Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus yaitu penyakit metabolik yang disebabkan oleh

hiperglikemia, pada kondisi ini pankreas dapat memproduksi insulin, akan

tetapi sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara baik untuk

mengubah glukosa menjadi sebuah energi. Hiperglikemia kronik pada

pasien dengan Diabetes Melitus dapat menyebabkan difungsi, kegagalan

bahkan kerusakan organ seperti mata, ginjal, pembuluh darah dan saraf.

Diabetes Melitus ini merupakan penyakit kronis yang harus mendapatkan

pengawasan dalam hal penetuan jam makan, nutrisi dalam makanan,

aktivitas fisik, pemantauan gula darah, pengelolaan berbagai pengobatan

yang salah satunya ialah insulin dan perawatan diri lainnya.


(Megawati., 2020)

Kurangnya dalam Latihan fisik bagi para penderita Diabetes

Melitus dapat menyebabkan permasalahan yang besar bagi penderita

Diabetes Melitus yang dapat munculnya permasalahan yang dapat

menimbulkan berbagai komplikasi Kesehatan, seperti sroke, penyakit

jantung, hipoglikemia, hiperglikemia, kerusakan ginjal, masalah kulit dan

kaki jika gula darah penderita diabetes tidak terkontrol dengan baik dan

mempunyai kekentalan yang tinggi, sehingga aliran darah akan menjadi

melambat dan akibatnya nutrisi dan oksigen pada jaringan tidak mencukup

sehingga akan mengakibatkan munculnya gangguan atau ulkus diabetik.


(Han Adam Renaldi, 2022)
Dalam Atlas Diabetes IDF edisi ke-10, Prevalensi diabetes di dunia

sdiperkirakan pada tahun 2021 dan diproyeksikan naik ke tahun 2030 dan

2045, untuk orang dewasa berusia 20-79 tahun, dan termasuk diabetes

tipe 1 dan tipe 2, serta didiagnosis dan diabetes yang tidak terdiagnosis.

Diperkirakan 537 juta orang dewasa berusia 20-79 tahun di seluruh dunia

(10,5% dari semua orang dewasa dalam kelompok usia ini) menderita

diabetes. Pada tahun 2030, 643 juta, dan pada tahun 2045, 783 juta orang

dewasa berusia 20-79 tahun diproyeksikan hidup dengan diabetes. Jadi,

sementara populasi dunia diperkirakan tumbuh 20% selama periode ini,


(Webber, 2023)
jumlah penderita diabetes diperkirakan meningkat 46%.

Wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia berada, menempati

peringkat ke-3 dengan prevelensi sebesar 11,3%. IDF juga menyatakan

jumlah penderita diabetes pada penduduk umur 20-79 tahun pada beberapa

negara di dunia yang telah mengidentifikasi 10 negara penderita tertinggi.

Indonesia menjadi satu-satunya negara di asia tenggara yang terdapat pada

daftar tersebut. Sehingga dapat diperkirakan besarnya kontribusi Indonesia

dalam prevelensi kasus diabetes di Asia Tenggara.


(Kementerian Kesehatan RI., 2020)

Bali ialah salah satu provinsi yang berada di Indonesia dengan

kasus Diabetes Melitus yang banyak. Menurut laporan Riskesdas RI 2019,

angka kejadian Diabetes Melitus di Provinsi Bali berdasarkan diagnosis

dokter dari penduduk umur ≥ 15 tahun pada tahun 2013 mencapai 1,5%,

dan cukup meningkat pada tahun 2018 mencapai 1,8%. Menurut laporan

penelitian terdahulu yang dilakukan pada tahun 2010 memperlihatkan


bahwa prevelensi terkecil Diabetes Melitus berdasarkan diagnosis atau

gejala yang ditimbulkan pada penduduk umur ≥ 15 tahun terdapat di

Karangasem dan Gianyar sebesar 1,0%, sedangkan prevelensi terbesar

terdapat di jembrana sebesar 2,0%. Klungkung menyumbang prevelensi

Diabetes Melitus terbesar nomor 3 setelah Jembrana dan Buleleng sebesar


(Riskesdas-Bali, 2019)
1,6%.

Berdasarkan data dari puskesmas Seririt 2 pada tahun 2023, bahwa

di tahun 2023 terdapat 83 jiwa penderita diabetes melitus, kemudian

jumlah 85 jiwa yang sudah mendapatkan pelayanan Kesehatan.

(Puskesmas Seririt II, 2023)

Kurangnya Latihan fisik yang dilaksanakan oleh masyarakat

merupakan faktor resiko dari terjadinya Diabetes Melitus tipe 2. Jika

seseorang yang memiliki Diabetes Melitus dan sering melakukan Latihan

fisik atau olahraga akan memberikan efek meningkatkan pemakaian

glukosa oleh otot yang aktif, dimana otot mengubah simpanan glukosa

yang ada menjadi energi sehingga secara langsung dapat menyebabkan


(Istiqomah , 2022)
penurunan glukosa dalam darah.

