Anda di halaman 1dari 40

DESIMINASI AKHIR

MANAJEMEN KEPERAWATAN
Mahasiswa STIKes Majapahit Mojokerto
DI RUANG ASOKA RSUD Dr. HARYOTO
LUMAJANG
ASPEK M1 (MAN / KETENAGAAN)

Strength
 Adanya sistem pengembangan staf berupa pelatihan sebanyak 98 % perawat telah mengikuti
pelatihan (BCLS, PPGD,CI, dan lain - lain)
 Jenis Ketenagaan :
 NERS : 2
 S1 Keperawatan : 6
 D3 : 9
 Administrasi : 1
 CS : 2
 Pekarya Kesehatan : 1
 Masa kerja lebih 10 tahun sebanyak 4 orang. 5-10 tahun 11 orang sedangkan 0-5 tahun sebanyak 4
orang.
 Tingkat ketergantungan minimal, partial, dan total karena Ruang Asoka khusus untuk semua
penyakit dalam
 Ada MAKP
 Memiliki kepala ruangan yang memiliki sertifikasi manejemen bangsal.
 RS memiliki VISI dan MISI sebagai acuan peningkatan pelayanan kesehatan.
Weakness

 Sebagian perawat belum mengikuti pelatihan MAKP


 Tingkat ketergantungan pasien di Ruang Asoka di dominasi
pastial care

Opportunity (PELUANG)
 Adanya program pelatihan/seminar khusus tentang manajemen
keperawatan dari diklat bagi kepala ruang dan perawat. 
 Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih
tinggi.
 Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa fakultas
keperawatan dengan perawatan klinik.
 Adanya tenaga non keperawatan
Trearthened (ANCAMAN)
 Adanya tuntunan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan
yang lebih tinggi profesional.
 Tingginya kesadaran masyarakat akan hukum dan
pentingnya kesehatan.
 Adanya Rumah Sakit Swasta lain diwilayah kabupaten
lumajang.
 Adanya permintaan tanggung jawab dan tanggung gugat.
Aspek M2 Sarana Dan Prasarana
(Materials)
Streangth

 Mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk pasien, tenaga


kesehatan, dan keluarga pasien termasuk sarana dan prasarana universal
precousen untuk perawat.
 RS pemerintah tipe B non pendidikan, memiliki standart asuhan
keperawatan dan sebagai RS rujukan dikabupaten lumajang.
 Terdapat administrasi penunjang (misal :adanya SOP dan SAK ) yang
memadai.
 Tersedianya nurse station.
 Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dengan tenaga
kesehatan yang lainnya.
 Pemeliharaan dan perawatan dari sarana dan prasarana penunjang kesehatan
sudah ada.
Weakness ( kelemahan)
•  Sarana administrasi penunjang untuk dokumentasi
belum dimanfaatkan.
• Kurangnya alat komunikasi penunjang diruang asoka
sehingga konsumen harus datang ke nurse station.
• Poster pasien sefty

