Anda di halaman 1dari 7

e-journal Keperawatan (e.

Kp) Volume 7 Nomor 1, 22 Februari 2019

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN EFIKASI DIRI PADA PASIEN


DENGAN DIABETES MELITUS TIPE II DI RUMAH SAKIT
UMUM GMIM PANCARAN KASIH MANADO
Mario E. Katuuk
Vandri D. Kallo

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : rioesau@unsrat.ac.id

Abstract: Motivation of each individual is related to the self-efficacy that each individual has.
The low level of client motivation affects client's self-efficacy, so that self-care management of
DM patients cannot run well. The purpose of this study is to know the relationship between
motivation and self-efficacy in patients with type 2 diabetes mellitus at the GMIM Hospital
Pancaran Kasih Manado in 2018. The Design of this study was descriptive analytical with
cross sectional approach. The study was conducted at the GMIM Hospital Pancaran Kasih
Manado. The sample used was 34 patients. The instruments used were questionnaire
demographic characteristics of respondents, motivational questionnaires, and self-efficacy
questionnaires tested using the Fisher Exact test. The results of the Fisher Exact statistic test
are the relationship between motivation and self-efficacy of patients with Type 2 Diabetes
Mellitus at GMIM General Hospital Pancaran Kasih Manado obtained p = 0.026 (α = 0.05).
The conclusion is that there is a relationship between motivation and self-efficacy of patients
with Type 2 Diabetes Mellitus in RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. Keywords: Motivation,
Self-Efficacy.

Abstrak: Motivasi dari setiap individu berkaitan dengan efikasi diri yang dimiliki oleh masing-
masing individu tersebut. Tingkat motivasi klien yang rendah mempengaruhi efikasi diri klien,
sehingga manajemen perawatan diri pasien DM tidak dapat berjalan dengan baik. Tujuan
dalam penelitian ini ialah diketahui hubungan antara motivasi dengan efikasi diri pada pasien
diabetes melitus tipe 2 di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado tahun 2018.. Jenis penelitian
yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian
dilaksanakan di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.. Sampel yang digunakan sebanyak 34
pasien. Instrumen yang digunakan kuesioner karakteristik demografi responden, kuesioner
motivasi, dan kuesioner efikasi diri yang diuji menggunakan uji Fisher Exact. Hasil uji
statistik Fisher Exact hubungan antara motivasi dengan efikasi diri pasien Diabetes Melitus
Tipe 2 di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado diperoleh nilai p = 0,026 (α =
0,05). Kesimpulan yaitu ada hubungan antara motivasi dengan efikasi diri pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.
Kata Kunci: Motivasi, Efikasi Diri

