SKRIPSI
DiajukanOleh :
ZAMZAMI YATI RAHMA
201211720
4B SI KEPERAWATAN
1.Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cukup
besar diIndonesia pada saat ini. Hal ini ditandai dengan adanya pergeseran pola penyakit
secara epidemiologi dari penyakit menular yang cen derung menurun kepenyakit tidak
menular yang secara global meningkat di dunia, dan secara nasional telah menduduki sepuluh
besar penyakit penyebab kematian dan kasus terbanyak, yang diantaranya adalah penyakit
diabetes mellitus (Syahid,2021).Penyakit Diabetes Melitus (DM) sebagai salah satu PTM
menurut World Health Organization (WHO) (2021) adalah penyakit kronis yang terjadi baik
ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan salah satu penyakit kesehatan terbesar di dunia.
Menurut International Diabetes Federation (IDF) (2019), Data World Health Organization
(WHO) menyebutkan bahwa tercatat 422 juta orang di dunia menderita diabetes mellitus atau
terjadi peningkatan sekitar 8,5% pada populasi orang dewasa diperkirakan terdapat 2,2 juta
kematian dengan persentase akibat penyakit diabetes melitus yang terjadi sebelum usia 70
tahun, khususnya di negara negara dengan status ekonomi rendah dan menengah. Menurut
International of diabetic ferderation (IDF) tahun 2021 memperkirakan sedikitnya terdapat 463
juta orang pada usia 20-79 tahun didunia menderita diabetes pada tahun 2019.Angka kejadian
penyakit tidak menular di Indonesia terus meningkat. Data Kementerian Kesehatan RI (2019)
menyatakan bahwa persentase penyakit tidak menular mencapai angka 69,91%. Dari
keempat, dengan prevalensi 8,6% dari total populasi terhadap kasus Diabetes Melitustipe
2.Tahun 2000-2030 diperkirakan akan terjadi peningkatan 8,4 menjadi 21,3 juta jiwa.
(Safitrietal.,2022).
Berdasarkan laporan (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi DMT2 nasional sebesar 8,5%
atau sekitar 20,4 juta orang Indonesia terdiagnosis DM.Kota Padang menempati urutan ketiga
dengan jumlah penderita DM terbesar diSumatera Barat setelah Kota Pariaman dan Padang
Panjang dengan prevalensi 1,79%. DMT2 merupakan kasus penyakit terbanyak puskesmas se-
Kota Padang, dimana prevalensi DMT2 pada tahun 2018 dengan 9.357 kasus, ditahun 2019
mengalami peningkatan dengan 18.301 kasus dan ditahun 2020 mengalami penurunan
Glukosa darah merupakan gula darah yang terbuat dari karbohidrat yang diabsorbsi
oleh makanan dan menyimpannya dalam hati dan otot rangka dalam bentuk glikogen.Dalam
ilmu kedokteran pengukuran kadar glukosa darah dalam bentuk kadar glukosa darah. Glukosa
darah digunakan untuk mendiagnosis penyakit diabetes melitus. Meningkatnya kadar glukosa
darah dapat diakibatkan oleh beberapa faktor mulai dari terapi diet yang tidak tepat, jarang
melakukan aktivitas fisik, berat badan berlebih (obesitas), tidak patuh pengobatan (oral
maupun suntikan) hingga faktor psikologis seperti kecemasan dan stress (Vaningrum &
Yuniartika,2023).
dan diit,sedangkan perhatian terhadap aktivitas fisik masih rendah. Aktivitas fisik akan
membuat tubuh bekerja lebih optimal yang mengakibatkan kadar glukosa darah akan
terkontrol sehingga penanganaan secara holistik diperlukan (Akbar et al, 2018). Salah satu
aktivitas fisik yang dapat diterapkan yaitu Relaksasi Otot Progresif. Relaksasi otot progresif
adalah jenis latihan yang berfokus pada pengencangan dan relaksasi kelompok otot berurutan
Manajemen kadar gula darah yang tinggi dapat dilakukan dengan cara farmakologi
relaksasi otot progresif. Tekhnik relaksasi otot progresif merupakan terapi relaksasi yang
diberikan kepada pasien dengan menggabungkan Latihan pernapasan dalam dan serangkaian
kontraksi dan relaksasi otot tertentu dengan tujuan membantu menurunkan kadar gula darah
pada pasien diabetes melitus (Martuti et al.,2021).Latihan ini dilakukan untuk memperoleh
relaksasi dengan cara menegangkan dan mengendurkan otot. Selama melakukan peregangan
sel.Peningkatan membuat penggunaan kadar glukosa lebih efisien sehingga kadarnya bisa
Hal ini didukung dengan penelitian oleh Juniarti,dkk (2021) bahwa relaksasi otot
progresif yang dilakukan selama 3 hari dapat menurunkan kadar gula darah pasien diabetes
melitus menjadi rata-rata161,68 mg/dl (Juniarti et al., 2021). Penelitian oleh Ginting, dkk
(2022) menunjukkan bahwa relaksasi otot progresif dengan kadar gula darah sebelum
relaksasi otot progresif rata-rata 243,71 mg/dl menjadi 233,86 mg/dl (Ginting et al., 2022).
Penelitian oleh Anisah dkk (2023) juga menunjukkan penurunanrata-rata (mean) kadar gula
darah pasien diabetes melitus setelah dilakukan relaksasi otot progresif,sebelum dilakukan
relaksasi otot progresif rata-rata kadar gula darah pasien adalah 172,63, menjadi130,88 mg/dl
setelah dilakukan relaksasi otot progresif (Anisah et al., 2023). Menurut jurnal penelitian yang
dilakukan oleh Karokaro dan Riduan (2019) di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam
diketahui bahwa kadar glukosa darah sebelum dilakukan latihan terapi relaksasi otot progresif
didapatkan nilairata-rata 243,90 mg/dL dan sesudah melakukan terapi relaksasi otot progresif
didapatkan penurunan kadar glukosa darah dengan nilai rata-rata sebesar 200,83mg/dL.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan perawat yang bekerja di ruang penyakit
dalam RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja untuk mengetahui penatalaksanaan DM tipe II
menyatakan bahwa belum adanya intervensi relaksasi otot progresif yang dilakukan oleh
perawat sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan aktivitas atau latihan fisik untuk pasien DM
yang sedang dirawat inap di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja sehingga perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap kadar gula darah
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. A., Malini, H., & Afiyanti, E. (2018.). Progressive muscle relaxation (PMR)
is effective to lower blood glucose levels of patients with type 2 diabetes melitus.
Anisah, Tanjung, A. I., & Iting, I. (2023). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif
terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Suka
213.https://doi.org/10.33024/mahesa.v3i1.9194.
Ginting, D. S., Sutejo, J., & Silalahi, R. D. (2022). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien DM Tipe II Di Rumah Sakit
Federation.(Vol.102,Issue2).
Juniarti, I., Nurbaiti, M., Surahmat, R., Stik, B., Husada, S., & Selatan, I. (2021).
terhadap kadar gula darah pasien diabetes melitus tipe II di RSUD Ibnu
Karokaro, T. M., & Riduan, M. (2019). pengaruh teknik relaksasi otot progresif
terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe2 di RUMAH
48-53.
Riset Kesehatan Dasar. (2018). Laporan Provinsi Sumatera Barat. Jakarta: Lembaga
67–74.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i1.546.
room/factsheets/detail/diabetes.