Anda di halaman 1dari 9

MINI PROPOSAL MATA AJARAN INTRODUCTION TO NURSING

RESEARCH/NURSING RESEARCH

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA HIDUP YANG MEMPENGARUHI


FAKTOR RISIKO TERJADINYA DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA REMAJA
USIA 17-20 TAHUN DI JAKARTA SELATAN

NAMA MAHASISWA:

DEWI ERNAWATI

NIM: 011811015

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN


KEBIDANAN UNIVERSITAS BINAWAN

2021
ABSTRAK

kematian didunia terus menigkat akibat dari penyakit tidak menular sebasar 70%. Diantara
penyakit tidak menular yaitu Diabetes Mellitus salah satu factor terjadinya penyakit tersebut yaitu
dengan menjalani gaya hidup tidak sehat di masa muda. Diabetes tipe 2 pada remaja terjadi di
lingkungan dan budaya yang kurang baik menjadikannya sulit untuk melakukam gaya hidup yang
sehat. Beberapa factor risiko yang terkait diabetes tipe 2 pada remaja yaitu riwayat keluarga yang
terkena diabetes, jenis kelamin perempuan dan ekonimi yang rendah. Diabetes mellitus tipe 2
disebabkan oleh beberapa factor antara lain, factor fisik yaitu kurangnya aktivitas fisik dalam
melakukan seusatu, factor lainnya yaitu mengkonsumsi makanan tidak sehat, diet tidak sehat,
mengkonsumsi alcohol, merokok selain itu ada factor pskikososal seperti keadaan stress, remaja
cenderung mengalami stress dalam berbagai hal. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi
gambaran pengetahuan, sikap, gaya hidup terhadap factor risiko untuk mencegah terjadinya
diabetes mellitus tipe 2 pada remaja. Metode dalam penlitian ini menggunakan deskriptif analitik
dengan pendekatan menggunakan desain cross sectional. Sampel yaitu remaja usia 17-20 tahun,
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, remaja yang tidak mengalami diabetes mellitus, dan
bersedia untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Penentuan sampel menggunakan rumus
proposrsi oleh Isaac dan Michael. Untuk melihat gambaran kestabilan dan konsistensi responden
dalam menjawab hal menggunakan uji reliabilitas.
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA HIDUP YANG MEMPENGARUHI
FAKTOR RISIKO TERJADINYA DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA REMAJA
USIA 17-20 TAHUN DI JAKARTA SELATAN

1.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) 2020 kematian didunia terus menigkat akibat dari
penyakit tidak menular sebasar 70%. Diantara penyakit tidak menular yaitu Diabetes Mellitus
salah satu factor terjadinya penyakit tersebut yaitu dengan menjalani gaya hidup tidak sehat di
masa muda.

Satu wilayah di Asia Tenggara dengan kasus diabetes tertinggi yaitu Indonesia, Prevalensi di
Indonesia yaitu sebesar 11,3% dengan jumlah penderita 10,7 juta pada usia 20-79 tahun menurut
Organisasi Internasional Diabetes Federation (IDF) 2020 (Anon n.d.).

Berdasarkan data riskesdas, DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi tertinggi dengan kasus
diabetes sebesar 0,9%. Di Indonesia pada tahun 2018 hasil diagnose dokter umur ≥ 15 tahun
meningkat menjadi 2% dengan peningkatan pemeriksaan gula darah sebesar 8,5% sedangkan
tahun 2013 sebesar 1,5% dengan pemeriksaan gula darah sebesar 6,9% (Riskesdas, 2018).

Diabetes mellitus terbagi menjadi 2 tipe yaitu 1 dan 2, dengan ditandai meningkatnya glukosa
dalam darah. Pada diabetes tipe 1 insulin tidak dapat di produksi karena masalah imun, imun
tersebut menyerang sel-sel beta di pancreas yang menyebabkan pancreas tidak dapat memproduksi
insulin dan dikaitkan dengan factor genetic, oleh sebab itu penderita lebih banyak pada usia muda
atau remaja. Pada diabetes tipe 2 insulin masih bisa di produksi di pancreas tetapi tubuh kurang
merespon insulin atau resistensi insulin dan menyebabkan kenaikan kadar glukosa dalam darah
kondisi ini sering dikaitkan dengan pertambahan usia dan pola hidup yang kurang baik, selain
orang dewasa usia remaja juga berisiko mengalami diabetes tipe 2 dikarenakan dengan melakukan
pola hidup yang kurang baik.

Diabetes mellitus di tandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia
jika kondisi tersebut dalam jangka waktu yang lama dapat merusak organ-organ tubuh seperti
mata, pembuluh darah, saraf, jantung bahkan ginjal dan menyebabkan komplikasi seperti, infeksi
pada kaki, stroke, neuropati, hingga mengalami kebutaan dan mengancam jiwa, jika tidak
ditangani dengan tepat dan segera.
1.2 Perumusan masalah

Diabetes mellitus tipe 2 juga dapat menyerang remaja, diabetes menyebabkan berbagai
komplikasi kesehatan hingga mengancam jiwa. Salah satu factor risiko yaitu dengan menjalankan
pola hidup yang kurang baik, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengetahuan, sikap, pola
hidup yang mempengaruhi factor risiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2 pada remaja.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan, sikap,
pola hidup yang mempengaruhi factor risiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2 pada remaja usia
17-20 tahun di Jakarta selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh melalui penelitian ini antara lain :

a. Manfaat penelitian secara aplikatif yaitu dapat digunakan sebagai dasar dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan dapat meningkatkan dalam asuhan keperawatan pada kasus
diabetes mellitus tipe 2 di medical bedah.
b. Manfaat kelimuan adalah pengembangan ilmu untuk meningkatkan pengetahuan peniliti
yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan gaya hidup terhadap factor risiko diabetes
mellitus tipe 2.
c. Manfaat metodologis adalah penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang
lebih spesifik di area keperawatan sebagai dasar atau dapat dikembangkan lagi berkaitan
dengan dibetes mellitus tipe 2.

2.1 Tinjauan Pustaka

Diabetes mellitus di tandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah, dikarenakan tidak
dapat memproduksi hormon insulin atau hormon insulin dapat diprosuksi tetapi tubuh tidak
mampu menggunakannya (resistensi insulin). Pancreas menghasilkan hormone insulin, fungsi
insulin yaitu untuk membantu glukosa dalam darah masuk ke dalam sel tubuh dan di ubah menjadi
energi. Kekurangan insulin atau resistensi insulin menyebabkan kadar glukosa dalam darah tinggi
(hiperglikemia) (IDF, 2019).
Menurut WHO, rentang usi remaja yaitu 10-19 tahun, tetapi menurut peraturan mentri
kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014 rentang usi remaja yaitu 10-18 tahun dan rentang usia remaja
adalah 10-24 tahun menurut badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) (Kemenkes
RI 2017).

Menurut WHO, diagnosa kadar glukosa normal yaitu, gula darah sewaktu (GDS) < 200
mg/dL, (GDP) gula darah puasa < 126 mg/dL, jika kadar glukosa melebihi angka tersebut
seseorang dikatakan prediabetes atau menderita diabetes dan ditambah manfestasi berupa (Pouria,
polidpsia, polifagia dan penuruan BB).

Diabetes tipe 2 pada remaja terjadi di lingkungan dan budaya yang kurang baik
menjadikannya sulit untuk melakukam gaya hidup yang sehat. Beberapa factor risiko yang terkait
diabetes tipe 2 pada remaja yaitu riwayat keluarga yang terkena diabetes, jenis kelamin perempuan
dan ekonimi yang rendah (‫ کوچکی‬2020).

Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh beberapa factor antara lain, factor fisik yaitu
kurangnya aktivitas fisik dalam melakukan seusatu, factor lainnya yaitu mengkonsumsi makanan
tidak sehat, diet tidak sehat, mengkonsumsi alcohol, merokok selain itu ada factor pskikososal
seperti keadaan stress, remaja cenderung mengalami stress dalam berbagai hal. Beberapa factor-
faktor diatas adalah factor risiko tertinggi dalam penyakit diabtets mellitus tipe 2 pada remaja
(Silalahi 2019).

Diabetes terbagi menjadi 2 komplikasi yaitu, komplikasi akut seperti, hiperglikemia,


hiperglikemik hiperosmolar (HHS), dan ketoasidosis (DKA), pada komplikasi kronik terbagi
menjadi 2 yaitu komplikasi makrovaskular terdiri dari kardiovaskular, hipertensi, arteri coroner,
vaskuler perifer, setroke, dan infeksi. Komplikasi mikrovaskular terdiri dari nefropati (ginjal),
retinopati atau penyakit pada mata seperti kebutaan, neuropati (saraf), dan ulkus pada kaki
(Lemone, Burke & Bauldoff tahun, 2015).

Pengetahuan adalah hal terpenting bagi setiap individu, dengan memiliki pengetahuan yang
tinggi seperti dalam aspek kesehatan membuat individu mengerti dalam bersikap dan untuk
mengetahui pengertian, tada gejala, factor risiko dan pencegahan dalam diabetes mellitus tipe 2.
Individu yang memiliki pengetahuan tinggi akan mempunyai kesadaran dalam berperilaku hidup
sehat, maka dari itu pengetahuan yaitu dasar dalam membentuk perilaku sehat. Pengetahuan dapat
diperoleh dengan berbagai cara, seperti edukasi, dan promosi kesehatan untuk mendorong individu
dalam melakukan hidup sehat (Silalahi 2019).

Hasil dalam penelitian Moon, R. B. (2017) di dapatkan bahwa aspek pengetahuan responden
terhadap diabetes mellitus tipe 2 sebanyak 61,2% dengan kategori baik, sedangkan dalam aspek
sikap sebanyak 72,4% dengan kategori baik. Hasil tersebut menunjukkan pengetahuan sangat
penting dalam menentukan sikap terhadap pencegahan diabetes mellitus tipe 2.

Diabetes mellitus tipe 2 dapat di cegah melalui 4 tingkatan, yang pertama tingkat dasar
primary prevention adalah pencegahan dalam tingkat pertama meliputi promosi kesehatan (prokes)
dan pencegahan khusus. Pencegahan tingkat ke dua yaitu secondary prevention meliputi diagnose
dini dan pengobatan yang tepat. Sedangkan pencegahan tingkat ke tiga yaitu tertiary prevention
meliputi pencegahan dengan terjadinya cacat dan rehabilitasi (Budiarto and Anggraeni, 2013).

Hasil penelitian di SMA Bontonompo MIPA 2 lebih dari 160 sampel dengan hasil frekuensi
119 (74,4%) mempunyai sikap baik dalam upaya pencegahan diabetes mellitus tipe 2, sedangkan
di dapatkan dengan frekuensi 41 (25,6%) mempunyai sikap kurang baik dalam upaya pencegahan
diabetes mellitus tipe 2 (Jaya Harta 2019).

Pola hidup saat ini lebih banyak merujuk pada pola hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi
makanan (junk food) yang memiliki tinggi kalori, tinggi lemak yang menyebabkan obesitas jika
dikonsumsi terus menerus. Aktivitas fisik yang dari 2 kali seminggu kurang dapat menyebabkan
diabetes mellitus tipe 2 (Fayasari, Julia, and Huriyati 2018). Pola hidup yang baik dapat
mengurangi factor risiko remaja terhadap penyakit diabetes mellitus tipe 2, aktivitas fisik seperti
olahraga secara rutin dapat mencegah terjadinya diabetes mellitus tipe 2.

Hasil penelitian remaja di Sidoarjo menunjukkan prevalensi risiko diabetes mellitus sekitar
42% dengan kadar glukosa rata-rata 104,35±13,01 mg/dl. Sedangkan prevalensi non diabetes
mellitus sekitar 58% dengan kadar glukosa rata-rata 79,26 ± 7,01 mg/dl. Beberapa factor yang
menyebabkan tingginya risiko diabetes mellitus pada remaja yaitu mengkonsumsi fast food
sebanyak 71%, mengkonsumsi minuman instan sebanyak 31%, sedangkan merokok sebanyak 5%
(Andini and Awwalia 2018). Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa remaja rentan
mengalami diabetes mellitus karena factor mengkonsumsi makanan fast food, pola hidup yang
baik pada remaja dapat mencegah terjadinya diabetes mellitus.
Remaja dengan pengetahuan yang baik dapat mencegah risiko terhadap diabetes mellitus tipe
2 tetapi masih banyak remaja yang menjalankan pola hidup yang kurang baik, dengan
mengkonsumsi makanan cepat saji, tinggi kalori dan minuman tinggi gula. Remaja memiliki risiko
terhadap diabetes mellitus tipe 2. Diabetes mellitus dalam jangka panjang dapat menyebabkan
berbagai komplikasi jika tidak di tangani dengan tepat.