Opportunity (Peluang)
• Adanya peningkatan sarana dan prasarana untuk pasien
dan tenaga kesehatan.
•  Adanya program pelatihan atau seminar khusus tentang
pengoperasian alat.
•  Adanya anggaran untuk sarana dan prasarana yang rusak.
Trearthened (ANCAMAN)
 Adanya tuntunan tinggi dari masyarakat untuk
melengkapi sarana dan prasarana di ruangan.
 Tuntunan pasien untuk mendapatkan sarana
dan prasarana yang lebih baik.
 Kurangnya kesadaran masyarakat sarana dan
prasarana penunjang di ruangan.
 Adanya UU perlindungan konsumen.
 Adanya wabah covid 19
M3 metode
MAKP
Strength ( kekuatan)
RS memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan
pelayanan.
Sudah ada model MAKP yang digunakan yaitu yang digunakan yaitu MAKP
Tim.
Ada kemauan perawat untuk berubah.
Mempunyai standart asuhan keperawatan.
Mempunyai protap setiap tindakan.
Terlaksananya komunikasi yang adekuat : perawat dan tim kesehatan lain.
Ketenagaan keperawatan sudah memenuhi syarat untuk MAKP (S1
keperawatan 8 orang).
Kewaspadaan menyeluruh dilakukan kepada setiap pasien tanpa
memandang status infeksinya.
Perawat ruangan menggunakann APD sesuai standart SOP.
Memiliki model MAKP dengan model MAKP tim campuran.
Weaknes ( kelemahan)
• Pelaksanaan model MAKP sudah dilaksanakan dan
terdokumentasi tetapi sosialisasi kepada semua tim
masih kurang.
• Kurangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi
penerapan model yang digunakan.
Opportunity (peluANG)
• Adanya mahasiswa S-1 Keperawatan praktik
menegemen keperawatan dan siswa praktek.
• Ada kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi
perawat.
• Adanya program akreditasi RS dari pemerintah dimana
MAKP merupakan salah satu penilaian.
Trearthened (ANCAMAN )
• Persaingan dengan rumah sakit swasta yang
semakin ketat.
• Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi
terhadap peningkatan pelayanan keperawatan
yang lebih profesional.
• Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum.
• Makin tinggi kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan
• Krisis ekonomi masyarakat akibat wabah covid 19
M3 metode
SENTRALISASI OBAT
Strength ( kekuatan)
• Tersedianya sarana dan prasarana untuk pengolahan
sentralisasi obat.
• Kepala ruangan mendukung kegiatan sentralisasi obat.
• Adanya kebijakan RS untuk sentralisasi obat di depo farmasi.
• Adanya buku injeksi dan obat oral bekerja sama dengan depo
farmasi.
• Adanya lembar pendokumentasian obat yang diterima
disetiap status pasien.
• Adanya tempat penyimpanan obat.
Weaknes ( kelemahan)
• Belum adanya lembar persetujuan tentang
sentralisasi obat kepada pasien atau keluarga.

Opportunity (peluang)
• Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang praktek
manajemen keperawatan dan siswa praktek.
• Kerjasama yang baik antara mahasiswa S1
keperawatan dengan tenaga kesehatan.
Trearthened (ANCAMAN )

• Adanya tuntunan pasien untuk mendapatkan


pelayanan yang profesional.
• Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum.
M3 metode
SUPERVISI
Strength ( kekuatan)
• Supervisi telah dilakukan.
• Telah ada program pelatihan dan sosialisasi tentang supevisi.
• Kepala ruangan mendukung.
• Banyaknya tenaga lulusan S1 Ners

Weakness
• Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi.
• Supervisi belum terstruktur dan tidak ada formulir penilaian yang
tepat.
• Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.
Opportunity
• Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang praktek
manajemen keperawatan. 
• Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat
yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.
• Hasil supervisi dapat dilakukan sebagai pedoman
untuk daftar penilaian presentasi pegawai (DP3).
• Supervisi dilakukan secara formal

Threatened
• Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk
mendapatkan pelayanan yang profesional.
M3 metode
TIMBANG TERIMA
Strength ( kekuatan)
• Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima setiap
hari. 
• Adanya laporan jaga setiap shift.
• Timbang terima sudah merupakan kegiatan rutin yang telah
dijadwalkan.
• Adanya kemauan perawat untuk melakukan timbang
terima.
• Adanya buku khusus untuk pelaporan timbang terima.
• Adanya penutupan pre dan post conference oleh kepala
ruang dengan katim.
Weaknes ( kelemahan)
• Timbang terima sudah dilakukan dengan baik (PP
melaporkan identitas pasien, keluhan utama, DS, DO, MK,
dan intervensi) tetapi intervensi masih bersifat umum tidak
berdasarkan MK dan Evaluasi tidak lengkap.
• Sebagian perawat kurang mengetahui laporan timbang
terima.

Opportunity (Peluang)
• Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang praktek manajemem
keperawatan.
• Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa S1
Keperawatan yang praktek dengan perawat ruangan.
• Kebijakan RS (bidang keperawatan) tentang timbang terima.
Trearthened (Ancaman)
• Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional.
• Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan.
• Tuntutan dari bidang keperawatan untuk
manajemen yang lebih baik.
M3 metode
DISCHARGE PLANNING
Strength ( kekuatan)
• Tersedianya sarana dan prasarana discharge planning
diruangan untuk pasien pulang (format/kartu DP).
• Adanya kartu kontrol berobat.
• Perawat memberikat pendidikan kesehatan secara
informal kepada pasien atau keluarga selama dirawat /
pulang.
• Perawat menjelaskan minum obat teratur sesuai
anjuran dokter dan makanan – makanan pantangan.
Weakness
• Keterbatasan waktu dan tenaga perawat.
• Tidak tersedianya leaflet pasien pulang.
• Pendidikan kesehatan belum terdokumentasi.

Opportunity
• Adanya mahasiswa S1 keperawatan yag melakukan
praktek manajemen keperawatan.
• Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa S!
Keperawatan dengan perawat klinik.
Trearthened (Ancaman)
• Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang profesional.
• Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
• Persaingan antar RS yang semakin ketat.
M3 metode
RONDE KEPERAWATAN
Strength ( kekuatan)
• Banyaknya kasus yang memerlukan perhatian khusus.
• SDM banyak mempunyai pengalaman dalam bidang keperawatan
medis.
• Sertifikat perawat sesuai keahliannya.

Weaknes ( kelemahan)
• Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dilaksanakan
diruang asoka.
• Karakteristik tenaga yang memiiki klasifikasi belum rata
• Jumlah tenaga yang tidak seimbang dengan jumlah tingkat
ketergantungan pasien
• Kurangnya waktu dan tempat untuk dilakukan ronde keperawatan
Opportunity (peluang)
• Adanya program pelatihan dan seminar tentang
manajemen keperawatan
• Kepercayaan diri pasien dan masyarakat yang cukup baik.

Trearthened (Ancaman)
• Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang profesional
• Persaingan antar ruang interne semakin kuat dalam
pemberian pelayanan
Dokumentasi Keperawatan
Strength
Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenaga
kesehatan (sarana administrasi penunjang).
Format asuhan keperawatan sudah ada.
Adanya kesadaran perawat tentang tanggung.
Sudah ada sistem pendokumentasian MAKP.

Weakness
Dari observasi status pasien pengisian dokumentasi tidak lengkap
: waktu nama dan jam belum dicantumkan, respon pasien pasca
tindakan kurang terpantau.
Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian belum
dilaksanakan secara optimal.
Opportunity
Adanya program pelatihan
Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM).
Mahasiswa S1 keperawatan praktik manajemen untuk
mengembangkan system dokumentasi yang lebih baik.
Kerja sama yang baik antar mahasiswa dan perawat.
System MAKP yang diterapkan mahasiswa S1 Keperawatan

Threatened
Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga) dan
tanggung jawab dan tanggung gugat.
Persaingan RS dala memberikan pelayanan keperawatan
M4 Keuanganan (Money)

Strenght (KEKUATAN)
• Ada pendapatan dari jasa medic, untuk pasien
dengan biaya ASTEK, ASKES, JAMSOSTEK, dan
BPJS yang dapat diklaim setelah perawatan.
• Ada pendapatan dari jasa pelayanan IRNA
medis.
•  Ada pengajuan kebutuhan alat ruangan oleh
kepala ruangan.
• Gaji perawat didapatkan dari rumah sakit setiap
bulan.
Weakness M4 (kelemahan)
• Jasa intensif untuk pelayanan dan jasa medic yang
diberikan sama untuk semua perawat.

Opportunity (Peluang)
• Adanya alokasi dana untuk pelatihan bagi perawat

Threatened ( Ancaman)
• Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
lebih profesional sehingga membutuhkan
pendanaan yang lebih besar untuk mendanai
sarana dan prasarana.
Aspek M5(mutu)
Strenght
• Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
•  Rata – rata bor cukup baik.
•  Adanya prelasi karakteristik dari pasien (UMUM, ASKES,
ASTEK, dan BPJS) sebagai tempat praktek mahasiswa
keperawatan D3 maupun S-1 keperawatan.

Weakness
• LOS yang memanjang karena perawatan yang lama.
Opportunity
• Mahasiswa S-1 keperawatan praktek manajemen
keperawatan
• Kerja sama yang baik antar perawat dan
mahasiswa .

Threatened (Ancaman)
• Adanya peningkatan standart masyarakat yang
harus dipenuhi.
•  Persaingan pelayanan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan keperawatan.
Diagram Layang
NO Uraian Kekuat Kelemaha Peluang Ancaman
an n
1. M1 3,2 1,5 3,8 3,3
2. M2 3,2 2,3 2,5 2,2
3. M3 4,3 2,5 3 2,2
4. SO 4,5 2 2 1
5. SV 3,2 3,5 3 4
6. TT 3,6 1,5 3,4 3
7. DP 3,6 3,4 4 3,3
8. RK 2,6 3,8 3,5 3,5
9. DK 4,4 3 4,2 2
10. M4 3,8 2 3 2
11. M5 4 2 3,5 2,5
DIAGRAM LAYANG
ANALISA SWOT DESIMINASI AWAL
DI RUANG ASOKA RSUD DR. HARYOTO LUMAJANG

Keterangan :
M1 = Keterangan
SO = Sentralisasi Obat
M2 = Sarana Dan Prasarana
SV = Supervisi
M3 = Metode MAKP
PPB = Penerimaan
TT = Timbang Terima
DP = Discharge Planning
RK = Ronde Keperawatan
DK = Dokumentasi
Keperawatan
 
Identifikasi Masalah
1. Tidak ditetapkannya visi dan misi ruangan MPKP karena visi dan misi
berpatokan pada visi dan misi rumah sakit.
2. Tidak adanya dokumentasi rumusan filosofi ruangan tetapi berpatokan
pada folosofi rumah sakit.
3. Masing-masing perawat setiap kali dinas tidak membuat rencana
harian karena rencana melihat pada buku rencana tindakan yang
berada di rumah sakit.
4. Tidak dilakukannya pre conference dan post conference dalam ruangan
karena untuk efisiensi waktu.
5. Kurangnya kelengkapan audit dokumentasi asuhan keperawatan yaitu
tidak adanya format penilaian dokumentasi asuhan keperawatan.
6. Tidak adanya dokumentasi serta perhitungan survey masalah pasien.
7. Hanya sebagian staf yang mendapatkan bimbingan tentang MPKP dan
mendapatkan sertifikat MPKP.
8. Tidak dilakukannnya case conference di dalam ruangan karena apabila
terdapat kasus pada pasien segera dilakukan tindakan saat itu juga.
9. Struktur Organisasi di ruangan Asoka tidak mencantumkan nama
kepala ruangan, ketua tim dan nama perawat pelaksana.
Prioritas Masalah
Dalam memprioritaskan masalah yang ditemukan kelompok
menggunakan cara :
M1 : Magnitute (seringnya masalah muncul)
S : Severity (besarnya kerugian)
M2 : Magagebility (masalah dapat dipecahkan)
N : Nursing Consern (fokus pada keperawatan)
A : Affordability (ketersediaan SDM)

Pembobotan nilai yang diberikan menggunakan skala Likert dengan


nilai :
4 : Sangat mudah diatasi
3 : Mudah diatasi
2 : Sulit diatasi
1 : Sangat sulit diatasi
No. Daftar Masalah M1 S M2 N A Total

Tidak dilakukannya pre conference dan post


1 conference dalam ruangan karena untuk 2 2 2 1 2 9
efisiensi waktu

Tidak dilakukannya case conference di


dalam ruangan karena apabila terdapat
2 kasus pada pasien segera dilakukannya 2 2 2 1 2 9
tindakan saat itu juga

Tidak ditetapkannya visi dan misi ruangan


3 MPKP karena visi dan misi berpatokan pada 2 2 2 2 2 10
visi dan misi rumah sakit

4 Tidak adanya dokumentasi serta 2 3 3 3 1 12


perhitungan survey masalah pasien

Struktur Organisasi di ruang Asoka tidak


5 mencantumkan nama kepala ruangan, ketua 2 3 3 3 1 12
tim, dan nam perawat

Kurangnya kelengkapan audit dokumentasi


asuhan keperawatan yaitu tidak adanya
6 format penilaian dokumentasi asuhan 3 3 3 2 3 14
keperawatan

7 Tidak adanya dokumentasi rumusan filosofi 3 3 4 2 3 15


PERENCANAAN
1. Tujuan Umum
 Kelompok mampu menyusun pelayanan manajemen keperawatan baik aspek asuhan
keperawatan maupun pelayanan keperawatan serta mengaplikasikan teori yang didapatkan
untuk meningkatkan pelayanan keperawatan di Ruang Asoka RSUD Dr. Haryoto Lumajang .

2. Tujuan Khusus
 Kelompok mampu menyusun rumusan filosofi ruangan berpatokan pada filosofi rumah
sakit.
 Kelompok mampu menganalisis dan menyususn visi dan misi ruangan MPKP karena visi
dan misi berpatokan pada visi dan misi rumah sakit.
 Kelompok mampu melakukan role play pre conference dan post conference dalam ruangan.
 Kelompok mampu menganalisis dan melengkapi audit dokumentasi asuhan keperawatan
yaitu tidak adanya format penilaian dokumentasi asuhan keperawatan.
 Kelompok mampu menganalisis dokumentasi serta perhitungan survey masalah pasien.
 Kelompok mampu melakukan role play case conference di dalam ruangan.
 Kelompok mampu menganalisis dan melengkapi struktur organisasi diruang Asoka.
Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan prioritas masalah yang disepakati maka
kelompok manajemen yang berada diruang Asoka
RSU dr. Haryoto Lumajang memberikan alternatif
beberapa, yaitu :
Melakukan role play.
Membuat struktur organisasi beserta nama lengkap
perawat.
Mengusulkan pembuat dokumentasi dan perhitungan
survey masalah pasien.
Mengusulkan pembuatan audit dokumentasi asuhan
keperawatan.
PELAKSANAAN
Pelaksanaan Kegiatan Pemecahan Masalah
Berdasarkan priorotas masalah yang disepakati maka mahasiswa
praktik profesi manajemen diruang Asoka RSU dr. Haryoto
Lumajang memberikan alternatif dari beberapa masalah yang
didapatkan, yaitu :
Melakukan role play.
Membuat struktur organisasi beserta nama lengkap perawat.
Mengusulkan pembuatan dokumentasi dan perhitungan survey
masalah pasien.
Melakukan pembuatan audit dokumentasi asuhan keperawatan.
Melaksanakan kegiatan supervisi diruangan dengan kegiatan
penyuluhan kesehatan terkait virus covid 19.
Pemaparan Kegiatan
1. Pelaksanaan Role Play MPKP Metode Tim di Ruang Asoka RSU
dr. Hartyoto Lumajang
Pelaksanaan Role Play MPKP Metode Tim di Ruang Asoka RSUD dr.
Haryoto Lumajang dilakukan selama 2 minggu. Pelaksanaan Role Play
MPKP dimulai tanggal 3 November s/d 4 November 2020. Ketika
menerapkan metode asuhan keperawatan ini masing-masing anggota
kelompok berperan sebagai kepala ruangan, ketua tim dan perawat
pelaksana. Putaran dinas diatur dari shift pagi dan sore. Peran terbagi
atas kepala ruangan 1 orang, ketua tim 2 orang dan perawat pelaksana 4
orang (dalam 1 hari, pagi dan sore).

a) Selasa, 3 November 2020


Tanggal 3 November 2020 mahasiswa praktik profesi manajemen
keperawatan melaksanakan pemaparan hasil analisis data sampai
planning of actionyang dilakukan selama satu minggu dalam
desiminasi awal secara daring yang di bmbing langsung oleh
pembimbing akademik.
b) Jumat, 6 November 2020
Tanggal 6November 2020 mahasiswa praktik profesi manajemen
keperawatan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pertama
melaksanakan role play serah timbang terima pagi ke sore secara daring
dengan kepala ruangan yaitu Rita Setyasih, Ketua tim Yuyun Indah R.,
Agus Sujarwo, Naning sebagai perawat pelaksana. Sedangkan kelompok 2
dengan ketua tim Endang Sri W, H.Daufir, Dodik sebagai perawat
pelaksana. Pada hari ini kepala ruangan memimpin operan dan
melaksanakan pre conference. Seluruh rencana kerja kepala ruang dan
ketua tim beserta perawat pelaksana pada hari ini dapat terlaksana dengan
baik di Ruang Asoka RSU dr. Haryoto Lumajang tanpa kendala apapun.

c) Senin, 9 November 2020


Tanggal 9 November 2020 mahasiswa praktik profesi manajemen
keperawatan melaksanakan role play post conference yang dipimpin
langsung oleh kepala ruangan Rita Setyasih dan anggota kelompok lainnya
sebagai perawat pelaksana.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai