Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal

VOL 13 No 2 (2022)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Terhadap Kecemasan Pasien


yang Akan Menjalani Preoperasi Katarak di Ruang Operasi RSUD Jampang
Kulon
Eni Nurul ‘Aeni1, Mustopa Saeful Alamsyah2, Hadi Abdillah3
1
Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Universitas Muhammadiyah Sukabumi
2
Keperawatan Medical Bedah, Program Studi DIII Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi
3
Manajemen Rumah Sakit, Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Universitas Muhammadiyah
Sukabumi

ABSTRAK
How to cite (APA)
Nurul ‘Aeni, E. Alamsyah, M, S. Latar Belakang: Kebutaan adalah kehilangan sepenuhnya atau
Abdillah, H(2023). Hubungan sebagian besar kemampuan untuk melihat, baik secara total
Pengetahuan dan Dukungan maupun parsial. Penyebab kebutaan bervariasi, termasuk
Keluarga Terhadap Kecemasan penyakit mata seperti glaukoma, katarak, dan retinitis
Pasien yang Akan Menjalani pigmentosa, serta faktor-faktor lain seperti trauma,
Preoperasi Katarak di Ruang kekurangan nutrisi, dan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk
Operasi RSUD Jampang Kulon. mengetahui hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti terhadap kecemasan pasien yang akan menjalani preoperasi
Husada: Health Sciences Journal, katarak diruang operasi RSUD Jampang Kulon.
9(1), 46–51. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif
https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i dengan pendekatan cross sectional dan korelasional. Populasi
1.72 penelitian adalah seluruh pasien preoperasi katarak. Jumlah
sampel penelitian sebanyak 86 responden, yang terbagi dalam
History wawancara mendalam 9 orang dan focus group discussion.
Received: Hasil : hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
Accepted: responden memiliki pengetahuan baik dan sebagian
Published: responden mendukung terhadap preoperasi katarak,
Kemudian uji bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara
Coresponding Author pengetahuan dengan kecemasan maupun dukungan keluarga
Author, Departemen Keilmuan, dengan tingkat kecemasan pasien dengan preoperas katarak
Institusi; e-mail karena nilai p-value kurang dari 0.05. yaitu untuk variabel
pengetahuan sebesra 0.03 dan variabel dukungan keluarga
sebesar 0.01.
Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
This work is licensed under a pengetahuan dan dukungan keluarga memiliki hubungan
International License. dengan tingkat kecemasan pasien saat akan menghadapi
operasi katarak.
Saran: Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan salah satu
bentuk acuan telaah dan kritik untuk melengkapi faktor apa
saja yang sebenarnya dapat mempengaruhi kecemasan selain
pengetahuan dan kecemasan seperti faktor motivasi hidupnya
dan kualitas hidupnya.
Kata Kunci : Pengetahuan, dukungan keluarga, kecemasan,
katarak.
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 13 No 2 (2022)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku

Pendahuluan yaitu dengan persentase sebesar 71,1% pada


Kebutaan adalah kehilangan laki laki dan 81.0% pada penduduk perempuan,
sepenuhnya atau sebagian besar kemampuan dimana penyakit katarak tersebut terjadi pada
untuk melihat, baik secara total maupun seseorang dengan usia diatas 50 tahun.
parsial. Penyebab kebutaan bervariasi, Proporsi terbesar kasus kebutaan di Indonesia
termasuk penyakit mata seperti glaukoma, adalah penyakit katarak yang tidak di operasi
katarak, dan retinitis pigmentosa, serta faktor- yaitu sebesar 77.7%. Alasan utama penderita
faktor lain seperti trauma, kekurangan nutrisi, katarak di Indonesia belum dioperasi bervariasi
dan infeksi. Kebutaan juga dapat terjadi di beberapa provinsi, antara lain disebabkan
sebagai akibat dari masalah dengan sistem tidak mengetahui jika menderita katarak dan
saraf pada mata atau otak. Untuk mencegah tidak tahu katarak bisa disembuhkan
kebutaan, penting untuk memeriksakan mata (Kemenkes, 2018).
secara teratur dan memperhatikan tanda- Penderita gangguan penglihatan atau
tanda awal dari masalah mata. Hal ini dapat kebutaan termasuk katarak sering kali diderita
membantu dalam mengidentifikasi masalah oleh usia >50 tahun. Katarak adalah
mata sejak dini dan memulai perawatan yang pengerasan atau kekeruhan lensa mata yang
tepat secepat mungkin. Pemeriksaan mata dapat menyebabkan pengurangan atau
yang teratur juga dapat membantu mencegah kehilangan sebagian atau seluruh penglihatan.
atau memperlambat perkembangan masalah Penyakit ini umumnya terjadi pada orang yang
mata yang mungkin terjadi seiring berusia lebih dari 50 tahun, meskipun dapat
bertambahnya usia. Terdapat beberapa cara terjadi pada usia yang lebih muda. Untuk
yang dapat membantu dalam mengelola mengatasi masalah kebutaan akibat katarak,
masalah ini. Bantuan visual seperti perangkat operasi katarak merupakan salah satu pilihan
pembesaran teks, perangkat bantuan perawatan yang dapat dilakukan. Operasi
penglihatan, dan perangkat lainnya dapat katarak meliputi penggantian lensa mata yang
membantu individu dengan kebutaan untuk rusak dengan lensa artificial yang baru. Operasi
membaca dan melakukan aktivitas sehari-hari ini umumnya dilakukan dengan menggunakan
(Rini, 2019). anestesi topikal atau lokal dan dapat dilakukan
Menurut World Health Organization, dengan cepat. Indonesia merupakan negara
(2015) bahwa data yang ada tentang gangguan terbanyak yang memiliki penderita katarak
penglihatan dimasyarakat telah mencapai pada setiap periodenya yaitu salah satunya di
angka 285 juta orang, 33% diantaranya Jawa barat hampir 16% nya menderita katarak
disebabkan oleh katarak. Global data on Visual dari total penduduk jawa barat sebanyak 47
Impairment, World Health Organization (WHO) juta jiwa (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
memperkirakan jumlah orang yang mengalami RSU Jampang Kulon saat ini merupakan
gangguan penglihatan di dunia sebanyak 285 Rumah Sakit di bagian Selatan Kabupaten
juta orang dimana 39 juta mengalami kebutaan Sukabumi Kelas C dan salah satu rumah sakit
dan 246 juta mengalami low vision umum yang memiliki kebijakan dalam
(Kementerian Kesehatan RI, 2019). Katarak melakukan tindakan operasi atau tindakah
merupakan penyebab utama gangguan pembedahan, seperti tindakan operasi Katarak.
penglihatan di seluruh dunia adalah katarak Data total tindakan operasi katarak di
(51), glaukoma (8%), kebutaan pada anak dan RSU Jampang Kulon Kabupaten Sukabumi
kornea opacitiy (4%), kesalahan-refraktive- periode Juli - September 2022 adalah sebanyak
dikoreksi dan trakoma (3%), diabetik 102 kasus. Dimana jumlah tersebut
retinopathy (1%), dan idiopatik (21%) berdasarkan data 3 bulan terakhir yaitu dari
(Suswanti, 2019). bulan Juli - September 2022. Jumlah terbanyak
Data riset kesehatan pusat data dan terjadi pada bulan September sebanyak 43
informasi Kemenkes, (2018) menyatakan kasus atau sebesar 42% dan yang paling sedikit
bahwa dari 15 provinsi seluruh Indonesia terjadi pada bulan Juli yaitu sebanyak 24 kasus
secara nasional penyebab kebutaan di atau sebesar 24%.
Indonesia disebabkan oleh penyakit katarak
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 13 No 2 (2022)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku

Fakoemulsifikasi dan ekstraksi katarak membantu mengurangi tingkat kecemasan


ekstrakapsular merupakan dua tindakan bedah pasien sebelum operasi. Selain itu, dokter dan
yang umum dilakukan untuk mengobati perawat dapat membantu mengurangi
katarak, yaitu suatu kondisi dimana lensa mata kecemasan pasien dengan memberikan
menjadi keruh dan menyebabkan kesulitan dukungan emosional dan menjawab
dalam melihat. Fakoemulsifikasi adalah pertanyaan-pertanyaan yang mungkin mereka
tindakan bedah yang menggunakan energi miliki (Adikusumo, 2020).
ultrasound untuk memecah lensa menjadi Menurut peneliti Hatimah,
beberapa fragmen yang lalu disedot dari mata, (2020) tentang Pengetahuan yang baik tentang
sementara ekstraksi katarak ekstrakapsular kecemasan pada pasien pre operasi sangat
adalah tindakan bedah yang membuat incisi penting karena dapat membantu mengurangi
pada kornea dan mengeluarkan seluruh lensa kecemasan pasien terhadap operasi yang akan
yang keruh. Dalam kedua tindakan bedah dijalani. Selain itu, sikap yang positif terhadap
tersebut, pasien biasanya akan diberikan operasi juga dapat membantu mengurangi
anestesi lokal dan diperbolehkan pulang pada kecemasan pasien. Pemberian informasi yang
hari yang sama. Namun, ada beberapa risiko akurat dan lengkap tentang operasi yang akan
yang terkait dengan tindakan bedah katarak, dijalani merupakan salah satu cara yang efektif
seperti infeksi, kerusakan struktur okular untuk mengurangi kecemasan pasien.
lainnya, dan kekurangan cahaya. (Novianty, Pemberian informasi tersebut dapat dilakukan
2019). oleh dokter atau pertugas medis lainnya
Salah satu efek dilakukannya Tindakan seperti perawat atau psikolog. Selain itu,
operasi atau pembedahan yaitu kecemasan. pasien juga harus memahami bahwa
Kecemasan adalah perasaan yang normal dan kecemasan merupakan reaksi normal terhadap
sehat untuk ditemui dalam kehidupan sehari- situasi yang dianggap mengancam dan bahwa
hari. Namun, jika kecemasan terus-menerus kecemasan dapat dikelola dengan cara-cara
menjadi masalah dan mengganggu yang telah disebutkan sebelumnya.
kemampuan seseorang untuk menjalani Sedangkan menurut hasil penelitian
kehidupan sehari-hari, maka itu bisa menjadi Hatimah, (2020) menunjukkan bahwa sebagian
gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan besar pasien memiliki pengetahuan baik, yaitu
adalah keadaan di mana seseorang mengalami sebanyak 27 responden (64,3%). Dan pada
kecemasan yang tidak sehat atau tidak wajar variabel kecemasan menunjukkan bahwa
secara terus-menerus, yang dapat sebagian besar responden memiliki kecemasan
menyebabkan gejala fisik dan emosional yang pada tingkat ringan sebanyak 24 responden
mengganggu. Gejala kecemasan dapat berupa (57,1%).
perasaan tidak nyaman, gelisah, cemas, atau Dukungan keluarga dapat memberikan
takut yang terus-menerus, serta fisik seperti rasa senang, rasa aman, dan rasa nyaman bagi
detak jantung yang cepat, berkeringat, dan pasien, sehingga dapat meningkatkan
kesulitan bernapas. (Maryunani, 2014). semangat hidup dan menurunkan kecemasan
Menurut Penelitian Pratiwi, (2017) pasien, dukungan keluarga juga dapat
mengungkapkan bahwa Kecemasan membantu pasien menghadapi masalah yang
merupakan perasaan yang normal dan dihadapi, seperti menjalani perawatan atau
merupakan bagian dari mekanisme pertahanan menghadapi kondisi kesehatan yang tidak
diri manusia. Kecemasan dapat muncul saat menguntungkan. Keluarga juga dapat
kita menghadapi situasi yang menantang atau memberikan bantuan praktis seperti
menegangkan, seperti menghadapi ujian atau membantu pasien mengurus kebutuhan sehari-
wawancara kerja. Namun, jika kecemasan hari atau menjadi pendamping saat pergi ke
terlalu berlebihan dan mengganggu aktivitas rumah sakit. (Muladi, 2020).
sehari-hari, itu bisa menjadi masalah (Pratiwi, Menurut Friedmen dalam Muladi,
2017). Menguatkan kepercayaan diri dan (2020). bahwa dukungan keluarga yang
memberikan informasi yang jelas tentang diberikan adalah sebuah makna untuk
prosedur operasi yang akan dilakukan dapat mengurangi segala sumber masalah termasuk
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 13 No 2 (2022)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku

untuk megurangi kecemasan pasien sendiri, Jenis penelitian yang digunakan dalam
beberapa jenis dukungan keluarga yang penelitian ini adalah pendekatan cross-
diberikan antara lain adalah, dukungan sectional menekankan waktu pengukuran atau
informasional, yaitu seperti pemberian nasihat, observasi data variabel dependen dan variabel
saran, dukungan jasmani independen dihitung sekaligus dalam waktu
Berdasarkan uraian tersebut, maka yang sama atau satu kali (Notoatmodjo, 2018).
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek
tentang Pengaruh Terapi Hubungan yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga populasi.Tekhnik pengambilan sampel
Terhadap Kecemasan Pasien Yang Akan menggunakan Accidental Sampling. Analisis
Menjalani Preoperasi Katarak Di Ruang Operasi univariat dalam penelitian ini menggunakan
RSUD Jampang Kulon. tabel distribusi frekuensi dan persentasi.
Analisis bivariat dalam penelitian ini
Metode menggunakan uji Chi-Square.

Hasi
1. Analisa Univariate Karakteristik Responden
a. Umur
Tabel.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
No Klasifikasi Umur %
1 Tertinggi 74 86
2 Rata-rata 57 66
3 Terendah 39 45
Total 86 100
Berdasarkan tabel.1 dapat dilihat bahwa tertinggi responden yang akan
usia responden yang akan menjalani menjalani operasi adalah berusia 74
operasi katarak dari 86 responden rata- tahun dan paling muda adalah usia 39
rata berusia 57 tahun, kemudian usia tahun.

b. Jenis Kelamin
Tabel.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin F Persentase (%)
1 Laki-Laki 63 73.3
2 Perempuan 23 26.7
Total 86 100
Berdasarkan tabel.2 dapat dilihat lebih hampir setengahnya responden
dari setengahnya responden adalah berjenis kelamin perempuan.
berjenis kelamin laki-laki, Kemudian

c. Pendidikan
Tabel.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan F Persentase (%)

1 Tidak Sekolah 19 22.1

2 SD 40 46.5

3 SMP 19 22.1

4 SMA 7 8.1
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 13 No 2 (2022)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku

5 PT 1 1.2

Total 86 100

Berdasarkan tabel.3 dapat dilihat berpendidikan SMP yaitu sebanyak 19


bahwa sebagian kecil responden tidak responden atau sebesar 22.1%,
sekolah yaitu sebanyak 19 responden Kemudian sebagian kecil responden
atau sebesar 22.2%, kemudian hampir berpendidikan SMA yaitu sebanyak 7
setengahnya responden berpendidikan responden atau sebesar 8.1%, dan
sekolah dasar yaitu sebanyak 40 hampir tidak ada responden yang
responden atau sebesar 46.5%, berpendidikan PT yaitu hanya ada 1
Kemudian sebagian kecil responden responden atau sebesar 1.2%.

d. Pekerjaan
Tabel.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan F Persentase (%)

1 Pedagang 14 16.3

2 Petani 12 14.0

3 Tidak Bekerja 42 48.8

4 Wiraswasta 18 20.9

Total 86 100

Berdasarkan tabel.4 dapat dilihat setengah responden tidak bekerja


bahwa sebagian kecil responden yaitu sebanyak 42 responden atau
adalah pedagang yaitu sebesar 16,3%, sebesar 48.8%, Kemudian sebagian
Kemudian sebagian kecil responden kecil responden adalah seornag
juga adalah seorang petani yaitu wiraswasta yaitu sebanyak 18
sebesar 14%, Kemudian hampir responden atau sebesar 20.9%.
e. Penghasillan
Tabel.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan
No Penghasilan F Persentase (%)

1 < RP. 1.000.000 58 67.4

2 ≥ RP. 1.000.000 28 32.6

Total 86 100

Berdasarkan tabel.5 dapat dilihat yaitu sebesar 67.4%, dan hampir


bahwa lebih dari setengah responden setengah responden memiliki
memiliki penghasilan kurang dari 1 juta penghasilan lebih dari 1 juta.
f. Penderita di Keluarga
Tabel.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penderita Di Keluarga
No Penderita F Persentase (%)

1 Ada 33 38.4
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 13 No 2 (2022)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku

2 Tidak Ada 53 61.6

Total 86 100

Berdasarkan tabel.6 dapat dilihat responden atau sebesar 38.4%, dan


bahwa hampir setengah responden lebih dari setengah responden tidak
memiliki penderita katarak dalam memiliki penderita katarak yaitu
keluarganya yaitu sebanyak 33 sebesar 61.6%.

2. Analisa Univariate Variabel Penelitian


a. Pengetahuan
Tabel.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
No Pengetahuan F Persentase (%)

1 Baik 25 29.1

2 Cukup 35 40.7

3 Kurang 26 30.2

Total 86 100

Berdasarkan tabel.7 dapat dilihat pengetahuan cukup yaitu sebesa


bahwa hampir setengah responden 40.7%, dan hampir setengah
memiliki pengetahuan Baik yaitu responden memiliki pengetahuan yang
sebesar 29.1%, kmudian hampir kurang yaitu sebesar 30.2%,
setengah responden memiliki
b. Dukungan Keluarga
Tabel.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga
No Dukungan Keluarga F Persentase (%)

1 Mendukung 53 61.6

2 Tidak Mendukung 33 38.4

Total 86 100

Berdasarkan tabel.8 dapat dilihat 61.6%, dan hampir setengah


bahwa lebih dari setengah responden responden tidak mendukung
mendukung responden yaitu sebesar responden yaitu sebesar 38.4%.

c. Kecemasan
Tabel.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kecemasan
No Kecemasan F Persentase (%)

1 Cemas Ringan 27 31.4

2 Cemas Sedang 46 53.5


Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 13 No 2 (2022)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku

3 Cemas Berat 13 15.1

Total 86 100

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat kecemasan sedang yaitu sebanyak 46


bahwa hampir setengah responden responden atau sebesar 53.3% dan
memiliki kecemasan ringan yaitu sebagian kecil responden memiliki
sebesar 31.4%, Kemudian lebih dari cemas berat yaitu sebesar 15.1%.
setengah responden memiliki
3. Analisa Bivariate Variabel Penelitian
a. Pengetahuan dengan Kecemasan
Tabel.10
Uji Hipotesis Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan Pasien Yang Akan Menjalani
Preoperasi Katarak Di Ruang Operasi Rsud Jampang Kulon

Kecemasan
Total P-value
Pengetahuan Ringan Sedang Berat
F % F % F % F %
Baik 9 36.0 15 60.0 1 0.4 25 100
Cukup 16 45.7 14 40.0 5 1.4 35 100 0.003
Kurang 2 7.7 17 65.4 7 2.7 26 100
Total 27 31.4 46 53.5 13 1.5 86 100
Berdasarkan tabel.10 dari asil uji statistik ho di tolak, hal ini berarti menunjukan terdapat
dengan menggunakan rumus korelasi chi hubungan pengetahuan dengan kecemasan
square bahwa nilai p-value sebesar 0,003, pasien.
berdasarkan hipotesis awal jika p < 0,05 maka

b. Dukungan Keluarga dengan Kecemasan


Tabel.11
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Pasien Yang Akan Menjalani Preoperasi
Katarak Di Ruang Operasi Rsud Jampang Kulon

Kecemasan
Dukungan Total P-value
Ringan Sedang Berat
Keluarga
F % F % F % F %
Mendukung 18 34.0 33 62.3 2 3.8 53 100
Tidak 0.001
9 27.3 13 39.4 11 33.3 33 100
Mendukung
Total 27 31.4 46 53.5 13 15.1 86 100
Berdasarkan tabel.11 dari hasil uji statistik hubungan dukungan keluarga dengan
dengan menggunakan rumus korelasi chi kecemasan pasien yang akan menjalani
square bahwa nilai p-value sebesar 0,001, preoperasi katarak di ruang operasi
berdasarkan hipotesis awal jika p < 0,05 maka rsud jampang kulon.
ho di tolak, hal ini berarti menunjukan terdapat

Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa


1. Hubungan Pengetahuan Dengan responden yang memiliki pengetahuan
Kecemasan Pasien Yang Akan Menjalani baik lebih dari setengahnya memiliki
Preoperasi Katarak Di Ruang Operasi kecemasan sedang yaitu sebesar 60%.
RSUD Jampang Kulon kemudian responden yang memiliki
pengetahuan cukup hampir setengahnya
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 13 No 2 (2022)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku

memiliki kecemasan ringan yaitu sebesar keluarga Tidak mendukung hampir


45.7%, dan pada responden yang memilik setengahnya memiliki kecemasan sedang
pengetahuan kurang lebih dari yaitu sebanyak 13 responden atau sebesar
setengahnya memiliki kecemasan sedang 13 responden atau sebesar 39.4%.
yaitu sebesar 65.4. Hasil uji statistik dengan menggunakan
Ansietas adalah suatu perasaan takut rumus korelasi Chi Square bahwa nilai p-
akan terjadinya sesuatu yang disebabkan value sebesar 0,001, berdasarkan hipotesis
oleh antisipasi bahaya dan merupakan awal jika p < 0,05 maka Ho di tolak, hal ini
sinyal yang membantu individu untuk berarti menunjukan terdapat Hubungan
bersiap mengambil tindakan menghadapi Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan
ancaman. Pengaruh tuntutan, persaingan, Pasien Yang Akan Menjalani Preoperasi
serta bencana yang terjadi dalam Katarak Di Ruang Operasi Rsud Jampang
kehidupan dapat membawa dampak Kulon.
terhadap kesehatan fisik dan psikologi. Hasil penelitian sejalan dengan
Salah satu dampak psikologis yaitu ansietas penelitian Haqiki, (2019) bahwa dalam
atau kecemasan (Sutejo, 2018). penelitiannya mengenai hubungan
Pengetahuan pasien tentang pre dukungan keluarga dengan kecemasan
operasi sangat mempengaruhi kecemasan pasien dengan didapatkan hasil uji nilai
nya. Hal ini dikarenakan pasien yang sudah signifikansi (p) 0,000 kurang dari tingkat
mengerti tentang operasi baik pada kemaknaan yang digunakan yaitu (α) 0,05
persiapan, tahapan, prosedur dan manfaat ini berarti bahwa ada hubungan antara
dari operasi menjadikan pasien yakin dukungan keluargadengan tingkat
menjalani operasi. Selain itu pemberian kecemasan pada pasien pre operasi
informasi dari pertugas medis pun sangat Dukungan keluarga juga berkaitan dengan
bermanfaat untuk pasien yang akan tingkat kecemasan seseorang dimana
menjalani operasi sehingga menambah peran keluarga adalah sesuatu yang
pengetahuan pasien (Hatimah, 2020). diharapkan secara normatife dari
Hasil Penelitian ini sejalan dengan seseorang dalam situasi tertentu agar
penelitian yang dilakukan oleh Taravella, dapat memenuhi harapan–harapan.
D., Ratna, W., & Susana, (2017) yang Kecemasan dapat terjadi jika ada konflik
melakukan penelitian hubungan tingkat dalam keluarga. Kecemasan pasien pre
pengetahuan operasi dengan tingkat operasi dari 62 responden penelitian yang
kecemasan pasien pre operasi dengan dianalisa menggunakan uji Spearman Rank
tindakan spinal anestesi Di RS PKU dengan dukungan keluarga terbesar adalah
Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil analisis kategori baik 53,2% dan paling sedikit
menunjukkan rho = 0,444 dan p = 0,004 (p adalah kategori kurang 17,7%. Untuk
< 0,05) yang artinya terdapat hubungan tingkat kecemasan kategori tertinggi
yang signifikan antara tingkat pengetahuan adalah kecemasan ringan 46,8% dan yang
dengan kecemasan operasi dengan spinal paling sedikit adalah kategori berat 24,2%.
anestesi. Kemudian hasil Penelitian yang
dilakukan oleh Jenita, (2010) juga sejalan
2. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan dengan hasil penelitian bahwa pada uji Chi-
Kecemasan Pasien Yang Akan Menjalani Square memperoleh hasil bahwa ada
Preoperasi Katarak Di Ruang Operasi hubungan dukungan keluarga dengan
RSUD Jampang Kulon tingkat kecemasan pasien pre operasi dari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62 responden penelitian yang dianalisa
responden yang memiliki dukungan menggunakan uji Spearman Rank dengan
keuarga mendukung lebih dari dukungan keluarga terbesar adalah
setengahnya memiliki kecemasan sedang kategori baik 53,2% dan paling sedikit
yaitu sebesar 62.3%, sedangkan pada adalah kategori kurang 17,7%. Untuk
responden yang memiliki dukungan tingkat kecemasan kategori tertinggi
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 13 No 2 (2022)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku

adalah kecemasan ringan 46,8% dan yang %0An/infodatin-Gangguan-penglihatan-


paling sedikit adalah kategori berat 24,2%. 2018.pdf
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Pusat Data
Kesimpulan Statistik Penyakit. Laporan Statistik
Terdapat hubungan pengetahuan Pustadin Kemenkes RI.
dengan kecemasan pasien yang akan menjalani Maryunani, A. (2014). Asuhan Keperawatan
preoperasi katarak di ruang operasi rsud Perioperatif- Pre Operasi (Menjelang
jampang kulon. Terdapat hubungan dukungan Pembedahan). Trans Info Media.
keluarga dengan kecemasan pasien yang akan Muladi, A. (2020). Pengaruh Dukungan
menjalani preoperasi katarak di ruang operasi Keluarga Terhadap Kecemasanpada
rsud jampang kulon Pasien Pre-Operasi Bedah Mayor Elektif.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tujuh
Saran Belas.
Hasil penelitian diharapkan dapat Novianty, W. (2019). Pengaruh Terapi Murotal
dijadikan salah satu bentuk acuan telaah dan Al-Quran Terhadap Kecemasan Pasien
kritik untuk melengkapi faktor apa saja yang Yang Akan Melakukan Operasi Katarak di
sebenarnya dapat mempengaruhi kecemasan RSUD Jampang Kulon Kabupaten
selain pengetahuan dan kecemasan seperti Sukabumi. Jurnal Publikasi. Sekolah
faktor motivasi hidupnya dan kualitas Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi Kota
hidupnya. Sukabumi.
Pratiwi, A. dan I. P. (2017). Pengaruh Efektivitas
Daftar Isi Tehnik Relaksasi Guidet Imagery
Adikusumo. (2020). Penatalaksanaan Stres. Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre
Cermin Dunia Kedokteran. Salemba Operasi Di Rsud Pesanggrahan Jakarta
Medika. Selatan Tahun 2020. Stikes YATSI
Haqiki, S. A. N. (2019). Hubungan Dukungan Tangerang, Banten, Indonesia.
Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Rini, M. (2019). Penyebab dan Pencegahan
Pasien Preoperasi di Ruang Perawatan Kebutaan. Departemen Ilmu Kesehatan
Bedah Baji Kamase 1 dan 2 Rumah Sakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Labuang Baji Makassar. Skripsi. Ilmu Padjadjaran Pusat Mata Nasional Rumah
Keperawatan. Fakultas Ilmu Kesehatan. Sakit Mata Cicendo Bandung.
Universitas Islam Negeri Alauddin Sugiyono. (2019). Metode Penelitian
Makassar. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alphabet.
Hatimah. (2020). Hubungan Pengetahuan Suswanti. (2019). Hubungan Pengetahuan
dengan Kecemasan Pasien Pre-Operasi Perioperatif Dengan Tingkat Kecemasan
Diruag Meranti RSUD Sultan Imanuddin Pasien Pre Operasi Katarak Di Rs Mata
BUN. Jurnal Skripsi Keperawatan. “Dr. Yap” Yogyakarta. Naskah Publikasi.
Program Studi Sarjana Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan.
Stikes Borneo Cendikia Medika Pangkalan Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas
Bu 2021. Aisyiyah Yogyakarta.
Jenita, R. (2010). Hubungan Keluarga Dengan Sutejo. (2018). Keperawatan Jiwa, Konsep dan
Tinggkat Kecemasan pasien Pra Oporasi di Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan
Ruang RB2 RSUP HAM. Medan. Jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial.
Universitas Sumatra Utara. Pustaka Baru Press.
Kemenkes, R. (2018). Infodatin Situasi Taravella, D., Ratna, W., & Susana, S. A. (2017).
Gangguan Penglihatan. In Pusat Data dan Hubungan Pengetahuan Operasi dengan
Informasi Kementrian Kesehatan RI (p. Tingkat Kecemasan Pre Operasi Pasien
11). Kementerian Kesehatan RI. dengan Tindakan Spinal Anestesi.
https://pusdatin.kemkes.go.id/download. Doctoral Dissertation, Politeknik
php?file=download/pusdatin/infodati Kesehatan Kementerian Kesehatan
Yogyakarta.
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 13 No 2 (2022)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku

World Health Organization. (2015). The impact


of myopia and high myopia. World Health
Organization.

Anda mungkin juga menyukai