PENGLIHATAN ( KATARAK )
Disusun oleh :
PUJI PRASETYO KUSHARJANTO
P27220018284
POLTKES SURAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
( KATARAK )
I. Katarak
A. Defenisi
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya
(Ilyas, 2008). Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah
bahan lensa didalam kapsul lensa. Umumnya terjadi akibat proses penuaan yang
terjadi pada semua orang yang berusia lebih dari 65 tahun. (Muttaqin, 2008).
B. Anatomi Fisiologi
Bola mata merupakan organ sferis dengan diameter kurang lebih 2,5 cm,
yang terletak pada bagian anterior orbit. Bola mata terdiri dari beberapa lapisan. Kuat
dan tidak elastic yang menyususn sclera ini akan mempertahankan bentuk bola mata
- Sclera
- Kornea
- Iris
- Retina
Pada mata terdapat 7 otot volunter dari orbit, 6 diantaranya adapat memutar
bola mata pada beberapa perintah dan mengkoordinasi pergerakan mata. Pergerakan
mata yang terkoordinasi dan visus yang adekuat diperlukan untuk smemungkinkan
fovea sentralis pada masing - masing mata untuk menerima gambaran pada waktu
area optic darikorteks serebri, tempat otak menginterpretasikan dua gambaran sebagai
C. Etiologi Katarak
1. Fisik
2. Kimia
3. Penyakit predisposisi
D. Klasifikasi Katarak
1. Katarak congenital, katarak yang sudah terlihatpada usia kurang dari 1 tahun.
2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.
1. Katarak traumatika
Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul maupun
tajam. Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak
monokular). Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar - X, Radioaktif,
2. Katarak toksika
Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu.
Selain itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti
3. Katarak komplikata
Katarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selai itu,
katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti diabetes mellitus,
hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan local seperti uveitis, glaucoma, dan miopia
1. Katarak insipient
Merupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih berbentuk bercak –
2. Katarak imatur
terjadinya myopia, dan iris terdorong kedepan serta bilik mata depan menjadi
dangkal.
3. Katarak matur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan
lensa.
4. Katarak hipermatur
Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat
mencair sehingga nucleus lensa tenggelam di dalam korteks lensa (Tamsuri, 2008).
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya
ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah
bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam, akan
tampak kekuningan, abu - abu atau putih. Katarak biasanya terjadi bertahap selama
bertahun - tahun, dan ketika katarak sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang
lebih kuat pun tak akan mampu memperbaiki penglihatan (Suddarth, 2001).
F. Komplikasi
2. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Uji mata
2. Keratometri
5. Dan hitung sel endotel yang sangat berguna sebagai alat diagnostik, khususnya
H. Penatalaksanaan
Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan pembedahan
laser. Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser
baru yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai
ketitik dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari - hari, maka penanganan
biasanya konservatif. Penting dikaji efek katarak terhadap kehidupan sehari - hari
pasien. Mengkaji derajat gangguan fungsi sehari - hari, aktivitas, kemampuan bekerja,
ambulasi, dan lain - lain, sangat penting untuk menentukan terapi mana yang paling
penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi.
Pembedahan katarak adalah pembedahan yang paling sering dilakukan pada orang
berusia lebih dari 65 tahun keatas. Kebanyakan operasi dilakukan dengan anastesia
local (retrobulbar atau peribulbar, yang dapat mengimobilisasi mata). Obat penghilang
draping bedah.
A. Pengkajian
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), Pupil menyepit ddan
(glaukoma kronis), Nyeri tiba –tiba/berat menetap atau tekanan pada dan
B. Diagnosa Keperawatan
manusia ( status kesehatan dan resiko perubahan sosial) dari individu atau kelompok.
kehilangan vitreous.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan katarak).
3. Gangguan sensori-perseptual : penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori/status
kognitif.
C. Perencanaan
Diagnosa Keperawatan 1
Intervensi:
Mandiri:
Diskusi apa yang terjadi pada pascaoperasi tentang nyeri, pembatasan aktivitas,
Beri pasien posis bersandar, kepala tinggi, atau mirng ke sisi yang tak sakit sesuai
keinginan.
membongkok.
Ambulasi dengan bantuan; berikan kamar mandi khusus bila sembuh dari anestesi.
Minta pasien untuk membedakan antara ketidaknyamanan dan nyeri mata tajam tiba-
Observasi pembengkakan luka, bilik anterior kempes, pupil berbentuk buah pir.
Kolaborasi:
Sikloplegis.
Diagnosa Keperawatan 2
Intervensi
Mandiri:
Gunakan /tunjukan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam keluar
dengan tisu basah/ bola kapas untuk tiap usap, ganti balutan , dan masukan lensa
Kolaborasi:
Beri obat sesuai indikasi:
Streoid.
Diagnosa Keperawatan 3
Intervensi
Mandiri
Pendengkatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dan menyentuh sering; dorong
Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat
kurang lebih 25%, penglihatan perifer hilang , dan buta titik mungkin ada.
Letakkan barang yang dibutuhkan /posisi bel pemanggil dalam jangkauan pada sisi
Diagnosa Keperawatan 4
Intervensi
Mandiri:
penglihatan berawan.
televisi.
kacamata gelap bila keluar / dalam ruangan terang, keramas dengan kepala belakang
Anjurkan mengatur posisi pintu sehingga mereka terbuka atau tertutup penuh;
Identifikasi tanda/ gejala memerlukan upaya evaluasi medis, contoh nyeri tajam tiba-
berair, fotofobia.
Rasional
Diagnosa keperawatan 1
yang diperlukan.
Istirahat hanya beberapa menit sampai beberapa jam pada bedah rawat jalan atau
menginap semalam bila terjadi komplikasi. Menurunkan tekanan pada mata yang
TIO.
Digunakan untuk melindungi dari cedera kecelakaan dan menurunkan gerakan mata.
TIO ddan/atau perdarahan, terjadi karena regangan atau tak diketahui penyebabnya
Menunjukkan proplaps iris atau ruptur luka disebabkan oleh kerusakan jahitan atau
tekanan mata.
Diberikan untuk menurunkan TIO bila terjadi peningkatan. Membatasi kerja enzim
Diberikan untuk melumpuhkan otot siliar untuk dilatasi dan istirahat iris setelah
Diagnosa Keperawatran 2
Sediakan topikal diguna setelah profilaksis, dimana terapi lebih agresif diperlukan
bila terjadi infeksi.catatan: Steriod mungkin ditambahkan pada antibiotik topikal bila
Diagnosa Keperawatan 3
terjadi lambat dan progresif. Bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang
berbeda. Tetapi biasanya hanya saja satu mata diperbaiki per prosedur.
disorientasi pascaoperasi.
penglihatan dapat mengakibatkan bingung pada orang tua. Menurunkan resiko jatuh
Gangguan penglihatan/ iritasi dapat berakhir 1-2 jam setelah tetesan mata tetapi
mengkompensasi.
Memungkinkan pasien melihat objek lebih mudah dan memudahkan panggilan untuk
Diagnosa Keperawatan 4
Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dengan program
pascaoperasi.
kapsul posterior dapat menebal atau menjadi berkabut dalam 2 minggu sampai
penglihatan.
Penggunaan obat mata topiukal, contoh agen simpatomimetik , penyekat beta ,dan
diabetes tergantung pada insulin. Tindakan benar dapat membatasi absorpsi dalam
sirkulasi sistemik, meminimalkan masalah seperti interaksi obat dan efek sistemik
tak diinginkan.
TIO.
televisi frekuensi sedang menuntut sedikit gerakan mata dan sedikit menimbulkan
Mencegah cedera kecelakaan pada mata dan menurunkan risiko peningkatan TIO
menyebabkan pasien jalan kedalam pintu yang terbuka sebagian atau menabrak
perabot.
kehilangan penglihatan.
D. Evaluasi
Diagnosa Keperawatan 1
Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor risiko dan
Diagnosa Keperawatan 2
Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen, eritema, dan
demam.
Diagnosa Keperawatan 3
Diagnosa Keperawatan 4
Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan.
Disusun oleh :
PUJI PRASETYO KUSHARJANTO
P27220018284
POLTKES SURAKARTA
2018
Nama : Ny.K
Suku : Jawa
Agama : Katholik
Pendidikan : -
B. Riwayat Keluarga
Ny.K tidak menikah sehingga tidak mempunyai keluarga dekat hanya saudara
jauh.
C. Riwayat Pekerjaan
Ny.K tinggal di panti sejak 5 November 2003 dibawa oleh seorang pastur karena
E. Riwayat Rekreasi
Setiap 2 minggu sekali pihak panti melakukan pemeriksaan rutin, apabila klien
sakit maka akan diberi obat. Apabila tidak teratasi atau membutuhkan
Klien tidak mempunyai kegiatan atau kebiasaan waktu tidur. Setelah tinggal
dipanti klien tidur malam ± 7 - 8 jam dan siangnya klien menghabiskan waktunya
untuk tidur dikamar dan akan bangun kalau waktu makan dan waktu berdoa.
Sekitar 5 tahun yang lalu klien pernah periksa ke dokter mata dan dinyatakan
katarak, dari hasil pemeriksaan tidak dapat dilakukan operasi karena factor usia.
J. Riwayat keluarga
a. Vital sign
TD : 190/100 Mmhg
RR : 28 x/mnt
Pols : 84 x/mnt
Temp : 36 c
b. Pemeriksaan lain
Kepala
Bentuk kepala klien bulat, kulit kepala tidak terlalu bersih, rambut acak - acakan
dengan warna rambut putih, dikepala terdapat ketombe dan bau yang khas.Dan
klien juga mengaku sering mengalami sakit dan gatal pada kulit kepala.
Mata
Klien mengalami perubahan penglihatan, dikarenakan usia lanjut. Dan mata klien
hanya satu yang bisa melihat. Hal itu dikarenakan adanya trauma yang terjadi
pada klien sehingga mengakibatkan mata kanannya tidak lagi berfungsi. Klien
tidak menggunakan kacamata, sehingga dengan begitu klien tidak terlalu bisa
Fungsi penglihatan : terganggu karena adanya kekeruhan lensa pada mata sebelah
kanan dan mata sebelah kirinya tidak bisa melihat dengan baik dikarenakan usia
lanjut.
Telinga
Pendengaran klien tidak lagi berfungsi dengan baik, klien tidak bisa mendengar
detak jarum jam, serumen ada dalam batas normal. Di dalam telinga klien tidak
ada keluar cairan maupun peradangan. Dan klien juga tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.
Fungsi pendengaran : tidak terlalu baik, karna Klien tidak lagi bisa mendengar
Hidung
Klien dapat mencium dengan baik. Didalam hidung tidak terdapat polip dan tidak
ada obstruksi didalam hidung. Dan didalam hidung klien juga tidak ditemukan
Fungsi Penciuman : baik, karna klien masih bisa mencium dengan baik.
Mulut
Rongga mulut terlihat kotor kering dan pucat. Gigi klien masih terlihat utuh
bagian depan beberapa gigi keropos, lidah terlihat agak kotor dan pucat. klien
Pada leher klien tidak dijumpai pembengkakan pada kelenjar tyroid. Nyeri tidak
Payudara
Ukuran dan bentuk payudara klien normal. Dan tidak ditemukan adanya kelainan
pada payudara klien, tidak ditemukan adanya benjolan dan pembengkakan serta
Pernapasan
Kardiovaskuler
Gastrointestinal
Klien mengalami disfagia dan perubahan kebiasaan pada defekasi. dan klien juga
mengatakan kalau dia sering mengalami nyeri pada ulu hati. Tetapi walaupun
mengalami disfagia klien masih dapat mencerna makanan dengan baik, walaupun
Musculoskeletal
Klien mengalami kelemahan otot, dan masalah dengan cara berjalan sehingga
dirinya belum pernah mengalami kejang dan serangan jantung. Daya ingat tidak
mengalami gangguan.
Sistem endokrin
Klien mengalami perubahan pada tekstur kulit, turgor kulit lambat kembali jika
diberi respon, dan klien juga menagalami perubahan pada rambut, rambut
Integument
Psikososial
klien mengatakan senang berada di panti karena ada yang membantu mengurus
I. PENGKAJIAN KHUSUS
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Klien
Nama Ny.K
Tempat/tgl lahir Wonogiri, 11 Juni 1951
Jenis kelamin Perempuan
Status perkawinan Tidak menikah
Agama Khatolik
Suku Jawa
Pendidikan SD
Pekerjaan -
Alamat rumah Koripan kedung ombo Wonogiri
Diagnose Medis Katarak
Keterangan:
6. Aktivitas Rekreasi
Hoby -
Bepergian/ wisata Kadang – kadang
Keanggotaan Organisasi -
Lain-lain -
a) mandi
Frekuensi 2 x sehari
Waktu Pagi dan Sore
Pemakaian sabun Ya
b) Oral Higiene
Frekuensi & waktu sikat gigi 2 x sehari
Menggunakan pasta gigi Ya
c) Cuci rambut
Frekuensi 3 x seminggu
Penggunaan shampo (ya/tdk) Ya
d) Kuku & tangan
Frekuensi gunting kuku 1 x seminggu
Mencuci tangan dg sabun Ya
4. Istirahat & Tidur
Lama tidur malam brapa jam 7 - 8 jam
Terbanguntidur malam brapa jam ½ jam
Tidur siang brapa jam 30 menit
Keluhan tidur Sering terbangu saat tidur malam
C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama Penglihatan mata kanan mengalami gangguan ( Pandangan
kabur )
Gejala yg dirasakan Mata kanan kabur bila untuk melihat 6 bulan terakhir ini
F. Riwayat Psikologis (Aspek sosial Lansia) Klien tdk mengalami masalah yang berat
G. Aspek Spiritual/ Kultural Lansia Klien Rajin melaksanakan sholat 5 waktu
H. Riwayat Psikososial (Aspek Psikososial Klien mengatakan cemas akan setiap hari -
Lansia) hari yang dilaluinya, Tn.P juga mengaku
kalau dia sering menangis jika mengingat
akan jalan hidupnya.
I. Riwayat terapi Belum pernah mengalami sakit seperti yang
diderita saat ini
J. Pemeriksaan penunjang
1. Diagnose medis OD Catarak senelis
2. Laboratirium -
3. Rontgen -
Analisis Hasil :
Skor < 25 : masalah kesehatan kronis Ringan (tdk ada masalah kesehatan kronis)
Skor 26-50 : masalah kesehatan kronis Sedang
Skor > 51 : masalah kesehatan kronis Berat
B. Fungsi Intelektual dan Kognitif
Pengkajian fungsional kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemempuan Lansia
berdasarkan daya orientasi terhadap : waktu, orang, tempat, dan daya ingat
Analisis Hasil :
Skor 0-3 : Fungsi Intelektual Utuh
Skor 4-5 : Fungsi Intelektual Kerusakan Ringan
Skor 6-8 : Fungsi Intelektual Kerusakan Sedang
Skor 9-10 : Fungsi Intelektual Kerusakan Berat
Total skor 30 27
Interprestasi :
Skor 0 – 10 : demensia berat
Skor 11 – 17 : demensia sedang
Skor 18 – 23 : demensia ringan
Skor 24 – 30 : normal
Mandiri Tergantung
No Aktifitas
(nilai 1) (nilai 0)
1 Mandi dikamar mandi (gosok gigi, membersihkan, dan 1
mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka & mengenakan pakaian 1
3 Memakan makanan yg sdh disiapkan 1
4 Memelihara kebersihan diri utk penempilan diri (menyisir 1
rambut, mencuci rambut, mencukur kumis)
5 BAB di WC (membersihkan & mengeringkan daerah 1
bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses 1
7 BAK di kamar mandi (membersihkan & mengeringkan 1
daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih 1
9 Berjalan dilingkungan tempat tinggal tanpa alat bantu 1
(tongkat)
10 Menjalankan ibadah sesuai Agama 1
11 Melakukan pekerjaan rumah (merapihkan tempat 0
tidur,memasak, mencucu dll)
12 Belanja utk kebutuhan sendiri/ keluarga 0
13 Mengelola keuangan (menyimpan, menggunakan sendiri) 1
14 Menggunakan transpotasi umum utk pergi 0
15 Menyiapkan obat & minum obat sesuai aturan (dosis, 1
waktu)
16 Merencanakan & mengambil keputusan utk kepentingan 1
penggunaan uang, aktifitasan social yg dilakukan &
kebutuhan pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktifitas di waktu luang (kegiatan keagamaan, 1
social, rekreasi, olah raga, & menyalurkan hoby)
Jumlah nilai mandiri 14
Analisa hasil :
Skor 13 – 17 : mandiri
Skor 0 – 12 : ketergantungan
Analisa Hasil:
: Terganggu = nilai 1 Skor 0 – 5 = normal
Skor 6 - 15 = depresi ringan s/p sedang
: Normal = nilai 0
Skor 16 - 30 = depresi berat
Keterangan:
Nilai
Tingkat resiko Tindakan
MFS
Tidak beresiko 0 - 24 Perawatan dasar
Resiko rendah 25 - 50 Pelaksanaan Intervensi pencegahan jatuh standar
Resiko tinggi > 51 Pelaksanaan Intervensi pencegahan jatuh resiko
tinggi
6. Inventaris depresi Beck
No URAIAN
SKORE
1 KESEDIHAN
Saya sangat sedih tdk bahagia, dimana saya tdk dpt menghadapinya 3
Saya galau/ sedih sepanjang waktu & tdk dpt keluar darinya 2
Saya mersa sedih/ galau 1:1
Saya tdk merasa sedih 0
2 PESIMISME
Saya merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tdk dpt membaik 3
Saya merasa tdk punya apa-apa & memendang ke masa depan 2
Saya merasa kecil hati tentang masa depan 1
Saya tidak begitu pesimis 0 :0
3 RASA KEGAGALAN
Saya merasa bener-bener gagal sebagai orang tua (Bapak/ Ibu) 3
Saya melihat kehidupan ke belakang, semua yg saya lihat kegagalan 2
Saya merasa telah gagal melebuhi orang lain pd umumnya 1
Saya tdk merasa gagal 0:0
4 KETIDAK PUASAN
Saya tidak puas dg segalanya 3
Saya tdk lagi mendapat kepuasan dari apapun 2
Saya tdk menyukai cara yg saya gunakan 1
Saya tdk merasa tidak puas 0:0
5 RASA BERSALAH
Saya merasa sangat buruk tdk bahagia 3
Saya merasa sangat bersalah 2
Saya merasa buruk tdk berharga ( sebagian dari waktu yg baik) 1
Saya tdk merasa benar-benar bersalah 0:0
6 TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI
Saya benci diri saya sendiri 3
Saya muak dg diri saya sendiri 2
Saya tdk suka dg diri saya sendiri 1
Saya tdk merasa kecewa dg diri saya sendiri 0:0
7 MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI
Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan 3
Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri 2
Saya merasa lebih baik mati 1
Saya tdk punya pikiran ttg membahayakan diri sendiri 0:0
8 MENARIK DIRI DARI SOSIAL
Saya kehilangan semua minat pd orang lain & tdk peduli pd mereka semua 3
Saya kehilangan semua minat pd orang lain, ttp mempunyai sedikit 2
perasaan pd mereka
Saya kurang berminat pd orang lain dari pd sebelumnya 1
Saya tdk kehilangan minat pd orang lain 0:0
9 KERAGU-RAGUAN
Saya tdk dpt membuat keputusan sama sekali 3
Saya mempunyai banyak kesulitan dlm membuat keputusan 2
Saya berusaha mengambil keputusan 1
Saya membuat keputusan yg terbaik 0:0
10 PERUBAHAN GAMBARAN DIRI
Saya merasa jelek/ tampak menjijikan 3
Saya merasa ada perubahan yg permanen dlm penampilan 2
Saya kawatir Nampak tua/ tdk menarik 1
Saya tdk merasa Nampak lebih buruk dari sebelumnya 0:0
11 KESULITAN KERJA
Saya tdk melekukan pekerjaan sama sekali 3
Saya telah mendorong diri saya sendiri dg keras utk melakukan sesuatu 2
Saya memerlukan tambahan utk memulai melakukan sesuatu 1
Saya dpt bekerja dg sebaik-baiknya 0:0
12 KELETIHAN
Saya sangat lelah utk melakukan sesuatu 3
Saya merasa lelah utk melakukan sesuatu 2
Saya merasa lelah dari yg biasa 1
Saya tdk merasa lebih lelah dari biasanya 0:0
13 ANOREKSIA
Saya tdk lagi punya nafsu makan sama sekali 3
Nafsu makan saya sangat buruk sekarang 2
Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya 1
Nafsu makan saya tdk buruk dari biasanya 0:0
Keterangan:
0 – 4 : depresi tdk ada/ minimal
5 – 7 : depresi ringan
8 – 15 : depresi ringan
>16 : depresi berat
7. APGAR Keluarga
V. INTERVENSI KEPERAWATAN
VI.
I. EVALUASI
Hari/ No. Evaluasi Paraf
Tgl. Dx
Selasa , 1 S : klien mengatakan penglihatan masih kurang
30/4/19 sehingga mengganggu beraktivitas
O : klien nampak lelah
keadaan umum klien sedang
Tanda-tanda vital:
TD : 160/90
N : 88 x/ menit
RR : 20 x/ menit
S : 36,60C