Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KATARAK

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Katarak berasal dari bahasa Yunani katarrhakie, Inggris cataract, dan
bahasa Latin cataracta yang berarti air terjun dalam bahasa Indonesia disebut
balar, dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-
duanya. Biasanya kekeruhan kedua mata dan berjalan progresif atau dapat tidak
mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
Katarak merupakan penyakit pada usia lanjut akan tetapi dapat juga
akibat kelainan kongenital, atau penyakit-penyakit mata lokal menahun.
bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma,
ablasi, uveitis. Katarak dapat berhubungan dengan proses penyakit intraokuler
lainnya. Juga keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan katarak seperti
ed\serin (0,25-0,5%), kortikosteroid, ergot.
Jenis katarak yang paling sering ditemukan adalah katarak senilis dan
katarak senilis ini merupakan proses degeneratif (kemunduran ). Perubahan yang
terjadi bersamaan dengan presbiopi, tetapi disamping itu juga menjadi kuning
warnanya dan keruh, yang akan mengganggu pembiasan cahaya.
Walaupun disebut katarak senilis tetapi perubahan tadi dapat terjadi pada
umur pertengahan, pada umur 70 tahun sebagian individu telah mengalami
perubahan lensa walau mungkin hanya menyebabkan sedikit gangguan
penglihatan.

B. Tujuan
Setelah dilakukan pembelajaran mengenai Asuhan Keperawatan
tentang katarak, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami tentang pengertian dari katarak
2. Memahami tentang etiologi dari katarak
3. Memahami tentang manifestasi klinis dari katarak
4. Memahami tentang patofisiologi/pathway dari katarak
5. Memahami tentang pemerikaan diagnosa dari katarak
6. Memahami tentang penatalaksanaan medis dari katarak
7. Memahami tentang pengkajian keperawatan katarak
8. Memahami tentang diagnosa keperawatan pada katarak
9. Memahami tentang intervensi keperawatan dan rasionalnya katarak

C. Manfaat
Manfaat dari penyusunan asuhan keperawatan ini adalah agar mahasiswa
mengetahui informasi tentang katarak, bagaimana penyebab dan gejalanya serta
pencegahan penyakit katarak.
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan
penglihatan. (Kusuma, 2015). Katarak adalah kekeruhan (bayangan seperti awan
pada lensa) yang secara perlahan lahan atau berangsur penglihatan menjadi kabur
dan akhirnya tidak dapat menerima cahaya.
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang
mengakibatkan penguranagan visus oleh suatu tabir/lara yang diturunkan di dalam
mata, seperti melihat air terjun.
Jenis katarakan yang palingg sering ditemukan adalah katarak senilis dan
katarak senilis ini merupakan proses degenerative (kemunduran). Perubahan yang
terjadi bersamaan dengan presbiopi, tetapi disamping itu juga menjadi kuning
warnanya dan keruh, yang akan mengganggu pembiasan cahaya. Walaupun
disebut katarak senilis tetapi perubahan tadi dapat terjadi pada umur pertengahan,
pada umur 70 tahun sebagian individu telah mengalami perubahan lensa walau
hanya menyebabkan sedikit gangguan penglihatan.
(dokumen tips katarak)

B. Etiologi
Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak biasanya
terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh
faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya. Katarak bisa
disebabkan oleh : cedera mata penyakit metabolik (misalnya diabetes) obat-obat
tertentu (misalnya kostikosteroid).
Katarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika
lahir (atau beberapa saat kemudian). Katarak kongenitalis bisa merupakan
penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan
oleh:
1. Infeksi congenital, seperti campak jerman
2. Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia
Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah
1. Penyakit metabolik yang diturunkan
2. Riwayat katarak dalam keluarga
3. Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan
Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan. Banyak
penderita katarak yang hanya mengalami gangguan penglihatan yang ringan dan
tidak sadar bahwa mereka menderita katarak. Faktor yang mepengaruhi terjadinya
katarak adalah:
1. Kadar kalsium darah yang rendah
2. Diabetes
3. Pemakaian kostikosteroid jangka panjang
4. Berbagai penyakit peradangan dan penyakit metabolik
5. Faktor lingkungan (trauma, penyinaran, sinar ultraviolet).
(Kusuma, 2015)

