Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No.

2 September 2022

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN


PRE-OPERASI KATARAK DI RUMAH SAKIT
DI KOTA BANDUNG
Putti Rahima1, Erna Irawan2, Mery Tania3, Sujut Royana4, Nurul Iklima5
1
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, putti@ars.ac.id
2
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, erna@ars.ac.id
3
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, mery@ars.ac.id
4
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, sujutroyana78@gmail.com
5
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, nurul@ars.ac.id

ABSTRAK
Katarak merupakan keadaan dimana lensa mata bersifat opasitas (tidak tembus cahaya)
dan merupakan penyebab dominan masalah sosio-medis yaitu kebutaan diseluruh dunia.
Salah satu pengobatan katarak adalah pembedahan atau operasi. Pembedahan dilakukan
dengan membuat sayatan pada suatu bagian tubuh kemudian akan akan dilakukan
pemulihan dan diakhiri dengan jahitan atau tanpa dengan jahitan. Tindakan pembedahan
merupakan sebuah pengalaman yang dapat menyebabkan kecemasan. Adanya kecemasan
pada setiap pasien merupakan hal yang wajar, namun kecemasan yang berlebihan dapat
menyebabkan respon patofisiologis seperti hipertensi, takikardi, penurunan kemampuan
untuk mentoleransi rasa sakit baik intra operasi dan post operasi. Meningkatnya tekanan
darah pada pasien akan mengakibatkan Tekanan Intra Okuler (TIO) juga meningkat. TIO
yang meningkat akan menyulitkan ketika intra operasi yang menyebabkan lensa menjadi
lengket sehingga sulit dikeluarkan serta menyulitkan dokter bedah mata untuk implant
Intra Okuler Lens (IOL). Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian diskriftif
kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan yaitu Acidental Sampling, selanjutnya
penelitian ini menggunakan kuesioner APAIS dan dianalisa menggunakan analisa
univariat dan responden ditabulasi silang dengan tingkat kecemasan mereka. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hampir separuhnya 47,5% responden mengalami
kecemasan ringan sejumlah 19 responden, sebagian kecil 52,5% responden mengalami
kecemasan sedang sejumlah 21 responden.
Kata Kunci: Katarak, Kecemasan, Pre-Operasi

ABSTRACT
Cataract is a condition in which the lens of the eye is opaque (not transparent) and is the
dominant cause of socio-medical problems, namely blindness worldwide. One of the
cataract treatment is surgery or surgery. The surgery is performed by making an incision
in a part of the body and then recovery will be carried out and ends with stitches or
without stitches. Surgery is an experience that can cause anxiety. The presence of anxiety
in every patient is normal, but excessive anxiety can cause pathophysiological responses
such as hypertension, tachycardia, decreased ability to tolerate pain both
intraoperatively and postoperatively. Increased blood pressure in patients will result in
increased intraocular pressure (IOP). An increased IOP will make it difficult during
intraoperative surgery which causes the lens to become sticky making it difficult to
remove and makes it difficult for eye surgeons to implant Intra Ocular Lens (IOL). This
type of research uses descriptive quantitative research methods. The sampling technique
used is Acidental Sampling, then this study uses the APAIS questionnaire and analyzed
using univariate analysis and the respondents were cross tabulated with their level of
anxiety. The results showed that almost half of 47.5% of respondents experienced mild

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 241


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

anxiety as many as 19 respondents, a small portion 52.5% of respondents experienced


moderate anxiety as many as 21 respondents.
Keywords: Cataract, Anxiety, Pre-Operation

PENDAHULUAN pengobatan katarak (Jabbarvand et al.,


Kecemasan adalah keadaan 2016). Terlepas dari kemajuan dalam
ketakutan dan kekhawatiran yang tidak teknik bedah di banyak negara selama
menyenangkan, yang didefinisikan sepuluh tahun terakhir, penyebab utama
sebagai ketegangan yang dirasakan gangguan penglihatan di seluruh dunia
individu di bawah ancaman (Bormusov adalah katarak (51 %), glaukoma (8 %),
et al., 2013). Proses rawat inap bagi Age-Related Macular Degeneration
pasien, dapat memprovokasi psikologis (AMD) 5 %, kebutaan pada anak dan
perubahan seperti rasa takut, khawatir kornea opacity (4 %), kesalahan refraksi
dan cemas (El Jawahri et al., 2015). dikoreksi dan trakoma (3 %), dan
Selain suasana rumah sakit yang tidak diabetic retinopathy (1 %), idiopatik (21
familiar, menakutkan, mengkhawatirkan %) (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
dan kompleks bagi pasien; faktor-faktor Salah satu terapi untuk penderita
seperti memiliki orang baru di sekitar, katarak adalah pembedahan yang
perangkat yang tidak dikenal, dirawat di bertujuan untuk memperbaiki visus atau
rumah sakit dan keputusan intervensi tajam penglihatan. Pembedahan katarak
bedah membuat pasien merasa sangat dilakukan dengan mengambil lensa mata
cemas (Honeyman & Davison, 2016). yang terkena katarak kemudian diganti
Mata merupakan salah satu organ yang dengan lensa tanam atau Intra Okuler
vital bagi individu dalam menjalankan Lens (IOL). Lebih dari 90% operasi
aktivitas sehari-hari. Masalah pada mata katarak berhasil dengan perbaikan visus
dapat menurunkan kualitas hidup pasien pasca operasi (Budiono, 2019).
seseorang. Masalah kesehatan pada mata Mayoritas operasi katarak dilakukan
yang dapat mengancam kualitas hidup dengan anesthesi lokal. Jika prosedur
seseorang adalah kebutaan (Sentralis, operasi dilakukan dengan anesthesi
2019). lokal, pasien akan cemas dan ketakutan
Katarak merupakan kekeruhan selama operasi, oleh karena itu mengkaji
lensa yang timbul karena adanya tingkat kecemasan sangatlah penting
gangguan metabolisme pada lensa. Hal dilakukan sebelum pre-operasi.
ini mengakibatkan refraksi cahaya ke Kecemasan pada pasien pre-operasi
dalam retina. Masyarakat di daerah harus diatasi karena dapat menimbulkan
tropis sangat berisiko mengalami perubahan-perubahan fisiologis yang
katarak karena paparan sinar ultra violet akan menghambat dilakukannya
yang lebih banyak dari pada daerah sub tindakan operasi. Perubahan fisiologis
tropis (Sentralis, 2019). pada kardiovaskuler yaitu palpitasi,
Terapi katarak dengan obat- jantung berdebar, tekanan darah tinggi,
obatan berfungsi untuk memperlambat pingsan. Pada sistem 19 pernapasan
terjadinya katarak, namun pembedahan akan menimbulkan napas cepat, napas
atau operasi merupakan salah satu cara pendek, sensasi tercekik, tekanan pada
untuk mengangkat katarak 100 %. dada. Pada neuromuskular adalah mata
Katarak merupakan penyakit berkedip-kedip, tremor, wajah tegang,
degeneratif namun saat ini katarak telah kaki goyah, gerakan yang janggal, dan
ditemukan pada usia muda (35-40 kelemahan umum. Pada kulit akan
tahun) selama ini katarak dijumpai pada menimbulkan wajah pucat, berkeringat
orang yang berusia di atas 50 tahun seluruh tubuh, wajah memerah dan
sehingga sering diremehkan oleh kaum panas dingin (Wahyuni, 2015).
muda. Pasien yang terkena dampak Pasien yang direncanakan akan
negatif dianjurkan untuk menjalani menjalani operasi katarak dapat
operasi sebagai salah satu metode mengalami kehilangan penglihatan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 242


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

setelah operasi, ketakutan akan rasa terhadap cahaya, pada keadaan normal
sakit dan ketakutan untuk tidak cahaya atau gambar yang masuk akan
melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien diterima oleh lensa mata, kemudian
muda dengan katarak mungkin tidak diteruskan ke retina, selanjutnya
dapat memenuhi peran dan tanggung rangsangan cahaya atau gambar akan
jawab keluarga. Untuk pasien usia diubah menjadi sinyal/impuls yang akan
lanjut, penurunan kualitas visual dapat diteruskan ke otak oleh saraf
mempengaruhi kualitas hidup dan penglihatan dan akhirnya akan
aktivitas sehari-hari (Fraser et al., 2013). diterjemahkan sehingga dapat dipahami
Gursoy dalam penelitiannya (Ilyas & Yulianti, 2014). Berbagai
membuktikan bahwa menunggu di ruang faktor yang dideteksi sebagai sumber
bedah meningkatkan tingkat kecemasan penyakit katarak diantaranya faktor
pasien sebelum operasi (Gürsoy et al., keturunan, cacat bawaan lahir, masalah
2016). Fakta bahwa mengalami kesehatan seperti diabetes, penggunaan
kecemasan pre-operasi mempengaruhi obat-obat tertentu seperti steroid,
masa pemulihan pasca operasi dapat terpapar sinar matahari terhadap mata
ditemukan dalam literatur. Yang dalam waktu yang relatif lama, operasi
menunjukkan bahwa pasien dengan mata sebelumnya dan trauma pada mata
peningkatan tingkat kecemasan pre- contohnya karena kecelakaan (Ilyas &
operasi memiliki peningkatan tekanan Yulianti, 2014). Katarak bukan
darah sebelum operasi (Bahrami et al., merupakan penyakit menular hingga
2013). Peningkatan tingkat kecemasan saat ini belum ada obat-obatan, makanan
dapat meningkatkan penggunaan zat atau kegiatan olah raga yang dapat
anesthesi (Gürsoy et al., 2016). Tujuan menghindari /menyembuhkan gangguan
dari penelitian ini adalah untuk katarak, salah satu upaya yang efektif
mengidentifikasi gambaran tingkat untuk memperlambat terjadinya
kecemasan pasien pre-operasi katarak di gangguan katarak adalah melindungi
Rumah Sakit di Kota Bandung. mata dari sinar matahari yang berlebihan
(Ilyas & Yulianti, 2014).
KAJIAN LITERATUR Perawatan pre-operasi merupakan
Kecemasan adalah perasaan tahap pertama dimulai sejak pasien
khawatir akan terjadinya sesuatu yang diterima masuk di ruang terima pasien
disebabkan oleh antisipasi bahaya dan dan berakhir ketika pasien dipindahkan
merupakan sinyal yang membantu ke meja operasi untuk dilakukan
individu utnuk bersiap mengambil tindakan pembedahan (Brunner et al.,
tindakan menghadapi ancaman. 2010). Keberhasilan tindakan
Pengaruh tuntutan, persaingan, serta pembedahan secara keseluruhan sangat
bencana yang terjadi dalam kehidupan tergantung pada fase ini. Hal ini
dapat membawa dampak terhadap disebabkan fase ini merupakan awalan
kesehatan fisik dan psikologis. Salah yang menjadi landasan untuk tahapan-
satu dampak psikologis yaitu ansietas tahapan berikutnya. Kesalahan yang
kecemasan (Azizah et al., 2016). dilakukan pada tahap ini akan berakibat
Katarak adalah setiap keadaaan fatal pada tahap berikutnya. Pengakajian
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi secara integral dari fungsi pasien
akibat hidrasi (penambahan cairan) meliputi fungsi fisik, biologis dan
lensa, denaturasi protein lensa atau psikologis sangat diperlukan untuk
akibat keduanya (Ayuni, 2020). keberhasilan dan kesuksesan suatu
Seseorang yang mengalami katarak operasi (Brunner et al., 2010).
penglihatannya menjadi
berkabut/buram. Lensa mata merupakan METODE PENELITIAN
bagian jernih dari mata yang berfungsi Penelitian non eksperimen
untuk menangkap cahaya atau gambar. memakai desain deskriptif dengan
Retina merupakan bagian yang terdapat menggunakan pendekatan kuantitatif.
dibagian belakang mata bersifat sensitif Deskriptif merupakan penelitian untuk

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 243


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

mendapatkan gambaran atau Indikator Kategori


Frekue Persent
mendeskripsikan fenomena yang ada di nsi ase (%)
Bekerja 14 35
masyarakat secara ilmiah (Nursalam, Pekerjaan Tidak bekerja 26 65
2017). Peneliti dalam hal ini ingin Total 40 100
menggambarkan tingkat kecemasan Tingkat Rendah 16 40
pasien pre-operasi katarak. (Nursalam, Pendidika Tinggi 24 60
2016) populasi merupakan suatu subjek n Total 40 100
yang memenuhi semua kriteria yang Tidak 7 17,5
memiliki
ditentukan oleh peneliti. Populasi dalam Status
pasangan
penelitian ini adalah seluruh pasien pernikaha
Memiliki 33 82,5
n
katarak yang sudah terjadwal tindakan pasangan
operasi sebanyak 65 pasien. Perhitungan Total 40 100
besarnya sampel menggunakan Ringan 19 47,5
Gambaran
Sedang 21 52,5
purposive sampling. Sampel dalam tingkat
Berat 0 0
penelitian ini adalah seluruh pasien kecemasan
Total 40 100
katarak yang akan dilakukan operasi Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
sebanyak 40 responden. Teknik diketahui bahwa sebagian besar usia
sampling yang digunakan dalam responden berada pada rentang 56-65
penelitian ini adalah accidental tahun (lansia akhir) sebanyak 22
sampling yaitu satu teknik sampling non responden (55%). Jenis kelamin
random sampling dimana peneliti responden sebagian besar adalah laki-
menentukan pengambilan sampel laki dengan jumlah 22 responden (55%).
dengan berdasarkan waktu yang telah Sebagian besar responden tidak bekerja
ditetapkan yang sesuai dengan tujuan dengan jumlah 26 responden (65%).
penelitian sehingga diharapkan dapat Tingkat pendidikan responden sebagian
menjawab permasalahan. besar dalam kategori tinggi yaitu
sebanyak 24 responden (60%). Status
HASIL DAN PEMBAHASAN pernikahan responden sebagian besar
Hasil penelitian ini terdiri dari telah memiliki pasangan sebanyak 33
usia, jenis kelamin, pendidikan, responden (82,5%). Sebagian besar
pekerjaan responden, status pernikahan responden berada pada tingkat
dan tingkat kecemasan responden. kecemasan sedang yaitu sebanyak 21
Gambaran karakteristik responden responden (52,5%).
dalam penelitian ini disajikan pada tabel Tabel 2 Distribusi Silang Tingkat
1 berikut: Kecemasan Berdasarkan Usia, Jenis
Tabel 1 Distribusi Data Umum Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Status
Responden Berdasarkan Usia, Jenis Pernikahan Pasien Pre-Operasi Katarak
Kelamin, Pekerjaan, Pendidikan, Status Tingkat T
Pernikahan Dan Tingkat Kecemasan Kecamasa o
n t
Pasien Pre-Operasi Katarak a
Frekue Persent l
Indikator Kategori
nsi ase (%) R S B
36-45 Tahun 3 7,5 i e e
(Dewasa n d r
akhir) g a a
a n t
46-55 Tahun 3 7,5
n g
(Lansia awal) Usia
Usia 56-65 Tahun 22 55 3 2 1 0 3
(Lansia 6
akhir) -
>65 Tahun 12 30 4 1 2 0 3
(Manula) 5
T 1 1 0 2
Total 40 100
a 0 2 2
Laki-laki 22 55 h
Jenis 0
Perempuan 18 45 u
Kelamin 6 6 1
Total 40 100 n
2
(

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 244


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

D min 1 1 0 2
e L 2 0 0 2
w a 7 1 1
a k 1 8
s i-
a l
a a
k k
h i
ir P
) e
4 r
6 e
- m
5 p
5 u
T a
a n
h Total 1 2 0 4
u 9 1 0
n Pendi
( dikan 6 1 0 1
L R 1 0 0 6
a e 3 1 2
n n 1 4
s d
i a
a h
a T
w i
a n
l) g
5 g
6 i
- Total 1 2 0 4
6 9 1 0
5 Peker
T jaan
a 7 7 0 1
Beke 1 1 0 4
h rja
u 2 4 2
Tida 6
n k
( Beke
L rja
a Total 1 2 0 4
n 9 1 0
s Statu
i s
a 3 4 0 7
Perni
a kaha
k n 1 1 0 3
h B 6 7 3
ir e
) l
> u
6 m
5
T M
a e
h m
u il
n i
( k
M i
a P
n a
u s
l a
a n
) g
Total 1 2 0 4 a
9 1 0 n
Jenis M
Kela e

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 245


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

m dikemukakan oleh (Annisa & Ifdil,


il
i 2016) yang menyatakan bahwa usia
k dewasa memiliki mekanisme koping
i yang lebih baik untuk diterapkan dan
P
a kematangan dalam proses berfikir pada
s individu yang berumur dewasa lebih
a
n
memungkinkan untuk menggunakan
g mekanisme koping yang baik
a dibandingkan kelompok umur anak-
n
Total 1 2 0 4 anak. Semakin bertambah usia pasien,
9 1 0 maka semakin rendah tingkat
Data tabel 2 di atas kecemasannya dalam menghadapi
menunjukkan bahwa dari 40 responden operasi katarak.
sebagian besar berusia 56-65 tahun Hasil penelitian ini sesuai
(Lansia akhir) dan memiliki tingkat dengan penelitian yang dilakukan oleh
kecemasan sedang, sebagian besar (Kuraesin, 2016) yang menyatakan
memiliki jenis kelamin responden bahwa usia sangat berkaitan erat dengan
adalah laki-laki dengan tingkat kecemasan. Usia dewasa memiliki
kecemasan ringan sebanyak 12 pengalaman dan mekanisme koping
responden, sebagian besar pendidikan yang lebih adaptif daripada usia muda.
responden yaitu tinggi dengan tingkat Berdasarkan hasil penelitian
kecemasan ringan berjumlah 13 dapat diketahui bahwa mayoritas jenis
responden, sebagian besar responden kelamin responden adalah laki-laki
tidak bekerja dan memiliki tingkat dengan tingkat kecemasan ringan
kecemasan sedang sebanyak 14 sebanyak 12 responden. (Basofi, 2016)
responden, besar responden telah mengatakan bahwa kecemasan yang
memiliki pasangan dan berada tingkat berhubungan dengan operasi lebih
kecemasan sedang sebanyak 17 sering dialami oleh perempuan,
responden. perempuan lebih mudah menunjukkan
kecemasan yang dialaminya
Pembahasan dibandingkan laki-laki. Penelitian yang
Hasil penelitian menunjukkan lain menunjukkan tingkat kecemasan
bahwa dari 40 responden sebagian besar kategori tidak cemas lebih banyak pada
berusia 56-65 tahun (Lansia akhir) dan laki-laki demikian juga dengan tingkat
memiliki tingkat kecemasan sedang. kecemasan kategori ringan,
Seseorang yang mempunyai umur lebih dibandingkan dengan perempuan.
muda ternyata lebih mudah mengalami Sebaliknya tingkat kecemasan kategori
gangguan akibat kecemasan daripada sedang dan berat lebih banyak pada
seseorang yang lebih tua umurnya. Hasil perempuan (Erawan et al., 2013). Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian ini tidak sejalan dengan pada
yang dilakukan oleh (Basofi, 2016) penelitian (Kuraesin, 2016) mengatakan
menunjukkan bahwa angka prevalensi tidak ada hubungan antara jenis kelamin
kecemasan pada pasien pre-operasi dengan tingkat kecemasan.
katarak lebih banyak pada orang dengan Pada penelitian ini
usia dewasa dan lansia daripada remaja. menunujukkan bahwa responden yang
Penelitian yang dilakukan oleh paling banyak mengalami kecemasan
(Wahyuni, 2015) menyatakan bahwa sedang adalah perempuan yaitu
usia seseorang akan mempengaruhi berjumlah 11 responden. Hasil
pengalaman dan pandangan terhadap penelitian ini sesuai dengan penelitian
sesuatu yang dialaminya, semakin yang dilakukan oleh (Nilla
bertambah usia seseorang maka semakin Murtiningrum, 2016) menunjukkan
matang proses berifikir dan bertindak bahwa jenis kelamin perempuan lebih
dalam menghadapi sesuatu. Hal ini banyak mengalami kecemasan berat
sesuai dengan pernyataan yang dalam menghadapi operasi katarak.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 246


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

Perempuan memiliki fisik yang sedang sebanyak 14 responden. Hasil


dianggap lebih lemah dibandingkan laki- penelitian ini selaras dengan penelitian
laki, sehingga akan memberikan respon yang dilakukan oleh (Panonsih et al.,
yang berlebihan terhadap stressor 2020) yang menyatakan ada hubungan
tertentu. antara status pekerjaan dengan tingkat
Hasil penelitian menunjukkan kecemasan seseorang. Pekerjaan yang
bahwa mayoritas pendidikan responden dimiliki oleh seseorang akan membuat
yaitu tinggi dengan tingkat kecemasan individu lebih produktiv dan menambah
ringan berjumlah 13 responden. Faktor wawasan karena berinteraksi dengan
pendidikan sangat berpengaruh terhadap orang lain yang mengakibatkan
tingkat kecemasan seseorang tentang hal pengurangan tingkat kecemasan yang
baru yang belum pernah dirasakan atau dialami.
sangat berpengaruh terhadap perilaku Aspek pekerjaan yang dapat
seseorang terhadap kesehatannya menyebabkan kecemasan yaitu memiliki
(Wahyuni, 2015). Sedangkan pada tenggat waktu yang ketat, mencoba
penelitian (Vellyana et al., 2017) menyelaraskan keseimbangan
menyatakan latar belakang pendidikan kerja/kehidupan, berurusan dengan
tidak mempengaruhi tingkat kecemasan gosip di kantor, dan memenuhi harapan
seseorang. atasan. Kecemasan terkait pekerjaan
Tingkat pendidikan yang lebih adalah masalah yang berkembang di
tinggi akan memberikan respon yang seluruh dunia yang mempengaruhi tidak
lebih rasional dalam menghadapi hanya kesehatan dan kesejahteraan
tantangan sehari-hari didunia nyata. karyawan, tetapi juga produktivitas
Tingkat pendidikan yang tinggi pada organisasi. Kecemasan terkait pekerjaan
seorang individu akan membentuk pola muncul di mana tuntutan kerja dari
yang adaptif dalam menghadapi berbagai jenis dan kombinasi melebihi
kecemasan, diakibatkan pola koping kapasitas dan kemampuan seseorang
dalam menghadapi sesuatu sudah lebih untuk mengatasinya.
baik. Proses berfikir juga dipengaruhi Kecemasan terkait pekerjaan
oleh tingkat pendidikan seseorang. dapat disebabkan oleh berbagai
Tingkat pendidikan yang cukup akan peristiwa. Misalnya, seseorang mungkin
lebih mudah dalam mengidentifikasi merasa di bawah tekanan jika tuntutan
tekanan yang dialaminya, dan pekerjaan mereka (seperti jam kerja atau
memberikan mekanisme koping yang tanggung jawab) lebih besar daripada
lebih baik. Hasil penelitian lainnya yang yang dapat mereka kelola dengan
dilakukan oleh (Bachri et al., 2017) nyaman. Sumber kecemasan terkait
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pekerjaan lainnya termasuk konflik
seseorang juga berpengaruh terhadap dengan rekan kerja atau atasan,
tingkat kecemasan saat akan melakukan perubahan terus-menerus, dan ancaman
pencabutan gigi. terhadap keamanan kerja, seperti potensi
Tingkat pendidikan sangat pemecatan.
mempengaruhi respon dan persepsi Kecemasan terkait pekerjaan
pasien terhadap pelayanan kesehatan. yang buruk dapat berdampak negatif
Seorang yang berpendidikan lebih tinggi pada karyawan yang akan
akan lebih kritis dan peka dalam mempengaruhi prestasi kerja dan
menghadapi pre-operasi. Komunikasi produktivitas, keterlibatan dengan
yang baik antara operator dengan pasien pekerjaan seseorang, komunikasi dengan
dapat membangun rasa kepercayaan rekan kerja, dan kemampuan fisik dan
serta menurunkan tingkat kecemasan fungsi sehari-hari
pasien terhadap prosedur operasi Hasil penelitian menunjukkan
katarak. bahwa mayoritas responden telah
Hasil penelitian menunjukkam memiliki pasangan dan berada pada
bahwa mayoritas responden tidak tingkat kecemasan sedang sebanyak 17
bekerja dan memiliki tingkat kecemasan responden. Hasil penelitian ini

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 247


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

menyatakan bahwa responden yang perkembangan teori keperawatan yang


telah memiliki pasangan beresiko untuk dapat diterapkan dalam kehidupan
lebih mengalami kecemasan. sehari-hari dalam memberikan asuhan
Sebagian penelitian lain keperawatan pada pasien pre-operasi
menunjukkan bahwa orang yang katarak. Perawat juga berperan
menikah lebih kecil kemungkinannya memberikan konseling untuk
untuk menderita kecemasan dan mengurangi tingkat kecemasan yang
cenderung memiliki tingkat dirasakan oleh pasien sebelum menjalani
kesejahteraan psikologis dan emosional operasi katarak. Konseling dapat
yang tinggi dibandingkan dengan diberikan untuk mengurangi tekanan
mereka yang masih lajang, bercerai. psikologis dan juga memberikan
Survei terbaru menunjukkan bahwa motivasi pada keluarga untuk
hingga 80 persen yang menghadiri kelas meningkatkan dukungan yang diberikan
pemulihan perceraian juga menderita kepada pasien. Penelitian ini membantu
beberapa bentuk penyakit atau gangguan perawat dan layanan kesehatan untuk
mental atau berurusan dengan pasangan menemukan permasalahan yang
yang menderita satu atau lebih kondisi dihadapi oleh pasien pre-operasi
kesehatan mental. Survei tersebut juga katarak, sehingga dapat dirumuskan
menunjukkan bahwa kebanyakan orang berbagai strategi intervensi untuk
yang menderita masalah kesehatan mengatasi masalah tersebut dengan
mental memiliki hambatan tambahan maksimal.
untuk mencapai keintiman atau
mengalami kesulitan untuk secara PENUTUP
konsisten terlibat dalam perilaku yang Kesimpulan
mendukung pernikahan. Dalam kasus Berdasarkan hasil dan pembahasan
perceraian, penelitian telah penelitian tentang gambaran tingkat
mengkonfirmasi tingkat penyakit mental kecemasan pasien pre-operasi katarak di
yang lebih tinggi. ruang pre-operasi Santosa Hospital
Bandung Central Hasil peneliti dapat
Implikasi Keperawatan mengambil kesimpulan bahwa sebagian
Hasil penelitian dapat besar responden berada pada tingkat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu kecemasan sedang yaitu sebanyak 21
keperawatan jiwa untuk melakukan responden (52,5%).
pengkajian yang komprehensif terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi Saran
munculnya kecemasan sebelum Saran yang bisa diberikan berkaitan
dilakukan pre operasi katarak. Setelah dengan hasil penelitian yaitu sebagai
dilakukan pengkajian selanjutnya dapat berikut:
dirumuskan suatu intervensi yang tepat 1. Bagi penelitian
untuk mengatasi kecemasan tersebut. Penelitian selanjutnya disarankan untuk
Pentingnya dilakukan tindakan melakukan penelitian dengan variabel
pengkajian terkait faktor-faktor yang lain yang lebih mendalam tentang
mempengaruhi kecemasan pre operasi faktor-faktor yang mempengaruhi
katarak bagi keperawatan medikal bedah kecemasan pre-operasi khususnya
yaitu apabila pasien pre operasi operasi katarak.
mengalami kecemasan yang berat, 2. Bagi Profesi keperawatan
makan akan menyebabkan operasi Perawat dan tenaga kesehatan
katarak ditunda. Hasil penelitian ini disarankan untuk lebih berperan aktif
dapat bermanfaat bagi pelayanan asuhan dalam memberikan pendidikan dan
keperawatan dan kesehatan untuk promosi kesehatan kepada pasien pre-
menentukan suatu program intervensi operasi katarak untuk mengurangi
untuk mengurangi tingkat kecemasan tingkat kecemasan.
pasien pre-operasi. Hasil penelitian 3. Bagi keluarga
dapat menjadi sarana dalam

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 248


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

Keluarga disarankan untuk memberikan Brunner, L. S., Smeltzer, S. C. O., &


motivasi dan dukungan kepada pasien Suddarth, D. S. (2010). Brunner &
pre-operasi katarak sehingga akan Suddarth’s textbook of medical-
mengurangi tingkat kecemasan yang surgical nursing; Vol. 1. Language,
dirasakan. 27, 1114-2240p.
Budiono, S. (2019). Buku ajar ilmu
kesehatan mata. Airlangga
REFERENSI University Press.
Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep El Jawahri, A. R., Traeger, L. N.,
kecemasan (anxiety) pada lanjut Kuzmuk, K., Eusebio, J. R.,
usia (lansia). Konselor, 5(2), 93– Vandusen, H. B., Shin, J. A.,
99. Keenan, T., Gallagher, E. R.,
Ayuni, N. D. Q., & SKM, M. K. (2020). Greer, J. A., & Pirl, W. F. (2015).
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Quality of life and mood of
Keluarga pada Pasien Post patients and family caregivers
Operasi Katarak. Pustaka Galeri during hospitalization for
Mandiri. hematopoietic stem cell
Azizah, L. M., Zainuri, I., & Akbar, A. transplantation. Cancer, 121(6),
(2016). Buku Ajar Keperawatan 951–959.
Kesehatan Jiwa Teori dan Aplikasi Erawan, W., Opod, H., & Pali, C.
praktik Klinik (Pertama). (2013). Perbedaan Tingkat
Indomedia Pustaka. Kecemasan Antara Pasien Laki-
Bachri, S., Cholid, Z., & Rochim, A. laki Dan Perempuan Pada Pre
(2017). Perbedaan Tingkat Operasi Laparatomi Di RSUP.
Kecemasan Pasien Berdasarkan Prof. Dr. RD Kandou Manado.
Usia , Jenis Kelamin, Tingkat EBiomedik, 1(1).
Pendidikan dan Pengalaman Fraser, M. L., Meuleners, L. B., Lee, A.
Pencabutan Gigi Di RSGM FKG H., Ng, J. Q., & Morlet, N. (2013).
Universitas Jember. E-Jurnal Vision, quality of life and
Pustaka Kesehatan, 5(1), 138–144. depressive symptoms after first eye
Bahrami, N., Soleimani, M. A., cataract surgery. Psychogeriatrics,
Sharifnia, H., Shaigan, H., Sheikhi, 13(4), 237–243.
M. R., & Mohammad-Rezaei, Z. Gürsoy, A., Candaş, B., Güner, Ş., &
(2013). Effects of anxiety Yılmaz, S. (2016). Preoperative
reduction training on physiological stress: An operating room nurse
indices and serum cortisol levels intervention assessment. Journal
before elective surgery. Iranian of PeriAnesthesia Nursing, 31(6),
Journal of Nursing and Midwifery 495–503.
Research, 18(5), 416. Honeyman, C., & Davison, J. (2016).
BASOFI, D. A. (2016). Hubungan jenis Patients’ experience of adolescent
kelamin, pekerjaan dan status idiopathic scoliosis surgery: a
pernikahan dengan tingkat phenomenological analysis.
kecemasan pada pasien operasi Nursing Children and Young
katarak di Rumah Sakit Yarsi People, 28(7).
Pontianak. Jurnal Mahasiswa Ilyas, S., & Yulianti, S. R. (2014). Ilmu
PSPD FK Universitas penyakit mata edisi kelima.
Tanjungpura, 3(1). Fakultas Kedokteran Universitas
Bormusov, E., Reznick, A. Z., & Indonesia.
Dovrat, A. (2013). Potential Jabbarvand, M., Hashemian, H.,
protection by antioxidants of the Khodaparast, M., Jouhari, M.,
action of tobacco smoke on the Tabatabaei, A., & Rezaei, S.
metabolism of cultured bovine (2016). Retraction notice to:
lenses. Metabolomics, 3(124), Endophthalmitis Occurring after
769–2153. Cataract Surgery: Outcomes of

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 249


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

More Than 480 000 Cataract BIODATA PENULIS


Surgeries, Epidemiologic Putti Rahima
Features, and Risk Factors. Lulusan Program Studi Sarjana
Elsevier. Keperawatan Universitas Padjajaran
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Lulus Tahun 2004 Lulusan Program
Infodatin (Situasi Gangguan Studi Magister Keperawatan Universitas
Penglihatan Dan Kebutaan). Padjajaran Lulus Tahun 2012
Kementerian Kesehatan RI, 53(9),
1689–1699. Erna Irawan
Kuraesin, N. D. (2016). Faktor-faktor Lulusan Universitas BSI Bandung
yang berhubungan dengan tingkat Program Studi Sarjana Keperawatan
kecemasan pasien yang akan Lulus Tahun 2011. Lulusan Universitas
menghadapi operasi di RSUP Padjajaran Program Studi Magister
Fatmawati tahun 2009. Keperawatan Lulus Tahun 2017
Nilla Murtiningrum. (2016). Gambaran Mery Tania
Karakteristik Klien Katarak Di Lulusan Program Studi Sarjana
Puskesmas Sumbersari Kabupaten Keperawatan BSI Bandung Lulus Tahun
Jember. 2014 Lulusan Program Studi Profesi
Nursalam. (2016). Metode Penelitian Ners BSI Bandung Lulus Tahun 2015
Ilmu Keperawatan: Pendekatan Lulusan Program Studi Magister
Praktis (A. Suslia (ed.); 4th ed.). Keperawatan Universitas Padjajaran
Salemba Medika. Lulus Tahun 2019
Nursalam. (2017). Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Sujut Royana
Pendekatan Praktis. Edisi 4. Mahasiswa Program Studi Sarjana Ilmu
Salemba Medika. Keperawatan Universitas Adhirajasa
Panonsih, R. N., Effendi, A., Artini, I., Reswara Sanjaya
& Permata, P. E. (2020).
Hubungan Pendidikan Dan Nurul Iklima
Pekerjaan Dengan Kualitas Hidup Lulusan Program Studi Sarjana
Gay, Transgender, dan LSL. Keperawatan Universitas Padjajaran
ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan, Tahun 2015
1(3), 219–225. Lulusan Program Studi Profesi Ners
https://doi.org/10.37148/arteri.v1i3 Tahun 2016 Lulusan Program Studi
.63 Magister Keperawatan Universitas
Sentralis, O. A. R. (2019). Padjajaran Lulus Tahun 2019
KEDARURATAN MATA
Definisi. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Mata, 286.
Vellyana, D., Lestari, A., & Rahmawati,
A. (2017). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan tingkat
kecemasan pada pasien
preoperative di RS Mitra Husada
Pringsewu. Jurnal Kesehatan,
8(1), 108–113.
Wahyuni, S. A. (2015). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Tentang
Perioperatif Katarak Dengan
Tingkat Kecemasan Pada Klien
Pre Operasi Katarak di RSD dr.
Soebandi Jember.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 250


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index

Anda mungkin juga menyukai