Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN PENGKAJIAN KOMUNITAS DI WILAYAH RW 03 DESA

MRANGGEN KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

Disusun Oleh :
Kelompok 26
Kelompok 27
Kelompok 28
Kelompok 29

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil
dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan
manusia. Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa di hindari,
meskipun kadang bisa di cegah. Konsep sehat dan sakit sewsungguhnya
tiodak terlalu mutlak dan universal karena adanya faktor-faktor diluar
kenyataan klinis yang mempengaruhi terutama faktor sosial budaya. Jadi,
sangat penting menumbuhkan pengertian yang benar pada masyarakat tentang
konsep sehat dan sakit karena dengan konsep yang benar, mala masyarakat
dapat menyelesaikan masalah kesehtannya dengn baik (Foster,2020).
Pemerintah sering di adakan pada berbagai masalah di bidang
kesehatan, masalah yang cukup serius, yang menjadi perhatian para ahli
belakangan ini adalah faktor resiko pada pentyakit tidak menular.
Peningkatan penyakit tidak menular ini banyak terjadi di negara berkembang
karena perkembangan ekonominya meningkat. Karena itulah maka terjadi
peralihan bentuk penyakit yang harus di hadapi, dari penyakit menular dan
infeksi menjadi penyakit tidak menular dan kronis. Proses tersebutlah yang
kerap di kenal sebagai transisi epidemiologi (Bustan,2019).
Penyebab terjadinya transisi epidemiologi terdiri dari beberapa hal
seperti, perubahan lingkungan, kondisi demiografi, status ekonomi,dan
perilaku (gaya hidup masyarakat). Berbagai komponnen lingkungan dapat
menjadi faktor timbulnya suatu penyakit. Sebagaimana teori yang di
kemukakan Hendrik L. Blum, bahwa terdapat 4 faktor utama penentu derajat
kesehatan masyarakat, pertama lingkungan yang memegang andil paling
besar,kemudian perilaku, layanan kesehatan, dan hereditas (riwayat
keturunan) yang memiliki andil paling kecil terhadap status kesehatan,
konsep ini masih relevan digunakan hingga saat ini, bahkan makin banyak
bukti-bukti ilmiah yang mendukung teori ini.
Prevalensi penderita hipertensi di kabupaten Demak pada tahun 2018
sebesar 3.295 penderita dan mengalami peningkatan sebesar 1% bila
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Prevalensi penderita Diabetes Militus
pada kabupaten Demak sebesar 1,48% pada tahun 2018. Berdasarkan Data
Rekapitulasi Dinas Kesehatan di Kabupaten Demak prevalensi penyakit asam
urat sebesar 20,6% menurut Dinkes tahun 2019. Prevalensi terjadinya ISPA
di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017 menduduki peringkat ke-8 di
Indonesia dengan angka kejadian sebesar 53,7% dimana penyakit tersebut
merupakan 10 besar penyakit yang ditangani.Hasil dari angket yang telah di
sebarkan di RW 03 Desa Mranggen, Demak didapatkan hasil prevalensi
hipertensi sebanyak 22% dari jumlah lansia di RW 03, dan prevalensi
diabetes melitus sebesar 2,2% dari jumlah lansia di RW 03. Prevalensi asam
urat sebesar 11,5%, dan resiko terkena penyakit ISPA.
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu
hak dasar rakyat, yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan
pelayanan kesehatan. Pembangunan kesehatan juga harus dipandang sebagai
suatu investasi dalam kaitannya untuk mendukung peningkatan kualitas
sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi serta memiliki peran
penting dalam upaya penanganan kemiskinan. Pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal shingga hal ini menjadi investasi terbesar bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Faktor dari banyaknya kasus penyakit diatas dapat disimpulkan dari
pengkajian baik wawancara, whinsield survey, maupun hasil data penyebaran
angket adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari masyarakat tentang
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat tersebut. Kurangnya pengetahuan
tersebut menyebabkan masyarakat melakukan gaya hidup yang tidak sehat
sehingga menyebabkan peningkatan angka penyakit. Hal tersebut dapat
berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat yang kurang optimal.
Pendukung keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan tersebut
salah satunya di butuhkan adanya ketersediaan data dan informasi yang akurat
bagi proses pengambilan keputusan dan perencanaan program. Salah satu
produk dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah program yang
dilakukan melalui pemantauan dan evaluasi pencapaian program.
Pembangunan kesehatan di Indonesia telah terjadi pergeseran yang mengarah
pada paradigma sehat. Paradigma sehat lebih memprioritaskan tindakan
preventif, promotif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative.
Paradigma sehat menjelaskan tentang suatu kondisi masyarakat yang hidup
dalam lingkungan sehat, berperilaku sehat, dapat menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu dan mencapai taraf kesehatan yang maksimal.
Pendekatan yang dilakukan dari masing-masing komponen diharapkan
dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan
pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik
dengan instansi terkait, dan seluruh komponen desa untuk mengikutsertakan
warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang
dimotori oleh kader kesehatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan
yang terjadi di wilayahnya, beberapa masalah kesehatan yang ditemukan di
RW 3 adalah penyakit DM, Hipertensi, arthritis gout, dan resiko ISPA. Upaya
meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga dan kelompok
ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep
kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya
menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keperawatan
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka
mahasiswa program studi Profesi Ners Universitas Muhammadiyah
Semarang melaksanakan praktek keperawatan kesehatan komunitas di
wilayah kerja Puskesmas Mranggen. Kelurahan Mranggen merupakan salah
satu daerah binaan Puskesmas. Wilayah RW yang digunakan saat ini untuk
praktek keperawatan kesehatan 3 komunitas dan fokus pada laporan adalah
asuhan keperawatan komunitas di wilayah RW 3 Kelurahan Mranggen.
Jumlah kepala keluarga di wilayah RW 3 kelurahan Mranggen sebanyak 513
KK.
Setelah praktek berakhir, mahasiswa menyerahkan tanggung jawab
secara keseluruhan kepada kader dalam mengatasi masalah kesehatan dengan
pembinaan dari puskesmas. Selanjutnya pencapaian hasil dilaporkan kepada
Puskesmas untuk ditindak lanjuti. Harapan yang ada, masyarakat akan
mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang
telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan komunitas di RW 03 yang meliputi RT 01-RT 11
Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.
2. Tujuan Khusus
Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di Desa
Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak
a. Melakukan analisa data hasil pengkajian pada masyarakat RW 03 dari
RT 01 – RT 11 Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten
Demak.
b. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat
RW 03 dari RT 01 – RT 11 Desa Mranggen Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak.
c. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di RW 03 dari
RT 01 – RT 11 Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten
Demak.
d. Menginformasikan perencanaan asuhan keperawatan komunitas di RW
03 dari RT 01 – RT 11 Desa Mranggen Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak.
e. Menginformasikan pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas di RW
03 dari RT 01 – RT 11 Desa Mranggen Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak.

C. Waktu
Pelaksanaan praktik keperawatan komunitas di RW 03 dari RT 01 –
RT 11 Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak di mulai
pada tanggal 27 Juni - 6 Agustus 2022.

D. Tempat Praktik
Praktik keperawatan komunitas di tempatkan di RW 03 dari RT 01 –
RT 11 Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

E. Strategi Pelaksanaan
Dalam penelitian ini menggunakan metode pelaksanaan crossectional.
Crossectional adalah penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali,
tidak ada follow up, untuk mencari hubungan antara variabel independen
(factor risiko) dengan variabel dependen (efek).
Strategi pelaksaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan
dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sada, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Elisabeth,2007).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu : Individu, keluarga, kelompok khusus, perawat spesialis
komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan, dan
pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif
model perorganisasian masyarakat yaitu : perencanaan sosial, aksi sosial
atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan
kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba mendekatkan
pengorganisasian masyarakat dengan model perkembangan masyarakat
(Community development,2007).
3. Kerja sama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan yang saling menguntungkan
atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala
kegiatan yang memiliki konstribusi pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan (Elisabeth,2007). Kemitraan antara perawat komunitas dan
pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis
hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan
pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian
masingmasing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi
peningkatan kesehatan (Elisabeth,2007).
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana
sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk
interaksi transformasi kepada masyaraka. Antara lain : adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru (Elisabeth,2007). Perawat komunitas perlu
memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar
muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat
tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth,2007).
5. Metode pengumpulan data RW 03 dari RT 01 – RT 11 Desa Mranggen
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak menggunakan :
a. Wawancara
Pada tahap wawancara melibatkan :
- Masyarakat
- Tokoh masyarakat
- Kader
- Perangkat kelurahan / desa
b. Observasi
Pada tahap observasi meliputi :
- Norma
- Nilai
- Keyakinan
- Struktur kekuatan
- Proses penyelesaian masalah
- Dinamika kelompok masyarakat
- Pola komunikasi
- Situasi / kondisi lingkungan wilayah
c. Kuisioner (Google form)
Pengumpulan data menggunakan kuisioner yaitu dengan mengambil
sampel sebanyak 226 Kartu Keluarga dari 513 Kartu Keluarga.
BAB II
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 03 DESA
MRANGGEN, KECAMATAN MRANGGEN, KABUPATEN DEMAK

A. Tahap Pelaksanaan
1. Winshield Survey
Pengkajian keperawatan berdasarkan winshield survey dan mengisi
kuesioner.
No. Variabel Deskripsi
1. Demografi a. Jumlah penduduk di RW 03 sebesar
1.552 jiwa
b. Jumlah penduduk di tiap RT:
1) RT 01 Tidak terdapat data
2) RT 02 : 55 Jiwa
3) RT 03 : 71 Jiwa
4) RT 04 : 185 Jiwa
5) RT 05 : 258 Jiwa
6) RT 06 : 131 Jiwa
7) RT 07 : 207 Jiwa
8) RT 08 : 182 Jiwa
9) RT 09 : 173 Jiwa
10) RT 10 : 140 Jiwa
11) RT 11 : 150 Jiwa
c. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 513
KK dengan terbagi menjadi 11 RT
terdiri dari:
1) RT 01 : 34 KK
2) RT 02 : 15 KK
3) RT 03 : 40 KK
4) RT 04 : 49 KK
5) RT 05 : 80 KK
6) RT 06 : 32 KK
7) RT 07 : 60 KK
8) RT 08 : 63 KK
9) RT 09 : 45 KK
10) RT 10 : 41 KK
11) RT 11 : 54 KK
d. Jumlah penduduk berdasarkan jenis
kelamin:
1) Laki-laki : 769 jiwa
2) Perempuan: 783 jiwa
e. Jumlah penduduk berdasarkan usia
1) Usia 0-5 tahun : 52 Jiwa
2) Usia 6-12 tahun : 147 Jiwa
3) Usia 13-25 tahun : 367 Jiwa
4) Usia 26-45 tahun : 478 Jiwa
5) Usia 45-60 tahun : 326 Jiwa
6) Usia > 60 tahun : 182 Jiwa
f. Tingkat pendidikan
1) Tidak/ belum sekolah : 169
Jiwa
2) Tamat SD/ sederajat : 407
Jiwa
3) SLTP/ sederajat : 270
Jiwa
4) SLTA/ sederajat : 596
Jiwa
5) Akademi/ Diploma I, II, III: 39
Jiwa
6) Diploma IV/ strata : 71
Jiwa
g. Pekerjaan
1) Belum/ tidak bekerja : 199 Jiwa
2) Karyawan swasta : 619 Jiwa
3) Wirausaha : 235 Jiwa
4) PNS : 24 Jiwa
5) Guru : 18 Jiwa
6) IRT : 78 Jiwa
7) Pelajar/ mahasiswa : 370 Jiwa
8) Bidan : 1 Jiwa
9) Pensiunan : 6 Jiwa
10) Pelaut : 1 Jiwa
11) Pelaut : 1 Jiwa
12) Polri : 1 Jiwa
h. Status perkawinan
1) Kawin : 742 Jiwa
2) Belum kawin : 740 Jiwa
3) Cerai mati : 58 Jiwa
4) Cerai hidup : 12 Jiwa
i. Data angka kematian dan kelahiran (3
bulan terakhir)
1) Angka kematian : 4 Jiwa
2) Angka kelahiran : 1 Jiwa
j. Nilai dan keyakinan
1) Islam : 1.393 Jiwa
2) Kristen : 5 Jiwa
3) Katholik : -
4) Hindu : -
5) Budha :-
2. Lingkungan Fisik Batas Wilayah RW 3 :
a. Perumahan - Batas Barat : Peumahan pondok
- Luas rumah, jenis majapahit 2.
rumah - Batas Timur :
- Ventilasi, - Batas Selatan :
keadaannya - Batas Utara :
- Pencahayaan, RT 1:
keadaannya - Jumlah rumah : 32 rumah
- Jenis lantai, - Permanen : 26 rumah
keadaannya - Semi permanen : 6 rumah
- Kebersihan dalam - Kosong : 2 rumah
dan luar rumah RT 2:
- Kesehatan - Jumlah rumah : 22 rumah
dinding - Permanen : 20 rumah
- Vector - Semi permanen : -
- Kosong : 2 rumah
RT 3:
- Jumlah rumah : 35 rumah
- Permanen : 28 rumah
- Semi permanen : 3 rumah
- Kosong : 4 rumah
RT 4:
- Jumlah rumah : 53 rumah
- Permanen : 38 rumah
- Semi permanen : 11 rumah
- Kosong : 4 rumah
RT 5:
- Jumlah rumah : 106 rumah
- Permanen : 86 rumah
- Semi permanen : 15 rumah
- Kosong : 5 rumah
RT 6:
- Jumlah rumah : 46 rumah
- Permanen : 30 rumah
- Semi permanen : 12 rumah
- Kosong : 4 rumah
RT 7:
- Jumlah rumah : 62 rumah
- Permanen : 46 rumah
- Semi permanen : 15 rumah
- Kosong : 1 rumah
RT 8:
- Jumlah rumah : 42 rumah
- Permanen : 37 rumah
- Semi permanen : 2 rumah
- Kosong : 3 rumah
RT 9:
- Jumlah rumah : 47 rumah
- Permanen : 37 rumah
- Semi permanen : 9 rumah
- Kosong : 1 rumah
RT 10:
- Jumlah rumah : 40 rumah
- Permanen : 40 rumah
- Semi permanen : -
- Kosong : -
RT 11:
- Jumlah rumah : 46 rumah
- Permanen : 43 rumah
- Semi permanen : 3 rumah
- Kosong :-
b. Pekarangan RT 1:
 Terdapat 2 lahan kosong bekas pasar
yang menjadi tempat pembuangan
sampah sementara sebelum diangkut
menggunakan jasa angkut sampah
dengan kondisi sampah di lahan
secara terbuka diarea halaman depan
serta terdapat vektor lalat, kondisi
sampah ada yang sudah dimasukkan
drum dan ada yang masih terbuka
berserakan.
 Terdapat kotoran kucing diarea lahan
kosong dan berbau.
RT 2:
 Berdasarkan hasil observasi RT 2 di
temukan lahan bekas bangunan yang
terdapat tumpukan reruntuhan sisa
bangunan dan kayu bekas.
RT 3:
 Berdasarkan hasil observasi di RT.
03 terdapat pekarangan di batas
wilayah dengan RT. 02.
 Di sekolah TK dan SD yang ada di
RT. 03 masih belum ada kegiatan
belajar mengajar dikarenakan masih
libur.
 Terdapat 12 jentik-jentik yang ada di
ember berisi air di samping rumah
kosong, 300 meter dari perbatasan
timur dengan RT. 02.
RT 4:
 Berdasarkan hasil observasi di RT 4
ditemukan 3 kandang burung ,
kandang ayam 4 berjarak 3 meter
dengan kondisi kotoran berserakan
dan ayam dibebaskan.
 Tampak 1 kandang kambing kondisi
menempel pada tembok dan
pembuangan kotoran ayam dibakar
di halaman serta asap menyebar
dengan radius hngga 2 rumah.

RT 5:
 Berdasarkan hasil observasi di RT 5
terdapat 3 kandang ayam yang
menempel dengan rumah. kotoran
ayam dan berbau. di sekitar kandang
terdapat tumpukan sampah basah dan
sampah kering di hinggapi lalat. RT
5 terdapat 5 kandang burung yang
menempel dengan rumah terdapat air
minum burung yang belum di
bersihkan ,kandang tampak kotor dan
berbau.
RT 6:
 Berdasarkan hasil observasi di RT 6
terdapat 3 kandang ayam yang
menempel dengan rumah dengan
kotoran ayam dan berbau. di sekitar
kandang terdapat tumpukan sampah
basah dan sampah kering di hinggapi
lalat. RT 6 terdapat 6 kandang
burung yang menempel dengan
rumah terdapat air minum burung
yang belum di bersihkan ,kandang
tampak kotor dan berbau.
RT 7:
 Berdasarkan hasil observasi di RT 7
terdapat 2 kandang ayam dengan 1
kandang ayam menempel dengan
rumah dan 1 kandang ayam berjarak
2 meter dari rumah dengan kondisi
bau dan terdapat kotoran ayam.
Terdapat 1 kandang burung dara
yang berjarak 3 meter dari rumah
dengan kondisi kotor dan berbau.
Terdapat 1 pekarangan kosong yang
berisi itik dengan kondisi banyak
kotoran itik ditanah dan berbau.
Terdapat ban tidak terpakai di
pekarangan rumah yang terdapat
genangan air. Ditemukan ember yang
tidak terpakai di pekarangan rumah
dan berisi genangan air. Terdapat
lahan kosong yang digunakan untuk
membakar sampah yang
menimbulkan asap sehingga
menyebar ke area warga. Terdapat 2
kambing yang berada didepan rumah.
RT 8:
 Berdasarkan hasil observasi di RT 8
terdapat kandang ayam dan
dengan jarak antara rumah dengan
kandang sejauh 0,5 meter dengan
kondisi berbau serta banyak kotoran
ayam yang tidak dibersihkan.
RT 9:
 Berdasarkan hasil observasi di RT 9
terdapat satu kandang bebek dengan
jarak antara rumah dengan kandang
sejauh 2 meter dengan kondisi
berbau serta banyak kotoran bebek
yang tidak dibersihkan.