C. Klasifikasi katarak
Klasifikasi katarak berdasarkan maturitasnya:
1. Katarak insipient : kekeruhan awal pada lensa dengan visus pasien masih
mencapai 6/6
2. Katarak imatur : lensa mengalami kekeruhan pa.
3. Katarak matur : lensa mengalami kekeruhan total
4. Katarak hipermatur : katarak menyusut dan kapsul anterior berkerut
karena kebocoran air dari lensa
5. Katarak morgani : liquefaksi kosteks lensa katarak hipermatur
berakibatkan nucleus jatuh ke inferior
(kapita selekta jilid 1)

D. Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nucleus, di
perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan
posterior. Dengan bertambahnya usia, nucleus mengalami perubahan warna
menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri
dianterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan
bentuk katarak yang paling bermakna sepseti Kristal salju.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi. Perubahan dalam serabut halus multiple (zonula) yang memanjang
dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa. Perubahan kimia dalam protein
lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalnnya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya
protein lensa normal disertai influx air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan
serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan
bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi.
Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada
kebanyakkan pasien yang menderita katarak.
Katarak bisa terjadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma atau
sistemis (diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan yang
normal. Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi
radiasi sinar UV, obat-obatan, alcohol, merokok, dan asupan vitamin antioksidan
yang kurang dalam jangka waktu yang lama.
(Dokumen tips, askep katarak)

E. Manifestasi klinik
1. Penurunan tajan penglihatan perlahan
2. Penurunan sensitivitas kontras : pasien mengeluhkan sulitnya melihat
benda diluar ruangan pada cahaya terang
3. Pergeseran kearah myopia. Normalnya, pasien usia lanjut akan
mengeluhkan perubahan hiperopia, akan tetapi pasien katarak mengalami
perubahan myopia karena perubahan indeksrefraksi lensa.
4. Diplopia monocular. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan indeks
refraksi antara satu bagian lensa yang mengalami kekeruhan dengan
bagian lensa lainnya.
5. Sensasi silau. Opasitas lensa mengakibatkan rasa silau karena cahaya
dibiaskan akibat perubahan indeks refraksi lensa.
(kapita selekta jilid 1)

