencanaan, Pelaksanaan dan Kunjungan ketiga mempunyai tujuan


Evaluasi Keperawatan keluarga mampu menjelaskan
Pada tahap perencanaan dilakukan lingkungan yang aman untuk Ny. S
dengan cara kunjungan ke rumah Ny. S yang menderita Artritis Gout dan
sebanyak 3 kali kunjungan untuk keluarga mampu memanfaatkan
mengatasi diagnosa gangguan rasa fasilitas pelayanan kesehatan yang
nyaman nyeri pada keluarga Ny. S berada di lingkungan rumahnya. Pada
khususnya Ny. S berhubungan dengan tahap pelaksanaan tindakan asuhan
ketidakmampuan keluarga merawat keperawatan keluarga Ny.S yang
anggota keluarga dengan Artritis Gout. dilakukan sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun. Secara umum
Kunjungan pertama mempunyai tujuan tidakan keperawatan yang telah
agar keluarga mampu mengenal disusun dapat terlaksana dengan baik
masalah Artritis Gout dan mampu dan sesuai dengan perencanaan.
mengambil keputusan untuk merawat
Ny. S dengan Artritis Gout. Hal Evaluasi keperawatan dilakukan
tersebut dilakukan dengan cara langsung pada saat melakukan
menjelaskan pengertian, penyebab penyuluhan kesehatan. Pada tahap
Artritis Gout, menyebutkan tanda dan evaluasi didapatkan hasil keluarga
gejala Artritis Gout, menyebutkan mampu mengenal masalah kesehatan
klasifikasi Artritis Gout, Artritis Gout, keluarga mampu
mengidentifikasi tanda dan gejala mengambil keputusan untuk merawat

Buletin Kesehatan Vol.5 No.1 Juli 2021 E-ISSN: 2746-5810 ISSN: 2614-8080
40

anggota keluarga dengan Artritis Gout, wawancara dan pemeriksaan fisik. Selain
keluarga mampu merawat anggota masalah Artritis Gout pada keluarga Ny. S
keluarga dengan Artritis Gout, juga ditemukan masalah Gastritis pada Ny.
keluarga mampu memodifikasi S dengan didukung dengan data Ny.S
lingkungan yang baik untuk penderita memiliki riwayat Gastritis sejak 5 tahun
Artritis Gout dan keluarga sudah yang lalu.
mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan. Faktor pendukung keluarga Penjajakan tahap kedua untuk masalah
pada saat melakukan evaluasi yaitu Artritis Gout. Pada Ny. S di dapatkan data
keluarga sangat kooperatif dalam keluarga belum mengenal pengertian,
pelaksanaan dan asuhan keperawatan tanda dan gejala, penyebab, klasifikasi,
pada keluarga Ny.S dapat dilakukan cara pencegahan, keluarga sudah mampu
dengan baik. memutuskan tindakan keperawatan,
keluarga belum mampu merawat Ny. S
Penggunaan strategi demonstrasi dengan Artritis Gout, keluarga belum tahu
langsung dan menyebutkan kembali lingkungan yang baik untuk pasien Artritis
materi yang diberikan saat penyuluhan Gout, keluarga sudah memanfaatkan
serta memberikan leaflet sebagai media fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan
informasi yang dapat digunakan rumahnya. Penulis tidak mengalami
keluarga Ny. S untuk mengingatkan hambatan yang berarti dalam melakukan
kembali apabila keluarga Ny.S lupa. pengkajian khususnya pada Ny.S karena
Ny.S selalu ada dirumah. Faktor
Pembahasan pendukung yang ada dalam melakukan
Pada pengkajian tahap pertama didapatkan pengkajian adalah adanya keterbukaan
data demografi, riwayat dan tahap antara keluarga dengan penulis dan
perkembangan keluarga, lingkungan, hubungan saling percaya yang terjalin
struktur keluarga, fungsi keluarga, stresor dengan baik.
dan koping keluarga serta pemeriksaan
fisik dan harapan keluarga terhadap Pada tahap pembuatan diagnosa
perawatan kesehatan keluarga. Penulis keperawatan pada keluarga Ny. S ada tiga
sudah melaksanakan pengkajian terhadap tugas yang terganggu yaitu kemampuan
delapan komponen sesuai dengan teori. keluarga mengenal masalah, kemampuan
Metode yang dilakukan yaitu observasi, keluarga merawat anggota keluarga

Buletin Kesehatan Vol.5 No.1 Juli 2021 E-ISSN: 2746-5810 ISSN: 2614-8080
41

dengan Artritis Gout dan kemampuan Pada tahap implementasi, tindakan asuhan
keluarga memodifikasi lingkungan dengan keperawatan keluarga yang telah disusun
Artritis Gout. Dari hasil tersebut etiologi dalam perencanaan. Secara umum
yang diangkat adalah ketidakmampuan tindakan keperawatan yang telah disusun
keluarga merawat anggota keluarga yang dan terlaksana dengan baik. Pendidikan
sakit. Saat melakukan perumusan diagnosa kesehatan pada diagnosa keperawatan
keperawatan keluarga, penulis tidak prioritas yang penulis lakukan terdiri dari
mengalami kesulitan karena keluarga mengkaji pengetahuan keluarga,
sangat kooperatif pada saat penjajakan menstimulasi keluarga untuk memutuskan
tahap 1 dan tahap 2 sehingga memudahkan merawat anggota keluarga yang sakit,
pembuatan diagnosa keperawatan memberikan perawatan yang sesuai
keluarga. dengan anggota keluarga yang sakit,
membantu keluarga untuk menemukan
Pada tahap perencanaan, rencana tindakan bagaimana cara memodifikasi lingkungan
keperawatan dibuat berdasarkan sistem yang baik, memotivasi keluarga untuk
rencana asuhan keperawatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
sifat masalah dan sumber- sumber yang sudah ada dilingkungan tempat tinggal
ada pada keluarga, perawat dan keluarga, mendiskusikan bersama
masyarakat untuk memecahkan masalah. keluarga, mengevaluasi, memberikan
Dalam perencanaan ditentukan sasaran dan reinforcement positif dan motivasi
tujuan rencana tindakan serta evaluasi keluarga agar keluarga dapat menjalankan
yang terdiri dari kriteria dan standar tugas kesehatan dengan baik. Kelima
evaluasi, berdasarkan 5 tugas keluarga. tujuan yang telah dijabarkan diatas telah
Penulis tidak mengalami hambatan dalam penulis laksanakan. Faktor pendukung
menyusun perencanaan untuk mengatasi yang penulis rasakan seperti keluarga
masalah Artritis Gout. Faktor pendukung khususnya Ny. S tampak kooperatif dan
yang ada adalah keluarga yang kooperatif tampak menyerap informasi dengan baik
dalam bekerjasama menyusun rencana karena Ny. S tampak memperhatikan saat
tindakan ini. Penyusun perencanaan perawat sedang memberikan penyuluhan.
disesuaikan dengan sumber dana yang ada
pada keluarga. Pada tahap evaluasi, penulis mengevaluasi
kemampuan keluarga mengenal masalah
Artritis Gout sudah baik. Kemampuan

Buletin Kesehatan Vol.5 No.1 Juli 2021 E-ISSN: 2746-5810 ISSN: 2614-8080
42

keluarga mengambil keputusan untuk Artritis Gout, serta keluarga mampu


merawat sudah baik. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
merawat Ny. S perlu didukung dan dibantu ada.
oleh anggota keluarga khususnya anak- Saran
anaknya. Kemampuan keluarga Bagi Mahasiswa/I mampu menambah
memodifikasi lingkungan yang sesuai keterampilan untuk Artritis Gout dengan
untuk penderita Artritis Gout dan cara mengikuti seminar-seminar tentang
memanfaatkan fasilitas kesehatan sudah Artritis Gout dan pelatihan tentang Artritis
baik. Gout. Bagi keluarga dapat memotivasi
Ny. S agar tidak banyak mengkonsumsi
Kesimpulan makanan yang tinggi purin yang
Pengkajian penulis mendapatkan masalah menyebabkan peningkatan kadar asam urat
kesehatan yaitu Artritis Gout dan Gastritis. pada Ny. S. Puskesmas perlu melakukan
Diagnosa keperawatan prioritas yang follow up terhadap keluarga yang dibina
muncul yaitu gangguan rasa nyaman nyeri oleh penulis dengan melakukan kunjungan
pada keluarga Ny. S khususnya Ny. S rumah demi meningkatkan derajat
berhubungan dengan ketidakmampuan kesehatan keluarga. Bagi institusi
keluarga merawat anggota keluarga pendidikan mengadakan seminar atau
dengan Artritis Gout. Perencanaan pembekalan kepada mahasiswa/I untuk
tindakan keperawatan sesuai dengan teori memiliki keterampilan dan pengetahuan
dan kondisi keluarga Ny. S. Pelaksanaan dalam penanganan Artritis Gout.
yang telah direncanakan penulis dan
keluarga telah dilaksanakan sesuai dengan DAFTAR PUSTAKA
perencanaan. Evaluasi dilakukan setelah
Andormoyo, Sulistyo. (2013). Konsep &
implementasi dan hari berikutnya Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
didapatkan pengetahuan anggota keluarga
meningkat tentang mengenal masalah Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
Artritis Gout, keluarga mampu
8.Volume 2. Jakarta: EGC.
memutuskan merawat anggota keluarga
Dalimartha, S. (2008), Resep Tumbuhan
dengan Artritis Gout, keluarga mampu
Obat Untuk Asam Urat. Jakarta: Penebar
merawat anggota keluarga dengan Artritis Swadaya.
Gout, keluarga mampu memodifikasi
lingkungan yang baik untuk penderita

Buletin Kesehatan Vol.5 No.1 Juli 2021 E-ISSN: 2746-5810 ISSN: 2614-8080
43

Dion, Y., Betan, Y. (2013). Asuhan WHO. (2013). Artritis Gout dan
Keperawatan Keluarga Konsep dan Perkembangannya. Dalam jurnal diakses
Praktik.Yogyakarta: Nuha Salemba 14 Februari 2020.
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainm
Friedman, M. (2010). Buku ajar ed/article/viewFile/4182/4546
keperawatan keluarga: riset, teori, dan
praktek. Edisi 5. Jakarta: EGC

Harmoko. (2012). Asuhan keperawatan


keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Junaidi, I. (2012) Rematik dan Asam Urat.


Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Lingga, Lanny. (2012). Bebas Penyakit


Asam Urat Tanpa Obat. Jakarta :
Agromedia Pustaka

Novianti. (2015). Hidup Sehat Tanpa


Asam Urat. Yogyakarta: Buku Pintar.

Kemenkes RI. (2018). Hasil riset


kesehatan dasar. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Susanto, Teguh. (2013). Asam Urat


Deteksi, Pencegahan, Pengobatan.
Yogyakarta : Buku Pintar.

Soeroso, Joewono. (2011). Asam Urat.


Jakarta: Penebar Plus.

Kemenkes. (2013). Program Indonesia


Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Diakes pada tanggal 5 Mei 2018.

Kemenkes. (2013). Faktor-faktor yang


berhubungan dengan kejadian Arthritis
Gout. Diakses pada 20 Januari 2020.

Suparta, P. G. Y. D. W., dan I. N. Astika.


(2010). Gout Arthritis pada Lansia. Jurnal
Medika Udayana (e-journal). Dalam jurnal
diakses 20 Januari 2020.
http://erepo.unud.ac.id/11139/1/fe23a6c69
fffeaa5d8a3ffe83325c4f8.pdf. Diakses
pada 20 Januari 2020

Buletin Kesehatan Vol.5 No.1 Juli 2021 E-ISSN: 2746-5810 ISSN: 2614-8080

Anda mungkin juga menyukai