Anda di halaman 1dari 14

JMPF Vol. 9 No.

4 : 260-273
ISSN-p : 2088-8139
ISSN-e : 2443-2946
DOI : 10.22146/jmpf.45862

Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2


Berdasarkan Pola Peresepan Antidiabetik dan Komplikasi

Analysis of Quality of Life of Type 2 Diabetes Patients Based on Antidiabetic Prescribed and
Complications

Pande Made Desy Ratnasari1*, Tri Murti Andayani2, Dwi Endarti2


1.Magister Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta
2.Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta
Submitted: 16-05-2019 Revised: 31-07-2019 Accepted: 27-12-2019
Korespondensi : Pande Made Desy Ratnasari : Email : desypandemade@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit metabolik kronik yang membutuhkan terapi
seumur hidup untuk mengontrol glukosa darah. Penggunaan jenis terapi dengan mekasime kerja yang
berbeda dalam jangka waktu panjang berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan serta efek samping obat
yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan
kualitas hidup pasien DM tipe 2 berdasarkan pola peresepan antidiabetik dan komplikasi Di Instalasi
Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta pada bulan
September 2017. Jenis penelitian adalah observational dengan rancangan cross sectional. Pengambilan
data penelitian menggunakan kuesioner Diabetes Quality of Life Clinical Trial Quessionaire (DQLCTQ) serta
berdasarkan rekam medik pasien. Penelitian ini melibatkan 200 pasien DM tipe 2 yang memperoleh
antidiabetik minimal 3 bulan sebelum penelitian, berusia ≥18 tahun, menyetujui inform concent serta
bersedia mengisi kuesioner. Data sosiodemografi, pola peresepan dan komplikasi digambarkan secara
deskriptif. Perbedaan kualitas hidup berdasarkan pola peresepan dan komplikasi dianalisis menggunakan
uji Kruskal Wallis, lalu selanjutnya dianalisis menggunakan uji post hoc dengan Mann Whitney. Hasil
penelitian menunjukkan sebagian besar pasien memperoleh peresepan kombinasi oral dengan insulin
(48,5%) dan sebesar 19,5% menderita komplikasi makrovaskuler. Rata-rata nilai kualitas hidup pasien DM
tipe 2 adalah 65,7. Terdapat perbedaan kualitas hidup berdasarkan peresepan antidiabetik pada domain
kepuasan pengobatan (p=0,000) antara kelompok monoterapi oral dengan kombinasi oral dan insulin
(p=0,000) serta monoterapi insulin dengan kombinasi oral dan insulin (p=0,002). Terdapat perbedaan
kualitas hidup berdasarkan komplikasi pada domain kesehatan mental (p=0,003) antara komplikasi
makrovaskuler dengan mikrovaskuler (p=0,011) serta antara komplikasi mikrovaskuler dengan tanpa
komplikasi (p=0,001).
Kata kunci: DM tipe 2; kualitas hidup; pola peresepan antidiabetik; komplikasi

ABSTRACT
Type 2 diabetes mellitus (T2DM) is a chronic metabolic disease that requires lifelong therapy to
control blood glucose. The long term use and different mechanism of action antidiabetic have the
potential cause side effects and discomfort that affects the quality of life. This study aimed to determine
differences in the quality of life of patients with T2DM based on antidiabetic prescribed and complications
at the Outpatient of Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Hospital in September 2017. This research
is observational with a cross-sectional design. Quality of life data is taking concurrently using the Diabetes
Quality of Life Clinical Trial Questionnaire and patient's medical record. This study involved 200 T2DM
patients who received antidiabetic at least 3 months before study, aged ≥18 years and agreed to inform
concent. Sociodemographic data, antidiabetic prescribed and complications were described descriptively.
Differences in the quality of life based on antidiabetic prescribed and complications using the Kruskal
Wallis test which was further analyzed using the post hoc by Mann Whitney test. The results showed the
majority of patients received oral combination with insulin (48.5%) and dominated by macrovascular
complications (19.5%). The average value of patient's quality of life is 65.7. There was difference quality
of life based on antidiabetic prescribed in the domain of treatment satisfaction (p=0.000) between oral
monotherapy with combination of oral and insulin (p=0.000) and insulin monotherapy with combination
of oral and insulin (p=0.002). There were differences in quality of life based on complications in the mental

260 JMPF Vol 9(4), 2019


Pande Made Desy Ratnasari, et al

health domain (p=0.003) between macrovascular and microvascular (p=0.011) and between
microvascular and without complications (p=0.001).
Keywords: Type 2 diabetes mellitus; quality of life; antidiabetic prescribed; complication

PENDAHULUAN Meskipun penggunaan insulin dapat


Diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) mengontrol glukosa darah dengan baik,
merupakan penyakit metabolik kronik dengan namun beberapa pasien mengalami efek
angka kejadian tinggi yang mengalami negatif dari penggunaan insulin yaitu merasa
peningkatan dari tahun ke tahun1,2. Penyakit takut, sakit, cemas dan tidak nyaman karena
ini tidak dapat disembuhkan secara total, efek samping yang ditimbulkan yaitu
namun hanya dapat dikontrol sehingga hipoglikemia9. Selain insulin, terdapat
memerlukan terapi seumur hidup3. Terapi beberapa efek samping antidiabetik oral yang
yang digunakan adalah antidiabetik baik oral kerap muncul misalnya metformin dapat
maupun insulin dengan mekanisme kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal
yang berbeda-beda dalam mengontrol kadar seperti mual, muntah, diare serta asidosis
glukosa darah4. Pemilihan terapi antidiabetik laktat sebesar 20-30%10. Akarbose dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi menyebabkan perut kembung dan diare11.
klinik pasien berdasarkan algoritma terapi. Golongan sulfonilurea dapat menimbulkan
Dimulai dari monoterapi antidiabetik oral, hipoglikemia, ruam kulit, mual, muntah,
lalu terapi kombinasi antidiabetik serta konstipasi dan sakit kepala12. Penggunaan
penggunaan insulin intensif5. antidiabetik dalam jangka waktu panjang
Beberapa penelitian mengkaji dapat menimbulkan kondisi
perbandingan penggunaan jenis antidiabetik ketidaknyamanan dan risiko timbulnya efek
dalam meningkatkan kontrol glikemik dan samping obat sehingga dapat mempengaruhi
pengaruhnya pada kualitas hidup. Penelitian kualitas hidup pasien13.
tersebut menunjukkan bahwa rata-rata Pada perjalanan DM tipe 2, apabila
kualitas hidup pasien DM tipe 2 yang kadar glukosa darah pasien tidak terkontrol
menerima terapi kombinasi insulin dengan dengan baik, maka akan meningkatkan risiko
oral lebih tinggi dibandingkan dengan pasien terjadinya komplikasi baik akut maupun
yang menerima monoterapi insulin dan kronis14. Komplikasi kronik yang sering
monoterapi oral6,7. Sama halnya dengan dijumpai pada pasien DM tipe 2 yang
penelitian lainnya, yang menyebutkan bahwa menjalani terapi rawat jalan adalah
penggunaan kombinasi insulin dengan komplikasi makrovaskuler (penyakit arteri
metformin pada pasien yang baru didiagnosis koroner, arteri perifer, stroke) dan
DM tipe 2 dengan kadar HbA1c > 7,5%, dapat mikrovaskuler (neuropati, nefropati dan
mengontrol glukosa darah dengan baik. retinopati)15. Komplikasi menimbulkan
Penggunaan kombinasi insulin dengan masalah yang signifikan terhadap kualitas
antidiabetik oral dapat mengurangi dosis hidup serta peningkatan terjadinya
insulin sekitar 46% sehingga dapat mortalitas16. Terdapat penelitian di Indonesia
meminimalkan resiko terjadinya efek samping yang menyebutkan bahwa pasien DM tipe 2
obat yang secara langsung berpengaruh yang mengalami komplikasi menunjukkan
terhadap peningkatan kualitas hidup8. nilai kualitas hidup yang rendah
Berbeda dengan beberapa penelitian dibandingkan pasien tanpa komplikasi17.
diatas, terdapat penelitian yang menunjukkan Selain itu terdapat penelitian lainnya yang
bahwa pasien DM tipe 2 yang menggunakan menyebutkan bahwa kualitas hidup pasien
terapi insulin memiliki kualitas hidup yang DM tipe 2 dengan komplikasi baik
lebih rendah pada domain fungsi fisik, fungsi mikrovaskuler maupun makrovaskuler lebih
sosial dan persepsi kesehatan secara umum rendah dibandingkan pasien tanpa
dibandingkan dengan pasien yang komplikasi . Oleh karena itu berdasarkan
18

menggunakan terapi antidiabetik oral. pemaparan hasil penelitian diatas, peneliti

JMPF Vol 9(4), 2019 261


Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

ingin mengetahui perbedaan kualitas hidup menandatangani inform consent yang telah
pasien DM tipe 2 berdasarkan pola peresepan disediakan. Data terkait pola peresepan dan
antidiabetik dan terjadinya komplikasi Di gambaran komplikasi diperoleh dari rekam
Instalasi Rawat Jalan Poliklinik Penyakit medik pasien.
Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta. Alat ukur
Kuesioner yang digunakan untuk
METODE mengukur kualitas hidup adalah Diabetes
Rancangan penelitian Quality of Life Clinical Trial Quessionaire
Jenis penelitian ini adalah observational (DQLCTQ) yang diperoleh dari adaptasi
dengan rancangan cross sectional yang penelitian Shen dkk20. Di Indonesia kuesioner
dilakukan pada bulan September 2017 Di DQLCTQ digunakan pada penelitian Hartati21
Instalasi Rawat Jalan Poliklinik Penyakit dalam versi Bahasa indonesia dan telah
Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul dilakukan uji validasi dan reliabilitas dengan
Yogyakarta. Penelitian ini telah memperoleh nilai α=0,82 (>0,5). Kuesioner DQLCTQ terdiri
izin Komite Etik Fakultas Kedokteran dari delapan domain yang terdiri dari 57
Universitas Gadjah Mada (Ref: macam pertanyaan. Kualitas hidup pasien
KE/FK/0654/EC/2017) dan izin penelitian dinilai dengan cara menghitung skoring data
RSUD Panembahan Senopati Bantul kuesioner, perhitungan rata-rata pada masing-
Yogyakarta (No: 070/2944). Rata-rata jumlah masing domain dan total nilai kualitas hidup.
populasi pasien DM tipe 2 pada kunjungan Skor total secara keseluruhan antara nol (0)
rawat jalan tiap bulan adalah 800 pasien. yang menunjukkan kualitas hidup terendah
Berdasarkan perhitungan sampel sampai 100 yang menunjukkan kualitas hidup
menggunakan rumus Taro Yamane dengan tertinggi. Skor yang lebih tinggi menandakan
menggunakan tingkat presisi 0,07 (7%), status kesehatan yang lebih baik20.
diperoleh jumlah sampel minimal yaitu 162
responden19. Untuk mengantisipasi data Analisis data
rekam medik pasien yang tidak lengkap maka Analisis data penelitian menggunakan
peneliti menambah jumlah sampel 10-20%, Statistical Package for the Social Science (SPSS)
sehingga jumlah sampel yang dilibatkan software version 23. Data sosiodemografi,
dalam penelitian sebesar 200 responden. gambaran pola peresepan dan komplikasi
Kriteria inklusi penelitian meliputi pasien DM digambarkan secara deskriptif. Analisis
tipe 2 rawat jalan yang memperoleh obat perbedaan kualitas hidup berdasarkan pola
antidiabetik minimal 3 bulan sebelum peresepan antidiabetik dan komplikasi
penelitian berlangsung, berusia ≥18 tahun, menggunakan uji Kruskal Wallis, lalu
menyetujui inform concent dan bersedia selanjutnya dianalisis menggunakan uji post
mengisi kuesioner penelitian sedangkan hoc dengan Mann Whitney.
kiteria eksklusi yaitu kondisi umum pasien
lemah, dalam kondisi hamil atau menyusui. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik demografi
Pengumpulan data Karakteristik demografi pasien DM tipe
Pengambilan sampel penelitian 2 didominasi oleh jenis kelamin perempuan
menggunakan teknik purposive sampling (56,5%) dan umur ≥ 60 tahun (59%) yang dapat
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dilihat pada Tabel I. Beberapa penelitian
penelitian. Pengambilan data kualitas hidup menunjukkan bahwa jumlah pasien DM tipe 2
dilakukan secara concurrent melalui dengan jenis kelamin perempuan lebih tinggi
wawancara dengan pasien pada saat kontrol dibandingkan laki-laki22,23. Hal ini disebabkan
rutin atau saat menunggu pengambilan obat. oleh faktor hormonal, peluang dalam
Pasien DM tipe 2 yang bersedia menjadi kenaikan indeks masa tubuh yang lebih besar,
responden mengisi kuesioner dan risiko terkena penyakit jantung, terdapat fase

262 JMPF Vol 9(4), 2019


Pande Made Desy Ratnasari, et al

Tabel I. Data Demografi Pasien DM Tipe 2

Jumlah sampel Persentase


Karakteristik Demografi
(n=200) (%)
Jenis kelamin
Perempuan 113 56,5
Laki-laki 87 43,5
Umur
< 40 tahun 5 2,5
40-59 tahun 77 38,5
≥ 60 tahun 118 59
Durasi mengidap
< 5 tahun 59 29,5
5-10 tahun 81 40,5
>10 tahun 60 30
Penyakit penyerta
Terdapat penyakit penyerta 168 84
Tanpa penyakit penyerta 32 16
Pendidikan
SD 41 20,5
SMP 21 10,5
SMA 97 48,5
Perguruan tinggi 41 20,5
Pekerjaan
Bekerja 101 50,5
Tidak bekerja 99 49,5

menopause serta lebih mudah mengalami terlibat dalam penelitian ini lebih banyak
depresi24,25. Bertambahnya usia merupakan berpendidikan SMA (48,5%) dan berstatus
salah satu faktor penyebab risiko DM tipe 2. memiliki pekerjaan (50,5%). Pendidikan
Penurunan fungsi fisiologis tubuh pasien berkaitan dengan pengetahuan
menyebabkan gangguan pada fungsi mengenai pengobatan dan kontrol glukosa
endokrin dalam memproduksi insulin, darah30,31. Dalam pekerjaan terdapat kondisi
peningkatan masa lemak tubuh dan terjadinya stress yang dapat menjadi faktor penyebab
resistensi insulin26,27. DM, karena berpotensi meningkatkan kadar
Terkait dengan durasi mengidap glukosa darah dan resistensi insulin32.
penyakit dan adanya penyakit penyerta, pada
penelitian ini paling banyak pasien mengidap Gambaran pola peresepan antidiabetik
DM tipe 2 selama 5-10 tahun (40,5%) dan Pola peresepan antidiabetik pasien DM
sebesar 84% pasien mengalami penyakit tipe 2 Di Instalasi Rawat Jalan RSUD
penyerta. Penelitian menunjukkan bahwa Panembahan Senopati dikategorikan menjadi
pasien dengan durasi mengidap DM tipe 2 empat kelompok yaitu monoterapi oral,
yaitu 5-15 tahun memiliki risiko tinggi terkena monoterapi insulin, kombinasi oral serta
komplikasi baik akut maupun kronis28. kombinasi oral dengan insulin yang
Penyakit penyerta yang sering dijumpai pada ditampilkan pada Tabel II. Antidiabetik oral
pasien DM tipe 2 adalah hipertensi dan yang digunakan meliputi golongan biguanid
hiperlipidemia29. Berdasarkan tingkat yaitu metformin, golongan sulfonilurea yaitu
pendidikan dan status pekerjaan, pasien yang glimepirid, glibenklamid, gliklazid dan

JMPF Vol 9(4), 2019 263


Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Tabel II. Gambaran Pola Peresepan Obat Antidiabetik

Jumlah sampel Persentase


Pola Peresepan Antidiabetik
(n=200) (%)
Monoterapi oral 24 12
Monoterapi insulin 30 15
Kombinasi oral 44 22
Kombinasi oral dengan insulin 102 51

gliquidon, golongan inhibitor alfa glukosidase Gambaran komplikasi


yaitu akarbose serta golongan Gambaran komplikasi pasien DM tipe 2
thiazolidinedion yaitu pioglitazon. dibagi menjadi empat kelompok yang terdiri
Penggunaan insulin meliputi golongan insulin dari komplikasi mikrovaskuler, komplikasi
kerja kombinasi (pre-mixed insulins) yaitu makrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler
insulin aspart protamin (70%)/insulin aspart dan makrovaskuler serta tanpa komplikasi.
(30%) dan insulin lispro protamin Berdasarkan Tabel III, jumlah pasien DM tipe
(50%)/insulin lispro (50%), golongan insulin 2 yang mengalami komplikasi lebih sedikit
kerja cepat (rapid acting) yaitu insulin aspart (36,5%) dibandingkan tanpa komplikasi
dan glulisin, golongan insulin kerja lama (long (63,5%). Terdapat penelitian yang mendukung
acting) yaitu insulin detemir dan glargin. hasil penelitian ini bahwa jumlah pasien DM
Pada penelitian ini pola peresepan yang tipe 2 tanpa komplikasi di Saudi Arabia lebih
paling banyak digunakan adalah kombinasi banyak dibandingkan pasien yang mengalami
antidiabetik oral dengan insulin (51%). komplikasi37.
Terdapat beberapa penelitian yang sesuai Pada penelitian ini komplikasi yang
dengan hasil penelitian ini, bahwa banyak dialami oleh pasien adalah komplikasi
penggunaan kombinasi antidiabetik oral makrovaskuler (19,5%). Hal ini sejalan dengan
maupun kombinasi dengan insulin lebih besar penelitian sebelumnya yang dilakukan di
dibandingkan monoterapi dalam mengontrol Korea dan Indonesia bahwa komplikasi yang
glukosa darah pasien33–35. Pemberian terapi kerap dijumpai pada pasien DM tipe 2 adalah
antidiabetik pada pasien DM tipe 2 komplikasi makrovaskuler38–40. Beberapa studi
disesuaikan dengan kondisi klinik dan penelitian menunjukkan hasil yang berbeda
kebutuhan individual sesuai dengan pedoman yaitu jumlah pasien DM tipe 2 yang
terapi. Berdasarkan algoritma terapi, mengalami komplikasi mikrovaskuler lebih
pemberian terapi dimulai dengan monoterapi, tinggi dibandingkan komplikasi
apabila target glukosa darah belum tercapai makrovaskuler41–43. Komplikasi
maka diberikan terapi kombinasi yang makrovaskuler yang terjadi pada penelitian
dimulai dengan kombinasi dua antidiabetik ini meliputi Coronary Artery Disease (CAD),
lalu dilanjutkan dengan kombinasi tiga Chronic Heart Failure (CHF), stroke, Ischemic
antidiabetik atau penggunaan terapi insulin Heart Disease (IHD), Peripheral Arteri Disease
intensif5. Penggunaan terapi kombinasi (PAD), infark miokardial, Deep Vein Thrombosis
antidiabetik diharapkan dapat mengontrol (DVT) serta post ST-Elevation Myocardial
glukosa darah dengan lebih baik karena Infarction (STEMI). Komplikasi mikrovaskuler
patofisiologi DM tipe 2 yang multifaktorial meliputi neuropati dan nefropati. Komplikasi
sehingga membutuhkan obat yang memiliki mikrovaskuler dan makrovaskuler pada
mekanisme kerja yang berbeda dan mampu penelitian ini terdiri dari komplikasi nefrologi
bekerja sama dalam menurunkan dan dan CHF serta komplikasi nefrologi dan PAD.
mengontrol kadar glukosa darah36. Manifestasi klinik DM tipe 2 ditandai dengan

264 JMPF Vol 9(4), 2019


Pande Made Desy Ratnasari, et al

Tabel III. Gambaran komplikasi pasien DM tipe 2

Jumlah sampel Persentase


Komplikasi
(n=200) (%)
Mikrovaskuler 30 15
Makrovaskuler 39 19,5
Mikrovaskuler dan Makrovaskuler 4 2
Tanpa Komplikasi 127 63,5

hiperglikemia. Pada perjalanan DM tipe 2, fisik (57,6 (27,1)), energi (57,9 (10,1)), tekanan
kondisi hiperglikemia yang berkepanjangan kesehatan (87,6 (10,2)), kesehatan mental (81,3
dan tidak terkontrol menyebabkan (10,3)), kepuasan pribadi (70,5 (8)), kepuasan
peningkatan jalur poliol, peningkatan pengobatan (74,7 (13,7)), efek pengobatan (46
pembentukan protein glikasi non enzimatik (9,1)) dan frekuensi gejala penyakit (62,2 (24)).
serta peningkatan proses glikosilasi itu Pola peresepan dan komplikasi dalam
sendiri, yang dapat menyebabkan penelitian ini memberikan pengaruh yang
peningkatan terjadinya stress oksidatif dan berbeda-beda dalam setiap domain yang
pada akhirnya menyebabkan terjadinya diukur.
komplikasi baik akut maupun kronis.
Komplikasi yang disebabkan oleh Kualitas hidup berdasarkan pola
hiperglikemia dapat menyebabkan kerusakan peresepan
Rata-rata nilai kualitas hidup tertinggi
pada pembuluh darah kecil seperti pada
terdapat pada pasien DM tipe 2 yang
neuropati, nefropati, dan retinopati, dan
memperoleh terapi kombinasi antidiabetik
pembuluh darah besar yaitu penyakit
oral yang tersaji pada Tabel IV. Berdasarkan
kardiovaskular dan serebrovaskular44.
uji Kruskal Wallis perbedaan kualitas hidup
Berdasarkan laporan United Kingdom
antara keempat kelompok pola peresepan
Prospective Diabetes Study (UKPDS), bahwa
tidak berbeda secara signifikan (p=0,057).
sebanyak 9% pasien DM tipe 2 di Inggris,
Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya,
memiliki komplikasi mikrovaskular dalam
bahwa pasien DM tipe 2 yang memperoleh
waktu 9 tahun sejak di diagnosis dan sebanyak
monoterapi oral menunjukkan skor kualitas
20% pasien DM tipe 2 mengalami komplikasi
hidup yang lebih tinggi dibandingkan
makrovaskular. Komplikasi makrovaskuler
kombinasi oral. Pasien dengan monoterapi
menyebabkan kematian sebesar 59% pada
antidiabetik memiliki kontrol glikemik yang
pasien DM tipe 2 di Inggris45.
baik sehingga hanya membutuhkan satu
Analisis kualitas hidup berdasarkan pola macam obat untuk mengontrol glukosa darah.
peresepan dan komplikasi Potensial efek samping yang dirasakan
Pengukuran kualitas hidup minimal sehingga berdampak pada
menggunaan kuesioner DQLCTQ yang peningkatan kualitas hidup dibandingkan
mencakup delapan domain yang meliputi pasien yang menggunakan kombinasi dua
fungsi fisik (physical fungtion), energi (energy), hingga tiga antidiabetik untuk mengontrol
tekanan kesehatan (health distress), kesehatan glukosa darah46,47. Terdapat pula penelitian
mental (mental distress), kepuasan pribadi sebelumnya yang menunjukkan bahwa nilai
(satisfaction), kepuasan pengobatan (treatment kualitas hidup pasien yang menggunakan
satisfaction), efek pengobatan (treatment monoterapi insulin lebih tinggi dibandingkan
flexibility) dan frekuensi gejala penyakit pasien yang menggunakan kombinasi tiga
(frequency of symptoms). Nilai rata-rata kualitas antidiabetik oral40. Berdasarkan hasil studi
hidup 200 responden penelitian adalah (65,7 sebelumnya, penggunaan insulin dapat
(7,7)) dengan rata-rata nilai domain fungsi mengontrol glukosa darah yang dibuktikan

JMPF Vol 9(4), 2019 265


Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Tabel IV. Perbedaan kualitas hidup berdasarkan pola peresepan

Pola peresepan antidiabetik (rata-rata (SD))


Domain kualitas Monoterapi Kombinasi
Nilai p
hidup Oral dengan Oral dengan
Oral Insulin
oral insulin
Fisik 49,7 (30,4) 57,8 (28,9) 64,5 (26,6) 57,9 (24,1) 0,110
Energi 56,3 (10) 60,8 (11,8) 56,4 (10,7) 57,3 (8,3) 0,557
Tekanan
87,1 (13,7) 85,2 (7,4) 89,3 (8,6) 87,4 (10,8) 0,077
kesehatan
Kesehatan mental 79 (11,7) 81,5 (12,6) 84,1 (9,9) 80,7 (9,7) 0,331
Kepuasan pribadi 72,2 (7,4) 70,3 (8,4) 71,8 (6,5) 69,2 (8,1) 0,108
Kepuasan
82,1 (9,4) 79,1 (12,2) 75,9 (12,7) 70,3 (13,7) 0,000*
pengobatan
Efek pengobatan 44,6 (7,3) 46,1 (7,1) 46,9 (10,3) 45,1 (8,9) 0,755
Frekuensi gejala 71,2 (11,6) 66,1 (11,5) 69,3 (12) 65,1 (12,6) 0,075
Nilai kualitas
66,1 (7,2) 66,4 (7,9) 68,1 (5,9) 65,2 (6,4) 0,057
hidup
Keterangan : * = berbeda bermakna (p < 0,05)

dengan penurunan kadar HbA1c, sehingga yang berbeda dalam mengontrol glukosa
secara tidak langsung berdampak positif pada darah36.
peningkatan nilai kualitas hidup48. Pada domain fungsi fisik, pasien
Studi lain menyebutkan bahwa skor dengan monoterapi oral lebih terbatas dalam
kualiatas hidup pasien dengan kombinasi melakukan aktivitas atau pekerjaan sehari-
insulin dengan oral menunjukkan hasil yang hari, namun secara statistik tidak terdapat
lebih tinggi dibandingkan monoterapi perbedaan yang signifikan (p=0,110). Berbeda
insulin7. Penelitian menunjukkan bahwa dengan studi sebelumnya bahwa pasien
penggunaan kombinasi insulin dengan dengan monoterapi baik insulin maupun oral
antidiabetik oral menunjukkan hasil klinis dapat melakukan aktivitas dengan baik
yang lebih baik karena dapat meningkatkan dibandingkan terapi kombinasi
sel beta pankreas, mengurangi antidiabetik .
46,47 Pada domain energi,
glukotoksisitas, mencegah kerusakan endotel monoterapi oral dan kombinasi oral sering
dan menekan proses inflamasi sehingga dapat merasa lelah, kurang bersemangat serta
mempengaruhi kepuasan pengobatan yang kurang bertenaga/berenergi dalam melakukan
berdampak pada peningkatan kualitas kegiatan apapun yang diinginkan, namun
hidup49. Penggunaan kombinasi antidiabetik tidak terdapat perbedaan yang signifikan
lebih dianjurkan daripada meningkatkan (p=0,557). Sejalan dengan hasil penelitian
dosis obat karena dapat menimbulkan sebelumnya, pada domain energi pasien yang
toksisitas dan efek samping obat. Terapi menerima monoterapi antidiabetik lebih
kombinasi menggunakan dua jenis merasa lelah dan kurang berenergi dalam
antidiabetik memberikan manfaat yang lebih menjalankan aktivitas17.
baik dalam mengontrol kadar glukosa darah, Pada domain tekanan kesehatan,
memperbaiki fungsi sel beta pankreas serta kelompok monoterapi insulin kurang berbesar
meningkatkan kualitas hidup. Hal ini hati dalam menerima kondisi kesehatannya,
disebabkan karena patofisiologi DM tipe 2 merasa ketakutan, putus asa dalam
yang multifaktorial, sehingga membutuhkan menghadapi masalah serta frustasi karena
terapi kombinasi dengan mekanisme kerja penyakit DM yang dialaminya, namun tidak

266 JMPF Vol 9(4), 2019


Pande Made Desy Ratnasari, et al

terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,077). pasien yang menggunakan kombinasi oral
Berbeda dengan studi sebelumnya, bahwa lebih sering mengalami gejala hiperglikemia7.
pasien yang menerima monoterapi oral Berdasarkan Tabel IV, dari kedelapan
menunjukkan nilai domain tekanan kesehatan domain kualitas hidup, terdapat perbedaan
yang lebih tinggi dibandingkan kombinasi yang signifikan (p=0,000) pada domain
antidiabetik46. Pada domain kesehatan mental, kepuasan pengobatan. Berdasarkan uji post hoc
kelompok monoterapi insulin dan kombinasi dengan Mann Whitney terdapat perbedaan
oral lebih merasa tenang, damai, bahagia, kualitas hidup pada kelompok monoterapi
tidak merasa cemas, ketakutan, sedih dan oral dengan kombinasi oral dan insulin
rendah hati dalam menghadapi penyakit DM, (p=0,000) serta antara monoterapi insulin
namun tidak terdapat perbedaan yang dengan kombinasi oral dan insulin (p=0,002).
signifikan (p=0,331). Penelitian terdahulu Pada domain kepuasan pengobatan, pasien
menyebutkan bahwa pasien dengan yang menerima monoterapi oral merasa
kombinasi antidiabetik menunjukkan nilai penyakit DM yang dialami lebih terkontrol
domain kesehatan mental yang lebih tinggi dengan menggunakan terapi yang dijalani,
dibandingkan monoterapi antidiabetik46,47. lebih merasa puas dengan pengobatan yang
Pada domain kepuasan pribadi, diterima serta memiliki harapan terhadap
kelompok monoterapi oral merasa puas pengobatan di masa yang akan datang dalam
terhadap keadaan yang dialami yaitu merasa memperbaiki kondisi diabetes yang dialami.
bahwa penyakit DM yang dialami tidak Sejalan dengan penelitian sebelumnya, bahwa
membahayakan dirinya, puas terhadap waktu pasien yang memperoleh monoterapi
yang dihabiskan untuk memeriksakan diri ke antidiabetik lebih merasa puas dengan
dokter, dapat mengatur atau mengendalikan pengobatan yang diterima46,47.
penyakit DM dengan menggunakan obat dan
pola hidup yang baik, namun tidak terdapat Kualitas hidup berdasarkan komplikasi
perbedaan yang signifikan (p=0,108). Pasien DM tipe 2 tanpa komplikasi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nilai memiliki rata-rata nilai kualitas hidup yang
domain kepuasan pribadi pasien dengan lebih tinggi dibandingkan dengan adanya
monoterapi antidiabetik lebih tinggi komplikasi yang disajikan pada Tabel V.
dibandingkan dengan kombinasi antidiabetik Berdasarkan uji Kruskal Wallis tidak terdapat
oral7,17. perbedaan kualitas hidup yang signifikan
Pada domain efek pengobatan, pada keempat kelompok komplikasi
kelompok monoterapi oral menunjukkan (p=0,104). Hal ini sesuai dengan hasil
kurang merasakan efek pengobatan terkait penelitian sebelumnya yang menyebutkan
penyakit DM tipe 2, namun secara statistika bahwa kualitas hidup pasien DM tipe 2 yang
tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengalami komplikasi menunjukkan nilai
(p=0,755). Sesuai dengan hasil penelitian yang lebih rendah dibandingkan pasien tanpa
sebelumnya bahwa pasien yang menerima komplikasi50. Hal ini didukung oleh studi
monoterapi antidiabetik kurang merasakan systematic review di Iran, yang menyatakan
efek pengobatan yang diterima17,46. Pada bahwa pasien DM tipe 2 tanpa komplikasi
domain frekuensi gejala penyakit, kelompok memiliki nilai kualitas hidup yang lebih tinggi
monoterapi insulin dan kombinasi oral dibandingkan pasien dengan komplikasi51.
dengan insulin lebih sering mengalami gejala Pada penelitian ini pasien DM tipe 2
penglihatan kabur, mual, lemah, lesu, haus, dengan komplikasi mikrovaskuler memiliki
mulut kering, sangat lapar, sering buang air nilai kualitas hidup yang paling rendah
kecil, serta sering merasa kesemutan pada dibandingkan komplikasi lainnya. Hal ini
tangan dan kaki, namun secara statistika tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,075). pasien DM tipe 2 di Yunani dan Saudi Arabia
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa yang sebagian besar memiliki komplikasi

JMPF Vol 9(4), 2019 267


Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

mikrovaskuler (neuropati perifer dan keadaan yang dialami, merasa bahwa


retinopati) memiliki kualitas hidup rendah penyakit DM tipe 2 yang dialami tidak
dibandingkan dengan komplikasi membahayakan dirinya, puas terhadap waktu
makrovaskuler dan tanpa komplikasi52,53. Pada yang dihabiskan untuk memeriksakan diri ke
Tabel V menunjukkan pasien tanpa dokter, dapat mengatur atau mengendalikan
komplikasi memiliki rata-rata nilai kualitas diabetes dengan menggunakan obat dan pola
hidup yang tinggi pada hampir semua domain hidup yang baik, namun secara statistik tidak
kecuali tekanan kesehatan, kepuasan pribadi terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,488).
dan efek pengobatan. Lain halnya dengan penelitian sebelumnya
Pada domain fungsi fisik, terkait bahwa pasien yang mengalami komplikasi
pengaruh penyakit DM, pasien dengan mikrovaskuler dan makrovaskuler merasa
komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler tidak puas dengan penyakit DM tipe 2 yang
lebih terbatas dalam melakukan aktivitas atau dialami karena dapat membahayakan
pekerjaan sehari-hari, namun secara statistik dirinya17.
tidak terdapat perbedaan yang signifikan Pada domain kepuasan pengobatan,
(p=0,125). Berbeda dengan penelitian pasien dengan komplikasi makrovaskuler dan
terdahulu, yang menyebutkan bahwa pasien mikrovaskuler merasa tidak terkontrol
yang mengalami komplikasi makrovaskuler dengan menggunakan terapi yang dijalani,
menunjukkan nilai domain fungsi fisik yang merasa tidak puas dengan pengobatan yang
paling rendah, sehingga lebih terbatas dalam diterima serta kurang memiliki harapan
melakukan aktivitas sehari-hari17. Pada terhadap pengobatan di masa yang akan
domain energi, pasien dengan komplikasi datang dalam memperbaiki kondisi diabetes
mikrovaskuler dan makrovaskuler serta yang dialami, namun tidak terdapat
komplikasi mikrovaskuler lebih sering merasa perbedaan yang signifikan (p=0,850). Pada
capek, lelah, kurang bersemangat serta kurang domain efek pengobatan, pasien DM tipe 2
bertenaga/berenergi dalam melakukan dengan komplikasi mikrovaskuler kurang
kegiatan apapun yang diinginkan, namun merasakan efek pengobatan terkait
tidak terdapat perbedaan yang signifikan penyakit DM tipe 2, namun tidak terdapat
(p=0,085). Penelitian terdahulu menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0,211).
bahwa pasien dengan komplikasi Hasil penelitian terdahulu memaparkan
makrovaskuler serta pasien dengan bahwa nilai domain kepuasan pengobatan
komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler dan domain efek pengobatan pada pasien
merasa lebih sering capek, lelah dan kurang yang mengalami komplikasi makrovaskuler
berenergi dalam melakukan kegiatan17. paling rendah dibandingkan kelompok
Pada domain tekanan kesehatan, pasien lainnya17.
dengan komplikasi mikrovaskuler kurang Pada domain frekuensi gejala, pasien
merasa berbesar hati dalam menerima kondisi dengan komplikasi makrovaskuler serta
kesehatannya, merasa takut dan frustasi pasien dengan komplikasi makrovaskuler dan
karena penyakit diabetes yang dideritanya mikrovaskuler sering mengalami gejala
serta putus asa dalam menghadapi masalah, penglihatan kabur, mual, lemah, lesu, haus,
namun tidak terdapat perbedaan yang mulut kering, sangat lapar, sering buang air
signifikan (p=0,144). Berbeda dengan kecil, serta sering merasa kesemutan pada
penelitian sebelumnya bahwa pasien yang tangan dan kaki dibandingkan kelompok
mengalami komplikasi mikrovaskuler dan lainnya, namun tidak terdapat perbedaan
makrovaskuler merasa takut dan frustasi yang signifikan (p=0,835). Sejalan dengan hasil
karena penyakit diabetes yang dideritanya17. penelitian sebelumnya, bahwa pasien yang
Pada domain kepuasan pribadi, pasien mengalami komplikasi makrovaskuler dan
dengan komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler lebih sering mengalami gejala
mikrovaskuler lebih merasa puas terhadap hiperglikemia17.

268 JMPF Vol 9(4), 2019


Pande Made Desy Ratnasari, et al

Tabel V. Perbedaan kualitas hidup berdasarkan komplikasi

Jenis Komplikasi (rata-rata (SD))


Domain
Mikrovaskuler
Kualitas Mikrovasku Makrovasku Tanpa Nilai p
dan
Hidup ler ler komplikasi
Makrovaskuler
Fisik 50,6 (27,6) 55,9 (23,4) 45,9 (37,6) 61,5 (27) 0,125
Energi 54,9 (9,7) 56,3 (9,1) 53 (10) 59,1 (10,2) 0,085
Tekanan
84,6 (9,8) 88,5 (8,9) 87,5 (14) 88,2 (10,6) 0,144
kesehatan
Kesehatan
76,5 (12,7) 81,4 (9,1) 71 (12,4) 82,5 (9,6) 0,003*
mental
Kepuasan
69,3 (7,2) 71,1 (5,6) 73,3 (8,9) 70,9 (8,2) 0,488
pribadi
Kepuasan
74,3 (12,6) 73,8 (14,3) 65,3 (21,9) 75 (13,6) 0,850
pengobatan
Efek
43,5 (8,9) 44,7 (7,5) 48 (10,5) 47,2 (9,6) 0,211
pengobatan
Frekuensi
67,5 (12,2) 66,2 (10,2) 67,9 (6,3) 68,1 (12,5) 0,835
gejala
Nilai kualitas
63,8 (7,3) 65,9 (5,3) 64,4 (7,8) 67,5 (6,9) 0,104
hidup
Keterangan : * = berbeda bermakna (p < 0,05)

Pada delapan domain kualitas hidup, depresi, cemas dan merasakan rasa nyeri
terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,003) akibat komplikasi yang dialami sehingga
pada domain kesehatan mental. Berdasarkan dapat berdampak pada penurunan kualitas
uji post hoc dengan Mann Whitney terdapat hidup pasien54,55. Studi lain menyatakan
perbedaan kualitas hidup antara komplikasi bahwa seseorang yang menderita DM
makrovaskuler dengan komplikasi dalam jangka waktu yang lama memiliki
mikrovaskuler (p=0,011) dan antara tingkat kecemasan yang tinggi, sehingga
komplikasi mikrovaskuler dengan tanpa berdampak pada penurunan kualitas
komplikasi (p=0,001). Pasien dengan hidup .
56

komplikasi makrovaskuler dan tanpa Keterbatasan dalam penelitian ini


komplikasi lebih merasa tenang, damai, adalah terdapat beberapa variabel yang tidak
bahagia, tidak merasa cemas, takut, sedih dan dapat dikendalikan oleh peneliti yang dapat
redah hati dalam menghadapi penyakit mempengaruhi hasil analisis seperti
diabetes dibandingkan kelompok lainnya. kepatuhan pengobatan, aspek sosial dan
Penelitian sebelumnya yang dilakukan di ekonomi, diet, aktivitas fisik dan gaya hidup
Indonesia menyebutkan bahwa pasien dengan pasien. Namun, hasil penelitian ini dapat
komplikasi mikrovakuler merasa kurang memberikan gambaran mengenai gambaran
bahagia, cemas, ketakutan dan sedih dalam kualitas hidup pasien yang dapat dipengaruhi
menghadapi penyakit diabetes yang oleh beberapa hal yaitu kondisi pasien,
dideritanya . Didukung oleh penelitian
17 peresepan antidiabetik dan adanya
lainnya bahwa pasien DM tipe 2 yang komplikasi serta penelitian ini dapat
mengalami komplikasi mikrovaskuler dan memberikan informasi untuk penelitian
makrovaskuler cenderung mengalami selanjutnya.

JMPF Vol 9(4), 2019 269


Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

KESIMPULAN Kernan WN., Mathieu C. Management


Hasil penelitian menunjukkan sebesar of hyperglycaemia in type 2 diabetes,
48,5% pasien DM tipe 2 memperoleh 2018. A consensus report by the
peresepan kombinasi antidiabetik oral dengan American Diabetes Association (ADA)
insulin. Komplikasi yang banyak diderita and the European Association for the
pasien adalah makrovaskuler (19,5%). Rata- Study of Diabetes (EASD). Diabetologia.
rata nilai kualitas hidup pasien DM tipe 2 pada 2018.
penelitian ini adalah 65,7. Terdapat perbedaan 5. American Diabetes Association.
kualitas hidup berdasarkan peresepan Standar of Medical Care in Diabetes-
antidiabetik pada domain kepuasan 2018. Clin Diabetes. 2018;36(1):14-37.
pengobatan (p=0,000) antara kelompok 6. Hayek AA Al., Robert AA., Saeed A Al.,
monoterapi oral dengan kombinasi oral dan Alzaid AA., Sabaan FS Al. Factors
insulin (p=0,000) serta monoterapi insulin Associated with Health-Related Quality
dengan kombinasi oral dan insulin (p=0,002). of Life among Saudi Patients with Type
Terdapat perbedaan kualitas hidup 2 Diabetes Mellitus : A Cross-Sectional
berdasarkan komplikasi pada domain Survey. Diabetes Metab J. 2014;38:220-
kesehatan mental (p=0,003) antara komplikasi 229.
makrovaskuler dengan mikrovaskuler 7. Perwitasari DA., Adikusuma W.,
(p=0,011) serta antara komplikasi Rikifani S., Supadmi W. Quality of Life
mikrovaskuler dengan tanpa komplikasi and Adherence of Diabetic Patients in
(p=0,001). Different Treatment Regimens Kualitas
Hidup dan Kepatuhan Pasien Diabetes
UCAPAN TERIMA KASIH Melitus dengan Pengobatan yang
Terima kasih kepada berbagai pihak Berbeda. Indones J Clin Pharm.
yang telah membantu jalannya penelitian ini 2014;3(4):107-113.
yaitu responden penelitian serta RSUD 8. Goudswaard A., Furlong N., Rutten G.,
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Stolk R, Valk G. Review : Insulin
monotherapy and insulin combined
DAFTAR PUSTAKA with oral hypoglycemic agents provide
1. Gregg EW. The Changing Tides of the similar glycemic control Review : Short-
Type 2 Diabetes Epidemic d Smooth acting insulin analogues reduce
Sailing or Troubled Waters Ahead ? glycosylated hemoglobin more than
Kelly West Award Lecture 2016. regular human insulin but only in
Diabetes Care. 2017;40:1289-1297. adults with type 1 diabetes. Cochrane
2. Ogurtsova K., Rocha JD., Huang Y., Database Syst Rev. 2005;142(3):62-63.
Linnenkamp U., Guariguata L. IDF 9. Sepulveda E., Poínhos R., Pais-ribeiro J.,
Diabetes Atlas : Global estimates for the Freitas P., Carvalho D. Health-related
prevalence of diabetes for 2015 and quality of life in type 1 and type 2
2040. Diabetes Res Clin Pract. diabetic patients in a Portuguese central
2017;128:40-50. public hospital. Diabetes Metab Syndr
3. Inzucchi SE., Bergenstal RM., Buse JB., Obes. 2015;8:219-226.
et al.,,. Management of Hyperglycemia 10. Fatima M., Sadeeqa S., Ur S., Nazir R.
in Type 2 Diabetes, 2015: A Patient- Metformin and its gastrointestinal
Centered Approach: Update to a problems : A review . Biomed Res.
Position Statement of the American 2018;29(11):2285-2289.
Diabetes Association and the European 11. Gao X., Cai X., Yang W., Chen Y., Han
Association for the Study of Diabetes. X., Ji L. Meta-analysis and critical
Diabetes Care. 2015;38(1):140-149. review on the ef fi cacy and safety of
4. Davies M., Alessio DAD., Fradkin J, alpha-glucosidase inhibitors in Asian

270 JMPF Vol 9(4), 2019


Pande Made Desy Ratnasari, et al

and non-Asian populations. J Diabetes Publishing; 2014.


Investig. 2018;9(2):321-331. 20. Shen W., Kotsanos JG., Huster WJ.,
12. Yadav M., Saraswat N., Wal P., Rai A., Mathias SD., Andrejasich CM., Patrick
Singh D. A Comparative Study of Drug DL. Development and validation of the
Interaction and Side Effect of Drug for diabetes quality of life clinical trial
Treatment of Diabetes Mellitus: A questionnaire. Med Care. 1999;37(4):45-
Review. Int Res J Pharm. 2018;9(6):14-16. 66.
13. Akinci F., Yildirim A., Go H. 21. Hartati T. Kualitas Hidup Penderita DM
Assessment of health-related quality of Tipe 2: Perbandingan Antara Penderita
life ( HRQoL ) of patients with type 2 Kadar Gula Darah Terkendali dan
diabetes in Turkey. Diabetes Res Clin Tidak Terkendali [tesis]. 2003.
Pract. 2008;79:117-123. 22. Lu Y., Wang N., Chen Y., et al., Health-
14. Chappidi M., Shivananjiah S., related quality of life in type-2 diabetes
Thirthahalli C., et al., Complications of patients : a cross-sectional study in East
diabetes mellitus among patients China. BMC Endocr Disord.
attending the out- patient department of 2017;17(38):1-7.
a tertiary care hospital. Int J Community 23. Hestiana D. Jurnal of Health Education.
Med Public Heal. 2018;5(1):341-348. J Heal Educ. 2017;2(2):138-145.
15. Liu Z., Fu C., Wang W., Xu B. 24. Harreiter J., Kautzky-willer A.,
Prevalence of chronic complications of Kautzky-willer A. Sex and Gender
type 2 diabetes mellitus in outpatients - Differences in Prevention of Type 2
a cross-sectional hospital based survey Diabetes. Front Endocrinol (Lausanne).
in urban China. Health Qual Life 2018;9(5):1-15.
Outcomes. 2010;8(62):1-9. 25. Nishtar S. Diabetes is a serious women’s
16. Younis B Bin., Arshad R., Yousuf H., health issue. Diabetes Voice. 2017;64(3):4-
Salman F., Masood J., Khurshid S. 5.
Impact of type 2 diabetes mellitus on 26. Lascar N., Brown J., Pattison H., Barnett
quality of life in people with diabetes AH., Bailey CJ., Bellary S. Type 2
presenting to a specialist diabetes clinic. diabetes in adolescents and young
Turkish J Med Sci. 2017;47:123-126. adults. LANCET Diabetes Endocrinol.
17. Andayani TM. Health-Related Quality 2018;6(1):69-80.
of Life of Type 2 Diabetes Mellitus 27. Nandimath V., Swamy C., Nandimath
Outpatients at Dr . Sardjito Hospital , S., Jatti G., Jadhav S. Evaluation of
Yogyakarta , Indonesia : An Insulin- certain risk factors of type 2 diabetes
Based Therapy Approach Kualitas mellitus : a case control study. Int J Med
Hidup Terkait Kesehatan dari Pasien Sci Public Heal. 2016;5(7):3-8.
Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit 28. Al-saeed AH., Constantino MI.,
Umum Pusat Dr. Indones J Clin Pharm. Molyneaux L., et al., An Inverse
2017;6(4):231-239. Relationship Between Age of Type 2
18. Prajapati VB., Blake R., Acharya LD., Diabetes Onset and Complication Risk
Seshadri S. Assessment of quality of life and Mortality : The Impact of Youth
in type II diabetic patients using the Onset Type 2 Diabetes. Diabetes Care.
modified diabetes quality of life 2016:1-7.
(MDQoL)-17 questionnaire. Brazilian J 29. Song Y, Liu X., Zhu X., et al., Increasing
Pharm Sci. 2015;53(4):1-9. trend of diabetes combined with
19. Habib M., Pathik B., Maryam H. hypertension or hypercholesterolemia :
Research Methodology - Contemporary NHANES data analysis 1999-2012. Sci
Practices: Guidelines for Academic Rep. 2016;6(1):1-9.
Researchers. Cambridge Scholars 30. Kassahun T., Gesesew H., Mwanri L.,

JMPF Vol 9(4), 2019 271


Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Eshetie T. Diabetes related knowledge, Prevalence of Chronic Complications in


self-care behaviours and adherence to Korean Patients with Type 2 Diabetes
medications among diabetic patients in Mellitus Based on the Korean National
Southwest Ethiopia: a cross-sectional Diabetes Program. Diabetes Metab J.
survey. BMC Endocr Disord. 2011;35(5):504.
2016;16(1):1-11. 40. Andayani TRIM., Izham M., Ibrahim
31. Isnaini N., Ratnasari. Faktor risiko M., Asdie AH. International Journal of
mempengaruhi kejadian Diabetes Pharmacy and Pharmaceutical Sciences.
mellitus tipe dua Risk factors was 2010:139-145.
affects of diabetes mellitus type 2. J 41. Maniarasu K., Muthunarayanan L.
Keperawatan dan Kebidanan Aisyiyah. Prevalence of Certain Chronic
2018;14(1):59-68. Complications of Diabetes among Type
32. Falco G., Pirro P., Castellano E., M A., 2 Diabetic Patients in Rural Population
Borretta G., Gianotti L. The Relationship of Kancheepuram District, Tamil Nadu-
between Stress and Diabetes Mellitus. J A Cross Sectional Study. Int J Med Public
Neurol Psychol. 2015;3(1):1-7. Heal. 2017;7(1):41-46.
33. Faridah IN., Dewintasari V. Quality of 42. Zhuo X., Zhang P., Hoerger TJ. Lifetime
Life Analysis In Diabetes Mellitus Type Direct Medical Costs of Treating Type 2
2 Patients Using Monotherapy and Diabetes and Diabetic Complications.
Combination Treatment of Medicine. Am J Prev Med. 2013;45(3):253-261.
Indones J Pharm. 2017;28(2):119. 43. Selim S., Abougalambou .I, Hassali
34. Prachi D., Chirag D., Aarti P., Desai S. A MA., Azhar S., Sulaiman S.,
Drug Prescribing Pattern Study in Abougalambou AS. Prevalence of
Diabetes Mellitus : An Outpatient Vascular Complications among Type 2
Study. J Pharm Sci Biosci Res. Diabetes Mellitus Outpatients at
2015;5(1):115-118. Teaching Hospital in Malaysia. J
35. Rani .J, Reddy S. Prescribing pattern of Diabetes Metab. 2011;2(1):2-5.
antidiabetic drugs in urban population 44. Jung HS. Review Article Clinical
of Hyderabad. Natl J Physiol Pharm Implications of Glucose Variability :
Pharmacol. 2015;5(1):5. Chronic Complications of Diabetes.
36. Soelistijo .S, Novida H., Rudijanto A., Endocrinol Metab. 2015;30:167-174.
Soewondo P., Suastika K., Manaf A. 45. Group UPDS (UKPDS). Intensive
Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan blood-glucose control with
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia 2015. sulphonylureas or insulin compared
Pengurus Besar Perkumpulan with conventional treatment and risk of
Endokrinologi Indonesia (PB complications in patients with type 2
PERKENI); 2015. diabetes (UKPDS 33). Lancet.
37. Siddiqui MA., Ul A., Siddiqui H., 1998;352(9131):837–853.
Rwelly F., Clay A. Frequency of 46. Sari R., Thobari .J, Andayani T. Evaluasi
diabetes, complications and vascular Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus
risk factors in male and female Tipe 2 yang diterapi Rawat Jalan
population of Al-Jouf , Saudi Arabia. Int dengan Anti Diabetik Oral Di Rsup Dr.
J Med Dev Ctries. 2018;2(1):27-32. Sardjito. J Manaj dan Pelayanan Farm.
38. Kim JH., Kim DJ., Jang HC., Choi SH. 2011;1(1):35-42.
Epidemiology of Micro- and 47. Adikusuma W., Perwitasari D.,
Macrovascular Complications of Type 2 Supadmi W. Pengukuran Kualitas
Diabetes in Korea. Diabetes Metab J. Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
2011;35:571-577. yang Mendapat Antidiabetik Oral Di
39. Rhee SY., Chon S., Kwon MK., et al., Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

272 JMPF Vol 9(4), 2019


Pande Made Desy Ratnasari, et al

Bantul Yogyakarta. J Ilm Ibnu Sina. quality of life in Diabetic Neuropathy


2016;1(1):1-8. type II diabetic patients in Greece. Heal
48. Lau ANC., Tang T., Pharmd HH., Sci J. 2013;7(3):327-341.
Thorpe K, Mhsc CHYY. Initiating 53. Al-Shehri FS. Quality of Life among
insulin in patients with type 2 diabetes. Saudi Diabetics. J Diabetes Mellit.
Can Med Assoc J. 2012;184(7):767-776. 2014;4(3):225-231.
49. Owens DR. Clinical Evidence for the 54. Lindsay G., Inverarity K., McDowell
Earlier Initiation of Insulin Therapy in JRS. Quality of Life in People with Type
Type 2 Diabetes. Diabetes Technol Ther. 2 Diabetes in Relation to Deprivation,
2013;15(9):776-785. Gender, and Age in a New Community-
50. Nasralla Saleh MS., Alwahedi Z. Based Model of Care. Nurs Res Pract.
Quality of Life Predictors and Glycemic 2011;2011:1-8.
Control among Type 2 Diabetic Patients 55. Redekop W., Koopmanschap M., Stolk
Attending Primary Health Care Centers R., Rutten G., Niessen L. Health-Related
in Qatar. Prim Heal Care Open Access. Quality of Life and Treatment
2016;6(2):1-5. Satisfaction in Dutch Patients With
51. Kiadaliri AA., Najafi B., Mirmalek-Sani Type 2 Diabetes. Diabetes Care.
M. Quality of life in people with 2002;25(3):458-463.
diabetes: a systematic review of studies 56. Claudia A., Maia CDO., Braga ADA., et
in Iran. J Diabetes Metab Disord. al., Comorbidity of Depression and
2013;12(1):54. Anxiety : Association with Poor Quality
52. Lyrakos G., Hatziagelaki2 E., Damigos of Life in Type 1 and 2 Diabetic Patients.
D., Papazafiropoulou A., Bousboulas S., Clin Pract Epidemiol Ment Heal.
Batistaki C. Predictors of health-related 2013;9:136-141.

JMPF Vol 9(4), 2019 273

Anda mungkin juga menyukai