RT 10:
 Berdasarkan hasil observasi di RT 10
terdapat satu kandang ayam dengan
jarak antara rumah dan kandang tidak
ada satu meter sejauh 2 meter dengan
kondisi berbau serta banyak kotoran
ayam yang tidak dibersihkan. Selain
itu juga terdapat ranting pohon dan
dedaunan di sekitar kandang.
RT 11:
 Berdasarkan hasil observasi di RT 11
ditemukan 2 lahan kosong yang
ditanami pohon pisang serta terdapat
sampah berserakan dikerumuni lalat.
Ditemukan ember tidak terpakai
terletak dipojok rumah dan berisi
genangan air dan ditemukan ban
mobil bekas yang berisi genangan
air.
c. Pembuangan sampah RT 1:
- Cara pembuangan  RT 1 terdapat sampah masing-
sampah masing rumah dengan kondisi
- Keadaan tempat terbuka. Jenis sampah teracampur
pembuangan, basah dan kering. Sampah basah sisa
terbuka/ tertutup makanan terlihat dikerubungi lalat.
- Vektor yang ada  Terdapat 6 warga yang mengolah
- Kebiasaan sampahnya dengan cara dibakar.
membuang RT 2:
sampah  Di lahan kosong masih ditemukan
- Polusi sampah plastik, daun dan sisa-sisa
bangunan yang berserakan tidak
masuk ke tempat yang tepat.
 Lahan kosong yang dijadikan tempat
pembuangan sampah dan terdapat
bekas bakaran sampah.
 Berdasarkan hasil wawancara Ketua
RT 2 “Pengelolaan sampah di RT II
dilakukan dengan menggunakan jasa
angkut sampah kemudian warga
melakukan iuran 30.000 perumah
untuk setiap bulan”.
RT 3:
 Terdapat 1 rumah yang menyediakan
tempat sampah di depan rumah yang
terbuat dari anyaman bambu,
terbuka. Terdapat 5 tempat sampah
yang menggunakan bekas ember cat,
empat terbuka, satu tertutup. Cara
pembuangan sampahnya melalui Jasa
angkut sampah menggunakan pick
up yang kemudian akan dibuang ke
TPA Jepara. Dalam pengambilan
sampah warganya setiap minggu 3x.
Vektor yang terdapat pada sampah
yaitu lalat.
 Terdapat 3 warga yang mengolah
sampahnya dengan cara dibakar.
RT 4:
 Disetiap rumah terdapat tong sampah
yang terbuka dan tertutup, kebiasaan
membuang sampah masih ada yang
membuang sampah sembarangan di
jalan dan pekarangan rumah. Sampah
nasi aking yang dikerumni 15 lalat di
area rumah.
 Terdapat 43 warga yang mengolah
sampahnya dengan cara dibakar.
RT 5:
 Hasil pengamatan di wilayah RT 5
untuk pembuangan sampah, tempat
pembuangan sampah. terdapat lalat
yang menghinggapi sampah yang
berada di depan rumah warga.
 Pembakan sampah dibelakang ru,ah
dengan radius asap hingga 3 rumah.
 Terdapat 13 warga yang mengolah
sampahnya dengan cara dibakar.
RT 6:
 Pengamatan di wilayah RT 06 untuk
pembuangan sampah ditemukan
hanya 7 tempat sampah dengan
model 2 tempat sampah umum dan 5
tempat sampah pribadi, saat diamati
kondisi tempat sampah terbuka dan
terdapat lalat didalamnya, untuk
kondisi sampah yang ditemukan
kering dan basah bercampur jadi
satu.
 Terdapat 2 warga yang mengolah
sampahnya dengan cara dibakar.
RT 7:
 Berdasarkan hasil observasi di RT 7
didapatkan tempat sampah terbuka
dan dikerubungi lalat, terdapat
tumpukan sampah di pekarangan
rumah.
 Berdasarkan hasil wawancara Ketua
RT 7“jika sampah warga terlalu
banyak maka warga yang memiliki
lahan kosong biasanya membakar
sampah untuk mengurangi sampah
yang ada”.
 Terdapat 10 warga yang mengolah
sampahnya dengan cara dibakar.
RT 8:
 Berdasarkan hasil wawancara Ketua
RT di RT 08 “Berdasarkan hasil
observasi terdapat bekas
pembakaran sampah disekitar rumah
sehingga asap menyebar ke area
rumah warga.
 Terdapat 1 warga yang mengolah
sampahnya dengan cara dibakar.
RT 9:
 Berdasarkan hasil wawancara dengan
ketua RT 09 “sampah di area sekitar
diambil 2x dalam seminggu oleh
petugas sampah, dan untuk
pembayarannya Rp. 20.000/bulan”.
 Warga yang membakar sampah
disekitar rumah sehingga asap
menyebar ke area 2 rumah warga
disampingnya.
 Tampak 1 tikus melintas disamping
warga mengarah ke area tumpukan
kayu warga.
 Terdapat 7 warga yang mengolah
sampahnya dengan cara dibakar.
RT 10:
 Berdasarkan hasil observasi di RT 10
mayoritas warga membuang sampah
diletakkan di keranjang anyaman
terbuka dengan kondisi sampah
kering dan berbau.
 Terdapat 3 warga yang mengolah
sampahnya dengan cara dibakar.
RT 11:
 Berdasarkan hasil observasi di RT
11. Terdapat sampah berserakan di
lahan kosong dan kerumuni lalat
berupa sampah basah dan sampah
kering. Kondisi tempat sampah
terbuat dari ember, tanpa penutup.
 Wawancara:
Berdasarkan wawancara dengan
ketua RT 11“Pengangkutan sampah
dilakukan oleh petugas tiap sebulan
2 kali tetapi masih banyak yang
berserakan kalau belum diambil,
kejadian diare sebanyak 2 orang
dalam kurun waktu 3 bulan
terakhir”.
d. Jalan RT 1:
 Warga tidak menggunakan masker
saat berkegiatan jual beli dan tidak
cuci tangan saat melakukan transaksi
jual beli di pasar.
 RT 1 didapatkan situasi jalan beton
dan berdebu di gang satu dan di gang
2 kondisi jalan licin tidak rata,
jumlah penerangan jalan ada di setiap
5 meter dan melalui lampu depan
rumah warga.
RT 2:
 Tampak 2 lansia seddang diluar tidak
melakukan aktifitas dan hanya duduk
saja.
RT 3:
 Tampak anak-anak berjumlah 3
orang sedang bermain sepeda di
pinggir jalan yang ramai dengan lalu
lalang kendaraan.
 Ada 1 lansia yang masih bekerja
berjualan makanan dan memiliki
benjolan besar dileher (struma) dan
jarang melakukan pemeriksaan
kesehatan.
 Kondisi maupun akses jalan di RT.
03 rata, jenis jalan berbentuk beton,
jalan nya berdebu, berpotensi banjir
saat datang hujan.
 Terdapat banyak polusi akibat
padatnya kendaraan yang melintasi
wilayah RT. 03.
RT 4:
 Hasil observasi jalan di wilayah RT 4
Tampak lansia sedang bekerja
mencari barang bekas sebagai mata
pencahariannya.
 Tampak ABK sedang bekerja
mengumpulkan rongsokan.
 Tampak anak-anak sedang bermain
di dekat WC yang terpisah dengan
rumah dan terdapat sungai
didekatnya.
 Jalan terbuat dari beton, tidak ada
yang berlubang dan disetiap kanan
kiri jalan terdapat selokan kecil yang
dangkal dengan sedikit air. Kondisi
jalan masih ada sampah yang
berserakan dalam jarak 10 meter
sering dijumpai kurang lebih 10
sampah plastik yang berserakan.
RT 5:
 Terdapat 1 lansia yang sedang
menimba air di sumur untuk
memenuhi kebutuhan kesehatiannya
untuk mandi, cuci piring dan
sebagaianya.
 Tampak 5 anak sedang bermain di
genangan air dan selokan.
 Tampak 3 remaja sedang merokok
dan minum di warung angkringan.
RT 6:
 Berdasarkan hasil observasi jalan
yang ditemukan di RT 6 banyak jalan
yang berlubang, dan juga terdapat
pecahan kaca yang ditemukan di
bahu jalan. Terdapat selokan terbuka
dan tertutup, saat diamati sangat
beresiko terjadi banjir dikarenakan
kondisi selokan nya sudah
mengalami sedimentasi oleh tanah
dan tumpukan sampah. Disekitar
jalan RT 6 tidak terdapat rambu –
rambu jalan, ditemukan juga
dipertigaan cermin sembung
sehingga beresiko terjadinya
kecelakaan.
RT 7:
 Terdapat 7 anak yang sedang
berlarian diarea tanah yang berlumut
dan licin.
 Berdasarkan hasil observasi jalan
yang ada di RT 7 kondisi jalan utama
berbeton, serta ada beberapa jalan
yang tersususn dari paving, tanah dan
batu. Terdapat lampu penerangan
jalan di jalan utama RT 7. Terdapat
polisi tidur yang terbuat dari karet
bekas ban untuk meredam kecepatan
motor. Saat terjadi hujan kondisi
jalan sebagian banjir karena saluran
air yang tidak berfungsi dengan baik.
RT 8:
 Terdapat 1 lansia yang tidak
memakai sandal berjalan – jalan
disekitar rumah.
 Tampak 5 anak yang sedang makan
roti tidak cuci tangan setelah
bermain.
 Tampak 2 bapak sedang menghisap
rokok di warung.
 Berdasarkan hasil observasi di RT 08
kondisi jalan diarea tersebut dari
aspal, beton serta terdapat dari tanah
sehingga saat hujan terdapat
beberapa area yang becek. Ada
beberapa rumah yang menjorok ke
dalam dan lebih rendah dari jalan
desa biasanya mengalami banjir
hingga masuk rumah. Pada saat
malam hari kondisi penerangan jalan
cukup baik sehingga tidak
menimbulkan resiko jatuh.
RT 9:
 Terdapat 7 anak kecil yang sedang
bermian disekitar jalan yang biasa
dilewati motor oleh warga.
 Terdapat 2 remaja yang sedang
merokok diwarung pojok.
 Ada 2 anak usia sekolah yang sedang
makan ciki – ciki tidak cuci tangan
terlebih dahulu setelah bermain.
 Terdapat lansia sedang menyapu di
jalan tidak beralaskan kaki serta
terdapat luka.
 Berdasarkan hasil observasi di RT 09
kondisi jalan diarea tersebut sedikit
bergelombang, ada yang dari aspal,
beton serta terdapat dari tanah
sehingga saat hujan terdapat
beberapa area yang becek. Pada saat
malam hari kondisi penerangan jalan
cukup baik sedingga tidak
menimbulkan resiko jatuh.

RT 10
 Kondisi jalan utama di RT 10 plester
dan tidak berlubang, tetapi ada dua
gang dengan jalan yang masih belum
diplester yang berbatu dan
bergelombang.
RT 11:
 Terdapat lansia sedang bekerja
membangun rumah.
 Terdapat warung makan dengan
penyajian makanan yang terbuka dan
terdapat lalat dimakanan tersebut.
 Ada 3 anak kecil makan cemilan
ringan dari warung tidak memcuci
tangan.
 Terdapat lansia berkumpul di dealer
motor menghisap rokok.
 Hasil observasi kondisi jalan di
lingkungan RT 11 tidak rata, jalan
terbuat dari plester beton tapi
beberapa masih ada yang berlubang,
Pada saat kondisi matahari terik
kondisi jalan cukup berdebu.
 Wawancara:
Berdasarkan wawancara dengan
ketua RT 11“Kondisi jalan di RT 11
sudah dari dulu seperti ini, kondisi
jalan berdebu karena digunakan
aktifitas warga yang mempunyai
usaha dirumah yang ramai jadi
banyak yang berlalu lalang”.
e. Saluran air RT 1:
 Terdapat saluran air dengan kondisi
terbuka, lancer dan dangkal, kondisi
air berwarna hitam.
RT 2:
 Hasil obervasi yang dilakukan
ditemukan selokan terbuka berwarna
keruh dengan kedalaman ±30 cm
didepan rumah warga RT II yang
berada di dalam gang. Untuk wilayah
RT II yang berada di luar gang atau
pinggir jalan raya selokannya
tertutup dan jika hujan terkena banjir.
RT 3:
 Dalam saluran air sebelah utara RT.
03 terdapat limbah kotor yang
bewarna hitam, tidak berbau, terdapat
sampah plastik makanan , saluran air
terbuka.
RT 4:
 Hasil observasi saluran air yang
dilakukan di RT 4 ditemukan banyak
selokan yang tergenang air berwarna
hitam dan banyak sampah yang
menyumbat saluran air diselokan,
terdapat beberapa selokan yang
tergenang air namun bersih (tidak
terdapat sampah).
RT 5:
 Hasil dari survey dan wawancara dari
warga sebagian saluran air warga
terbuka dan tertutup namun warga
lebih banyak yang mempunyai
saluran air pembuangan melalui atap
kemudian dialirkan melalui pipa
menuju ke arah saluran got dan got
tersebut akan mengalir ke pengaliran
yang lebih besar.
RT 6:
 Kondisi selokan di RT 6 ada yang
tertutup dan terbuka. Selokan terbuat
dari plester dan bawahnya tanah.
Kondisi saat diamati tterjadi
pendangkalan oleh lumpur dan tanah
dan juga tumpukan sampah. Warna
airnya keruh.
RT 7:
 Dari hasil obervasi di RT 7
ditemukan sebagian selokan dangkal
dan tidak terdapat airnya, ada
sebagian selokan yang dalam dan
terdapat air menggenang dengan
kondisi keruh.
RT 8:
 Dari hasil obervasi di RT 08
ditemukan banyak selokan yang
tergenang air berwarna putih keruh
karena limbah rumah tangga dan
terdapat juga beberapa selokan
dengan sampah berserakan.
RT 9:
 Dari hasil obervasi di RT 09
ditemukan banyak selokan yang
tergenang air berwarna hitam dan
terdapat juga beberapa selokan yang
tersumbat dikarenakan sampah.
RT 10:
 Hasil observasi di RT 10 terdapat
selokan yang mengalir dan
menggenang dan terdapat beberapa
sampah seperti daun kering.
RT 11:
 Hasil observasi yang dilakukan,
ditemukan selokan air berwarna
hitam, tidak mengalir, banyak
sampah yang menymbat saluran air,
tetapi di bagian lai juga da selokan
yang tergenang namun bersih tidak
terdapat sampah.
 Wawancara:
Berdasarkan wawancara dengan
ketua RT 11“Kondisi saluran air di
pemukiman cenderung mampet dan
tidak mengalir dan masih banyak
sampah menyumbat”.
f. Sumber air RT 4:
- Dari mana air  Keseluruhan warga menggunakan
untuk minum dan sumur, tampak 2 sumur terbuka
masak disamping kandang ayam hanya
- Dari mana air berjarak 1 meter, dengan kondisi
untuk MCK sumur disampingnya berserakan
- Keadaan/mutu air kotoran ayam.
- Jarak sumber air
dengan RT 5:
penampungan  Hasil wawancara ketua RT dan
limbah/kotoran warga “Air minum dan masak warga
- Kondisi bak lebih sering menggunakan air isi
mandi ulang galon. Kebutuhan air sehari-
/penampungan harinya warga seperti mencuci baju,
air, mandi dan kebutuhan lainnya selain
terbuka/tertutup yang dikonsumsi mayoritas
- Waktu menggunakan air sumur/sanyo milik
membersihkannya pribadi masing-masing warga dan
- SPAL, bagaimana ada 5 warga yang menggunakan air
keadaannya pam dari pemerintah. Warga
mengatakan air sumur jika di musim
kemarau akan jernih tetapi jika
disaat musim hujan air akan
bewarna kekuningan dan keruh jika
ditimba dan tidak menimbulkan bau.
Jarak antara pembuangan
sampah/kotoran dengan sumber air
warga tidak mengetahui karena
sampah yang dibuang oleh warga
akan diambil oleh petugas sampah
setiap dua hari sekali jadi tidak akan
terjadi penumpukan sampah”.
RT 7:
 Terdapat 2 sumur dengan kondisi
terbuka dengan salah satunya tampak
air keruh disertai lumut.
3. Pelayanan kesehatan dan RT 1:
sosial  Seluruh warga di RT 1 ketika saat
memeriksakan keadaannya lamgsung
ke dokter keluarga menggunakan
BPJS.
RT 2:
 Dikawasan RT 2 terdapat kegiatan
posyandu yang di selenggarakan
setiap minggu ke 2 pada hari Rabu.
Kegiatan ini ketuai oleh seorang
bidan desa dan dilakukan di rumah
salah satu warga.
RT 3:
 Berdasarkan hasil wawancara
dengan ketua RT. 03, beliau
mengatakan bahwa “Disini tidak
terdapat pelayanan posyandu atau
posbindu di RT.03. Warga ketika
sakit, memeriksakan kesehatannya
ke puskesmas mranggen I dan
dokter keluarga.”
 Berdasarkan hasil wawancara
dengan ketua RT. 03, beliau
mengatakan bahwa “Kegiatan sosial
yang ada di RT. 03 yaitu pengajian
setiap malam jumat di Masjid
agung kauman.”
RT 4:
 Hasil observasi tidak ditemukan
adanya tenaga kesehatan di RT 4,
tidak ada posyandu dan posbindu
karena semua dilakuakn di
kediaman ketua RW 3.
RT 5:
 Hasil wawancara ketua RT “RT 5
aktif dalam kegiatan posyandu balita
1 bulan 2 kali, RT 5 tidak aktif
mengikuti posyandu lansia”.
RT 6:
 Hasil wawancara dengan ketua RT
“Ada kegiatan posyandu balita yang
dilakukan secara rutin setiap satu
bulan sekali pada hari rabu di
minggu kedua dan tidak ada
posyandu lansia”.
RT 7:
 Berdasarkan hasil survey di RT 7
posyandu diadakan setiap hari rabu
minggu ke-2 di RT 5 dan serentak
se RW 3.
RT 8:
 Berdasarkan hasil survey di RT 9
terdapat satu warga yang berprofesi
sebagai dokter, dan untuk kegiatan
rutin posyandu tidak berjalan
dengan baik sehingga beberapa
warga mengikuti posyandu di RT
sebelah.
RT 9:
 Berdasarkan hasil survey di RT 9
terdapat satu warga yang berprofesi
sebagai dokter, dan untuk kegiatan
rutin posyandu tidak berjalan
dengan baik sehingga beberapa
warga mengikuti posyandu di RT
sebelah.
RT 10:
 Berdasarkan wawancara dengan
ketua RT 10, beliau mengatakan “
Disini tidak ada kegiatan posyandu
lansia hanya ada posnyandu balita
yang dilaksanakan setiap sebulan
sekali”.
RT 11:
 Hasil observasi di RT 11 terdapat
kegiatan rutin posyandu mengikuti
jadwal di RW tiap 1 bulan sekali dan
terdapat pertemuan rutin bapak-
bapak tiap 1 bulan sekali di minggu
pertama atau kedua.
4. Ekonomi RT 1:
 Mayoritas warga RT 1 bekerja
sebagai karyawan swasta da nada
juga yang PNS dan dosen.
RT 2:
 Penduduk RT 2 mayoritas
merupakan karyawan swasta. Dan
beberapa yang mimiliki toko
klontong di depan rumah.
 Hasil wawancara “warga bekerja
sebagai berdagang dipasar dan
berwirausaha, namun paling banyak
adalah seorang karyawan swasta,
ada juga yang sebagai bidan. Untuk
kebutuhan sehari-hari warga lebih
memilik untuk berbelanja di pasar”.

RT 3:
 Terdapat tiga warga yang
mempunyai usaha rumahan air
minum, angkringan, minuman boba,
dan daging ayam.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan
pak RT beliau mengatakan bahwa
“pekerjaan warga di RT. 03 sebagai
pedagang, karyawan swasta dan
guru.
RT 4:
 Hasil observasi di RT 4 ditemukan
sebagian besar warga bekerja sebagai
pedagang dan beberapa warga
membuka usaha di depan rumah
seperti toko sembako dan makanan.
RT 5:
 Hasil yang diperoleh dari survey dan
wawancara mayoritas dari warga RT
05 lebih banyak yang berprofesi
pedagan dibandingkan dengan
pekerjaan lainnya.
RT 6:
 Rata – rata warga RT 6 bekerja
sebagai buruh, namun ada beberapa
yang bekerja sebagai TNI 1 , Polri 1,
dan beberapa keluarga memiliki toko
kelontong.
RT 7:
 Berdasarkan hasil obaservasi di RT 7
ditemukan beberapa warga memiliki
toko kelontong, toko air isi ulang dan
berjualan makanan. Sebagaian besar
warga RT 7 bekerja sebagai
karyawan swasta.

RT 8:
 Berdasarkan hasil obaservasi banyak
warga RT 08 membuka warung di
depan rumahnya.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan
ketua RT08 mayoritas warga bekerja
sebagai pedagang. Namun ada juga
beberapa warga yang bekerja
sebagai karyawan swasta.
RT 9:
 Berdasarkan hasil obaservasi di RT
09 banyak beberapa warga yang
membuka warung rumahan.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan
ketua RT09 mayoritas warga bekerja
sebagai pedagang. Namun ada juga
beberapa warga yang bekerja
sebagai karyawan swasta.
RT 10:
 Mayoritas penduduk RT 10 memilki
mata pencaharian karyawan swasta
dan terdapat 2 toko kelontong, 1
warung nasi dan 1 salon kecantikan
kecil.
RT 11:
 Hasil observasi di RT 11 ditemukan
beberapa warga yang memiliki toko
klontong yang digunakan untuk
pelatihan menjahit dari berbagai
sekolah, dealer motor, usaha ikan koi
dan madu, usaha pesanan roti, usaha
pembuatan bantal skala besar,
warung makan, namun kebanyakan
bekerja sebagai karyawan swasta.
 Wawancara:
Berdasarkan wawancara dengan
ketua RT 11“Kebanyakan warga
disini bekerja sebgai pedagang atau
berwirausaha sendiri dan beberapa
sebagai karyawan swasta, hanya
beberapa saja yang berprofesi
sebagai ASN, guru, perawat. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari
warga memilih berbelanja di pasar
mranggen”.
5. Keamanan RT 1:
a. Sistem keamanan  Berdasarkan hasil observasi tidak
yang ada terdapat pos kampling dan tidak
b. Sanitasi pernah terjadi kemalingan di RT 1.
Transportasi RT 2:
a. Jenis transportasi  RT 2 tidak terdapat fasilitas pos
yang digunakan oleh kampling, dan tidak ada kegiatan
masyarakat jaga keliling kampung. Lingkungan
b. Pelayanan sangat aman terkendali tidak pernah
transportasi, kondisi terjadi pencurian. Jenis transportasi
jalan yang digunakan oleh masyarakat RT
c. Transportasi 2 mayoritas adalah sepeda motor.
pelayanan kesehatan Ada pula beberapa masyarakat yang
menggunakan kendaraan roda empat.
RT 3:
 Hasil observasi yang dilakukan tidak
terdapat pos keamanan dan hansip
pada RT.03.
 Hasil wawancara dengan pak RT.03
mengatakan bahwa “tidak ada kasus
pencurian di wilayah RT.03”.
RT 4:
 Hasil observasi yang dilakukan di
lingkungan RT 4 tidak ada pos
ronda.
 Transportasi yang biasa digunakan
di RT 4 yaitu kendaraan pribadi
seperti sepeda motor dan mobil.
RT 5:
 Hasil yang diperoleh melalui survey
dan wawancara pada RT 05 tidak
memiliki pos ronda/pos kampling
dikarenakan minimnya tempat/lahan
kosong untuk mendirikan pos
ronda/pos kampling, jikapun ada
lahan kosong itu milik orang lain.
Meskipun RT 05 tidak mempunyai
pos ronda/pos kampling ditempat
tersebut tidak pernah adanya kejadian
pencurian/maling dan aman-aman
saja sampai saat ini.
 Hasil survey didapatkan bahwa
mayoritas menggunakan sepeda
motor dibandingkan dengan mobil.
Hasil wawancara ketua RT “di RW 3
tersebut sudah mempunyai mobil
ambulan berjumlah 3 yang bisa
digunakan pada tiap-tiap RT dan
setiap ambulan mempunyai fungsi
yang berbeda-beda, 1 untuk warga
yang melahirkan, 1 untuk warga yg
meninggal/mobil jenazah, dan 1 lagi
untuk mengantar semua warga yang
mempunyi masalah penyakit pada
warganya”.
RT 6:
 Hasil observasi yang dilakukan di
wilayah RT 06 ditemukan sebagaian
besar warga melakukan mobilisasi
dengan menggunakan motor dan
mobil.
 Hasil pengkajian dari poin keamanan
ditemukan data bahwa di RT6 belum
pernah terjadi tindakan kriminal
apapun.
 Hasil wawancara dengan ketua RT
06 “terdapat 3 ambulan di RW 03
yang tersedia untuk warga dengan
pelayanan 24 jam ketika ada salah
satu warga yang membutuhkan
disetiap RT.”
RT 7:
 Berdasarkan hasil observasi di RT 7
warganya merasa aman dan
terkadang menaruh motor di depan
rumah, serta tidak terdapat
poskampling di sekitar area warga.
 Berdasarkan wawancara dengan
Ketua RT 7 “kebanyakan warga saat
beraktivitas keluar rumah
menggunaan kendaran pribadi
seperti motor dan ada beberapa
warga yang menggunakan mobil,
dan sepeda”.
RT 8:
 Berdasarkan hasil observasi di RT 08
terdapat poskampling di sekitar area
warga, keadaannya bersih dan rapi
namun di sampingnya ada tempat
pembuangan sampah.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan
ketua RT 08 “ada poskampling di
RT 08 sejak beberapa tahun yang
lalu”.
 Berdasarkan hasil observasi di RT 08
kebanyakan warga menggunakan
kendaran pribadi seperti motor dan
ada beberapa warga yang
menggunakan mobil, dan sepeda.
 Berdasarkan hasil wawancara
“kebanyakan warga lebih suka
menggunakan motor untuk alat
transportasi jarak dekat untuk jarak
jauh menggunakan mobil bagi yang
memiliki”.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan
ketua RT 08 “transportasi yang
digunakan menuju akses pelayanan
Kesehatan menggunakan motor
ataupun mobil pribadi”.
RT 9:
 Berdasarkan hasil observasi di RT 09
tidak terdapat poskampling di sekitar
area warga.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan
ketua RT 09 “sudah tidak ada lagi
poskampling di RT 09 sejak
beberapa tahun yang lalu”.
 Berdasarkan hasil observasi di RT 09
kebanyakan warga menggunakan
kendaran pribadi seperti motor dan
ada beberapa warga yang
menggunakan mobil, dan sepeda.
 Berdasarkan hasil wawancara
“kebanyakan warga lebih suka
menggunakan motor untuk alat
transportasi”.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan
ketua RT 09 “transportasi yang
digunakan menuju akses pelayanan
Kesehatan yang jauh dapat
menggunakan ambulance yang
sudah disediakan”.
RT 10:
 Tidak ada pos kampling, terdapat
selokan yang tidak mengalir.
Mayoritas transportasi yang
digunakan adalah sepeda motor.
RT 11:
 Hasil pengkajian dari point
keamanan didapatkan bahwa warga
yang tinggal di lingkungan RT 11
merasa aman tetapi di lingkungan ini
belum mempunyai pos kamling,
meskipun ada beberapa jenis bentuk
tidak kenyamanan seperti karena ada
kos jadi sedikit terganggu tentang
kebebasan kos.
 Hasil observasi di lingkungan RT 11
para warga melakukan mobilisasi
menggunakan kendaraan pribadi
berupa motor maupun sepeda.
 Wawancara:
Berdasarkan wawancara dengan
ketua RT 11 “Warga mengatakan
kalau disini relative aman, dan ini
sedang proses pembangunan pos
kamling, untuk yang mendirikan kos
sudah dihimbau agar memberi
peraturan kos agar tidak
mengganggu warga dengan situasi
kos yang bebas.”
6. Sistem pemerintahan RT 1:
 Hasil wawancara Ketua RT 31
“pelaksanaan pemilihan ketua RT di
laksanakan 3 tahun sekali, dan
pemilihan RT dilakukan secara
musyawarah”.
RT 2:
 Hasil wawancara Ketua RT 2
“pelaksanaan pemilihan ketua RT di
laksanakan 3 tahun sekali”.

RT 3:
 Hasil wawancara Ketua RT 3
“pelaksanaan pemilihan ketua RT di
laksanakan 3 tahun sekali”.
RT 4:
 Hasil wawancara dengan ketua RT 4
“sistem organisasi dilakukan dengan
pemilihan secara demokratis.
Kegiatan masyarakat di wilayah RT
4 terdapat PKK, pertemuan bapak-
bapak”.
RT 5:
 Hasil wawancara Ketua RT 5
“pelaksanaan pemilihan ketua RT di
laksanakan 3 tahun sekali”.
RT 6:
 Hasil wawancara Ketua RT 6
“terdapat struktur dalam sistem
pemerintahan di RT 06”.
RT 7:
 Berdasarkan hasil observasi terdapat
stuktur organisasi RT yang terdiri
dari Ketua RT, sekretaris, bendahara.
 Hasil wawancara dengan Ketua RT 7
“pemilihan ketua rt dilakukan 3
tahun sekali”.
RT 8:
 Berdasarkan hasil wawancara ketua
RT 08 mengatakan bahwa “ada
kegiatan politik yang dilakukan di
RT 08, yaitu pemilihan ketua RT”.
RT 9:
 Berdasarkan hasil wawancara ketua
RT 09 mengatakan bahwa
“pemilihan Ketua RT dilakukan 3
tahun sekali, pemilihan ketua RT
dilakukan secara musyawarah
mufakat dilakukan seluruh warga RT
9”.
RT 10:
 Tidak terdapat baliho maupun poster
politik yang terpasang di RT 10.
RT 11:
 Hasil observasi tidak terdapat
aktivitas politik di lingkungan RT 11
dengan tidak ditemukannya media
poster calon legislative dan bendera
partai politik.
 Wawancaraa berdasarkan wawancara
dengan ketua RT 11 “Kegiatan
politik yang ada di RT 11 biasanya
terlibat dalam pilkaret, pilkades, dan
pemilu”.
7. Komunikasi RT 1:
 Komunikasi RT 1 dilakukan melalui
wa group dan perumah didatangi
oleh ktua RT 1.
RT 2:
 Hasil observasi RT II tidak terdapat
tempat atau sarana untuk berkumpul.
Warga yang akan berkumpul
mengandalkan tempat tinggal salah
satu warga.
 Wawancara: “RT 2 dalam
penyampaian kabar dan kegiatan
dilakukan dengan menggunakan WA
grup. Kemudian warga berkumpul
disalah satu rumah warga untuk
melakukan kegiatan”.
RT 3:
 Komunikasi yang digunakan ketua
Rt.03 kepada warganya
menggunakan WA grup, ketua RT.03
memiliki semua nomor hp warganya.
Apabila ada pertemuan, dilaksanakan
secara bergantian di rumah warga.
RT 4:
 Hasil observasi di wilayah RT 4
terdapat sarana dan prasarana untuk
berkumpul warga berupa 2 mushola.

RT 5:
 Berdasarkan hasil wawancara Ketua
RT 5 “pemberian informasi di RT 5
diberikan melalui wa group dan
speaker mushola”.
RT 6:
 Berdasarkan hasil wawancara Ketua
RT 6
“pertemuan RT setiap triwulan,
setiap 17 Agustus, dan setiap malam
1 syura. Dan Pak RT mengatakan
ada grup Whatsapp RT yang
beranggotakan warga RT 06”.

RT 7:
 Berdasarkan hasil wawancara Ketua
RT 7 “pemberian informasi di RT 7
diberikan melalui wa group dan
speaker mushola”.
RT 8:
 Berdasarkan hasil wawancara
“pemberian informasi di RT 08
diberikan melalui wa group khusus
RT 08”.
RT 9:
 Berdasarkan hasil wawancara
pemberian informasi di RT 09
diberikan melalui wa group khusus
RT 09.
RT 10:
 Pemberian informasi terhadap warga
dilakukan melalui grup WA RT.
RT 11:
 Berdasarkan hasil observasi di
wilayah RT 11 terdapat sarana
prasarana untuk tempat berkumpul
berupa musola, dan beberapa
kegiatan dilakukan di rumah warga
secara bergantian.
 Wawancara: Berdasarkan wawancara
dengan ketua RT 11 “Warga
mendapatkan informasi kesehatan
atau informasi lain melalui TV dan
telephone (Whatsapp dan google”.

8. Rekreasi RT 1:
 Terdapat banyak kuliner diseluruh
pinggiran jalan RT 1.
RT 2:
 Hasil observasi di lingkungan RT II
tidak ditemukan tempat untuk
melakukan rekreasi.
 Wawancara dengan warga “Warga
RT 2 lebih suka berekreasi ke luar
desa. Karena untuk memperoleh
suasana baru”.
RT 3:
 Hasil observasi di wilayah RT.03
Tidak ada taman dan lapangan
untuk berekreasi. Jajanan kuliner
banyak terdapat dijalan sekeliling
RT 3.
RT 4:
 Hasil dari observasi yang dilakukan
dilingkungan RT 4, ditemukan
kurang nya sarana dan prasarana
yang bisa digunakan untuk rekreasi
warga.
RT 5:
 Berdasarkan hasil observasi tidak ada
tempat rekreasi seperti taman dan
kolam renang.
RT 6:
 Hasil wawancara dengan ketua RT
“rekreasi warga dengan ziarah
sudah sebanyak 2 kali dengan
mengunjungi wali sembilan, Gusdur,
Gusmi, Bonang-Demak”.
RT 7:
 Berdasarkan hasil observasi
ditemukan sarana rekreasi berupa
tenis meja tapi milik perorangan.
Terkadang warga RT 7 mengadakan
rekreasi berupa wisata religi.
RT 8:
 Berdasarkan hasil observasi tidak ada
tempat rekreasi seperti taman dan
kolam renang.
 Berdasarkan hasil wawancara “tidak
ada tempat khusus yang digunakan
untuk rekreasi atau hiburan diarea
RT 08”.
RT 9:
 Berdasarkan hasil observasi tidak ada
tempat rekreasi seperti taman dan
kolam renang.
 Berdasarkan hasil wawancara “tidak
ada tempat khusus yang digunakan
untuk rekreasi atau hiburan diarea
RT 09”.
RT 10:
 Hasil observasi di R 10 tidak terdapat
sarana rekreasi.
RT 11:
 Hasil dari observasi di lingkungan
RT 11 ditemukan kurangnya sarana
dan prasarana yang bias digunakan
rekreasi oleh warga.
 Wawancara: “Masyarakat jika ingin
berekreasi lebih memilih
mengunjungi tempat wista yang ada
diluar seperti ke mall, supermarket,
kolam renang, pantai, dll.”
9. Pendidikan RT 1:
 Tidak terdapat gedung sekolahan di
RT 1.
RT 2:
 Hasil observasi didapatkan,
terdapat satu gedung sekolah.
 Wawancara: “Di RT 2 terdapat satu
gedung sekolah yang memiliki dua
fungsi. Dimana saat pagi hari
gedungnya digunakan untuk taman
kanak-kanak. Dan saat sore hari
digunakan untuk mengaji
madarasah”.
RT 3:
 Hasil observasi didapatkan, terdapat
warga Rt.03 berpendidikan terakhir
SMA sebanyak 28 jiwa. Terdapat
pusat pendidikan TK dan SD di
wilayah RT.03.
RT 4:
 Hasil observasi yang telah dilakukan
terdapat pondok pesantren putra dan
putri “AL-MURTADLO” di wilayah
RT 4. Wawancara :“Sarana
pendidikan dilingkungan RT 4 ini
cuma ada pondok pesantren, kalau
PAUD, TK, SD bukan termasuk
wilayah RT 4”.
RT 5:
 Tidak terdapat sarana pendidikan di
RT 5.
RT 6:
 Hasil observasi didapatkan 1 TPQ
dengan kondisi pebuh debu untuk di
halaman depannya. Hasil
wawancara dengan ketua RT “untuk
TPQ masih aktif tetapi sekarang
sedang libur”.
RT 7:
 Hasil observasi di RT 7 tidak
terdapat institusi pendidikan.
RT 8:
 Berdasarkan hasil observasi di RT 8
tidak ada institusi pendidikan.
RT 9:
 Tidak ada institusi pendidikan.
RT 10:
 Hasil observasi di RT 10 tidak ada
institusi pendidikan.
RT 11:
 Hasil observasi yan telah dilakukan
tidak terdapat institusi pendidikan di
wilayah RT 11.
 Wawancara: “Saran pendidikan di
lingkungan ini masuknya sudah
bukan di RT 11”.

2. Diagram Demografi

Jenis Kelamin

785
780
Series1
775
770
765
760
Laki-Laki Perempuan

Hasil data diatas menunjukan jumlah warga dengan jenis kelamin laki-
laki sebanyak 769 dan perempuan sebanyak 783.

478
500
450
400 367
326
350
300
250
182 Series1
200 147
150
100 52
50
0
Usia 0-5 Usia 6-12 Usia 13-25 Usia 26-45 Usia 45-60 Usia 60
tahun tahun tahun tahun tahun tahun ke
atas
Hasil data diatas menunjukan jumlah warga dengan rentang usia 0-5
tahun sebanyak 52 jiwa, usia 6-12 tahun sebanyak 147 jiwa, usia 13-25 tahun
sebanyak 367 jiwa, usia 26-45 tahun sebanyak 478 jiwa, usia 45-60 tahun
sebanyak 326 jiwa, dan usia diatas 60 tahun sebanyak 182 jiwa.

596
600
500 407
400
270
300
169
200 71
39
100 Series1
0

Hasil data diatas menunjukan warga yang tidak/belum sekolah sebanyak


169 jiwa, tamat SD/sederajat sebanyak 407 jiwa, SLTP/sederajat sebanyak 270
jiwa, SLTA/sederajat sebanyak 596 jiwa, akademi/diploma I,II,III sebanyak 39
jiwa, diploma IV/strata sebanyak 71 jiwa.
700 619
600
500 370
400
199 235
300
200 78
100 24 18 1 6 1 1 Series1
0
rja ta ha S ru IR
T a
da
n
na
n
au
t lri
ke as sa PN Gu is w
Bi iu el Po
e s w
ira
u as s P
kb an ah Pe
n
da w W m
/ ti a r/
m ry ja
lu Ka la
Be Pe

Hasil data diatas menunjukan jumlah warga yang belum/tidak bekerja


sebanyak 199 jiwa, karyawan swasta sebanyak 619 jiwa, wirausaha sebanyak 235
jiwa, PNS sebanyak 24 jiwa, guru sebanyak 18 jiwa, IRT sebanyak 78 jiwa,
pelajar/mahasiswa sebanyak 370 jiwa, bidan sebanyak 1 jiwa, pensiunan sebanyak
6 jiwa, pelaut sebanyak 1 jiwa, dan polri sebanyak 1 jiwa.

742 740
800

700

600

500

400 Series1

300

200
58
100 12

0
Kawin Belum kawin Cerai mati cerai hidup

Hasil data diatas menunjukan jumlah warga dengan status perkawinan


kawin sebanyak 742 jiwa, belum kawin sebanyak 740 jiwa, cerai mati 58 jiwa,
dan cerai hiduo sebanyak 12 jiwa.