3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka konsep penelitian ini menggunakan tinjauan kepustakaan yang menunjukkan ada
beberapa gambaran terhadap factor risiko terjadiya diabetes mellitus tipe 2 pada remaja usia 17-
20 tahun. Berikut kerangka penelitian yang digunakan yaitu:

Gambar 1.

Kerangka Penelitian

Variable Independen variable Dependen

1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Gaya hidup Factor risiko terjadinya diabetes
- Aktivitas fisik mellitus tipe 2 pada remaja usia
- Pola makan
17-20 tahun.

3.2 Metodelogi Penelitian

Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan menggunakan desain cross
sectional untuk melihat gambaran antara variable independen yaitu pengetahuan, sikap, gaya hidup
dan variable dependen terjadinya diabetes mellitus 2 terhadap remaja usia 17-20 tahun.

3.3 Populasi Sampel

Populasi penelitian ini adalah remaja usia 17-20 tahun di Jakarta selatan. Sampel penelitian ini
adalah remaja yang tidak mengalami diabetes mellitus Kriteria inklusi yang ditetapkan untuk
mengambil sampel yaitu remaja usia 17-20 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan,
remaja yang tidak mengalami diabetes mellitus, dan bersedia untuk menjadi partisipan dalam
penelitian ini. Kriteria ekslusi yaitu seseorang yang bukan berumur 17-20 tahun, remaja yang
mengalami diabetes mellitus dan tidak mengisi kuesioner dengan lengkap. Pengambilan sampel
menggunakan rumus proposrsi oleh Isaac dan Michael:

Keterangan:

s = jumlah sampel

X2 = taraf kesalahan (1%, 5%, 10%)

N = jumlah populasi

P = proporsi dalam (0,5)

Q = 1 – P (1 – 0,5 = 0,5)

d = derajat kebebasan (0,05)

3.4 Analisa Data

Analisa data dalam penlitian ini dimulai setelah semua data terlumpul, penyuntingan dan
pemberian kode pada kuesioner di lakukan sebelum pengelolahan data. Setelah itu dilakukan
pembersihan data dan pengelolahan yang dillakukan menggunakan computer melalui tahapan
pengolahan dan analisa data, penelitian ini memerlukan tahap-tahap dalam penyajian data dan siap
di analisa sebagai berikut: dengan menggunakan teknik analisis univariat yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran distribusi frekuensi antara variablel dependen dan variable independen.
Sedangkan untuk melihat gambaran kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal
menggunakan uji reliabilitas.
DAFTAR PUSTAKA

Andini, Ary, and Evy Sylvia Awwalia. 2018. “Studi Prevalensi Risiko Diabetes Melitus Pada
Remaja Usia 15–20 Tahun Di Kabupaten Sidoarjo.” Medical and Health Science Journal
2(1):19–22. doi: 10.33086/mhsj.v2i1.600.

Anon. n.d. “Infodatin-2020-Diabetes-Melitus.Pdf.”

Fayasari, Adhila, Madarina Julia, and Emy Huriyati. 2018. “Pola Makan Dan Indikator Lemak
Tubuh Pada Remaja.” Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) 7(1):15–
21. doi: 10.14710/jgi.7.1.15-21.

Jaya Harta, Alief Saputra. 2019. “Pengetahuan, Sikap Dan Pola Makan Dengan Penyakit Diabetes
Melitus Pada Usia Remaja Di Sman 1 Bontonompo Kab. Gowa Sulawesi Selatan.” Media
Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar 8(2):7. doi: 10.32382/jmk.v8i2.449.

Kemenkes RI. 2017. “Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja.” Situasi Kesehatan Reproduksi
Remaja (Remaja):1.

Moon, R. B. (2017) Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan terhadap Pola Hidup terkait Faktor Risiko
Diabetes Melitus Tipe 2 pada Remaja di Kecamatan Mantrijeron Yogyakarta.

Silalahi, Limsah. 2019. “Hubungan Pengetahuan Dan Tindakan Pencegahan Diabetes Mellitus
Tipe 2.” Jurnal PROMKES 7(2):223. doi: 10.20473/jpk.v7.i2.2019.223-232.

‫کوچکی‬, ‫سرمدنيا‬، ‫غ‬، ‫م‬. .. ‫و‬. ‫ع‬. 2020. “16. Diabetes Advocacy: Standards of Medical Care in Diabetes-
2019.” Diabetes Care 43:S203–4. doi: 10.2337/dc20-S016.

Anda mungkin juga menyukai