F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan non bedah
a. Terapi penyebab katarak.
Pengontrolan diabetes mellitus, menghentikan konsumsi obat-obatan
yang bersifat kataraktogenik seperti kostokosteroid, fenotiasin, dan
miotik kuat, menghindari iradiasi (inframerah atau sinar-X) dapat
memperlambat atau mencegah terjadinya proses kataraktogenesis.
b. Memperlambat progresivitas
c. Penilaian terhadap perkembangan visus pada katarak insipient dan
imatur
1) Refraksi : dapat berubah sangat cepat, sehingga harus sering
dikoreksi.
2) Pengaturan pencahayaan : pasien dengan kekeruhan dibagian
perifer lensa (area pupil masih jernih) dapat diinstruksikan
menggunakan pencahaayn yang terang. Berbeda dengan
kekeruhan pada bagian sentral lensa, cahaya remang yang
ditempatkan disamping dan sedikit dibelakang kepala pasien
akan memberikan hasil terbaik.
3) Penggunaan kacamata gelap : pada pasien dengan kekeruhan
lensa dibagian sentral, hal ini akan memberikan hasil yang baik
dan nyaman apabila beraktivitas diluar ruangan.
4) .memberikan efek positif pada lataral aksial dengan
kekeruhan yang sedikit. Midriatil seperti fenilefrin 5% atau
tropikamid 1% dapat memberikan penglihatan yang jelas.
(Kusuma, 2015)
Meski telah banyak usaha ynag dilakukan untuk memperlambat progresivitas atau
mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih tetap dengan pembedahan.
2. Penatalaksanan bedah katarak.
Indikasi bedah :
a. Penurunan fungsi penglihatan yang tidak dapat lagi ditoleransi
pasien karena mengganggu aktivitas sehari-hari
b. Adanya anisometropia yang bermakna secara klinis.
c. Kekeruhan lensa mnyulitkan pemeriksaan segmen posterior
d. Terjadi komplikasi terkait lensa seperti paradangan-peradangan atau
glaucoma sekunder.
Kontraindikasi bedah :
a. Penurunan fungsi penglihatan yang masih dapat ditoleransi oleh
pasien
b. Tindakan bedah diperkirakan tidak akan memperbaiki tajam
penglihatan dan tidak ada indikasi bedah lainnya.
c. Pasien tidak dapat menjalani bedah dengan aman karena keadaan
medis atau kelainan ocular lainnya yang ada pada pasien
d. Perawatan pascabedah yang sesuai tidak bisa didapatkan oleh pasien.
Teknik operasi yang digunakan :
a. Fakoemulsifikasi : teknik operasi yang memungkinkan lensa
dihancurkan dan diemulsifikasi kemudian dikeluarkan dengan
bantuan probe dan ekstrasi dikerjakan ekstrakapsular
b. Teknik ektrasi katarak manual:
1) Intracapsular catarak extraction (ICCE); ekstrasi lensa utuh
serta seluruh kapsul lensa.
2) Extracapsular catarak extraction (ECCE); ekstrasi lensa utuh
dengan meninggalkan bagian posterior dari kapsul lensa.
3) Small incision catarak surgery (SICS); ekstrasi lensa dengan
insisi yang kecil.
(kapita selekta jilid 1)

G. Pemeriksaan penunjang
1. Kartu mata snellen/mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahn refraksi,
penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.
2. Lapang penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis,
glukoma.
3. Pengukuran tonografi : TIO (12-25 mmHg)
4. Pengukuran gonioskopi : membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glukoma.
5. Tes provokatif : menentukan adanya/tipe glaucoma
6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optic,
papiledema, perdarahan.
7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik/infeksi
8. EKG, kolesterol serum, lipid, tes toleransi glukosa : control DM.
(Kusuma, 2015)

H. Komplikasi
1. Intra-bedah
a. Rupture kapsul posterior atau zonula
b. Trauma pada corpus siliaris atau iris
c. Masuknya materi nucleus lensa ke vitreus
d. Dislokasi lensa intraocular posterior.
e. Perdarahan suprakoroid
2. Pasca-operasi
a. Kekeruhan kapsul posterior
b. Cystoids macular edema
c. Edema kornea
d. Rupture atau kebocoran luka
e. Ablasio retina
f. Endoftalmitis, dapat terjadi dini atau terlambat (4 minggu bahkan 9
bulan)
g. Iritis persisten.
(kapita selekta jilid 1)
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
B. Diagnose keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori
Domain :
Kelas :
2. Nyeri akut (00132)
Domain : 12, Kenyamanan
Kelas : 1, Kenyamanan fisik
3. Resiko infeksi (00004)
Domain : 11, Keamanan/Perlindungan
Kelas : 1, Infeksi
4. Resika jatuh (00155)
Domain : 11, Keamanan/Perlindungan
Kelas : 2, Cedera fisik
5. Ansietas (00146)
Domain : 9, Koping/Toleransi stress
Kelas : 2, Respon koping
C. Intervensi dan rasional
No. Diagnosa NOC NIC Rasional
1 Gangguan persepsi 1. Kaji ketajaman penglihatan 1. Kebutuhan individu dan pilihan
sensori : penglihatan pasien, apakah satu atau kedua intervensi bervariasi sebab
(00000) mata terlibat kehilangan penglihatan terjadi
lambat dan progresif bilateral,
tiap mata dapat berlanjut pada
laju yang berbeda
2. Orientasikan pasien terhadap 2. Memberikan peningkatan
lingkungan, staf dan orang lain kenyamanan dan kekeluargaan
menurunkan cemas
3. Tempatkan seluruh kebutuhan 3. Memudahkan untuk melakukan
pasein berada pada tempat yang aktivitas tanpa harus berjalan
mudah dijangkau
4. Letakkan bel pemanggil di 4. Bel memudahkan pertolongan
samping pasien dengan cepat bila perlu
5. Kolaborasi dengan dokter tentang 5. Bedah adalah satu-satunya untuk
rencana operasi menyelesaikan masalah katarak
6.
2 Nyeri akut (00132) Observasi Observasi
Domain : 12 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Agar dapat melakukan
Kenyamanan secara komprehensif yang penanganan dan pencegahan
Kelas : 1, meliputi lokasi, karakteristik, lebih lanjut bila nyeri dirasakan
Kenyamanan fisik durasi, frekuensi, kualitas berat atau ringan serta lokasi
Definisi : Pengalaman intensitas, atau beratnya nyeri bagian tubuh yang harus
sensori dan emosional ditangani pada bagian abdomen
tidak menyenangkan karena adanya pembesaran atau
yang muncul akibat distensi.
kerusakan jaringan 2. Kaji tipe dan sumber nyeri saat 2. Untuk menentukan intervensi
actual atau potensial memilih tindakan pengurangan yang akan dilakukan dengan
atau yang rasa nyeri pada klien mengetahui tipe dari nyeri dan
digambarkan sebagai sumber nyeri. Karena dengan
kerusakan mengetahui sumber nyeri serta
(International jenis nyeri maka perawat dapat
Association for Study menentukan tindakan apa yang
of Pain); awitan yang harus dilakukan untuk
tiba-tiba atau lambat mengatasi masalah nyeri klien
dari ansietas ringan sesuai kenyamanan klien
hingga berat dengan 3. Observasi reaksi nonverbal dari 3. Untuk mengetahui respon pasien
akhir yang dapat ketidaknyamanan, khususnya terhadap nyeri yaitu dengan cara
diantisipasi atau pada mereka yang tidak mampu melihat sikap klien apakah
diprediksi. berkomunikasi efektif nyaman atau tidak dimanan
mengetahui apakah klien sulit
untuk mengugkapkan rasa
nyarinya
4. Kaji riwayat alergi pasien 4. Mencegah terjadinya komplikasi
terhadap pemberian analgesic akibat alergi terhadap analgesic
Mandiri Mandiri
5. Gunakan strategi komunikasi 5. Mengetahui respon tentang
terapeutik untuk mengetahui nyeri yang pernah dirasakan
pengalaman nyeri dengan pendekatan komunikasi
terapeutik dimana perawat
menanyakan tentang
pengalaman klien tentang
nyerinya sehingga perawat dapat
mencatat hal-hal yang akan
dilakukan selanjutnya
6. Kontrol lingkungan yang dapat 6. Lingkungan yang tenang akan
mempengaruhi nyeri seperti membuat klien merasa nyaman
pencehayaan. juga karena bila suhu
lingkungan sekitar dingin
menyebabkan nyeri semakin
terasa.
7. Pastikan pemberian analgesik 7. Analgesik dapat membantu
dan atau strategi non mengurangi nyeri yang
farmakologi seperti distraksi, dirasakan klien, serta pemberian
relaksasi dan kompres strategi non farmakologi sperti
teknik relaksasi nafas dalam,
imajinasi terbimbing atau teknik
distraksi yang membantu
produksi hormon endorfin agar
pasien tidak terlalu fokus pada
nyerinya
8. Cek instruksi dokter tentang 8. Pengecekan obat terlebih dahulu
jenis obat, dosis dan frekuensi dapat meminimalisir kesalahan
perawat dalam memberikan obat
9. Catat respon terhadap obat, dan 9. Nyeri berat yang tidak hilang
laporkan pada dokter bila nyeri dengan tindakan rutin dapat
berkurang menunjukkan terjadinya
komplikasi/kebutuhan terhadap
intervensi lebih lanjut
Health Education Health Education
10. Berikan informasi mengenai 10. Agar klien mengetahui apa
nyeri, seperti penyebab nyeri, saja factor yang dapat
berapa lama nyeri akan menyebabkan nyeri sehingga
dirasakan, dan antisipasi dari klien dapat merasa lebih
ketidaknyamanan akibat nyaman
prosedur
11. Perbaiki persepsi pasien 11. Untuk meningkatkan
tentang tentang analgesik pengetahuan klien tentang
obat analgesic untuk
mengurangi adanya resiko
ketergantungan atau
overdosis penggunaan obat
analgesik
Kolaborasi Kolaborasi
12. Kolaborasi dengan dokter 12. Obat-obat analgesic dapat
tentang pemberian analgesic membantu mengurangi nyeri
13. Kolaborasikan dengan dokter klien
jika ada keluhan dan tindakan 13. Untuk penaganan lebih lanjut
nyeri tidak berhasil bila nyeri belum bisa di atasi
3 Resiko infeksi
(00004)
Domain : 11,
Keamanan/Perlindung
an
Kelas : 1, Infeksi
4 Resiko jatuh (00155) Observasi :
Domain : 11, 1. Identifikasi hal-hal yang
Keamanan/Perlindung membahayakan
an dilingkungan(misalnya,[baha
Kelas : 2, Cedera fisik ya] fisik, biologi, dan
Definisi : Rentan kimiawi.
terhadap peningkatan 2. Monitor kemampuan untuk
resiko jatuh, yang berpindah dari tempat tidur
dapat menyebabkan kekursi dan sebaliknya.
bahaya fisik dan 3. Identifikasi perilaku dan
gangguan kesehatan. faktor yang mempengaruhi
risiko jatuh.
Mandiri :
1. Bantu pasien melakukan
perpindahan ke lingkungan
yang lebih aman (misalnya,
rujukan untuk mempunyai
asisten rumah tangga)
2. Letakkan benda-benda dalam
jangkauan yang mudah bagi
pasien.
Health Education :
Kolaborasi :
1. Berkolaborasi dengan
anggota tim kesehatan lain
untuk meminimalkan efek
samping dari pengobatan
yang berkontribusi pada
kejadian jatuh (misalnya,
hipotensi ortostasik dan cara
berjalan (terutama kecepatan)
yang tidak mantap/seimbang.
2.
5 Ansietas (00146) 1. Kaji tingkat kecemasan klien 1. Respon cemas individu berbeda,
Domain : 9, kecemasan dapat dijadikan
Koping/Toleransi patokan untuk intervensi
stress selanjutnya
Kelas : 2, Respon 2. Pertahankan pendekatan yang 2. Ansietas akan berkurang apabila
koping tenang dan percaya diri pasien merasa ditangani oleh tim
Definisi : Perasaan kesehatan yang berkompeten
tidak nyaman atau 3. Batasi pengunjung sampai 3. Pengunjung dapat menyebabkan
kekhawatiran yang rencana operasi berjalan peningkatan ansietas
samar disertai respons 4. Jelaskan semua prosedur 4. Penjelasan merupakan kunci
otonom (sumber termasuk sensasi yang akan utama agar pasien mau menerima
sering kali tidak dirasakan yang mungkin akan rencana yang diajukan
spesifik atau tidak dialami klien selama prosedur 5. Doa dapat mengurangi
diketahui oleh dilakukan kecemasan seseorang
individu); 5. Anjurkan kepada klien dan
keluarganya untuk berdoa sesuai
dengan agamanya
6. Berada disisi klien untuk
meningkatkan rasa aman dan
mengurangi ketakutan
7. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara
yang tepat
8. Identifikasi pada saat terjadi
perubahan tingkat kecemasan
9. Berikan aktivitas pengganti yang
bertujuan untuk mengurangi
tekanan

Anda mungkin juga menyukai