Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN RELAKSASI BENSON

TERHADAP PENGURANGAN
SKALA NYERI PADA PASIEN
DENGAN TRAUMA CAPITIS
SEDANG DI IGD RSUD H. ANDI
SULTHAN DAENG
RADJA BULUKUMBA
OLEH :
MARWAH
NIM. D2109036
Latar belakang
 Trauma kapitis atau cedera kepala merupakan cedera yang terjadi
di kepala, baik secara langsung maupun tidak langsung yang
menyebabkan luka pada kulit kepala, kerusakan jaringan otak,
robekan selaput otak, fraktur tulang tengkorak, dan gejala
neurologis lainnya.
 Upaya untuk mengurangi rasa nyeri melalui cara nonfarmakologis
dengan terapi relaksasi ini terus dikembangkan yang salah satunya
adalah dengan teknik relaksasi Benson.
 Teknik relaksasi ini merupakan pengobatan untuk menghilangkan
nyeri dengan upaya memusatkan perhatian pada suatu fokus
dengan menyebut berulang-ulang kalimat ritual dan
menghilangkan berbagai pikiran yang mengganggu.
TUJUAN PENELITIAN
 Tujuan umum
 Untuk mendeskripsikan penerapan relaksasi benson terhadap
pengurangan skala nyeri pada pasien dengan trauma capitis sedang Di
IGD RSUD H. Andi Sulthan daeng Radja Bulukumba.
 Tujuan khusus
 Untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami
trauma capitis sedang dengan intervensi relaksasi benson Di IGD
RSUD H. Andi Sulthan daeng Radja Bulukumba
 Untuk Mengidentifikasi penerapan relaksasi benson terhadap
pengurangan skala nyeri pada pasien dengan trauma capitis sedang Di
IGD RSUD H. Andi Sulthan daeng Radja Bulukumba
BAB II
DEFINISI

 Cedera kepala merupakan suatu proses terjadinya cedera


langsung maupun deselerasi terhadap kepala yang dapat
menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak.
 Relaksasi Benson merupakan teknik relaksasi yang digabungkan
dengan keyakinan yang dianut oleh pasien. Formula kata-kata
atau kalimat tertentu yang dibaca berulang ulang dengan
melibatkan unsur keimanan dan keyakinan akan menimbulkan
respon relaksasi yang lebih kuat dibandingkan dengan hanya
relaksasi tanpa melibatkan unsur keyakinan. Keyakinan pasien
tersebut memiliki makna menenangkan.
SPO Teknik Relaksasi Benson
Tahap persiapan
 Memberikan salam teraupetik
 Menyediakan lingkungan yang tenang
 Memvalidasi kondisi pasien
 Menjaga privasi pasien
 Memilih Do’a untuk memfokuskan perhatian saat relaksasi
Tahap kerja
 Posisikan pasien pada posisi duduk yang paling nyaman
 Instruksikan pasien memejamkan mata
 Instruksikan pasien agar tenang dan mengendorkan otot-otot tubuh dari
 ujung kaki sampai dengan otot wajah dan rasakan rileks
 Instruksikan kepada pasien agar menarik nafas dalam lewat hidung, tahan 3 detik
lalu hembuskan lewat mulut disertai dengan mengucapkan do’a atau kata yang
sudah dipilih
 Instruksikan pasien untuk membuang pikiran negatif, dan tetap fokus pada nafas
dalam dan do’a atau kata-kata yang diucapkan
 Lakukan selama kurang lebih 10 menit
 Instruksikan pasien untuk mengakhiri relaksasi dengan tetap menutup mata
selama 2 menit, lalu membukanya dengan perlahan
Tahap Terminasi
 Evaluasi perasaan pasien
 Lakukan kontrak pertemuan selanjutnya
 Akhiri dengan salam
BAB III
METODOLOGI

PENELITIAN
Rancangan Penelitian
 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif artinya suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.
 Subyek pada penelitian ini adalah adalah pasien yang dirawat dengan diagnose
trauma capitis sedang dengan jumlah 1 pasien di IGD RSUD H. A. Sulthan Dg
Radja Bulukumba.
 Tempat dan Waktu Penelitian
 Tempat penelitian
 Penelitian ini dilakukan di IGD RSUD H. A. Sulthan Dg. Radja Bulukumba.
 Waktu penelitian
 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 08 s/d 10 Maret tahun 2022.
BAB V HASIL DAN
DISKUSI
Data Demografi Pasien
Pengkajian dilakukan pada tanggal 08 Maret 2021 pukul
10:30 WITA Ny.A dengan jenis kelamin perempuan usia
sekarang 42 Tahun. agama Islam dengan nomor RM 024347,
beralamat Bontomacinna, sumber informasi didapatkan dari
klien dan keluarga Ny.”A”. Ny.A di diagnosa medis
mengalami trauma capitis sedang, dan masuk rumah sakit
dengan post kecelakaan lalu lintas, klien mengatakan nyeri
pada kepala akibat trauma tumpul akibat benturan dari
kecelakaan lalu lintas dengan tingkat nyeri sedang (skala 5)
dan sifatnya tertusuk-tusuk.
Proses Keperawatan
 Pasien datang ke IGD 08 Maret 2021 pukul 10:30 WITA dengan
post kecelakaan lalu lintas, dengan riwayat tidak sadar. Hasil
pengkajian primer, airway: tidak terdapat sumbatan jalan nafas,
breathing: pola nafas normal dengan frekuensi 22 x/i, tidak
terdapat retraksi dinding dada dan tidak ada suara nafas tambahan,
bunyi nafas vesikuler, circulation : nadi teraba kuat, CRT ≤ 3
detik, frekuensi nadi 90 x/menit, suhu 36,2 ̊C. Disability: GCS 15
(E4 V5 M6). Hasil pengkajian sekunder nyeri kepala akibat
kecelakaan lalu lintas, klien nampak meringis, riwayat muntah
darah berwarna hitam 1x, riwayat pingsan, luka robek pada dahi
dengan panjang 3 cm, lebar 0,5 cm, luka lecet pada siku kanan
punggung tangan kanan, dan lutut kanan.
Next..
 Berdasarkan hasil pengkajian, peneliti menetapkan 3 diagnosis yaitu nyeri
akut berhubungan dengan agen cidera fisik, gangguan integritas
kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanis, dan risiko perfusi
serebral tidak efektif berhubungan dengan cedera kepala.
 Namun dalam penelitian ini, peneliti menetapkan diagnosis keperawatan
prioritas yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.
 nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusaakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan. Tingginya angka kejadian cidera otak sedang bisa
menimbulkan manifestasi klinis berupa nyeri akut yang disebabkan oleh
tekanan intra kranial akibat hematoma atau fraktur tulang tengkorak.
Next..
 Pada diagnosis Nyeri akut diharapkan setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam mengontrol nyeri dengan kriteria hasil :
nyeri menurun, meringis menurun, gelisah menurun. Selanjutnya
disusun rencana keperawatan manajemen nyeri dengan intervensi
keperawatan diantaranya: Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus. Identifikasi Skala
nyeri. Identifikasi respon nyeri non verbal. Identifikasi faktor yang
memperberat dan meringankan nyeri. Ajarkan tekhnik non
farmakologis untuk mengurasngi rasa nyeri seperti teknik relaksasi
napas dalam dan distraksi. Jelaskan strategi meredakan nyeri. Berikan
informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa nyeri yang
dirasakan, dan antisipasi dari ketidak nyamanan akibat prosedur.
Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu.
 Berdasarkan standar prosedur operasional (SPO), maka peneliti
melaksanakan terapi relaksasi benson dengan 3 tahap yaitu dimulai
dari tahap persiapan, kemudian tahap kerja serta dilanjutkan pada
tahap terminasi. Implementasi keperawatan ini dilakukan selama 3 hari
yaitu sejak tanggal 08 s/d 10 maret 2020.
Next..
 Implementasi keperawatan yang dilakukan pada hari pertama tanggal
08 maret 2022 pada pukul 09-30 s/d pukul 10.30 WITA yaitu Mengajarkan
tekhnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri seperti teknik
relaksasi benson dengan hasil klien diajarkan tekhnik relaksasi benson
sesuai SOP yaitu tahap persiapan, memberikan salam teraupetik,
menyediakan lingkungan yang tenang, memvalidasi kondisi pasien,
menjaga privasi pasien, memilih do’a untuk memfokuskan perhatian
saat relaksasi, kemudian tahap kerja dengan posisikan pasien pada
posisi duduk yang paling nyaman, instruksikan pasien memejamkan
mata, instruksikan pasien agar tenang dan mengendorkan otot-otot
tubuh dari, ujung kaki sampai dengan otot wajah dan rasakan rileks,
instruksikan kepada pasien agar menarik nafas dalam lewat hidung,
tahan 3 detik lalu hembuskan lewat mulut disertai dengan
mengucapkan do’a atau kata yang sudah dipilih, instruksikan pasien
untuk membuang pikiran negatif, dan tetap fokus pada nafas dalam
dan do’a atau kata-kata yang diucapkan, lakukan selama kurang lebih
10 menit, instruksikan pasien untuk mengakhiri relaksasi dengan tetap
menutup mata selama 2 menit, lalu membukanya dengan perlahan
serta dilanjutkan pada tahap terminasi dengan evaluasi perasaan
pasien dan lakukan kontrak pertemuan selanjutnya.
Next..
 Implementasi keperawatan yang dilakukan pada hari
kedua tanggal 09 maret 2022 pada pukul 09-00 s/d pukul
10.00 WITA yaitu : melanjutkan implementasi kemarin.
Sedangkan implementasi pada hari ketiga tanggal 10
maret 2022 dihentikan karena masalah keperawatan
telah teratasi.
 Sesuai dengan implementasi keperawatan yang telah
dilaksanakan, maka dilakukan evaluasi terhadap
tindakan yang telah diberikan, evaluasi keperawatan
dilakukan pada tanggal 08 s/d 10 Maret 2021.
Berdasarkan evaluasi keperawatan yang telah
dilakukan pada hari ketiga tanggal 10 maret 2022 untuk
diagnosa nyeri akut yaitu, dengan Subyektif (S): Klien
mengatakan masih nyeri pada kepala namun tidak
berat,. Obyektif (O): DO: klien mengatakan nyeri kepala
tidak dirasakan, tidak ada nyeri, Klien nampak tenang.
Assesment (A): nyeri akut teratasi. Plan (P): hentikan
intervensi.
next
• Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Agustin dkk tahun 2019 tentang Penerapan Relaksasi
Benson Terhadap Pengurangan Skala Nyeri Pada Pasien
Dengan Kegawatan Acute Myocardial Infarct, Hasil
penelitian menunjukan Penerapan relaksasi Benson yang
dilakukan selama 3 hari dengan waktu 10 - 15 menit dapat
membantu menurunkan nyeri pada pasien Acute
Myocardial Infarct dari skala 6 menjadi skala 2.
• hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan
implementasi terapi non farmakologi (terapi relaksasi
benson) merupakan suatu metode terapi yang efektif dan
terbukti serta aman untuk diterapkan pada pasien yang
mengalami masalah keperawatan nyeri. Karena dengan
diberikannya relaksasi nafas dalam bermanfaat untuk
membantu dalam mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
oleh klien, dengan adanya efek relaksasi, serta
memberikan ketenangan, serta kenyamanan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai