Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
NurseLine Journal
Vol. 2 No. 1 Mei 2017 p-ISSN 2540-7937 e-ISSN 2541-464X
ABSTRAK
Kata kunci: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronik yang membutuhkan perawatan diri
diabetes melitus tipe secara terus menerus. Edukasi oleh perawat dapat menunjang perilaku perawatan diri
2 pasien DM tipe 2. Pengetahuan yang baik berdampak pada perawatan diri pasien DM
peran perawat se- tipe 2 sehingga dapat dicapai kontrol metabolik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
bagai edukator menganalisa hubungan peran perawat sebagai edukator dengan perawatan diri pasien
perawatan diri DM tipe 2. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional.
Teknik sampling penelitian ini adalah consecutive sampling dengan sampel sebanyak 63
orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner peran perawat sebagai edukator dan
kuesioner summary of diabetes self care activities (SDSCA). Data dianalisa dengan
menggunakan uji korelasi Spearman. Pada penelitian ini didapatkan nilai rerata peran
perawat sebagai edukator adalah 59,84 dan nilai rerata perawatan diri adalah 3,79. Hasil
uji statistik dengan Spearman rank menunjukkan adanya hubungan signifikan antara peran
perawat sebagai edukator dengan perawatan diri pasien DM tipe 2 (p value = 0,000; r =
+0,851). Nilai korelasi bersifat positif yang berarti semakin baik peran perawat sebagai
edukator maka semakin baik perawatan diri pasien DM tipe 2. Edukasi yang didapatkan
oleh pasien dapat mempengaruhi motivasi pasien sehingga berdampak pada perilaku
perawatan diri. Oleh karena itu menjadi penting bagi perawat untuk memberikan edukasi
pada pasien DM tipe 2 sehingga perawatan diri pasien menjadi optimal.
ABSTRACT
Keywords: Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease that requires continuous self-care. Edu-
nurse role as edu- cation by nurses can support self-care behavior of patients with type 2 DM. Good
cator knowledge affects self-care of type 2 diabetes patients so that metabolic control
self-care behavi- can be achieved. This study aimed to identify the correlation between the role of
our nurse as educator and self-care behaviour in patients with type 2 diabetes mellitus.
type 2 diabetes This research applied a descriptive analytic design with cross sectional approach.
melitus A total of 63 respondents were enrolled in this study by using consecutive sampling
technique. Data collection was conducted by administering questionnaires of nurse
role as educator and summary of diabetes self care activities (SDSCA). Data were
62 NurseLine Journal Vol. 2 No. 1 Mei 2017: 61-72
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
analyzed by using Spearman correlation test with significance level of 0.05. The
result showed that the mean value of nurse role and self-care behaviour was 59.84
and 3.79 respectively. The p value was 0.000 (p<0.05) with the correlation coeffi-
cient (r) of 0.851. It indicates that there was a significant correlation between nurse
role as educator and self-care behaviour in patients with type 2 DM. The correla-
tion was strong and positive which means the better the nurse's role as educator the
better the patient's self-care behaviour. The education gained by the patients can
affect the motivation to perform self-care behaviour. This study suggests the impor-
tance of nurse role in providing education in type 2 diabetes patients to optimize
self-care behaviour.
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin, Status Pernikahan, Pendidikan dan Pekerjaan
Tabel 8. Analisa Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator Dengan Perawatan Diri
Variabel r p value
Peran perawat sebagai edukator
0,851 0,001
Perawatan diri pasien DM tipe 2
pendidikan kesehatan tentang DM. Peran perawat tubuh yang berisiko obesitas. Orang yang mengalami
sebagai edukator sangat dibutuhkan oleh pasien DM obesitas mempunyai masukan kalori yang lebih besar,
tipe 2 karena DM tipe 2 merupakan sakit kronis yang sehingga sel beta pankreas akan mengalami kelelahan
memerlukan perilaku penanganan mandiri yang dan tidak mampu untuk memproduksi insulin yang
khusus semur hidup. Bagi sebagian pasien, satu- adekuat dalam mengimbangi pemasukan kalori dalam
satunya jalan untuk memperoleh pendidikan tentang tubuh, sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat
DM tipe 2 yaitu dengan mempelajari keterampilan dan menyebabkan DM (Kaban, 2007).
dalam melakukan penatalaksanaan DM tipe 2 yang Perempuan cenderung menggunakan
mandiri dan menghindari komplikasi DM tipe 2 hanya perasaan dan emosi dalam menghadapi masalah.
