PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang
progresif oleh resistensi insulin (Safitri et al. 2019). Diabetes melitus tipe 2
yang tidak memadai (Meilani et al. 2020). Keadaan ini ditandai dengan
tidak bisa berfungsi optimal dalam mengatur metabolisme glukosa (Agustina and
Karakteristik hiperglikemi selain karena kelainan sekresi insulin juga dapat terjadi
terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes pada tahun
2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia
penambahan umur penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur 65-79
tahun. Angka diprediksi terus meningkat hingga mencapai 578 juta ditahun 2030 dan
700 juta di tahun 2045. Wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia berada, menempati
indonesia 2020).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa populasi penderita DM
tipe II di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 1,5 % atau sekitar 4,1 juta jiwa dari
jumlah penduduk. Proporsi jumlah penderita DM tipe II di Indonesia pada tahun 2018
masih didominasi oleh kaum perempuan dengan total sebesar 1,8 % daripada laki-
laki sebesar 1,2 %. Diperkirakan pada tahun 2030 dengan asumsi tanpa adanya
perbaikan, angka DM tipe II di Indonesia akan meningkat sebesar 21,3 juta jiwa.
Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa
mencapai level 126 mg/dL atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam
setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 200 mg/dL (Dian saviqoh 2021).
diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan
200 mg/dL, terlebih lagi bila diatas 200 mg/dL (Desi 2021). Departemen kesehatan
(dalam Lispin et al. 2021) menyebutkan bahwa DM Tipe 2 adalah penyakit gangguan
metabolik yang ditandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin
oleh sel beta pankreas atau gangguan fungsi insulin. Penderita DM Tipe 2 adalah
penderita yang tidak tergantung oleh insulin artinya dalam tubuh penderita masih bisa
menghasilkan insulin namun tidak bisa untuk memprosesnya (Lispin et al. 2021)
Pasien dengan DM Tipe 2 akan mengalami proses transisi dari kondisi sehat ke
penderitanya (Aisyah and Lubis 2022). Menurut Bidjuni 2019 sejak pertama kali
depresi dan tidak menerima (Bidjuni and Kallo 2019). Diabetes Melitus merupakan
salah satu penyebab stress bagi para penderitanya. Karena penyakit ini melibatkan
perubahan gaya hidup, diet, pemeriksaan medis yang sering, obat-obatan dan
hidup untuk menghadapi masalah yang terkait dengan sakitnya, karena seseorang
sehingga penyakit DM ini tidak hanya berpengaruh secara fisik, namun juga
terjadinya resiko komplikasi, seperti yang telah dikemukakan oleh (Nur Sofa 2019)
bahwa sistem pikiran (psikologis) berkaitan dengan keadaan tubuh (sistem biologis)
yang artinya kesehatan dalam tubuh seseorang dipengaruhi oleh pikiran maupun
lingkungan, pikiran yang positif dan lingkungan yang mendukung akan membuat
DM adalah faktor usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, pendidikan, budaya,
pengendalian diri, religiusitas, dukungan sosial serta mawas diri (Efendi et al. 2021).
Dukungan sosial memiliki peranan yang sangat besar bagi kesejahteraan psikologis
pada penderita DM karena seseorang terdiri dari sistem biologis dan psikososial yang
penghiburan, perhatian dan pertolongan yang mereka butuhkan dari seseorang atau
kelompok biasanya cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis, daripada pasien
yang kurang merasa mendapat dukungan sosial (Bidjuni and Kallo 2019).
Diabetes Melitus terbanyak dari tahun 2018 hingga saat ini tahun 2023. Dilihat dari
data pasien di poli dari bulan Oktober 2022 – Desember 2022 jumlah pasien Diabetes
Melitus sebanyak 872 pasien, namun pasien Diabetes Melitus Tipe 2 sebanyak 520
pasien. Diabetes Melitus Tipe 2 paling banyak diderita oleh pasien-pasien saat ini.
Data terakhir dibulan Januari 2023 pencapaian jumlah pasien Diabetes Melitus Tipe
mengatakan jenuh dengan rutinitas yang saat ini dijalani hampir putus asa karena
sudah rajin kontrol, mengatur pola makan, dan juga berolahraga namun kondisinya
masih sama saja, keluhan-keluhan seperti kesemutan, badan linu seperti ditusuk-
tusuk, kebas kaki dan sampai kadang gemeteran lemes masih saja ada. Pada 4 orang
pasien lainnya mengatakan pasarah dan dijalani saja dengan kondisi seperti ini, lebih
dihati-hati lagi dalam hal pola makan, dan jangan smapai ada luka, karena kalau sudah
ada luka susah dan lama smebuhnya. Semua aktivitas bergantung pada keluarga,
mereka mengatakan apabila tidak ada dukungan dari keluarga mungkin mereka sudah
Hubungan yang seperti ini memiliki manfaat emosional atau efek perilaku pada
belakang diatas dan fenomena yang ada sehingga menarik minta peneliti untuk ingin
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial
Prikasih
2. Tujuan Khusus
Jakarta
Prikasih Jakarta
D. Manfaat Penelitian
1. Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah dan mendukung, serta
tentang DM Tipe 2
2. Institusi pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber pengetahuan bagi mahasiswa dan
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pasien
terutama penderita DM Tipe 2 untuk menjaga pola hidup sehat dan menerapkan
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Pebby Lia, And Siti Khoiroh Muflihatin. 2020. “Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dengan Terkendalinya Kadar Gula Darah Pada Pasien Dm Tipe Ii Di
Rsud Aws.” Borneo Student Research 1(1): 537–43.
Aisyah, Siti, And Saiful Akhyar Lubis. 2022. “Hubungan Dukungan Sosial Dan Lokus
Kendali Dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Santri Wati Di Pesantren Darul
Arafah Raya.” 6: 1014–32.
Bidjuni, Hendro, And Vandri Kallo. 2019. “Hubungan Religiusitas Dengan
Kesejahteraan Psikologis Pada Pasien Diabetes Melitus Di Klinik Husada Kimia
Farma Sario Manado.” Jurnal Keperawatan 7(1).
Desi. 2021. “Bina Husada.” Jurnal Kepetawatan: 5p.
Dian Saviqoh, Iis. 2021. “Analisis Pola Hidup Dan Dukungan Keluarga Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki.” Health
Care : Jurnal Kesehatan 10(1): 181–93.
Efendi, Pauzan Et Al. 2021. “Pengaruh Implementasi 4 Pilar Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Terhadap Pengetahuanpada Penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas
Kandang Kota Bengkulu.” Journal Of Nursing And Public Health 9(2): 74–80.
Fitria, Elis Et Al. 2018. “Dengan Tingkat Faktor Risiko Diabetes Melitus.” (2013).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. “Tetap Produktif, Cegah Dan Atasi
Diabetes Mellitus.” Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan Ri.
Lispin, Tahiruddin, And Narmawan. 2021. “Hubungan Kualitas Tidur Terhadap Kadar
Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.” Jurnal Keperawatan 04(03): 1–7.
Meilani, Rini, Fauzan Alfikrie, And Aryanto Purnomo. 2020. “Efektivitas Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Kadar Gula Darah: Penelitian Quasi Eksperimen Pada Penderita
Diabetes Militus Tipe 2 Usia Produktif.” Borneo Nursing Journal (Bnj) 2(2): 22–29.
“Peran Who (.” 2018. 4: 564–72.
Safitri, Wahyuningsih, And Rahajeng Putriningrum. 2019. “Pengaruh Terapi Relaksasi
Progresif Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.” Profesi
(Profesional Islam) : Media Publikasi Penelitian 16(2): 47.
Sosial, Dukungan, And Fakultas Psikologi. 2018. “Dukungan Sosial..., Fitri, Fakultas
Psikologi 2018.” (Dm).
Terhadap, Sosial, And Kesejahteraan Psikologis. 2019. “Oleh : Nur Soffa.”
Yuliasari, Hesty, Hepi Wahyuningsih, And R A Indahria Sulistyarini. 2018. “Efektifitas
Pelatihan Koping Religius Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.” 2(1): 73–82.