Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

DISTRAKSI & RELAKSASI

Disusun Oleh :

ARUMINGTYAS PAWESTRI
NIM. P27220020235

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI NERS
2020
Lampiran 4

FORMAT LAPORAN
ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Nama Mahasiswa : Arumingtyas P Kode Kasus : Selulitis


Semester :1 Mata Kuliah : KMB
Kelas : Ners A Tanggal : 23/11/2020

Jenis Tindakan : Perawatan Luka

A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada kepala kiri belakang

B. Diagnosa Medis
Cedera Kepala Sedang

C. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b/d cedera kepala

D. Data Yang Mendukung Diagnosa Keperawatan


 DS:
Pasien mengatakan nyeri pada kepala
P : cedera kepala
Q : nyeri seperti tertekan
R : kepala kiri belakang
S : 6 (nyeri sedang)
T : terus menerus
 DO:
K/u lemah, GCS E3V4M6 kes. apatis, pasien tampak kesakitan. TTV: TD :
160/90 mmHg, N : 100x/mnt, RR : 20x/mnt, S : 37 oC. Tampak benjolan
pada kepala ± 3 cm, nyeri tekan (+)

E. Dasar Pemikiran Tindakan


Cedera kepala (trauma capitis) adalah cedera mekanik yang secara
langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang mengakibatkan Luka
di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak, dan
kerusakan jaringa otak itu sendiri, serta mengakibatkan gangguan
neurologis. Cedera kepala sedang yang dialami Tn. S ditandai dengan
adanya nyeri pada kepala kiri bagian belakang. Oleh sebab itu, diperlukan
suatu penatalaksanaan non farmakologis berupa distraksi dan relaksasi
untuk mengurangi nyeri. Teknik distraksi autogenik dalam merupakan suatu
bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan
kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan
napas secara perlahan.

F. Prinsip Tindakan Keperawatan


Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik distraksi dan relaksasi
terletak pada fisiologi sistem syaraf otonom yang merupakan bagian dari
sistem syaraf perifer yang mempertahankan homeostatis lingkungan
internal individu. Pada saat terjadi pelepasan mediator kimia seperti
bradikinin, prostaglandin dan substansi, akan merangsang syaraf simpatis
sehingga menyebabkan vasokostriksi yang akhirnya meningkatkan tonus
otot yang menimbulkan berbagai efek seperti spasme otot yang akhirnya
menekan pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan meningkatkan
kecepatan metabolisme otot yang menimbulkan pengiriman impuls nyeri
dari medulla spinalis ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri. Bentuk
pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernapasan
diafragma. Adapun langkah-langkah teknik distraksi dan relaksasi napas
dalam adalah sebagai berikut :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Menutup mata dan memfokuskan untuk sugesti diri sendiri bahwa nyeri
itu akan hilang lalu narik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-
paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks.
5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.

G. Analisis Tindakan
Cedera kepala sedang

Terdapat benjolan pada kepala kiri belakang

Terputusnya kontinuitas jaringan sekitar

Nyeri tekan

Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis


dengan distraksi dan relaksasi

H. Bahaya Dilakukannya Tindakan


Dalam pemberian teknik distraksi dan relaksasi nafas dalam autogenik tidak
ada bahaya jika melakukan tindakan ini

I. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dilakukan


Observasi
1.Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2.Identifikasi skala nyeri
3.Identifikasi respon nyeri non verbal
4.Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5.Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6.Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7.Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8.Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9.Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
1.Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
2.Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3.Fasilitasi istirahat dan tidur
4.Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1.Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2.Jelaskan strategi meredakan nyeri
3.Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4.Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5.Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

J. Hasil Yang Didapatkan Setelah Dilakukan Tindakan


S : Pasien mengatakan nyeri pada kepala
P : cedera kepala
Q : nyeri seperti tertekan
R : kepala kiri belakang
S : 4 (nyeri sedang)
T : terus menerus
O : K/u lemah, GCS E3V4M6 kes. apatis, pasien tampak kesakitan. TTV:
TD : 150/90 mmHg, N : 80x/mnt, RR : 18x/mnt, S : 36,8 oC
Tampak benjolan pada kepala ± 3 cm, nyeri tekan (+)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Hentikan intervensi

K. Evaluasi Diri
Dalam melakukan distraksi dan relaksasi, lingkungan yang kurang tenang
dan tidak mendukung sedikit menghambat dilakukannya tindakan.

L. Daftar Pustaka / Referensi


Bare BG., Smeltzer SC. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
Morton. 2012. Keperawatan Kritis Pendekatan Asuhan Holistik. Vol 1.
Jakarta. EGC
Nurarif dan Kusuma. 2015. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Media
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI

Anda mungkin juga menyukai