Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KEPERAWATAN PERIOPERATIF III

INSTRUMEN BEDAH MATA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
APRIANA VIET 20146320226
IGNASIUS 20146310217
IKHWANUDIN 20146310181
KARTIKA 20146320184
RAMAYANTI 20146320178
SITI AISYAH 20146320189
TIARA PERMATA SARI 20146320240
TIORIDA DWI MEIRATNI P. 20146320208
TITO RAHMAT DARMAWAN 20146310206

PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa,
karena atas rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Keperawatan Perioperatif III kami dengan judul Instrumen Bedah Mata
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak menemui kesulitan dan
hambatan sehingga kami tidak terlepas dari segala bantuan, arahan, dorongan
semangat dari berbagai pihak. Dan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah membantu
kami yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Terima kasih atas kesabaran
dan keikhlasannya dalam memberikan masukan, motivasi dan bimbingan selama
penyusunan makalah ini.

Singkawang, oktober 2017

Kelompok 3

i
1

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................................2
B. Rumusan masalah.......................................................................................2
C. Tujuan masalah...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Katarak.......................................................................................................4
B. Ptergium....................................................................................................16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................25
B. Saran..........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26
2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin majunya perkembangan jaman menuntut kemajuan ilmu
pengetahuan di bidang kedokteran. Dimana perkembangan teknologi
mutakhir telah mengarahkan pada penggunaan prosedur bedah yang lebih
kompleks dengan penggunaan teknik bedah mikro atau penggunaan laser,
peralatan by Pass yang lebih canggih dan peralatan monitoring yang lebih
sensitif. Kemajuan yang sama juga ditunjukkan dalam bidang farmasi terkait
dengan penggunaan obat-obatan anestesi kerja singkat, sehingga pemulihan
pasien akan berjalan lebih cepat (Hartati, 2010).
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian operasi katarak ?
b. Bagaimana komplikasi operasi katarak ?
c. Bagaimana persiapan pasien operasi katarak ?
d. Bagaimana persiapan lingkungan operasi katarak ?
e. Bagaimana persiapan perawat untuk operasi katarak ?
f. Apa persiapan alat dan instrumen untuk operasi katarak ?
g. Bagaimana pengelolaan instrumen pasca operasi ?
h. Apa pengertian operasi ptergium ?
i. Bagaimana komplikasi operasi ptergium?
j. Bagaimana persiapan lingkungan operasi ptergium ?
k. Bagaimana persiapan perawat untuk operasi ptergium ?
l. Apa persiapan alat dan instrumen untuk operasi ptergium ?
m. Bagaimana pengelolaan instrumen pasca operasu ptergium ?
C. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui pengertian operasi katarak.
b. Untuk mengetahui komplikasi operasi katarak.
c. Untuk mengetahui persiapan pasien operasi katarak.
d. Untuk mengetahui persiapan lingkungan operasi katarak.
e. Untuk mengetahui persiapan perawat untuk operasi katarak.
3

f. Untuk mengetahui persiapan alat dan instrumen untuk operasi katarak.


g. Untuk mengetahui pengelolaan instrumen pasca operasi.
h. Untuk mengetahui pengertian operasi ptergium.
i. Untuk mengetahui komplikasi operasi ptergium.
j. Untuk mengetahui persiapan lingkungan operasi ptergium.
k. Untuk mengetahui persiapan perawat untuk operasi ptergium.
l. Untuk mengetahui persiapan alat dan instrumen untuk operasi ptergium.
m. Untuk mengetahui pengelolaan instrumen pasca operasu ptergium.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Katarak
1. Pengertian
Upaya penyembuhan katarak yang paling efektif adalah dengan
operasi pengangkatan lensa yang keruh dan diganti dengan lensa
buatan yang disebut sebagai keratoplasty.
Dikenal dua jenis operasi pada katarak yaitu tanpa implantasi IOL
(Intra Ocular Lens Lensa tanam) dan dengan implantasi IOL.
a. Operasi katarak ekstrakapsuler (ECCE): tindakan pembedahan
pada lensa katarak, di mana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan
memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa
atau korteks lensa dapat keluar melalui robekan terebut. Teknik ini
bisa dikerjakan pada semua stadium katarak kecuali pada luksasio
lentis. Memungkinkan diberi lensa tanam (IOL) untuk pemulihan
visus. Komplikasi lebih jarang timbul durante operasi dibanding
ICCE.
b. Phacoemulsification (PE) atau phaco: teknik operasi ini tidak
berbeda jauh dengan cara ECCE, tetapi nucleus lensa diambil
dengan menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi
(emulsifier). Dibanding ECCE, maka irisan luka operasi lebih kecil
sehingga setelah diberi IOL rehabilitasi visus lebih cepat, di
samping itu penyulit pascabedah lebih sedikit ditemukan. (liiaswer
linda.2012.pengertian katarak.lindaliasweri.wordpress.com (4
oktober 2017)

2. Komplikasi
Sama seperti pada operasi lainnya, resiko yang mungkin terjadi
adalah infeksi dan pendarahan. Infeksi atau pendarahan yang terjadi
dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Karena itu dokter akan
meminta pasien untuk menghentikan pengobatan tertentu yang sedang
dijalani yang memungkinkan terjadinya resiko ini.
5

Operasi katarak juga dapat menyebabkan terjadinya inflammation


(sakit, mata merah, bengkak), kehilangan penglihatan, penglihatan
ganda, dan tekanan tinggi pada bola mata yang menyebabkan rasa
nyeri.
Di beberapa kasus, IOL kemudian dapat menyebabkan mata keruh
dan menyebabkan kaburnya penglihatan. Kondisi ini dikenal dengan
istilah after-cataract dan biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau
tahun sejak operasi katarak dilakukan. After-cataract dapat diatasi
dengan membuat lubang kecil pada selaput mata dengan menggunakan
laser supaya cahaya dapat masuk kedalam lensa mata.
Namun demikian, operasi katarak juga merupakan operasi teraman
dan efektif dibanding jenis operasi lainnya. Sekitar 90% kasus operasi
katarak di Amerika, mereka yang menjalani operasi katarak dapat pulih
dan memiliki penglihatan yang jelas kembali.

3. Persiapan pasien
Sebelum Operasi
Satu atau dua minggu sebelum operasi, dokter akan melakukan
berbagai tes, seperti mengukur kurva kornea dan bentuknya. Tes ini
diperlukan agar dokter dapat menentukan tipe IOL yang tepat.
Disamping itu dilakukan berbagai tes lain standard operasi, seperti
gula darah, tekanan darah, jumlah darah dll.
Yang perlu diperhatikan adalah 12 jam sebelum operasi, pasien harus
puasa makan dan minum.
Selama Operasi
Di klinik mata atau rumah sakit, mata akan dicuci dan dibersihkan
sebelum operasi. Operasi biasanya akan dilakukan kurang dari 1 jam
dan biasanya pasien hampir tidak merasakan sakitnya. Banyak pasien
yang memilih untuk tetap sadar selama operasi, hanya dibagian mata
diberikan bius lokal. Jika tidak terjadi pendarahan dan keadaan
memungkinkan, pasien bahkan dapat diijinkan pulang pada hari itu
juga.
Setelah Operasi
Setelah operasi mata yang dioperasi akan ditutup dengan kasa dan
tidak boleh kena air selama 2-4 hari, tidak boleh terpukul dan jangan
6

digosok-gosok.
Jaga kebersihan mata, cuci tangan sebelum menyentuh mata, dan
minum obat2an atau menggunakan obat tetes mata sesuai dengan
petunjuk dokter untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi.
Untuk melindungi mata dari cedera, pasien sebaiknya menggunakan
kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari logam termasuk
waktu tidur (siang dan malam) minimal selama 1 (satu) minggu setelah
operasi atau sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.
Pada awalnya penglihatan memang belum sejelas seperti yang
diharapkan, tetapi makin hari akan bertambah jelas. Beberapa minggu
setelah operasi dilakukan, pasien dapat diberi resep untuk kacamata
khusus yang membantu agar mempunyai penglihatan yang tepat
setelah pengangkatan lensa.
Jangan menunduk atau membongkokan badan (kepala lebih rendah
dari dada) untuk mengangkat benda dari lantai. Jangan mengangkat
barang yang berat dan tidur tengkurap.
Selain itu pemeliharaan pasca operasi tidak hanya mata tetapi gula
darah, tekanan darah, pola istirahat, yang kemudian ikut
mempengaruhi kesiapan mata untuk beradaptasi dengan lensa yg
dipasangkan pengganti tersebut.
Di banyak kasus, diperlukan 8 minggu untuk kesembuhan total.

4. Persiapan lingkungan
a. Memperhatikan kesterilan lingkungan atau kamar bedah bebas dari
kuman, debu dan gas
b. Memperhatikan kelembapan lingkungan kamar
c. Mempersiapkan alat diatas meja mayor, sesuai tindakan
pembedahan yang akan dilkukan
d. Memperhatikan letak meja alat dengan meja operasi
e. Memperhatikan tingkat kesterilan operator dan semua tenaga medis
yang di dalam kamar bedah
f. Memperhatikan persiapan pasien , dan kebersihan pasien
g. Memperhatikan dengan benar tingkat kesterilan dalam
mempersiapkan pasien pada saat driiping
7

5. Persiapan perawat
Hal yang perlu di dikaji dalam intrabedah adalah pengaturan
posisi pasien. Berbagai masalah yang terjadi selama pembedahan
mencakup aspek pemantauan fisiologis perubahan tanda vital, sistem
kardiovaskular, keseimbangan cairan, dan pernafasan. Selain itu
lakukan pengkajian terhadap tim, dan instrumen pembedahan, serta
anestesia yang diberikan.
Rencana tindakan:
1. Penggunaan baju seragam bedah.
Penggunaan baju seragam bedah didesain khusus dengan
harapan dapat mencegah kontaminasi dari luar. Hal itu dilakukan
dengan berprinsip bahwa semua baju dari luar harus diganti dengan
baju bedah yang steril, atau baju harus dimasukkan ke dalam
celana atau harus menutupi pinggang untuk mengurangi
menyebarnya bakteri, serta gunakan tutup kepala, masker, sarung
tangan, dan celemek steril.
2. Mencuci tangan sebelum pembedahan.
3. Menerima pasien di daerah bedah.
Sebelum memasuki wilayah bedah, pasien harus melakukan
pemeriksaan ulang di ruang penerimaan untuk mengecek kembali
nama, bedah apa yang akan dilakukan, nomor status registrasi
pasien, berbagai hasil laboratorium dan X-ray, persiapan darah
setelah dilakukan pemeriksaan silang dan golongan darah, alat
protesis, dan lain-lain.
4. Pengiriman dan pengaturan posisi ke kamar bedah.
Posisi yang dianjurkan pada umumnya adalah telentang,
telungkup, trendelenburg, litotomi, lateral, atau disesuaikan dengan
jenis operasi yang akan dilakukan.
5. Pembersihan dan persiapan kulit.
8

Pelaksanaan tindakan ini bertujuan untuk membuat daerah


yang akan dibedah bebas dari kotoran dan lemak kulit, serta
mengurangi adanya mikroba. Bahan yang digunakan dalam
membersihkan kulit ini harus memiliki spektrum khasiat,
kecepatan khasiat, potensi yang baik dan tidak menurun apabila
terdapat kadar alkhohol, sabun deterjen, atau bahan organik
lainnya.
6. Penutupan daerah steril.
Penutupan daerah steril dilakukan dengan menggunakan
duk steril agar tetap sterilnya di daerah seputar bedah dan
mencegah berpindahnya mikroorganisme antara daerah steril dan
tidak.
7. Pelaksanaan anestesia.
Pelaksanaan anestesia dapat dilakukan dengan berbagai
macam, antara lain anestesia umum, inhalasi atau intravena,
anestesia regional, dan anestesia lokal.
8. Pelaksanaan pembedahan.
Setelah dilakukan anestesia, tim bedah akan melaksanakan
pembedahan sesuai dengan ketentuan embedahan

6. Persiapan Alat dan Instrumen Tehnik ECCE +IOL


Persiapan Meja Steril I
o Jas Operasi Steril
o Doek/Eyedrape Steril
o Tetra/Handuk Steril
o Lidi Kapas Steril
o Kasa Steril
o Cover untuk handle mikroskop (kondom)
o Handscoond Steril

Persiapan Meja Steril II


o I/A Symcoe
o Vectis
o Wet Field Cautery (Forceps dan Kabel Bipolar Steril)
o Infus set/selang infus
9

o Jarum kanula irigasi 5 buah


o Spuit 1 cc 4 buah; untuk kapsulotomy, TQM blue, carbachol,
dan cefuroxime
o Spuit 3 cc 3 buah; untuk antibiotic, anestesi local, dan irigasi
BSS/RL
o Spuit 5 cc 2 buah; untuk irigasi BSS/RL, dan symcoe
o Spuit 10 cc 1 buah untuk cairan BSS/RL
o TQM chol (carbachol)
o TQM blue
o Benang Ethilon 10.0
o Benang Mersilk 5.0
o MQA sponge
o Viscoelastic (Survisc/Healon GV)
o Ophthalmic knife 15
o Cresent knife
o Clearcut knife 2,75 (Keratom)
o Cucing 2 buah berisi betadine dan cairan BSS/RL

Set Katarak ECCE, yang terdiri dari:


1. Eye Speculum
2. Naldpoeder Macro 2 buah; fiksasi rektus & membuat jarum
kapsulotomy
3. Rectus Forceps
4. Arteri klem 2 buah; untuk klem fiksasi rektus & klem selang
infus
5. Conjunctiva Scissors
6. Corneal Scissors
7. Colibri Forceps/Lims Forceps
8. Tying Forceps
9. Mc pherson forceps
10. Ultrata /capsul forceps
11. Naldpoeder Micro
12. Vannas Scissors
13. Sinskey / rotator lens
14. Spatula Iris
15. Lens Loop
16. Muscle Hook
Alat dan Bahan lain yang digunakan; Operating microscope,
Tempat tidur pasien/Meja operasi, Mesin Wet Field Cautery,
Standar Infus, Botol infus RL/BSS yg telah dioplos dengan
epinephrine 0,5 cc dan gylbotic 0,5 cc.
10

Gambar Alat

1. Eye Speculum

2. Naldpoeder Macro 2 buah; fiksasi rektus & membuat jarum


kapsulotomy

3. Rectus Forceps

4. Arteri klem 2 buah; untuk klem fiksasi rektus & klem selang
infus
11

5. Conjunctiva Scissors

6. Corneal Scissors

7. Colibri Forceps/Lims Forceps

8. Tying Forceps
12

9. Mc pherson forceps

10. Ultrata /capsul forceps

11. Naldpoeder Micro


13

12. Vannas Scissors

13. Sinskey / rotator lens

14. Spatula Iris

15. Lens Loop


14

16. Muscle Hook

9. Pengelolaan instrument paska operasi

Petugas kamar operasi


1. Hitung instrument kotor dan catat dalam check list sesuai prosedur
2. Masukkan instrument ke dalam bak khusus instrument pasca pakai
3. Tambahkan larutan desinfektan (chlorine 0,5%) untuk dekontaminasi
4. Tutup bak dengan rapat dan pasang check list pada tutup bak
5. Check tanda tangan dan nama terang pada check list yang telah diisi
6. Perhatikan Jangan membiarkan instrument terendam dalam larutan
desinfektans (chlorine 0,5%) lebih dari 10 menit

Prosedur timbang terima instrumen


1. Check bak instrumen dari setiap kamar operasi apakah check list ada
tidak
2. Periksa apakah check list lengkap ada tanda tangan dan nama terang
3. Bila check list tidak ada/tidak lengkap tanyakan segera ke petugas
OK yang bersangkutan
4. Hitung instrument bersih dan instrument paska pakai sesuaikan
dengan check list bila ada ketidakcocokan segera dikonfirmasikan ke
petugas OK yang bersangkutan
5. Atur dengan rapi sesuai ditempat yang telah disediakan

Prosedur pengiriman instrumen paska pakai ke sentral sterilisasi


1. Petugas sentral sterilisasi
2. Bawa troli bak instrumen paska ke sentral sterilisasi
3. Jaga jangan sampai bak instrumen jatuh atau tumpah selama
perjalanan
4. Kirim kembali alat instrumen yang telah steril dan siap pakai

Prosedur timbang terima instrumen steril siap pakai


15

1. Hitung set steril bersama


2. Tulis dalam buku timbang terima yang telah disediakan
3. Tanda tangani buku timbang terima oleh petugas pengirim dan
penerima
4. Atur set alat steril dengan rapi sesuai tempat yang telah disediakan

B. Ptergium
1. Pengertian
Pterigium adalah suatu timbunan atau benjolan pada selaput lendir atau
konjungtiva yang bentuknya seperti segitiga dengan puncak berada di
arah kornea. Ada pula prosedur operasi yang dilakukan
a. Bare Sclera : tidak ada jahitan atau menggunakan benang
absorbable untuk melekatkan konjungtiva pada sklera superfisial di
depan insersi tendon rektus, meninggalkan area sklera yang
terbuka. (teknik ini menghasilkan tingkat rekurensi 40% 50%).
- Operasi dengan menggunakan mikroskop dilakukan
dibawah anastesi lokal.
- Setelah pemberian anastesi topikal, desinfeksi, dipasang
eye spekulum.
- Lidokain 0,5 ml disuntikkan dibawah badan pterygium
dengan spuit 1cc.
- Dilakukan eksisi badan pterygium mulai dari puncaknya di
kornea sampai pinggir limbus. Kemudian pterygium
diekstirpasi bersama dengan jaringan tenon dibawah
badannya dengan menggunakan gunting1-6.
b. Simple Closure : tepi bebas dari konjungtiva dilindungi (efektif
jika defek konjungtiva sangat kecil)
c. Sliding flap : insisi L-shaped dilakukan pada luka sehingga flap
konjungtiva langsung menutup luka tersebut.
d. Rotational flap : insisi U-shaped dibuat membuat ujung
konjungtiva berotasi pada luka.
e. Conjunctival graft: graft bebas, biasanya dari konjungtiva bulbar
superior dieksisi sesuai ukuran luka dan dipindahkan kemudian
dijahit.
16

- Setelah pterygium diekstirpasi, ukuran dari bare sclera yang


tinggal diukur.
- Diambil konjungtiva dari bagian superior dari mata yang
sama, diperkirakan lebih besar 1mm dari bare sclera yang
diukur, kemudian diberi tanda.
- Area yang sudah ditandai diinjeksikan dengan lidokain,
agar mudah mendiseksi konjungtiva dari tenon selama
pengambilan autograft.
- Bagian limbal dari autograft ditempatkan pada area limbal
dari area yang akan digraft.
- Autograft kemudian dijahit ke konjungtiva disekitarnya
dengan menggunakan vicryl
(tiara,ayu.2012.pteregium.ayutiara.wordpress.com (4 oktober
2017))
f. Amnion membrane transplantation : mengurangi frekuensi rekuren
pterygium, mengurangi fibrosis atau skar pada permukaan bola
mata dan penelitian baru mengungkapkan menekan TGF- pada
konjungtiva dan fibroblast pterygium. Pemberian mytomicin C dan
beta irradiation dapat diberikan untuk mengurangi rekuren tetapi
jarang digunakan.
g. Lamellar keratoplasty, excimer laser phototherapeutic
keratectomy dan terapi baru
dengan menggunakan gabungan angiostatik dan steroid.
2. Komplikasi
Komplikasi postooperasi pterygium meliputi
a. Infeksi
b. Reaksi material jahita
c. Diplopia
d. Conjungtival graft dehiscence
e. Corneal scarring
f. Komplikasi yang jarang terjadi meliputi perforasi bola mata
perdarahan vitreous, atau retinal detachment.
g. Komplikasi akibat terlambat dilakukan operasi dengan radiasi beta
pada pterygium adalah terjadinya pengenceran sclera dan kornea.
Sebagian dari kasus ini dapat memiliki tingkat kesulitan untuk
mengatur.
(tiara,ayu.2012.pteregium.ayutiara.wordpress.com (4 oktober 2017))
17

Komplikasi sewaktu operasi antara lain perforasi korneosklera,


graft oedem, graft hemorrhage, graft retraksi, jahitan longgar,
korneoskleral dellen, granuloma konjungtiva, epithelial inclusion
cysts, skar konjungtiva, skar kornea dan astigmatisma, disinsersi otot
rektus. Komplikasi yang terbanyak adalah rekuren pterygium post
operasi4.

3. Persiapan lingkungan
a. Memperhatikan kesterilan lingkungan atau kamar bedah bebas dari
kuman, debu dan gas
b. Memperhatikan kelembapan lingkungan kamar
c. Mempersiapkan alat diatas meja mayor, sesuai tindakan
pembedahan yang akan dilkukan
d. Memperhatikan letak meja alat dengan meja operasi
e. Memperhatikan tingkat kesterilan operator dan semua tenaga medis
yang di dalam kamar bedah
f. Memperhatikan persiapan pasien , dan kebersihan pasien
g. Memperhatikan dengan benar tingkat kesterilan dalam
mempersiapkan pasien pada saat driiping

4. Persiapan perawat
Hal yang perlu di dikaji dalam intrabedah adalah pengaturan
posisi pasien. Berbagai masalah yang terjadi selama pembedahan
mencakup aspek pemantauan fisiologis perubahan tanda vital, sistem
kardiovaskular, keseimbangan cairan, dan pernafasan. Selain itu
lakukan pengkajian terhadap tim, dan instrumen pembedahan, serta
anestesia yang diberikan.
Rencana tindakan:
1. Penggunaan baju seragam bedah.
Penggunaan baju seragam bedah didesain khusus dengan
harapan dapat mencegah kontaminasi dari luar. Hal itu dilakukan
dengan berprinsip bahwa semua baju dari luar harus diganti dengan
baju bedah yang steril, atau baju harus dimasukkan ke dalam
18

celana atau harus menutupi pinggang untuk mengurangi


menyebarnya bakteri, serta gunakan tutup kepala, masker, sarung
tangan, dan celemek steril.
1. Mencuci tangan sebelum pembedahan.
2. Menerima pasien di daerah bedah.
Sebelum memasuki wilayah bedah, pasien harus melakukan
pemeriksaan ulang di ruang penerimaan untuk mengecek kembali
nama, bedah apa yang akan dilakukan, nomor status registrasi
pasien, berbagai hasil laboratorium dan X-ray, persiapan darah
setelah dilakukan pemeriksaan silang dan golongan darah, alat
protesis, dan lain-lain.
3. Pengiriman dan pengaturan posisi ke kamar bedah.
Posisi yang dianjurkan pada umumnya adalah telentang,
telungkup, trendelenburg, litotomi, lateral, atau disesuaikan dengan
jenis operasi yang akan dilakukan.
4. Pembersihan dan persiapan kulit.
Pelaksanaan tindakan ini bertujuan untuk membuat daerah
yang akan dibedah bebas dari kotoran dan lemak kulit, serta
mengurangi adanya mikroba. Bahan yang digunakan dalam
membersihkan kulit ini harus memiliki spektrum khasiat,
kecepatan khasiat, potensi yang baik dan tidak menurun apabila
terdapat kadar alkhohol, sabun deterjen, atau bahan organik
lainnya.
5. Penutupan daerah steril.
Penutupan daerah steril dilakukan dengan menggunakan
duk steril agar tetap sterilnya di daerah seputar bedah dan
mencegah berpindahnya mikroorganisme antara daerah steril dan
tidak.
6. Pelaksanaan anestesia.
19

Pelaksanaan anestesia dapat dilakukan dengan berbagai


macam, antara lain anestesia umum, inhalasi atau intravena,
anestesia regional, dan anestesia lokal.
7. Pelaksanaan pembedahan.
Setelah dilakukan anestesia, tim bedah akan melaksanakan
pembedahan sesuai dengan ketentuan pembedahan

5. Persiapan Alat dan Instrumen


Persiapan alat
Persiapan Meja Instrumen
Jas Operasi
Duk/eyedrape
Lidi kapas
Kasa
Handskun Steril
Spuit 3cc berisi lidocaine 2% dengan Needle 27g
Spuit 5cc berisi cairan BSS/RL dengan Jarum spooel
MQA sponge
Cucing 2 buah, berisi betadine, dan cairan BSS/RL
Benang vicril 8.0
Set Extirpasi Pterygium (+graft), yaitu:
Speculum Mata/Spreeder
Gunting konjungtiva
Colibri
Tying Forceps
Scarifier atau hockey masje
Naldpoeder Micro
Spatula Iris

Gambar instumen dasar


Speculum Mata/Spreeder

Gunting konjungtiva
20

Colibri

Tying Forceps

Scarifier atau hockey masje

Nald Voeder Micro

Spatula Iris
21

6. Pengelolaan instrument paska operasi


Petugas kamar operasi
a. Hitung instrument kotor dan catat dalam check list sesuai prosedur
b. Masukkan instrument ke dalam bak khusus instrument pasca pakai
c. Tambahkan larutan desinfektan (chlorine 0,5%) untuk dekontaminasi
d. Tutup bak dengan rapat dan pasang check list pada tutup bak
e. Check tanda tangan dan nama terang pada check list yang telah diisi
f. Perhatikan Jangan membiarkan instrument terendam dalam larutan
desinfektans (chlorine 0,5%) lebih dari 10 menit
Prosedur timbang terima instrumen
a. Check bak instrumen dari setiap kamar operasi apakah check list ada
tidak
b. Periksa apakah check list lengkap ada tanda tangan dan nama terang
c. Bila check list tidak ada/tidak lengkap tanyakan segera ke petugas OK
yang bersangkutan
d. Hitung instrument bersih dan instrument paska pakai sesuaikan
dengan check list bila ada ketidakcocokan segera dikonfirmasikan ke
petugas OK yang bersangkutan
e. Atur dengan rapi sesuai ditempat yang telah disediakan

Prosedur pengiriman instrumen paska pakai ke sentral sterilisasi


a. Petugas sentral sterilisasi
b. Bawa troli bak instrumen paska ke sentral sterilisasi
c. Jaga jangan sampai bak instrumen jatuh atau tumpah selama
perjalanan
d. Kirim kembali alat instrumen yang telah steril dan siap pakai

Prosedur timbang terima instrumen steril siap pakai


a. Hitung set steril bersama
b. Tulis dalam buku timbang terima yang telah disediakan
c. Tanda tangani buku timbang terima oleh petugas pengirim dan
penerima
d. Atur set alat steril dengan rapi sesuai tempat yang telah disediakan
22

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya penyembuhan katarak yang paling efektif adalah dengan
operasi pengangkatan lensa yang keruh dan diganti dengan lensa buatan
yang disebut sebagai keratoplasty. Dikenal dua jenis operasi pada katarak
yaitu tanpa implantasi IOL (Intra Ocular Lens Lensa tanam) dan dengan
implantasi IOL. Pterigium adalah suatu timbunan atau benjolan pada
selaput lendir atau konjungtiva yang bentuknya seperti segitiga dengan
puncak berada di arah kornea. Ada pula prosedur operasi yang dilakukan

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan bisa
menambah pengetahuan tentang teori keperawatan dalam opersi bedah
mata. Diharapkan para pembaca bisa memberikan kritik dan saran untuk
dapat menjadikan kami lebih baik lagi dalam penulisan penulisan makalah
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
23

Https://genoschebasmaba.wordpress.com/2011/12/30/katarak/amp/

Https://www.scribd.com/mobile/doc/201394493/Persiapan-prosedur-dan-alat-alat-
bedah

Buku Pelatihan Dasar-Dasar Ketermplan Bagi Perawat Kamar Bedah. HIPKABI


Press Jakarta

Anda mungkin juga menyukai