Oleh :
I Komang Joni Prabaskara 2014201016
I Made Adi Indrawinata 2014201017
Linda Laksmana 2014201027
Made dwi prasanty 2014201031
Made Yuni Antari 2014201032
Ni Kadek Sintia Ayu Astuti 2014201041
Ni Putu Dian Nandita Putri 2014201057
SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI BALI
TAHUN AJARAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, karena kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah dengan judul "Trend dan Issue
Mengenai Pasca Operasi Lasik'' dengan tepat waktu dan tanpa adanya kendala sebagai tugas mata
kuliah Keperawatan Medikel Bedah III.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Putu Inge Ruth Suantika, S.Kep., M.Kep
selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikel Bedah III karena tugas makalah yang telah
diberikan kepada kami dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kami. Semoga penulisan
makalah ini dapat memenuhi syarat yang telah diberikan dan berharap akan menjadi makalah yang
bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf jika ada salah
penulisan kata dan keterbatasan penulisan makalah dengan judul “Trend dan Issue Mengenai Pasca
Operasi Lasik”.
Denpasar, 07 September
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................5
PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.2 Tujuan.............................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................8
PEMBAHASAN............................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
3.2 Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah operasi Lasik, pasien akan diberikan instruksi cara untuk merawat mata
yang telah dioperasi, salah satu intruksi yang biasa diberikan ke pasien adalah pemberian
dan penggunaan obat tetes mata yang perlu dipakai secara teratur pasca operasi. Selain
itu pasien juga akan diberi kacamata hitam dan pelindung mata guna untuk menghindari
benturan secara tidak sengaja, mengurangi cahaya yang masuk ke mata, ataupun
mencegah adanya benda asing masuk ke mata. Pasien juga tidak diperbolehkan untuk
mengucek mata atau mata terkena air beberapa hari setelah operasi. Olahraga kontak juga
tidak dianjurkan setelah menjalani operasi Lasik
2. Perawat dapat menginformasikan ulang pasien untuk mengikuti aturan yang sudah
dijelaskan oleh dokter maupun perawat yang menangani
3. Perawat mengajarkan bagaimana cara menggunakan tetes mata dengan tepat untuk
mencegah peradangan
4. Perawat dapat merekomendasikan penggunaan kacamata pelindung selama ingin
berpergian pasca lasik
5. Perawat harus meminta bantuan keluarga dalam mengawasi perilaku pasien meliputi
jarak membacanya, lama waktu penggunaan gadget maupun laptop terhadap terjadinya
miopia
8. Perawat dapat membantu komunikasi dengan pasien dan keluarga guna membuatkan
jadwal kontrol pasca lasik
9. Perawat harus menyarankan untuk tidak menggunakan lotion, krim, atau make up di
sekitar mata pasca lasik dan menyarankan pasien untuk tidak berenang pasca lasik
10. Perawat dapat bekerja sama dengan keluarga dalam mengkonsumsi makan-makanan
dan lebih ditekankan pada makanan yang bergizi khususnya untuk kesehatan mata seperti
makanan yang kaya dengan vitamin C, vitamin E, Zinc, dan omega 3.
- 2-3 jam paska LASIK: penglihatan agak berkabut dan terasa tak nyaman
- 24 jam paska LASIK: pasien mulai bisa melihat dengan tajam, tapi ada efek seperti
melihat lingkaran cahaya atau halo
- 1 minggu paska LASIK: penglihatan semakin tajam tapi belum sepenuhnya stabil
- 2 minggu paska LASIK: ketajaman penglihatan sudah tinggi
LASIK merupakan salah satu jenis bedah refraktif yang mampu memperbaiki
ketajaman penglihatan dengan cara mengubah bentuk kornea, sehingga secara permanen
dapat mengurangi atau menghilangkan ketergantungan penderita pada kacamata korektif
seperti kacamata dan lensa kontak (Khurana, 2007; Nema et al., 2008). Kelainan refraksi
(astigmatisma, miopia, hipermetropi) dapat diterapi menggunakan metode LASIK (Laser
Assisted In-situ Keratomileusis). Terdapat sedikit perbedaan antara teknik LASIK yang
digunakan pada pasien miopia dan astigmatisma. Untuk mengoreksi miopia, kornea perlu
diratakan, sehingga laser lebih banyak menghilangkan jaringan kornea di bagian tengah
daripada bagian samping.
Pada astigmatisma, mata diratakan lebih panjang pada suatu sumbu (vertikal)
dibandingkan sumbu lainnya (horizontal). Prinsip dasar bedah refraksi pada pasien
astigmatisma adalah untuk meratakan kornea pada meridian yang curam, atau
mencuramkan meridian yang datar, atau kombinasi keduanya (Kapoor et al., 2007;
Roche, 2010). Tindakan LASIK dapat menimbulkan komplikasi, salah satu yang
tersering adalah dry eye (Gauthier et al., 2008; Schallhorn et al., 2006). Dry eye sendiri
merupakan gangguan yang disebabkan karena kurangnya produksi komponen aquos atau
karena air mata yang menguap secara berlebihan, sehingga hal ini menyebabkan 2
ketidaknyamanan pada mata (Pflugfelder et al., 2002). Dewasa ini penderita kelainan
refraksi (astigmatisma) terus meningkat. Penelitian astigmatisma di Amerika Serikat,
menunjukkan sekitar 28% anak usia 5-17 tahun menderita astigmatisma dan sebagian
besar mereka menggunakan LASIK sebagai terapi pilihan (Kleinstein et al., 2003).
Tindakan LASIK dapat menimbulkan beberapa komplikasi, diantaranya ektasia
kornea, penurunan kualitas pandangan, dry eye, neuropati optik, ablasi retina, serta
glaukoma, dan yang sering terjadi adalah dry eye (Schallhorn et al., 2006). Dry eye
terjadi pada sekitar 50% pasien 1 minggu pasca operasi, 40% pada 1 bulan, dan 20%-
40% pada 6 bulan pasca operasi LASIK. Walaupun dry eye pasca LASIK biasanya
bersifat sementara, tetapi pada beberapa pasien mengeluhkan gejala berat sehingga
memengaruhi aktivitas harian mereka (Toda, 2008). Dry eye pada derajat sedang-berat,
apabila tidak ditangani bisa menyebabkan penurunan penglihatan, bahkan hingga
kebutaan (McLeod et al., 2013).
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA