Oleh :
Irma Siti Masyitoh
NIM : G3A020233
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembedahan atau operasi katarak ini merupakan salah satu stressor bagi pasien
penderita katarak. Sebagaimana disampaikan Hawari (2011) yang menyatakan bahwa
prosedur pembedahan merupakan salah satu stressor bagi individu yang akan
menjalaninya. Dari tinjauan keperawatan jiwa tindakan operasi menimbulkan krisis
situasi yaitu gangguan internal yang ditimbulkan oleh peristiwa yang menegangkan,
mengancam dan meningkatkan kecemasan Menurut Long (2012),
Tindakan operasi adalah salah satu bentuk terapi yang dapat merupakan
ancaman, baik potensial maupun aktual terhadap tubuh, integritas dan jiwa seseorang
yang dapat mencetuskan kecemasan pada diri pasien. Perasaan yang paling umum
dialami oleh pasien yang dirawat di rumah sakit adalah kecemasan, dimana yang
sering terjadi adalah apabila pasien yang dirawat di rumah sakit harus mengalami
proses pembedahan. Pembahasan tentang reaksi-reaksi pasien terhadap pembedahan
sebagian besar berfokus pada persiapan pembedahan dan proses penyembuhan.
Kecemasan merupakan gejala klinis yang terlihat pada pasien dengan
penatalaksanaan medis. Ketakutan dan kecemasan yang dirasakan pasien pre operasi
ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik seperti meningkatnya frekuensi
nadi dan pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan
yang lembab, gelisah, menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur,
dan sering berkemih (Long, 2012).
Salah satu pendekatan spiritual dalam agama islam yaitu dengan tehnik
mengingat Allah atau berdzikir. Beberapa penelitian menunjukan efektivitas dzikir
terhadap berbagai kondisi dan subjek penelitian, seperti kecemasan AMI (Acute
Myocardial infarction) (mardiono, dkk 2011 di kutip dari Fatima, dkk 2015). Bila
kecemasan pada pasien pre operasi tidak segera di atasi maka dapat menyebabkan
terjadinya penundaan operasi dan menganggu proses penyembuhan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
pengelolaan asuhan keperawatan dan aplikasi evidence based practice nursing
pengaruh dzikir terhadap kecemasan pada Tn.S dengan pre operasi Katarak di Ruang
Umar Rumah Sakit Islam Kendal.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan pengelolaan kasus dan aplikasi evidence based practice nursing
pengaruh dzikir terhadap kecemasan pada Tn.S dengan pre operasi Katarak di
Ruang Umar Rumah Sakit Islam Kendal.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan adalah diharapkan penulis mampu :
a. Mendeskripsikan konsep Katarak
b. Mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Katarak
c. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Katarak
d. Mahasiswa mampu menerapkan evidence based practice nursing tindakan
Dzikir Terhadap Kecemasan Pasien Pre Operasi Katarak.
3. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari enam bab yang disusun dengan sistematika penulisan
sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan (latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika
penulisan).
BAB II : Membahas konsep dasar Katarak.
BAB III : Resume asuhan keperawatan pada Tn. S dengan pre op Katarak.
BAB IV : Aplikasi jurnal evidence based practice nursing riset pada pasien.
BAB V : Pembahasan terkait hasil pengelolaan kasus dan aplikasi evidence
based practice nursing terhadap konsep teori.
BAB VI : Penutup (kesimpulan dan saran).
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata
dan berjalan progresif dan dapat mengalami perubahan secara cepat. Katarak
umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga terjadi
akibat kelainan kongenital (Ilyas, 2016).
Katarak merupakan penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa
menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu dan ketajaman penglihatan
berkurang. Katarak terjadi apabila protein pada lensa yang secara normal
transparan terurai dan mengalami koagulasi pada lensa (Corwin, 2019).
B. Etiologi
1. Penyebab dari katarak adalah usia lanjut (senile) tapi dapat terjadi secara
kongenital akibat infeksi virus dimasa pertumbuhan janin, genetik, dan
gangguan perkembangan, kelainan sistemik, atau metabolik, seperti
diabetes melitus, galaktosemi, atau distrofi mekanik, traumatik: terapi
kortikosteroid, sistemik, rokok, dan konsumsi alkohol meningkatkan
resiko katarak (Mansjoer,2010).
2. Penyebab utama katarak adalah penuaan. Anak dapat menerima katarak
yang biasanya merupakan penyakit yang sedang diturunkan, peradangan
dalam kehamilan. Faktor lain yaitu diabetes mellitus dan obat tertentu,
sinar UV B dari cahaya matahari, efek racun, rokok, dan alkohol, gizi
kurang vitamin E dan radang menahun didalam bola mata, serta adanya
cidera mata (Ilyas,2017).
3. Katarak terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran
(katarak kongenital) dapat juga berhubungan dengan trauma mata
tajam/tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit
sistemis, seperti dibetes melitus atau hiperparatiroidisme, pemajanan
radiasi, pemajanan sinar matahari (sinar ultraviolet) atau kelainan mata
lain seperti uveitis anterior (Smeltzer,2016).
C. Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih,
transparan, berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi
yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral
terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya
adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus
mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas
terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada
kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna, nampak
seperti kristal salju pada jendela. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa
mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel
(zunula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa,
misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalamui distorsi. Perubahan
kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga
mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah
satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai
influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang
dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim
mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan
menurun dengan 23 bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien
yang menderita katarak.
D. Manifestasi Klinis
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek
2. Peka terhadap sinar atau cahaya
3. Dapat melihat dobel pada satu mata
4. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca
5. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu
E. Penatalaksanaan
1. Extracapsular Cataract Ekstraktie (ECCE) Korteks dan nucleus diangkat,
kapsul posteriorditinggalkan untuk mencegah prolaps viterus, untuk
melindungi retina dari sinar ultraviolet dan memberikan sokongan utuk
implantasi lensa intraokuler. ECCE paling sering dilakukan karena
memungkinkan dimasukannya lensa intraokuler ke dalam 3 kapsul yang
tersisa. Setelah pembedahan diperlukan koreksi visus lebih lanjut. Visus
basanya pulih dalam tiga bulan setelah pembedahan. Tehnik yang sering
digunakan dalam ECCE adalah fakoemulsifikasi, jaringan dihancurkan dan
debris diangkat melalui pengisapan (suction) (Istiqomah,2018).
2. Intracapsula Cataract Extractie (ICCE) Pada pembedahan jenis ini lensa
diangkat seluruhnya. Keuntungan dari prosedur adalah kemudahan
prosedur ini dilakukan, sedangkan kerugiannya mata beresikotinggi
mengalami retinal detachmentdan mengangkat struktur penyokong untuk
penanaman lensa intraokuler.Salahsatu tehnik ICCE adalah menggunakan
cryosurgery, lensa dibekukan dengan probe superdingin dan kemudian
diangkat. Menurut (Ilyas,2018) pembedahan dengan cara ini mengurangi
penyulit yang sering terjadi pada tehnik ECCE.
F. Komplikasi
1. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata
sehingga mengganggu aliran cairan bilik mata depan.
2. Kebutaan terjadi setelah kekeruhan mengenai seluruh bagian lensa dan
tidak dilakukan penanganan atau tindakan operasi.
G. Konsep Asuhan Keperawatan Pre Operasi Katarak
1. Pengkajian Fokus
a. Biodata Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor
register.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama Penurunan ketajaman penglihatan dan silau.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil untuk menemukan
masalah primer pasien, seperti: kesulitan membaca, pandangan kabur,
pandangan ganda, atau hilangnya daerah penglihatan soliter. Perawat
harus menemukan apakah masalahnya hanya mengenai satu mata atau
dua mata dan berapa lama pasien sudah menderita kelainan ini.
Riwayat mata yang jelas sangat penting. Apakah pasien pernah
mengalami cedera mata atau infeksi mata, penyakit apa yang terakhir
diderita pasien.
c. Riwayat kesehatan sekarang 27 Eksplorasi keadaan atau status okuler
umum pasien. Apakah ia mengenakan kacamata atau lensa kontak?,
apakah pasien mengalami kesulitan melihat (fokus) pada jarak dekat
atau jauh?, apakah ada keluhan dalam membaca atau menonton
televisi?, bagaimana dengan masalah membedakan warna atau masalah
dengan penglihatan lateral atau perifer?
d. Riwayat kesehatan keluarga Adakah riwayat kelainan mata pada
keluarga derajat pertama atau kakek-nenek.
3. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara keabuan
pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop (Smeltzer,
2002). Katarak terlihat tampak hitam terhadap refleks fundus ketika mata
diperiksa dengan oftalmoskop direk. Pemeriksaan slit lamp
memungkinkan pemeriksaan katarak secara rinci dan identifikasi lokasi
opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia biasanya terletak didaerah
nukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya
terletak di subkapsular posterior. Tampilan lain yang menandakan
penyebab okular katarak dapat ditemukan, antara lain deposisi pigmen
pada lensa menunjukkan inflamasi sebelumnya atau kerusakan iris
menandakan trauma mata sebelumnya (James, 2005).