Senam aerobic adalah suatu latihan tubuh yang melibatkan

sejumlah oksigen dalam melaksanakan aktivitas tubuh, gerakannya dipilih

dan di ciptakannya sesuai dengan kebutuhan disusun secara sistematis

dengan tujuan mempunyai efek yang baik terhadap pertumbuhan dan

perkembangan organ tubuh. Senam aerobic ini cukup optimal apabila

disandingkan dengan Latihan fisik lainnya, dikarenakan mayoritas


memakai perubahan gerak otot – otot besar didalam tubuh. Kadar glukosa

darah yang terus meningkat secara perlahan akan turun karena diguakan

oleh sel otot untuk penurunan kadar glukosa darah yang juga mengurangi

rimbunan glukosa pada sel saraf. Hal ini dapat meningkatkan sirkulasi dan

juga fungsi sel saraf atau meningkatkan sensitivitas saraf kaki dan juga

mengurangi adanya komplikasi pada penderita diabetes melitus.


(Grido Handoko, 2023)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang di lakukan di Puskesmas

Seririt II pada 27 Januari 2023, peneliti melalukan wawancara

pengambilan data awal yang di lakukan terhadap pegawai dan

mendapatkan hasil bahwa di puskesmas tersebut memiliki jumlah seluruh

penderita diabetes melitus tipe 2 sebanyak 85 penderita.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dari 10 orang yang

responden yang bersal dari banjar asem, mereka mengatakakan sering

mengalami kesemutan di bagian tangan atau kaki. Untuk mengurangi atau

meredakan rasa kesemutan pasien di berikan terapi obat dan di anjurkan

melakukan Latihan fisik, namun penderita mengatakan sangat tidak pernah

melakukan latuhan fisik dikarenakan penderita mengatakan tidak memiliki

waktu yang cukup. Peneliti menanyakan tentang terapi komplomenter

seperti senam aerobic untuk mengetahui tekanan gula darah terhadap 10

orang tersebut. Hasinya 7 orang tersebut belum pernah mencoba senam

aerobic, mereka mengatakan ingin mencoba untuk melakukan senam

tersebut.
Berdasarkan fenomena yang dijelaskan diatas dikarenakan seorang

penderita Diabetes Melitus mengalami produksi insulin yang tidak

adekuat, sehingga mengakibatkan kadar gula darah dalam darah

meningkat. Kondisi ini dapat menyebabkan rusaknnya saraf pembuluh

darah dan struktur internal lainnya. Sehingga pasokan darah ke keseluruh

tubuh terhambat dan efeknya penderita Diabetes Melitus merasakan

gangguan sirkulasi darah pada kakinya. Senam aerobic diberikan pada

penderita Diabetes Melitus tipe 2 dan sangat dianjurkan untuk

melaksanakan senam aerobic sebagai Langkah awal pencegahan dini sejak

pertama kali penderita dinyatakan memiliki Diabetes Melitus. Senam

aerobic merupakan sebuah senam yang sederhana, mudah dilaksanakan,

dan tidak memerlukan waktu yang lama, hanya berkisar antara 20-30

menit saja yang berguna untuk menghindari komplikasi, terjadinya luka,

meningkatkan sensitivitas kaki, dan membantu melancarkan peredaran

darah di seluruh tubuh.

Hasil Penelitian dari (Yoga Ginanjar, 2022) menyimpulkan bahwa,

dari hasil pengukuran kadar gula darah sebelum dilakukan senam

diabetes pada penderita diabetes, seluruh dari responden mempunyai

kadar gula darah tinggi yaitu sebanyak 100%.2.Kadar gula darah

sesudah dilakukan senam diabetes pada penderita diabetes yaitu

sebagian besar responden memiliki kadar gula darah tinggi sebanyak

56,25%, dan hampir sebagian memiliki kadar gula darah sedang

sebanyak 43,75 %.3.Terdapat pengaruh senam aerobic terhadap

penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes.


Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengetahui

pengaruh senam aerobic terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes

melitus tipe 2 di puskesmas seririt II. Diharapkan dengan pemberian

senam aerobic dapat menurunkan kadar gula darahpada penderita Diabetes

Melitus tipe 2.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah penelitian ini

adalah “Adakah pengaruh senam aerobic terhadap kadar gula darah pada

penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas seririt II?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

“pengaruh senam aerobic terhadap kadar gula darah pada penderita

diabetes melitus tipe 2 di puskesmas seririt II”

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisa kadar gula darah sebelum dan sesudah di lakukan

senam aerobic terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes

melitus tipe 2 di puskesmas seririt II.

b. Menganalisa pengaruh senam aerobic terhadap kadar gula darah

pada penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas seririt II.


D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Peneliti mendapatkan kesempatan untuk menerapkan ilmu yang

sudah diberikan selama perkuliahan.

b. Peneliti mendapatkan kesempatan terjun langsung ke lapangan.

2. Bagi Institusi Pendidikan STIKes Buleleng

Hasil dari penelitian diharapkan bisa digunakan dalam

pengembangan ilmu keperawatan dan sebagai masukan dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik.

3. Bagi Puskesmas Seririt II

Hasil penenilitian ini juga dapat digunakan sebagai tambahan

informasi dan penelitian ini berguna bagi masyarakat agar dapat

mengetahui pentingnya dalam melaksanakan kegiatan fisik bagi

penderita Diabetes Melitus Tipe 2.

4. Bagi Peneliti Lain

Semoga penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan atau

rujukan untuk penelitian yang lebih mendalam.

Anda mungkin juga menyukai