Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN

KATARAK POLIKLINIK MATA RS INDERA


PROVINSI BALI

OLEH
NI PUTU ANNA WILLYANI
2.1 REGULER
P07120013031
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
2014-2015

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN KATARAK POLIKLINIK


MATA RS INDERA PROVINSI BALI
I.

KONSEP DASAR PENYAKIT


A. DEFINISI
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan
penglihatan. Katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa, lensa menjadi
keruh, atau berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan berkurang akibat
hidrasi (penambahan cairan) pada lensa, denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan benjolan progresif ataupun
dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu lama. Katarak umumnya merupakan
penyakit pada usia lanjut akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital. (Nanda
NIC NOC,2013).

B. PENYEBAB
1. Fisik (trauma tumpul & tajam)
2. Kimia
3. Penyakit predisposisi seperti DM
4. Genetik dan gangguan perkembangan
5. Faktor lingkungan
6. Usia
C. PATOFISIOLOGI
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer
ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan posterior.
Dengan bertambahnya usia, nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat
kekuningan.Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior
nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling
bermakna seperti kristal salju.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.
Perubahan dalam serabut halus multiple (zonula) yang memanjang dari badan silier ke
sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan
koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke
retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influx

air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan
mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai
peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.
Katarak bisa terjadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma atau
sistemis (diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan yang normal.
Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar UV,
obat-obatan, alkohol, merokok, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam
jangka waktu yang lama.

PATHWAY

D.

KLASIFIKASI
Klasifikasi katarak :
1. Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Katarak congenital, Katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1
tahun.
b. Katarak juvenile, Katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
c. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun.
2. Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi :
a. Katarak traumatika, Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena
trauma tumpul maupun tajam. Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak
pada satu mata (katarak monokular).
b. Katarak toksika, Katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan
kimia tertentu.

c. Katarak komplikata, Katarak terjadi akibat gangguan sistemik seperti diabetes


melitus, hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal seperti uveitis,
glaukoma, proses degenerasi pada satu mata lainnya.
3. Berdasarkan stadium, katarak senil dapat dibedakan menjadi :
a. Katarak insipien, Pada stadium ini, proses degenerasi belum menyerap cairan
sehingga bilik mata depan memiliki kedalaman proses.
b. Katarak imatur, Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung,
menyebabkan terjadinya miopia, dan iris terdorong ke depan serta bilik mata
depan menjadi dangakal.
c. Katarak matur, Proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi
kekeruhan lensa.
Katarak hipermatur, Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa
dan korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam didalam koteks
lensa (Anas 2011,hh.56-58).

E. GEJALA KLINIS
1. Mata terasa sensitif bila terkena cahaya.
2. Pada pupil terdapat bercak putih.
3. Bertambah tebal nukleus dengan perkembangnya lapisan korteks lensa.
4. Bayangan cahaya yang ditangkap seperti sebuah lingkaran.
5. Rasa nyeri pada mata.
6. Penglihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur, buram. Bayangan
benda terlihat seakan seperti bayangan semu atau seperti asap.
7. Kesulitan melihat ketika malam hari. (Nanda NIC NOC, 2013)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Snallen chart ( Pemerikasaan visus mata)
2. TIO (Tekanan Intra Okuler)
3. Opthalmoscopy
4. Darah lengkap
5. EKG, kolesterol serum dan pemeriksaan lipid
6. Test Toleransi Glukosa
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pada katarak kongenital dapat dilakukan tredektomi optis. Apabila lensa keruh
sehingga tidak tampak /dapat dilakukan tredektomi optis pada anak usia kurang
dari satu tahun maka dapat dilakukan insisi lensa, untuk anak yang lebih besar
dapat dilakukan ekstraksi linier.

2. Operasi katarak kongenital dilakukan bila refleks tidak tampak dan bila katarak
bersifat total. Operasi dapat dilakukan pada usia 2 bulan atau lebih muda bila sudah
dapat dilakukan pembiusan.
3. Operasi/pembedahan pada jenis katarak lain:
a. ECCE (Ekstra Catarak Capsular Ekstrasi) yaitu tindakan pembedahan dengan
memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan korteks
lensa dapat keluar melalui robekan tersebut.
b. ICCE (Intra Catarak Capsular Ekstraksi), yaitu pembedahan dengan
mengeluarkan isi lensa bersama kapsul. EKIK tidak boleh dilakukan pada usia
kurang dari 40 tahun, karena masih mempunyai ligament hialoedia kapsuler.
H. KOMPLIKASI
1. Glaucoma
2. Uveitis
3. Kerusakan endotel kornea
4. Sumbatan pupil
5. Edema macula sistosoid
6. Endoftalmitis
7. Fistula luka operasi
8. Pelepasan koroid
9. Bleeding
II.

KONSEP DASAR ASKEP


A. PENGKAJIAN
1. Identitas
2. Data fokus (Data subjektif dan Objektif)
3. Pemeriksaan Penunjang
B. DIAGNOSA
1. Risiko infeksi b.d pertahanan primer dan prosedur infasif (bedah pengangkatan
katarak).
2. Defisiensi pengetahuan b.d terbatasnya informasi atau kesalahan interpretasi
interpretasi informasi yang sudah didapat sebelumnya.
3. Ketakutan b.d kehilangan pandangan komplet, jadwal pembedahan, atau
ketidakmampuan pandangan.
4. Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan perubahan
resepsi, transmisi dan / atau integrasi sensori
C. RENCANA PERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan perubahan
resepsi, transmisi dan / atau integrasi sensori.
Intervensi : peningkatan Komunikasi : Defisit Penglihatan

Rasional : membantu pembelajaran dan penerimaan metode alternatif untuk


menjalani hidup dengan penurunan fungsi penglihatan.
Intervensi : Manajemen Lingkungan
Rasional : Memanipulasi lingkungan sekitar pasien untuk manfaat terapeutik
Intervensi : Pemantauan Neurologis
Rasional : Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah atau
meminimalkan komplikasi neurologis.
2. Risiko infeksi b.d pertahanan primer dan prosedur infasif (bedah pengangkatan
katarak).
Intervensi : perawatan luka insisi
Rasional : membersihkan, memantau dan memfasilitasi proses penyembuhan
luka yang ditutup dengan jahitan, klip, atau staples.
Intervensi : Pengendalian infeksi
Rasional : Meminimalkan penyebaran dan penularan agens infeksius
Intervensi : Perlindungan infeksi
Rasional : Mencegah dan mendeteksi dini infeksi pada pasien yang berisiko
Intervensi : Perawatan luka
Rasional : Mencegah terjadinya komplikasi pada luka dan memfasilitasi proses
penyembuhan luka.

DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Hardi.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis NANDA
NIC NOC.Yogyakarta. Medi Action Publishing.
Doengoes, Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta; EGC

Nanda.2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan definisi keperawatan dan klasifikasi 20122014.Jakarta: EGC
Erfansyah. 2011. Askep Katarak. (http://erfansyah.blogspot.com/2011/11/askep-katarak.html.
Online. Diakses tanggal 10 November 2014).

Anda mungkin juga menyukai