Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN LAMA

MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN


TEKANAN DARAH DI UPTD PUSKESMAS
HANDAPHERANG TAHUN 2020

Manuscript

Nurul Faiqah
G1C219148

PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
*Corresponding Author:
Nurul Faiqah
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang Indonesia 50273
Gmail: nurulfaiqah111@gmail.com
HALAMAN PERSETUJUAN

Manuscript dengan judul

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN LAMA MENDERITA DIABETES


MELITUS TIPE 2 DENGAN TEKANAN DARAH DI UPTD PUSKESMAS
HANDAPHERANG TAHUN 2020

Telah diperiksa dan disetujui untuk mempublikasikan

Semarang, 2 Oktober 2020

Pembimbing I

dr.Yekti Hediningsih, M.Si.Med., Sp.PK


NIP. 196912212010012001

Pembimbing II

Joko Teguh Isworo, SKM, M.Kes


NIK. 28.6.1026.016

*Corresponding Author:
Nurul Faiqah
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang Indonesia 50273
Gmail: nurulfaiqah111@gmail.com
HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN LAMA
MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN TEKANAN
DARAH DI UPTD PUSKESMAS HANDAPHERANG TAHUN 2020
Nurul Faiqah1, Yekti Hediningsih2, Joko Teguh Isworo3

1. Program Studi D IV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang.
2. Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
3. Program Studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang.

Info artikel Abstrak

Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kronis yang


disebabkan oleh tubuh yang tidak mampu mengefektifkan
insulin karena gangguan sensitivitas sel β pankreas. DM tipe 2
yang tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan
komplikasi vaskuler, salah satunya adalah gangguan tekanan
darah. Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya hubungan
kadar glukosa darah dan lama menderita diabetes melitus tipe 2
dengan tekanan darah di UPTD Puskesmas Handapherang
tahun 2020. Desain penelitian adalah Observasional Analitik
dengan pendekatan cross sectional. Cara pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dan didapat 35 sampel dari
data rekam medis pasien DM tipe 2 di Puskesmas
Handapherang Kabupaten Ciamis pada bulan Januari-Juni
tahun 2020. Hasil observasi data rekam medis menunjukkan
rata-rata kadar gula darah puasa 231,31± 101,695 mg/dL; rata-
rata lama menderita 14,03 ± 4,105 tahun; rata-rata tekanan
darah sistole 158,00 ± 24,829 mmHg; rata-rata tekanan darah
diastole 90,71 ± 10,156 mmHg. Hasil uji Rank Spearman
terdapat hubungan antara kadar gula darah puasa dengan
tekanan darah sistole (P=0,002) dan tingkat kekuatan hubungan
kuat (r=0,514); terdapat hubungan antara kadar gula darah
puasa dengan tekanan darah diastole (P=0,004) dan tingkat
Keywords : kekuatan hubungan cukup kuat (r=0,470); terdapat hubungan
antara lama menderita dengan tekanan darah sistole (P=0,001)
Diabetes Melitus tipe 2, Tekanan dan tingkat kekuatan hubungan kuat (r=0,542); terdapat
Darah hubungan antara lama menderita dengan tekanan darah diastole
(P=0,002) dan tingkat kekuatan hubungan cukup kuat (r=
0,498). Terdapat hubungan kadar glukosa darah puasa dan lama
menderita DM tipe 2 dengan tekanan darah sistole dan diastole.

Pendahuluan mengefektifkan insulin karena gangguan


Diabetes melitus merupakan satu sensitivitas sel β pankreas. (Winta,
kelompok penyakit metabolik dengan Setiyorini, dan Wulandari, 2018).
karakteristik hiperglikemia yang terjadi Menurut International of Diabetic
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin Federation (IDF) tahun 2015 Indonesia
atau kedua-duanya. Diabetes melitus tipe 2 merupakan negara yang menempati urutan
merupakan penyakit kronis yang disebabkan ke-7 dengan penderita DM berjumlah 8,5 juta
oleh tubuh yang tidak mampu penderita setelah Cina, India, Amerika
*Corresponding Author:
Nurul Faiqah
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang Indonesia 50273
Gmail: nurulfaiqah111@gmail.com
Serikat, Brazil, Rusia dan Meksiko. Pengumpulan data sekunder
Berdasarkan data terbaru Riset Kesehatan dilakukan dengan mengambil data di UPTD
Dasar 2018, secara umum angka prevalensi Puskesmas Handapherang Kabupaten Ciamis
diabetes mengalami peningkatan cukup pada bulan Januari - Juni Tahun 2020 yaitu
signifikan selama lima tahun terakhir. Di data rekam medis pasien DM tipe 2 untuk
tahun 2013, angka prevalensi diabetes pada mencatat lama menderita DM tipe 2, kadar
orang dewasa mencapai 6,9 persen, dan di glukosa darah puasa dan tekanan darah. Data
tahun 2018 angka terus melonjak menjadi 8,5 yang telah terkumpul kemudian dianalisis
persen. menggunakan uji statistik yaitu Rank
DM tipe 2 yang tidak dikelola Spearman karena data yang ditemukan
dengan baik dapat mengakibatkan komplikasi normal. Untuk uji normalitas menggunakan
vaskuler, salah satunya adalah gangguan uji Kolmogorof Smirnof.
tekanan darah. Penderita DM tipe 2 sering
mempunyai tekanan darah lebih tinggi atau Hasil
sama dengan 150/90 mmHg. Gangguan Dari hasil pengujian analisis
tekanan darah pada penderita DM tipe 2 univariat dan bivariat hubungan antara kadar
dapat menimbulkan percepatan komplikasi glukosa darah dan lama menderita DM tipe
mikrovaskuler maupun makrovaskuler. Hasil 2 dengan tekanan darah di UPTD
penelitian menunjukkan bahwa 2.688 studi Puskesmas Handapherang tahun 2020
observasional tentang prevalensi gangguan didapatkan hasil pada tabel dibawah ini.
tekanan darah pada pasien DM tipe 2 di
seluruh dunia, 50-75% kasus gangguan Tabel. 1. Deskriptif Rerata Pasien DM Tipe 2
tekanan darah muncul menyertai DM tipe 2 Berdasarkan Umur, Gula Darah Puasa, Lama
(Yuhelma, Hasneli, dan Nauli, 2015). Menderita DM tipe 2, Tekanan darah Sistole,
dan Tekanan Darah Diastole di Puskesmas
Penderita DM tipe 2 memiliki
Handapherang Kabupaten Ciamis Bulan Januari
kondisi yang disebut dengan resistensi - Juni Tahun 2020
insulin dimana insulin yang tidak digunakan
Variabel n Min Max Mean SD
untuk merombak glukosa dapat
Umur 35 35 79 58,91 10,368
mengakibatkan peningkatan retensi natrium Glukosa
di ginjal dan meningkatkan aktivitas sistem 35 114 506 231,31 101,695
darah puasa
syaraf simpatik. Retensi natrium dan Lama
meningkatnya aktivitas sistem syaraf menderita 35 10 20 14,03 4,105
DM tipe 2
simpatik merupakan dua hal yang Tekanan
berpengaruh terhadap meningkatnya tekanan darah 35 110 190 158,00 24,829
darah (Sari et al, 2017). sistole
Tekanan
Bahan dan metode darah 35 70 110 90,71 10,156
diastole
Desain penelitian ini merupakan
Tabel 1, menunjukkan pada pasien
penelitian dengan desain Observasional
DM tipe 2 didapati umur minimum pasien
Analitik dengan pendekatan yang digunakan
adalah 35 tahun dan maksimumnya adalah 79
adalah cross sectional dimana pengambilan
tahun serta rata-rata umur pasien 58,91 tahun
data dilakukan hanya sekali saja dengan
dengan simpangan baku sebesar 10,368.
menggunakan data sekunder yang berasal
Kadar glukosa darah puasa pasien minimum
dari rekam medik pasien DM tipe 2 pada
adalah 114 mg/dL dan maksimumnya adalah
bulan Januari-Juni tahun 2020 di UPTD
506 mg/dL serta mempunyai nilai rata-rata
Puskesmas Handapherang Kabupaten
231,31 mg/dL dengan simpangan baku
Ciamis. Cara pemilihan sampel pada
sebesar 101,695. Lama menderita DM tipe 2
penelitian ini adalah Purposive Sampling
pasien minimum 10 tahun dan maksimumnya
yaitu teknik sampling sesuai dengan kriteria
adalah 20 tahun serta rata-rata pasien
berdasarkan kriteria inklusi yang dipilih
menderita DM tipe 2 yaitu 14,03 tahun
menjadi sampel (Sugiyono, 2017).
*Corresponding Author:
Nurul Faiqah
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang Indonesia 50273
Gmail: nurulfaiqah111@gmail.com
dengan simpangan baku 4,105. Tekanan %) sedangkan pasien normotensi berjumlah
darah sistole pasien minimum adalah 110 9 pasien (25,7 %).
mmHg dan maksimumnya adalah 190 mmHg Pengujian normalitas menggunakan
serta mempunyai nilai rata-rata 158,00 Kolmogorof Smirnof hasilnya dapat dilihat
mmHg dengan simpangan baku sebesar pada tabel 3.
24,829. Tekanan darah diastole pasien
minimum adalah 70 mmHg dan Tabel 3. Uji Normalitas Data Kadar Glukosa
maksimumnya adalah 110 mmHg serta Darah dan Lama Menderita Diabetes Melitus Tipe
2 dengan Tekanan Darah
mempunyai nilai rata-rata 90,71 mmHg
Kolmogorov smirnov
dengan simpangan baku sebesar 10,156. Variabel
Statistic df Sig.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pasien DM Tipe 2
Berdasarkan Jenis Kelamin, Glukosa Darah, 0,179 35 0,006
Glukosa darah puasa
Tekanan darah Sistole, dan Tekanan Darah
Diastole di Puskesmas Handapherang Kabupaten Lama menderita DM 0,265 35 0,000
Ciamis Bulan Januari-Juni Tahun 2020. tipe 2
Karakteristik f % Tekanan darah 0,171 35 0,011
systole
Jenis Kelamin
Tekanan darah 0,242 35 0,000
Laki-laki 11 31,4 % diastole
Perempuan 24 68,6 % Keterangan:
Glukosa Darah Puasa Jika Sig, >0,05 = Normal
Normoglikemia (≤ 126 mg/dl) 4 11,4% Jika Sig <0,05 = Tidak normal
Hiperglikemia (>200 mg/dl) 31 88,6 %
Tekanan Darah Sistole
Uji korelasi kadar glukosa darah,
Normotensi (<120 mmHg) 1 2,9 % lama menderita DM tipe 2 dan tekanan darah
Pre-Hipertensi ( 120 – 139 6 17,1 % menggunakan uji korelasi Rank Spearman
mmHg) pada tabel 3.
Hipertensi Tahap I (140 – 159 10 28,6 %
mmHg) Tabel 3. Uji Korelasi Hubungan Kadar Glukosa
Hipertensi Tahap II ( >160 18 51,4 % Darah dan Lama Menderita Diabetes Melitus Tipe
mmHg)
Tekanan Darah Diastole
2 dengan Tekanan Darah
Normotensi (<80 mmHg) 9 25,7 %
Hipertensi Tahap I (80 – 89 16 45,7 %
Variabel R p
mmHg)
Glukosa darah puasa - Tekanan
Hipertensi Tahap II (90 – 99 10 28,6 % 0,514 0,002
darah systole
mmHg)
Glukosa darah puasa - Tekanan
0,470 0,004
darah diastole
Tabel 2. Tabel 5. menunjukkan Lama menderita DM tipe 2 -
0,542 0,001
pada pasien DM tipe 2 Terdapat proporsi Tekanan darah systole
jenis kelamin perempuan 24 pasien (68,6 %) Lama menderita DM tipe 2
0,498 0,002
-Tekanan darah diastole
lebih mendominasi dibanding laki-laki 11
pasien (31,4 %). Pasien dengan Keterangan
normoglikemia 4 pasien (11,4 %) dan pasien Jika p. value < 0,05 = ada perbedaan
dengan hiperglikemia berjumlah 31 pasien Jika p. value > 0.05 = tidak ada perbedaan
(88,6 %). Tekanan darah sistole pasien
Diskusi
hipertensi tahap II sebanyak 18 pasien (51,4
Secara genetik orang rentan terkena
%) paling mendominasi dibanding dengan
DM karena perubahan gaya hidup,
pasien hipertensi tahap I sebanyak 10 pasien
menjadikan seseorang kurang aktif
(28,6 %), pasien pre-hipertensi sebanyak 6
berolahraga sehingga menimbulkan
pasien (17,1 %) dan pasien normotensi hanya
kegemukan dan beresiko tinggi terkena DM
1 pasien (2,9 %). Tekanan darah diastole
tipe 2. Seiring bertambahnya usia, tubuh akan
pasien hipertensi tahap I 16 pasien (45,7 %)
mengalami gangguan toleransi glukosa
dan pasien hipertensi tahap II 10 pasien (28,6
*Corresponding Author:
Nurul Faiqah
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang Indonesia 50273
Gmail: nurulfaiqah111@gmail.com
(GTG). Dikatakan bahwa 50-92% usia lanjut Pasien dengan kadar glukosa darah
mengalami gangguan toleransi glukosa yang normal dan tekanan darah sistole atau
timbul dapat berupa toleransi glukosa diastolenya tinggi kemungkinan peningkatan
terganggu ataupun diabetes melitus. Hal tekanan darah tidak disebabkan oleh kadar
tersebut menggambarkan adanya penurunan glukosa darah tetapi disebabkan oleh faktor
kemampuan pengambilan glukosa oleh sel- lain seperti penambahan volume darah yang
sel jaringan sasaran, khususnya otot rangka. terjadi karena disfungsi renal atau hormonal
Kasus diabetes melitus lebih banyak atau peningkatan penebalan dinding arterior
terdapat pada wanita dibanding pria, hal ini akibat faktor genetik yang menyebabkan
kemungkinan karena faktor obesitas. Jumlah peningkatan tekanan darah. Sedangkan pada
lemak pada perempuan sekitar 20-25% dari pasien dengan hiperglikemi dan tekanan
berat badan BB total lebih tinggi dari laki- darah sistole atau diastolenya normal, kadar
laki dewasa yang berkisar antara 15-20% dari glukosa darah tinggi tetapi pembuluh darah
BB total, sehingga faktor resiko terjadinya belum ada penyempitan sehingga viskositas
diabetes pada perempuan lebih tinggi darah baik dan tidak memberikan beban berat
dibandingkan dengan laki-laki. Obesitas pada jantung untuk memompa darah
merupakan faktor risiko yang penting (Kowalak, Welsh & Brenna, 2013).
terhadap terjadinya penyakit diabetes Pada penderita DM tipe 2 memiliki
melitus. Obesitas dapat menurunkan jumlah kondisi yang disebut dengan resistensi
reseptor insulin di dalam tubuh. Insulin yang insulin dimana insulin yang tidak digunakan
tersedia tidak efektif dalam meningkatkan untuk merombak glukosa dapat
efek metabolik (Smeltzer et al, 2013). mengakibatkan peningkatan retensi natrium
Pasien dengan tekanan darah sistole di ginjal dan meningkatkan aktivitas sistem
tinggi dan tekanan darah diastole normal syaraf simpatik. Retensi natrium dan
termasuk pasien dengan hipertensi sistolik meningkatnya aktivitas sistem syaraf
(isolated systolic hypertension) yang simpatik merupakan dua hal yang
merupakan peningkatan tekanan darah berpengaruh terhadap meningkatnya tekanan
sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan darah. Meningkatnya tekanan darah pada
diastolik dan umumnya ditemukan pada usia diabetes mellitus tipe 2 juga disebabkan
lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan hiperglikemia yang meningkatkan
tingginya tekanan pada arteri apabila jantung angiostensin II dan menyebabkan terjadinya
berkontraksi . peningkatan tekanan darah.
Pasien dengan tekanan darah sistole Pada hiperglikemia, gula darah akan
normal dan tekanan darah diastole tinggi menempel pada dinding pembuluh darah.
termasuk hipertensi diastolik (diastolic Setelah itu akan terjadi proses oksidasi
hypertension) merupakan peningkatan dimana gula darah bereaksi dengan protein
tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan dari dinding pembuluh darah yang
tekanan sistolik, hipertensi diastolik terjadi menimbulkan advanced glycation end
apabila pembuluh darah kecil menyempit products (AGEs). AGEs ini merusak dinding
secara tidak normal, sehingga memperbesar bagian dalam dari pembuluh darah, dan
tahanan terhadap aliran darah yang menarik lemak yang jenuh atau kolesterol
melaluinya dan meningkatkan tekanan menempel pada dinding pembuluh darah,
diastoliknya. Tekanan darah diastolik sehingga terjadi reaksi inflamasi. Sel darah
berkaitan dengan tekanan arteri bila jantung putih (leukosit) dan sel pembekuan darah
berada dalam keadaan relaksasi di antara dua (trombosit) ikut menyatu menjadi satu
denyutan. Pasien dengan tekanan darah bekuan plaque yang membuat dinding
sistole dan diastole tinggi termasuk pasien pembuluh darah menjadi keras, kaku dan
dengan hipertensi campuran merupakan akhirnya terjadi penyumbatan pembuluh
peningkatan pada tekanan sistolik dan darah dan mengakibatkan gangguan tekanan
diastolik (Kowalak, Welsh & Brenna, 2013). darah (Sari et al, 2017).

*Corresponding Author:
Nurul Faiqah
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang Indonesia 50273
Gmail: nurulfaiqah111@gmail.com
komplikasi kronik biasanya terjadi
pada pasien yang telah terdiagnosis diabetes
melitus lebih dari 10 – 15 tahun. Diabetes
melitus jangka panjang memberi dampak
yang parah pada sistem kardiovaskular.
Komplikasi mikrovaskular terjadi akibat
Referensi
penebalan pembuluh darah kecil. Penyebab
Budiman, Sihombing R, dan Pradina P. 2015.
penebalan tersebut berkaitan dengan
Hubungan Dislipidemia, Hipertensi
tingginya kadar glukosa dalam darah
dan Diabetes Mellitus dengan
(Smeltzer et al, 2013).
Kejadian Infark Miokard Akut.
Penebalan mikrovaskular
Jurnal Kesehatan Masyarakat
menyebabkam iskemia dan penurunan
Andalas Vol 10 : hal 32-37
penyaluran oksigen dan zat gizi kejaringan.
IDF. 2015. Diabetes Atlas Seventh Edition.
Hipoksia kronis secara langsung merusak dan
Brussel: International Diabetes
menghancurkan sel. Pada sistem
Federation.
makrovaskular di lapisan endotel arteri akibat
Kowalak, J. p, Welsh, W. dan Brenna, M.
hiperglikmia permeabilitas sel endotel
2013. Buku Ajar Patofisiologi :
meningkat sehingga molekul yang
Sistem Kardiovaskuler, EGC,
mengandung lemak masuk ke arteri.
Jakarta.
Kerusakan sel endotel akan
Sari, P.G., Chasani, S., Pemayun, D.G.T.,
mencetuskan reaksi inflamasi sehingga
Hadisaputro, S. dan Nugroho, H.
akhirnya terjadi pengendapan trombosit,
2017. Faktor Risiko yang
makrofag dan jaringan fibrosa. Penebalan
Berpengaruh terhadap Terjadinya
dinding arteri menyebabkan peningkatan
Hipertensi pada Penderita Diabetes
tekanan darah yang semakin merusak lapisan
Melitus Tipe II di Wilayah
endotel arteri. Pada penyakit makrovaskular
Puskesmas Kabupaten Pati. Jurnal
akan memengaruhi sirkulasi koroner,
Epidemiologi Kesehatan
pembuluh darah perifer, dan pembuluh darah
Komunitas, 2, 2, pp.54-61.
otak, sedangkan pada penyakit mikrovaskular
Smeltzer, S. C. 2013. Keperawatan Medikal
akan memengaruhi mata (retinopati) dan
Bedah Brunner and Suddarth. Edisi
ginjal (nefropati) (Budiman, Sihombing dan
12. Jakarta: Kedokteran EGC.
Pradina P, 2015).
Winta, E.A., Setiyorini E. dan Wulandari,
A.N. 2018. Hubungan Kadar Gula
Ucapan terimakasih
Darah dengan Tekanan Darah pada
Atas selesainya tugas akhir ini saya
Lansia Penderita Diabetes Tipe 2.
salaku peneliti mengucapkan terimakasih
Jurnal Ners dan Kebidanan, 5, 2,
kepada dr.Yekti Hediningsih, M.Si.Med.,
pp.163-171.
Sp.PK dan Joko Teguh Isworo, SKM, M.Kes
Yuhelma, Hasneli Y. dan Nauli A.F. 2015.
yang telah memberikan bimbingan dan
Identifikasi Analisis Komplikasi
bantuannya, terimah kasih juga saya
Makrovaskuler dan Mikrovaskuler
sampaikan untuk Ayah handaku Samriadi
pada Pasien Diabetes Melitus.
dan Ibundaku Nor Khotimah, yang selalu
Jurnal Bidang Ilmu Keperawatan,
memberikan motivasi dukungan dan selalu
2, 1, pp.569-579.
mendo’akan di setiap sujudnya dan terimah
kasih untuk teman-teman yang membantu
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

*Corresponding Author:
Nurul Faiqah
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang Indonesia 50273
Gmail: nurulfaiqah111@gmail.com
*Corresponding Author:
Nurul Faiqah
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang Indonesia 50273
Gmail: nurulfaiqah111@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai