Anda di halaman 1dari 13

EFEKTIFITAS SPIRITUAL MINDFULNESS BASED ON

BREATHING EXERCISE TERHADAP KECEMASAN DAN


KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2
DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU KARAWANG
Dina Trisnawati1, Yayat Suryati2, Susilawati2
1
Program Studi Magister (S2) Keperawatan FITKES Unjani
2
FITKES Unjani
2
FITKES Unjani
ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan
perbandingan efektifitas terapi farmakologis dengan terapi farmakologis disertai terapi spiritual mindfulness based on
breathing exercise terhadap tingkat kecemasan dan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2. Penelitian ini
merupakan penelitian quasi experiment dengan menggunakan desain pretest-postest with kontrol group design. Besar
sample yang diperlukan penelitian sebanyak 40 orang pasien DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel dibagi
dua, 20 orang pasien dijadikan kelompok eksperimen yang diberikan intervensi terapi spiritual mindfulness based on
breathing exercise, 20 orang pasien dijadikan kelompok kontrol. Sampel diambil menggunakan teknik purposive
sampling dan besar sampel ditentukan dengan formula Slovin. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
pemberian kuesioner Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) untuk data tingkat kecemasan dan untuk data kadar
glukosa darah dikumpulkan dengan cara mengukurnya menggunakan Glukometer digital yang telah dikalibrasi.
Analisa data pada penelitian ini menggunakan uji-t, untuk membandingkan efektifitas terapi farmakologis dengan
terapi farmakologis disertai terapi spiritual mindfulness based on breathing exercise terhadap tingkat kecemasan dan
kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan
pasien pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan nilai P-Value sebesar 0,035 < 0,05 dan terdapat
perbedaan kadar gula darah pasien pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan nilai P-Value sebesar
0,002 < 0,05. Kesimpulan penelitian ini, Intervensi terapi farmakologi disertai terapi spiritual mindfulness based on
breathing exercise terbukti efektif menurunkan tingkat kecemasan dan kadar gula darah pasien DM tipe 2.

Kata kunci: DMT2, mindfulness, kecemasan, glukosa darah.

ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia that occurs due to defects in
insulin secretion, insulin action or both. The purpose of this study is to explain the comparison of the effectiveness of
pharmacological therapy with pharmacological therapy accompanied by spiritual mindfulness based on breathing
exercise on anxiety levels and blood glucose levels in type 2 DM patients. This study is a quasi-experimental study
using a pretest-posttest design with control group design. . The sample size required for the study was 40 type 2 DM
patients who met the inclusion criteria. The sample was divided into two, 20 patients were used as the experimental
group who were given mindfulness-based spiritual therapy interventions on breathing exercise, 20 patients were used
as the control group. Samples were taken using purposive sampling technique and the sample size was determined by
the Slovin formula. Data collection techniques were carried out by administering a Hamilton Rating Scale For Anxiety
(HARS) questionnaire for data on anxiety levels and for blood glucose levels data were collected by measuring it
using a calibrated digital glucometer. Data analysis in this study used the Mann Whitney test, to compare the
effectiveness of pharmacological therapy with pharmacological therapy accompanied by spiritual mindfulness based
on breathing exercise on anxiety levels and blood glucose levels in type 2 DM patients. The results showed that there
were differences in the anxiety levels of patients in the group. control and experimental groups with a P-Value value
of 0.035 <0.05 and there are differences in blood sugar levels of patients in the control group and the experimental
group with a P-Value value of 0.003 <0.05. The conclusion of this study is that pharmacological therapy interventions
accompanied by spiritual mindfulness based on breathing exercise have been proven to be effective in reducing anxiety
levels and blood sugar levels in type 2 DM patients.

Keywords: T2DM, mindfulness, anxiety, blood glucose.

1 | Dina Trisnawati, Program Studi Magister (S2) Keperawatan FITKES Unjani


PENDAHULUAN tanpa penyebab yang jelas, sangat sering buang air
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi kecil (poliura) dan sering merasa haus (polidipsia).
karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin atau Selain tiga gejala itu, diabetes juga ditandai dengan
penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat badan terasa cepat lelah, kesemutan, gatal, pandangan
secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. kabur, gangguan ereksi pada laki-laki, serta gatal-gatal
Hal tersebut bisa meningkatkan konsentrasi glukosa di kemaluan pada perempuan. Selain gejala fisiologis,
dalam darah atau hiperglikemia. Kadar gula yang baik DM tipe 2 juga dapat ditandai dengan gejala
untuk tubuh berdasarkan World Health Organization Psikologis, diantaranya, mengalami kecemasan,
(WHO), (2020) adalah 70 – 130 mg/dL (sebelum stress, depresi, perubahan pada pola tidur dan nafsu
makan), 180 mg/dL (2 jam setelah makan), 100 mg/dL makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
(puasa), dan 100 – 140 mg/dL (menjelang tidur). kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta rasa
Menurut American Diabetes Association (ADA), ingin bunuh diri (Wisnu, 2021).
(2021) DM adalah suatu kelompok penyakit metabolik
yang karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena Komplikasi DM tipe 2 secara umum adalah
adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau komplikasi mikrovaskuler dan komplikasi
kedua-duanya. makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskuler adalah
komplikasi yang menyerang pembuluh darah kecil,
WHO (2020) menggolongkan DM menjadi dua jenis dan yang dimaksud komplikasi makrovaskuler adalah
yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2, DM tipe 1 terjadi komplikasi yang menyerang pembuluh darah besar.
akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta Komplikasi mikrovaskuler contohnya adalah
pankreas, dan DM tipe 2 terjadi akibat penurunan retinopati yang bisa berujung pada kebutaan, nefropati
sensitivitas reseptor insulin (tyosine kinase) di yang bisa berujung pada gagal ginjal dan neuropati
permukaan sel sehingga pada jenis DM tipe 2 jumlah yang bisa berakibat pada munculnya berbagai
insulin yang disekresikan oleh beta pankreas bisa gangguan saraf, mulai dari kulit yang terasa kebas,
normal, bahkan meningkat (Smeltzer & Bare, 2009). gatal, nyeri, hingga impotensi pada laki-laki.
DM tipe 2 inilah yang jumlahnya paling banyak di Komplikasi makrovaskuler bentuknya bisa serangan
Indonesia dengan usia rata-rata di atas 40 tahun jantung, stroke dan gangguan aliran darah pada bagian
(Kemenkes RI, 2018). tubuh seperti kaki, yang bisa berujung pada
pembusukan dan luka berulang yang sulit sembuh
Prevalensi penderita Diabetes Mellitus semakin pada penderita diabetes (Basfiansa,2019).
meningkat dari tahun ketahun. WHO memprediksi
kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari Seseorang dengan penyakit kronis, rentan mengalami
8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada kecemasan salah satunya adalah penderita DM. World
tahun 2030. Laporan ini menunjukkan adanya Health Organization (WHO), (2020) mencatat
peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 terdapat 48% penderita diabetes yang mengalami
kali lipat pada tahun 2035. International Diabetes kecemasan akibat penyakitnya. Hal ini terjadi karena
Federation (IDF) memprediksi adanya kenaikan efek DM dapat menyebabkan produksi epinefrin
jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada meningkat, memobilisasi glukosa, asam lemak, dan
tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035 asam nukleat yang cenderung menyebabkan rasa lapar
(Perkeni, 2018). dan kecemasan. Kecemasan bisa memicu aktivasi
saraf simpatik yang dapat menyebabkan terjadinya
Hasil Riskesdas pada tahun 2018 menunjukan bahwa takikardia, peningkatan frekuensi pernapasan, tekanan
berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk semua darah meningkat, dan penyempitan saluran napas, dan
umur tiap Provinsi di Indonesia, menunjukan data menyebabkan kelelahan. Kecemasan yang
penderita DM sebanyak 1.017.290 pasien, dimana berkepanjangan menyebabkan aktivitas Aksis
penderita DM tertinggi adalah Jawa Barat dengan Histopatologi Anatomi (HPA) yang meningkat
186.809 pasien. Hal tersebut menerangkan bahwa sehingga kadar kortisol meningkat yang diiringi oleh
jumlah penderita DM yang sudah tertangani masih peningkatan glukosa di sirkulasi. Kortisol juga
sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penderita mempengaruhi fungsi insulin terkait dalam hal
DM berdasarkan perkiraan dari WHO. Hal ini terjadi sensitivitas, produksi dan reseptor, sehingga glukosa
karena sangat banyak penderita DM tidak menyadari darah tidak bisa diseimbangkan (Putra, 2021).
bahwa ia menderita DM, dan baru memeriksakan
dirinya ketika penyakit DM-nya sudah semakin parah. Orang yang menderita DM memiliki tingkat
kecemasan 20% lebih tinggi dibandingkan dengan
DM tipe 2 ditandai dengan tiga gejala fisiologis orang yang tidak menderita DM. Penelitian yang
umum, ketiga gejala itu yakni turunnya berat badan dilakukan oleh Andrean dan Muflihatin (2020)

2 | Dina Trisnawati, Program Studi Magister (S2) Keperawatan FITKES Unjani


terhadap 41 responden tentang hubungan antara Upaya untuk menangani permasalahan diatas adalah
tingkat kecemasan dengan kadar gula darah pada selain dengan untervensi farmakologis juga dengan
pasien DM tipe 2, menggunakan uji Mann-whitney, intervensi non farmakologis. Salah satunya adalah
hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat melalui terapi mindfulness. Mindfulness bisa diartikan
hubungan antara tingkat kecemasan dengan kadar gula sebagai kemampuan seorang manusia untuk
darah pada pasien DM tipe 2. Jaharut (2021) dalam sepenuhnya menyadari keberadaannya, dimana
penelitiannya juga menyimpulkan bahwa terdapat seseorang berada, apa yang dilakukannya, dan tidak
hubungan antara kecemasan dengan kadar gula darah bereaksi berlebihan terhadap apa yang terjadi
pada penderita Diabetes Melitus. disekitarnya. Greenberg (1999) menjelaskan bahwa
terapi mindfulness menekankan pada pemfokusan
DM merupakan penyakit yang memerlukan terapi dan perhatian pada peristiwa kekinian (peristiwa yang
perawatan untuk waktu yang cukup lama dan dapat terjadi disini dan sekarang) yang mana kegiatan ini
menimbulkan kebosanan, kejenuhan, kecemasan melibatkan emosi, pikiran dan tubuh untuk
bahkan frustasi pada pasien. Oleh karena itu, membangun kesadaran diri terhadap kondisi sekarang.
diperlukan motivasi baik internal maupun eksternal
bagi pasien untuk dapat menjalani semua proses terapi Salah satu aspek yang dapat memperbaiki persepsi
dan perawatan diabetes (Perkeni, 2018). Untuk individu terhadap kemampuannya adalah aspek
mengendalikan DM, harus ada keseimbangan antara spiritualitas. Spiritual sebagai salah satu cara untuk
prinsip-prinsip dasar pengobatan, yaitu perencanaan meminimalkan kecemasan yang berperan sebagai
makanan, obat dan olahraga (latihan jasmani) dan faktor psikologis yang positif (bebas dari stres dan
harus diutamakan cara-cara non farmakologi terlebih cemas) melalui fungsional sistem limbik dapat
dahulu secara maksimal (Masiana, 2015). menimbulkan mekanisme koping yang positif.
Spiritualitas secara signifikan membantu pasien dalam
Penanganan masalah kecemasan dan kadar gula darah beradaptasi terhadap perubahan yang diakibatkan oleh
pada penderita DM tipe 2 tidak dapat hanya intervensi penyakit kronis (Potter dan Perry,2011). Hawari
Farmakologi berupa pemberian obat anti ansietas dan (2018) menyatakan bahwa teknik penyembuhan
obat pengontrol kadar gula darah, tetapi harus disertai spiritual yang dilakukan secara teratur dan kontinyu
juga dengan intervensi Non Farmakologi. dapat menunjang terapi konvensional. Respon
Mengonsumsi obat (intervensi farmakologi) dalam individu terhadap stres dengan mekanisme koping
jangka yang lama dapat menyebabkan terjadinya Drug yang positif dan efektif dapat menghilangkan atau
Related Problems. Drug Related Problems adalah meredakan cemas.
merupakan suatu keadaan yang tidak diharapkan yang
dialami pasien yang terlibat, dimana kemungkinan Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Kabat-Zinn,
disebabkan dalam melibatkan terapi pengobatan yang Ma & Teasdale, Davidson, Marlatt, et all, Carson &
diberikan kepada pasien, yang secara nyata maupun Carson dan Samuelson, Carmody, Kabat-Zinn & Bratt
potensial dapat mempengaruhi keadaan pasien seperti (Alimudin, 2018) mengungkapkan hasil yang
ketidak-patuhan, interaksi obat, alergi terhadap obat menyimpulkan bahwa melatih mindfulness dapat
yang diresepkan. Adapun, pengobatan dalam jangka membantu seseorang untuk dapat memiliki hidup yang
yang lama dapat menimbulkan efek samping obat lebih sehat dan tidak mudah cemas dn depresi,
yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada memandang hidup lebih baik, meningkatkan
beberapa organ tertentu (Ainurrafiq, 2019). hubungan dengan orang lain, meningkatkan self
esteem, meningkatkan fungsi ketahanan tubuh
Masalah kecemasan dan kadar gula darah pada manusia dan dapat mengurangi kemungkinan
penderita DM tipe 2 ini merupakan suatu masalah seseorang untuk menggunakan obat-obatan terlarang.
yang sangat kompleks dimana dipengaruhi berbagai
faktor yang terjadi dalam kehidupannya. Studi Hasil penelitian Alimudin (2018) Spiritual
pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 01 Mindfulness Based On Breathing Exercise, terbukti
februari 2022 di Rumah Sakit Khusus Paru Karawang, berpengaruh terhadap kadar glukosa darah rata-rata
berupa pemberian kuesioner Zung Self-Rating pasien DM tipe 2. Hasil penelitian Rohmawati (2020)
Anxiety Scale terhadap 10 pasien DM tipe 2 menunjukkan bahwa intervensi spiritual mindfulness
didapatkan bahwa 7 dari 10 orang (70%) memiliki berpengaruh terhadap kadar gula darah pada pasien
tingkat kecemasan yang tinggi. Hasil pengukuran DM tipe 2.
kadar gula darah terhadap 10 pasien tersebut juga
menunjukan ke-10 pasien (100%) memiliki kadar gula Penelitian lainnya dilakukan untuk menilai keefektifan
darah yang tinggi (melebihi batas normal). terapi dalam mengurangi kecemasan dan tanda-tanda
depresi pasien rawat jalan. Hasil penelitian

3 | Dina Trisnawati, Program Studi Magister (S2) Keperawatan FITKES Unjani


menunjukkan terapi Mindfulness Based Cognitive DMT2 yang dirawat 1 bulan terakhir di ruangan
Therapy (MBCT) dan Cognitive Behavioral Therapy penyakit dalam lantai 4 Rumah Sakit Khusus Paru
(CBT) memiliki efek positif yang signifikan terhadap Karawang dan memenuhi kriteria inklusi. Besar
penurunan kecemasan, penerimaan diri, dan kondisi sample yang diperlukan penelitian sebanyak 40 orang
depresi pasien diabetes (Annika, et al., 2014). pasien DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi,
yang diperoleh dengan menggunakan formula slovin.
Upaya memaksimalkan manfaat dari terapi Sampel dibagi dua, 20 orang pasien dijadikan
mindfulness pendekatan spritual ini juga dapat kelompok eksperimen yang diberikan intervensi terapi
dilakukan dengan pendekatan model konsep dan teori spiritual mindfulness based on breathing exercise, 20
keperawatan adaptasi dari Sister Callista Roy. Konsep orang pasien dijadikan kelompok kontrol. Sampel
spiritual mindfulness based on breathing exercise diambil menggunakan teknik purposive sampling dan
berfokus pada aspek psikologis pasien berupa besar sampel ditentukan dengan formula Slovin.
pelaksanaan pernapasan secara sadar untuk Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
mengurangi kecemasan pasien disertai pemberian pemberian kuesioner Hamilton Rating Scale For
motivasi berupa kalimat-kalimat dukungan dan Anxiety (HARS) untuk data tingkat kecemasan dan
keyakinan yang diharapkan dapat meningkatkan untuk data kadar glukosa darah dikumpulkan dengan
kesadaran dan penerimaan diri pasien terhadap cara mengukurnya menggunakan Glukometer digital
kondisinya, apabila kecemasan berkurang maka kadar yang telah dikalibrasi. Analisa data pada penelitian ini
gula darah terkontrol (Nursalam, 2013). menggunakan uji-t, untuk membandingkan efektifitas
terapi farmakologis dengan terapi farmakologis
Model konsep dan teori Roy menekankan pada disertai terapi spiritual mindfulness based on
pemenuhan aspek fisik dan psikis dengan breathing exercise terhadap tingkat kecemasan dan
memfasilitasi koping psikologis pasien sehingga kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2.
membentuk perilaku adaptif yaitu metode adaptif diri
secara personal (konsistensi diri, ideal diri, dan moral- HASIL PENELITIAN
etik-spiritual diri) yang diperlukan sebagai sistem Hasil Univariat
adaptasi holistik dan terbuka. Sistem yang terbuka Karakteristik Responden
berdampak pada perubahan terhadap informasi,
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
kejadian dan energi antar sistem yang mana melalui
perubahan tersebut individu mempertahankan Kelompok
integritas dirinya yaitu beradaptasi secara kontinu Karakteristik Kontrol Eksperimen
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(Nursalam, 2013).
Jenis Kelamin
: 10 50% 9 45%
METODOLOGI PENELITIAN Laki-laki 10 50% 11 55%
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Perempuan
menggunakan desain quasi experimental study dengan Usia :
31-40 tahun 1 5% 0 0%
pendekatan pretest-posttest control-experiment group 41-50 tahun 4 20% 11 55%
design. Rancangan penelitian ini dipilih untuk melihat 51-60 tahun 9 45% 5 25%
perbandingan pengaruh antara kelompok perlakuan 60 tahun ke 6 30% 4 20%
dengan kelompok kontrol, dengan kata lain penelitian atas
Pendidikan :
ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan Tidak Sekolah 0 0% 1 5%
pengaruh terapi farmakologis dengan terapi SD 6 30% 8 40%
farmakologis disertai terapi spiritual mindfulness SMP 7 35% 4 20%
based on breathing exercise, terhadap kecemasan, SMA 5 25% 6 30%
S-1 2 10% 1 5%
kadar glukosa darah, dan tekanan darah pada pasien Pekerjaan :
DMT2, lebih jelasnya digambarkan sebagai berikut: IRT 8 40% 10 50%
Pretes Treatmen Postes PNS/Pensiunan 3 15% 1 5%
Grup Eksperimen O X O Karyawan 3 15% 5 25%
Buruh 6 30% 4 20%
Grup Kontrol O O
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien karakteristik responden berdasarkan kategori jenis
DMT2 yang yang dirawat 1 bulan terakhir di ruangan kelamin, pada kelompok kontrol responden yang
penyakit dalam lantai 4 Rumah Sakit Khusus Paru berjenis kelamin laki-laki dan perempuan jumlahnya
Karawang, yaitu sebanyak 45 pasien. Sedsngksn sama yaitu 10 responden (50%), sedangkan pada
sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien kelompok eksperimen jumlah responden yang berjenis

4 | Dina Trisnawati, Program Studi Magister (S2) Keperawatan FITKES Unjani


kelamin laki-laki berjumlah 9 responden (45%) dan Tabel 4.2 Uji Normalitas Data
yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 11 Data/Kelas Sig Interpretasi
responden (55%). Pretes
Kecemasan 0,175 Data berdistribusi normal
Karakteriatik responden pada kategori usia, diketahui Kontrol
jumlah responden pada kelompok kontrol sebagian Pretes
Kecemasan 0,200 Data berdistribusi normal
besar responden berusia 51-60 tahun sebanyak 9 Eksperimen
responden (45%), diikuti responden yang berusia 60 Postes
tahun ke atas dengan jumlah 6 responden (30%), Kecemasn 0,061 Data berdistribusi normal
selanjutnya responden berusia 41-50 tahun sebanyak 4 Kontrol
Postes
responden (20% ), sisanya responden yang berusia 30- Kecemasan 0,002 Data tidak berdistribusi normal
40 tahun sebanyak 1 responden (5%). Sedangkan pada Eksperimen
kelompok eksperimen usia responden paling banyak Pretes Gula
berusia 41-50 tahun sebanyak 11 responden (55%), Darah 0,200 Data berdistribusi normal
Kontrol
dikuti oleh responden yang berusia 51-60 tahun
Pretes Gula
sebanyak 5 responden (25%) dan sisanya responden Darah 0,200 Data berdistribusi normal
yang berusia diatas 60 tahun sebanyak 4 responden Eksperimen
(20%). Postes Gula
Darah 0,200 Data berdistribusi normal
Kontrol
Karakteristik responden berdasarkan kategori Postes Gula
pendidikan, pada kelompok kontrol diketahui Darah 0,200 Data berdistribusi normal
sebagian besar responden berpendidikan SMP Eksperimen
sebanyak 7 responden (35%), diikuti responden yang
berpendidikan SD sebanyak 6 responden (30%), Berikut ini hasil uji homogenitas data:
kemudian SMA sebanyak 5 responden (25%) dan Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data
sisianya yang berpendidikan S-1 sebanyak 2 Data/Kelas Sig Interpretasi
responden (10%). Sedangkan pada kelompok Pretes Kecemasan
eksperimen diketahui, sebagian besar responden Kontrol
0,783 Data homogen
berpendidikan SD sebanyak 8 responden (40%), Pretes Kecemasan
Eksperimen
berpendidikan SMA sebanyak 6 responden (30%),
Postes Kecemasn
berpendidikan SMP sebanyak 4 responden (20%), Kontrol
sisanya responden yang berpendidikan SD dan S-1 0,276 Data homogen
Postes Kecemasan
masing-masing 1 responden (5%). Eksperimen
Pretes Gula Darah
Kontrol
Karakteristik responden berdasarkan kategori Pretes Gula Darah
0,952 Data homogen
pekerjaan pada kelompok kontrol diketahui sebagian Eksperimen
besar responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 8 Postes Gula Darah
responden (40%), diikuti responden yang bekerja Kontrol
0,945 Data homogen
sebagau buruh sebanyak 6 responden (30%), sisanya Postes Gula Darah
Eksperimen
bekerja sebagai karyawan dan PNS/Pensiunan sama
banyak, sebanyak 3 responden (15%).
Hasil Bivariat
Uji Normalitas dan Homogenitas Data Gambaran Tingkat Kecemasan Responden
Data hasil penelitian berupa hasil pengukuran tingkat Gambaran tingkat kecemasan responden pada
kecemasan dan kadar gula darah pada kedua kelompok kontrol dan eksperimen, sebelum (pretes)
kelompok, sebelum diolah menggunakan statistika dan sesudah intervensi (postes), disajikan dalam tabel
lebih lanjut, diuji normalitas dan homogenitasnya nya 4.4 berikut ini:
dengan banttuan software SPSS, menggunakan Tabel 4.4 Gambaran Tingkat Kecemasan
metode Kolmogorov-Smirnov untuk uji normalitas dan Responden
metode Levene untuk uji homogenitas. Berikut ini Tingkat Kecemasan
Kelompok
hasil uji normalitas data: Pretes Postes Selisih
Kontrol 24.20 18.70 5,50
Eksperimen 23.90 14.20 9,70

5 | Dina Trisnawati, Program Studi Magister (S2) Keperawatan FITKES Unjani


Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa Eksperimen 175.00 103.95 71,05
setelah dilakukan intervensi, rerata tingkat kecemasan
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa
mengalami penurunan, namun untuk kelompok setelah dilakukan intervensi, rerata kadar glukosa
eksperimen penurunannya lebih signifikan yaitu darah pada kelompok kontrol dan kelompok
dengan selisih sebesar 9,70 dibandingkan dengan eksperimen mengalami penurunan, namun untuk
kelompok kontrol dengan selisih sebesar 5,50. kelompok eksperimen penurunannya lebih signifikan
yaitu dengan selisih sebesar 71,05 dibandingkan
dengan kelompok kontrol dengan selisih sebesar
Efektifitas terapi spiritual mindfulness based on 71,05.
breathing exercise terhadap penurunan tingkat
kecemasan
Secara statistik gambaran tingkat kecemasan Efektifitas terapi spiritual mindfulness based on
responden, disajikan pada tabel 4.5 berikut ini: breathing exercise terhadap penurunan tingkat
Tabel 4.5 Uji -t Pretes Tingkat Kecemasan kecemasan
Responden Secara statistik gambaran kadar glukosa darah
Tes N Mean P-Value responden, disajikan pada tabel 4.6 berikut ini:
Pretes Kontrol 20 24,80 Tabel 4.8 Uji-t Pretes Kadar Glukosa Darah
0,902
Pretes Eksperimen 20 23,90 Responden
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji-t Tes N Mean P-Value
dengan bantuan software SPSS, diketahui nilai Sig Pretes Kontrol 20 180,15
atau P Value sebesar 0,902 > 0,05.; maka dapat 0,537
Pretes Eksperimen 20 175,00
dinyatakan tidak terdapat perbedaan bermakna antara Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji-t
pretes tingkat kecemasan kelompok kontrol dengan dengan bantuan software SPSS, diketahui nilai Sig
pretes tingkat kecemasan kelompok eksperimen. atau P Value sebesar 0,537 > 0,05. maka dapat
dinyatakan tidak terdapat perbedaan bermakna antara
Tabel 4.6 Uji Mann-Whitney Postes Tingkat pretes kadar glukosa darah kelompok kontrol dengan
Kecemasan Responden pretes kadar glukosa darah kelompok eksperimen.
Tes N Rank P-Value
Postes Kontrol 20 24.38 Tabel 4.9 Uji -t Postes Kadar Glukosa Darah
0,035
Postes Eksperimen 20 16,63 Responden
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Mann- Tes N Mean P-Value
Whitney dengan bantuan software SPSS, diketahui Postes Kontrol 20 126,75
nilai Sig atau P Value sebesar 0,035 < 0,05; maka 0,002
Postes Eksperimen 20 103,95
dapat dinyatakan terdapat perbedaan bermakna antara Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Mann-
postes tingkat kecemasan kelompok kontrol dengan Whitney dengan bantuan software SPSS, diketahui
postes tingkat kecemasan kelompok eksperimen, nilai Sig atau P Value sebesar 0,002 < 0,05. maka
penurunan tingkat kecemasan kelompok eksperimen dapat dinyatakan terdapat perbedaan bermakna antara
lebih signifikan dibandingkan dengan penurunan postes kadar glukosa darah kelompok kontrol dengan
tingkat kecemasan kelompok kontrol. Dapat postes kadar glukosa darah kelompok eksperimen,
disimpulkan bahwa terapi spiritual mindfulness based penurunan kadar glukosa darah kelompok eksperimen
on breathing exercise efektif menurunkan tingkat lebih signifikan dibandingkan dengan penurunan
kecemasan responden. tingkat kecemasan kelompok kontrol. Dapat
disimpulkan bahwa terapi spiritual mindfulness based
Gambaran Kadar Glukosa Darah Responden on breathing exercise efektif menurunkan kadar gula
Gambaran kadar glukosa darah responden pada darah responden.
kelompok kontrol dan eksperimen, sebelum (pretes)
dan sesudah intervensi (postes), disajikan dalam tabel PEMBAHASAN
4.7 berikut ini: Gambaran Tingkat Kecemasan Responden
Tabel 4.7 Gambaran Kadar Glukosa Darah Berdasarkan hasil penelitian diketahui tingkat
Responden kecemasan responden setelah intervensi, pada
Kadar Glukosa Drah (mg/dL) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-
Kelompok sama mengalami penurunan, namun untuk kelompok
Pretes Postes Selisih eksperimen penurunannya lebih signifikan yaitu
dengan selisih 9,70 dibandingkan dengan kelompok
Kontrol 180.15 126.75 53,40
kontrol dengan selisih 5,50. Hal ini membuktikan

6 | Dina Trisnawati, Program Studi Magister (S2) Keperawatan FITKES Unjani


bahwa pada kelompok eksperimen dengan intervensi Farmakologi berupa pemberian obat anti ansietas,
terapi farmakologi disertai terapi spiritual mindfulness tetapi harus disertai juga dengan intervensi Non
based on breathing exercice dapat menurunkan Farmakologi. Mengonsumsi obat (intervensi
tingkat kecemasan pasien DM tipe 2, lebih besar, farmakologi) dalam jangka yang lama dapat
dibandingkan pada kelompok kontrol dengan menyebabkan terjadinya Drug Related Problems.
intervensi terapi farmakologi saja. Drug Related Problems adalah merupakan suatu
keadaan yang tidak diharapkan yang dialami pasien
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian lainnya yang terlibat, dimana kemungkinan disebabkan dalam
yang menunjukan bahwa tingkat kecemasan pasien melibatkan terapi pengobatan yang diberikan kepada
DM tipe 2 mengalami penurunan setelah intervensi pasien, yang secara nyata maupun potensial dapat
terapi mindfulness. Rohmawati (2020) hasil mempengaruhi keadaan pasien seperti ketidak-
penelitiannya menunjukan bahwa spiritual patuhan, interaksi obat, alergi terhadap obat yang
mindfulness based on benson relaxation membantu diresepkan. Adapun, pengobatan dalam jangka yang
pasien meningkatkan fokus mereka pada kondisi saat lama dapat menimbulkan efek samping obat yang
ini tanpa upaya untuk menyalahkan diri sendiri, orang menyebabkan terjadinya kerusakan pada beberapa
lain, dan lingkungan sehingga pasien lebih nyaman organ tertentu (Ainurrafiq, 2019).
dan merasa tenang. Intervensi ini mempengaruhi
pengurangan kecemasan, rata-rata gula darah pasien Hasil penelitian menunjukan adanya efek yang
DM tipe 2. signifikan dari pemberian terapi spiritual mindfulness
based on breathing exercise terhadap kecemasan
Hasina (2021) hasil penelitiannya mengungkapkan pasien DM tipe 2 pada kelompok eksperimen
bahwa, meditasi mindfulness berdasarkan perawatan dibandingkan kelompok kontrol. Berdasarkan nilai
spiritual dapat mengurangi tingkat kecemasan orang rerata pre test dan post test, sebagian besar kelompok
selama Pandemi COVID-19. Hasil penelitian Blasco eksperimen mengalami penurunan tingkat kecemasan
(2016) menunjukan bahwa, pemberian intervensi setelah diberikan intervensi spiritual mindfulness
Mindfulness dan Self Compassion terapi menunjukkan based on breathing exercise. Penurunan tingkat
hasil perbedaan nyata pada kelompok kontrol dan kecemasan tersebut ditandai menurunnya gejala
kelompok intevensi dalam meningkatkan ketahanan, kecemasan pada sebagian besar pasien kelompok
penilaian positif, dan ekspresi emosional terbuka. eksperimen.
sehingga, intervensi ini sangat bermanfaat sebagai
strategi dalam mengatasi dan mengurangi tingkat Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitian
kecemasan dan stres pada kelompok lansia. lainnya yang menunjukan efektifitas intervensi
spiritual mindfulness terhadap penurunan tingkat
Hasil penelitian Alimuddin (2018) yang menyatakan kecemasan pasien DM tipe 2. Penelitian tersebut
bahwa, terapi spiritual mindfulness based on diantaranya: Penelitian yang dilakukan oleh Chan, et
breathing exercise sangat berpengaruh dalam al (2015) menyatakan bahwa pemberian intervensi
mengurangi tingkat kecemasan. Ketika seseorang mindfulness secara signifikan dapat menrunkan
merasa cemas maka sistem tubuh akan bekerja dengan perasaan cemas pada pasien COPD.
meningkatkan kerja saraf simpatis sebagai respon
terhadap stres. Sistem saraf simpatis bekerja melalui Miichaela, et al (2017) dalam sebuah sistematic review
aktivasi medula adrenal untuk meningkatkan yang dilakukan untuk menyelidiki efek neurologis dari
pengeluaran epinephrine, norepinephrine, kortisol terapi mindfulness pada fokus perhatian, kontrol, dan
serta menurunkan nitric oxide. Keadaan tersebut akan terhadap stres menyimpulkan bahwa secara umum
menyebabkan perubahan respon tubuh seperti latihan meditasi mindfulness dapat mempengaruhi
peningkatan denyut jantung, pernapasan, tekanan penurunan gejala fisiologis stres. Anselm, et al (2016)
darah, aliran darah ke berbagai organ meningkat serta menyatakan bahwa pemberian intervensi mindfulness
peningkatan metabolisme tubuh. yang difokuskan pada perhatian napas (mindful
atention to breath) efektif dalam pengaturan regulasi
Efektifitas Spiritual Mindfulness Based On emosi yang tidak menyenangkan, menurunkan
Breathing Exercise terhadap Tingkat Kecemasan aktivasi amigdala dan meningkatkan integrasi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa prefrontal.
pemberian intervensi terapi spiritual mindfulness
based on breathing exercice memberikan efek yang Mindfulness adalah pengalaman disini dan saat ini
signifikan terhadap penurunan tingkat kecemasan akan keberadaannya tanpa penilaian akan pikiran,
pasien DM tipe 2. Penanganan masalah kecemasan perasaan, dan sensasi yang muncul sebagai
pada penderita DM tipe 2 tidak dapat hanya intervensi pengalaman langsung akan realitas (Kabat-Zinn,

7 | Dina Trisnawati, Program Studi Magister (S2) Keperawatan FITKES Unjani


dalam Alimudin, 2018). Latihan mindful breathing Penelitian ini mengaplikasikan pendekatan model
merupakan bagian dari Mindfulness Based Stress konsep dan teori keperawatan adaptasi yang
Reduction (MBSR) yang pelaksanaannya merupakan dikembangkan oleh Sister Callista Roy yang
teknik dasar untuk mencapai kondisi sadar penuh. menyatakan bahwa level adaptasi meyesuaikan
Melatih mindfulness dapat membantu seseorang untuk dengan mekanisme koping individu dan control
dapat memiliki hidup yang lebih sehat dan tidak proccess yang dapat diobservasi melalui empat model
mudah cemas, tidak mudah depresi, memandang adaptasi, yakni model adaptasi fisiologis yang
hidup lebih baik, meningkatkan hubungan dengan merupakan kemampuan fisik individu untuk berespon
orang lain, meningkatkan self esteem, meningkatkan terhadap stimulus dari lingkungan, serta adaptasi
fungsi ketahanan tubuh manusia dan dapat konsep diri, berisi psikologis dan spiritual dari
mengurangi kemungkinan seseorang untuk individu yang terdiri dari perasaan dan kepercayaan
menggunakan obat-obatan terlarang (Kabat-Zinn, yang terbentuk tentang diri sendiri (dari persepsi
dalam Alimudin, 2018). internal dan persepsi orang lain). Model adaptasi ini
terdiri dari dua komponen yaitu physical self (body
Latihan pernapasan yang penuh perhatian, perhatian sensation and body image) dan personal self (self
individu akan diarahkan pada sensasi fisik yang terkait consistency and moral ethical, spritual self).
dengan pernapasan. Ketika pikiran mengembara Penerapan intervensi ini menjadikan pasien lebih
kepikiran lain selain napas, individu secara sadar akan tenang sehingga memudahkan proses adaptasi yang
merasakan pikiran itu namun hanya sebatas selanjutnya akan berdampak pada penurunan
merasakannya dan dengan lembut mengembalikan kecemasan.
fokus kesensasi pernafasan. Hal ini dikarenakan
pemberian terapi mindfulness akan meningkatkan Terapi spiritual mindfulness based on breathing
relaksasi dan kenyamanan melalui penekanan stressor exercise diberikan untuk menimbulkan kesadaran
yang mengancam sebagai akibat dari stres dan pasien pada kondisi yang dialami saat ini tanpa adanya
kecemasan yang dialami. Mindfulness meditation upaya untuk menyalahkan lingkungan dan orang lain,
lebih kepada aspek strategi pemusatan perhatian untuk dilakukan dengan pendekatan rohani yang bertujuan
menangani masalah kognitif dan mengaktifkan untuk menumbuhkan kesadaran diri, meningkatkan
kembali kekuatan pikiran untuk mereduksi distres konsentrasi, ketenangan pikiran, demi terbentuknya
emosional (Dalen, et al., 2010). keyakinan bahwa kesembuhan datangnya dari Tuhan
Yang Maha Esa melalui pemberian motivasi spiritual
Terapi mindfulness, khususnya mindful breathing dengan mendengarkan rekaman suara yang berisikan
exercise merupakan terapi yang efektif untuk instruksi untuk memfokuskan pikiran pada
permasalahan psikologis. Terapi tersebut mampu pernapasan, ketika pikiran dan perasaan mulai
membantu individu untuk menarik diri dari masalah- terganggu dengan suara dan beban pikiran lain pasien
masalah pribadi dan konflik batin. Selama proses cukup mendengarkan dan merasakannya lalu
mindfulness terjadi beberapa peristiwa yang saling mengembalikan fokus pada pernapasan dan kalimat-
mempengaruhi, diantaranya experience being present, kalimat motivasi kesyukuran, kepasrahan, kesabaran,
yang mana sebagai pengalaman, mindfulness menjadi dan keikhlasan yang diiringi dengan alunan musik
sangat subjektif, akan tetapi secara umum, yang sesuai.
mindfulness merupakan kemampuan mempertahankan
kualitas kesadaran, penerimaan dan perhatian setiap Hal yang terjadi selama proses terapi mindfulness
saat. Selanjutnya adalah kesadaran (awareness) yang sangat berpengaruh dalam mengurangi tingkat
mana dengan kesadaran ini, disarankan agar individu kecemasan. Ketika seseorang merasa cemas maka
memiliki kemampuan lebih besar untuk merefleksikan sistem tubuh akan bekerja dengan meningkatkan kerja
dan merespon dengan cara yang sehat terhadap saraf simpatis sebagai respon terhadap stres. Sistem
pengalaman mereka saat ia muncul. Penerimaan saraf simpatis bekerja melalui aktivasi medula adrenal
(acceptance), yaitu mampu menerima apa yang terjadi untuk meningkatkan pengeluaran epinephrine,
tanpa menilai, menolak, atau menghindari. Perhatian norepinephrine, kortisol serta menurunkan nitric
(attention) yaitu menerima dengan kesadaran yang oxide. Keadaan tersebut akan menyebabkan
mana seseorang dapat mempertahankan fokus pada perubahan respon tubuh seperti peningkatan denyut
apa yang timbul tanpa menjadi terganggu atau jantung, pernapasan, tekanan darah, aliran darah ke
kehilangan apa yang ada di pikiran. Proses yang berbagai organ meningkat serta peningkatan
terakhir transformasi, yang mana melalui mindfulness metabolisme tubuh.
seseorang mendapatkan akses langsung ke sumber
daya batin yang kuat untuk wawasan, transformasi, Teknik mindfulness yang dilakukan akan merangsang
dan penyembuhan (White, 2014). area otak yaitu prefrontal cortex yang merupakan

8 | Dina Trisnawati, Program Studi Magister (S2) Keperawatan FITKES Unjani


pusat regulasi emosi dan penilaian untuk Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
menginstruksikan reaksi emosional, kemudian tubuh intervensi pada kedua kelompok atau tidak ada
akan memberikan respon dengan cara perasaan perbedaan pengaruh pemberian intervensi antara
menerima dan tidak menghakimi, sementara pada kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Hal ini
bagian hypocampus dan amygdala selain area untuk bisa terjadi karena kelompok kontrol memiliki latar
meregulasi emosi juga sebagai area keterbukaan, belakang pendidikan yang lebih baik dibandingkan
pemadaman, dan penguatan yang akan memberikan dengan kelompok perlakuan. Dorevitc (2008) yang
instruksi untuk lebih membuka diri sehingga individu menyatakan bahwa pendidikan seseorang akan
mampu melepaskan diri dalam kesadaran, menahan mempengaruhi pola pikir, semakin tinggi pendidikan
diri dari reaktivitas internal dan meningkatkan seseorang akan semakin baik pemikiran maupun
penerimaan diri sehingga dapat menurunkan tingkah laku. Pola pikir yang dihasilkan dari ilmu
kecemasan. pengetahuan yang didapat dari pendidikan akan
berdampak pada sikap dan tindakan. Hal ini
Setelah mampu untuk melatih dan memfokuskan diri menunjukkan bahwa seseorang dengan pendidikan
pada pernapasan yang penuh kesadaran, individu akan yang lebih tinggi cenderung lebih peduli terhadap
merasa lebih mudah untuk memusatkan perhatian kesehatan, sehingga seseorang berupaya untuk
pada napas yang mana ini keterampilan yang penting mengobati dirinya saat mengalami gangguan
untuk membantu dalam mengatasi stres, kecemasan, kesehatan dengan berobat ke fasilitas kesehatan yang
dan emosi negatif, mendinginkan diri ketika marah, memadai.
dan meningkatkan keterampilan dalam konsentrasi.
Kegiatan bernapas secara khusus sangat membantu Sejalan dengan konsep teori adaptasi Roy yang
karena memberi kesempatan pada individu untuk mengungkapkan bahwa proses adaptasi merupakan
dapat kembali fokus ketika pada proses pernapasan fungsi dari stimulus yang datang dan tingkat adaptif
(menghirup dan menghembuskan) napas mereka yang terdiri dari tiga kelas stimulus, yakni stimulus
ketika merasakan bahwa pikiran dan perasaannya fokal, stimulus kontekstual, dan stimulus residual.
terbawa oleh pikiran yang penuh tekanan. Pernapasan Stimulus residual ini terdiri dari beberapa faktor yang
yang penuh kesadaran juga membantu individu tetap mempengaruhi proses adaptasi diantaranya kultur
"hadir" pada saat itu, bukannya terganggu oleh (meliputi status sosial ekonomi, etnis, sistem
penyesalan di masa lalu atau kekhawatiran tentang keyakinan), efektivitas kognator (meliputi persepsi,
masa depan. Penelitian ini memasukkan unsur pengetahuan, dan lingkungan), dan pertimbangan
spiritual ke dalam terapi mindfulness yang diberikan. lingkungan (meliputi perubahan lingkungan internal
Larry Dossey MD menyampaikan bahwa doa dan atau eksternal).
spiritualitas memiliki kekuatan yang sama besar
dengan pengobatan (Zainuddin, 2012). Gambaran Kadar Gula Darah Responden
Berdasarkan hasil penelitian diketahui kadar gula
Spiritualitas bukanlah tentang gagasan teks suci dan darah responden setelah intervensi, pada kelompok
teologi. Lebih tepatnya berkenaan dengan emosi dan kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama
hubungan sosial. Kaitan antara teologi dan neurosains mengalami penurunan, namun untuk kelompok
dalam pengalaman spiritual adalah munculnya emosi eksperimen penurunannya lebih signifikan yaitu
positif, seperti kagum, cinta (attachment), dengan selisih 71,05 mg/dL, dibandingkan dengan
kepercayaan (faith), kasih sayang, syukur, kelompok kontrol dengan selisih 53,40 mg/dL. Hal ini
pengampunan, sukacita, dan harapan (Vaillant, 2008; membuktikan bahwa pada kelompok eksperimen
Thalib, 2018). Selama proses mindfulnesss, peserta dengan intervensi terapi farmakologi disertai terapi
merasa tenang, meningkatkan tingkat dan kasih spiritual mindfulness based on breathing exercice
sayang untuk diri sendiri, ada keterikatan spiritualitas, dapat menurunkan kadar gula darah pasien DM tipe 2,
peningkatan kesadaran akan kesehatan dan perawatan lebih besar, dibandingkan pada kelompok kontrol
diri (White, 2014). Mindfulness juga mengajarkan dengan intervensi terapi farmakologi saja.
seseorang bagaimana meregulasi pengalamannya.
Individu diberdayakan untuk bergerak dari kondisi Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian lainnya
tidak sadar, terjadi reaksi internal dan eksternal secara yang menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa
otomatis dan membawa tubuh dalam kondisi sadar. darah pasien DM tipe 2 setelah diberikan intervensi
Sebagai reaksi terhadap kondisi yang berubah, terapi spiritual mindfulness based on breathing
hubungan personal dan profesional juga dapat exercice. Rohmawati (2020) hasil penelitiannya
diperbaiki (White, 2014). menunjukan bahwa spiritual mindfulness based on
benson relaxation membantu pasien meningkatkan
fokus mereka pada kondisi saat ini tanpa upaya untuk

9 | Dina Trisnawati, Program Studi Magister (S2) Keperawatan FITKES Unjani


menyalahkan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan untuk memberi perhatian penuh pada pengalaman saat
sehingga pasien lebih nyaman dan merasa tenang. ini, tidak berespon negatif dan reaktif terhadap
Intervensi ini mempengaruhi pengurangan kejadian, pikiran, emosi, atau sensasi eksternal yang
kecemasan, rata-rata gula darah pasien DM tipe 2. muncul dinilai sangat efektif mengurangi respon stres
psikologis individu yang juga dapat memperbaiki
Hasil penelitian Kusumawati (2021), mengungkapkan regulasi gula darah individu. Penelitian mengenai
bahwa, Intervensi berbasis mindfulness dan diabetes kecemasan dengan kontrol glikemik juga telah
resilience training merupakan intervensi psikologis dilakukan di Meksiko. Memiliki tingkat kecemasan
yang secara empiris telah terbukti secara efektif tinggi, dikaitkan dengan kontrol glikemik yang buruk
menurunkan skala diabetes burnout dan secara tidak dan komplikasi diabetes yang lebih banyak (Kendzor
langsung berperan dalam mengontrol kadar glikemik D, et al, 2014). Terdapat hubungan langsung antara
penderita DMT2. Mindfulness bekerja dengan kecemasan dengan kontrol glikemik melalui
meningkatkan fungsi dan kepadatan area abu-abu pada mekanisme fisiologis (Hessler D, et al, 2014). Hasil
otak (bagian kiri hipokampus, Posterior Cingulate penelitian menunjukkan adanya perbedaan pengaruh
Cortex, Temporo Parietal Junction, cerebellum penurunan rerata dari kadar gula darah rata-rata pada
lateral, dan cerebellar vermis/brainstem). Dimana kelompok perlakuan setelah diberikan intervensi
dalam kondisi stres, fungsi dan kepadatan area abu- terapi spiritual mindfulness based on breathing
abu otak tersebut mengalami penurunan sehingga exercise.
fungsi dari area tersebut mengalami gangguan dan
bekerja kurang optimal. Pada dasarnya pemberian intevensi ini secara tidak
langsung dapat mengontrol kadar glukosa darah rata-
Efektifitas Spiritual Mindfulness Based On rata pasien, akan tetapi membutuhkan proses yang
Breathing Exercise terhadap Kadar Glukosa bertahap. Salah satu faktor yang mempengaruhi
Darah tercapainya kondisi penurunan kadar glukosa darah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata terjadi sebagai akibat dari terbentuknya
pemberian intervensi terapi spiritual mindfulness kesadaran diri serta mekanisme adaptasi yang berefek
based on breathing exercice memberikan efek yang pada penurunan kecemasan pasien. Zainuddin (2012)
signifikan terhadap penurunan kadar glukosa darah spiritual power (rasa ikhlas, yakin, syukur, sabar dan
pasien DM tipe 2. Hasil penelitian ini selaras dengan khusyu) akan melepaskan semua blok emosional
penelitian lainnya yang menunjukkan adanya efek negatif yang ada dalam diri seseorang. Kekuatan dosis
yang signifikan pemberian intervensi minduflness pemberian terapi, yaitu sebanyak tiga kali sehari dan
terhadap penurunan kadar glukosa darah pasien DM dilakukan selama 4 minggu berturut-turut juga diduga
tipe 2. Rosenzweig, et al dalam Alimuddin (2018) sebagai salah satu hal yang memberikan kontribusi
menyatakan bahwa intervensi MBSR pada pasien DM terhadap perbedaan kadar glukosa darah rata-rata
memiliki hubungan dengan peningkatan peredaran pasien pada kelompok perlakuan dengan kelompok
glukosa, yang mana HA1c berkurang dan mean kontrol. Terapi ini juga mampu mempertahankan
arterial pressure berkurang sebesar 6 mmHg, kondisi rileks melalui peningkatan fokus pada saat ini
sementara tidak ditemukan perubahan pada berat tanpa adanya upaya untuk menyesali diri sendiri,
badan. orang lain, dan lingkungan melalui motivasi spiritual
yang ada dalam rekaman intervensi. Pandangan ini
Khan (2018) yang melakukan penelitian terhadap 86 sejalan dengan pendapat (Zinn, dalam Jumaroh, 2018)
wanita pasien diabetes dan obesitas menyatakan mindfulness juga akan melibatkan bagaimana
bahwa terapi MBSR diketahui mampu menurunkan seseorang melihat, merasakan, mengetahui dan
kadar gula darah yang mana partisipan memiliki kadar mencintai terhadap yang difokuskan pada saat ini dan
gula darah yang lebih rendah 9 mg/dL dibandingkan memfasilitasi keterpusatan fokus dan kesadaran yang
kelompok yang mendapat edukasi soal diet dan lebih besar. Pendekatan ini melibatkan perhatian yang
olahraga. Rosenzweig., et al (2007) menyatakan difokuskan disini dan sekarang serta dengan sikap
bahwa stres dapat menyebabkan peningkatan produksi tidak menghakimi yang menggunakan unit-unit dasar
kortisol, noreipnefrin, beta endorfin, glukagon dan intensi (niat), atensi (perhatian), dan sikap.
hormon pertumbuhan, meningkatkan kadar glukosa
darah dan resistensi insulin. Fakta penelitian menunjukan bahwa penurunan kadar
glukosa darah pasien terjadi pada akhir minggu pada
Melalui praktik mindfulness yang terdiri dari beberapa pemeriksaan postest. Penurunan kadar glukosa darah
teknik, yaitu body scan, mindful breathing, mindful terjadi pada pemeriksaan setelah pemberian
walking, mindful eating, dan mindful communication intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
dimana pada semua praktik latihan ini, peserta berlatih perbedaan bermakna kadar glukosa darah setelah

10 | Dina Trisnawati, Program Studi Magister (S2) Keperawatan FITKES Unjani


pemberian terapi farmakologi disertai dengan terapi Diabetes Care. 2014 Sep;37(9):2427-34. doi:
non farmakologi spiritual mindfulness based on 10.2337/dc13-2918. Epub 2014 Jun 4.
breathing exercise dengan kadar glukosa darah setelah
pemberia terapi farmakologi saja. Dengan kata lain Anselm, Doll., Hölzel, B.K., Bratec, SM., Boucard,
terapi non farmakologi spiritual mindfulness based on CCXie, X. (2016). Mindful attention to breath
breathing exercise, efektif menurunkan kadar glukosa regulates emotions via increased amygdala–
darah pasien DM tipe 2. prefrontal cortex connectivity.
J.NeuroImage:Elsevier 134 (2016) 305–313.
KESIMPULAN http://dx.doi.org/10.1016/j.neuroimage.
1. Terdapat perbedaan yang signifikan penurunan
tingkat kecemasan pasien DM tipe 2 yang diterapi Azzahra, F. (2019). Farmakoterapi Gangguan
farmakologi saja dengan penurunan tingkat Ansietas dan Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap
kecemasan pasien DM tipe 2 yang diterapi Efikasi Antiansietas. JIMKI Vol. 8 No.1
spiritual mindfulness based on breathing exercise. (November 2019-Februari 2020)
2. Intervensi terapi farmakologi disertai terapi
spiritual mindfulness based on breathing exercise Basfiansa, A.D. (2019). Komplikasi Yang Dapat
terbukti efektif menurunkan tingkat kecemasan Disebabkan Oleh Diabetes. Kemenkes RI 2019.
pasien DM tipe 2. [Online]. Tersedia: https://www.komunitas/topic/
3. Terdapat perbedaan yang signifikan penurunan angiopati. Diakses tanggal 15 Desember 2021.
kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 yang
diterapi farmakologi saja dengan penurunan kadar Black J., Hawks., Jane H. (2009). Medical surgical
glukosa darah pasien DM tipe 2 yang diterapi nursing: clinical management for positive
spiritual mindfulness based on breathing exercise. outcomes. 8th ed. Vol. 1, St. Louis: Elsevier.
4. Intervensi terapi farmakologi disertai terapi
spiritual mindfulness based on breathing exercise Dalen, J., Smith, BW., Shelley, BM., Sloan, AL,
terbukti efektif menurunkan kadar gula darah Leahigh, L., Begay, D. (2010). Pilot study:
pasien DM tipe 2. Mindful Eating and Living (MEAL): Weight,
eating behavior, and psychological outcomes
DAFTAR PUSTAKA associated with a mindfulness-based intervention
Alligood, M. R. (2014). Nursing theory & their work for people with obesity. Complementary
(8 th ed). The CV Mosby Company St. Louis. Therapies in Medicine 1 - 5,
Toronto. Missouri: Mosby Elsevier. Inc doi:10.1016/j.ctim.2010.09.008.

Alimudin, T.A. (2018). Pengaruh Spiritual Departemen Kesehatan RI.(2005). Farmaceutical


Mindfullness Based On Breathing Exercise Care untuk Penyakit Diabetes Melitus. Jakarta :
Terhadap Kecemasan, Kadar Glukosa Darah Author.
Dan Tekanan Darah Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2. Tesis : Program Studi Magister Depkes RI (2019). Hipertensi Penyakit Paling Banyak
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Diidap Masyarakat. Jakarta: Departemen
Airlangga Surabaya. (Tidak diterbitkan). Kesehatan RI.

American Diabetes Association (ADA). (2021). Familia, D. dkk. (2017) Hidup Bahagia dengan
Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Hipertensi. Jogjakarta: ogyakarta: A Plus Books
American Diabetes Care, Vol.38. Ar-Ruzz Media Group.

Andrean dan Muflihatin. (2020). Hubungan Antara Greenberg, J.S (1999). Comprehensive Stress
Tingkat Kecemasan Dengan Kadar Gula Darah Management. United States of America : Mc.
Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Poliklinik Growhill.
PP\K 1 Denkesyah. Borneo Student Research Hartman M., Kopf S., Faude-Lang C. (2012).
eISSN:2721-5725, Vol 1, No 3, 2020. Sustained effects of a mindfulness- based sterss
reduction intervention in type 2 diabetic patients.
Annika, et al. (2014). Individual mindfulness-based DiabetesCare, 35: 945-947.
cognitive therapy and cognitive behavior therapy
for treating depressive symptoms in patients with Hasanat UI., Nilda. (2010). Manajemen Diri Diabetes:
diabetes: results of a randomized controlled trial. Analisis Kuntitatif Faktor- Faktor Psikososial

11 | Dina Trisnawati, Program Studi Magister (S2) Keperawatan FITKES Unjani


Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Disertasi: Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Universitas Gadjah Mada. Tidak Diterbitkan.
Nursalam. (2013). Metodologi penelitian ilmu
Manik dan Ronoatmodjo. (2019). Hubungan Diabetes keperawatan: pendekatan praktis.: Jakarta :
Melitus dengan Hipertensi pada Populasi Salemba Medika.35: 945-947, ed. 3.
Obesitas di Indonesia.Jurnal Epidemiologi
Kesehatan UI Vol.3 No.1 Palmer, A & Williams, B. (2016). Simple Guide
(2019).Online].Tersedia:ttps://journal.fkm.ui.ac.i Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga
d/epid/article/view/3164/pdf
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni).
Hawari D., (2018). Manajemen Stres, Cemas, Dan (2018). Konsensus pengelolaan dan pencegahan
Depresi. Jakarta : Fakultas Kedokteran diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta :
Universitas Indonesia. Author.

Hayens, B, dkk. (2016). Buku Pintar Menaklukan Potter & Perry (2011). Fundamental of Nursing. Buku
Hipertensi. Jakarta: Ladang Pustaka. 3, Edisi : 7. Jakarta : Salemba Medika.

Hölzel, B.K., et al. (2011). How does mindfulness Price SA., & Wilson LM. (2009). Pthophysiology:
meditation work? Proposing mechanisms of clinical concept of disease processes. (6 th ed.),
action from a conceptual and neural perspective. Vol. 2. Elsevier Inc. Mosby.
Perspectives on Psychological Science, 6(6):
537–559. Putra, S.T. (2021). Psikoneuroimunologi kedokteran
ed.6. Surabaya: Airlangga University Press.
Jayanti, R. (2016). Efektivitas Pelatihan Mindfulness
Dengan Pendekatan Spiritual Terhadap Rohmawati, Riska and Helmi, Arif (2020). Penurunan
Peningkatan Psychological Wellbeing Penderita Tingkat Kecemasan dan Gula Darah pada
Diabetes Mellitus Tipe 2. Tesis : Program Penderita DM Tipe 2 Melalui Spiritual
Pendidikan Magister Profesi Psikologi Fakultas Mindfulness Based on Benson Relaxation. Jurnal
Psikologi Universitas Muhammadiyah Keperawatan Jiwa, 8 (2). pp. 161-168. ISSN
Surakarta2016. (Tidak diterbitkan). 2655-8106

Kabat Zinn, Jon. (2006). Mindfulness for Beginners. Sherwood, Laura Iee. (2011). Fisiologi Manusia.
USA: Jaico Publishing House. Jakarta : EGC.

Kemenkes RI. (2018). Laporan Riskesdas 2018, Sheps, S.G. (2018). Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.
Laporan Nasional Riskesdas (Vol. 53, Issue 9, pp. Jakarta: Intisari Mediatama.
123–143).
Smeltzer SC., & Bare BG. (2009). Text book of
Kendzor, D., Chen, M., Reininger, B., Businelle, M., medical surgical nursing. (10th.ed.) Vol. 2.
Stewart, D., Fisher-Hoch, S., Rentfro, A., Wetter, Philadelpia : Lippincott William & Wilkins.
D., McCormick, J. (2014). The Association of
Depression and Anxiety with Glycemic Control Soegondo, S. (2009). Sindroma Metabolik. Buku Ilmu
among Mexican American with Diabetes Living Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu
Near The U.S.-Mexico Border. BMC Public Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Health. 14(176) : 1471- 2458. Indonesia

Kusumawati, M.D. (2021). Perbandingan Efektivitas Sugiyono. (2017). Metode Penelitian dan
Mindfulness Based Intervention Terhadap Pengembangan R&D. Bandung: Alfabeta
Diabetes resilience training Pada Diabetes
burnout Syndrome dan Kontrol Glikemik Tandra, H. (2018). Diabetes Bisa Sembuh (Petunjuk
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2: A Systematic Praktis Mengalahkan dan Menyembuhkan
Review. Tesis: Prodi Magister, Fakultas Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Keperawatan, Universitas Airlangga Surabaya.
(Tidak diterbitkan). Tovote K Annika., Fleer J., Snippe E., Peeters C.T.M.,
Emmelkamp P.M.G., Sanderman R.M Schroevers
Notoatmojo. (2018). Metodologi Penelitian J. (2014). Individual mindfulness-based cognitive

12 | Dina Trisnawati, Program Studi Magister (S2) Keperawatan FITKES Unjani


therapy and cognitive behavior therapy for
treating depressive symptoms in patients with
diabetes: result of randomized controlled trial.
Diabetes Care, 37 : 2427-2434.

UNESCO (2014). Learning to live together UNESCO.


Bangkok, Thailand.

West, A. M. (2008). Mindfulness and well-being in


adolescence: An exploration of four mindfulness
measures with an adolescent sample. Dissertation
Abstracts International: Section B. Sciences and
Engineering, 69(05), 3283.

White L.(2014). Mindfulnesss In Nursing: An


Evolutionary Concept Analysis.Journal of
Advanced Nursing 70(2), 282–294.

Williams & Wilkins. (2017). Theoritical nursing ,


developmental and progress (6th ed.).
Philadelphia: Kluwer Lippincott

Wilson K., & Barber J.(2015). Handbook of spiritual


care in mental illness.Mental Health NHS
foundation Trust. 1 – 32.

Wisnu, Wismandari. (2021). Kenali 3 Gejala DM Tipe


2. Info Sehat FKUI. [Online]. Tersedia :
https://fk.ui.ac.id/infosehat/kenali-tiga-gejala-
diabetes-tipe-2/. Diakses tanggal 15 Desember
2021.

World Healt Organization (WHO). (2020). Diabetes.


[Online]. Tersedia
:http://www.who.int./facts/world/en/i
ndex5.html. Diakses tanggal 15Desember 2021.

Yusuf A., Fitriasari PK., Rizki., & Nihayati HE.


(2014). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta : Salemba Medika.

13 | Dina Trisnawati, Program Studi Magister (S2) Keperawatan FITKES Unjani

Anda mungkin juga menyukai