Anda di halaman 1dari 15

MANAGEMENT NYERI P POST OPERASI

KATARAK

KELOMPOK :
 GURIT TRIAJI
 RAHMAT NURYADI
 EKKI NURSATIA ROKHMAN
 YOPPY DEWANGGA AKBARINA
 WINDY OVARTA DARA
 SISKI ALFA PREGINOVA
 

Konsep Dasar Katarak


1. Pengertian

 Katarak diambil dari bahasa Yunani “kataarrhakies” yang artinya air terjun. Katarak berarti
bular dimana penglihatannya seperti terhalang air terjun yang diakibatkan karena lensa yang
mengalami kekeruhan. Katarak yaitu kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang disebabkan
karena hidrasi lensa atau adanya penambahan cairan, dan adanya denaturasi protein pada lensa, atau
hasil keduanya (Tamsuri, 2011).
 Katarak menyebabkan cahaya tergantung pada bola mata, sehingga penglihatan menjadi
kabur, dan dapat mengakibatkan kebutaan (Ilyas, 2014). Dengan keruhnya lensa pada kasus katarak,
menyebabkan bayangan yang diproyeksikan pada retina berubah. Katarak merupakan salah satu
penyebab umum dari kehilangan pengihatan secara bertahap (Springhouse Co), derajat kestabilan
akibat katarak dipengerahui oleh lokasi dan kepadatan opasitas (Indriana & Istiqomah, 2012).
2. Etiologi

Berbagai faktor yang dapat menyebabkan katarak menurut (Ilyas, 2014) dan (Olver et
al., 2011) antara lain:
a) Lanjut usia.
b) Genetik

c) Faktor lingkungan yang dapat mempercepat pembentukan katarak seperti


merokok, alkohol.
d) Terpapar sinar ultraviolet
e) Riwayat pemebedahan pada mata.
f) Cedera mata.
g) Pola makan yang tidak sehat dan kurangnya vitamin.
h) Alkohol.
i) Penyakit tertentu (misalnya diabetes atau radang mata)
j) Obat sistemik seperti steroid dan fenotiazin.
k) Kongenital.
3. Patofisiologi

Menurut (Ilyas, 2017), hilangnya transparansi lensa disebabkan oleh perubahan sifat dan kimia dari
lensa itu sendiri. Terjadi perubahan pada serat halus (Zunura) yang memanjang dari badan siliaris ke daerah
sekitar lensa. Air dan protein adalah komponen paling banyak pada lensa. Perubahan kimiawi yang terjadi
pada protein lensa mengakibatkan koagulasi sehingga cahaya yang masuk pada retina terhalangi dan
menyebabkan penglihatan menjadi berkabut. Saat terjadi penuaan pada seseorang, lensa mata akan berada di
tengah yang mengakibatkan penurunan kemampuan untuk fokus pada objek yang dekat.
Katarak umumnya menyerang lansia pada usia 70 tahun ke atas. Seseorang bisa mengalami katarak
dengan derajat yang berbeda-beda, katarak juga bisa disebabkan karena kelainan bawaan. Secara kimiawi,
pembentukan katarak ditandai dengan bertambahnya kandungan air yang diikuti dengan terjadinya dehidrasi
dan berkurangnya peningkatan asupan oksigen, terjadinya peningkatan kandungan pada natrium dan
kalsium, sedangkan kandungan untuk kalium, asam askorbat dan protein berkurang, lensa dengan gangguan
katarak tidak mengandung glutathone. Penatalaksanaan yang dilakukan dengan cara pengobatan belum
berhasil untuk mempercepat atau memperlambat perubahan kimiawi yang terjadi ini, dan penyebab maupun
implikasinya belum diketahui. Proses Pembedahan merupakan penatalaksanaan utama pada katarak dengan
cara mengganti lensa yang keruh dengan lensa pengganti, lensa kontak mata atau intracular, kacamata
afaksia. (Tamsuri, 2011)
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinisyang dapat ditemukan pada pasien dengan katarak:
a) Penglihatan berkabut/buram.
b) Penglihatan terkadang ganda
c) Sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia)
d) Terdapat bayangan seperti pelangi

e) Warna cahaya yang ditangkap cenderung memudar dan berubah


warna.
f) Lebih nyaman dalam kondisi redup. (Black joyce. M & Jane
Hokanse Hawks, 2014).
5. Pemeriksaan Diagnostik

a) Kartu mata snellen atau mesin telebinokular untuk

b) mengukur ketajaman
Lapang padang dan sentral penglihatan.
penglihatan.
c) Test provokatif
d) Pemeriksaan oftalmoskopi.
e) Pengukuran tonografi.
f) Pemeriksaan sel darah lengkap, dan laju sedimentasi (LED)
g) Test toleransi glaukosa/FBS. (Nugraha, 2018)
6. Komplikasi

Kemungkinan terjadinya komplikasi pada kasus katarak bergantung pada stadiumnya. Pada stadium imatur dapat terjadi
komplikasi glaukoma sekunder karena lensa yang cembung yang menjadi penyebab iris dan aquaeous humor terhalang.
Sedangkan glaukoma sekunder dapat terjadi pada stadium hipermatur akibat penyumbatan yang terjadi pada kanal aliran
aquous humor karena masa lensa yang lisis, uveitisfakotoksi juga dapat terjadi pada sttadium hipermatur(Astari, 2018).

Komplikasi selama operasi antara lain :


a) Pendangkalan kamera okuli anterior

Komplikasi terjadi karena kurangnya cairan yang masuk ke kamera okuli anterior (KOA), kebocoran yang terlalu besar pada
isisi, terdapat tekanan dari luar bola mata, perdarahan suprakoroid, tekananpada avitreus positif, dan terjadinya efusi
suprakoroid.
b) Posterior CapsuleRupture (PCR)

Faktor resiko terjadinya komplikasi PCR yaitu miosis, floppy iris syndrom, pseudoeksfoliasi, KOA dangkal, dan zonulopati.
c) Nucleus drop

Yaitu jatuhnya seluruh atau bagian dari nukleus lensa ke rongga viteus. Lensa yang tertinggal jika tidak ditangani dengan
baik akan mengakibatkan peradangan intraokular berat, glaukoma sekunder, dekompensasi endotel, ablasio retina, nyeri dan
kebutaan.
7. Penatalaksanaan Medis

Meskipun banyak upaya telah dilakukan untuk memperlambat perkembangan


katarak atau mencegah tejadinya katarak, namun tetap perlu ditangani dengan
pembedahan, terapi katarak dengan metode pembedahan yaitu mengangkat lensa
keruh dan menggantinya dengan lensa yang baru. Metode lain yang dapat
dilakukan pada pasien katarak yaitu metode insisi kecil. Pada metode ini
dibuatnya likuifikasi lensa dengan menggunakan probeultrasonorafi yang
dimasukkan melalui insisi di kornea atau sklera anterior (Soekardiet al,2013).
  
A. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian

 Menurut (Tamsuri, 2011) pada pasien pre dan post operasi katarak terdapat pengkajian fokus yang dilakukan diantaranya yaitu:
a. Kaji identitas pasien seperti Nama pasien, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan terakhir, alamat, pekerjaan.
b. Riwayat kesehatan pasien
1) Keluhan utama

2) Terdapat keluhan penurunan ketajaman penglihatan pasien, serta pandangan berkabut/buram.


3) Riwayat kesehatan Lalu

 Kaji pasien apakah mempunyai riwayat penyakit mata, konsumi obat – obatan kortikosteroid, mempunyai penyakit
bawaan seperti diabetes mellitus, glukoma, hipotiroid dan uveitus, riwayat pembedahan pada mata, dan terdapat trauma
pada mata.
1) Riwayat kesehatan sekarang
2) Riwayat kesehatan keluarga
3) Adakah riwayat kelainan matapada keluarga.
a. Pengkajian fisik mata
1) Ditemukan kekeruhan pada lensa.
2) Pasien mengeluh pandangan berkabut dan buram.
3) Terjadi miopia atau penurunan ketajaman pada pasien.

4) Ditemukan tanda dan gejala glaukoma karena komplikasi. Fokus pengkajian pada pasien pasca operasi katarak, antara lain:

Fokus pengkajian pada pasien pasca operasi katarak, antara lain:

a. Data subjektif
1)Kaji keluhan nyeri, mual, pusing kepala, diaphoresis, riwayat jatuh.

2)Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang regimen terapeutik, kenyamanan lingkungan


dan sitem pendukung pasien.

b. Data obyektif
 Pengkajian pada tanda-tanda vital pasien,respon terhadap nyeri baik verbal
atau non verbal, tanda dan gejala infeksi, kaji ketajaman penglihatan, resiko
jatuh pada pasien, dan kaji tingkat pengetahuan pasien dalam kesiapan
menyerap informasi.
1.Diagnosa Keperawatan
Pasca operasi

1)Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.


2)Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invansif.

3)Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar


informasi
4)Resiko tentang
jatuh prosedur dengan
berhubungan pembedahan.
gangguan penglihatan.
Intervensi Post Operasi

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik Intervensi :


Manajemen Nyeri
a) Observasi

(1)kaji lokasi, skala, intensitas, karakteristik, durasi, frekuensi nyeri.


(2)Kaji respons nyeri pasien.
(3)Monitor efek samping penggunaan analgesik.
b)Terapeutik
(1)Berikan teknik nonfamokologis

(2)Melakukan kontrol lingkungan yang memeperberat rasa nyeri.


(3)Beri fasilitasi istirahat dan tidur.
c) Edukasi
(1)Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.

(2)Ajarkan strategi meredakan nyeri dengan teknik nonfarmakologis.


(3)Anjurkan melakukan monitoring nyeri secara mandiri.
d)Kolaborasi
Pemberian analgesik, jika diperlukan.
Nyeri Akut Berhubungan dengan Agen Pencedera Fisik

Masalah keperawatanyang muncul pada pasien dengan pasca operasi katarak


berdasarkan teori (Tamsuri, 2011) ada 4 masalah keperawatan yaitu nyeri akut, resiko infeksi,
defisit pengetahuan dan resiko cidera.
 Nyeri akut adalah pengalaman yang berkaitan dengan sensorik atau emosional karena
terdapat kerusakan jaringan baik aktual maupun fungsional yang diasakan selama kurang dari 3
bulan. Merujuk dari data subjektif dan objektif dalam pengkajian didapatkan bahwa pasien
mengeluh nyeri pada mata sebelah kiri dengan skala 5, nyeri terasa pada saat bergerak, pasien
tampak gelisah dan meringis menahan nyeri. Dari data tersebut penulis menjadikan nyeri akut
sebagai diagnosa keperawatan yang behubungan dengan agen pencedera fisik sebagai diagnosa
prioritas pertama post operasi.
Melakukan manajemen nyeri dengan tujuan untuk mengurangi
skala nyeri yang dikeluhkan dan meningkatkan kenyamanan
pasien dengan cara memberikan teknik nonfarmakologis penurun
nyeri seperti memberikan teknik pengalihan, imajinasi terbimbing,
terapi musik/murottal, memberikan fasilitas kepada pasien untuk
istirahat dan tidur, melakukan kontrol terhadap lingkungan yang
dapat memperberat nyeri, jelaskan strategi meredakan nyeri yang
dikeluhkan pasien, berkolaborasi untuk pemberian analgesik
pereda nyeri
Evaluasi
Hasil evaluasi pada diagnosa keperawatan yaitu Nyeri akut secara subjektif pasien
mengatakan nyeri berkurang dengan pengkajian nyeri dirasakan saat pasien melakukan aktivitas atau
disentuh dan nyeri hilang ketika isirahat, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk – tusuk, pada mata
sebelah kiri, dengan skala nyeri 5 menjadi 2, dan nyeri disarakan secara mendadak. Sedangkan secara
objektif : pasien tampak rileks dan tenang, tidak ada keluhan lain sepeti mual/pusing, pasien sudah
bisa tidur dengan baik.
berdasarkan kriteria hasil yang ditetapkan menunjukkan masalah yang terjadi pada pasien
teratasi sebagian. Intervensi yang dilanjutkan pada pasien yaitu mengajarkan teknik baru dalam
mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan: distraksi, imajinasi, relaksasi.

Anda mungkin juga menyukai