Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN


PSIKOLOGIS PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RS PRIKASIH

Usulan Penelitian untuk Sarjana Keperawatan

Febri Abdul Riadi


NIM : 2127009

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEHNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
DESEMBER 2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus merupakan kumpulan gejala pada seseorang yang disebabkan

adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang

progresif oleh resistensi insulin (Safitri et al. 2019). Diabetes melitus tipe 2

merupakan penyakit ditandai dengan adanya hiperglikemia akibat sekresi insulin

yang tidak memadai (Meilani et al. 2020). Keadaan ini ditandai dengan

ketidakrentanan atau ketidakmampuan organ menggunakan insulin, sehingga insulin

tidak bisa berfungsi optimal dalam mengatur metabolisme glukosa (Agustina and

Muflihatin 2020). Akibatnya, kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemi).

Karakteristik hiperglikemi selain karena kelainan sekresi insulin juga dapat terjadi

karena insulin tidak bekerja atau duaduanya (Lispin et al. 2021).

Organisasi Internasional Diabetes Federation (IDF) memperkirakan sedikitnya

terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes pada tahun

2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia

yang sama (WHO 2018). Prevalensi diabetes diperkirakan meningkat seiring

penambahan umur penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur 65-79

tahun. Angka diprediksi terus meningkat hingga mencapai 578 juta ditahun 2030 dan

700 juta di tahun 2045. Wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia berada, menempati

peringkat ke-3 dengan prevalensi sebesar 11,3% (Kementrian kesehatan republik

indonesia 2020).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa populasi penderita DM

tipe II di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 1,5 % atau sekitar 4,1 juta jiwa dari

jumlah penduduk. Proporsi jumlah penderita DM tipe II di Indonesia pada tahun 2018

masih didominasi oleh kaum perempuan dengan total sebesar 1,8 % daripada laki-

laki sebesar 1,2 %. Diperkirakan pada tahun 2030 dengan asumsi tanpa adanya

perbaikan, angka DM tipe II di Indonesia akan meningkat sebesar 21,3 juta jiwa.

Provinsi Sumatera Selatan berada di peringkat ke 32 untuk kasus DM tipe II di

Indonesia (Fitria et al. 2018).

Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa

mencapai level 126 mg/dL atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam

setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 200 mg/dL (Dian saviqoh 2021).

Sedangkan pemeriksaan gula darah secara random (sewaktu) dapat membantu

diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan

200 mg/dL, terlebih lagi bila diatas 200 mg/dL (Desi 2021). Departemen kesehatan

(dalam Lispin et al. 2021) menyebutkan bahwa DM Tipe 2 adalah penyakit gangguan

metabolik yang ditandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin

oleh sel beta pankreas atau gangguan fungsi insulin. Penderita DM Tipe 2 adalah

penderita yang tidak tergantung oleh insulin artinya dalam tubuh penderita masih bisa

menghasilkan insulin namun tidak bisa untuk memprosesnya (Lispin et al. 2021)

Pasien dengan DM Tipe 2 akan mengalami proses transisi dari kondisi sehat ke

kondisi sakit. Hal tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis

penderitanya (Aisyah and Lubis 2022). Menurut Bidjuni 2019 sejak pertama kali

pasien mengetahui bahwa dirinya terdiagnosa penyakit DM Tipe 2, pasien akan


mengalami respon kehilangan melalui lima tahap yaitu menyangkal, marah, menawar,

depresi dan tidak menerima (Bidjuni and Kallo 2019). Diabetes Melitus merupakan

salah satu penyebab stress bagi para penderitanya. Karena penyakit ini melibatkan

perubahan gaya hidup, diet, pemeriksaan medis yang sering, obat-obatan dan

komplikasi yang serius. Semua komponen tersebut dapat mempengaruhi

kesejahteraan psikologis pasien (Fitri 2018).

Yuliasari 2018 menyatakan bahwa penderita DM mengalami tantangan-tantangan

hidup untuk menghadapi masalah yang terkait dengan sakitnya, karena seseorang

yang menderita DM memerlukan banyak sekali penyesuaian di dalam hidupnya,

sehingga penyakit DM ini tidak hanya berpengaruh secara fisik, namun juga

berpengaruh secara psikologis pada penderita (Yuliasari et al. 2018). Kesejahteraan

psikologis perlu dimiliki oleh penderita DM Tipe 2 karena dapat mengurangi

terjadinya resiko komplikasi, seperti yang telah dikemukakan oleh (Nur Sofa 2019)

bahwa sistem pikiran (psikologis) berkaitan dengan keadaan tubuh (sistem biologis)

yang artinya kesehatan dalam tubuh seseorang dipengaruhi oleh pikiran maupun

lingkungan, pikiran yang positif dan lingkungan yang mendukung akan membuat

kesehatan seseorang menjadi lebih baik (Sofa 2019).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis pada penderita

DM adalah faktor usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, pendidikan, budaya,

pengendalian diri, religiusitas, dukungan sosial serta mawas diri (Efendi et al. 2021).

Dukungan sosial memiliki peranan yang sangat besar bagi kesejahteraan psikologis

pada penderita DM karena seseorang terdiri dari sistem biologis dan psikososial yang

saling berelasi dan masing-masing sistem mengandung sistem komponen, artinya


keadaan kesehatan biologis seseorang saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh

sistem sosialnya karena secara umum, orang-orang yang merasa menerima

penghiburan, perhatian dan pertolongan yang mereka butuhkan dari seseorang atau

kelompok biasanya cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis, daripada pasien

yang kurang merasa mendapat dukungan sosial (Bidjuni and Kallo 2019).

RS Prikasih merupakan Rumah Sakit swasta yang memiliki jumlah pasien

Diabetes Melitus terbanyak dari tahun 2018 hingga saat ini tahun 2023. Dilihat dari

data pasien di poli dari bulan Oktober 2022 – Desember 2022 jumlah pasien Diabetes

Melitus sebanyak 872 pasien, namun pasien Diabetes Melitus Tipe 2 sebanyak 520

pasien. Diabetes Melitus Tipe 2 paling banyak diderita oleh pasien-pasien saat ini.

Data terakhir dibulan Januari 2023 pencapaian jumlah pasien Diabetes Melitus Tipe

2 saat kontrol di Poliklinik pertanggal 1 januari- 15 januari sebanyak 162 pasien.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan wawancara pada 10 pasien dengan

DM Tipe 2 di Poliklinik penyakit dalam RS Prikasih didapatkan bahwa 6 orang pasien

mengatakan jenuh dengan rutinitas yang saat ini dijalani hampir putus asa karena

sudah rajin kontrol, mengatur pola makan, dan juga berolahraga namun kondisinya

masih sama saja, keluhan-keluhan seperti kesemutan, badan linu seperti ditusuk-

tusuk, kebas kaki dan sampai kadang gemeteran lemes masih saja ada. Pada 4 orang

pasien lainnya mengatakan pasarah dan dijalani saja dengan kondisi seperti ini, lebih

dihati-hati lagi dalam hal pola makan, dan jangan smapai ada luka, karena kalau sudah

ada luka susah dan lama smebuhnya. Semua aktivitas bergantung pada keluarga,

mereka mengatakan apabila tidak ada dukungan dari keluarga mungkin mereka sudah

tidak kuat menjalani sakit yang dialami saat ini.


Dukungan sosial dari orang-orang terdekat sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan kesejahteraan psikologis penderita diabetes. Dukungan sosial

merupakan hubungan interpersonal dalam mengambil informasi, perhatian

emosional, evaluasi, dan bantuan instrumental melalui interaksi dengan lingkungan.

Hubungan yang seperti ini memiliki manfaat emosional atau efek perilaku pada

seseorang, untuk membantu dia mengatasi masalah-masalahnya. Dari uraian latar

belakang diatas dan fenomena yang ada sehingga menarik minta peneliti untuk ingin

melakukan penelitian dengan judul hubungan dukunagn sosial dengan kesejahteraan

psikologis pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RS Prikasih.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas sehingga peneliti dapat merumuskan

masalah : ‘’Apakah ada hubungan dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis

pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RS Prikasih?’’

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial

dengan kesejahteraan psikologis pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RS

Prikasih

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik usia, jenis kelamin, pendidikan dan

pekerjaan pasien DM Tipe 2 di RS Prikasih Jakarta


b. Mengetahui gambaran dukungan sosial pasien DM Tipe 2 di RS Prikasih

Jakarta

c. Mengetahui gambaran kesejahteraan psikologis pasien DM Tipe 2 di RS

Prikasih Jakarta

d. Mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis pada

pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RS Prikasih

D. Manfaat Penelitian

1. Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah dan mendukung, serta

mengembangkan pelayanan kesehatan terutama pada keperawatan medikal bedah

tentang DM Tipe 2

2. Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber pengetahuan bagi mahasiswa dan

institusi sebagai acuan refrensi dalam institusi

3. Pasien Diabetes Melitus

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pasien

terutama penderita DM Tipe 2 untuk menjaga pola hidup sehat dan menerapkan

dalam kehidupan sehari-sehari, agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi yang

lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Pebby Lia, And Siti Khoiroh Muflihatin. 2020. “Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dengan Terkendalinya Kadar Gula Darah Pada Pasien Dm Tipe Ii Di
Rsud Aws.” Borneo Student Research 1(1): 537–43.
Aisyah, Siti, And Saiful Akhyar Lubis. 2022. “Hubungan Dukungan Sosial Dan Lokus
Kendali Dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Santri Wati Di Pesantren Darul
Arafah Raya.” 6: 1014–32.
Bidjuni, Hendro, And Vandri Kallo. 2019. “Hubungan Religiusitas Dengan
Kesejahteraan Psikologis Pada Pasien Diabetes Melitus Di Klinik Husada Kimia
Farma Sario Manado.” Jurnal Keperawatan 7(1).
Desi. 2021. “Bina Husada.” Jurnal Kepetawatan: 5p.
Dian Saviqoh, Iis. 2021. “Analisis Pola Hidup Dan Dukungan Keluarga Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki.” Health
Care : Jurnal Kesehatan 10(1): 181–93.
Efendi, Pauzan Et Al. 2021. “Pengaruh Implementasi 4 Pilar Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Terhadap Pengetahuanpada Penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas
Kandang Kota Bengkulu.” Journal Of Nursing And Public Health 9(2): 74–80.
Fitria, Elis Et Al. 2018. “Dengan Tingkat Faktor Risiko Diabetes Melitus.” (2013).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. “Tetap Produktif, Cegah Dan Atasi
Diabetes Mellitus.” Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan Ri.
Lispin, Tahiruddin, And Narmawan. 2021. “Hubungan Kualitas Tidur Terhadap Kadar
Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.” Jurnal Keperawatan 04(03): 1–7.
Meilani, Rini, Fauzan Alfikrie, And Aryanto Purnomo. 2020. “Efektivitas Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Kadar Gula Darah: Penelitian Quasi Eksperimen Pada Penderita
Diabetes Militus Tipe 2 Usia Produktif.” Borneo Nursing Journal (Bnj) 2(2): 22–29.
“Peran Who (.” 2018. 4: 564–72.
Safitri, Wahyuningsih, And Rahajeng Putriningrum. 2019. “Pengaruh Terapi Relaksasi
Progresif Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.” Profesi
(Profesional Islam) : Media Publikasi Penelitian 16(2): 47.
Sosial, Dukungan, And Fakultas Psikologi. 2018. “Dukungan Sosial..., Fitri, Fakultas
Psikologi 2018.” (Dm).
Terhadap, Sosial, And Kesejahteraan Psikologis. 2019. “Oleh : Nur Soffa.”
Yuliasari, Hesty, Hepi Wahyuningsih, And R A Indahria Sulistyarini. 2018. “Efektifitas
Pelatihan Koping Religius Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.” 2(1): 73–82.

Anda mungkin juga menyukai