didapatkan saat melakukan pemeriksaan di rumah Perempuan cenderung menggunakan emotion-fo-
sakit (Smeltzer & Bare, 2002). cused coping dan jarang menggunakan logika dan
Dalam penelitian Kusniawati (2011) rasional. Dalam permasalahan DM kronis
menjelaskan bahwa pasien DM yang menderita DM membutuhkan pemikiran yang rasional sehingga
lebih dari 11 tahun menunjukkan tingkat perawatan edukasi yang diberikan perawat akan dapat mudah
diri lebih baik dibandingkan dengan pasien yang dipahami dan diaplikasikan (Lestarianita &
menderita DM selama kurang dari 10 tahun. Hal Fakhrurrozi, 2007). Menurut Ortiz et al. (2010) laki -
tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien yang laki cenderung melakukan aktivitas fisik dan olahraga
menderita lebih lama mampu mempelajari perilaku secara teratur dibanding perempuan. Hal ini
perawatan diri dan menyesuaikan diri dengan disebabkan karena laki-laki memiliki fisik dan
kedaannya, sehingga perawatan diri pasien DM dapat kekuatan otot yang lebih besar dibanding perempuan.
terlaksana dengan baik. Pernyataan tersebut didukung Sebagian besar responden penelitian berstatus
oleh hasil penelitian Emilia (2014) bahwa semakin menikah yaitu sebanyak 56 orang (88,9%). Adanya
lama menderita DM maka perawatan diri diabetes dukungan sosial dari orang-orang yang berada di
semakin meningkat. sekitar akan berpengaruh terhadap perilaku
Hasil penelitian menunjukan jumlah kesehatan pasien (Notoatmodjo, 2007). Penelitian
responden perempuan lebih banyak dibandingkan Kusniawati (2011) menunjukkan adanya hubungan
responden laki-laki. Perempuan lebih berisiko untuk yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
terkena diabetes karena secara fisik wanita memiliki perawatan diri pasien DM. Responden yang
peluang untuk mengalami peningkatan indeks masa mendapat dukungan baik dari keluarga berpeluang 5
Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator Dengan 67
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
kali melakukan perawatan diri daripada responden kronis yang memerlukan perilaku penanganan mandiri
yang mendapatkan dukungan keluarga yang kurang yang khusus seumur hidup. Diet, aktivitas fisik serta
baik. emosional dapat mempengaruhi pengendalian diabe-
Hasil penelitian ini menunjukkan pendidikan tes, maka pasien harus belajar untuk mengatur
responden paling banyak adalah perguruan tinggi yaitu keseimbangan berbagai faktor. Pasien bukan hanya
sebanyak 22 orang (34,9%). Tingkat pendidikan harus belajar keterampilan untuk merawat diri sendiri
memiliki pengaruh terhadap kejadian penyakit DM setiap hari guna menghindari penurunan atau kenaikan
tipe 2. Orang yang memiliki pendidikan tinggi akan kadar glukosa darah yang mendadak, tetapi juga harus
memiliki banyak pengetahuan tentang manejemen memiliki prilaku yang preventif dalam gaya hidup
kesehatan, pendidikan juga berpengaruh terhadap untuk menghindari komplikasi diabetik jangka panjang
aktivitas fisik seseorang terkait dengan pekerjaan yang (Smeltzer & Bare, 2002).