B. ANALISA DATA
DATA MASALAH KESEHATAN
WINSHIELD SURVEY Defisit kesehatan komunitas (Lansia)
a. Berdasarkan hasil observasi di RW (D.0110).
3 tidak terdapat posyandu lansia
b. Berdasarkan hasil observasi tidak
terdapat fasilitas kesehatan seperti
klinik atau puskesmas di RW 03
WAWANCARA
a. Berdasarkan hasil wawancara
dengan kader kesehatan beliau
“mengatakan di RW 03 tidak
terdapat posyandu lansia.
Posyandu lansia hanya ada di RW
07”.
b. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Ketua RT 03 beliau
mengatakan “tidak terdapat
pelayanan posyandu lansia.
Warga ketika sakit memeriksakan
kesehatanya ke puskesmas
mranggen I dan dokter keluarga”.
c. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Ketua RT 06 beliau
“mengatakan bahwa tidak ada
kegiatan posyandu lansia”.
d. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Ketua RT 10 beliau
“mengatakan di sini tidak ada
kegiatan posyandu lansia, ketika
sakit warga memeriksakan
kesehatanya di klinik sekitar
maupun membeli obat di apotik”.
ANGKET
Berdasarkan hasil angket yang sudah
di isi warga RW 03 didapatkan data :
a. Dari 226 KK yang menjadi sampel
terdapat 76 lansia dengan 40 lansia
yang menderita hipertensi, 11
lansia memiliki riwayat penyakit
DM, 1 lansia memiliki riwayat
kolesterol tinggi, 20 lansia
menderita nyeri sendi, 4 lansia
memiliki Riwayat stroke.
WINSHILED SURVEY Perilaku cenderung berisiko (ISPA)
a. Berdasarkan hasil observasi di RW berhubungan (D.0099).
03 terdapat 88 tumpukan sisa
pembakaran sampah.
b. Berdasarkan hasil observasi
terdapat warga di RT 9 yang
membakar sampah kering dengan
warna asap abu-abu dan asapnya
menyebar ke pemukiman warga.
WAWANCARA
a. Berdasarkan hasil wawancara
dengan satu warga yang berada di
RT 05 mengatakan di
lingkunganya banyak yang
merokok.
b. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Ketua RT 04 mengatakan
“terdapat warga saya yang
membakar sampah dikarenakan
masih banyak warga yang
memiliki lahan kosong”.
c. Berdasarkan hasil wawancara
dengan warga RT 7 mengatakan
bahwa “ketika sampah lama di
ambil oleh petugas, maka sebagian
sampahnya dibakar di kosong”.
ANGKET
a. Didapatkan data 14 orang yang
merokok.
b. Didapatkan data 66 warga yang
masih mengelola sampah dengan
cara dibakar.
WINSHIELD SURVEY Perilaku cenderung berisiko Demam
a. Berdasarkan hasil observasi di RW Berdarah (D.0099).
03 ditemukan jentik nyamuk
sekitar 7 di lingkungan luar rumah
yang terdiri dari 2 di RT 3, 1 di RT
6, dan 7 di RT 8. Seperti di ember
bekas yang terletak di depan
rumah, kelopak jantung pisang
yang jatuh ke tanah dalam kondisi
membuka, ban bekas yang berada
di halaman depan rumah.
b. Berdasarkan hasil observasi di RW
3 terdapat 26 rumah kosong terdiri
dari 2 di RT 1, 2 di RT 2, 4 di RT
3, 4 di RT 4, 5 di RT 5, 4 di RT 6,
1 di RT 7, 3 di RT 8, 1 di RT 9.
c. Berdasarkan hasil observasi di RW
03 terdapat 12 tempat sampah
dengan kondisi terbuka.
WAWANCARA
a. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Ketua RT 8 mengatakan
“ada satu kasus DBD yang
menyerang warga saya”.
b. Berdasarkan hasil wawancara
dengan salah satu warga RT 08
mengatakan bahwa “pakaian yang
sudah dipakai seringkali di
gantung di belakang pintu”.
ANGKET
a. Dari angket yang telah di bagikan
terdapat vector nyamuk yang
bersarang di 128 rumah.
WINSHIELD SURVEY Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
a. Dari hasil observasi di RT 09 (D.0117).
terdapat 1 lansia yang sedang
menyapu halaman tanpa
menggunakan alas kaki dan terlihat
luka gangren di telapak kaki.
b. Berdasarkan hasil observasi
ditemukan 10 lansia yang sedang
duduk tanpa melakukan aktivitas
dengan pengamatan selama kurang
lebih 60 menit.
WAWANCARA
• Hasil wawancara di RT 09 pada
salah satu warga beliau
mengatakan bahwa “Saya kalau
masak harus asin karena lebih
enak”.
• Hasil wawancara di RT 09
mengatakan bahwa “Saat
mengalami sakit kepala saya
langsung membeli obat diapotik
tanpa resep dokter”.
• Hasil wawancara dengan salah satu
warga RT 7 beliau mengatakan
bahwa “Saya pernah periksa
tekanan darah dan hasilnya tinggi
sekitar 180 tapi setelah itu tidak
pernah periksa lagi”.
• Berdasarkan hasil wawancara
dengan warga RT 8 beliau
mengatakan “apabila sakit kepala,
saya membeli obat amlodipine di
apotik”.
ANGKET
a. Berdasarkan hasil angket di
dapatkan data 40 lansia yang
menderita hipertensi.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Kesehatan Komunitas (Lansia) berhubungan dengan keterbatasan
sumber daya. (D.0110).
2. Perilaku cenderung berisiko ISPA berhubungan pemilihan gaya hidup
tidak sehat (D.0099).
3. Perilaku cenderung berisiko Demam Berdarah berhubungan dengan
kurang terpapar informasi (D.0099).
4. Pemeliharaan kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan Hambatan
kognitif (D.0117).
D. Strategi/Rencana
PLAN OF ACTION DI RW 03
KELUARAHAN MRANGGEN KECAMATAN MRANGGEN
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung
Kesehatan Jawab
Defisit Setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan: Lansia RW Mushola Uang kas Setyawati
Kesehatan tindakan 1. Memberikan 03 dari tiap tiap RT
Komunitas keperawatan pendidikan kesehatan RT
(Lansia) (survey, observasi, tentang proses menua
berhubungan dan wawancara) dan penyakit penyerta
dengan selama 3 minggu yang sering terjadi pada
keterbatasan kepada masyarakat lansia
sumber daya. RW 03 status Kemitraan : Warga RW Aula Kiki
(D.0110). kesehatan 1. Pembentukan kader 03 masjid Faraniska
komunitas lansia kauman
(L.12109) dapat 2. Pendampingan raya
meningkat. perawatan lansia
Tujuan khusus bekerjasama dengan
setelah dilakukan kader kesehatan
tindakan Lansia RW Lusy
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung
Kesehatan Jawab
keperawatan Proses kelompok: 03 Halaman
komunitas selama 1. Berikan senam lansia masjid
3 minggu untuk meningkatkan
masyarakat RW 03 koping kesehatan pada
diharapkan: lansia
1. Ketersediaan Pemberdayaan
program masyarakat : Lansia RW Ria
promosi 1. Libatkan anggota 03 Mushola
kesehatan masyarakat untuk tiap RT
meningkat. meningkatkan
2. Partsipasi dalam kesadaran terhadap isu
program dan masalah kesehatan
kesehatan yang dihadapi
komunitas (kampanye kesehatan)
meningkat.
3. Kepatuhan
terhadap standar
kesehatan
lingkungan
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung
Kesehatan Jawab
meningkat.
4. Pemantauan
standar
kesehatan
komunitas
meningkat.

Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung


Kesehatan Jawab
Perilaku Setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan: Perwakilan Balai Desa Kas Sandra
Kesehatan tindakan ISPA warga dari Mranggen mahasiswa
Cenderung keperawatan 1. Memberikan setiap RT
Beresiko ISPA (survey, pendidikan kesehatan di RW 03
observasi, dan tentang ISPA
wawancara) (pengertian,
selama 3 minggu penyebab, akibat,
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung
Kesehatan Jawab
kepada tanda dan gajala dan
masyarakat RW cara penanganan)
03. Diharapkan Memberikan pendidikan
warga RW 03 kesehatan perilaku pola
mampu hidup sehat
mengubah
perilaku dalam
pencegahan
penyakit ISPA.
Tujuan khusus
warga RW 03
Desa Mranggen
mampu :
1. Meningkatka
n pemahaman
masyarakat
tentang
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung
Kesehatan Jawab
penyakit
ISPA serata
deteksi dini
tanda dan
gejala
penyakit
ISPA.
Menerapkan
hidup bersih
untuk pencegahan
ISPA (Menjaga
kebersihan
rumah)
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung
Kesehatan Jawab
Perilaku Setelah dilakukan Pendidikan kesehatan: Perwakilan Gedung Anisa
Kesehatan tindakan Memberikan penyuluhan warga dari Balai Desa
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung
Kesehatan Jawab
Cenderung keperawatan kesehatan terkait penyakit setiap RT di Mranggen
Beresiko DBD (survey, observasi, DBD dan pencegahannya. RW 03
dan wawancara)
selama 3 minggu
kepada masyarakat Kemitraan:
RW 03. 1. Bekerjasama dengan Lingkungan Puskesmas Vika
Diharapkan warga puskesmas dalam RT 08
RW 03 mampu pelaksanaan fogging.
mengubah perilaku 2. Bekerjasama dengan
dalam pencegahan puskesmas dalam
penyakit DBD. pembagian abate dan
Tujuan khusus cara penggunaannya.
warga RW 03 Desa
Mranggen mampu : Pemberdayaan: Warga RW Lingkungan April
1. Masyarakat 1. Memberdayakan warga 03 RW 03
mampu dalam pemberantasan
melakukan sarang nyamuk dengan
tindakan upaya melakukan 3M
pencegahan 2. Melakukan kerja bakti
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung
Kesehatan Jawab
penyakit DBD dengan warga dalam
2. Masyarakat membersihkan sampah
menunjukkan di pekarangan rumah.
perubahan 3. Memotivasi warga
perilaku untuk menutup kembali
peningkatan tempat sampah setelah
kesehatan membuang sampah
Masyarakat mampu 4. Memasang poster
melakukan tentang upaya
pengendalian pencegahan DBD.
masalah kesehatan
DBD

Pemeliharaan Setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan : Lansia RW Mushola Mahasiswa. Vika


kesehatan Tidak tindakan 1. Memberikan informasi 03 dari tiap tiap RT Widyasari
Efektif keperawatan tentang penyakit DM RT. atau masjid
berhubungan (survey, observasi, dan hipertensi pada
dengan dan wawancara) lansia warga RW 03.
Hambatan selama 3 minggu Kemitraan : Puskesmas
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung
Kesehatan Jawab
kognitif kepada masyarakat 1. Bekerja sama dengan Lansia RW Zidha
(D.0117). RW 03 masalah puskesmas untuk 03
pemeliharaan melakukan screening
kesehatan tidak dini terhadap lansia RW
efektif. (L.12106). 03 yang mempuyai
Tujuan khusus gejala mengarah ke
warga RW 03 Desa masalah hipertensi dan
Mranggen mampu : DM.
1. Masyarakat Proses Kelompok : Halaman
mampu 1. Melaksanakan senam Lansia RW masjid Anisa Nanda
menunjukan kaki DM pada lansia 03
minat yang menderita DM
meningkatkan 2. Melaksanakan terapi
perilaku yang relaksasi progresif pada
sehat. lansia penderita
2. Masyarakat hipertensi.
mampu Pemberdayaan
menjalankan masyarakat
perilaku yang
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung
Kesehatan Jawab
sehat. 1. Memberdayakan lansia
3. Masyarakat untuk melakukan Lansia RW
dapat memiliki kontrol rutin gula darah 03 Nabila
sistem dan tekanan darah di
pendukung posyandu
dalam
meningkatkan
taraf
kesehatanya

Anda mungkin juga menyukai