Anda di halaman 1dari 32

MODUL 1

Terapi Reflexology Terhadap Pasien Dengan Gangguan Pernafasan

1. Tujuan
1.1 Kompetensi yang Dicapai :
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang konsep
Terapi Komplementer
2. Mahasiswa mampu memahami trend dan isue terapi komplementer
3. Mahasiswa mampu memahami aspek legal etik dalam hubungan nya
dengan terapi komplementer
4. Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan beberapa
penerapan aplikasi terapi komplementer dalam asuhan keperawatan

1.2 Tujuan Praktikum :


Memahami dan menerapkan terapi komplementer yang berhubungan
dengan pasien yang mengalami ganguan pernapasan dengan
refleksiologi

2. Prinsip
Modul ini menggambarkan bagaimana cara menerapkan terapi
komplementer refleksiologi untuk mengatasi klien (individu, keluarga
masyarakat) yang mengalami ganguan pernapasan.

3. Pendahuluan/ dasar teori


Reflexology atau yang biasa disebut pijat refleksi merupakan salah satu
terapi keperawatan holistik. Reflexology adalah sistem penyem-buhan atau
terapi berdasarkan pada keseimbangan energi pada daerah tangan dan kaki
yang berkaitan dengan organ tubuh, kelenjar, dan bagian-bagian tubuh
lainnya. Refleksology dilakukan pada area tangan dan kaki karena ini
berkaitan dengan seluruh tubuh. Dengan menerapkan tekanan pada daerah
tertentu, maka aliran darah yang mengalir akan menciptakan energi dan
dapat menciptakan respon positif sehingga dapat meningkatkan rasa
nyaman pada pasien, karena dapat meningkatkan dalam mengurangi rasa
nyeri pada lokasi atau area tubuh, mampu memperlancar sistem aliran darah

1
dalam tubuh sehngga dapat memperlancar pernafasan (Andrews and
Dempsey, 2007).
Reflexology yang merupakan terapi komplementer ini dilakukan tanpa
menimbulkan efek samping atau risiko pada tubuh, sehingga aman
digunakan. Terapi ini juga bernilai efisien secara ekonomi. Reflexology kaki
merupakan teknik pengobatan dengan memijit titik syaraf bagian kaki yang
berhubungan dengan daerah penyakit menggunakan tangan. Refleksi kaki
merupakan suatu caramemanipulasi titik area refleksi yang bertujuan untuk
merangsang aliran atau pergerakan energi disepanjang saluran atau zona
sehingga membantu mengembalikan homeosta-sis. Reflexology kaki terbagi
menjadi beberapa zona refleksi, konsep zona refleksi berdasarkan ilmu
pengetahuan beranggapan bahwa terdapat hubungan antar zona-zona
telapak kaki dan berbagai bagian tubuh lain (Jones, Thomson, Irvine & Leslie
2013).
Setiap stimulasi yang dilakukan berpengaruh pada organ-organ tubuh
yang terkait. Stimulasi zona refleksi mungkin dapat mengaktifkan proses
penyembuhan sendiri serta sistem pengaturan pada beberapa sistem tubuh
yang lain. Efek yang timbul pada reflexology adalah terjadinya relaksasi
rangsangan, pengurangan rasa nyeri, dan pembuangan toksin sehingga
diharapkan terjadi keseim-bangan tubuh secara keseluruhan, berkurangnya
sesak nafas atau melancarkan sistem pernafasan.
Sistem pernafasan merupakan kebutuhan yang sangat vital pada
manusia. Fungsifungsi sistem pernafasan yakni; pertama tempat pertukaran
gas dari atmosfer dengan sirkulasi darah. Kedua memindahkan udara dari
dan ke permukaan paru. Ketiga melindungi dan menjaga mukosa pernafasan
agar tetap lembap. Keempat memproduksi suara untuk berbicara. Kelima
Menyediakan sensasi penciuman. Keenam membantu regulasi volume
tekanan darah. Saluran pernafasan berfungsi untuk menghantarkan udara
dari dan ke permukaan paru (Muttaqin, 2008).
Gangguan yang terjadi pada sistem pernafasan dapat mengakibatkan
kondisi yang memburuk pada pada pasien serta dapat menyebabkan gagal
nafas pada kondisi penyakit-penyakit tertentu. Gangguan pernafasan dapat
berupa sesak nafas, nafas yang tidak teratur, ISPA.
Metode reflexology pada kaki yang dilakukan dengan melakukan
penekanan pada titik yang berpusat pada titik pernafasan maka akan
merangsang impuls saraf pada kaki yang akhirnya merangsang aliran darah
menjadi lancar menuju paru-paru dan jantung, sehingga dapat menjadikan
pernafasan menjadi stabil dan lebih efektif. Penerapan penatalaksanaan
reflexology dapat diterapkan pada pasien atau penderita yang mengalami
gangguan pernafasan sehingga dapat mengurangi keluhan-keluhan pada
pasien dengan gangguan pernafasan.
Reflexology adalah terapi yang dilakukan berdasarkan pada
keseimbangan energi terhadap daerah tangan dan kaki yang berkaitan

2
dengan organ tubuh, kelenjar, dan bagian-bagian tubuh lainnya.
Refleksology dilakukan pada area kaki yang berkaitan dengan seluruh tubuh.
Dengan menerapkan tekanan pada daerah tertentu, maka aliran darah yang
mengalir akan menciptakan energi dan dapat menciptakan respon positif
sehingga dapat menstabilkan pernafasan pada pasien (Andrews and
Dempsey, 2007).
Paru-paru merupakan organ vital yang berkaitan dengan pernafasan
yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh sel tubuh untuk
kelangsungan hidup manusia. Paru-paru pada manusia tidak dapat bekerja
dnegan maksimal apabila terapat gangguan-gangguan pernafasan seperti
sesak nafas maupun ISPA. Sebagai terapi holistik untuk penatalaksanaan
gangguan pernafasan pada pasien dapat dilakukan refloxologi yang
dilakukan dengan meakukan pemijatan pada yang langsung berkaitan
dengan organ pernafasan yakni paru-paru..
Manfaat Reflexology Terhadap Gangguan Pernafasan :
Reflexology kaki dapat dilakukan dengan memijit titik syaraf bagian kaki
yang berhubungan dengan daerah penyakit menggunakan tangan ataupun
bantuan alat yakni tongkat kecil halus yang digunakan untuk membantu
pemijatan pada area atau titik-titik tertentu.untuk menekan area yang
berhubungan dengan organ tubuh.
Teori Endorphin Pommeranz menyatakan bahwa tubuh akan bereaksi
dengan mengeluarkan endorphin karena pemijatan. Endorphin adalah zat
yang diproduksi secara alamiah oleh tubuh, bekerja, serta memiliki efek
seperti morphin. Endorphin bersifat menenangkan, memberikan efek
nyaman dan sangat berperan dalam regenerasi sel-sel guna memperbaiki
bagian tubuh yang kurang berfungsi dengan efektif. refflexologi juga
memberikan manfaat bagi sistem dalam tubuh. Manfaat reflexology yang
berkaitan dengan pernafasan adalah dengan melakukan pemijatan pada
area kaki yang merupakan area penghubung dengan sistem pernafasan
sangat bermanfaat untuk memelihara jantung dan sistem pernapasan. Hal
ini memberikan efek pernafasan menjadi stabil, mengurangi sesak nafas
(Muttaqin, 2008).

4. Alat dan bahan


Alat:
Kayu Relfeksiologi (optional)

Bahan :
Minyak/massage oil

3
5. Prosedur kerja Prosedur :
Penatalaksanaan reflexology sebagai intervensi keperawatan hoistik
ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ebadi, et all pada tahun
2015 yang berjudul the effect of foot reflexology on physiologic parameters
and mechanical ventilation weaning time in patients undergoing open-
heart surgery: A clinical trial study. Hasil penelitian tersebut adalah
terdapat pengaruh refleksi kaki pada parameter fisiologis dan ventilasi
mekanik pada pasien jantung yang menjalani operasi.
Langkah-langkah :
1. Rendam kaki air hangat dengan suhu ±40C
2. Pijatan
Refleksi kaki merupakan salah satu terapi komplementer
yang dapat dilakukan dalam keperawatan. Refleksi kaki dapat
menstimulasi sistem imun dan memperkuat daya tahan tubuh
agar mencegah keparahan penyakit, melancarkan peredaran
darah dan pernafasan. Refleksi juga dapat digunakan sebagai
alat untuk mempertahankan atau membangun hubungan antar
individu, mengatasi stres (Yuwono, 2014).
3. Zona Refleksiologi
a. Tulang kepala bagian atas, kelenjar pituitary, sinus frontal
dan paranasal, nodus limfatik, bagian leher, paru-paru,
kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroid, lambung, pankreas,
kolon assedence, kolon transversum, usus kecil daerah
pelvis, tulang belakang.
b. Stimulasi melalui zona refleksi bertujuan untuk
memperlancar sirkulasi darah, relaksasi otot tengkuk dan
leher, memperbaiki pernafasan melalui relaksasi otot
gelang bahu, penyelarasan sistem urat syaraf otonom dan
pleksus solar, penyelarasan pencernaan, memperlancar
sirkulasi pelvis dan sistem sistem pernafasan (Tompson, et
all. 2013).

4
c. Gambar :
a.

5
6
7
8
6. Bagan Kerja :

PERSIAPAN
Klien:
Alat dan Bahan:
Perawat:
DS:
DO:

KERJA
Jelaskan Prosedur kerja yang dilakukan:

TERMINASI
DS:
DO:

9
7. Hasil Praktikum
No Nama Mahasiswa Implementasi Hasil Paraf

10
8. Diskusi dan pembahasan
No Nama Mahasiswa Pertanyaan Jawaban

9. Kesimpulan

10. Pustaka
a. Andrews and Dempsey. (2007). Acupressure & reflexology. Wiley Publishing.
Canada
b. Ebadi A, Kavei P, Moradian S, Saeid S. (2015). The effects of foot reflexology
on physiologic parameters and mechanical ventilation weaning time in patients
undergoing open-heart surgery: A clinical trial study.
c. Jones, J., Thomson, P., Irvine, K., & Leslie, S. J. (2013). Is There a Specific
Hemodynamic Effect in Reflexology? A Systematic Review of Randomized
Controlled Trials. The Journal of Alternative and Complementary Medicine,
19(4), 319–328. https://doi.org/10.1089/acm.2011.0854
d. Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika
e. Yuwono P. (2014). Pengaruh terapi reflexology Terhadap pada Kaki Terhadap
Ankle Brachial Index.
f. https://www.youtube.com/watch?v=Bii_MCcDmMM&feature=emb_logo
g. https://www.youtube.com/watch?v=SOk2-0A3vyI