dilakukan (Irawan, 2010). Hasil penelitian menunjukan nilai rata - rata
Tingkat pendidikan yang rendah dihubungkan peran perawat sebagai edukator adalah 59,84. Lebih
dengan kemampuan perawatan diri yang buruk banyak responden yaitu 37 orang (58,7%) yang
(Emilia, 2014). Pasien DM tipe 2 dengan tingkat menilai peran perawat dalam kategori kurang baik
pendidikan yang rendah sangat membutuhkan dibandingkan yang menilai peran perawat dalam
informasi melalui pendidikan kesehatan oleh tenaga kategori baik yaitu sebanyak 26 orang (41,3%). Hasil
kesehatan setempat untuk meningkatkan pengetahuan yang mirip juga didapatkan pada penelitian Fajrimi
dan kesadaran melakukan perawatan diri (Ariani, (2013) tentang peran perawat dalam pemberian
2011). Pada penelitian Rohmadianti (2014) ditemukan edukasi pada pasien DM Tipe 2 menunjukkan bahwa
bahwa responden dengan pendidikan SD memiliki mayoritas responden (92,1%) menyatakan peran
tingkat perawatan diri yang lebih rendah dibandingkan perawat masih buruk dan hanya sebagian kecil
dengan pendidikan SMA. responden (7,9%) yang menyatakan peran perawat
Hasil dari penelitian didapatkan bahwa baik. Peran perawat sebagi edukator yang kurang
pekerjaan responden paling banyak adalah PNS yaitu baik dapat dikaitkan dengan adanya hambatan dari
sejumlah 46 responden (41,3%). Jenis pekerjaan juga perawat dan pasien. Hambatan dari perawat antara
erat kaitannya dengan kejadian DM. Pekerjaan lain perawat tidak siap memberikan pendidikan
seseorang mempengaruhi tingkat aktivitas fisiknya. kesehatan. Ketidaksiapan ini dapat diakibatkan oleh
Kejadian DM lebih banyak terjadi pada orang dengan masih kurang memadainya pendidikan perawat,
pekerjaan ringan dibandingkan pekerjaan berat. karakter pribadi parawat dan keterbatasan waktu.
Penelitian yang dilakukan oleh Nyenwe dkk (2003) Pendidikan yang kurang memadai, karakter pribadi
sebanyak 44,2% orang yang pekerjaannya berat perawat yang pemalas dan tidak kreatif membuat
(petani, pekerja pabrik, atlet profesional) menderita perawat kurang mampu memberikan pendidikan
DM dan 55,8% orang yang pekerjannya ringan (tidak kesehatan sesuai kebutuhan pasien. Selain itu kurang
bekerja dan pegawai kantoran) menderita DM. distandarisasikan dan kurang jelasnya materi
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola pikir pendidikan, delegasi, pendokumentasian dan
dalam sehari-hari. Pemberian edukasi pada seseorang koordinasi yang kurang juga mempengaruhi
yang memiliki pekerjaan dan memiliki korelasi baik pendidikan kesehatan yang diberikan oleh seorang
dengan lingkungannya mempengaruhi pemahaman perawat. Hal ini menyebabkan seringkali terjadi
dan pencapaian dari tujuan pendidikan kesehatan duplikasi dokumentasi pendidikan kesehatan atau
tersebut. Seseorang dengan wawasan dan malah tidak dilakukan sama sekali, kurangnya
pengalaman dapat dengan mudah menerima informasi komunikasi antara perawat dan tenaga kesehatan
(Bastable, 2002) yang lain serta materi diambil dari berbagai sumber
yang belum valid (Bastable, 2002).
Peran Perawat sebagai Edukator Nilai rata-rata indikator tertinggi pada peran
Pengetahuan tentang DM menjadi syarat perawat sebagai edukator terdapat pada indikator
atau upaya yang dapat membantu pasien dalam perjalanan penyakit DM yaitu 2,49. Hal tersebut
mengelola penyakit DM selama hidupnya sehingga menandakan bahwa perawat dalam melakukan
semakin baik pengetahuan tentang penyakitnya maka edukasi seringkali menjelaskan tentang proses
akan semakin mengerti bagaimana harus berperilaku perjalanan DM seperti penyebab dan gejala khas DM.
dalam penanganan penyakitnya (Waspadji, 2007). Rata-rata indikator terendah pada peran perawat
Peran perawat sebagai edukator sangat dibutuhkan sebagai edukator terdapat pada indikator perawatan
oleh pasien DM karena DM merupakan penyakit diri pasien DM tipe 2 yaitu 1,98. Hal ini menunjukkan
68 NurseLine Journal Vol. 2 No. 1 Mei 2017: 61-72
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
bahwa perawat jarang sekali dalam menjelaskan 3,79 hari/minggu, nilai ini belum mencapai nilai
kegiatan perawatan diri untuk pasien DM tipe 2. Peran maksimum 7 hari/minggu. Hal serupa juga ditemukan
perawat menurut Hidayat (2007) merupakan tingkah pada penelitian Kusniawati (2011) menyatakan rata-
laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap rata responden melakukan aktivitas perawatan diri
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, diabetes 4,9 hari dalam seminggu. Hambatan dalam
dimana dapat dipengaruhi oleh keadaaan sosial baik pelaksanaan aktivitas perawatan diri bisa dikarenakan
dari profesi perawat maupun dari luar profesi kurangnya pemahaman tentang pentingnya perubahan
keperawatan yang konstan. Keperawatan telah aktivitas perawatan diri pada pasien DM. Emilia
memberikan penekanan lebih pada peran perawat (2014) mengemukakan bahwa tingkat pemahaman
sebagai pendidik. Pengajaran sebagai fungsi dari seseorang dapat mempengaruhi aktifitas perawatan
keperawatan, telah dimasukkan dalam UU diri pasien DM. Oleh karena itu menjadi penting untuk
Keperawatan no 38 tahun 2014 dan American Nurses memberkan informasi tentang perawatan diri pada
Association Standars of Nursing Practice. Dengan pasien DM tipe 2.
demikian, pendidikan kesehatan dianggap sebagai Rata-rata perawatan diri paling rendah
fungsi mandiri dari praktik keperawatan dan terletak pada indikator aktivitas fisik yaitu 2,14. Hal
merupakan tanggung jawab utama dari profesi ini menunjukkan bahwa responden kurang dalam
keperawatan. melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Sebagian
Perencanan pemberian edukasi yang baik dan responden mengatakan tidak memiliki waktu untuk
komprehensif serta sesuai dengan kebutuhan berolahraga karena sibuk bekerja di kantor. Waktu
pembelajaran pasien akan mengurangi biaya luang atau libur digunakan untuk istirahat. Latihan
pelayanan kesehatan, dan meningkatkan kualitas jasmani adalah bagian yang sangat penting dari
pelayanan. Pemenuhan kebutuhan informasi klien rencana manajemen perawatan diri pasien DM.
dalam hal ini pendidikan kesehatan merupakan salah Latihan jasmani yang teratur telah menunjukkan
satu indikator kualitas pelayanan kesehatan di rumah peningkatan terhadap kontrol kadar glukosa darah,
sakit. Semakin tinggi tingkat keberhasilan pemberian mengurangi faktor resiko terjadinya penyakit
pendidikan kesehatan yang diberikan atau semakin kardiovaskular, berkontribusi dalam proses penurunan
tinggi tingkat kepuasan pasien terhadap pendidikan berat badan, dan meningkatkan kesejahteraan
kesehatan yang diberikan oleh perawat, maka semakin (American Diabetes Associa [ADA], 2008). Masalah
tinggi kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit utama pada DM Tipe 2 adalah kurangnya reseptor
tersebut (Bastable, 2002). Penelitian oleh terhadap insulin sehingga terjadi resisten insulin.
Juwitaningtyas (2014) menunjukkan bahwa terdapat Karena adanya gangguan tersebut insulin tidak dapat
pengaruh pendidikan kesehatan oleh perawat membantu transfer glukosa ke dalam sel. Kontraksi
terhadap peningkatan pasien DM dalam melakukan otot memiliki sifat seperti insulin (insuline like ef-
perawatan kaki untuk mencegah komplikasi kaki fect) (Ilyas, 2004). Oleh karena itu latihan jasmani
diabetik. Hal tersebut menujukkan bahwa pentingnya diperlukan agar otot berkontraksi sehingga terjadi
pendidikan kesehatan untuk pasien DM dalam peningkatan kebutuhan glukosa, tapi kadar insulin tidak
meningkatkan kualitas kesehatannya dan mencegah meningkat (Soebardi & Yunir, 2009). PERKENI
komplikasi diabetik. (2011) menyatakan bahwa kegiatan atau aktivitas
sehari-hari harus tetap dilakukan oleh seorang pasien
Perawatan Diri Pasien DM Tipe 2 DM Tipe 2. Adapun aktivitas sehari-hari yang harus
Manajemen perawatan diri merupakan modal tetap dilakukan yaitu: mengurangi atau menghindari
perawatan yang paling tepat untuk seseorang yang aktivitas seperti menonton televisi, bermain game
menderita penyakit kronik (Souza & Zauszniewski, komputer, bermain internet; mempersering aktivitas
2005). Perawatan diri pada pasien DM merupakan dengan mengikuti olahraga rekreasi dan beraktivitas
sesuatu yang sangat penting sebab berperan sebagai tinggi pada saat liburan, misalnya, bersepeda, golf,
pengontrol penyakit. Tujuan utama perawatan diri DM olah otot, jalan cepat dan olahraga; melakukan
adalah mengontrol status metabolik yang baik, aktivitas harian yaitu kebiasaan hidup sehat, misalnya
meminimalkan komplikasi akibat DM dan untuk berjalan kaki ke pasar (tidak menaiki mobil), menaiki
mencapai kualitas hidup yang baik (Sigurdardottir, tangga (tidak menggunakan lift), jalan dari tempat
2004). Pada penelitian ini perawatan yang dikaji parkir.
mencakup diet, olah raga, pemantauan gula darah, Rata-rata perawatan diri paling tinggi ada
manajemen obat, dan perawatan kaki. Rata-rata pada indikator penggunaan obat yaitu 6,22. Hal ini
perawatan diri responden dalam penelitian ini adalah serupa dengan penelitian Emilia (2014) yang
Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator Dengan 69
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
mengemukakan bahwa rata-rata perawatan diri dalam harus belajar keterampilan untuk merawat diri sendiri
konsumsi obat adalah 6,6 hari. Hal ini dikarenakan setiap hari guna menghindari penurunan atau kenaikan
pasien DM memiliki kesdaran dan juga pemahaman kadar glukosa darah yang mendadak, tetapi juga harus
tentang pentingnya untuk mengkonsumsi obat agar memiliki prilaku yang preventif dalam gaya hidup
kadar gula darah pasien dalam batas normal untuk menghindari komplikasi diabetik jangka panjang
(Kusniawati, 2011). Kepatuhan obat merupkan hal (Smeltzer & Bare, 2002).
yang sangat penting terkait dengan perawatan diri Perilaku perawatan diri dipengaruhi oleh
pasien DM tipe 2. Pasien harus memiliki pengetahuan motivasi. Motivasi merupakan prediktor tehadap
tentang obat yang diterima seperti cara kerja, efek kepatuhan dalam regimen terapi kontrol glikemik.
samping, efektivitas, dosis yang diresepkan, waktu Motivasi manusia didasarkan pada kognitif dan melalui
yang tepat, frekuensi mengkonsumsi obat, instruksi pemikiran yang didasari pada tingkat pengetahuan
cara penyimpanan, efek keracunan, penggunaan yang dimiliki oleh individu. Edukasi yang diberikan
dalam perjalanan, dan keamanan (Austin, 2005). oleh perawat kepada pasien dapat mempengaruhi
Indikator penggunaan obat perlu ditingkatkan sampai motivasi pasien dan dapat mempengaruhi perilaku
dengan batas maksimal yang sesuai dengan resep kesehatan (Kusniawati, 2011). Shigaki et al. (2010)
dokter. Kepatuhan obat merupakan salah satu faktor menjelaskan bahwa motivasi merupakan variabel
yang mempengaruhi keberhasilan dalam terapi. penting yang signifikan berpengaruh terhadap
Penelitian Hapsari (2014) menujukkan bahwa korelasi perawatan diri diabetes, terutama dalam hal untuk
antara kepatuhan obat dan keberhasilan terapi rendah. diet dan monitoring KGD. Responden yang memiliki
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan motivasi tinggi akan menunjukkan frekuensi yang
seseorang untuk berhasil dalam keberhasilan terapi tinggi dalam mempertahankan diet dan monitoring
ditunjang oleh diit, monitoring KGD, olah raga, dan KGD.
perawatan kaki. Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa
Menurut Rantung (2013) kegiatan perawatan proses perubahan perilaku sama dengan proses
diri sangat penting dipahami dan dilaksanakan oleh belajar. Proses perubahan perilaku menggambarkan
pasien DM, karena merupakan cara yang efektif proses belajar pada individu yang terdiri dari stimulus
untuk memantau kadar glukosa darah. Pasien DM (rangsang), proses dan efek tindakan (perilaku).
diharapkan mampu melakukan aktivitas perawatan Stimulus yang diberilkan dapat diterima atau tidak.
diri secara konsisten setiap hari sehingga tercapai Stimulus yang tidak diterima atau ditolak akan berhenti
kadar glukosa dalam batas normal dan meminimalisasi dan stimulus yang diterima berarti ada perhatian dari
terjadinya komplikasi. Perilaku perawatan diri dapat individu terhadap stimulus. Stimulus yang diterima
terlaksana dengan baik apabila klien memiliki akan diolah dan diresapi sehingga timbul reaksi
kemauan dan pengertian terkait edukasi kesediaan untuk bertindak atau bersikap. Stimulus
penatalaksanaan DM. Aktivitas perawatan diri yang pada akhirnya akan mempunyai efek tindakan atau
baik akan mencapai kadar glukosa yang akurat dan perubahan perilaku dengan bantuan dukungan baik
risiko komplikasi berkurang sehingga akan fasilitas maupun lingkungan. Strategi untuk
mempengaruhi kualitas hidup penyandang DM. memperoleh perubahan perilaku terutama dalam
perilaku kesehatan dapat menggunakan kekuatan atau
Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator dorongan, pemberian informasi dan diskusi serta
Dengan Perawatan Diri Pasien DM Tipe 2 partisipasi. Perubahan perilaku dengan pemberian
Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan informasi adalah perilaku yang dihasilkan karena
antara peran perawat sebagai edukator dengan adanya pemberian informasi yang akan meningkatkan
perawatan diri pasien DM tipe 2 di Poli Penyakit cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan
Dalam RS Bina Sehat Jember. Peran perawat sebagai kesehatan, dan cara menghindari penyakit. Diskusi
edukator dengan perawatan diri pasien DM tipe 2 dan partisipasi adalah strategi untuk mengubah
memiliki hubungan signifikan dengan tingkat keeratan perilaku dengan meningkatkan pemberian informasi.
yang kuat. Peran perawat sebagai edukator sangat Sasaran terlibat aktif atau berpastisipasi dalam
dibutuhkan oleh pasien DM karena DM merupakan kegiatan sehingga pengetahuan akan diperolah lebih
sakit kronis yang memerlukan perilaku penanganan dalam dan perilaku yang diperoleh akan lebih bersifat
mandiri yang khusus seumur hidup. Diet, aktivitas fisik kuat. Setiap individu bisa memiliki respon yang
serta emosional dapat mempengaruhi pengendalian berbeda pada stimulus yang sama.
diabetes, maka pasien harus belajar untuk mengatur Tenaga kesehatan memiliki kontribusi yang
keseimbangan berbagai faktor. Pasien bukan hanya penting dalam meningkatkan kemandirian pasien
70 NurseLine Journal Vol. 2 No. 1 Mei 2017: 61-72
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
dengan cara memberikan pendidikan atau edukasi. besar dan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
Dengan adanya edukasi, dapat membantu pasien belum optimalnya peran perawat sebagai edukator
dalam menetapkan tujuan ke arah yang jelas dan pada pasien DM tipe 2.
realistik untuk merubah perilaku, mempertahankan
perilaku tersebut, dukungan dan dorongan emosional KEPUSTAKAAN
yang berkelanjutan. Peningkatan komunikasi dengan
petugas kesehatan akan menningkatkan kepuasan, Austin, M. M. 2005. Importance of Self-Care
kepatuhan terhadap perencanaan pengobatan yang Behaviours in Diabetes Management.
harus dijalankan dan meningkatkan status kesehatan. US. Endocrinology, 1 . [Online]. http://
Aspek komunikasi yang dibutuhkan yaitu penjelasan doi.org/10.17925/USE.2005.00.01.16
yang berhubungan dengan perawatan diri diabetes American Diabetes Association. 2008. Standards of
yang meliputi diet, aktivitas, monitoring gula darah, Medical Care in Diabetes 2012. [serial
obat-obatan dan perawatan kaki (Kusniawati, 2011). Online]. http://care.diabetesjournal.org
Penelitian Kusniawati (2011) mengemukakan ada Anisha, D. 2015. Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus
hubungan dengan signifikasi yang kuat antara Tipe 2 dalam Penatalaksanaan Diabe-
komunikasi dengan petugas kesehatan dan perilaku tes Melitus di Poli Klinik Endokrin
perawatan diri. Komunikasi dengan tenaga kesehatan RSUD Dr. Pirngadi Medan. [Serial
dalam hal pemberian informasi atau pendidikan Online]. http://repository.usu.ac.id/
kesehatan tentang perilaku perawatan diri sangat handle/123456789/44107
dibutuhkan dalam interaksi antara pasien DM tipe 2 Ariani, Y. 2011. Hubungan antara Motivasi dengan
dengan tenaga kesehatan. Informasi yang Efikiasi Diri Pasien DM tipe 2 dalam
disampaikan harus jelas agar pasien mempunyai Konteks Asuhan Keperawatan di RSUP
pengalaman yang luas berkaitan dengan penyakit H. Adam Malik Medan. [Serial Online].
yang dialaminya. http.//lontar.ui.ac.id/file?file=digital/
Pada penelitian ini didapatkan kesimpulan 20282755-t%20yesi%20ariani.pdf
bahwa ada hubungan antara peran perawat sebagai Bai, Y. L., Chiou, C. P., & Chang, Y. Y. 2009. Self-
edukator dengan perawatan diri pasien DM tipe 2. care behavior and related factors in older
Edukasi yang didapatkan oleh pasien dapat people with type 2 diabetes. Journal of
mempengaruhi motivasi pasien sehingga berdampak Clinical Nursing, 18 (23), 3308-3315.
pada perilaku perawatan diri. Jika edukasi yang [Serial Online]. DOI: 10.1111/j.1365-
didapatkan oleh pasien sampai dengan baik benar 2702.2009.02992.x
maka pasien akan termotivasi untuk melakukan Bastable, S. B. 2002. Perawat sebagai pendidik:
perawatan diri untuk mencegah komplikasi diabetik. Prinsip-prinsip pengajaran dan
Oleh karena itu menjadi penting bagi perawat untuk pembelajaran. Jakarta: EGC.
memberikan intervensi yang tepat dalam hal ini adalah Emilia, E. A. 2014. Hubungan Dukungan Sosial dan
pemberian edukasi pada pasien DM tipe 2 sehingga Perilaku Perawatan Diri Penyandang
perawatan diri pasien menjadi optimal. Diabetes Melitus Tipe 2 [Serial Online].
http://lib.ui.ac.id
SIMPULAN Fajrimi, W. 2013. Peran Perawat dalam Pemberian
Edukasi pada Pasien DM Tipe 2 di
Ada hubungan yang signifikan antara peran RSUP H. ADAM MALIK Medan. [Se-
perawat sebagai edukator dengan perawatan diri rial Online]. http://repository.usu.ac.id/
pasien DM tipe 2 di poli penyakit dalam RS Bina Sehat handle/123456789/39064
Jember. Nilai korelasi bersifat positif yang berarti Gillani,S. W. 2012. Clinical Critics In The manage-
semakin baik peran perawat sebagai edukator maka ment Of Diabetes Melitus. [Serial
semakin baik perawatan diri pasien DM tipe 2. Online] http://www.scrip.org/journal/
PaperDownload.aspx?paperID=2207
SARAN Harista, R. A. 2015. Depresi pada Penderita Diabe-
tes Melitus Tipe 2. [Serial Online]. http:/
Perawat perlu meningkatkan perannya dalam /jukeunila.com/wp-content/uploads/
pemberian edukasi pada pasien DM tipe 2 dengan 2016/02/13.pdf
tepat untuk mengoptimalkan perawatan diri pasien. Hapsari, P. N. 2014. Hubungan Antara Kepatuhan
Untuk penelitian selanjutnya agar jumlah sampel lebih Penggunaan Obat dan Keberhasilan
Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator Dengan 71
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
Terapi Pada Pasien Diabetes Mellitus [Serial Online]. http://www.ph.ucla.edu/
Instalasi Rawat Jalan di RS X Surakarta e p i / r a p i d s u r v e y s /
[Serial Online]. Diakses dari diabresclinpract62(3)177_185_2003.pdf.
eprin ts.ums.ac .id/3114 8/10/ Ortiz, I., Cabriales. E., Gonzales, J. & Meza, M. 2010.
NASKAH_PUBLIKASI.pdf Self-Care Behaviours and Health Indi-
Hidayat, A. A. 2007. Pengantar konsep dasar cators in Adults with Type 2 Diabetes.
keperawatan. Jakarta: Salemba Rev. Latino-Am. Enfermagem. [Serial
Medika. Online] http://www.scielo.br/
International Diabetes Federation. 2015. Diabetes scielo.php?script=sci_arttext&pid
Atlas [serial online] http://www.idf.org/ =S010411692010000400003
idf-diabetes-atlas-seventh-edition. PERKENI. 2006. Konsensus pengelolaan dan
Irawan, D. 2010. Prevalensi dan Faktor Risiko pencegahan DM tipe 2 di indonesia,
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Jakarta : perkumpulan endrokrinologi
Daerah Urban Indonesia) Analisa Data indonesia (PERKENI).
Sekunder Riskesdas 2007). [Serial Rohmadianti, I. 2014. Tingkat Self-Care Pasien
Online]. http://lib.ui.ac.id/ Rawat Jalan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Ilyas, E. I. 2004. Latihan Jasmani Bagi Penyandang Puskesmas Medokan Ayu Surabaya.
Diabetes Melitus: Penatalaksanaan Dia- [Serial Online]. http://
betes Melitus Terpadu (cet.ke-4). repository.ubaya.ac.id/20245/
Jakarta : Balai Pustaka FKU Riset Kesehatan Dasar. 2013. Hasil Riskesdas 2013.
Juwitaningtyas, Firma Ayu. 2014. Pengaruh [serial online]. http://www.depkes.go.id/
Pendidikan Kesehatan Terhadap resources/download/general/
Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Hasil%20Riskesdas%20 2013.pdf.
Penderita Diabetes Melitus Dalam Rondhianto. 2011. Pengaruh Diabetes Self Manage-
Pencegahan Luka Kaki Diabetik di ment Education dalam Discharge Plan-
Desa Mranggen Polokarto Sukoharjo ning terhadap Self Eficiacy dan Self
[Serial Online]. http://eprints.ums.ac.id/ Care Behaviour Pasien Diabetes
30728/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf Melitus Tipe 2. Tesis. Surabaya: Pro-
Kemenkes RI. 2014. Pusat Data dan Informasi gram Studi Magister Keperawatan
(Situasi dan Analisis Diabetes). [Serial Fakultas Keperawatan Universitas
Online]. htttp://www.depkes.go.id Airlangga
Kusniawati. 2011. Analisis Faktor Yang Berkontribusi Riyadi & Sukarmin. 2008 Asuhan Keperawatan pada
Terhadap Selfcare Diabetes Pada Klien Pasien dengan Gangguan Eksokrin &
Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Endokrin pada Pankreas. [Serial Online].
Umum Tengerang [Serial Online]. http:/ http://onesearch.kink.kemkes.go.id/
/lib. ui.ac.id Record/IOS2719oai:219.83.51.15
Kaban, S. 2007. Diabetes Tipe 2 di Kota Sibolga 6:slims-160
Tahun 2005. Majalah Kedokteran Rantung, J. 2013. Hubungan Self Care Dengan
Nusantara Volume 40 No 2 Juni 2007. Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus
[Serial Online] http:// di Persatuan Diabetes Indonesia
r e p o s i t o r y. u s u . a s . i d / b i t s t r e a m/ (Persadia) Cabang Cimahi [Serial
123456789/18789/l/mkn-jun2007- Online]. http.//lib.ui.ac.id/
40%20%2812%29.pdf login.jsp?requester=file?=digital/
Lestarianita, P. & Fakhrurozi, M. 2007. Pengatasan 20337158-T33035-Jeany Rantung.pdf.
Stres Pada Perawat Pria dan Wanita Soebardi, S., & Yunir, E. 2009. Terapi Farmakologis
[Serial Online]. http:// Pada Diabetes Melitus: Buku Ajar Ilmu
ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ Penyakit Dalam. Jakarta Pusat : Inter-
psiko/article/view/283. nal Publishing
Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Smeltzer, S. C. & Bare, B.G. (Eds) 2002. Buku Ajar
Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
Nyenwe, E. A., dkk. 2003. Type 2 Diabetes in Adults & Suddarth. Ed. 8, Vol. 2. Jakarta : EGC
Nigerians: A study of Its Prevalence and Souza, V. D., & Zauszniewski, J. A. 2005. Toward
Risk Factors in Port Harcourt, Nigeria. theory of diabetes self-care manage-
72 NurseLine Journal Vol. 2 No. 1 Mei 2017: 61-72
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
ment. The Journal of Theory
Contruction & Testing. [Serial Online]
http://web.ebscohost.com/ehost/
pdfviewer/pdfviewer?sid=d418ce8c-
d 5 8 7 - 4 d 5 6 - 9 1 e 7 -
c6aedab02ef2%40sessionm
gr115&vid=1&hid=123
Sigurdardottir, AK. 2005. Self-Care in Diabetes: Model
Of Factors Affecting Self-Care. Jour-
nal of Clinical Nursing. http://
web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/
pdfviewer?sid=e7646ee4-f529-4320-
a42271645ff426cb%40sessi
onmgr113&vid=1&hid=112
Shigaki, et al. 2010. Motivation and Diabetes Self
Management. Chronic Illness, 6 (3). doi:
10.1177/1742395310375630
Toobert, D. J., Hampson, S. E., & Glasgow, R. E.
2000. The Summary of diabetes self
care activities measure: results from 7
studies and a revised scale [serial
online]. Diabetes Care, 23 (7) http://
care.diabetesjournals.org./content/23/7/
943.full.pdf
Waspadji. 2007. Manajemen Hidup Sehat Diabetes
Melitus. Jakarta : Balai penerbit FKUI.