4. Perubahan pola fungsi Data yang diperoleh dalam kasus katarak, menurut
(gordon) adalah sebagai berikut :
a. Persepsi tehadap kesehatan Bagaimana manajemen pasien dalam
memelihara kesehatan, adakah kebiasaan merokok, mengkonsumsi
alkohol,dan apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat,
makanan atau yang lainnya.
b. Pola aktifitas dan latihan Bagaimana kemampuan pasien dalam
melakukan aktifitas atau perawatan diri, dengan skor : 0 = mandiri, 1=
dibantu sebagian, 2= perlu bantuan orang lain, 3= perlu bantuan orang
lain dan alat, 4= tergantung/ tidak mampu.
c. Pola istirahat tidur
Berapa lama waktu tidur pasien, apakah ada kesulitan tidur seperti
insomnia atau masalah lain. Apakah saat tertidur sering terbangun.
d. Pola nutrisi
metabolik Adakah diet khusus yang dijalani pasien, jika ada anjuran
diet apa yang telah diberikan. Kaji nafsu makan pasien sebelum dan
setelah sakit mengalami perubahan atau tidak, adakah keluhan mual
dan
muntah, adakah penurunan berat badan yang drastis dalam 3 bulan
terakhir.
e. Pola eliminasi
Kaji kebiasaan BAK dan BAB pasien, apakah ada gangguan atau
kesulitan. Untuk BAK kaji warna, bau dan frekuensi sedangkan untuk
BAB kaji bentuk, warna, bau dan frekuensi.
f. Pola kognitif perseptual
Status mental pasien atau tingkat kesadaran, kemampuan bicara,
mendengar, melihat, membaca serta kemampuan pasien berinteraksi.
Adakah keluhan nyeri karena suatu hal, jika ada kaji kualitas nyeri.
g. Pola konsep diri Bagaimana pasien mampu mengenal diri dan
menerimanya seperti harga diri, ideal diri pasien dalam hidupnya,
identitas diri dan gambaran akan dirinya.
h. Pola koping Masalah utama pasien masuk rumah sakit, cara pasien
menerima dan menghadapi perubahan yang terjadi pada dirinya dari
sebelum sakit hingga setelah sakit.
i. Pola seksual reproduksi Pola seksual pasien selama di rumah sakit,
menstruasi terakhir dan adakah masalh saat menstruasi.
j. Pola peran hubungan Status perkawinan pasien, pekerjaan, kualitas
bekerja, sistem pendukung dalam menghadapi masalah, dan bagaiman
dukungan keluarga selama pasien dirawat di rumah sakit.
k. Pola nilai dan kepercayaan Apa agama pasien, sebagai pendukung
untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan atas sakit yang diderita.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Selain uji mata yang biasanya dilakukan menggunakan kartu snellen,
keratometri, pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopi, maka Ascan
ultrasound (echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat
diagnostik, khususnya bila dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan.
Dengan hitung sel endotel 2000 sel/mm3 , pasien ini merupakan kandidat
yang baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi IOL (Smeltzer,
2001).
H. Pathway
I. Diagnosa Keperawatan
a. Pre Operasi
1) Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan tindakan operasi
2) Defisiensi pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
b. Post Operasi
1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (prosedur operasi katarak)
2) Resiko infeksi b.d luka operasi
J. Intervensi
a. Pre Operasi
Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
(L.08066) Reduksi ansietas
Setelah dilakukan (I.09314)
tindakan keperawatan
Observasi :
1x4jam diharapkan
tingkat ansietas - Identifikasi saat Untuk mengetahui
menurun tingkat ansietas sejauh mana tingkat
- Verbalisasi
berubah (mis. kecemasan yang
khawatir akibat
kondisi yang Kondisi, waktu, dirasakan oleh pasien
dihadapi menurun stressor) sehingga dapat
(5)
- Monitor tanda-tanda meberikan asuhan
- Perilaku gelisah
menurun (5) ansietas (verbal dan
keperawatan yang
- Perilaku tegang nonverbal)
menurun (5) sesuai
Terapeutik :
- Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
- Pahami situasi yang
membuat ansietas Dukungan terus-
- Dengarkan dengan menerus dapat
penuh perhatian membantu pasien
- Gunakan pendekatan mengurangi rasa
yang tenang dan ansietas/takut ke
meyakinkan tingkat yang dapat
- Motivasi
diatasi
mengindentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
- Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi :
- Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yag
Agar pasien paham
Untuk merilekskan
pasien sehingga
kecemasannya
berkurang
(L.12111) Edukasi kesehatan Untuk mengetahui
Setelah dilakukan Observasi : informasi
tindakan keperawatan
- Indentifikasi
1x4jam diharapkan
tingkat tingkat kesiapan dan
pengetahuan meningkat kemampuan
:
menerima informasi
- Kemampuan Terapeutik :
menjelaskan - Sediakan materi dan Dapat memahami
meningkat
media Pendidikan materi
- Pengetahuan tentang
suatu topik kesehatan
meningkat Edukasi :
- Persepsi yang keliru
- Jelaskan factor risiko
Untuk mengetahui
terhadap masalah
menurun yang dapat factor risiko yang
mempengaruhi dapat mempengaruhi
kesehatan
kesehatan
b. Post Operasi
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri Mengetahui lokasi,
Setelah dilakukan tindakan (I.08238) karakteristik, durasi,
keperawatan 1x4jam frekuensi, intensitas,
Observasi :
diharapkan tingkat nyeri skala nyeri
menurun dengan kriteria - Identifikasi lokasi,
hasil : karakteristik,
- Keluhan nyeri
durasi, frekuensi,
menurun (5)
- Meringis menurun (5) kualitas, intensitas
nyeri, skala nyeri,
respon nyeri non
verbal
- Identifiksifaktor Untuk mengetahui
yang memperberat koping yang
digunakan pasienuntuk
dan memperingan menurunkan nyeri
nyeri
- Kaji koping pasien
dalam manajemen
nyeri
Terapeutik :
Mengurangi nyeri
- Berikan teknik
tanpa obat
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
(relaksasi nafas
dalam, terapi
music,
aromaterapi,
Untuk mengurangi
tekhnik imajinasi).
nyeri
- Batasi aktivitas
(Bedrest)
- Berikan posisi
tidur yang nyaman
Edukasi :
- Ajarkan tekhnik
Obat analgetik untuk
relaksasi nafas mengurangi nyeri
dalam, terapi
music, tekhnik
imajinasi,
aromaterapi)
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
analgetik
(Ketorolac 30mg).
Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan infeksi Untuk mengetahui
Setelah dilakukan tindakan Observasi : tanda dan gejala
keperawatan 1x4jam infeksi
diharapkan tingkat infeksi - Monitor tanda dan
menurun dengan kriteria gejala infeksi
hasil : Terapeutik :
- Kemerahan menurun
- Berikan perawatan
- Bengkak menurun
luka Agar tidak infeksi
- Cuci tangan
sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan Untuk mengetahui
gejala infeksi tanda dan gejala
- Ajarkan infeksi dan mengetahui
cara memeriksa kondisi
memeriksa kondisi
luka operasi
luka operasi.
BAB III
A. Pengkajian
1. Biodata
Nama : Tn. S
No. CM : 003xxxx
Umur : 73 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Gringsing
Tanggal masuk : 24 Mei 2021
Tanggal pengkajian : 24 Mei 2021
Diagnosa Medis : Os Katarak Hipermatur
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan cemas akan operasi mata besok
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke IGD Rumah Sakit Islam Kendal pada hari Senin 24 Mei
2021 pukul 08:00 dengan keluhan pandangan mata kiri klien kabur
+1bulan tidak dapat melihat dan disarankan oleh dokter untuk segera di
operasi. Pada saat dikaji pada tanggal 24 Mei 2021 pukul 16:00 di Ruang
Umar klien mengatakan merasa cemas akan di operasi karena klien baru
pertama kali operasi takut operasi nya gagal dan sakit, operasi akan
dilakukan besok hari selasa, 25 Mei 2021. TD : 130/80 mmHg, N : 99
x/menit, S : 36,4°C, RR : 18 x/menit, Spo2 : 99%.
4. Data Penunjang : Tanggal : 21-05-2021
a. Laboratorium
Nama Test Flag Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 13.6 13.0-17.0 g/dl
Hematokrit 43.2 40-54 %
Leukosit 9.540 4.000-11.000 /mm3
Trombosit 357.000 150.000-450.000 mm3
Eritrosit 4.76 4.4-6.0 juta/uL
Index Eritrosit
MCV 90.7 80-97 fL
MCH 28.6 26-34 Pg
MCHC 31.5 31-36 g/dL
RDW 12.9 10-15 %
MPV 7.2 7-11 fL
Imunologi
HBsAg Kualitatif Negatif Negatif
HIV Non Reaktif Non reaktif
Kimia Klinik
Glukosa Darah 117.9 mg/dL 75-200
Sewaktu
b. Radiologi : Tanggal : 21-05-2021
Jenis Pemeriksaan : Thorax PA
Klinis : Os Katarak Hipermatur
Cor : CTR > 50 % : Apeks ke laterokaudal
Pulmo : Tak tampak bercak pada paru
Diafragma kanan setinggi kosta 9 pusterior
Sinus kostofrenikus kanan kiri normal
Kesan : Kardiomegali (LV)
Pulmo tak tampak bercak
5. Analisa Data
Dx Data Fokus Masalah Penyebab
Keperawatan
1. Ds : Ansietas Kekhawatiran
Klien mengatakan : mengalami
- klien mengatakan kegagalan
merasa cemas akan di tindakan
operasi karena klien operasi
baru pertama kali
operasi takut operasi
nya gagal dan sakit,
operasi akan dilakukan
besok hari selasa
Do :
- klien tampak cemas
- TD : 130/80 mmHg
- N : 99 x/menit
- S : 36,4°C
- RR : 18 x/menit
- Spo2 : 99%
6. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan tindakan operasi
7. Intervensi
Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
(L.08066) Reduksi ansietas
Setelah dilakukan (I.09314)
tindakan keperawatan
1x4jam diharapkan Observasi :
tingkat ansietas - Identifikasi saat Untuk mengetahui
menurun
tingkat ansietas sejauh mana tingkat
- Verbalisasi
khawatir akibat berubah (mis.
kecemasan yang
kondisi yang Kondisi, waktu,
dihadapi menurun dirasakan oleh pasien
stressor)
(5) sehingga dapat
- Perilaku gelisah - Monitor tanda-tanda
menurun (5) meberikan asuhan
ansietas (verbal dan
- Perilaku tegang
nonverbal)
keperawatan yang
menurun (5)
Terapeutik : sesuai
- Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
- Pahami situasi yang
membuat ansietas Dukungan terus-
- Dengarkan dengan menerus dapat
penuh perhatian membantu pasien
- Gunakan pendekatan
mengurangi rasa
yang tenang dan
ansietas/takut ke
meyakinkan
tingkat yang dapat
- Motivasi
diatasi
mengindentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
- Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi :
- Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yag
Agar pasien paham
mungkin dialami
tindakan yang akan
- Anjurkan keluarga
dilakukan dan tidak
untuk tetap Bersama
pasien terkejut dengan
- Anjurkan ungkapkan sensasi yang akan
perasaan dan persepsi dirasakan
- Lakukan tekhnik Semakin paham
berdzikir untuk
pasiean akan penyakit
mengurangi
dan cara
kecemasan
perawatannya maka
(istighfar :
rasa cemasnya akan
astagfirullah (33x),
tasbih : subhanallah
berkurang
Untuk merilekskan
pasien sehingga
kecemasannya
berkurang
8. Implementasi
Tanggal/jam Implementasi Evaluasi Paraf
O:
- klien terlihat
nyaman dan rileks
- wajah klien terlihat
tersenyum
- klien terlihat sedang
berdzikir
menggunakan tasbih
- klien terlihat duduk
di samping tempat
tidur dan
berbincang-bincang
dengan keluarganya
O:
9. Evaluasi
Tanggal/jam Evaluasi Paraf
P : Hentikan intervensi
A. Pengkajian
1. Biodata
Nama : Tn. S
No. CM : 003xxxx
Umur : 73 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Gringsing
Tanggal masuk : 24 Mei 2021
Tanggal pengkajian : 24 Mei 2021
Diagnosa Medis : Os Katarak Hipermatur
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan cemas akan operasi mata besok
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke IGD Rumah Sakit Islam Kendal pada hari Senin 24 Mei
2021 pukul 08:00 dengan keluhan pandangan mata kiri klien kabur +1bulan
tidak dapat melihat dan disarankan oleh dokter untuk segera di operasi. Pada
saat dikaji pada tanggal 24 Mei 2021 pukul 16:00 di Ruang Umar klien
mengatakan merasa cemas akan di operasi karena klien baru pertama kali
operasi takut operasi nya gagal dan sakit, operasi akan dilakukan besok hari
selasa, 25 Mei 2021. TD : 130/80 mmHg, N : 99 x/menit, S : 36,4°C, RR : 18
x/menit, Spo2
: 99%.
4. Analisa Data
Dx Data Fokus Masalah Penyebab
Keperawatan
1. Ds : Ansietas Kekhawatiran
Klien mengatakan : mengalami
- klien mengatakan kegagalan
merasa cemas akan di tindakan
operasi karena klien operasi
baru pertama kali
operasi takut operasi
nya gagal dan sakit,
operasi akan dilakukan
besok hari selasa
Do :
- klien tampak cemas
- TD : 130/80 mmHg
- N : 99 x/menit
- S : 36,4°C
- RR : 18 x/menit
- Spo2 : 99%
Katarak
Ansietas