Anindya Salsabilla
INDRA PENGLIHATAN DAN PERSEPSI
Anindya Salsabilla
ABSTRAK
Salah satu indra yang dimanfaatkan manusia untuk mengamati sesuatu adalah indera
penglihatan dan persepsi. Mata adalah organ tubuh yang bertanggung jawab atas penglihatan dan
persepsi. Pada mata terdapat fotoreseptor merupakan reseptor yang menerima rangsangan dari cahaya.
Fotoreseptor terdapat 2 jenis yaitu sel batang (rod) dan sel kerucut (cone), pada sel batang digunakan
untuk cahaya yang redup dan warna monokrom sedangkan pada sel kerucut digunakan dalam keadaan
cahaya cerah dan berwarna. Proses mekanisme yang terjadi pada Indra penglihat diawali dari cahaya
yang masuk melewati struktur kornea lalu ke pupil yang mengatur intensitas cahaya, lalu ke lensa
mata, ke fotoreseptor yang kemudian disalurkan ke otak dengan bentuk gelombang elektrik. Mata juga
memiliki beberapa penyakit seperti mata kering, penyakit buta warna yang disebabkan leh keturunan,
dan katarak. Tujuan dari Praktikum Anatomi Fisiologi Hewan ini antara lain memeriksa kesehatan
mata, mempelajari mekanisme respon pupil terhadap rangsangan cahaya, pengaruh perubahan bentuk
lensa terhadap penglihatan, batas konvergensi penglihatan, warna-warna yang batang dan sel kerucut
sensitif sebagai fotoreseptor, dan belajar tentang kebutaan. Mengetahui sensitivitas mata terhadap
perubahan warna, memahami respons mata terhadap berbagai kondisi, dan memahami kapasitas
akomodasi mata adalah hal yang penting.
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
(Wangko, 2013)
2.4.3 Katarak
Katarak adalah kekeruhan atau kekeruhan pada lensa bening atau kapsulnya (selaput bening
yang mengelilingi lensa), yang menghalangi cahaya melewati lensa ke retina mata. Penyakit ini
berkembang secara perlahan dan menyebabkan sebagian besar kebutaan global. Kegiatan ini
membahas peran tim interprofesional dalam menangani pasien katarak serta menggambarkan evaluasi
dan pengobatan katarak. Bayi, orang dewasa, dan orang lanjut usia dapat mengalami kondisi yang
menyebabkan kebutaan ini, meskipun orang lanjut usia adalah kelompok yang paling terkena
dampaknya. Intensitasnya mungkin bervariasi dan bisa bilateral. Pada awal perjalanan penyakit,
aktivitas sehari-hari tidak terpengaruh, namun seiring berjalannya waktu, terutama sekitar dekade
keempat atau kelima, katarak menjadi matang, menjadi buram terhadap cahaya dan mengganggu
aktivitas sehari-hari. Katarak merupakan penyumbang utama kebutaan di dunia. Jika katarak telah
berkembang hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, pembedahan mungkin disarankan, dan ini
sangat efektif. Pilihan pengobatan termasuk koreksi dengan kacamata bias hanya pada tahap awal
(Nizami, A & Gulani, A. 2022).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
PEMBAHASAN
4.1 Analisa Prosedur
4.1.1 Percobaan Bintik Buta
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum uji coba bintik buta adalah gambar peraga
bintik buta terdapat gambar bulan sabit dan bitang yang digunakan untuk mengecek bintik buta pada
berbagai tipe probandus. Gambar tersebut akan dipegang oleh probandus menjauhi mata sehingga
bulan sabit maupun bintang terlihat oleh mata, gambar bintang diletakkan pada bagian kiri dan mata
sebelah kiri ditutup untuk memfokuskan penlihatan mta kanan yang kemudian gambar didekatkan
hingga bintang tidak lagi terlihat. Alat selanjutnya ialah penggaris yang digunakan untuk diukurnya
jarak antara kertas peraga dan mata probandus sehingga didapatkan hasil pengukuran bintik buta pada
probandus.
4.1.3 Astigmatisma
Astigmatisma pada percobaannya dibutuhkan alat yakni, sampel cetakan dimana sampel
tersebut terdapat dua gambar yaitu diskus atau bulatan serta garis-garis yang membentuk tanda plus.
Nantinya dalam percobaan sampel cetakan tersebut ditutupi salah satu gambarnya agar probansud
dapat fokus pada salah satu gambar terlebih dahulu. Pada saat uji coba dengan gambar garis-garis yang
membentuk tanda silang atau plus, gambar tersebut diputar sampai membentuk tanda plus jika awalnya
sebelum diputar gambar tersebut adalah gambar silang. Perlu diperhatikan pada saat memutar sampel
cetakan dilakukan secara perlahan, hal tersebut dilakukan untuk didapatkan hasil apakah probandus
melihat garis tersebut sama besar dan warnanya sama gelap satu sama lain.
4.2.3 Astigmatisma
Setelah praktikum dilakukan, dilakukan percobaan untuk memastikan astigmatisma dengan
menggunakan probe pria dan wanita yang memenuhi syarat mata normal, rabun jauh, dan mata
silindris. Proband pria dan wanita menjadi subjek percobaan, yang hasilnya ditunjukkan pada (Tabel
3). Data menunjukkan bahwa setiap proband, baik perempuan atau laki-laki, adalah unik dengan
kondisi yang unik, dan hasil astigmatisasi juga unik. Pada perlakuan kelima, data yang berbeda untuk
proband pria dan wanita dihasilkan, dan ketiga kriteria memberikan hasil yang berbeda, yang
menunjukkan kesulitan dalam mendeteksi garis. Selain itu, dinyatakan bahwa masalah mata silindris
pada pengobatan keempat tidak ada, artinya mereka juga kesulitan melihat garis-garis pada suatu
benda.
Tabel 3. Data hasil percobaan astigmatisma
Probandus
Pertanyaan
Pria Wanita
ke-
Normal Minus Silinder Normal Minus Silinder
1 Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya
2 Ya Ya Tidak Ya Ya Ya
3 Ya Ya Ya Ya Ya Ya
4 Ya Ya Tidak Ya ya Ya
Tidak Tidak Tidak Tidak
5 Bergerak Bergerak
bergerak bergerak bergerak bergerak
6 Sama Sama Berbeda Sama sama Sama
Astigmatisma adalah suatu kondisi defraksi pada lensa mata yang disebabkan oleh korea.
Lensa mata berbentuk lonjong, dan salah satu bidang kelengkungannya lebih kecil dari bidang lainnya,
sehingga mencegah pembelokan cahaya saat mengenai daerah perifer lensa pada bidang tersebut. Hal
ini menunjukkan bahwa masalah astigmatisasi lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria
(Saminan, 2017).
Merah X
Normal
Berimpit X
Biru X
Merah X
Pria Minus
Berimpit X X
Biru X
Silinder Merah X
Berimpit X
Biru
Normal Merah X
Berimpit
Biru X
Minus Merah X
Wanita
Berimpit X
Biru X
Silinder Merah
Berimpit X
Pada salah satu praktikum, dilakukan tes untuk melihat apakah sel kerucut pada retina mata
dapat mendeteksi cahaya dan warna. Sel kerucut sendiri memiliki kemampuan untuk melihat cahaya
berwarna dengan benar. Sel kerucut ditemukan di bagian tengah depan retina, tempat penglihatan
paling tajam. Selain itu, ini disebabkan oleh sensitivitas sel fotoreseptor (Wangko, 2013).
5.2 Saran
Pada praktikum kali ini didapatkan saran, praktikan diharapkan lebih teliti ketika mengambil
data percobaan sehingga tidak terjadi kesalahan. Diharapkan praktikan sudah memahami apa yang
akan dipraktikan sehingga tidak kebingungan ketika melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Adil & Julita. 2018. Convergence Insufficiency. Jurnal Kesehatan Andalas. 7(3): 135-140.
Afrizal, A. S. 2017. Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Mata Berbasis Mobile. Jurnal TIPS: Jurnal
Teknologi Informasi dan Komputer Politeknik Sekayu. 7(2): 11-23. Campbell biology. 12th
Ed. Pearson. Hoboken.
Barry D. Kels MD,JD.,Andrzej Grzybowski MD, PhD, Jane M., Grant-Kels MD. 2015. Clinics in
Dermatology. Science Direct. vol. 33(2): 140-146.
Bertelli, E. 2019. Anatomy of the eye and human visual system. Piccin, Padua. Italy.Fox, S. 2014.
Human Physiology. MC Graw Hill. New York.
Fatiha, M., Rahmat, A., Solihat, R. 2017. Profile of High School Students' Propositional Network
Representation when Interpreting Convention Diagrams. J. of physics. Vol 895(1):012131.
Kurniadi, D., Fauzi, M. M., & Mulyani, A. 2016. Aplikasi Simulasi Tes Buta Warna Berbasis Android
Menggunakan Metode Ishihara. Jurnal Algoritma. 13(2): 451-456.
Loskutova, E., John Nolan., Alan Howard., Stephen Beatty. 2013. Macular Pigment and Its
Contribution to Vision. Nutrients. 5(6): 1962-1969.
Messmer, E & Prof. Dr. Med. 2015. The Pathophysiology, Diagnosis, and Treatment of Dry Eye
Disease. Dtsch Arztebl Int. 112(5) 71-82
Moawad, O. 2023. Functional Anatomy of Facial Muscles. An Injector Eye. Minia international
dermatolofy. 22-26.
Molday, R & Moritz, O. 2015. a glimpse of photoreceptors. J. of cell science. Vol 128(22): 4039-4045.
Patton, K. & Thibodeau, G. 2014. Anthony's Textbook of Anatomy & Physiology. Elsevier Health
Sciences. London.
Saminan. 2017. Penyimpangan Reflaksi Cahaya Dalam Mata Pada Anak Usia Sekolah. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala. 17 (3): 184-189.
Salem, M. 2016. Structure and function of the retinal pigment epithelium, photoreceptors and cornea in
the eye of Sardinella aurita (Clupeidae, Teleosteil). The Journal of Basic & Applied Zoology.
vol 75 : 1-12.
Sengke, M & Triandriani, M. 2019. The Visual Mechanisms of Seeing in Experiencing the Interior.
inteority. vol 2(2):213-229
Rehman, I., Bita, H., Patel, B. 2023. Anatomy, Head and Neck, Eye. Statpearls Publishing. USA.
Tortora, G. J., & Derrickson, B. 2017. Manuel D'anatomie Et De Physiologie Humaines. De Boeck
Supérieur. Canada.
Wangko, S. 2013. Histofisiologi Retina. Jural Blomedik (JBM), Volume 5(3):1-6.syuudah cumcum