Di susun oleh :
Dita Seran
Virginia Pansing
Vanesa Repi
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang kami
ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Asuhan Keperawatan pada penyakit
KATARAK" ini dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya
maupun segi lainnya. Oleh karena itu, bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik pada
kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah kami.
JUDUL
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
II. Rumusan Masalah
III. Tujuan Penelitian
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Teori
a. Definisi
b. Etiologi
c. Klasifikasi
d. Manifestasi Klinis
e. Patofisiologi
f. Pathway
g. Komplikasi katarak
h. Pemeriksaan Penunjang
i. Penatalaksanaan
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
Saran
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat
bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi biasanya berkaitan dengan
penuaan (Vaughan).
Salah satu penyebab kebutaan adalah katarak. Sekitar 1,5% dari jumlah penduduk di
Indonesia 78% disebabkan oleh katarak. Pandangan mata yang kabur atau berkabut
bagaikan melihat melalui kacamata berembun, ukuran lensa kacamata yang sering
berubah, penglihatan ganda ketika mengemudi di malam hari, merupakan gajala katarak.
Tetapi di siang hari penderita justru merasa silau karna cahaya yang masuk ke mata
terasa berlebihan.
Begitu besarnya resiko masyarakat untuk menderita katarak memicu kita dalam upaya
pencegahan. Dengan memperhatikan gaya hidup, lingkungan yang sehat dan menghindari
pemakaian bahan-bahan kimia yang dapat merusak akan membuat kita terhindar dari
berbagai jenis penyakit dalam stadium yang lebih berat yang akan menyulitkan upaya
penyembuhan.
Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan katarak
b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pasa klien dengan katarak
c. Mampu menyusun intervensi keperawatan pada klien dengan keperawatan
d. Mampu menerapkan implementasi keperawatan pada klien dengan katarak
BAB 2
PEMBAHASAN
B. Etiologi
Katarak dapat disebabkan sebagai berikut :
Usia lanjut dan proses penuaan
Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau
bahan beracun lainnya
Katarak bisa disebabkan oleh penyakit metabolic (misalnya diabetes) dan obat-
obatan tertentu
Trauma terjadi oleh pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh sinar X atau
benda-benda radioaktif
C. Klasifikasi
1. Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat
pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir
2. Katarak Senile
Adalah keruhan lensa yang terjadi karena bertambahnya usia. Ada beberapa
macam yaitu:
a. Katarak nuklear
Kekeruhan yang terjadi pada inti lensa.
b. Katarak kortikal
Kekeruhan yang terjadi pada korteks lensa.
c. Katarak kupliform
Terlihat pada stadium dini katarak nuklear dan kortikal
Berdasarkan stadium katarak senil dibagi menjadi :
a. Katarak insipident
b. Katarak imatur
c. Katarak matur
d. Katarak hipermatur
D. Manifestasi klinis
Secara umum gejala katarak berupa :
1. Merasa ada kabut yang menghalangi disekitar mata
2. Mata sangat peka terhadap sinar matahari
3. Bila menggunakan sebelah mata benda yang dilihat menjadi double/dua
4. Memerlukan cahaya terang agar dapat membaca
5. Lensa mata berubah menjadi buram dan tidak bening
6. Sering berganti kaca mata tetapi tetap sulit melihat dengan jelas
E. Patofisiologi
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda dapat
disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti : Diabetes, namun sebenarnya
merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak
berkembang secara kronik dan “matang” ketika orang memasuki dekade ketujuh. Katarak
dapat bersifat kongenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa
dapat menyebabkan amblyopia dan kehilangan penglihatan permanent. Faktor yang
sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi sinar ultraviolet B, diabetes, dan
asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu lama.
Dalam keadaan normal transfaransi lensa terjadi karena adanya keseimbangan antara
protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam membrane sesemi
permeable. Apabila terjadi peningkatan protein yang tidak dapat diserap, mengakibatkan
jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein pada bagian lain sehingga
membentuk massa transparan atau bintik kecil disekitar lensa, membentuk suatu kapsul
yang dikenal dengan katarak. Terjadinya penumpukan cairan/degenasi atau desintegrasi
pada serabut tersebut menyebabkan jalannya cahaya terhambat dan mengakibatkan
gangguan penglihatan.
F. Pathway
G. Komplikasi katarak
1. Kerusakan endotel kornea
2. Sumbatan pupil
3. Glaucoma
4. Perdarahan
5. Nistagmus dan strabismus
H. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap, LED : menunjukan anemia sistemik
2. Pengukuran tonografi : mengkaji tekanan intra okuler (normalnya 12-25mmHg)
3. Pemeriksaan lapang pandang : untuk mengetahui visus
4. Pemeriksaan oftalmoskop : mengkaji struktur intraocular, mencatat atrofi
lempeng optic, ppail edema, perdarahan retina
5. USG mata sebagai pemeriksaan untuk pembedahan katarak
I. Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat mencegah katarak. Beberapa
penelitian sedang dilakukan untuk memperlambat proses bertambah kerunya lensa untuk
menjadi katarak (Ilyas,2006)
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat progresifitas atau
mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih dengan pembedahan (James,2006).
Untuk menentukan waktu katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam
penglihatan dan bukan oleh hasil pemeriksaan. Tajam penglihatan dikaitkan dengan tugas
sehari-hari penderita. Digunakan nama insipient, imatur, dan hipermatur didasarkan atas
kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat terjadi.
Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa dan penggatian
lensa dengan implant plastik. Saat ini pembedahan semakin banyak dilakukan dengan
anestesi lokal daei pada anestesi umum. Anestesi lokal diinfiltrasikan disekitar bola mata
dan kelopak mata atau diberikan secara tropical. Operasi dilakukan dengan insisi yang
lebih kecil dari kornea atau sclera anterior
10) Ekstremitas
Inspeksi : tidak adanya pembengkakan pada ektremitas atas dan bawah,
tidak ada luka
Palpasi : kekuatan otot baik disemua ektremitas
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial yang bertujuan untuk mengidentifikasi
respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan
dengan kesehatan. Diagnosis keperawatan yang muncul pada pasien yang
mengalami katarak lain:
- Pre-op
a. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penglihatan
dan kondisi terkait penyakit katarak (D.0085)
b. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, kekhawatiran mengalami kegagalan
dan ancaman status Kesehatan (D.0080)
c. Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan penglihatan dan kondisi terkait penyakit
katarak (D.0143)
- Post-op
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan luka pasca
operasi (D.0077)
b. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif (D.0142)
3. Intervensi
Perencanaan merupakan langkah selanjutnya setelah ditegakkannya diagnosis
keperawatan. Pada langkah ini, perawat menetapkan tujuan dan kriteria hasil yang
diharapkan bagi pasien dan merencanakan intervensi keperawatan. Penyusunan intervensi
keperawatan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Perencanaan
yang dapat dilakukan pada pasien dengan diagnosis keperawatan ansietas dapat
dijabarkan sebagai berikut (PPNI, 2016):
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk menilai keberhasilan dari tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dan
kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan. Evaluasi asuhan keperawatan
didasarkan pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dimana dalam
standar ini menjelaskan definisi dan kriteria hasil keperawatan yang dituju sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang diangkat (PPNI, 2016).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang mengakibatkan
pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang di turunkan didalam mata, seperti melihat
air terjun menjadi kabur atau redup, mata silau yang menjengkelkan dengan distorsi
bayangan dan susah melihat. Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif.
Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan
fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.
Temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil
sehingga retina tidak akan tampak dengan oftalmoskop.
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipencarkan dan bukannya ditransmisikan
dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan
dimalam hari. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih.
B. Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat
memahami dan mengerti serta menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan pada
klien dengan Katarak