Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KATARAK
Disusun dalam rangka memenuhi tugas Praktik Klinik mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II

Disusun Oleh :
Fairus Aulia Rahma
NIM P1337420221127
3C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO
PROGRAM DIPLOMA III
2023
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur – angsur
penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya. Katarak adalah
terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa. Umumnya
akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun
(Thalia,2019).
Ada beberapa jenis katarak menurut (WebMD 2018), yaitu katarak nuclear,
katarak kortikal, katarak subscapular posterior, katarak traumatic, katarak
sekunder, katarak radiasi, katarak lumelar atau zonular, katarak polar
posterior, katarak polar anterior, katarak pohon natal, katarak brunescant, dan
katarak diebetik, yang tampak seperti kepingan salju.
Menurut data terakhir dari (WHO 2018), Katarak menyebabkan 51% dari
kebutaan penduduk dunia yang mewakili sekitar 20 juta orang. Jumlah orang
yang mengidap katarak diperkirakan semakin bertumbuh dari waktu kewaktu.
Katarak merupakan penyebab penting dari lemahnya penglihatan baik
dinegara maju maupun berkembang. Diindonesia seperti dilansir dalam situs
departemen kesehatan, diperkirakan setiap kasus katarak bertambah sekitar
250.000 orang pertahun.

2. Etiologi
Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak biasanya terjadi
ada usia lanjut dan bisa di turunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh
faktor lingkungan, seperti merokok, atau bahan beracun lainnya. Katarak
bisa disebabkan oleh cedera mata penyakit metabolik (misalnya diabetes)
maupun obat- obatan tertentu (misalnya kortikosteroid) (Arif, 2021).
Katarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir.
Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara
autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh:
a. Infeksi kongenital, seperti campak jerman
b. Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia
Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah:
a. Penyakit metabolik yang diturunkan
b. Riwayat katarak dalam keluarga
c. Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan (Arif, 2021).

3. Klasifikasi
Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan.
Katarak pada orang dewasa di kelompokkan menjadi:
a. Katarak immatur : lensa masih memiliki bagian yang jernih .
b. Katarak matur : lensa sudah seluruhnya keruh.
c. Katarak hipermatur : bagian permukaan lensa yang sudah merembes
melalui kapsul lensa dan bisa menyebabkan
peradangan pada struktur mata lainnnya (Arif,
2021).
4. Manifestasi Klinis
a. Penglihatan kabur seperti melihat kabut atau asap
b. Pupil mengecil akibat kekeruhan pada lensa
c. Merasa silau atau melihat cahaya yang terlalu terang
d. Pada pupil terdapat bercak putih (leukokoria)
e. Mata sering berair
5. Patofisiologi
Dalam keadaan normal transparansi lensa karena adanya
keseimbangan antara protein yang dapat larut dengan protein yang tidak
dapat larut dalam membrane semipermeable. Apabila terjadi penignkatan
jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein pada bagian lain
sehingga embentuk massa transparan atau bintik kecil di sekitar lensa,
membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan katarak. Terjadinya
penumpukan cairan disintegrasi pada serabut tersebut mengakibatkan
jalannya cahayanya terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan
(Thalia, 2019).
6. Pathway
7. Komplikasi
a. Glaucoma
b. Uveitis
c. Kerusakan endotel kornea
d. Seumbatan pupil
e. Edema macula sistosoid
f. Endoftalmitis
g. Fistula luka operasi
h. Pelepasan koroid
i. Bleeding
8. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan non bedah
a. Terapi penyebab katarak
Pengontrolan diabetes melitus, menghentikan konsumsi obat-obatan yang bersifat
kataraktogenik seperti kortikosteroid, fenotiasi, dan miotik kuat, menghindari radiasi
dapat memperlambat atau mencegah terjadinya proses kataraktogenik.
b. Memperlambat progresivitas
c. Penilaian terhadap perkembangan visus pada katarak insipien dan imatur:
1) Refraksi dapat berubah sangat cepat, sehingga harus sering dikoreksi
2) Pengaturan pencahayaan, pasien dengan kekeruhan dibagian perifer lensa
dapat diinstruksikan menggunakan pencahayaan yang terang. Berbeda dengan
kekeruhan pada bagian sentral lensa, cahaya remang yang ditempatkan
disamping dan sedikit di belakang kepala pasien akan memberikan hasil
terbaik
3) Penggunaan kacamata gelap, pada pasien dengan kekeruhan lensa dibagian
sentral, hal ini akan memberikan hasil yang baik dany nyaman apabila
beraktivitas diluar ruangan.
4) Midriatil, dilatasi pupil akan memberikan efek positif pada lateral aksial
dengan kekeruhan yang sedikit. Midriatil seperti fenilefrin 5% atau
tropikamid 1% dapat memberikan penglihatan yang jelas (Arif,2021)
2. Pembedahan katarak
Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasu katarak mencakup:
1) Indikasi visus merupakan indikasi paling sering
2) Indikasi medis
3) Indikasi kosmetik
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Menurut (Tamsuri, 2020) pada pasien pre dan post operasi katarak terdapat pengkajian
fokus yang dilakukan diantaranya yaitu:
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, bangsa, pendidikan, pekerjaan,
tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis, nomor registrasi.
b. Riwayat Kesehatan Pasien
1) Keluhan utama
2) Terdapat keluhan penurunan ketajaman penglihatan pasien, serta pandangan
berkabut/buram.
3) Riwayat kesehatan Lalu
Kaji pasien apakah mempunyai riwayat penyakit mata, konsumi obat–obatan
kortikosteroid, mempunyai penyakit bawaan seperti diabetes mellitus, glukoma,
hipotiroid dan uveitus, riwayat pembedahan pada mata, dan terdapat trauma pada
mata.
4) Riwayat kesehatan sekarang
5) Riwayat kesehatan keluarga
6) Adakah riwayat kelainan matapada keluarga.
c. Pengkajian fisik mata
1) Ditemukan kekeruhan pada lensa
2) Pasien mengeluh pandangan berkabut dan buram.
3) Terjadi miopia atau penurunan ketajaman pada pasien.
4) Ditemukan tanda dan gejala glaukoma karena komplikasi.
Fokus pengkajian pada pasien pasca operasi katarak, antara lain:
a. Data subjektif
1) Kaji keluhan nyeri, mual, pusing kepala, diaphoresis, riwayat jatuh.
2) Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang regimen terapeutik, kenyamanan
lingkungan dan sitem pendukung pasien.
b. Data obyektif
Pengkajian pada tanda-tanda vital pasien,respon terhadap nyeri baik verbal atau non
verbal, tanda dan gejala infeksi, kaji ketajaman penglihatan, resiko jatuh pada pasien,
dan kaji tingkat pengetahuan pasien dalam kesiapan menyerap informasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pra Operasi
1) Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan: katarak.
2) Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017).
b. Pasca operasi
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pasien pasca operasii katarak
menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2019) yaitu:
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
2) Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invansif.
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang
prosedur pembedahan.
4) Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan penglihatan.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Pre Operasi
1) Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan penurunan
ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.
2) Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan kemungkinan
kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali.
b. Post Operasi
1) Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur invasif.
2) Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (bedah
pengangkatan)
3) Gangguan sensori – perceptual : penglihatan berhubungan dengan gangguan
penerimaan sensori/ status organ indera, lingkugan secara terapeutik dibatasi.
4. Intervensi Keperawatan
a. Intervesi Pra Operasi.
1) Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gagguan penglihatan: katarak.
Intervensi:
a) Kaji ketajaman penglihatan.
b) Kaji kenyamanan lingkungan pasien.
c) Orientasikan pasien terhadap ruang rawat
d) Letakkan benda-benda penting di dekat pasien.
e) Berikan pencahayaan yang cukup.
f) Letakkan alat di tempat yang tetap dan dapat dijangkau oleh pasien.
2) Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan. Intervensi:
Reduksi ansietas
a) Observasi
1. Identifikasi tingkat ansietas
2. Identifikasi kemampuan pasien dalam pengambilan stressor.
3. Monitor tanda-tanda ansietas.
b) Terapeutik
1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan.
2. Pahami situasi yang membuat ansietas.
3. Beri pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
4. Motivasi dan idetifikasi situasi yang memicu kekhawatiran pasien.
5. Mendiskusikanperencananan realistis tentang peristiwa yang akan datang
pada pasien.
c) Edukasi
1. Jelaskan prosedur yang akan dihadapi pasien.
2. Informasikan secara detail dan benar mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis yang akan dihadapi pasien.
3. Ajurkan keluarga untuk tetap bersama pasien.
4. Latih kegiatan pengalihan pada pasien untuk mengurangi ketegangan.
5. Latih teknik relaksasi.
d) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antisietas, jika diperlukan.
b. Intervensi Post Operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik Intervensi :
Manajemen Nyeri
a. Observasi
1) kaji lokasi, skala, intensitas, karakteristik, durasi, frekuensi nyeri.
2) )Kaji respons nyeri pasien.
3) Monitor efek samping penggunaan analgesik.
b. Terapeutik
1) Berikan teknik nonfamokologis
2) Melakukan kontrol lingkungan yang memeperberat rasa nyeri.
3) Beri fasilitasi istirahat dan tidur.
c. Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
2) Ajarkan strategi meredakan nyeri dengan teknik nonfarmakologis.
3) Anjurkan melakukan monitoring nyeri secara mandiri.
d. Kolaborasi
Pemberian analgesik, jika diperlukan.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invansif. Intervensi :
Pencegahan infeksi
a. Observasi
1) Monitor tanda dan gejala infeksi yang terrjadi baik lokal dan sistemik.
b. Terapeutik
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien.
2) Berikan teknik aseptik pada pasien dengan resiko tinggi.
c. Edukasi
1) Edukasi tentang tanda gejala infeksi
2) Ajarkan cuci tangan dengan benar.
3) Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi.
4) Anjurkan meningkatkan asupannutrsi.(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Webmd, 2018. Health Cataracts. Diakses Tanggal 10 November 2023

https://www.webmd.com/eye-health/cataracts/cataracts-types#1.

Who, 2018. Causes Bliddness Priority. Diakses Tanggal 10 November 2023

https://www.who.int/blindness/causes/priority/endlex1.htmnl.

Hannah, Thalia. S. 2019. Laporan Pendahuluan Katarak. Diakses pada tanggal


10 November 2023. http://id.scribd.com.

Arif. A. H. Dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC- NOC. Jogjakarta: Mediaction

Anda mungkin juga menyukai