11
MODUL 2
Obat tradisional‘’Manfaat Tanaman Jahe untuk Gangguan pernafasan

1. Tujuan
1.1 Kompetensi yang Dicapai :
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang konsep
Terapi Komplementer
2. Mahasiswa mampu memahami trend dan isue terapi komplementer
3. Mahasiswa mampu memahami aspek legal etik dalam hubungan nya
dengan terapi komplementer
4. Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan beberapa penerapan
aplikasi terapi komplementer dalam asuhan keperawatan

1.2 Tujuan Praktikum :


Memahami dan menerapkan terapi komplementer yang berhubungan
dengan pasien yang mengalami ganguan pernapasan dengan obat
tradisional

2. Prinsip
Modul ini menggambarkan bagaimana cara menerapkan terapi
komplementer obat tradisional untuk mengatasi klien (individu, keluarga
masyarakat) yang mengalami ganguan pernapasan.

3. Pendahuluan/ dasar teori


Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu jenis tanaman
yang termasuk kedalam suku Zingiberaceae. Jahe dikenal dengan nama
umum ginger atau garden ginger. Tanaman jahe diduga berasal dari Asia
dan merupakan rempah-rempah yang paling dahulu dikenal di Eropa. Di
Indonesia jahe merupakan jenis tanaman herbal yang sudah banyak
digunakan, hal ini terlihat pada olahan jahe yang biasa dinikmati sebagai
minuman penghangat disaat cuaca dingin. Sebagai tanaman herbal, jahe
menyimpan macam-macam zat yang baik bagi tubuh seperti pencegahan
timbulnya kanker, mengatasi masalah pernafasan, melancarkan
pencernaan, mengatasi memar dan rasa nyeri. Disisi yang lain jahe ternyata
juga mampu memberikan manfaatnya untuk kecantikan yakni mengatasi
kulit berminyak dan menghilangkan ketombe. Oleh karena jahe memiliki
banyak manfaat dan keuntungan, serta mudah didalam pengolahan, maka

12
banyak masyarakat Indonesia menanam jahe di berbagai daerah atau
wilayah.
Tanaman yang memiliki nama ilmiah Zingiber officinale ini, kini bisa
dikonsumsi dalam bentuk jahe segar, jahe kering, awetan jahe, jahe bubuk,
minyak jahe hingaa oleoresin jahe.Terdapat tiga jenis jahe yang populer di
pasaran, yaitu jahe gajah, jahe kuning dan jahe merah. Namun secara
umum, setiap jenis jahe memiliki dampak yang baik bagi kesehatan tubuh.
Manfaat konsumsi jahe secara rutin Jahe dianggap aman dan tidak
akan menimbulkan efek samping yang signifikan jika dikonsumsi dalam
kadar batas normal. Efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain adalah
kembung, mual dan naiknya asam lambung.Tidak hanya di Indonesia,
konsumsi jahe juga sangat digemari hingga ke tingkat internasional karena
efeknya yang begitu baik bagi kesehatan, tidak terkecuali bagi penderita
asma.Orang dengan riwayat asma pasti kerap mengalami batuk, bersin dan
sesak napas, terlebih ketika sedang mengalami serangan asma
akut.Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan mengenai manfaat
jahe bagi penderita asma, konsumsi jahe dipercaya dapat menurunkan
gejala yang sering dikeluhkan oleh penderita asma dengan cara kerja
sebagai berikut:
1. Menurunkan reaksi alergi
Meskipun cara kerja jahe bagi kesehatan penderita asma masih belum
diketahui dengan jelas, namun jahe dapat membantu menurunkan
reaksi alergi dengan menurunkan kadar Imunoglobulin E (IgE) dalam
tubuh penderita asma.
2. Menurunkan proses peradangan
Ketika seseorang mengalami serangan asma, sel-sel radang dalam
tubuh akan bekerja untuk mendukung proses reaksi alergi yang terjadi.
Rangkaian ini dipercaya dapat dihambat dengan kandungan anti
radang dari jahe yang dikonsumsi.
3. Melepaskan antioksidan dalam tubuh
Selain berbagai manfaat di atas, kandungan antioksidan dalam jahe
juga dipercaya dapat menurunkan risiko angka kekambuhan bagi
penderita asma.
4. Merelaksasi otot pernapasan
Konsumsi jahe dapat melegakan otot pernapasan dengan relaksasi
bronkus pada paru-paru. Hal yang sama juga disampaikan pada salah
satu jurnal yang diterbitkan oleh American Journal of Respiratory Cell
and Molecular Biology. Dikatakan bahwa jahe dapat membantu
menurunkan reaksi peradangan atau inflamasi pada saluran
pernapasan yang sering dijumpai pada penderita asma ketika serangan
akut terjadi.

13
Kandungan flavonoid pada jahe merah memiliki sifat anti peradangan.
Jadi, tak hanya untuk meredakan gejala batuk-batuk, jahe merah juga
efektif untuk menyembuhkan gejala sakit tenggorokan, terutama
radang tenggorokan.

4. Alat dan bahan


Alat:
a. Tungku pemanas
b. Tempat merebus obat tradisional dari gerabah, keramik, atau
stainless steel
c. Pengaduk
d. Penyaring bahan
e. Timbangan bahan herbal

Bahan :
Jahe (Zingiber officinale Rosc)

5. Prosedur kerja
Jahe untuk anak
Jahe memiliki sifat anti inflamasi dan anti bakteri yang membantu anak
mengatasi masalah pernapasan. Caranya, campurkan sedikit jahe dalam
jus buah dengan madu untuk anak berusia 1 tahun atau lebih
a. Flu dan Batuk
• Flu terjadi karena daya tahan tubuh menurun, maka dari itu untuk
menyembuhkan flu maka memerlukan cara untuk meningkatkan
daya tahan tubuh.
• Bahan-bahan yang di butuhkan Jahe, jeruk nifis, madu dan air
panas Cara membuat :
• Jahe dipotong-potong masukan dalam gelas, kemudian kasih air
panas secukupnya diaduk-aduk. Jahe bermanfaat untuk
menghangatkan tenggorokan dan badan serta dapat melancarkan
pernafasan, dapat mengencerkan lendirlendir .Setelah diaduk-
aduk maka tambahkan satu buah atau setngah jeruk nifis kemudian
tambahkan madu
b. Batuk dan sesak nafas

14
• Bahan-bahan yang dibutuhkan jahe, gula merah Cara embuat :
• Jahe diparut,kemudian di saring setelah itu masukan gula merah
dipanaskan sampai tampak mengental, dinginkan kemudian
diminum 1 sendok pagi, satu sendok sore

6. Bagan Kerja :

PERSIAPAN
Klien:
Alat dan Bahan:
Perawat:
DS:
DO:

KERJA
Jelaskan Prosedur kerja yang dilakukan:

TERMINASI
DS:
DO:

15
7. Hasil Praktikum
No Nama Mahasiswa Implementasi Hasil Paraf

16
8. Diskusi dan pembahasan

No Nama Mahasiswa Pertanyaan Jawaban

9. Kesimpulan

10. Pustaka
• https://www.youtube.com/watch?v=llYhjKrL-ts
• https://www.youtube.com/watch?v=e5DXaDZgBGw
• https://www.youtube.com/watch?v=nnZ_RHzeddo
• Airey. 2001. 50 Rahasia Alami meringankan batuk-pilek.Jakarta. Erlangga
• Wijayakusuma. 2008. Ramuan lengkap herbal taklukkan. Jakarta. Pustaka
Bunda
• Zakaria. 2018. IMPLEMENTASI PENGOBATAN ALTERNATIF SEBAGAI
• BENTUK KEARIFAN LOKAL PADA MASYARAKAT DESA
• MEKARGALIH KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG
• (http://jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/viewFile/20252/9675)
• https://hellosehat.com/pernapasan/asma/obat-herbal-asma/#gref
• https://fajar.co.id/2019/07/12/4-manfaat-jahe-bagi-penderita-asma/

17
MODUL 3
TERAPI KOMPLEMENTER EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (EFT)

1. Tujuan
1.1 Kompetensi yang Dicapai :
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang konsep Terapi
Komplementer
2. Mahasiswa mampu memahami trend dan isue terapi komplementer
3. Mahasiswa mampu memahami aspek legal etik dalam hubungan nya
dengan terapi komplementer
4. Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan beberapa penerapan
aplikasi terapi komplementer dalam asuhan keperawatan

1.2 Tujuan Praktikum :


Memahami dan menerapkan terapi komplementer yang berhubungan
dengan pasien yang mengalami hiprtensi yang ada kaitannya dengan
emosional dengan Emotional Freedom Technique (EFT)

2. Prinsip
Modul ini menggambarkan bagaimana cara menerapkan terapi
komplementer EFT untuk mengatasi klien (individu, keluarga masyarakat) yang
mengalami hipertensi kaitannya dengan ganguan emosional.

3. Pendahuluan/ dasar teori


EFT atau dikenal dengan Emotional Freedom Technique ada juga yang
mengenal dengan tekhnik Tapping/Pengetukan ialah sebuah tools atau alat
bantu atau sebuah tekhnik yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
yang berhubungan dengan emosi yang menurut tekhnik ini disebabkan karena
ketidak seimbangan energi.
EFT ini menggabungkan tekhnik akupuntur tanpa menggunakan jarum
dengan tekhik pemberian afirmasi atau sugesti yang berhubungan masalah
emosi yang dirasakan.

18
Manfaat dari terapi EFT ini adalah:
- Meringankan stress dan rileksasi umum
- Mengatasi emsoi negative seperti kecemasan, kemarahan, frustasi,
kesedihan, rasa bersalah, dll
- Menurunkan atau bahkan menghilangkan beberapa ketidaknyamanan
fisik atau rasa sakit
- Mengurangi kecanduan zat adiktif
- Atasi masalah makan dan berat badan secara emosional
- Memperbaiki atau menghilangkan gejala dari kondisi medis yang
terdiagnosis
- Meringankan fobia
- Meringankan gejala PTSD
- Meningkatkan harga diri, berpikir positif, kinerja, kreativitas, energi. -
Dll.

CONTOH PEMANFAATAN EFT UNTUK HIPERTENSI


HUBUNGAN STRESS, EFT DAN TEKANAN DARAH
EFT menggunakan tekhnik ketukan pada beberapa titik meridian tubuh
yang berfungsi untuk menyeimbangkan energi dalam tubuh. Titik meridian ini
menurut traditional medicine/medis tradisional merupakan titik imajiner yang
berada di tubuh manusia, namun meskipun imajiner bukti keberadaaan nya
sudah dibuktikan, yaitu jika disuntikan sebuah radioisotop pada titik meridian
tersebut maka akan muncul reaksi pada organ yang berhubungan dengan titik
tersebut.
Stress adalah suatu respon terhadap stressor psikosososial, dimana
Ketika seseorang mengalami stress, terdapat perubahan yang dialami oleh
tubuh yang dikenal dengan neuroendokrin, yaitu berhubungan dengan saraf
simpatis dan system korteks adrenal. Diaman terdapat beberapa hormone saat
seeorang stress seperti epineprin, norepineprin, adrenalin, tiroksin dan kortisol
yang akan mempengaruhi homeostatis tubuh, kemudian efek kombinasi
berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas
neural cabang simpatik dari sistem saraf otonomik berperan dalam respons
fight or flight dan salahsatunya dapat meningkatkan tekanan darah akibat efek
vasokontriksi pembuluh darah dan peningkatan stroke volume. Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan hasil bahwa semakin tinggi stress maka semakin
meningkat tekanan darah, begitupun sebaliknya (Devananda 2020, Gultom
2020).

19
EFT sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya merupakan salah satu
tools untuk mengatasi masalah emosi yang berhubungan dengan
ketidakseimbangan emosi, sehingga diharapkan Ketika emosi negative yang
dirasakan dalam hal ini slahsatunya stress diatasi, maka respon tubuh terhadap
stress itu dapat teratasi dalam hal ini adalah tekanan darah tinggi. Karena saat
seseorang mendapatkan terapi ini, tubuh berespon mengeluarkan hormone
endorfin, dimana fungsi hormone ini atau dikenal dengan hormone bahagia
salahsatunya dapat membuat pembuluh darah mengalami vasodilatasi dan
aliran darah menjadi lancar, disamping dapat meningkatkan respon kekebelan
tubuh dan menambah nafsu makan.

4. Alat dan bahan


Alat:
a. Spigmomanometer
b. Stetoskop

Bahan :

5. Prosedur kerja
EFT dalam praktiknya bisa dilakukan oleh orang awam sekalipun asalkan
diajari karena tekhniknya yang mudah dan murah karena menggunakan bagian
tubuh sendiri dan potensi dalam diri. Namun jika akan melakukan praktik
kepada orang lain/klien disarankan orang tersebut mendapatkan pelatihan
tersendiri untuk dapat melakukan nya. Adapun tekhinik EFT sederhana yang
dapat dilakukan untuk mengatasi stress yang berhubungan dengan tekanan
darah dapat dilkakun dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1. Set up
• Tekan dan putar daerah sore spot atau mengetuk daerah karate chop
yang berada di daerah telapak tangan sejajar dengan jari kelingking.
(letak sore spot berada kurang lebih di intercosta ke dua baik kanan
maupun kiri, pilih salah satu)
• Sambal memutar daerah sore spot silahkan lakukan afirmasi berikut:
(contoh) “walaupun saya merasa stress, khawatir tentang Kesehatan
dan kehidupan saya akibat wabah pandemic, mulai saat ini saya
memilih untuk tenang, ikhlas dan pasrah kepada Alloh (sesuaikan
dengan kepercayaan) akan masalah saya, dan saya yakin masalh ini
dapat menemukan jalan keluar yang terbaik, tubuh saya sehat,
imunitas saya meningkat dan tekanan darah saya normal”

20
▪ Catatan: yang digaris tebal pada contoh afirmasi diatas disesuiakan
dengan permasalahan yang dirasakan oleh klien dan diucapkan 3x.

2. Tapping
Setelah itu ketuk dengan ujung jari boleh satu atau dua ujung jari pada titik-
titik berikut sambil anda memberikan affirmasi, seperti (saya stress,
khawatir, namun detik ini saya memilih ikhlas dan pasrah, wahai tubuh
sehatlah, tekanan darah normal), dan lakukan pengetukan kurang lebih10-
15 ketukan (sesuaikan jumlah dengan kenyamanana anda). Adapun titik
tapping/pengetukan diantaranya:
1. EB = Eye Brow, Pada titik permulaan alis mata
2. SE = Side of the eye, Di atas tulang disamping mata
3. UE = Under the Eye, 2 cm dibawah kelopak mata
4. UN = Under the Nose, Tepat dibawah hidung
5. Ch = Chin, Di antara dagu dan bagian bawah bibir
6. CB = Collar Bone, Di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar
bone dan tulang rusuk pertama
10. MF = Middle Finger, Jari tengah samping luar bagian bawah kuku (
di bagian yang menghadap ibu jari)
11. BF = Baby Finger, Di jari kelingking di samping luar bagian bawah
kuku (di bagian yang menghadap ibu jari)

21
6. Bagan Kerja :

PERSIAPAN
Klien:
Alat dan Bahan:
Perawat:
DS:
DO:

KERJA
Jelaskan Prosedur kerja yang dilakukan:

TERMINASI
DS:
DO:

22
7. Hasil Praktikum
No Nama Mahasiswa Implementasi Hasil Paraf

23
8. Diskusi dan pembahasan
No Nama Mahasiswa Pertanyaan Jawaban

9. Kesimpulan

10. Pustaka
1. Devananda PA, P. (2020). Hubungan stress dengan tekanan darah tinggi pada
pasien di Poli Penyakit Dalam RSUD Kendari (Doctoral dissertation, Wijaya
Kusuma Surabaya University).
2. Gultom, A. B. (2020). STRESS DAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN
HIPERTENSI.
3. Subramaniam, V. (2015). Hubungan antara Stres dan Tekanan Darah Tinggi
pada Mahasiswa. Intisari Sains Medis, 2(1), 4-7.
4. Hafter, Betty Moore, Jade Barbee, S. G. (2019). The EFT International Free
Tapping Manual: A Comprehensive Introductory Guide to EFT (Emotional
Freedom Techniques). https://eftinternational.org/wp-content/uploads/EFT-
International-Free-Tapping-Manual.pdf
5. Iskandar, Eddy. 2016. Modul Pelatihan EFT Level 1 dan 2.

24
MODUL 4
TERAPI KOMPLEMENTER HYPNOSIS 5 JARI

1. Tujuan
1.1 Kompetensi yang Dicapai :
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang konsep Terapi
Komplementer
2. Mahasiswa mampu memahami trend dan isue terapi komplementer
3. Mahasiswa mampu memahami aspek legal etik dalam hubungan nya
dengan terapi komplementer
4. Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan beberapa penerapan
aplikasi terapi komplementer dalam asuhan keperawatan

1.2 Tujuan Praktikum :


Memahami dan menerapkan terapi komplementer yang berhubungan
dengan pasien yang mengalami ganguan emosional dengan hypnosis 5 jari

2. Prinsip
Modul ini menggambarkan bagaimana cara menerapkan terapi komplementer
hypnotherapy untuk mengatasi klien (individu, keluarga masyarakat) yang
mengalami ganguan emosional.

3. Pendahuluan/ dasar teori


Hynotherapy adalah Hypnosis for Therapy, atau Hypnosis untuk
menghasilkan efek terapeutik (penyembuhan). Hypnotherapy sudah
dikembangkan sejak era Mesmer (walaupun tentu belum dinamakan dengan
Hypnotherapy), dengan menerapkan pola Sugesti yang paling sederhana, yaitu
Direct Suggestion (sugesti langsung).
Hypnosis atau hipnotis adalah suatu gejala alami sehari-hari, suatu
fenomena psikologis biasa yang pernah dialami setiap orang. Setiap orang nyaris
secara tidak sengaja pernah melakukan praktek hipnotis alamiah, setidaknya
menerapkan pemberian sugesti kepada orang lain, dan tentu saja sebaliknya
setiap orang dapat dipastikan pernah memasuki keadaan Hypnosis atau dalam
bahasa populer sering disebut dengan istilah Trance. Pada hari ini Hypnosis
sebagai sebuah pengetahuan, sebenarnya hanya mengangkat kembali
fenomena keseharian tersebut, membuatnya memiliki struktur, sehingga menjadi
mudah untuk dipelajari, dipahami, dan dipraktekkan, dengan kata lain membuat

25
keadaan Hypnosis relatif dapat dikondisikan setiap saat sesuai dengan
kebutuhan
Pengetahuan tentang Trance moderen, dapat dikatakan dipelopori untuk
pertama kalinya oleh Franz Anton Mesmer (1734 – 1815) seorang dokter
berkebangsaan Austria, dengan teorinya “Animal Magnetism”, dan melahirkan
suatu teknik untuk menghasilkan kondisi Trance yang dikenal dengan istilah
Magnetism, atau Mesmerism. Selanjutnya, James Braid (1796 – 1860), seorang
dokter Skotlandia yang berpraktek di Manchester, mencoba menguji teori
“Animal Magnetism” dari Mesmer, dan ternyata ia menemukan bahwa Trance
sama sekali tidak terkait dengan teori Animal Magnetism, melainkan murni
merupakan reaksi dari suatu kekuatan sugesti. Oleh karena itu James Braid pada
tahun 1842 menerbitkan buku yang berjudul : "Neurypnology or The Rationale of
Nervous Sleep Considered In Relation
With Animal Magnetism." James Braid menduga bahwa Trance terkait
dengan keadaan
“Nervous Sleep”, oleh karena itu ia mengutip nama Dewa Tidur dalam
mitologi Yunani untuk menamakan fenomena ini, yaitu Hypnosis (yang berasal
dari kata Hypnos). Mulai saat inilah pengetahuan tentang fenomena Trance
moderen disebut dengan istilah Hypnosis. Pada tahun 1847, James Braid
menemukan beberapa fenomena utama dari Hypnotism (segala sesuatu yang
terkait dengan Hypnosis), antara lain : Catalepsy, Anaesthesia, dan Amnesia,
yang ternyata dapat diproduksi tanpa perlu adanya proses tidur”. Menyadari
munculnya fenomena ini, James Braid berniat untuk mengubah istilah “Hypnosis”
yang telah diperkenalkannya kepada umum, akan tetapi sudah terlambat, karena
istilah ini sudah kepalang sangat populer di penjuru Eropa.
Karena telah melahirkan istilah “Hypnosis”, walaupun merupakan istilah
yang tidak terlalu tepat, maka James Braid dianggap sebagai “The Father of
Modern Hypnosis”. Hypnosis terutama Hypnotherapy, pada hari ini telah
mengalami perubahan format dan pendekatan yang benar-benar berbeda
dibandingkan kala pertama kali diperkenalkan. Salah satu tokoh yang dianggap
peletak dasar dari Hypnotherapy moderen adalah Dr. Milton Hyland Erickson
(1901 – 1980), seorang Psikiater dari USA, yang memiliki spesialisasi di bidang
Medical Hypnosis dan Family Therapy. Milton Erickson adalah pendiri dari
American Society for Clinical Hypnosis. Milton Erickson juga banyak memberikan
pengaruh ke berbagai pengetahuan lainnya, antara lain : Brief Therapy, Strategic
Family Therapy, Family Systems Therapy, Solution Focused Brief Therapy, dan
Neuro-Linguistic Programming (NLP).
PEMODELAN PEMIKIRAN MANUSIA
Untuk mempermudah pembahasan pengetahuan Hypnosis, maka perlu
disepakati suatu pemodelan tertentu, terutama pemodelan dari kesadaran
manusia. Berikut ini pemodelan yang dipilih sebagai acuan untuk pembahasan
materi “Basic Hypnotherapy”. Kesadaran manusia dapat dibagi menjadi 2 area

26
utama yang saling berkontribusi untuk menciptakan suatu pemikiran, reaksi, dari
manusia, yaitu :
1. Conscious Mind Suatu area yang memiliki sifat kritis, analitis, logis, dan
sering dianalogikan dengan wilayah otak kiri. Kontribusi Conscious Mind
relatif kecil, beberapa buku menuliskan sekitar 10% - 12%.
2. Subconscious Mind Suatu area yang mirip dengan bank data dari manusia,
berisikan berbagai pengalaman, pengetahuan, keyakinan dasar, dsb. Area
ini cenderung kurang kritis. Subconscious Mind mirip dengan storage di
sebuah komputer, yang kosong untuk pertama kalinya, kemudian secara
bertahap mulai diisi berbagai program (software) dari luar, termasuk
software yang mungkin buruk dan berpotensi merusak (misal : virus).
Pada dasarnya terdapat 2 macam cara bagaimana suatu informasi
memasuki Subconscious Mind, pertama adalah melalui pengalaman langsung
(peristiwa apapun yang kita alami sendiri), dan kedua adalah pengalaman
induktif (informasi yang berasal dari pihak luar atau external agents). Informasi
yang paling dominan justru berasal dari pengalaman induktif, termasuk
kemungkinan informasi yang salah, yang berpotensi menjadi “imprint” (salah
cetak) atau “faulty program” (program yang salah), dan tentu sangat tidak
memberdayakan.
Fenomena “imprint” banyak terjadi terutama di kisaran umur kanak-kanak
( dibawah 8 tahun). Kontribusi Subconscious Mind relatif besar, beberapa buku
menuliskan sekitar 88% - 90%.
APAKAH SETIAP ORANG DAPAT DIHIPNOTIS ?
Jawabannya tidak selalu. Setidaknya dalam konteks Formal Hypnosis.
Persyaratan utama agar seseorang dapat dihipnotis, adalah :
1. Bersedia secara sukarela (tidak menolak)
2. Memahami komunikasi
3. Memiliki kemampuan untuk fokus
Apakah setiap orang yang telah memenuhi 3 persyaratan di atas secara
otomatis akan mudah dihipnotis ? Tentu saja tidak ! Tidak ada kaitan antara
terpenuhinya syarat di atas dengan mudah atau sulitnya seseorang untuk
dipandu memasuki keadaan Hipnosa.
Dalam konteks Hypnotherapy, jika Hypnotherapist menemui Client yang
telah memenuhi persyaratan di atas, akan tetapi sangat sulit dipandu untuk
memasuki keadaan Hipnosa, maka sulit bukan berarti tidak bisa, hanya saja
kemungkinan :
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama
2. Perlu didukung situasi yang kondusif
3. Menggunakan teknik yang lebih kompleks.

27
STRUKTUR HYPNOSIS LENGKAP
1. Pre-Induction Talk Proses yang dilakukan sebelum langkah Induction.
Pada prinsipnya pada proses ini Hypnotist melakukan pengenalan
terhadap Subyek, melakukan Suggestibility Test, dan menerapkan
Hypnotic Training. Dalam konteks Hypnotherapy, maka Hypnotherapist
melakukan eksplorasi permasalahan Client secara detail pada proses ini.
2. Induction Teknik untuk membawa Subyek ke kondisi Hypnotic State.
Sangat banyak teknik Induction diciptakan orang, akan tetapi pada
pembelajaran “Basic. Hypnotherapy” dapat disederhanakan menjadi 2
metode Induction saja, yaitu : Instant Induction (Rapid, Shock) bagi
Subyek yang memiliki tingkat sugestivitas tinggi, dan Extended
Progressive Relaxation bagi Subyek yang memiliki tingkat sugestivitas
yang moderat dan rendah.
3. Deepening Teknik untuk memperdalam kondisi Trance dari Subyek.
Terdapat sangat banyak Script untuk keperluan Deepening, akan tetapi
secara sederhana dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
• Hitungan (Simple Depeening), yaitu Deepening dengan
mengistirahatkan sisi Conscious Mind dari Subyek.
• Tempat kenyamanan, yaitu Deepening dengan memandu Subyek
pergi ke suatu tempat yang nyaman untuknya.
• Aktivitas, yaitu Deepening dengan memandu Subyek untuk
melakukan aktivitas tertentu (menuruni tangga, menuruni gedung
menggunakan Lift, dsb.).
4. Depth Level Test Suatu teknik untuk memeriksa kedalaman dari Subyek.
Dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
• Dengan melakukan konfirmasi secara langsung kepada Subyek
(misal dengan teknik Ideo Motor Response)
• Dengan cara mengamati tanda-tanda di fisik Subyek (Trance Signal)
• Dengan membandingkan tanda-tanda kedalaman dengan Depth
Trance Scale (skala kedalaman Trance).
5. Suggestion Merupakan inti dari proses Hypnosis, yaitu pemberian kata-
kata Sugesti, sesuai dengan kebutuhan. Terdapat 2 jenis Suggestion,
yaitu Suggestion yang menghasilkan efek Therapeutic (Hypnotherapy),
dan Suggestion yang tidak menghasilkan efek Therapeutic (Stage
Hypnotism). Dalam konteks Hypnotherapy, Suggestion yang
bertentangan dengan nilai dasar dan sistem keyakinan dari Client tidak
akan dapat bertahan lama.
6. Termination (Emerging) Teknik untuk mengembalikan Subyek kembali ke
kondisi Normal. Harus dilakukan secara bertahap dan tegas.

28
4. Alat dan bahan
Alat: music rileksasi (optional)
Bahan :

5. Prosedur kerja
1. Fase orientasi
• Ucapkan Salam Terapeutik
• Buka pembicaraan dengan topik umum
• Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya
• Jelaskan tujuan interaksi
• Tetapkan kontrak topik/ waktu dan tempat

2. Fase Kerja
• Ciptakan lingkungan yang nyaman
• Bantu klien untuk mendapatkan posisi istirahat yang nyaman duduk atau
berbaring
• Latih klien untuk menyentuh keempat jadi dengan ibu jari tangan
• Minta klien untuk tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali
• Minta klien untuk menutup mata agar rileks
• Dengan diiringi musik (jika klien mau)/ pandu klien untuk menghipnosisi
dirinya sendiri dengan arahan berikut ini:
• Telunjuk: membayangkan ketika sehat, sesehatsehatnya
• Jari tengah: bayangkan ketika kita bersama dengan orang-orang yang
kita sayangi.
• Jari manis: bayangkan ketika kita mendapat pujian.
• Jari kelingking: membayangkan tempat yang pernah dikunjungi yang
paling membekas.
• Minta klien untuk membuka mata secara perlahan
• Minta klien untuk tarik nafas dalam 2-3 kali

29
3. Fase Terminasi
• Evaluasi perasaan klien
• Ealuasi objektif
• Terapkan rencana tindak lanjut klien
• Kontrak topik/ waktu dan tempat untuk pertemuan berikutnya
• Salam penutup

6. Bagan Kerja :

PERSIAPAN
Klien:
Alat dan Bahan:
Perawat:
DS:
DO:

KERJA
Jelaskan Prosedur kerja yang dilakukan:

TERMINASI
DS:
DO:

30
10. Hasil Praktikum
No Nama Mahasiswa Implementasi Hasil Paraf

31
10. Diskusi dan pembahasan
No Nama Mahasiswa Pertanyaan Jawaban

11. Kesimpulan

12. Pustaka
• Aisyah. (2019). Penerapan prosedur hipnosis lima jari terhadap klien
dengan ansietas dalam konteks keluarga. Karya Tulis Ilmiah, 1(1), 73.
• Modul Pelatihan Basic Hypnosis Indonesian Board Of Hypnotherapy. Rev
2015
• Modul Pelatihan Advanced Hypnosis Indonesian Board Of Hypnotherapy.
Rev 2015

32

Anda mungkin juga menyukai