Disusun oleh:
SURYO PRASETYO AJI
22020117210027
ABSTRAK
Tujuan: Mengetahui perubahan gula darah dan aktivitas perawatan diri sebelum dan
setelah penerapan Diabetes Self Management Education ( DSME ) Metode: Studi kasus
dilakukan pada dua klien yang mengalami DM tipe II, dilakukan intervensi berupa
pemberian DSME meliputi aktivitas diet, olahraga, pengukuran kadar gula darah,
perawatan kaki dan terapi Hasil: Kedua klien terdiagnosa penyakit diabetes mellitus dan
mengalami ulkus pada kaki, setelah diberikan intervensi selama 7 hari didapatkan pasien
mengalami peningkatan pada skor kuesioner SDSCA (Summary Diabetes Self Care
Activities) dan mengalami penurunan kadar gula darah pada saat dilakukan pengukuran
pada posttest. Kesimpulan: Edukasi memegang peranan yang penting dalam
penatalaksanaan DM tipe 2 karena pemberian edukasi kepada pasien dapat membantu
meningkatkan pengetahuan pola hidup sehat dan merubah perilaku pasien dalam
melakukan pengelolaan DM secara mandiri. Dari studi yang telah dilakukan menunjukkan
kedua pasien menunjukkan peningkatan dalam manajemen penatalaksanaan diabetes
mellitus, yang ditunjukkan dengan meningkatnya skor kuesioner SDSCA. Hasil studi ini
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan bagi penderita DM
melalui edukasi yang berkesinabungan kepada penderita DM di masyarakat, Perlu untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang motivasi maupun faktor yang mempengaruhi
manajemen diri penderita diabetes mellitus.
Kata kunci: Aktivitas Perawatan Diri, Diabetes Self Management Education ( DSME ).
Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) tipe II adalah suatu kelainan metabolisme glukosa
yang disebabkan oleh resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin dan dapat
menyebabkan berbagai komplikasi kronis. Data dari Perkeni (2015) menyatakan
bahwa Indonesia merupakan negara urutan ke 5 teratas diantara negara-negara
dengan jumlah penderita diabetes terbanyak dunia., sedangkan International
Diabetes Foundation (IDF) memprediksi jumlah penyandang diabetes mellitus di
Indonesia akan mencapai 12 juta pada tahun 2030.
Pengelolaan pasien dengan Diabetes Mellitus yang tepat dapat mengurangi
komplikasi penyakit Diabetes Mellitus yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi
berbagai organ terutama mata, organ ginjal, jantung, saraf dan pembuluh darah
lainnya. Pengelolaan penyakit Diabetes Mellitus membutuhkan penanganan yang
mendasar dan menyeluruh yang mencakup terapi non-obat dan terapi obat. Penyakit
Diabetes membutuhkan perawatan medis dan edukasi untuk self management untuk
mencegah komplikasi akut dan kronis (Leiter, 2013).
Diabetes Self Management Education (DSME) merupakan komponen yang
sangat penting dalam perawatan pasien DM dan sangat diperlukan dalam upaya
memperbaiki status kesehatan pasien. DSME merupakan suatu proses
berkelanjutan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan pasien DM untuk melakukan perawatan mandiri, yang termasuk di
dalamnya upaya untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam manajemen diet
yang sehat, rutin melakukan aktivitas olahraga, aktif dalam memonitor glukosa
darah, patuh terhadap pengobatan dan perawatan kaki (Karuncharernpanit, 2017).
Penelitian Sutandi (2012) menyatakan Diabetes Self Management
Education (DSME) sebagai metode alternatif dalam perawatan mandiri pasien
diabetes mellitus, hasil penelitiannya menjelaskan bahwa perawatan mandiri
pasien diabetes mellitus meliputi diet, olahraga, pengontrolan kadar gula darah,
perawatan kaki dan kulit, serta terapi obat-obatan dapat menjaga kadar gula darah
dalam batas normal dan terkontrol. Penelitian Sulistria (2013) mengenai Tingkat
Self Care Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Kalirungkut,
dari hasil penelitiannya dijelaskan bahwa pasien diabetes mellitus tipe II yang
memiliki tingkat self care (diet, olahraga, pengukuran kadar gula darah, perawatan
kaki dan kulit, dan terapi obat-obatan) yang tinggi dapat memiliki kadar gula darah
dalam batas normal dan dapat mencegah terjadinya komplikasi yang berat.
Hasil dari pengkajian pada 2 penderita diabetes melitus di wilayah kerja
Puskesmas Ngesrep menunjukkan bahwa kedua penderita belum mengetahui
mengenai self management diabetes dalam pengelolaan Diabetes Mellitus. Kedua
penderita juga memiliki kadar Gula Darah Sewaktu >200mg/dl pada pemeriksaan
awal. Oleh karena itu hal utama yang diperlukan adalah meningkatkan pengetahuan
tentang self management diabetes dalam pengelolaan Diabetes Mellitus, yang
terdiri dari pengontrolan kadar gula darah, pengaturan makan, olahraga, dan
perawatan kesehatan diabetes melitus (Perkeni, 2015). Tujuannya adalah agar
penyandang Diabetes Melitus dapat secara mandiri menerapkan manajemen diri
sehingga dapat menjaga kadar gula darah tetap dalam kondisi stabil.
Tujuan
Mengetahui perubahan gula darah dan aktivitas perawatan diri sebelum dan
setelah penerapan Diabetes Self Management Education ( DSME )
Metode
Karya tulis ini merupakan studi kasus yang dilakukan kepada 2 orang
responden yang mempunyai karakteristik yang telah ditentukan, penderitA DM tipe
2 dengan ulkud di kaki, gula darah sewaktu lebih dari 200 dan mengalami ulkus
diabetes di ekstremitas bawah. Keduanya diberikan tindakan DSME. Sebelum
diberikan perlakuan, responden dilakukan pengecekan kadar gula darah sewaktu
dan menjawab kuesioner SDSCA terlebih dahulu sebagai pretest. Pemberian
DSME dilakukan selama 7 hari yaitu tanggal 4-11 Juli 2018. Pengukuran aktivitas
perawatan diri dan gula darah sewaktu pasien dilakukan sebanyak dua kali yaitu
sebelum pemberian DSME tanggal 4 Juli 2018 dan setelah pemberian DSME
tanggal 11 Juli 2018. Pemaparan yang diberikan adalah mengenai aktivitas diet,
olahraga, pengukuran kadar gula darah, perawatan kaki dan terapi dengan
memperhatikan respon dari responden terhadap informasi yang diberikan. Setelah
diberikan pemaparan mengenai diabetes self management, dilakukan evaluasi
aktivitas perawatan diri pada masing-masing klien. Pengecekan kadar gula darah
sewaktu juga dilakukan kembali di akhir sebagai posttest.
Hasil
Berikut adalah hasil studi kasus pemberian DSME terhadap aktivitas
perawatan diri penderita Diabetes Mellitus.
Tabel 1
Karakteristik responden
Karakteristik Responden 1 Responden 2
Usia 46 36
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Pendidikan SD SD
Pekerjaan Wiraswasta Ibu rumah tangga
Lama menderita 3 tahun 2 tahun
Tabel 1 menunjukkan bahwa karakteristik lama menderita diabetes melitus pasien
yaitu 2 dan 3 tahun.
Tabel 2 SDSCA (Summary Diabetes Self Care Activities) sebelum dan sesudah
pemberian intervensi pada Responden 1 dan Responden 2
Responden 1 Responden 2
Skor SDSCA
Pre Post Pre Post
Diit 7 19 12 22
Aktivitas Fisik 2 3 2 5
Monitor Gula Darah 5 13 8 13
Perawatan kaki 6 12 13 19
Tabel 2 menunjukkan adanya peningkatan skor pengukuran SDSCA (Summary
Diabetes Self Care Activities) sebelum dan sesudah pemberian intervensi pada
masing-masing item pengukuran.
Grafik 1
Perubahan kadar gula darah sewaktu
600
500 484
400 376
300 324
257
200
100
0
Pre Tn. S Post Ny. M