Anda di halaman 1dari 18

Selasa, 5 juli 2022

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


KATARAK

KELOMPOK 1:

1. Diara Anjelia (21176003)


2. Intan Fattia (21176002)
3. Riskia Rahmadani (21176001)
4. Nadia (21176004)
5. Rabiatul Hadawiyah (21176005)
6. Auliadi saputra (21176006)
DEFINISI KATARAK
Katarak adalah kekeruhan lensa atau kapsul lensa yang
mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina. Katarak
merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara
bertahap. (Springhouse Co, 1997). Derajat disabilitas yang
ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan densitas
keburaman. Intervensi diindikasikan jika visus menurun sampai
batas klien tidak dapat menerima perubahan dan merugikan atau
memengaruhi gaya hidup klien (yaitu visus 5/15). Katarak
biasanya mempengaruhi kedua mata. Katarak biasa
mempengaruhi kedua mata tetapi masing-masing bekembang
secara independen. Perkecualian, katarak traumatik biasanya
unilateral dan katarak konginetal biasanya stasioner (Istiqomah,
2012).
Lanjutan…..
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan
pada lensa yang dapat terjadi hidrasi
(penambahan cairan lensa), denaturasi
protein lensa atau akibat keduanya. Biasanya
kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan
progresif ataupun dapat tidak mengalami
perubahan dalam waktu yang lama. (Tamsuri,
2011).
ETIOLOGI KATARAK
Bebagai faktor yang dapat menyebabkan katarak menurut (Ilyas,2014)
dan (Olver et al., 2011) antara lain:
1. Lanjut usia
2. Genetik
3. Faktor lingkungan yang dapat mempercepat pembentukan katarak
seperti merokok, alkohol.
4. Terpapar sinar ultraviolet
5. Riwayat pembedahan pada mata
6. Cedera mata
7. Pola makan yang tidak sehat dan kurangi vitamin
8. Alkohol
9. Penyakit tertentu (misalnya diabetes atau radang mata)
10.Obat sistemik seperti steroid dan fenotiazin
11. Kongenital.
Patofisiologi katarak
Katarak merupakan kondisi penurunan ambilan oksigen,
penurunan air, peningkatan kandungan kalsium dan
berubahnya protein yang dapat larut menjadi tidak dapat
larut. Pada proses penuaa, lensa secara bertahap
kehilangan air dan mengalami peningkatan dalam ukuran
dan densitasnya. Peningkatan densitas diakibatkan oleh
kompresi sentral serat lensa yang lebih tua. Saat serat lensa
yang baru diproduksi di korteks, serat lensa ditekan
menuju sentral. Serat-serat lensa yang padat lama –lama
menyebabkan hilangnya transparansi lensa yang tidak
terasa nyeri dan sering bilateral.
Lanjutan…..
Selain itu, berbagai penyebab katarak diatas menyebabkan
gangguan metabolisme pada lensa mata. Gangguan metabolisme
ini, menyebabkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada
di dalam lensa yang ada didalam lensa yang pada akhirnya
menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan dapat berkembang di
berbagai bagian lensa atau kapsulnya. Pada gangguan ini sinar
yang masuk melalui kornea dihalangi oleh lensa yang
keruh/buram. Kondisi ini mengaburkan bayangan semu yang
sampai pada retina. Akibatnya otak menginterpretasikan sebagai
bayangan yang berkabut. Pada katarak yang tidak diterapi, lensa
mata menjadi putih susu, kemudian berubah kuning, bahkan
menjadi cokelat atau hitam dan klien mengalami kesulitan dalam
membedakan warna (Istiqomah, 2012).
Manifestasi klinis katarak
Manifestasi klinik dari katarak yang paling umum menurut
National EyeInstitute (2015) yaitu:
1. Visi yang mendung atau buram
2. Melihat warna terganggu
3. Silau
4. Saat malam penglihatan nampak buruk
5. Penglihatan ganda atau banyak gambar dalam satu mata
(gejala ini dapat terjadi ketika katarak semakin membesar).
Klasifikasi katarak
Menurut Ilyas (2006), katarak dapat diklasifikasikan
ke dalam golongan sebagai berikut yaitu:
1. katarak perkembangannya (developmental) dan
degenerative,
2. katarak kongenital, juvenile dan senil,
3. katarak komplikata,

4. katarak traumatik
Lanjutan…..
Berdasarkan usia pasien , katarak dapat dibagi dalam
golongan sebagai berikut yaitu:
1. Katarak Kongenital yaitu katarak yang terlihat pada usia
dibawah 1 tahun,
2. Juvenil yaitu katarak yang terlihat pada usia 1 tahun dan
dibawah usia 40 tahun,
3. Katarak Persenil yaitu katarak sesudah usia 30-40 tahun,

4. Katarak Senil yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia


lebih dari 40 tahun.
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
● Identitas klien
Kaji Data klien secara lengkap yang mencakup ;
nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama,
pekerjaan, suku bangsa, status perkawinan, alamat,
diagnosa medis, No RM / CM, tanggal masuk,
tanggal kaji, dan ruangan tempat klien dirawat.
Lanjutan…..
• Riwayat Kesehatan klien
Riwayat kesehatan klien mencakup:
keluhan utama, terdapat keluhan penurunan
ketajaman penglihatan pasien, riwayat
Kesehatan lalu, riwayat Kesehatan
sekarang, riwayat Kesehatan keluarga,
adakah Riwayat kelainan mata pada
keluarga.
Lanjutan…..
• Pengkajian fisik mata
1. Ditemukan kekeruhan pada lensa.
2. Klien mengeluh pandangan berkabut
dan buram.
3. Terjadi miopia atau penurunan
ketajaman pada pasien.
4. Ditemukan tanda dan gejala glaukoma
karena komplikasi
Diagnosa keperawatan
• Pra operasi
1. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan
penglihatan: katarak
2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami
kegagalan
• Pasca operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur infansif.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi tentang prosedur pembedahan.
4. Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan penglihatan.
Intervensi keperawatan
• Intervensi pra operasi
1. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan ganguan
penglihatan: katarak.
Intervensi:
 Kaji ketajaman penghilatan.
 Kji kenyamanan lingkungan klien.
 Orientasikan klien terhadap ruang rawat.
2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami
kegagalan
 Identifikasi tingkat ansietas
 Pahami situasi yang membuat ansietas
 Jelaskan prosedur yang akan datang dihadapi pasien
 Kolaborasi pemberian obat antisietas, jika diperlukan
Lanjutan…..
Intervensi pasca operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
 Kaji lokasi, skala, intensitas, karakteristik, durasi, frekuensi
nyeri
 Berikan tehnik nonfarmakologis
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Pemberian analgesic, jika diperlukan
2. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prsedur invansif
 Monitor tanda dan gejala infeksi yang terjadi baik lokal dan
sistemik
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien dan
lingkungan klien.
 Adukasi tentang tanda gejala infeksi
Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan komponen dari
proses keperawatan adalah kategori dari
proses keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil
yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
yang dilakukan dan disesuaikan (Potter &
Perry, 2005, dikutip dalam Kurniawati tahun
2016).
Evaluasi keperawatan
Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan
yang merupakan perbandingan yang sistematis dan
rencana tentang kesehatan pasien yang tujuannya telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan pasien
dan sesama tenaga kesehatan. Jika hasil evaluasi
menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil,
klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika
sebaliknya, klien akan masuk kembali ke dalam siklus
tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai