KELOMPOK 12
2022
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal merupakan hakekat pembangunan kesehatan. Partisipasi aktif petugas
kesehatan dan masyarakat diperlukan untuk dapat mewujudkan pembangunan kesehatan.
Komunitas sebagai inti dari masyarakat yang saling berinteraksi satu sama lain
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan status
kesehatan suatu komunitas. Pelayanan keperawatan komunitas adalah seluruh masyaraksat
termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk
di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok
bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronika et al., n.d.)
Salah satu sasaran kelompok resiko yaitu lansia memerlukan perhatian khusus dalam
pembangunan kesehatan (Veronika et al., n.d.). Indonesia saat ini memasuki periode
“aging population”´Pertumbuhan populasi lansia yang besar di era sekarang ini
disebabkan karena meningkatnya kesejahteraan dan perawatan kesehatan yang baik.
Kondisi tersebut menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan sosial serta mempengaruhi
berbagai jenis layanan sosial,kebijakan dan perawatan kesehatan.(Yi et al., 2021).
Menurut WHO populasi lansia sebagian besar tinggal dinegara berkembang dengan
tingkat penghasilan menengah kebawah yang tidak mempunyai akses ke sumber daya
dasar maupun kesehatan.(“UN Decade of Healthy Ageing,” n.d.). menurut badan pusat
statistik populasi lansia tahun 2021 mencapai 10,82 % dari jumlah penduduk indonesia
atau sekitar 29,3 juta(badan pusat statistik, 2021)
Seiring pertambahan usia, lansia mengalami penurunan kapasitas baik instrinsik
maupun fungsional tubuh, hal ini menyebabkan penurunan imunitas lansia yang berakibat
lansia banyak mengalami sakit (badan pusat statistik, 2021). Menurut kemenkes pada
umumnya para lansia menderita penyakit tidak menular, bersifat degeneratif misalnya
penyakit jantung, stroke atau diabetes (Kemenkes RI, 2019). Pola makan yang tidak baik,
aktivitas fisik yang kurang, dan kurangnya pola istirahat memicu penyakit degeneratif
pada lansia (Gustina & Dita, 2021). Penyebab penyakit tidak menular pada lansia pada
umumnya disebabkan oleh pola makan dan pola hidup tidak sehat seperti merokok dan
alkohol diusia muda (Kemenkes RI, 2019)
3
Seiring pertambahan usia seseorang dengan penyakit tidak menular jika tidak ada
deteksi dini akan menyebabkan komplikasi. Penyebab utama tingginya angka kejadian
komplikasi penyakit degeneratif pada lansia ialah akibat kurangnya pengetahuan dan
informasi lansia mengenai penyakit degeneratif , pola hidup dan pola pencegahan dini
serta akses pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau. (Mighra & Djaali, 2020). Dampak
penyakit degeneratif pada lansia selain meningkatkan angka mortalitas juga akan
meningkatkan angka ketergantungan lansia kepada keluarga atau orang lain.(Ningrum &
Masruroh, 2019). Komplikasi akibat tidak ada deteksi dini pada lansia menyebabkan
ketidaakmampuan memenuhi kebutuhan personal lansia sehingga akan bergantung pada
orang lain (Mighra & Djaali, 2020)
Fokus strategi pemerintah dalam menciptakan lansia mandiri, sejahtera dan
bermartabat meliputi perlindungan sosial, peningkatan derajat kesehatan bagi lansia,
pembangunan lingkungan yang ramah untuk lansia, penguatan lembaga program
kelanjutusiaan dan pemenuhan hak lanjut usia (“Pemerintah Perkuat Program Kegiatan
Bagi Para Lanjut Usia | Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan,” n.d.). Strategi pemerintah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
dengan melibatkan masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan lansia melakukan berbagai cara untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterjangkauan layananan kesehatan bagi lansia dengan
dibentuknya pelayanan posyandu lansia. Keaktifan lansia memanfaatkan fungsi posyandu
dengan optimal dapat meningkatkan kualitas hidup lansia. (Rahaju & As, 2022)
Berdasarkan pengkajian komunitas yang telah dilakukan mahasiswa Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Semarang pada tanggal 19 – 22
september 2022 yang berlokasi di RW 03 Desa Mranggen Kec. Mranggen Kab. Demak
didapatkan hasil analisa data yang akan diaparkan kepada warga RW 03. Data demografi
di RW 03 terdiri dari 11 RT dengan total jumlah penduduk yang tercatat 1.793 jiwa
dengan jumlah lansia sebesar 154 lansia. Besarnya komunitas lansia di RW 3 desa
mranggen menyebabkan permasalahan tersendiri . penyakit degeneratif seperti hipertensi
mempunyai porsi yang cukup besar sebanyak 42 % selain tersebut masih terdapat warga
lansia yang menderita diabetes maupun asam urat. Ketidakmampuan lansia mengakses
fasilitas kesehatan akibat keterbatasan biaya dan ketidakadanya posyandu lansia membuat
populasi lansia dengan penyakit degeneratif semakin meningkat
Peran serta masyarakat merupakan suatu bentuk kepedulian dan tanggungjawab
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Peningkatan
4
peran serta masyarakat bertujuan untuk meningkatkan dukungan masyarakat secara aktif
dan dinamis dalam berbagi upaya kesehatan masyarakat dan mendorong kearah
kemandirian dan kebersamaan dalam memecahkan masalah dengan penuh tanggungjawab.
Bentuk peran serta masyarakat diantaranya dapat berupa ikut serta dalam kegiatan
kelompok kerja kesehatan yang ada di masyarakat, diantaranya kegiatan dalam mengatasi
masalah-masalah kesehatan lansia dan lingkungannya. Praktek keperawatan komunitas,
menggunakan pendekatan asuhan komunitas, dengan keluarga sebagai titik masuk atau
entri poin pelayanan komunitas.
Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan upaya promosi kesehatan,
pemberdayaan serta kerjasama kemitraan. Dengan pendekatan dari masing masing
komponen maka diharapkan mampu memberikan hasil yang lebih nyata kepada
masyarakat pada umumnya. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri. Dengan
pemberdayaan maka melibatkan masyarakat yang dimotori oleh kader kader dalam
mengatasi masalah kesehatan yang terjadi di wilayah RW 3, kemudian membuat
keputusan bersama untuk mengambil tindakan bagi anggota dan masyarakatnya, mampu
memberikan perawatan bagi anggota atau masyarakat yang sakit serta mampu
menciptakan lingkungan yang sehat. Mahasiswa melakukan pengkajian dengan
menggunakan sisten Winsield Survey dan pendataan untuk melakukan pengkajian,
perencanaan, implementasi serta evaluasi. Kemitraan merupakan kerjasama lintas sektoral
ataupun kerjasama lintas program dengan melibatkan aparat pemerintah setempat dalam
menangani masalah kesehatan yang ada.
Setelah praktek komunitas berakhir, maka diharapkan aparat pemerintah setempat
bersama kader, tokoh masyarakat serta warga mampu meneruskan kegiatan dalam
mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayahnya tersebut, karena dalam praktek
komunitas diupayakan adanya diseminasi ilmu pengetahuan dari mahasiswa kepada
masyarakat.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mampu mengaplikasi konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah diperoleh
pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas
khususnya lansia di RW 3 desa mranggen
2. Tujuan khusus
5
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I Pedahuluan
Terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat laporan dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teori
Tinjauan teori yang terdiri dari tinjauan tentang pelayanan kesehatan utama,
konsep keperawatan komunitas, peran keperawatan komunitas, asuhan
keperawatan komunitas, teori perubahan komunitas
BAB III Asuhan Keperawatan Komunitas
Aplikasi keperawatan komunitas yang terdiri dari tahap persiapan, tahap
pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan komunitas, tahap perencanaan.
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
Terdiri dari kesimpulan dan saran
.
7
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. PENGKAJIAN INTI (CORE SISTEM)
a. Sejarah
b. Demografi
No Variabel Deskripsi
1. Demografi a. Jumlah penduduk di RW 03 sebesar 1.793
jiwa
b. Jumlah penduduk di tiap RT:
1) RT 01 : 86 Jiwa
2) RT 02 : 55 Jiwa
3) RT 03 : 71 Jiwa
4) RT 04 : 185 Jiwa
5) RT 05 : 438 Jiwa
6) RT 06 : 131 Jiwa
7) RT 07 : 207 Jiwa
8) RT 08 : 182 Jiwa
9) RT 09 : 173 Jiwa
10) RT 10 : 140 Jiwa
11) RT 11 : 125 Jiwa
c. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 542 KK
dengan terbagi menjadi 11 RT terdiri dari:
1) RT 01 : 28 KK
2) RT 02 : 15 KK
3) RT 03 : 40 KK
4) RT 04 : 49 KK
5) RT 05 : 115 KK
6) RT 06 : 32 KK
7) RT 07 : 60 KK
8) RT 08 : 63 KK
9) RT 09 : 45 KK
10) RT 10 : 41 KK
11) RT 11 : 54 KK
d. Jumlah penduduk berdasarkan jenis
kelamin:
1) Laki-laki : 986 jiwa
2) Perempuan: 807 jiwa
e. Jumlah penduduk berdasarkan usia
8
c. Etnis
Etnis di RW 3 sebagian besar merupakan etnis jawa
d. Nilai dan keyakinan
Warga RW 3 dahulu merupakan anggota NU tapi sekarang netral, warga RW 3
masih menjunjung nilai budaya seperti peringatan maulud nabi dengan mengadakan
pawai. Keyakinan warga tentang kesehatan jika opname dirumah sakit pantangan
pulang hari sabtu dan kamis. Sebagian warga masih memiliki kepercayaan tidak
berpergian atau keluar rumah ketika hari naannya yaitu hari meninggalnya orang tua.
Atau kakeknya. Sebagian masyarakat RW 3 masih meyakini bulan suro tidak bolh
menggelar pesta
2. PENGKAJIAN SUBSISTEM
a. Lingkungan fisik
sampah
kebanyakan lahan kosong ditanami pohon
pisang dan sekaligus tempat membakar
sampah
Ditemukan tumpukan rongsokan dirumah
salah satu warga, yang merupakan salah
satu tambahan penghasilan warga
c. Pembuangan Hasil observasi di RT 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11
sampah terdapat sampah masing-masing rumah
- Cara dengan kondisi terbuka. Jenis sampah
pembuangan teracampur basah dan kering.
sampah Dibeberapa lahan kosong masih
- Keadaan ditemukan sampah plastik dan sisa sisa
tempat bakaran sampah.
pembuangan, Limbah sampah yang bercampur limbah
terbuka/ basah dan limbah kering banyak
tertutup dihinggapi lalat
- Vektor yang
ada Berdasarkan hasil wawancara dengan pak RW
- Kebiasaan “Pengelolaan sampah di RW 3 dilakukan
membuang dengan menggunakan jasa angkut sampah
sampah kemudian warga melakukan iuran 30.000
- Polusi perumah untuk setiap bulan”. Dalam
pengambilan sampah warganya setiap
minggu 3x. Warga yang tidak ikut bayar
sampah biasanya dibakar atau ditimbun
d. Jalan Hasil observasi di RT 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11
Sebagian besar jalan utama RT
menggunakan beton, selebihnya
menggunakan paving dan aspal jalan rata
tidak berlubang
Jalan gang RT sebagian besar lebar
maksimal 1 meter masih tanah berpasir dan
berkerikil serta tidak rata, licin ketika hujan
Jumlah penerangan jalan ada di setiap 5
meter dan melalui lampu depan rumah
warga. Jalan terlihat tidak terang kecuali
dijalan depan RT 3 karena ada lampu jalan
Terdapat banyak polusi akibat padatnya
kendaraan yang melintasi wilayah RT. 03.
e. Saluran air Hasil observasi di RT 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11
Selokan dihampir semua RT tidak lancar air
menggenang diselokan berwana hijau
12
c. Ekonomi
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11
10, 11
f. Komunikasi
speaker mushola”.
RT 8 :
g. Pendidikan
Hasil wawancara
Wawancara dengan ketua Rt 2: “Di RT 02
terdapat satu gedung sekolah yang
memiliki dua fungsi. Dimana saat pagi hari
gedungnya digunakan untuk taman kanak-
kanak. Dan saat sore hari digunakan untuk
mengaji madarasah”.
h. Rekreasi
Hasil wawancara
Wawancara dengan warga “Warga RT 2
lebih suka berekreasi ke luar desa.
22
3. DATA PERSEPSI
a. Persepsi masyarakat
b. Persepsi perawat
b. Jenis kelamin
Pada pengkajian didapatkan data jenis kelamin lansia sebagai berikut
c. Agama
d. Pendidikan
e. Status perkawinan
f. Pekerjaan
25
g. Status Ekonomi
obat obatan
1 Bertanggung jawab untuk
minum obat dalam dosis yang 64 52,9
benar pada waktu yang tepat
2 Bertanggung jawab jika obat
disiapkan sebelumnya dalam 45 37,2
dosis terpisah
3 Tidak mampu meracik obat
12 9,9
sendiri
Total
121 100,0
z. Tingkat ketergantungan
aa.Tingkat kemandirian
no Tingkat kemandirian jumlah presentase
1 mandiri 107 88,4
2 perlu bantuan sesekali 3 2,5
3 perlu bantuan sepanjang waktu 11 9,1
4 ketergantungan berat 1 0,8
32
Total
121 100,0
b. Status gizi
c. Masalah spiritual
4. Pelayanan kesehatan
a. Pemeriksaan kesehatan
B. ANALISA DATA
MASALAH
No DAT
KEPERAWATAN
34
Data Obyektif
Belum terbentuk Posyandu lansia
Hasil Angket:
Jumlah lansia yang di data: 121 lansia (78,57 %)
dari jumlah 154 lansia. Didapatkan data Lansia
dengan penyakit: Hipertensi sebanyak 51 lansia
(42,14%), DM sebanyak 12 lansia (9,91%), asam
urat sebanyak 22 lansia(18,18%), gangguan
penglihatan sebanyak 18 lansia (14,87 %),
gangguan pendengaran sebanyak 7 lansia (5,78
%) dan gangguan gerak sebanyak 12 lansia
(9,91%)
Data Obyektif
Hasil angket
Pola makan lansia makan tidak sehat
sejumlah 67 lansia ( 55,37%), olah raga
teratur 20 lansia ( 16,52 %) kebiasaan
merokok sebanyak 52 lansia ( 42,97 %),
kebiasaan minum kopi 49 lansia ( 40,49%)
Ketika sakit kebanyakan lansia sebanyak
96 lansia (79,33 %) tidak berobat mereka
memilih membeli obat diwarung atau
jamu. Penghasilan lansia dibawah UMR
sebanyak 86 lansia (71,1%)
Hasil observasi
Ada 2 lansia yang sedang Ngobrol sambil
merokok
Data obyektif
Data prolanis menunjukkan bahwa lansia yang
berobat ke puskesmas selama bulan september
sebanyak 10 lansia
Berdasar hasil angket
Lansia yang memeriksakan kesehatan ke puskesmas
atau dokter sebanyak 25 lansia ( 20,66%)
sedangkan yang memilih untuk menggunakan obat
warung atau herbal sebanyak 96
lansia(79,33%).jumlah lansia yang paham tentang
penatalaksanaan hipertensi sebesar 32,23 %.
Tingkat ketergantungan lansia mandiri sebanyak 83
lansia (68,6%) ketergantungan ringan sebanyak 30
lansia(24,8%) ketergantungan sedang sebanyak 4
lansia ( 3,3%) ketergantungan berat sebanyak 1
orang (0,8%) dan ketergantunga total sebanyak 3
lansia(2,5%)
37
38
No masalah A H C D E F G H I J K L M N
1 Defisit kesehatan komunitas (D.0110) 5 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 5 44 1
2 Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099) 5 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 5 43 2
3 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif (D.0117) 5 4 4 3 2 4 4 3 2 2 2 5 40 3
C. PRIORITAS MASALAH
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit kesehatan komunitas pada lansia di wilayah RW 3 (D.0110)
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif (D.0117)
E. RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA INTERVENSI
STRATEGI : STRATEGI:
NO DIAGNOSA (SDKI) TUJUAN (SLKI) STRATEGI : STRATEGI :
PENDIDIKAN PEMBERDAYAAN
KEMITRAAN KELOMPOK
KESEHATAN MASYARAKAT
1 Defisit kesehatan Setelah dilakukan tindakan Pemberian pendidikan a. Membentuk a. Bekerjasama dengan Melibatkan lansia
komunitas (D.0110) keperawatan 3minggu kesehatan tentang kelompok lansia Puskesmas untuk kegiatan
diharapkan status kesehatan penyakit degeneratif b. Membentuk kader Mranggen 01 senam lansia setiap
komunitas meningkat. pada lansia. posyandu membentuk bulan sekali
39
Pengertian asam
urat
Penyebab
Dampak
Cara
pengelolaan
c. DM
Pengertian
diabetes
Penyebab
Dampak
Cara
pengelolaan
40
2 Perilaku kesehatan Setelah dilakukan tindakan Pemberian pendidikan Melibatkan Bekerja sama dengan Melibatkan lansia
cenderung beresiko keperawatan selama 3 kesehatan tentang masyarakat dalam puskesmas untuk untuk datang ke
(D.0099) minggu diharapkan perilaku makanan sehat pada kampanye pola hidup supervisi kegiatan posyandu lansia
kesehatan membaik. lansia sehat pada lansia posyandu untuk cek kesehatan
Dengan kriteria hasil a. Diit pada hipertensi a. Memasang
Penerimaan terhadap b. Diit pada DM spanduk tentang
perubahan status c. Diit pada asam urat makanan sehat
kesehatan meningkat untuk lansia
Kemampuan melakukan (hipertensi,
tindakan pencegahan Dm,asam urat)
masalah kesehatan
meningkat
3 Pemeliharaan Setelah dilakukan tindakan Pendidikan kesehatan Melibatkan kader Bekerja sama dengan Melibatkan lansia
kesehatan tidak efektif keperawatan selama 3 tentang pentingnya dalam kelompok puskesmas dan untuk aktif dalam
(D.0117) minggu diharapkan melakukan pemeriksaan lansia untuk perangkat desa untuk posyandu lansia
pemeliharaan kesehatan kesehatan dan manfaat mendeteksi lansia skrening lansia dengan dengan datang ke
meningkat. Dengan kriteria post kesehatan desa yang mempunyai keterbatasan posyandu tiap bulan
hasil keterbatasan sumber
Menunjukkan daya
pemahaman perilaku a. Skrining lansia
sehat meningkat setiap 3 bulan
41
Menunjukkan perilaku
adaptif cukup meningkat
F. PLAN OF ACTION
1 Defisit Partisipasi dalam Pendidikan kesehatan Warga RW Selasa, 4 Balai desa/ kuswanto
kesehatan 3 oktober rumah warga
program kesehatan Pemberian pendidikan kesehatan
komunitas 2022
komunitas tentang penyakit degeneratif pada
meningkat lansia.
Ketersediaan d. Hipertensi,
program promosi Pengertian darah tinggi
kesehatan Penyebab
meningkat Dampak
Cara pengelolaan
e. asam urat
Pengertian asam urat
Penyebab
Dampak
Cara pengelolaan
42
f. DM
Pengertian diabetes
Penyebab
Dampak
Cara pengelolaan
Pemberdayaan masyarakat Warga RW Kamis, 6 Balai desa/ Dien
3 oktober rumah warga
a. Membentuk kelompok lansia
2022
Membentuk kelompok lansia
tiap RT
b. Membentuk kader posyandu
Melakukan kaderisasi para kader
baru
c. Membentuk posyandu lansia
Merencanakan perintisan
posyandu lansia bersama kader
baru
Kemitraan Kader Senin, 3 puskesmas minarti
puskesmas oktober
a. Bekerjasama dengan Puskesmas
2022
Mranggen 01 membentuk memberi
pelatihan kader posyandu lansia
b. Bekerjasama dengan puskesmas
43
G. IMPLEMENTASI
Setelah dilakukan penyusunan rencana kegiatan (plan of action) , pelaksanaan
kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di RW 3 desa
mranggen, kecamatan mranggen, kabupaten demak
1. Diagnosa keperawatan I : Defisit kesehatan komunitas (lansia) (D.0110)
a. Penyuluhan kesehatan tentang penyakit degeneratif pada lansia melalui media power
point pada warga RW 3 dilaksanakan di rumah warga di RT 4 (ibu yanti) pada
tanggal 10 Oktober 2022 pukul 08.00 – 10.00
b. Pembentukan kader lansia dengan pelatihan kaderisasi melalui pelatihan kader pada
17 warga RW 3 dilaksanakan dirumah warga RT 4 pada tanggal 7 oktober 2022
pukul 14.00 – 17.00
c. Koordinasi dengan pihak puskesmas dalam pelatihan kader yang dilakukan pada
tanggal 7 Oktober 2022. Berkoordinasi dengan pihak puskesmas untuk kegiatan
poyandu lansia tanggal 10 Oktober 2022 pukul 08.00 – 10.00
d. Pembentukan posyandu lansia dengan melakukan perintisan posyandu lansia pada
lansia di RW 3 dilaksanakan dirumah warga RT 4 (Ibu yanti) pada tanggal 10
oktober 2022 pukul 08.00 – 10.00
2. Diagnosa keperawatan II : Perilaku kesehatan cenderung beresiko
a. Penyuluhan kesehatan tentang diit sehat pada lansia melalui media power point pada
warga RW 3 dilaksanakan di rumah warga di RT 4 (ibu yanti) pada tanggal 10
Oktober 2022 pukul 08.00 – 10.00
b. Penyuluhan kesehatan tentang diit sehat pada lansia melalui kampanye dengan
pemasangan spanduk tentang pola hidup sehat pada lansia di lingkungan RW 3 pada
tanggal 9 oktober 2022 pukul 16.00 – 19.00
c. Koordinasi dengan pihak puskesmas untuk melakukan supervisi pelaksanaan
posyandu lansia di RW 3 yang diadakan pada hari senin tanggal 10 oktober 2022
pukul 08.00 – 10.00
d. Melibatkan lansia dalam posyandu lansia dengan menjemput para lansia yang tidak
bisa hadir karena keterbatasan saat diadakan posyandu lansia pada tanggal 10
oktober 2022 pukul 08.00 – 10.00
H.
50
I. EVALUASI
1. Defisit kesehatan komunitas
faktor
No kegiatan Waktu dan tempat Respon masyarakat Hasil
pendukung penghambat
1 Penyuluhan 10 Oktober 2022 Lansia antusias dan a) Peserta paham apa itu a) Keingintahuan a) Letak geografis
tentang penyakit jam 09.00 – 09.20 aktif dalam penyakit degeneratif, faktor lansia yang RW 3 yang luas
degeneratif Di rumah ibu kegiatan resiko dan pencegahannya tinggi untuk b) Kegiatan
Yanti RT 3 penyuluhan, lansia b) Peserta dapat menjawab mendapakan dilakukan dihari
menjawab pertanyaan yang diajukan penyuluhan kerja
pertanyaan yang oleh penanya kesehatan c) Keterbatasan
diberikan oleh c) Kegiatan penyuluhan b) Dukungan dari lansia (mis.tidak
penanya Dihadiri 34 peserta perangakat desa bisa berjalan
baik RT dan RW jauh, tidak ada
c) Ketersediaan sarana
tempat transportasi, tidak
penyuluhan ada yang
mengantar)
d) Kurang promosi
(mis.
Pemanfaatan
media
51
komunikasi)
2 Pembentukan 7 Oktober 2022 Kader aktif dan a) Peserta paham apa itu a) Ada komitmen a) Cuaca tidak
kader dengan jam 14.00 – 17.00 merespon dengan posbindu, macam penyakit dari para kader mendukung
melakukan Di rumah ibu baik kegiatan PTM, bisa melakukan tensi untuk menjadi (hujan)
pelatihan kader Yanti RT 3 pelatihan kader dan cek gula darah kader lansia b) Masih ada calon
lansia b) Nilai rata-rata pre test 11,8 b) Dukungan kader yang
(dari nilai 20) - Nilai rata- perangkat RT sedang kerja
rata post test 17,6 (dari nilai dan RW yang c) Waktu pelatihan
20) menunjuk yang terbatas
c) Kegiatan penyuluhan perwakilan d) Kader belum
Dihadiri 11 peserta dari 17 warganya untuk terpapar tentang
undangan menjadi kader administrasi dan
d) Terbentuk susunan kader lansia sistem pelaporan
terdiri dari c) Ada kesediaan posbindu
ketua : ibu yanti warga menjadi
wakil ketua : ibu habibah tempat pelatihan
bendahara : ibu sumiyatun kader
sekretaris : ibu rohmah
3 Melakukan 5 oktober 2022 Kader senang dan a) Petugas puskesmas dan a) Pihak a) Pengkaderan
koordinasi Jam 15.00 antusias jika pihak bidan desa tidak datang puskesmas dilakukan sore
pembentukan puskesmas mau menyerahkan hari
52
faktor
No kegiatan Waktu dan tempat Respon masyarakat Hasil
pendukung penghambat
1 Penyuluhan 10 Oktober 2022 Lansia antusias dan a) Peserta paham apa itu gizi a) Keingintahuan a) Letak geografis
54
tentang gizi jam 09.20 – 09.40 aktif dalam seimbang, isi piringku dan lansia yang RW 3 yang luas
seimbang Di rumah ibu kegiatan diit dengan hipertensi, DM tinggi untuk b) Kegiatan
Yanti RT 3 penyuluhan, lansia dan asam urat mendapakan dilakukan dihari
menjawab b) Peserta dapat menjawab penyuluhan kerja
pertanyaan yang pertanyaan yang diajukan kesehatan c) Keterbatasan
diberikan oleh oleh penanya b) Dukungan dari lansia (mis.tidak
penanya c) Kegiatan penyuluhan perangakat desa bisa berjalan
Dihadiri 34 peserta baik RT dan RW jauh, tidak ada
c) Ketersediaan sarana
tempat transportasi, tidak
penyuluhan ada yang
mengantar)
d) Kurang promosi
(mis.
Pemanfaatan
media
komunikasi)
2 kampanye dengan 8 Oktober 2022 Respon masyarakat a) 65 % persen rumah lansia a) Dukungan e) Cuaca tidak
pemasangan jam 16.00 – 19.00 baik dan menerima sudah ditempel stiker masyarakat mendukung
stiker tentang dirumah lansia dengan senang hati tentang pola hidup sehat untuk (hujan)
pola hidup sehat warga RW 3 pemasangan stiker meningkatkan f) Waktu yang
pada lansia dirumahnya derajat
55
bisa berjalan
jauh, tidak ada
sarana
transportasi, tidak
ada yang
mengantar)
m)Kurang promosi
(mis.
Pemanfaatan
media
komunikasi)
faktor
No kegiatan Waktu dan tempat Respon masyarakat Hasil
pendukung penghambat
1 Penyuluhan 10 Oktober 2022 Lansia antusias dan d) Peserta paham apa fungsi a) Keingintahuan a) Letak geografis
tentang manfaat jam 09.40 – 10.00 aktif dalam posyandu, manfaat lansia yang RW 3 yang luas
fasilitas kesehatan Di rumah ibu kegiatan posyandu, apa yang bisa tinggi untuk b) Kegiatan
Yanti RT 3 penyuluhan, lansia dilakukan diposyandu mendapakan dilakukan dihari
57
c) Ketersediaan
Pemanfaatan
tempat posyandu
media
komunikasi)
59
DAFTAR PUSTAKA
badan pusat statistik. (2021). statistik penduduk lanjut usia 2021. https://www.bps.go.id/.
Gustina, I., & Dita, P. S. (2021). Causing Factors of Degenerative Disease towards Elderly
Women. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 8(1), 064–070.
https://doi.org/10.26699/jnk.v8i1.ART.p064-070
Kemenkes RI. (2019). Policy Paper Analisis Kebijakan Mewujudkan Lanjut Usia Sehat
Menuju Lanjut Usia Aktif (Active Ageing). Analisis Determinan Kesehatan, 1–38.
Retrieved from www.padk.kemkes.go.id
Mighra, B. A., & Djaali, W. (2020). Peningkatan Pengetahuan Lansia tentang Penyakit
Degeneratif di Wilayah Kampung Tengah Kramat Jati. Jurnal Pemberdayaan
Komunitas MH Thamrin, 1(2), 52–59. https://doi.org/10.37012/JPKMHT.V1I2.121
Ningrum, C., & Masruroh, M. (2019). Analisis Kejadian Penyakit Degeneratif melalui
Deteksi Dini di Posbindu PTM Kelurahan Candirejo. Indonesian Journal of Midwifery
(IJM), 2(1). https://doi.org/10.35473/IJM.V2I1.145
Pemerintah Perkuat Program Kegiatan Bagi Para Lanjut Usia | Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. (n.d.). Retrieved October 10, 2022,
from https://www.kemenkopmk.go.id/pemerintah-perkuat-program-kegiatan-bagi-para-
lanjut-usia
Rahaju, D. P., & As, M. (2022). Analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemanfaatan
Posyandu Lansia di Masa Pendemi Covid-19 di Desa Wonoagung Kabupaten Malang,
2(4), 19–26.
UN Decade of Healthy Ageing. (n.d.). Retrieved September 26, 2022, from
https://www.who.int/initiatives/decade-of-healthy-ageing
Veronika, N., Nuraeni, A., Supriyono, M., Program Studi, D. S., Keperawatan STIKES
Telogorejo Semarang, I., & Dinas Kesehatan Kota Semarang, S. (n.d.). EFEKTIFITAS
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN OLEH KADER DALAM PENGATURAN
DIET RENDAH GARAM TERHADAP KESTABILAN TEKANAN DARAH LANSIA
DENGAN HIPERTENSI DI KELURAHAN PURWOYOSO SEMARANG. Jurnal
Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 1, 1–53.
Yi, Y. M., Park, Y. H., Cho, B., Lim, K. C., Jang, S. N., Chang, S. J., … Ryu, S. I. (2021).
Development of a Community-Based Integrated Service Model of Health and Social
Care for Older Adults Living Alone. International Journal of Environmental Research
and Public Health, 18(2), 1–13. https://doi.org/10.3390/IJERPH18020825
60