OLEH
A. Definisi
membebaskan mental maupun fisik dari ketegangan dan stres sehingga dapat
meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas
napas abdomen dengan frekuensi yang lambat dan berirama. Latihan napas dalam
yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari pernapasan abdominal (diafragma) dan
keperawatan,yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara
melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan
individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan
meminimalkan nyeri dengan efektif. Kegiatan ini tidak hanya dapat menurunkan
intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi
melepaskan opoid endogen yaitu endorfin dan enkefalin. Endorfin dan enkefalin
merupakan substansi di dalam tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap
transmisi nyeri (Smeltzer & Bare, 2012). Endorfin merupakan neurotransmitter yang
responden pada nyeri yang dialami terhadap penatalaksanaan teknik relaksasi napas
dalam sehingga suplai oksigen dalam jaringan akan meningkat dan otak bisa
berelaksasi. Pada kondisi yang relaks otak akan merangsang tubuh untuk
Nyeri bergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil, keduanya berada
dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat besar akan meningkatkan
Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medula spinalis melalui serat eferen
dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan
Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi napas dalam
terletak pada fisiologi sistem saraf otonom yang merupakan bagian dari sistem saraf
simpatik dalam sistem saraf otonom. Ibu meningkatkan aktivitas komponen saraf
nyeri dan mengontrol intensitas reaksi ibu terhadap rasa nyeri (Smeltzer & Bare,
2012).
C. Indikasi
hipo/hiperventilasi)
D. Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi dalam pemberian tekhnik relaksasi napas dalam, pada
kasus distress pernapasan, nyeri atau ansietas yang berat teknhik relaksasi napas
dalam dapat dikombinasikan dengan terapi farmakologik dan atau terapi modalitas
lainnya.
E. Diagnosa Keperawatan
Tujuan dari teknik relaksasi napas dalam yaitu untuk meningkatkan ventilasi
atelektasi paru, dan mengurangi tingkat stres baik itu stres fisik maupun emosional
sehingga dapat menurunkan intesitas nyeri yang dirasakan oleh individu (Smeltzer
& Bare, 2012). Selain tujuan tersebut, terdapat beberapa tujuan dari teknik napas
dalam yaitu antara lain untuk mengatur frekuensi pola napas, memperbaiki fungsi
rendah.
2. Beri dorongan pada klien untuk mengambil posisi rileks yang nyaman dengan
tungkai dan kaki tidak menyilang dan lengan rileks dan mata terpejam.
3. Ajarkan klien untuk menarik napas dalam selama 4 hitungan, bernapas dengan
lambat melalui hidung, mengisi abdomen dengan udara sebelum mengisi paru-
paru.
mulut sampai abdomen terasa datar dan merasakan ekstrimitas dan bawah rileks.
7. Lanjutkan dengan bernapas lambat dan dalam.
8. Katakan pada klien untuk memfokuskan pikiran pada irama yang lambat ini
9. Minta klien merilekskan kepala, leher, dan bahu rileks selama setiap ekshalasi
G. Referensi
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2012). Fundamentals of nursing: Concepts, process,and
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia