Anda di halaman 1dari 7

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI KASUS: PENERAPAN DIABETES SELF


MANAGEMENT EDUCATION PADA PENDERITA
DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NGESREP SEMARANG

Disusun untuk memenuhi tugas Program Profesi Ners stase Komprehensif


Dosen pembimbing: Ns. Nana Rochana S.Kp., MN

Disusun oleh:
SURYO PRASETYO AJI
22020117210027

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXX


DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
STUDI KASUS : PENERAPAN DIABETES SELF MANAGEMENT
EDUCATION PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS NGESREP SEMARANG

Suryo Prasetyo Aji1), Nana Rochana2)


1) Mahasiswa Departemen Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Diponegoro (email: prasetyoaji.suryo@gmail.com)
2) Staf Pengajar Divisi Keperawatan Medikal Bedah, Departemen Ilmu
Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro (email:
na2rochana@gmail.com)

ABSTRAK
Tujuan: Mengetahui perubahan gula darah dan aktivitas perawatan diri sebelum dan
setelah penerapan Diabetes Self Management Education ( DSME ) Metode: Studi kasus
dilakukan pada dua klien yang mengalami DM tipe II, dilakukan intervensi berupa
pemberian DSME meliputi aktivitas diet, olahraga, pengukuran kadar gula darah,
perawatan kaki dan terapi Hasil: Kedua klien terdiagnosa penyakit diabetes mellitus dan
mengalami ulkus pada kaki, setelah diberikan intervensi selama 7 hari didapatkan pasien
mengalami peningkatan pada skor kuesioner SDSCA (Summary Diabetes Self Care
Activities) dan mengalami penurunan kadar gula darah pada saat dilakukan pengukuran
pada posttest. Kesimpulan: Edukasi memegang peranan yang penting dalam
penatalaksanaan DM tipe 2 karena pemberian edukasi kepada pasien dapat membantu
meningkatkan pengetahuan pola hidup sehat dan merubah perilaku pasien dalam
melakukan pengelolaan DM secara mandiri. Dari studi yang telah dilakukan menunjukkan
kedua pasien menunjukkan peningkatan dalam manajemen penatalaksanaan diabetes
mellitus, yang ditunjukkan dengan meningkatnya skor kuesioner SDSCA. Hasil studi ini
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan bagi penderita DM
melalui edukasi yang berkesinabungan kepada penderita DM di masyarakat, Perlu untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang motivasi maupun faktor yang mempengaruhi
manajemen diri penderita diabetes mellitus.
Kata kunci: Aktivitas Perawatan Diri, Diabetes Self Management Education ( DSME ).

Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) tipe II adalah suatu kelainan metabolisme glukosa
yang disebabkan oleh resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin dan dapat
menyebabkan berbagai komplikasi kronis. Data dari Perkeni (2015) menyatakan
bahwa Indonesia merupakan negara urutan ke 5 teratas diantara negara-negara
dengan jumlah penderita diabetes terbanyak dunia., sedangkan International
Diabetes Foundation (IDF) memprediksi jumlah penyandang diabetes mellitus di
Indonesia akan mencapai 12 juta pada tahun 2030.
Pengelolaan pasien dengan Diabetes Mellitus yang tepat dapat mengurangi
komplikasi penyakit Diabetes Mellitus yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi
berbagai organ terutama mata, organ ginjal, jantung, saraf dan pembuluh darah
lainnya. Pengelolaan penyakit Diabetes Mellitus membutuhkan penanganan yang
mendasar dan menyeluruh yang mencakup terapi non-obat dan terapi obat. Penyakit
Diabetes membutuhkan perawatan medis dan edukasi untuk self management untuk
mencegah komplikasi akut dan kronis (Leiter, 2013).
Diabetes Self Management Education (DSME) merupakan komponen yang
sangat penting dalam perawatan pasien DM dan sangat diperlukan dalam upaya
memperbaiki status kesehatan pasien. DSME merupakan suatu proses
berkelanjutan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan pasien DM untuk melakukan perawatan mandiri, yang termasuk di
dalamnya upaya untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam manajemen diet
yang sehat, rutin melakukan aktivitas olahraga, aktif dalam memonitor glukosa
darah, patuh terhadap pengobatan dan perawatan kaki (Karuncharernpanit, 2017).
Penelitian Sutandi (2012) menyatakan Diabetes Self Management
Education (DSME) sebagai metode alternatif dalam perawatan mandiri pasien
diabetes mellitus, hasil penelitiannya menjelaskan bahwa perawatan mandiri
pasien diabetes mellitus meliputi diet, olahraga, pengontrolan kadar gula darah,
perawatan kaki dan kulit, serta terapi obat-obatan dapat menjaga kadar gula darah
dalam batas normal dan terkontrol. Penelitian Sulistria (2013) mengenai Tingkat
Self Care Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Kalirungkut,
dari hasil penelitiannya dijelaskan bahwa pasien diabetes mellitus tipe II yang
memiliki tingkat self care (diet, olahraga, pengukuran kadar gula darah, perawatan
kaki dan kulit, dan terapi obat-obatan) yang tinggi dapat memiliki kadar gula darah
dalam batas normal dan dapat mencegah terjadinya komplikasi yang berat.
Hasil dari pengkajian pada 2 penderita diabetes melitus di wilayah kerja
Puskesmas Ngesrep menunjukkan bahwa kedua penderita belum mengetahui
mengenai self management diabetes dalam pengelolaan Diabetes Mellitus. Kedua
penderita juga memiliki kadar Gula Darah Sewaktu >200mg/dl pada pemeriksaan
awal. Oleh karena itu hal utama yang diperlukan adalah meningkatkan pengetahuan
tentang self management diabetes dalam pengelolaan Diabetes Mellitus, yang
terdiri dari pengontrolan kadar gula darah, pengaturan makan, olahraga, dan
perawatan kesehatan diabetes melitus (Perkeni, 2015). Tujuannya adalah agar
penyandang Diabetes Melitus dapat secara mandiri menerapkan manajemen diri
sehingga dapat menjaga kadar gula darah tetap dalam kondisi stabil.
Tujuan
Mengetahui perubahan gula darah dan aktivitas perawatan diri sebelum dan
setelah penerapan Diabetes Self Management Education ( DSME )
Metode
Karya tulis ini merupakan studi kasus yang dilakukan kepada 2 orang
responden yang mempunyai karakteristik yang telah ditentukan, penderitA DM tipe
2 dengan ulkud di kaki, gula darah sewaktu lebih dari 200 dan mengalami ulkus
diabetes di ekstremitas bawah. Keduanya diberikan tindakan DSME. Sebelum
diberikan perlakuan, responden dilakukan pengecekan kadar gula darah sewaktu
dan menjawab kuesioner SDSCA terlebih dahulu sebagai pretest. Pemberian
DSME dilakukan selama 7 hari yaitu tanggal 4-11 Juli 2018. Pengukuran aktivitas
perawatan diri dan gula darah sewaktu pasien dilakukan sebanyak dua kali yaitu
sebelum pemberian DSME tanggal 4 Juli 2018 dan setelah pemberian DSME
tanggal 11 Juli 2018. Pemaparan yang diberikan adalah mengenai aktivitas diet,
olahraga, pengukuran kadar gula darah, perawatan kaki dan terapi dengan
memperhatikan respon dari responden terhadap informasi yang diberikan. Setelah
diberikan pemaparan mengenai diabetes self management, dilakukan evaluasi
aktivitas perawatan diri pada masing-masing klien. Pengecekan kadar gula darah
sewaktu juga dilakukan kembali di akhir sebagai posttest.

Hasil
Berikut adalah hasil studi kasus pemberian DSME terhadap aktivitas
perawatan diri penderita Diabetes Mellitus.
Tabel 1
Karakteristik responden
Karakteristik Responden 1 Responden 2
Usia 46 36
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Pendidikan SD SD
Pekerjaan Wiraswasta Ibu rumah tangga
Lama menderita 3 tahun 2 tahun
Tabel 1 menunjukkan bahwa karakteristik lama menderita diabetes melitus pasien
yaitu 2 dan 3 tahun.
Tabel 2 SDSCA (Summary Diabetes Self Care Activities) sebelum dan sesudah
pemberian intervensi pada Responden 1 dan Responden 2
Responden 1 Responden 2
Skor SDSCA
Pre Post Pre Post
Diit 7 19 12 22
Aktivitas Fisik 2 3 2 5
Monitor Gula Darah 5 13 8 13
Perawatan kaki 6 12 13 19
Tabel 2 menunjukkan adanya peningkatan skor pengukuran SDSCA (Summary
Diabetes Self Care Activities) sebelum dan sesudah pemberian intervensi pada
masing-masing item pengukuran.
Grafik 1
Perubahan kadar gula darah sewaktu

600
500 484
400 376
300 324
257
200
100
0
Pre Tn. S Post Ny. M

Grafik 1 menujukkan bahwa kadar gula darah sewaktu pada Responden 1


sebelum pemberian intervensi bernilai 484 mg/dl, sedangkan kadar gula darah
sewaktu pada Responden 2 sebelum pemberian intervensi bernilai 324 mg/dl.
Terdapat perubahan kadar gula darah sewaktu pada responden 1 dan responden
2 setelah pemberian intervensi. Pada responden 1 kadar gula darah sewaktu
setelah pemberian intervensi bernilai 376 mg/dl, sedangkan pada Responden 2
kadar gula darah sewaktu setelah pemberian intervensi bernilai 257 mg/dl.
Pembahasan
Responden 1 adalah seorang laki-laki berusia 46 tahun yang mengalami
diabetes mellitus sejak 3 tahun yang lalu, klien ulkus diabetikum di kaki sebelah
kanan, pada pretest dan post test dengan menggunakan SDSCA didapatkan nilai
untuk masing-masing item yaitu aktuvitas diit dari 7 menjadi 19, aktivitas fisik
skor 2 menjadi 3, monitor gula darah skor 5 menjadi 13 dan perawatan kaki 6
menjadi 12, menunjukkan pada masing-masing item aktivitas perawatan diri
selama satu minggu terjadi peningkatan frekuensi. Sedangkan responden 2
adalah seorang wanita berusia 36 tahun yang mengalami diabetes mellitus sejak
2 tahun yang lalu, klien ulkus diabetikum di kaki sebelah kanan, pada pretest
dan post test dengan menggunakan SDSCA didapatkan nilai untuk masing-
masing item yaitu aktuvitas diit dari 12 menjadi 22, aktivitas fisik skor 2 menjadi
5, monitor gula darah skor 9 menjadi 13 dan perawatan kaki 13 menjadi 19,
menunjukkan pada responden 2 masing-masing item aktivitas perawatan diri
selama satu minggu juga terjadi peningkatan frekuensi.
Pada studi kasus yang telah dilakukan kepada 2 responden menunjukkan
bahwa DSME memberikan pengaruh kepada aktivitas perawatan diri penderita
diabetes. Edukasi merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam
penanganan DM. Edukasi memegang peranan yang penting dalam
penatalaksanaan DM tipe 2 karena pemberian edukasi kepada pasien dapat
membantu meningkatkan pengetahuan pola hidup sehat dan merubah perilaku
pasien dalam melakukan pengelolaan DM secara mandiri.
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan atau memandirikan
masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Proses
pemberdayaan atau memandirikan masyarakat tidak hanya sebatas pada
pemberian informasi (seperti pendidikan kesehatan) tetapi juga upaya untuk
merubah perilaku dan sikap seseorang, sehingga promosi kesehatan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor seseorang (Yeni,
2018). Kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri dipengaruhi oleh
berbagai aspek, salah satunya adalah pengetahuan yang cukup, seseorang yang
memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan diri akan menjadi
kemampuan yang lebih baik dalam merawat diri secara mandiri (Rahayu, 2014).
Perawatan diri dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau penyakit
dengan tujuan mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan. Adanya
kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri inilah yang dapat
mencegah resiko lebih lanjut yang disebabkan karena efek penyakit diabetes
mellitus.
Dari studi yang telah dilakukan menunjukkan kedua pasien menunjukkan
peningkatan dalam manajemen penatalaksanaan diabetes mellitus, yang
ditunjukkan dengan meningkatnya skor kuesioner SDSCA (Summary Diabetes
Self Care Activities). Hal tersebut menunjukkan DSME memberikan efek yang
baik terhadap perilaku seorang penderita DM dalam perawatan diri.
Pemeriksaan gula darah pada responden 1 dan responden 2 terdapat penurunan
yang signifikan pada posttest, sehingga aktivitas perawatan diri memberikan
pengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah pasien (Mulyani, 2016)
Hasil studi ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati pada
tahun 2016 yang menemukan bahwa peberian edukasi berperan penting dalam
pengelolaan pasien diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Trienggadeng
Kecematan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya.
DSME merupakan suatu proses berkelanjutan yang dilakukan untuk
memfasilitasi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pasien DM untuk
melakukan perawatan mandiri, yang termasuk di dalamnya upaya untuk
meningkatkan kemandirian pasien dalam manajemen diet yang sehat, rutin
melakukan aktivitas olahraga, aktif dalam memonitor glukosa darah, patuh
terhadap pengobatan dan perawatan kaki (Karuncharernpanit, 2017).
Manajemen diri dalam perawatan penyakit diabetes mellitus dapat ditingkatkan
dengan meningkatkan kepatuhan seorang penderita DM terhadap aktivitas
perawatan diri ( Tuval, 2016 )
Kesimpulan dan Saran
Pemberian edukasi kepada penderita diabetes mellitus menjadi salah satu
pilihan tenaga kesehatan dalam penatalaksanaan penyakit diabetes di
masyarakat. Studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa edukasi tentang
manajemen diri memberikan efek terhadap pengelolaan penyakit secara mandiri,
sehingga edukasi mengenai manajemen diri pada seorang dengan penyakit
diabetes mellitus sangat penting untuk diperhatikan.
Profesi keperawatan diharapkan senantiasa berperan aktif meningkatkan
pelayanan keperawatan melalui edukasi kepada penderita diabetes secara
berkesinambungan, di lain pihak peran aktif pasien sangat memberikan
pengaruh dalam meningkatkan hasil pelayanan yang diberikan. Perlu untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang motivasi maupun faktor yang
mempengaruhi manajemen diri penderita diabetes mellitus.
Referensi
Karuncharernpanit.2017. Predictors of diabetes self-management among type 2
diabetics in Indonesia: Application theory of the health promotion mode.
Elsevier : sciencedirect.
Leiter LA, Berard L, Bowering CK, Cheng AY, Dawson KG, Ekoe J.2013. Type
2 diabetes mellitus management in Canada : is it improving?. Can J
Diabetes ;37:82–9
Mulyani NS.2016. Hubungan Self Management Pasien Diabetes Mellitus Tipe
II DenganKadar Gula Darah di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh. Aceh : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Aceh
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). 2015. Konsensus
Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia.PB.
PERKENI. Jakarta.
Rahayu HT.2014.Living with chronic illness: factors associated with self
management behavior among community diabetes patients in Indonesia.
Master Thesis. National Cheng Kung University.
Sari NH.2017.Hubungan Karakteristik Demografi dengan Self-care Diabetes
Mellitus pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUP H. Adam Malik Medan.
Medan : Universitas Sumatera Utara.
Sulistria, YM. 2013. Tingkat Self Care Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus
Tipe II di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Vol.2, No. 2..
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Tandra, H. (2014). Strategi mengalahkan komplikasi diabetes dari kepala
sampai kaki. Jakarta: PT Gramedia.
Tuval TS, Shmueli A, Boehm IH.2016. Adherence to Self-Care Behaviors
Among Patients with Type 2 Diabetes—The Role of Risk Preferences.
Elsevier : Sciencedirect
Yeni F, Syahputra K, Rizky D.2018. Pengaruh Diabetes Self Management
Education (DSME) Terhadap Kejadian Ulkus Diabetik Pada Pasien Rawat
Jalan DM Tipe 2 di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Aceh : Jurnal Aceh
Medika.
Yuanita, dkk. 2014. Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME)
Terhadap Resiko Terjadinya Ulkus Diabetik pada Pasien Rawat Jalan
dengan Diabetes Mellitus Tipe II RSD dr. Soebandi Jember. Vol.2, No. 1.
Jember.

Anda mungkin juga menyukai