Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATANDASARPROFESI

ANALISIS SINTESIS

RELAKSASI NAFAS DALAM

Disusunoleh

NAMA : ARI APRIAN


NIM : P27220021249

PROGRAM STUDI PROFESI NERSPOLTEKKES SURAKARTA


TAHUNAKADEMIK
2021/2022
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Nama Mahasiswa: ARI APRIAN Kode Kasus: DERMATITIS

Semester :2 Mata Kuliah: Gerontik


Kelas : Ners A Tanggal : 14/03/2022

Jenis Tindakan :
Terapi Relaksasi Nafas Dalam

A. Keluhan Utama
- Klien mengatakan kaki kiri terasa nyeri dan gatal,panas
- PQRST
P: kimiawi
Q: terasa gatal dan panas
R: Kaki sebelah Kiri
S: Skala Nyeri 5
T: Hilang Timbul dan terasa bila mengararuk
B. Diagnosa Medis
Dermatitis
C. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan Agen cedera kimiawi
D. Data Yang Mendukung Diagnosa Keperawatan
Data Subjektif:
Klien mengatakan kaki kiri terasa nyeri dan gatal,panas
PQRST
P: kimiawi
Q: terasa gatal dan panas
R: Kaki sebelah Kiri
S: Skala Nyeri 5
T: Hilang Timbul dan terasa bila mengararuk
Data Objektif:
Klien tampak meringis
Pasien tampak menggaruk-garuk kaki kirinya
Kulit kaki pasien tampak kering dan kemerahan
TTV
TD:130/80 mmHg
N: 80 x/menit
RR:20 x/ menit
S: 36,4oC
E. Dasar Pemikiran Tindakan
Nyeri merupakan alasan yang paling umum sehingga individu mencari
perawatan kesehatan, karena nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan aktivitas
individu Pengungkapan terhadap rasa. Association for Study of Pain (IASP) nyeri
diartikan sebagai sensasi fisik atau kondisi emosi yang tidak diinginkan akibat
rusaknya saraf atau jaringan di dalam tubuh seseorang (IASP, 2012; Sares, 2008
dalam jurnal Sari, K. P., & Halim, M. S. 2017 ). Nyeri bersifat subjektif yang
dirasakan seseorang, tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama
menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada individu. Persepsi nyeri
meningkat karena seseorang merasa cemas dengan tindakan yang akan dilakukan,
sehingga perlu adanya kepercayaan diri dan keyakinan diri yang tinggi dari individu
dalam menghadapi tindakan yang akan dilakukan.
F. Prinsip Tindakan Keperawatan
PENGERTIAN Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan
inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas
secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik
relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah
TUJUAN 1. Mengurangi keputusasaan, kecewa
2. Memberikan rasa nyaman
3. Memberikan efek rileks pada tubuh dan pikiran .
4. Meningkatkan kualitas tidur seseorang.
5. Melancarkan sirkulasi darah.
INDIKASI  Klien dengan kondisi cemas
 Klien dengan rasa nyeri.
 Klien dengan ketegangan otot tubuh yang membutuhkan
keadaan rileks.
 Klien dengan gangguan kualitas tidur
PROSEDUR  Ciptakan lingkungan yang tenang
 Usahakan tetap rileks dan tenang
 Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru
dengan udara melalui hitungan 1,2,3
 Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil
merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks
 Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
 Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan
melalui mulut secara perlahan-lahan
 Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
 Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
 Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
 Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang
 Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap
5 kali.
 Bila putus asa hebat, seseorang dapat bernafas secara
dangkal dan cepat
DOKUMENTAS 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
I 2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam
catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat
Unit Rawat Inap
Unit Rawat Jalan

G. Analisis Tindakan
Terapi relaksasi dianggap mempengaruhi perubahan kognitif dan emosional yang
diperkirakan mempengaruhi transmisi sensorik sensasi nyeri mencapai kornu dorsalis
medula spinalis sehingga memberikan pereda nyeri. Melzack dan Chapman
menyarankan bahwa pengalihan perhatian dari tempat yang menyakitkan,
pengurangan kecemasan dan pengembangan rasa kontrol atas rasa sakit melalui terapi
relaksasi dapat membantu mengurangi perasaan berbahaya. Relaksasi juga membantu
mengurangi ketegangan otot dan mental sehingga mengurangi stimulasi simpatis dari
hipotalamus. Ini memodulasi produksi opioid endogen dalam sistem saraf yang pada
gilirannya menurunkan propagasi impuls nyeri (Ju et al., 2019).
H. Bahaya dilakukan Tindakan
Tidak ada
I. Tindakan Keperawatan Lain Yang Di lakukan
Perawatan integritas kulit
J. Hasil yang di dapat Setelah dilakukan Tidakan
S:
- Klien mengatakan nyeri dan panas Pada kaki agak berkurang
- PQRST
P : Kimiawi
Q : nyeri terasa gatal
R : Kaki sebelah kiri
S : Skala nyeri 2 (sedang) (faces pain rating scale)
T : Hilang timbul
O:
- Klien nampak rileks
- HR 84x/menit,
- TD 120/90mmHg
A: Masalah nyeri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi management nyeri
 Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai nyeri
 Evaluasi pengkajian nyeri secara komprehensif
 Anjurkan teknik nonfarmakologi bila nyeri
muncul
Daftar Pustaka

Ju, W., Ren, L., Chen, J., & Du, Y. (2019). Efficacy Of Relaxation Therapy As An Effective
Nursing Intervention For Post Operative Pain Relief In Patients Undergoing
Abdominal Surgery: A Systematic Review And Meta Analysis. 2909–2916.

Sari, K. P., & Halim, M. S. (2017). Perbedaan kualitas hidup antara berbagai metode
manajemen nyeri pada pasien nyeri kronis.Jurnal Psikologi, 44(2), 107-125.

Anda mungkin juga menyukai