1
e-journal Keperawatan (e.Kp) Volume 7 Nomor 1, 22 Februari 2019

PENDAHULUAN atau yang disebut dengan efikasi diri


Diabetes Melitus tipe 2 adalah (Alwisol, 2014).
penyakit gangguan metabolik yang di Berdasarkan data yang di peroleh dari
tandai oleh peningkatan kadar glukosa Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara,
darah akibat penurunan sekresi insulin yang jumlah kasus DM di Provinsi Sulawesi
progresif di latar belakangi oleh resistensi Utara pada tahun 2015 berjumlah 3652 dan
insulin (Soegondo, 2011). Proporsi mengalami peningkatan pada tahun 2016
kejadian diabetes tipe 2 mencapai 90-95% yang berjumlah 5083. Dan data yang
dari populasi 3 dunia yang menderita diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
diabetes melitus (American Diabetes Manado kasus DM di Kota Manado pada
Association (ADA), 2017). Diabetes adalah tahun 2015 berjumlah 2756 dan meningkat
penyakit tidak menular yang akan semakin pada tahun 2016 dengan jumlah 3496
meningkat jumlahnya di masa datang. (Dinkes Provinsi Sulut, 2016). Data
Diabetes merupakan salah satu ancaman penyakit 3 tahun terakhir berdasarkan
utama bagi kesehatan umat manusia pada survei awal di RSU. Pancaran Kasih GMIM
abad ke 21. World Health Organization Manado didapatkan bahwa DM merupakan
(WHO) membuat perkiraan bahwa pada penyakit dengan jumlah kasus kedua
tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di terbanyak yaitu pada tahun 2014 terdapat
atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta 1875 pasien, pada tahun 2015 mengalamai
orang dan dalam kurun waktu 25 tahun peningkatan dengan jumlah kasus 3201
kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu pasien 3 begitu pun pada tahun 2016 juga
akan membengkak menjadi 300 juta orang mengalami peningkatan dengan jumlah
(Sudoyo, Aru W, 2009). Apabila dibiarkan kasus 5261 pasien. Berdasarkan data awal
tidak terkendali dapat terjadi komplikasi yang didapatkan di RSU GMIM Pancaran
metabolik akut maupun komplikasi Kasih manado, terdapat 2.042 kasus
vaskuler jangka panjang, baik penyandang DM pada bulan Juli-
mikroangiopati maupun makroangiopati September 2017 (Data Primer, 2018).
(Lemone & Burke, 2008; American Wawancara yang dilakukan peneliti
Diabetes Association [ADA], 2010). dengan 3 orang pasien diabetes mellitus di
Penatalaksaan pada pasien diabetes RSU GMIM Pancaran Kasih Manado,
melitus tipe 2 secara tepat adalah dengan mengatakan bahwa motivasi pasien untuk
mencegah atau memperlambat munculnya pengobatan diabetes mellitus tipe 2 ini
komplikasi baik dengan menerapkan dapat berfluktuasi disebabkan oleh
perilaku self management dalam kehidupan perawatan yang lama dan biaya yang besar
seharihari meliputi diet sehat, aktivitas sehingga dapat menimbulkan masalah
fisik, motivasi yang tinggi untuk tetap pada psikologis seperti frustasi, cemas, dan
kondisi sehat. Kemampuan tubuh pasien depresi. Masalah psikologis ini dapat
diabetes untuk bereaksi dengan insulin mempengaruhi motivasi klien untuk
dapat menurun, keadaan ini dapat melakukan perawatan diri. Tingkat
menimbulkan komplikasi akut (seperti motivasi klien yang rendah dapat
diabetes ketoasidosis dan sindrom mempengaruhi efikasi diri klien, sehingga
hiperosmolar nonketotik) maupun kronik manajemen perawatan diri pasien DM tidak
(seperti komplikasi makrovaskuler, dapat berjalan dengan baik. Manajemen diri
mikrovaskuler, dan neuropati). Selain dari yang berjalan kurang baik akan berdampak
perilaku yang mampu mencegah penyakit pada keberhasilan penatalaksanaan pasien
tersebut seperti pengaturan pola makan DMT2. Tujuan yang akan dicapai dalam
yang sehat, aktivitas fisik, minum obat yang penelitian ini ialah diketahui adanya
teratur, pemantauan glukosa darah dan hubungan antara motivasi dengan efikasi
perawatan diri sendiri dengan kemampuan diri pada pasien diabetes melitus tipe 2 di
dan keyakinan yang tinggi pada diri sendiri

2
e-journal Keperawatan (e.Kp) Volume 7 Nomor 1, 22 Februari 2019

Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran pengobatan (2 item), pemeriksaan gula


Kasih Manado tahun 2018. darah (3 item), olah raga dan perawatan
umum (3 item). Penilaiannya menggunakan
METODE PENELITIAN 3 poin skala likert dengan 3 untuk mampu
Jenis penelitian ini menggunakan melakukan, 2 kadang mampu melakukan
pendekatan cross-sectional karena dan kadang tidak mampu serta 1 untuk
penelitian ini bermaksud mengetahui ada tidak mampu melakukan, dengan skor total
tidaknya hubungan variable dependen 15-45. Dengan hasil uji valid dan
terhadap variabel independen dalam satu reliabelnya semua pernyataan dalam
kali pengukuran menggunakan alat ukur kuisioner efikasi diri ini dinyatakan valid
berupa kuesioner. Penelitian ini bertempat dan reliabel dengan nilai alpha 0,904 dan
di Poliklinik Rumah Sakit Umum GMIM nilai r 0,206 – 0,751. Menurut Arikunto
Pancaran Kasih Manado pada bulan Mei – (2016) batasan nilai untuk menilai sikap
Oktober 2018. Populasinya terdapat 137 dan perilaku seseorang dapat digunakan
orang pasien penderita DMT2 namun untuk nilai ≥75%-80% skor hasil untuk mencapai
pengambilan sampelnya yaitu dengan hasil yang baik.
metode nonprobability sampling dengan Analisis Univariat bertujuan untuk
teknik purposive sampling, yaitu mendeskripsikan karakteristik masing-
pengambilan sampel yang didasarkan atas masing variabel penelitian. Untuk data
pertimbangan dan sesuai dengan kriteria numerik (umur, jumlah penghasilan, lama
inklusi dan eksklusi maka di dapati DM). Sedangkan Analisis bivariat
sebanyak 34 pasien yang akan menjadi bertujuan untuk mengetahui adakah
respondennya. hubungan yang signifikan antara 2 variabel
Instrumen yang digunakan dalam (Hastono, 2007). Analisis bivariat
penelitian ini ada 3 kuesioner yaitu dilakukan untuk membuktikan hipotesa
karakteristik demografi responden terdiri penelitian yaitu adakah hubungan antara
dari umur, jenis kelamin, tingkat motivasi dengan efikasi diri pasien DM tipe
pendidikan, status pernikahan, status sosial 2 di RSU GMIM Pancaran Kasih, peneliti
ekonomi, pekerjaan dan lama menderita menggunakan uji Fisher Exact. Uji Fisher
DM, kuesioner motivasi yang terdiri dari 19 Exact digunakan untuk menguji keterkaitan
pernyataan yang terdiri dari alasan antara dua variabel katagorik dimana ada
menjalani pengobatan dan pemeriksaan sel yang memiliki nilai harapan kurang dari
gula darah (8 item) serta alasan mematuhi 5, dengan kata lain data yang terlibat dalam
aturan makan dan olah raga (11 item), uji Fisher Exact sedikit. Dengan nilai α =
dengan 4 poin skala likert yaitu 1 untuk 0,05. Bila nilai P  nilai , maka
sangat tidak setuju sampai 4 untuk sangat keputusannya adalah Ho ditolak.
setuju. Hasil uji validasi dan reliabel dalam
kuisioner ini telah dilakukan dalam HASIL dan PEMBAHASAN
penelitian Ariani (2011), dimana terdapat 2 1. Karakteristik Responden
pertanyaan yang tidak valid (nomor 5 & a. Jenis Kelamin
13). Kedua pertanyaan tersebut dibuang Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
dan ditemukan 17 pertanyaan yang Berdasarkan Jenis Kelamin
memenuhi hasil uji valid sehingga skor
total yang diperoleh yaitu 17-68 dengan Jenis Kelamin n %
nilai alpha 0,839 dan nilai r 0,258 – 0,603. Laki-laki 19 55,9
Dan yang ketiga yaitu kuesioner efikasi diri Perempuan 15 44,1
yang terdiri dari 20 pernyataan. Namun Total 34 100,0
dalam penelitian ini hanya 15 pernyataan Sumber: Data Primer, 2018
yang digunakan, dimana pernyataan
tersebut terdiri dari diet (7 item),

3
e-journal Keperawatan (e.Kp) Volume 7 Nomor 1, 22 Februari 2019

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa pengobatan, senang jika gula darah berada
dari 34 responden dalam penelitian ini, dalam rentang yang normal, tidak ingin
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 19 mengecewakan orang lain, orang lain akan
responden (55,9%) dan perempuan senang jika melakukan pengobatan, penting
sebanyak 15 responden (44,1%) bagi kesehatan, malu jika tidak melakukan
pengobatan, memperhatikan makanan dan
b. Pendidikan olah raga yang dilakukan, merasa bersalah
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden jika tidak mengontrol makanan, berolah
Berdasarkan Pendidikan raga dengan teratur serta merasakan
Pendidikan n % tantangan untuk belajar bagaimana hidup
Terakhir dengan DM.
Tidak Sekolah 5 14,7 Motivasi sangat berperan dalam perawatan
SD 2 5,9 mandiri karena motivasi adalah suatu
SMP 2 5,9 dorongan atau sesuatu yang mendorong
SMA 15 44,1 seseorang bertingkah laku untuk mencapai
tujuan tertentu. Motivasi dapat memberikan
S1 10 29,4
pengaruh terhadap efikasi diri pasien DM
Total 34 100,0
tipe 2 dalam perawatan diri. Motivasi yang
Sumber : Data primer, 2018 tinggi akan memiliki frekuensi perawatan
diri yang baik terutama untuk diet dan
Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa pemeriksaan kadar gula darah (Ariani dkk,
sebagian besar responden memiliki tingkat 2012). Motivasi diri pada dasarnya berasal
pendidikan SMA sebanyak 44,1%, S I dari dalam diri setiap individu, akan tetapi
sebanyak 29,4%, Tidak Sekolah 14,7%, SD banyak faktor yang mepengaruhinya. Pada
dan SMP sebanyak 5,9%. prinsipnya, seseorang yang memiliki
motivasi yang tinggi, akan berusaha
2. Analisis Univariat Variabel Penelitian mewujudkan apa yang tengah
a. Motivasi diinginkannya, misalnya pada penderita
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan DM yang diharuskan menjalankan
motivasi pengobatan, motivasi yang tinggi
Motivasi n % mempengaruhi fikiran untuk
Kurang Baik 11 32,4 melaksanannya dan kemudian
Baik 23 67,6 diaplikasikan dengan terbentuknya suatu
Total 34 100,0 perbuatan (melakukan pengobatan),
Sumber : Data primer, 2018 apabila berhasil orang yang bersangkutan
akan merasa puas Responden yang
Data dari Tabel 3 di atas menunjukkan memiliki motivasi yang baik akan selalu
bahwa sebagian besar responden memiliki menunjukkan perilaku dan keyakinan yang
motivasi yang baik yaitu sebanyak 23 baik dalam melakukan suatu usaha tertentu
responden (67,6%) sedangkan motivasi (Notoadmodjo, 2010).
yang kurang baik sebanyak 11 responden
(32,4%). Hasil penelitian menunjukkan b. Efikasi Diri
bahwa sebagian besar responden memiliki Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan
motivasi yang baik yaitu sebesar 67,6%. Efikasi Diri
Asumsi peneliti yaitu motivasi responden Efikasi Diri n %
yang baik dikarenakan responden merasa Kurang Baik 12 35,3
banyak orang akan senang jika responden Baik 22 64,7
melakukan pengobatan, percaya bahwa Total 34 100,0
pengobatan akan memperbaiki kesehatan, Sumber : Data primer, 2018
badan terasa baik jika melakukan

4
e-journal Keperawatan (e.Kp) Volume 7 Nomor 1, 22 Februari 2019

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa Peneliti berasumsi bahwa hasil


sebagian besar responden memiliki efikasi diri yang baik pada pasien DM
efikasi diri yang baik yaitu sebanyak 22 tipe 2 di RSU GMIM Pancaran Kasih ini
responden (64,7%) sedangkan efikasi tidak lepas dari beberapa faktor
diri yang kurang baik sebanyak 12 pendukungnya. Faktor pendukung
responden (35,3%). Hasil penelitian tersebut dapat berasal dari Rumah Sakit,
menunjukkan bahwa sebagian besar dalam hal ini tenaga kesehatan yang
responden memiliki efikasi diri yang melakukan pengobatan terhadap pasien,
baik yaitu sebesar 64,7%. Peneliti dukungan keluarga, sumber informasi.
berasumsi bahwa fikasi diri responden Efikasi diri yang kurang baik tentu akan
yang baik dikarenakan responden menimbulkan dampak psikologis yang
mampu memeriksa gula darah sendiri muncul akibat penyakit DM tipe 2
jika perlu, mengoreksi gula darah sendiri karena seperti yang kita ketahui DM tipe
ketika hasil gula darah tinggi, mampu 2 merupakan salah satu penyakit kronis.
memilih makanan yang benar, Efikasi diri dapat ditingkatkan dengan
memeriksa keadaan kaki jika ada pemberian informasi mengenai diabetes
kelainan kulit atau luka, penyesuaian melitus tipe 2 itu sendiri, sehingga
makanan ketika sakit, mengikuti aturan tingkat pengetahuan pasein akan
makan yang sehat, berolahraga, bertambah mengenai manajemen
menyesuaikan rencana makan ketika kontrol diabetes.
berolahraga, mengikuti pola makan yang
sehat. Mengikuti penyesuaian rencana 3. Hubungan Motivasi dengan Efikasi Diri
makan, mengatur dan minum obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
seperti yang telah ditentukan dan Poliklinik Interna Rumah Sakit Umum
mampu melakukan penyesuaian GMIM Pancaran Kasih Manado.
pengobatan ketika sakit.
Efikasi diri berhubungan dengan Tabel 5. Hubungan Motivasi dengan
situasi yang spesifik, yang tidak berlaku Efikasi Diri pada Pasien Diabetes Melitus
untuk konsep-konsep terkait seperti Tipe 2 di Poliklinik Interna Rumah Sakit
harga diri, kepercayaan diri dan locus of Umum GMIM Pancaran Kasih Manado
kontrol. Untuk setiap individu berhak Efikasi Diri
Nilai
menentukan, apakah dia harus percaya Kurang Total
p
Motivasi Baik
diri atau tidak,tetapi bukan apakah Baik
individu ini umumnya memiliki ukuran n % n % n %
efikasi diri yang tinggi atau rendah. Kurang
Baik 7 20,6 4 11,8 11 32,4
Keberhasilan bukanlah ciri kepribadian, 0,026
Baik 5 14,7 18 52,9 23 67,6
tetapi mudah untuk mempengaruhi
karakteristik yang ketat situasi dan tugas Total 12 35,5 22 64,7 34 100
yang terkait. Efikasi diri mendorong Sumber : Data Primer, 2018
proses kontrol diri untuk
mempertahankan prilaku yang Data pada Tabel 5 di atas menunjukkan
dibutuhkan dalam mengelola perawatan bahwa dari 11 responden dengan motivasi
diri pada pasien diabetes mellitus. yang kurang baik, 20,6% memiliki efikasi
Keberhasilan pengelolaan diabetes diri yang kurang baik sedangkan sebanyak
melitus tergantung pada informasi 11,8% memiliki efikasi diri yang baik. Data
tentang diabetes melitus tipe 2, motivasi, juga menunjukkan bahwa dari 23
dan efikasi diri pasien untuk melakukan responden yang memiliki motivasi yang
perawatan diri yang dirancang untuk baik, 52,9% memiliki efikasi diri yang baik
mengontrol gejala psikologis maupun sedangkan sebanyak 14,7% memiliki
komplikasi (Ariyani, 2011). efikasi diri yang kurang baik. Dilihat dari

5
e-journal Keperawatan (e.Kp) Volume 7 Nomor 1, 22 Februari 2019

nilai signifikansi sebesar 0,026 dengan motivasi untuk melakukan pengobatan


demikian probabilitas (signifikansi) lebih maupun perawatan diri harian. Hal ini dapat
kecil dari 0,05 (0,026<0,05), maka ada menyebabkan gangguan control glikemik
hubungan yang signifikan antara motivasi dan beresiko terjadinya komplikasi yang
dengan efikasi diri pasien Diabetes Melitus lebih lanjut (Aryani, dkk, 2012).
Tipe 2 di Poliklinik Interna Rumah Sakit Penderita yang memiliki dasar
Umum GMIM Pancaran Kasih Manado. motivasi dari aspek kebutuhan dan
Berdasarkan hasil analisis bivariat keyakinan yang baik akan mengalami
dengan menggunakan uji Chi-square peningkatan yang signifikan dalam
didapat bahwa nilai p = 0,026. Nilai p < manajemen diri diabetes. Keyakinan
0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan sebagai dimensi dari motivasi mempunyai
antara motivasi dengan efikasi diri pada hubungan yang signifikan terhadap
pasien DM tipe 2 di Ruangan Perawatan efektifitas penatalaksanaan diabetes.
dan Poliklinik Interna RSU GMIM Keyakinan diri yang tinggi akan
Pancaran Kasih Manado. Hasil penelitian berpengaruh terhadap kepatuhan. Seorang
ini secara tidak langsung mendukung teori individu yang memiliki motivasi yang
Ryan dan Deci, salah satu faktor yang tinggi akan memperlihatkan perilaku dan
mempengaruhi diabetes self management keyakinan yang baik dalam melakukan
yaitu motivasi. Motivasi merupakan tugas tertentu. Melihat pentingnya motivasi
variabel yang signifikan terhadap self care internal maupun eksternal terhadap
diabetes, terutama dalam mempertahankan pelaksanaan diabetes self management,
diet dan monitoring gula darah. Seseorang maka menjadi penting bagi perawat untuk
dapat termotivasi oleh tujuan dan harapan menentukan intervensi dalam
yang diinginkan. Motivasi berkorelasi meningkatkan motivasi dengan
positif dengan proses berubah, termasuk memberikan pengetahuan melalui
perubahan gaya hidup. Individu dengan pendidikan kesehatan dan konseling,
motivasi yang tinggi akan terlihat pada motivasi, dukungan, arahan kepada klien
perilakunya. Terbentuknya motivasi pada dan keluarga agar mempertahankan
diri seseorang dalam menjalankan aktifitas self management dalam kehidupan
pengelolaan tidak hanya didasarkan tingkat sehari-hari sehingga kestabilan gula darah
pendidikan, pengalaman pribadi tentang dapat tercapai. Perawat melakukan evaluasi
kegagalan, keberhasilan dan lingkungan terhadap motivasi penderita yang datang
dalam pengelolaan juga dapat menjadi dipelayanan kesehatan agar tetap semangat
dasar motivasi penderita untuk untuk melakukan perilaku self management
melaksanakan perawatan diri yang baik. diabetes (Purwanti, 2014).
Motivasi merupakan faktor penting bagi Penelitian yang dilakukan oleh
penderita diabetes, karena motivasi yang Kusuma (2013) menunjukkan ada
ada pada diri penderita mampu hubungan yang bermakna antara motivasi
memberikan dorongan yang kuat untuk dengan efikasi diri (p=0,000). Motivasi
melakukan self management diabetes menjadi faktor yang dominan
(Ernawati, dkk, 2015). mempengaruhi efikasi diri dalam
Lingkungan sosial, keluarga dan perawatan mandiri DM. Seseorang yang
tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit memiliki motivasi yang tinggi akan
berpengaruh dalam meningkatkan motivasi menunjukkan hasil yang positif dalam
dan perubahan perilaku pasien. Dukungan pengelolaan DM. Penelitian yang
keluarga yang suportif akan mencegah atau dilakukan oleh Purwanti (2014)
menurunkan gejala depresi pada pasien DM menunjukkan bahwa sebagian besar
tipe 2. Depresi dapat berkontribusi terhadap responden yang memiliki motivasi yang
penurunan fungsi fisik dan mental yang baik menunjukkan efikasi diri yang baik
dapat menyebabkan pasien DM kehilangan yaitu sebanyak 32 responden (58,2%).

6
e-journal Keperawatan (e.Kp) Volume 7 Nomor 1, 22 Februari 2019

Hasil analisa statistic menunjukkan bahwa Ernawati., E. P. Setiawati dan T.


ada hubungan antara motivasi dengan Kurniawan. 2015. Pengaruh Motivasi
efikasi diri (p value = 0.039). Internal dan Eksternal terhadap Self
Management di Wilayah Kecamatan
SIMPULAN Gombong Kabupaten Kebumen. JSK 1
Berdasarkan hasil penelitian ini, (2): 55-62.
kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
1. Motivasi pasien diabetes melitus tipe 2 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.
di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado (2011) Profil Kesehatan Provinsi
memiliki motivasi yang baik. Sulawesi Utara 2010. Edisi 2011.
2. Efikasi diri pasien diabetes melitus tipe Manado: Balai Data Surveilans Dan
2 di RSU GMIM Pancaran Kasih Sistem Informasi Kesehatan..
Manado memiliki efikasi diri yang baik.
3. Terdapat hubungan yang signifikan Hastono. (2007) Analisa Data Kesehatan.
antara motivasi dengan efikasi diri pada Jakarta : FKM. UI.
pasien diabetes melitus tipe 2 di RSU
GMIM Pancaran Kasih Manado. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
DAFTAR PUSTAKA Cipta
ADA (American Diabetes Association).,
2010. Diagnosis and Classification of Purwanti, L. E. 2014. Hubungan Motivasi
Diabetes Mellitus. Diabetes Care dengan Efikasi Diri Pasien DM Tipe 2
Vol.33: S62-9 dalam Melakukan Perawatan Kaki di
Wilayah Kerja Puskesmas Ponorogo
ADA (American Diabetes Association)., Utara. Gaster 11 (2): 68-77.
(2017). “Standards of Medical Care in
Diabetes 2017”. Vol. 40. USA : ADA Soegondo, S., 2011. Diagnosis dan
Aru W, Sudoyo. (2009). Buku Ajar Ilmu Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini
Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. dalam: Soegondo, S., Soewondo, P.,
Jakarta: Interna Publishing. Subekti, I., Editor. Penatalaksanaan
Diabetes Melitus Terpadu bagi dokter
Alwisol. (2014). Psikologi Kepribadian maupun edukator diabetes. Jakarta:
edisi revisi: UMM Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Ariani, Y. (2011). Hubungan antara
motivasi dengan efikasi diri pasien DM
tipe 2 dalam konteks asuhan
keperawatan di RSUP. H. Adam Malik
Medan. Depok: FIK UI.

Ariani, Y., R. Sitorus dan D. Gayatri. 2012.


Motivasi dan Efikasi Diri Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 dalam Asuhan
Keperawatan. Jurnal Keperawatan
Indonesia 15 (1): 29-38.

Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian


Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta,
PT.Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai