OLEH :
ANGGUN LAILA SARI NUR, S.Tr, Kep
NIM : 23.300.0437
OLEH :
Ns. Ria Anggara Hamba, S.Kep., M.MKes Ns. Ria Asihai, S.Kep
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN/LOG BOOK
3. Justifikasi tindakan :
Relaksasi nafas dalam adalah pernafasan abdomen dengan frekuensi
lambat atau perlahan, berirama, dan nyaman yang dilakukan dengan
memejamkan mata (Setyoadi & Kushariyadi, 2011). Proses fisiologi terapi
nafas dalam (deep breathing) akan merespons meningkatkan aktivitas
baroreseptor dan dapat mengurangi aktivitas keluarnya saraf simpatis dan
terjadinya penurunan kontraktilitas, kekuatan pada setiap denyutan berkurang,
sehingga volume sekuncup berkurang, terjadi penurunan curah jantung dan
hasil akhirnya yaitu menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi
kecemasan (Muttaqin, 2009 dalam Khayati et all, 2016).
Teknik relaksasi napas dalam dipercaya mampu merangsang tubuh untuk
melepaskan opoid endogen yaitu endorfin dan enkefalin. Endorfin dan
enkefalin merupakan substansi di dalam tubuh yang berfungsi sebagai
inhibitor terhadap transmisi nyeri. Menurut Smeltzer and Bare endorfin
merupakan neurotransmitter yang menghambat pengiriman rangsangan nyeri
sehingga dapat menurunkan sensasi nyeri. Penurunan intensitas nyeri tersebut
dipengaruhi oleh peralihan fokus responden pada nyeri yang dialami terhadap
penatalaksanaan teknik relaksasi napas dalam sehingga suplai oksigen dalam
jaringan akan meningkat dan otak bisa berelaksasi. Otak yang relaksasi itulah
yang akan merangsang tubuh untuk menghasilkan hormon enderfin untuk
menghantarkan transmisi impuls nyeri ke otak dan dapat menurunkan sensasi
terhadap nyeri yang akhirnya menyebabkan intensitas nyeri yang dialami
responden berkurang (Widiatie, 2015).
4. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :
7. Atur posisi pasien agar rileks tanpa Posisi yang nyaman dapat
adanya beban fisik. menambah rasa rileks pasien.