Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

30 PENYAKIT MATA
Makalah ini untuk memenuhi mata kuliah phatologi umum

Dosen Pengampuh :

Dr IDA FEBRIANA M.K.M

Disusun Oleh :

INDAH OPTI SAFITRI (21114041458)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III OPTOMETRI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINALITA SUDAMA MEDAN

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “30 PENYAKIT MATA” ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah kami ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Dosen pada Mata Kuliah Phatologi Umum.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang “30 PENYAKIT MATA”
dengan bidang studi yang kami tekuni. saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Saya penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 14 Mei 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
BAB II PERMASALAHAN............................................................................................. 3
2.1 Rumusan Masalah................................................................................................... 3
2.2 Tujuan..................................................................................................................... 3
2.3 Manfaat................................................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................. 4
3.1 30 Jenis Penyakit Mata........................................................................................... 4
BAB IV PENUTUP......................................................................................................... 41

4.1 Kesimpulan............................................................................................................41

4.2 Saran.....................................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 42

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mata merupakan salah satu indera yang sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu
untuk melihat. Dengan mata, manusia dapat menikmati keindahan alam dan berinteraksi
dengan lingkungan sekitar dengan baik. Jika mata mengalami ganguan atau penyakit mata,
maka akan berakibat sangat fatal bagi kehidupan manusia. Jadi sudah semestinya mata
merupakan anggota tubuh yang perlu dijaga dalam kehidupan sehari hari.

Upaya penyembuhan penyakit mata di tanah air terkendala minimnya jumlah dokter dan
sistem pengobatan yang dinilai tidak terorganisasi. Nila F. Moeloek, Ketua Persatuan Dokter
Spesialis Mata Indonesia (Perdami), menuturkan saat ini satu dokter mata harus merawat
sekitar 250.000 penderita penyakit mata. Angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,5% dari
total penduduk dan menjadikannya sebagai negara dengan angka kebutaan yang tertinggi di
Asia Tenggara. Berdasarkan data nasional, jumlah penderita penyakit mata di Indonesia
diperkirakan mencapai 1,8 juta penduduk. Jumlah tersebut akan terus bertambah sekitar
240.000 orang per tahun (kabar24.com, 13 Oktober 2022).

Dokter spesialis mata Puskesmas Sukosari, Dr. Muhammad hanafi menyampaikan


tentang jika pada bulan April ada 14 pasien dan bulan Mei ada 15 pasien, catatan ini belum
termasuk pasien pada bulan-bulan sebelumnya. Untuk itu masyarakat dihimbau untuk
merubah pola hidup sehat.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya gangguan atau penyakit pada mata
diantaranya kesibukan sehari hari, rutinitas kerja, atau sekolah membuat kebanyakan orang
hampir tidak mempunyai waktu untuk mengolahragakan (senam) mata dan merawat indera
penglihatannya. Tidak adanya waktu khusus untuk mengurus salah satu dari lima indera ini
dapat menyebabkan berbagai kelainan pada mata, diantaranya penyakit rabun dekat, rabun
jauh, mata terasa kabur, mata pedih dan mata merah. Hal ini juga diperparah dengan belum
adanya kesadaran masyarakat untuk berobat dan belum optimalnya pelayanan yang

iv
diberikan bagi pasien penderita mata. Berkembangnya teknologi di dunia kedokteran belum
diimbangi dengan kesiapan tenaga medis dalam mengaplikasikannya. Seringkali terjadi
kesalahan diagnosa dalam menganalisa kondisi penyakit pasien sehingga proses
pengobatannya menjadi tidak maksimal bahkan timbul kemungkinan terjadi sesuatu hal
yang fatal.

Kesalahan diagnosa yang seringkali terjadi didalam dunia kedokteran terutama dalam
penyakit mata, mendorong dikembangkannya sebuah sistem pakar yang dapat digunakan
untuk membantu seorang ahli medis dalam mendiagnosa sebuah penyakit berdasarkan gejala
yangtimbul.

v
BAB II

PERMASALAHAN

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa-apa saja penyakit mata ?
2. bagaimana terapi dan pencegahan yang di lakukan terhadap suatu penyakit mata ?

2.2 Tujuan
1. Untuk mengetauhi jenis jenis penyakit mata
2. Mengetauhi tindakan yang akan di lakukan ketika menghadapi suatu penyakit mata
tertentu

2.3 Manfaat

Makalah ini dapat digunakan sebagai tambahan dalam mengembangkan ilmu kesehatan

dan menambah pengetahuan dan wawasan khususnya dalam mempelajari ilmu

Phatologi Umum.

vi
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 30 Jenis Penyakit

1. Katarak  

 Pengertian :
Katarak adalah suatu penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan. Pada
umumnya, katarak berkembang perlahan dan awalnya tidak terasa mengganggu. Namun,
lama-kelamaan, katarak akan mengganggu penglihatan dan membuat pengidap merasa
seperti melihat jendela berkabut, sulit menyetir, membaca, serta melakukan aktivitas
sehari-hari. Penyakit mata ini merupakan penyebab kebutaan utama di dunia yang dapat
diobati.

 Etiologi :
Penyebab katarak yang paling umum ditemui adalah akibat proses penuaan atau
trauma yang menyebabkan perubahan pada jaringan mata. Lensa mata sebagian besar
terdiri dari air dan protein. Dengan bertambahnya usia, lensa menjadi semakin tebal dan
tidak fleksibel. 
Hal tersebut menyebabkan gumpalan protein dan mengurangi cahaya yang masuk ke
retina, sebuah lapisan yang sensitif terhadap cahaya yang terletak di belakang dalam
mata. Kondisi tersebut pada akhirnya menyebabkan pandangan kabur dan tidak tajam.
Perubahan lensa diawali dengan warna kuning kecoklatan ringan, tetapi semakin
memburuk seiring dengan bertambahnya waktu.
Beberapa kelainan genetik bawaan juga bisa menyebabkan masalah kesehatan lain
yang bisa meningkatkan risiko katarak. Selain itu, katarak juga bisa disebabkan oleh
kondisi mata lain, operasi mata sebelumnya, atau kondisi medis seperti diabetes.
Penggunaan obat steroid jangka panjang juga bisa menyebabkan penyakit mata tersebut
berkembang.

 Terapi :

vii
Hingga saat ini belum ditemukan obat-obatan yang terbukti mampu memperlambat atau
menghilangkan katarak. Beberapa agen yang diduga dapat memperlambat pertumbuhan
katarak adalah penurun sorbitol, aspirin, dan vitamin C, tetapi belum ada bukti yang
signifikan mengenai hal tersebut.
Selain itu, penggunaan midriatrium seperti phenylephrine 2,5%, cyclopentolate,
dan atropine dapat dipertimbangkan pada pasien dengan visus awal 6/24 atau lebih.

 Pencegahan :

1. Memeriksakan mata secara teratur pada dokter spesialis mata.


2. Melindungi mata dari benturan dan cahaya matahari yang terlalu lama, dengan
menggunakan kacamata yang melindungi dari sinar ultraviolet baik UVA dan UVB.
3. Kelola masalah kesehatan lain, seperti diabetes yang bisa meningkatkan risiko
katarak.
4. Membatasi kebiasaan menyetir di malam hari.
5. Memperbaiki pencahayaan di rumah.
6. Menggunakan kaca pembesar saat membaca.
7. Berhenti merokok dan kurangi konsumsi alkohol
8. Terapkan pola makan dengan memperbanyak buah-buahan dan sayuran.

2. Arcusenilis

viii
 Pengertian :

Arkuscinilis adalah kondisi yang ditandai dengan adanya semacam cincin berwarna
putih, abu-abu muda, atau biru di sekeliling lingkaran mata yang berwarna (kornea).
Kornea biasanya jernih dan memungkinkan warna iris di bawahnya terlihat.
Namun, adanya cincin ini membuat seolah-olah iris mata Anda memiliki dua warna yang
berbeda. Padahal sebenarnya itu adalah perubahan warna pada kornea.

 Etiologi :
Arkus kornea senilis terbentuk oleh sisa zat lemak (lipid) atau kolesterol dalam
tubuh.Biasanya, kondisi ini wajar dialami oleh orang lanjut usia karena faktor penuaan
dan tidak ada kaitannya dengan kadar kolesterol tinggi.Meski begitu, arcus senilis juga
bisa terjadi pada orang yang lebih muda.Ini biasanya menandakan Anda memiliki
kolesterol atau trigliserida tinggi yang bersifat menurun dalam keluarga (familial
hyperlipidemia).Pada orang dengan hiperlipidemia familial, lengkungan atau cincin ini
biasanya terjadi sebelum usia 45 tahun.

 Terapi :
arcus senillis tidak dapat hilang ya walaupun kadar kolesterol darah sudah menurun.
Arcus senillis akan menetap. Biasanya arcus senillis tidak menyebabkan suatu gejala.
Namun jika anda merasa ada keluhan pada mata, maka periksakan diri langsung ke
dokter ya sehingga dokter dapat memeriksa keadaan anda secara langsung.

 Pencegahan:
Anda dapat mencegah kolesterol tinggi sekaligus Arcus Senilis, dengan inisiatif
berikut:

1. Idealkan berat badan Anda


Sesuaikan dengan postur tubuh dan berat badan Anda. Tubuh yang ideal, bukan hanya
menghindarkan Anda dari berbagai penyakit, namun juga bisa meningkatkan rasa percaya diri
yang tinggi.
2. Melakukan olahraga teratur
Konsistensi adalah kunci utama. Mulai saat ini, luangkan waktu Anda untuk olahraga rutin agar
kondisi tubuh terjaga dan stabil. Karena sehat fisik, dapat menghindarkan Anda dari berbagai
masalah kesehatan.
3. Gunakan kaca mata anti UV
Selama Anda beraktivitas di bawah matahari, sebaiknya menggunakan kacamata UV. Selain bisa
menyebabkan Arcus Senilis, paparan UV juga bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan
mata lain seperti Katarak, gangguan Retina dan sebagainta. Menggunakan kacamata anti UV
akan memberikan banyak perlindungan bagi mata Anda.
4. Hindari makanan berkolesterol tinggi
Konsumsi makanan sehat dan berimbang yang sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda. Makanan
sehat yang bisa Anda konsumsi diantaranya mudah ditemukan atau diolah, seperti: sayur, buah,
ikan, ataupun susu.

ix
3. Pteregium

 Pengertian :

Pterygium adalah salah satu penyakit mata yang terjadi akibat adanya pertumbuhan


selaput jaringan berbentuk segitiga berwarna merah muda dan muncul pada bagian putih
bola mata. Kondisi ini dikenal juga sebagai mata peselancar atau surfer’s eye.

Umumnya, kondisi ini dimulai pada kornea di dekat hidung dan dapat bertumbuh
hingga pupil (bagian hitam mata). Kondisi ini biasanya hanya terdapat di salah satu mata.
Namun, jika kamu mengalaminya di kedua mata, gangguan mata ini dinamakan pterygia.
Penyakit ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan memicu rasa gatal. Jika tidak
segera diatasi, kondisi ini dapat meningkatkan risiko pupil mata tertutup dan gangguan
penglihatan.

 Etiologi :

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi
pterygium. Namun, terlalu banyak paparan langsung dari sinar ultraviolet dinilai menjadi
penyebab kondisi ini.

Terdapat beberapa teori yang mencoba menjelaskan patogenesis pterygium.


Misalnya, adanya variasi geografis memengaruhi insiden terjadinya penyakit pterygium,
yang ditunjukan dari sebagian besar penelitian yang sudah dilakukan. Hal ini berdasarkan
tingkat kejadian pterygium yang lebih tinggi pada negara-negara yang lebih dekat ke
khatulistiwa.

Peningkatan prevalensi pterygium tersebut diduga karena efek destruktif dari radiasi
ultraviolet, khususnya radiasi UV-B yang menyerang orang-orang di daerah khatulistiwa.
Hipotesis yang diyakini, radiasi ini menyebabkan mutasi pada gen supresor tumor p53,
sehingga memfasilitasi proliferasi abnormal epithelium limbal.

Selain paparan langsung dari sinar matahari, kondisi iritasi pada mata yang tidak diatasi

x
dengan baik juga dapat memicu pterygium.

 Terapi :

biasanya tidak membutuhkan penanganan bila tidak menimbulkan keluhan selain


munculnya selaput.Untuk mata merah dan iritasi akibat pterigium, pengobatan cukup
dilakukan dengan obat tetes atau salep mata yang mengandung kortikosteroid, atau
pelumas untuk meredakan peradangan.Operasi pterigium dapat dilakukan jika pterigium
sudah tidak dapat ditangani dengan obat tetes atau salep mata, atau bila kemampuan
penglihatan menjadi menurun. Operasi juga dapat dilakukan untuk alasan estetika atau
kecantikan.
 Pencegahan :
Pencegahan penyakit pterygium bisa dilakukan dengan menggunakan kacamata
hitam dengan lensa yang mampu menghadang 99–100 persen UV A dan UV B setiap hari
jika sedang keluar ruangan dan cuaca sedang panas terik.Jangan lupa untuk menggunakan
penutup kepala, seperti topi yang bisa melindungi mata dari paparan langsung sinar
matahari.

4. Giant Papilary Konjungtivitis

 Pengertian :

Giant papillary conjunctivitis (GPC) adalah reaksi alergi pada mata. GPC terjadi


ketika satu atau beberapa benjolan bundar kecil (papillae) terbentuk di bagian bawah
kelopak mata.Bagian bawah kelopak mata juga disebut konjungtiva tarsal atas. Benjolan
ini berkembang ketika bagian bawah kelopak mata bergesekan dengan benda asing yang
terdapat di mata. Istilah raksasa mengacu pada benjolan/papillae, yang berukuran lebih
dari 1 milimeter (mm).

xi
 Etiologi :

GPC primer disebabkan oleh alergen. Jika Anda memiliki GPC primer, kemungkinan
besar Anda memiliki alergi musiman, asma, eksim, atau kondisi terkait alergi lainnya.

Keratoconjunctivitis Vernal (VKC)


VKC adalah kondisi kronis dan biasanya menyerang mereka yang berusia antara 6-18.
Biasanya, gejala Anda akan datang dan pergi berdasarkan alergi musiman.

Keratoconjunctivitis atopik (AKC)


AKC biasanya terjadi pada mereka yang menderita eksim atopik yang dimulai sejak
anak-anak. Namun, gejala pada mata biasanya baru muncul pada usia dewasa.

GPC sekunder
Penyebab paling umum dari GPC sekunder adalah penggunaan lensa kontak. Lebih
khusus lagi dengan penggunaan soft contact lens. Jika Anda mengenakan softlens, Anda
memiliki kemungkinan 10 kali lebih besar mengalami GPC bila dibandingkan dengan
mereka yang memakai hard lens. Alasan peningkatan ini mungkin karena alergen lebih
cenderung menempel pada softlens daripada hardlens.

 Terapi :

1. Hindari memakai lensa kontak selama beberapa minggu. Ini memberi bagian dalam
mata waktu untuk sembuh.
2. Batasi jumlah waktu memakai lensa kontak setiap hari.
3. Gunakan obat tetes mata atau salep yang diresepkan oleh dokter mata untuk
mengurangi rasa gatal dan bengkak.
4. Ubah jenis lensa kontak yang kamu pakai.
5. Hindari larutan pembersih lensa yang mengandung bahan pengawet. Beralihkah ke
larutan garam yang tidak diawetkan.

xii
 Pencegahan :

Pencegahan GPC dapat dilakukan dengan mengurangi kemungkinan mata Anda


teriritasi. Jika Anda seorang pemakai lensa kontak, langkah terpenting untuk mencegah
GPC adalah dengan menjaga kebersihan lensa Anda.

Metode pencegahan lain yang dapat dilakukan dengan mencegah:

 Alergi Musiman - Minta bantuan dokter Anda untuk mengendalikan reaksi alergi.


 Ketombe - Mencegah munculnya ketombe pada mata.
 Mata kering - Gunakan tetes mata air mata buatan untuk melembabkan mata
 Faktor lingkungan - Kenakan kacamata pelindung untuk menghindari kontak
langsung dengan debu dan uap bahan kimia jika Anda tinggal di lingkungan dengan
tingkat polusi yang tinggi.

5. Strabismus

 Pengertian :
Strabismus atau mata juling adalah kondisi saat posisi kedua mata tidak sejajar dan
keduanya bergerak ke arah yang berbeda. Pada kondisi ini, salah satu mata biasanya
mengarah depan, tapi mata yang lain bisa melihat ke samping, atas, atau bawah.Penyebab
mata juling (strabismus) adalah kontrol otot mata yang tidak berfungsi dengan baik. Itu
sebabnya, salah satu mata akan berfokus ke arah tertentu, sedangkan mata lainnya
melihat ke arah yang berbeda.

xiii
 Etiologi :

penyebab mata juling dipengaruhi oleh faktor keturunan sehingga disebut juga dengan
strabismus bawaan. Secara umum mata juling disebabkan oleh pergerakan otot mata yang
tidak berfungsi dengan baik.Seperti yang dijelaskan dalam American Optometric
Association, terdapat 6 otot berbeda di setiap mata. Otot-otot ini bekerja secara
bersamaan untuk menggerakkan mata. Dengan begitu, kedua mata Anda bisa fokus
melihat suatu objek secara bersamaan.

 Terapi :

1. Mengggunakan kacamata atau lensa kontak, terutama jika terdapat gangguan


penglihatan lain seperti rabun dekat.
2. Penggunaan lensa prisma, yaitu lensa yang lebih tebal untuk mengurangi pergerakan
mata yang sulit untuk fokus melihat ke satu arah.
3. Menggunakan penutup mata yang dipakai untuk menutup bagian mata yang
berfungsi paling baik. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kemampuan penglihatan
mata yang lebih lemah.
4. Injeksi botulinum toxin atau botox yang disuntikkan pada salah satu otot permukaan
mata.
5. Terapi otot mata untuk melatih fokus penglihatan dan meningkatkan koordinasi
pergerakan otot mata.
6. Operasi untuk memperbaiki kerusakan otot mata dengan mengubah bentuk atau
posisi otot mata. Pengobatan ini juga dibarengi dengan terapi otot mata.
7. Latihan atau senam mata baik untuk memperkuat atau mengistirahatkan kedua mata.
8. Menggunakan penutup mata untuk menutup mata yang berfungsi baik dapat
membantu mata yang lemah.
9. Selalu menggunakan alat bantu penglihatan baik kacamata atau lensa kontak untuk
melihat dengan jelas.
10. Mengatasi stres kronis yang dialami.
11. Berolahraga dan menjaga pola makan yang sehat khusunya untuk kesehatan mata.

 Pencegahan :
Mata juling umumnya tidak dapat dicegah. Namun, pencegahan terhadap komplikasi
mata juling dapat dilakukan dengan deteksi dini dan pengobatan secara tepat. Sejak baru
dilahirkan hingga masa awal prasekolah, anak harus selalu dipantau kesehatan matanya,
terutama apabila anak memiliki faktor risiko terkena mata juling.

xiv
6. Ulkus kornea

 Pengertian :

Ulkus kornea adalah suatu kondisi ketika terdapat luka terbuka pada kornea. Umumnya, hal
ini disebabkan oleh infeksi pada kornea yang dikenal dengan istilah keratitis. Selain itu, cedera
ringan pada mata atau erosi yang disebabkan oleh pemakaian lensa kontak jangka panjang, juga
dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi pada kornea.

 Etiologi :
Penyebab utama terjadinya ulkus kornea adalah infeksi. Adapun infeksi yang sering
terjadi yaitu:

1. Infeksi bakteri yang umum terjadi pada orang yang menggunakan lensa kontak.
2. Infeksi virus seperti herpes simplex virus (virus yang menyebabkan cold sores)
atau virus varicella (virus penyebab cacar air.
3. Infeksi jamur yang jarang terjadi.

Sementara itu, penyebab lain dari ulkus kornea, yaitu:

1. Mata kering. Kelainan yang memicu mata kering pada akhirnya dapat
menyebabkan mata tidak mempunyai perlindungan terhadap kuman dan berisiko
mengalami ulkus.
2. Cedera mata. Air mata pada kornea yang sedikit juga dapat menyebabkan ulkus.
3. Kelainan inflamasi.
4. Menggunakan lensa kontak yang tidak steril.
5. Kekurangan vitamin A.

 Terapi :

Pengobatan ulkus kornea dilakukan dengan konsumsi obat antivirus, antibiotik, atau

xv
antijamur sesuai dengan kondisi yang mendasarinya. Khusus pada ulkus kornea yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, mata pengidap tidak akan ditutup untuk mencegah
lembap yang berujung pada berkembangnya bakteri.

Sedangkan pada ulkus kornea yang tidak diketahui penyebabnya, dokter akan
memberikan obat tetes mata antibiotik. Bila area kornea yang terinfeksi cukup luas,
berikan satu tetes antibiotik ke mata tiap satu jam. Sementara itu, bila mata meradang
atau membengkak, dokter akan memberikan obat tetes mata kortikosteroid. Obat tetes
mata khusus juga diberikan untuk membuat pupil tetap melebar.

 Pencegahan :

Salah satu cara untuk mencegah timbulnya ulkus kornea adalah segera melakukan
pemeriksaan bila mengalami gejala yang mengarah ke infeksi, atau setelah terjadi cedera
pada mata. Beberapa hal lain yang perlu diterapkan, meliputi:

 Hindari tidur dengan menggunakan lensa kontak.


 Bersihkan dan sterilkan lensa kontak sebelum dan setelah penggunaan.
 Bilas mata untuk mengeluarkan benda asing.
 Cuci tangan sebelum menyentuh mata.

7. Konjungtivitis

 Pengertian :

Konjungtivitis, atau disebut juga pinkeye, adalah peradangan konjungtiva. Nah,


konjungtiva sendiri adalah selaput bening yang menutupi bagian putih mata (sklera) dan
bagian dalam kelopak mata. Gangguan peradangan pada konjungtiva ini dapat
menyebabkan bagian putih mata terlihat kemerahan atau berwarna pink.Penyakit mata ini
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, hingga reaksi alergi. Meski begitu,

xvi
gangguan ini jarang mempengaruhi penglihatan. Selain itu, konjungtivitis paling sering
menyerang anak-anak, karena penyakit mata ini bisa menyebar dengan cepat di sekolah
dan tempat penitipan anak. 

 Etiologi :

ada tiga jenis utama yang menjadi penyebab gangguan pada mata ini, yaitu infeksi
dari virus atau bakteri, serta alergi. Meski begitu, ada beberapa penyebab lainnya yang bisa
menimbulkan konjungtivitis, seperti:

 Reaksi terhadap obat tetes mata.


 Iritan terhadap shampoo, kotoran, asap, dan klorin.
 Jamur, amuba, dan parasit.

Konjungtivitis juga kadang-kadang disebabkan oleh penyakit menular seksual


(PMS). Gonore dan Chlamydia adalah contoh PMS yang bisa menyebabkan konjungtivitis.

 Terapi :

Untuk konjungtivitis virus, dokter tidak akan memberikan antibiotik, karena biasanya
bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu sampai tiga minggu. Untuk
menimbulkan rasa lebih nyaman, tempelkan kain basah yang sejuk di mata.

Konjungtivitis bakterial bisa diatasi dengan pemberian obat tetes mata atau salep
antibiotik. Namun, jika konjungtivitis disebabkan oleh gonorrhea atau klamidia,
diperlukan antibiotik oral.

Konjungtivitis alergi dapat ditangani dengan pemberian vasokonstriktor, antihistamin,


dan tetes mata steroid. Cara ini dapat membantu untuk mengatasi rasa gatal dan bengkak.

 Pencegahan :

1. aga kebersihan tangan dan jangan menyentuh mata dengan tangan.


2. Lebih sering mencuci tangan.
3. Gunakan handuk dan lap bersih setiap hari.
4. Jangan berbagi handuk atau waslap.
5. Ganti sarung bantal sesering mungkin.
6. Batasi penggunaan kosmetik mata, seperti maskara.
7. Jangan berbagi kosmetik mata atau barang perawatan mata pribadi.
xvii
8. Hindari pemicu alergi.
9. Rutin membersihkan lensa kontak, terutama sebelum digunakan.

8. Lagoptalmus

 Pengertian :

Lagoftalmus adalah suatu keadaan dimana kelopak mata tidak dapat menutup secara
sempurna. Apabila kondisi ini hanya terjadi pada saat tidur disebut lagoftalmus
nokturnal. Menutupnya kelopak mata dan refleks berkedip sangat penting untuk menjaga
air mata dan permukaan kornea (selaput mata). Ketidakmampuan untuk berkedip atau
menutup mata secara sempurna dapat menyebabkan paparan pada selaput mata sehingga
mata menjadi kering dan iritasi. Paparan pada selaput mata (kornea) bisa menyebabkan
luka dan infeksi pada kornea (keratitis). 

 Etiologi :

1.  Kelumpuhan Saraf 

Kelumpuhan pada saraf muka menjadi salah satu penyebab terjadinya lagoftalmus.
Terdapat beberapa penyakit yang mendasari terjadinya hal tersebut, yaitu : 

 Infeksi : otitis (infeksi pada telinga), virus (herpes zoster (cacar api), influenza
dan polio), dan bakteri (tuberkulosis, sifilis, dan lepra).

 Cedera : cedera pada muka, cedera saat lahir, patah tulang kepala.
 Tumor : tumor pada saraf muka, sarcoma (tumor tulang), leukimia (kanker darah),
dan meningioma (tumor pada selaput otak). 
 Penyakit Metabolik : diabetes dan darah tinggi (hipertensi). 
 Penyakit Lain yang Belum Diketahui Penyebabnya : bell’s palsy (kelumpuhan
otot wajah), sindrom guillain barre (kelumpuhan otot tubuh akibat sistem imunitas
tubuh menyerang saraf), dan multiple sklerosis (gangguan saraf pada otak, mata dan
tulang belakang). 

xviii
2. Kerusakan pada Kelopak Mata

Lagoftalmus dapat disebabkan oleh adanya jaringan parut pada kelopak mata. Kelopak
mata terdiri dari 7 lapisan kulit, apabila terdapat cedera pada salah satu lapisan tersebut
dapat mengakibatkan penutupan kelopak mata yang tidak sempurna. Penyebabnya
meliputi : 

 Degenerasi pada kulit akibat paparan sinar matahari. 


 Luka bakar akibat bahan kimia.
 Pemfigoid (ruam kulit berupa lepuh akibat kerusakan sistem kekebalan tubuh)
pada mata.
 Sindrom steven-johnson (penyakit kulit yang mengakibatkan ruam-ruam di kulit) 

3. Lagoftalmus nokturnal 

Lagoftalmus yang terjadi saat tidur disebut lagoftalmus nokturnal. Hal ini dapat
menyebabkan mata kering dan paparan pada selaput mata. Namun beberapa pasien tidak
menyadari hal tersebut selama tidur.  

4. Penyakit Lain 

Gangguan berkedip yang disertai dengan lagoftalmus biasanya sering ditemui pada
orang dengan penyakit Parkinson (suatu penyakit akibat penuaan yang mengenai saraf). 

 Terapi :

Obat tetes mata dan Operasi gold weight implant

 Pencegahan :

Pada umumnya, tidak ada cara untuk mencegah terjadinya lagoftalmus. Pencegahan
lagoftalmus lebih difokuskan pada komplikasi yang dapat terjadi. Pencegahan yang dapat
Anda lakukan adalah dengan menggunakan air mata buatan atau menggunakan pelindung
mata untuk mencegah agar mata tidak kering dan mengalami kerusakan. 

xix
9. Keratoconus

 Pengertian :

Keratoconus merupakan kondisi ketika kornea mengalami penipisan dan penonjolan


ke luar serta membentuk menyerupai kerucut. Kornea adalah lapisan jernih berbentuk
kubah yang melapisi bagian tengah mata. Kondisi kornea yang berubah bentuk menjadi
kerucut dapat menyebabkan terjadinya pandangan buram serta peningkatan sensitivitas
mata terhadap cahaya.

 Etiologi :

Penyebab terjadinya keratoconus belum diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor


yang diduga meningkatkan risiko mengalami keratoconus, di antaranya:
 Memiliki anggota keluarga dengan riwayat keratoconus
 Sering mengusap mata dengan kencang
 Mengalami kondisi kesehatan tertentu, seperti retinitis pigmentosa, sindrom
Down, sindrom Ehlers-Danlos, atau asma

 Terapi :
Pengobatan keratokonus baru, yaitu collagen cross-linking menunjukkan bukti yang
menjanjikan bagi orang dengan kondisi ini. Prosedur ini dilakukan dengan obat tetes
mata khusus dan penerangan dengan sinar ultraviolet A (UVA) pada jaringan kornea.

 Pencegahan :

Salah satu cara pencegahan agar keratokonus tidak semakin memburuk adalah
dengan deteksi dini. Disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin untuk
anggota keluarga diatas usia 10 tahun dengan riwayat keratokonus di keluarga. Karena
menggosok mata secara kasar pun dapat meningkatkan risiko keratokonus sehingga

xx
disarankan untuk hindari menggosok mata berlebihan. Bagi penderita atopik atau alergi
yang biasanya salah satu gejalanya sering disertai gatal pada mata, disarankan untuk
berkonsultasi ke dokter spesialis mata. Disarankan juga untuk rajin mengonsumsi
makanan sehat yang mengandung kolagen, antioksidan, vitamin A, C, E dan zinc.

10. Megalocornea

 Pengertian :

Megalokornea, atau yang sering disebut megalophtalmos/makrokornea, merupakan


kelainan kongenital pada kedua mata yang ditandai dengan peningkatan diameter kornea
(selaput bening mata) lebih dari 12.5 –13mm pada saat lahir dengan bilik mata depan
(BMD) yang dalam dan tekanan intraokular (dalam mata) yang normal. Kondisi ini
merupakan kelainan yang jarang terjadi dan diturunkan secara X-linked (kromosom X).
Laki-laki lebih sering mengalami megalokornea (90%) dibandingkan perempuan.
Insidensi megalokornea sejauh ini tidak diketahui, namun beberapa studi mengemukakan
bahwa kondisi ini jarang terjadi. Megalokornea dapat ditemukan pada bayi baru lahir.
Orang dewasa dengan megalokornea dapat mengalami katarak prematur pada usia 30–50
tahun, glaukoma, subluksasi lensa (lensa berpindah posisi), dan mosaic corneal
dystrophy (kelainan bawaan pada kornea). 

 Epiologi :

Penyebab dari megalokornea adalah mutasi pada Chordin-like 1 (CHRDL1) pada


kromosom Xq23, sehingga diturunkan secara x-linked recessive. Beberapa laporan
menyebutkan kondisi ini juga dapat diturunkan secara autosomal dominan dan autosomal
resesif. Mutasi pada CHRDL1 menyebabkan gangguan dalam pembentukan lapisan
kornea dan endotelnya. Mutasi lain yang dianggap berkontribusi pada kondisi

xxi
megalokornea adalah mutasi pada Xq21.3-q22.

Proses yang menyebabkan megalokornea masih belum diketahui, namun hipotesis


yang saat ini dianut adalah gangguan pada proses penggabungan lapisan calon kornea
sehingga menyebabkan hasil kornea yang lebih lebar dibandingkan dengan kornea
normal. Teori ini dibuktikan dengan letak iris dan lensa yang lebih di belakang
dibandingkan dengan populasi normal. Selain itu, teori yang diperkirakan menyebabkan
megalokornea adalah adanya pembentukan kolagen yang tidak normal dan terjadinya
glaukoma kongenital.

 Terapi :

Trabekulektomi

 Pencegahan :

Saat ini belum ada pencegahan khusus untuk mencegah terjadinya megalokornea. Namun,
Anda dapat memeriksakan kondisi mata anak sejak dalam kandungan. Orang tua diharapkan
untuk melihat kondisi kesehatan mata anak dengan megalokornea secara lebih teliti untuk
mendeteksi glaukoma dan katarak secara dini.

11. Micropthalmus

 Pengertian :

Kelainan mata pada bayi yang terjadi saat janin masih dalam kandungan , Kondisi ini membuat
salah satu atau kedua ukuran mata sangat kecil seperti sipit.

 Epiologi :
Kromosom, penghapusan dan translokasi terlibat.
xxii
 Terapi :
Dengan alat conformer

 Pencegahan :
Melakukan konsultasi dengan konselor genetic atau pemeriksaan lab untuk memahami
kondisi genetic.

12. Hipopion

 Pengertian :
Hipopion merupakan pengumpulan sel darah putih pada Bilik Mata Depan (BMD).
Hipopion bukan merupakan diagnosis namun merupakan gejala dari inflamasi atau
peradangan berat pada struktur mata lainnya. Jika Anda mengalami kondisi ini, Anda
dapat melihat adanya cairan putih pada bagian hitam mata Anda ketika bercermin.

 Etiologi :
Hipopion dapat disebabkan oleh kondisi infeksi atau non infeksi. Kondisi infeksi
yang dapat menyebabkan hipopion antara lain:

 Peradangan seluruh lapisan mata (endoftalmitis)


 Peradangan pada kornea (Keratitis)
 Infeksi toxoplasma
 Infeksi sifilis
 Infeksi HSV

Kondisi non infeksi yang dapat menyebabkan hipopion antara lain:

 HLA-B26
 Behçet disease
 Spondiloartropati
 Keganasan/trauma/prosedur medis

xxiii
 Terapi :

melakukan pemeriksaan fluorescein untuk melihat adanya kerusakan pada kornea


Anda. Jika dokter Anda mencurigai adanya penyakit sistemik yang mendasari kondisi
Anda, dokter Anda akan melakukan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan urin,
pemeriksaan radiologi toraks, dan pemeriksaan penyebab infeksi lainnya.

 Pencegahan :
1. Bersihkan lensa kontak Anda secara berkala, tidak menggunakan lensa kontak
ketika tidur, dan pastikan tangan Anda bersih sebelum menggunakan lensa kontak
2. Ganti lensa kontak Anda setiap 3–6 bulan sekali
3. Jangan menggunakan lensa kontak ketika berenang
4. Hanya gunakan obat-obatan yang diresepkan dokter
5. Cuci tangan dengan 5 langkah WHO sebelum menyentuh mata
6. Gunakan pelindung mata saat Anda melakukan pekerjaan yang dapat
menyebabkan trauma mata, seperti ketika memotong kayu, menggunakan las, atau
berolahraga. Pelindung mata yang dapat digunakan antara lain adalah googles, eye
shields, dan helm.
7. Jika Anda baru saja melakukan operasi mata, lakukan instruksi postoperatif dari
dokter Anda

13. Hypema

 Pengertian :

Hifema adalah perdarahan yang terjadi di bilik depan mata di antara kornea (selaput
bening mata) dan iris (selaput pelangi). Kondisi ini biasanya disebabkan oleh cedera atau
trauma yang terjadi pada mata dan disertai dengan meningkatnya tekanan di dalam mata.
Perdarahan hifema bisa menutupi sebagian atau seluruh iris dan pupil, sehingga bisa
menghalangi sebagian atau seluruh penglihatan.

xxiv
 Etiologi :

Traumatic hyphema
Traumatic hyphema disebabkan oleh cedera pada mata. Kondisi ini terjadi ketika mata
mengalami benturan, misalnya akibat olahraga atau perkelahian. Cedera juga dapat terjadi
akibat terjatuh atau kecelakaan.
Pada sebagian besar kasus, traumatic hyphema dialami oleh anak laki-laki usia 10–20
tahun saat mereka berolahraga atau beraktivitas.

Spontaneous hyphema
Spontaneous hyphema adalah hifema yang terjadi akibat kondisi medis, seperti:

1. Pembentukan pembuluh darah abnormal akibat retinopati diabetik atau iskemia


2. Kanker mata melanoma
3. Tumor mata
4. Leukemia
5. Peradangan di lapisan tengah mata (uveitis)
6. Gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia dan penyakit Von Willebrand
7. Infeksi mata akibat virus herpes
8. Komplikasi pascaoperasi mata, seperti iris tergores saat implan lensa
9. Riwayat operasi mata
10. Kelainan darah, seperti thalasemia
11. Anemia sel sabit

 Terapi :

1. Menyarankan pasien untuk beristirahat total atau bed rest dengan posisi kepala


sedikit lebih tinggi dari posisi badan ketika berbaring
2. Menganjurkan pasien untuk memakai penutup mata di mata yang terserang
hifema dan tidak melakukan aktivitas yang membuat mata banyak bergerak,
seperti membaca atau bermain handphone
3. Meresepkan paracetamol untuk meredakan nyeri, atropin tetes mata untuk
melebarkan pupil mata, dan kortikosteroid tetes mata untuk mencegah dan
mengurangi peradangan pada mata
4. Meresepkan obat pencegah muntah, karena muntah bisa meningkatkan tekanan
pada mata
5. Meresepkan obat penghambat beta, jika tekanan pada mata meningkat

 Pencegahan :

Cara terbaik untuk mencegah hifema adalah dengan menghindari kondisi yang bisa
menyebabkan cedera mata. Salah satunya dengan memakai pelindung mata ketika
melakukan aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera mata, seperti saat

xxv
berolahraga.Cara lain untuk mencegah hifema adalah dengan memeriksakan kondisi
mata secara berkala, terutama jika Anda baru saja mengalami cedera mata, meskipun
tidak sampai terjadi perdarahan.

14. Blefaritis

 Pengertian :

Blefaritis adalah peradangan di kelopak mata. Kondisi ini dapat menyebabkan kelopak
mata bengkak, kemerahan, dan terasa nyeri. Meski begitu, blefaritis umumnya bukanlah
kondisi yang serius dan tidak menular.

 Etiologi :

Blefaritis bisa terjadi pada kelopak mata luar maupun dalam. Berdasarkan bagian
kelopak mata yang terkena, penyebab blefaritis bisa berbeda-beda.

 Terapi :

Kortikosteroid
Dokter dapat meresepkan kortikosteroid dalam bentuk obat tetes mata atau salep untuk
meredakan peradangan. Selain itu, dokter juga bisa memberikan obat antinyeri, seperti
paracetamol, untuk mengurangi nyeri mata yang berat.

Artificial tears (air mata buatan)


Obat tetes mata berupa air mata buatan juga bisa digunakan untuk meredakan keluhan
mata merah dan mata kering pada blefaritis. Obat tetes mata ini juga bisa digunakan
untuk membantu membersihkan mata dan mengatasi sumbatan pada kelenjar minyak
pada mata.

xxvi
Antibiotik
Untuk mengatasi blefaritis akibat infeksi bakteri, dokter dapat meresepkan antibiotik.
Antibiotik yang diberikan bisa dalam bentuk minum, salep, atau tetes mata, tergantung
pada tingkat keparahan kondisi pasien.

 Pencegahan :

1. Jangan menyentuh wajah atau mata sebelum mencuci tangan.


2. Gunakan tisu atau kain bersih jika harus menyentuh mata yang gatal.
3. Bersihkan riasan wajah dan mata secara menyeluruh sebelum tidur dan cuci muka
dengan teratur.
4. Bersihkan peralatan rias wajah dan mata secara rutin.
5. Jangan berbagi alat rias dan make up dengan orang lain.
6. Bersihkan air mata menggunakan tisu bersih.
7. Gunakan obat tetes air mata buatan sesuai saran dokter jika menderita mata
kering.
8. Lakukan keramas secara rutin untuk mencegah ketombe.

15. Keratitis

 Pengertian :

Keratitis adalah peradangan pada kornea mata. Kondisi ini umumnya ditandai dengan
mata merah yang disertai nyeri. Penyebab keratitis bervariasi, mulai dari cedera hingga
infeksi.

 Etiologi :

Keratitis terbagi menjadi dua, yaitu keratitis akibat infeksi (infeksius) dan keratitis
yang disebabkan oleh kondisi dan faktor selain infeksi (noninfeksius). 

xxvii
 Terapi :

1. Obat antibiotik, untuk keratitis infeksius akibat bakteri atau parasit


2. Obat antivirus, untuk keratitis infeksius akibat virus
3. Obat antijamur, seperti natamycin, untuk keratitis infeksius akibat jamur

 Pencegahan :

1. Melepas lensa kontak sebelum tidur atau berenang


2. Mencuci tangan dan mengeringkannya sebelum memegang lensa kontak
3. Menggunakan produk pembersih yang khusus untuk lensa kontak
4. Mengganti lensa kontak secara teratur sesuai petunjuk penggunaan yang tertera
pada kemasan atau bila lensa kontak sudah rusak

16. Chalazion

 Pengertian :

Kalazion adalah benjolan di kelopak mata yang muncul akibat penyumbatan pada
kelenjar meibom. Benjolan ini biasanya tampak kemerahan, berukuran kecil, tidak terasa
nyeri, dan bisa bertahan hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

 Etiologi :

Kalazion terjadi ketika kelenjar meibom tersumbat. Akibatnya, minyak menumpuk


dan membentuk benjolan berisi cairan di kelopak mata.Pada banyak kasus, penyumbatan
tersebut merupakan dampak dari peradangan di kelenjar meibom. Namun, terkadang,
penyumbatan juga bisa terjadi karena kelenjar meibom terinfeksi.

 Terapi :
Terapi Mandiri

1. Kompres kelopak mata yang terkena kalazion dengan air hangat untuk
mengurangi pembengkakan. Lakukan selama 10–15 menit dan ulangi 3–4 kali
dalam sehari.

xxviii
2. Pijat lembut area benjolan setelah dikompres dengan air hangat, untuk
mengeluarkan cairan dari dalam benjolan. Pastikan tangan Anda sudah
dibersihkan sebelum melakukan pemijatan.
3. Bersihkan kelopak mata yang terkena kalazion setidaknya dua kali sehari, untuk
menghilangkan minyak dan sel kulit mati yang ada pada kulit daerah benjolan.
Gunakan sabun yang lembut, seperti sabun bayi.

Terapi Medis

1. Memberikan salep atau tetes mata antibiotik, untuk mengatasi kalazion yang


terinfeksi
2. Memberikan suntik kortikosteroid pada kelopak mata yang terkena kalazion,
untuk mengurangi pembengkakan
3. Melakukan operasi kalazion, yaitu dengan membuat sayatan kecil di benjolan
untuk mengeluarkan cairan di dalamnya

 Pencegahan

1. Cuci tangan sebelum menyentuh mata.


2. Periksakan diri ke dokter secara rutin bila menderita kondisi yang meningkatkan
risiko terserang kalazion.
3. Pastikan benda atau segala sesuatu yang kontak langsung dengan mata, seperti
lensa kontak dan kacamata, sudah bersih dan steril.
4. Perhatikan kebersihan peralatan makeup mata yang dikenakan dan selalu ganti
produk makeup mata tiap 2–3 bulan.
5. Hindari berbagi peralatan makeup dengan orang lain.

17. Ptosis

 Pengertian :

Ptosis adalah istilah untuk menggambarkan kelopak mata yang turun, sehingga mata
terlihat mengantuk. Meski tidak terasa sakit, ptosis bisa saja menandakan adanya
penyakit serius yang dapat menyebabkan kebutaan.

xxix
 Etiologi :

ptosis terjadi ketika otot yang bertugas mengangkat kelopak mata (otot levator)
melemah atau meregang. Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya
adalah gangguan perkembangan otot levator sejak lahir. Kondisi ini disebut dengan
ptosis bawaan (kongenital).
Selain itu, melemahnya otot kelopak mata juga bisa disebabkan oleh faktor usia dan
beberapa kondisi medis, seperti:

1. Myasthenia gravis, yaitu kelainan yang menyebabkan kelemahan otot secara


bertahap dan menyeluruh
2. Distrofi otot, yaitu kelainan pada otot yang bisa melemahkan gerakan otot mata
3. Kelainan pada otak, termasuk stroke, tumor otak, dan aneurisma otak
4. Sindrom Horner, yang disebabkan oleh kerusakan jalur saraf dari otak ke mata
karena adanya gangguan medis lain
5. Infeksi atau tumor pada kelopak mata atau rongga mata

 Terapi :

1. Kacamata
2. Operasi Ptosis

 Pencegahan :

1. Menghindari penggunaan lensa kontak


2. Menggosok mata secara berlebihan.

18. Trauma Kornea

 Pengertian :
Abrasi kornea merupakan trauma tumpul pada kornea yang mengenai lapisan epitel
sehingga menyebabkan rasa nyeri hebat pada mata. Abrasi kornea dapat disebabkan oleh
berbagai mekanisme, seperti trauma langsung, benda asing, lensa kontak, dan erosi
berulang.

xxx
 Etiologi :
Abrasi dan erosi kornea memiliki gejala yang mirip, namun penyebab yang berbeda.
Abrasi kornea pada umumnya terjadi akibat goresan kornea oleh kuku, kuas riasan wajah,
cabang pohon, dan benda lainnya. Bahkan, mengucek mata saja dapat menjadi penyebab
abrasi kornea. Sementara itu, erosi kornea seringkali muncul tanpa disadari, pada saat
bangun tidur. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko erosi kornea akan dijelaskan di
bagian Faktor Risiko.

 Terapi :
1.Mengatasi trauma mata akibat benda tumpul

Untuk kasus mata biru dan membengkak akibat hantaman, dapat dilakukan kompres
mata dengan air dingin, dengan tekan kain handuk yang dibahasahi air dingin. Setelah
pembengkaka membaik, dapat dilanjutkan dengan kompres air hangat.

2.Mengatasi trauma mata akibat benda asing masuk ke mata

Untuk mengambil suatu partikel yang masuk ke mata (tidak menancap) dapat
dilakukan dengan berkedip rigan selama beberapa kali. Tarik kelopak mata ke bawah
dekatkan ke bulu mata, sehingga dapat membersihkan dan mengeluarkan benda sing
tersebut, gunakan air bersih atau air saline untuk membilas.

3.Mengatasi trauma mata akibat luka atau sayatan

Kondisi mata terluka karena sayatan benda tajam merupakan keadaan darurat mata
yang berpotensi menimpulkan bahaya yang lebih serius. Segera mencari bantuan medis
untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Sementara itu, lakukan langkah pertolongan
pertama sebelum mendapatkan bantuan medis.

 Pencegahan :

Dengan menjauhkan jari dari mata, seseorang dapat mengurangi risiko menggaruk kornea
secara tidak sengaja. Jika ada benda yang masuk ke mata, bilas mata dengan air bersih
atau larutan garam, tetapi jangan menggosok mata. Jika benda asing terlihat di kornea,
jangan coba-coba mengeluarkannya. 

xxxi
19. Kanker Mata Melanoma

 Pengertian :

Kanker mata melanoma adalah kanker yang menyerang sel melanosit di mata. Sel


melanosit berfungsi memproduksi melanin, yaitu pigmen yang menghasilkan warna pada
kulit, rambut, dan mata.

 Etiologi :

Kanker mata melanoma disebabkan oleh mutasi atau perubahan genetik pada sel
melanosit. Mutasi tersebut menyebabkan sel-sel melanosit tumbuh tidak terkendali dan
merusak sel serta jaringan di sekitarnya.

 Terapi :

Metode pengobatan kanker mata melanoma tergantung pada lokasi, ukuran, stadium,
serta usia dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Jika melanoma masih
berukuran sangat kecil dan tidak menyebar, dokter akan melakukan pengamatan dengan
meminta pasien untuk kontrol rutin.

 Pencegahan :

1. Menghindari paparan sinar ultraviolet yang berlebihan, misalnya dengan mengenakan


kacamata pelindung saat melakukan terapi dengan lampu ultraviolet (sunbed), atau
mengenakan kacamata hitam saat beraktivitas di bawah terik matahari
2. Mengenakan alat pelindung mata saat melakukan aktivitas yang berisiko mencederai
atau membahayakan mata

xxxii
20. Herpes mata

 Pengertian :

Herpes mata atau herpes okular adalah infeksi virus herpes yang menyerang mata. Herpes
mata seringkali terjadi karena virus herpes yang tidak aktif menjadi aktif kembali dan
menyerang mata.Pada sebagian besar kasus, herpes mata terjadi pada kelopak mata dan
lapisan teratas kornea (lapisan epitel). Jika herpes mata memburuk dan merusak
bagian kornea mata yang lebih dalam (lapisan stroma), penderitanya bisa
mengalami kebutaan.

 Etiologi

Penyakit herpes di mata dapat disebabkan oleh dua jenis virus herpes, yaitu virus varicella-
zoster dan virus herpes simplex 1. Virus varicella-zoster sama dengan virus penyebab cacar air
dan herpes zoster, sedangkan virus herpes simplex 1 sama dengan virus herpes yang juga
menyerang mulut.

 Terapi :
Obat tetes mata antibiotic, dan salep mata yang mengandung antivirus misalnya
mengandung kortikosteroid.

 Pencegahan :

1. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin


2. Beristirahat dan tidur yang cukup
3. Mengonsumsi makanan sehat, bergizi lengkap, dan seimbang
4. Mengelola stres dengan baik

xxxiii
21. Hordeolum

 Pengertian :

Bintitan atau hordeolum adalah istilah medis dari penyakit bintitan atau dikenal juga
dengan sebutan timbilan.Hordeolum adalah benjolan kecil yang sekilas terlihat seperti
jerawat atau lepuhan di dekat bulu mata. Penyebab mata bintitan biasanya adalah infeksi
bakteri.Secara umum, hordeolum bukan kondisi serius. Biasanya, benjolan akan hilang
dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Meskipun tidak berbahaya, bintitan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari karena
menimbulkan rasa nyeri serta membuat penampilan sedikit terganggu.

 Etiologi :
Bakteri golongsn staphylococcus yang mana staphylococcus aureus merupakan
penyebab tersering.

 Terapi :
Kompres dengan air hangat dan berikan antibiotic topical seperti eritromisin.

 Pencegahan :
1. Tidak mengaruk mata
2. Mencuci tangan sebelum menyentuh mata
3. Tidak berbagi penggunaan handuk dengan orng lain.

xxxiv
22. Endoftalmisi

 Pengertian:
Peradangan berat yang terjadi pada seluruh jaringan intraocular yang mengenai dua
dinding bola mata, yaitu retina dan koroid tanpa melibatkan sklera dan kapsula tenon.

 Etiologi :

Infeksi Bakteri

 Terapi :
Operasi

 Pengertian :
Kacamata Pelindung.

23. Trikiasis

 Pengertian :
Trichiasis adalah kelainan pertumbuhan bulu mata di mana bulu mata tumbuh ke
dalam menuju bola mata. Trichiasis merupakan masalah kelopak mata yang umum terjadi
dan siapa pun dapat terkena trichiasis.

xxxv
 Etiologi :

 Infeksi 

Trachoma merupakan infeksi pada mata dan kelopak mata yang disebabkan
oleh Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat menyebabkan peradangan pada folikel bulu
mata sehingga menimbulkan trichiasis.

Infeksi lainnya yang dapat menyebabkan trichiasis adalah blefaritis kronis. Seperti
halnya penyakit trachoma, blefaritis kronis merupakan peradangan kronis atau jangka
panjang pada margin kelopak mata dan menyebabkan pertumbuhan bulu mata terganggu
sehingga terjadi trichiasis. 

 Penyakit Autoimun 

Pemfigoid cicatricial okular yang dapat menimbulkan jaringan parut pada kelopak
mata, sehingga menyebabkan arah pertumbuhan bulu mata berubah.

 Penyakit Peradangan 

Penyakit peradangan seperti sindrom Stevens-Johnson dan keratoconjunctivitis


vernal dapat mengakibatkan adanya jaringan parut di sekitar dan pada folikel rambut bulu
mata. Alhasil,  pertumbuhan bulu mata pun terganggu. 

 Trauma

Kondisi ini bisa terjadi pasca pembedahan di daerah mata atau juga bisa terjadi
karena luka bakar pada wajah yang mengenai kelopak mata.

 Paparan Bahan Kimia

Bahan kimia alkali dapat membakar mata dan menyebabkan kondisi ini. Riwayat
penggunaan tetes mata untuk glaukoma 

 Terapi :

 Operasi Ablasi Bulu Mata

Operasi ini menggunakan frekuensi radio atau laser untuk menghilangkan bulu mata
dan folikel rambut yang tumbuh tidak normal.

 Elektrolisis

xxxvi
Prosedur operasi ini menggunakan listrik untuk menghilangkan bulu mata secara
permanen. Meskipun efektif, elektrolisis memakan waktu dan dapat menyebabkan nyeri
pada mata.

 Cryosurgery

Prosedur Ini menghilangkan bulu mata dan folikel dengan cara membekukannya.

 Operasi Reposisi

Jika trichiasis disebabkan karena kelainan bawaan, seperti epiblepharon, dokter mata
mungkin merekomendasikan operasi untuk memposisikan ulang bulu mata. 

 Pencegahan :

Jika mengalami kemerahan pada mata, bengkak pada kelopak mata, sebaiknya
periksakan langsung kepada dokter agar infeksi tidak berlanjut dan dapat menyebabkan
perubahan pada pertumbuhan bulu mata. Hindari mengobati diri sendiri dengan salep
mata yang dibeli bebas.Menggunakan alat pelindung mata, seperti kacamata google
apabila akan terpapar bahan kimia berbahaya agar tidak terciprat atau terkena mata.

24. Kista Dermoid

 Pengertian :

Kista dermoid adalah tumor jinak berisi jaringan kulit, gigi, dan rambut.


Kista ini terbentuk akibat kelainan perkembangan janin sehingga sering kali dapat langsung
terlihat ketika bayi dilahirkan. Kista dermoid umumnya tumbuh secara perlahan dan tidak
bersifat ganas atau kanker.

xxxvii
 Etiologi :

Kista dermoid terbentuk akibat susunan kulit yang tidak tumbuh normal pada masa
perkembangan janin. Struktur kulit yang berisi akar rambut, kelenjar keringat, dan
kelenjar minyak, seharusnya berada di lapisan luar kulit. Namun, pada penderita kista
dermoid, struktur tersebut justru membentuk kista di dalam kulit.

 Terapi :

Dokter akan mengatasi kista dermoid dengan operasi pengangkatan kista. Metode
operasi yang digunakan tergantung pada letak tumbuhnya kista. Pada kista di kulit, dokter
atau dokter bedah akan melakukan operasi kecil dengan obat bius lokal untuk
mengangkat kista.

 Pencegahan :
Kista dermoid tidak dapat dicegah, karena terjadi akibat kelainan saat perkembangan
janin. Meski tidak dapat dicegah, kista dermoid dapat dideteksi lebih dini sebelum
muncul komplikasi. Oleh karena itu, segera periksakan ke dokter bila muncul benjolan di
tubuh.

25. Xerophthalmia

 Pengertian :

Xerophthalmia adalah penyakit mata akibat kekurangan vitamin A yang ditandai dengan


mata kering. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat berkembang makin parah seiring
berjalannya waktu, bahkan hingga menyebabkan kebutaan.

xxxviii
 Etiologi :
Xerophthalmia disebabkan oleh kekurangan vitamin A. Vitamin ini tidak diproduksi
oleh tubuh, tetapi bisa didapat dari makanan, baik makanan hewani maupun nabati.
Xerophthalmia lebih rentan dialami oleh anak-anak dan ibu hamil, karena keduanya
membutuhkan lebih banyak vitamin A. Selain itu, orang yang mengalami gangguan
penyerapan vitamin A juga berisiko terkena xerophthalmia.
Ada beberapa kondisi lain yang membuat tubuh seseorang lebih sulit menyerap
vitamin A, yaitu:

 Menderita diare kronis, giardiasis, cystic fibrosis, penyakit Celiac, dan sirosis hati


 Menjalani pengobatan terapi nuklir tiroid untuk pengobatan kanker tiroid
 Mengalami kecanduan alkohol

 Terapi :

Pada tahap awal pengobatan, dokter akan memberikan suplemen vitamin A, baik
yang diminum atau disuntikkan ke tubuh pasien. Pemberian vitamin A lebih diutamakan
untuk diberikan kepada pasien yang sudah didiagnosis menderita rabun ayam atau rabun
senja (night blindness).

 Pencegahan :

Xerophtalmia dapat dicegah dengan memastikan bahwa kebutuhan vitamin A harian


tercukupi, terutama melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Jika diperlukan,
penderita gangguan penyerapan vitamin A, seperti pecandu alkohol, atau penderita cystic
fibrosis dan sirosis hati, bisa mengonsumsi suplemen vitamin A sesuai anjuran dokter.

26. Floters

xxxix
 Pengertian :

Bayangan benda kecil seperti titik atau garis yang dapat dilihat “mengambang” dan
“melayang-layang” pada lapang area pandang di mata.

 Etiologi :

Ketika vitreus (cairan serupa gel yang mengisi bola mata ) berkurang.

 Terapi :

Terapi laser dan vitrektomi

 Pencegahan :

1. Menggunakan pelindung mata saat sedang bekerja dengan alat berat atau
melakukan olahraga tertentu untuk mencegah cedera pada mata.
2. Mengontrol gula darah untuk mencegah pendarahan vitreus akibat retinopati
diabetic.

27. Ablasio Retina

 Pengertian :
Ablasio retina adalah salah satu penyakit mata yang kerap menjadi kekhawatiran
banyak orang. Sebab, kondisi berupa terlepasnya retina atau selaput jala dari posisi
aslinya ini bisa membuat mata buta secara permanen.

xl
Tapi gangguan mata yang juga kerap disebut sebagai ablasi retina atau retinal
detachment ini bisa diketahui penyebab dan gejalanya. Obat serta cara pengobatannya
pun sudah ditemukan sehingga orang yang mengalaminya dapat sembuh .

 Etiologi :

Adanya robekan (break) retina, traksi retina akibat penyusutan vitreous, dan eksudasi
cairan dari pembuluh darah ke ruang subretina.

 Terapi : Oprasi

 Pencegahan :

1. Memeriksa kesehatan mata secara rutin, terlebih jika memeiliki factor risiko
seperti diabetes, hipertensi, atau usia tua.
2. Menggunakan alat pelindung pada mata saat berolahraga agar mengurangi risiko
cedera serius pada mata.

28. Retinitis Pigmentosa

 Pengertian :
Gangguan genetik bawaan pada mata yang berakibat pada hilangnya penglihatan atau
kebutaan.

 Etiologi :
Kematian sel fotoreseptor yang menyebabkan degenerasi retina progesif.

 Terapi :
Terapi Medikamentosa

xli
 Pencegahan :
Penyakit ini adalah kelainan genetic, sehingga tidak ada cara untuk mencegahnya.
Namun, ada beberapa langkah yang dapat mengurangi gejala, dianatarnya :

Ketika keluarga memiliki riwayat penyakit ini, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter
terkait genetic.Penggunaan suplemen vitamin A dalam bentuk tertentu kemungkinan
dapat menunda gejala masalah pada retina.

Menggunakan kacamata antiradiasi sangat penting untuk melindungi mata dari


cahaya biru yang lebih merusak mata daripada sinar ultraviolet.

29. Glaukoma

 Pengertian :

Glaukoma adalah kerusakan pada saraf mata akibat tingginya tekanan di dalam bola mata.
Kondisi ini ditandai dengan sakit mata, mata merah, penglihatan kabur, serta mual dan muntah.
Glaukoma perlu segera ditangani untuk mencegah kebutaan.

 Etiologi :
adanya peningkatan tekanan intraokuli sebuah perubahan anatomi sebagai bentuk gangguan
mata atau sistemik lainnya, trauma mata, dan predisposisi faktor genetic.

 Terapi :
Tetes mata untuk mengurangi tekanan pada bola mata.
Tindakan dengan laser untuk membuka saluran keluar cairan dalam bola mata yang
tersumbat.Operasi untuk memperbaiki drainase cairan dari mata Anda.

 Pencegahan :

xlii
1. Jalani Pemeriksaan Mata Dilatasi secara Teratur.
2. Ketahui Riwayat Kesehatan Mata Keluarga.
3. Berolahraga dengan Aman.
4. Gunakan Obat Tetes Mata yang Diresepkan secara Teratur.

30. Amblyopia

 Pengertian :
Amblyopia adalah suatu kondisi dimana penglihatan anak tidak jelas atau kurang
focus karena adanya gangguan pada perkembangan fungsi penglihatan pada masa
pertumbuhan anak.

 Etiologi :
Strabismus, Anisometropia, Deprivasi stimulus
 Terapi :
Terapi temple biasanya dilakukan dengan menutup mata dominan selama beberapa
jam setiap hari dan control rutin oleh dokter spesialis mata setiap tiga bulan.

 Pencegahan:
Melakukan Pemeriksaan mata secara teratur.

xliii
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Mata merupakan salah satu organ indra manusia, yaitu indra penglihatan. Mata
memiliki fungsi yang sangat penting dalam menyerap informasi visual yang digunakan
untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Apabila terjadi gangguan pada mata, hal tersebut
dapat mengurangi bahkan menghambat fungsinya. Gangguan terhadap penglihatan
banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan sampai gangguan berat yang bisa
menyebabkan kebutaan.
Salah satu gangguan pada mata adalah kelainan refraksi yang dapat
mengganggu fungsi mata tersebut. Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar
pada mata sehingga sinar tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning. Kelainan ini
terjadi ketika bayangan benda yang datang tidak jatuh tepat di retina karena bentuk mata
yang abnormal. Beberapa hal yang dapat mengakibatkan kelainan pada pembiasan sinar
adalah panjang bola mata (lebih panjang atau lebih pendek), perubahan bentuk kornea,
dan penuaan lensa.

4.2 Saran

Cara menjaga kesehatan mata juga dapat dilakukan dengan tidak mengabaikan
berbagai masalah pada mata. Namun, jika keluhan pada mata terus berlanjut atau mata
terasa sakit, bengkak, dan menyebabkan penglihatan Anda terganggu, jangan ragu untuk
segera memeriksakan mata ke dokter. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyakit mata
yang berkaitan dengan pertambahan usia, seperti degenerasi makula, glaukoma, dan
katarak.Melalui pemeriksaan mata, dokter dapat memantau kondisi mata dan
mendeteksi sejak dini masalah pada mata akibat penyakit tertentu, seperti diabetes dan
tekanan darah tinggi.

xliv
DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Opthalmology. (2010). Conjunctiva. Diakses pada tanggal 14 Mei


2023, dari http://www.aao.org/preferred-practicepattern/conjunctivitis-ppp--2013

Arikunto, S. (2013).Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta


Azari, A.A. & Barney, N.P.(2014).Conjunctivitis : A Systematic Review of Diagnosis
and Treatment. Diakses pada 14 Mei 2023, dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/pmc4049531/pdf/nihms574949. pdf Azwar, S.
(2010).

Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Bagian
kependudukan Biro Tata Pemerintahan Setda DIY.(2015).Jumlah Penduduk Kecamatan
Pundong Menurut Jenjang Pendidikan Semester I 2015. Yogyakarta. diakses pada tanggal
14 Mei 2023, dari http://www.kependudukan.jogjaprov.go.id/olah.php?
module=statistik&per
iode=3&jenisdata=penduduk&berdasarkan=pendidikan&prop=34&kab02
&kec=4&kel00 Bastable, Susan Bacorn. (2014).

Nurse as educator: principles of teaching and learning for nursing practice. Burlington,
MA: Jones & Bartlett Learning. Bawono, S.(2015, 26 Juni).Awas ASI Kena
Mata.Kompasiana. diakses pada 14 Mei 2023 dari
http://www.kompasiana.com/mybabyprogram/awasasi-kena-
mata_55005310a33311d07551058a Budiman & Agus Riyanto. (2013).

xlv
xlvi
 

xlvii
xlviii

Anda mungkin juga menyukai