Oleh:
SITI NURMALIA
NIM: 2110263208
Oleh:
SITI NURMALIA
NIM: 2110263208
i
No Alumni Siti Nurmalia No Alumni:
Universitas
a).Tempat/Tgl: Tembilahan, 11 Juni 1997; b). Nama Orang Tua: (Ayah)
H. Marjuni (Ibu) Hj. Nurlena; c). Program Studi: D.IV Analis
Kesehatan/TLM; d). Fakultas: Ilmu Kesehatan; e). No NIM: 2110263208;
f). Tgl Lulus; 09 Agustus 2022; g). Predikat lulus: …….; h). IPK: …..; i)
Lama Studi: ……; j). Alamat: Jl. Trimas Harapan II Tembilahan Kota
Kabupaten Indragiri Hilir.
SKRIPSI
Oleh: Siti Nurmalia
Pembimbing: 1. Sudiyanto, M.PH, 2. Vetra Susanto, S.S.T., M.K.M
Abstrak
Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula
(glukosa) darah yang tinggi atau di atas normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah tidak
dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi salah satunya ditandai dengan
peningkatan dan penurunan fakrasi lipid dalam plasma. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan profil lipid (kolesterol total,
trigliserida, LDL dan HDL) pada penderita diabetes melitus tipe 2 di di Puskesmas Tembilahan
Kota. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional.
Sampel penelitian sebanyak 30 pasien diabetes miletus tipe 2. Jenis data yang dikumpulkan adalah
data primer dan data sekunder. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat.
Data diolah dengan menggunakan uji kolerasi dengan bantuan aplikasi SPSS versi 26.00. Hasil
penelitian yang dilakukan dengan uji Chi-Square diketahui bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara glukosa darah sewaktu dengan profil lipid yang diukur dengan kadar kolesterol
total, trigliserida, HDL dan LDL pada pasien penderita diabetes miletus tipe 2 di Puskesmas
Tembilahan Kota. Dimana hasil pengujian korelasi mendapatkan nilai P valuenya atau nilai taraf
signifikansinya lebih besar dari 0.05.
Kata Kunci: Glukosa Darah Sewaktu, Profil Lipid, Kolestrol Total, Trigliserida, LDL dan
HDL
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dintakan lulus pada tanggal 09 Agustus
2022 Abstrak telah disetujui oleh penguji
Tanda 1 2 3
Tangan
Nama
Sudiyanto, M.PH Vetra Susanto, S.S.T., M.K.M Dr.rer.nat. Ikhwan Resmala Sudji, M. Si
Terang
Mengetahui
Ketua Program Studi
ii
No Alumni Siti Nurmalia No Alumni:
Universitas
a).Tempat/Tgl: Tembilahan, 11 Juni 1997; b). Nama Orang Tua: (Ayah)
H. Marjuni (Ibu) Hj. Nurlena; c). Program Studi: D.IV Analis
Kesehatan/TLM; d). Fakultas: Ilmu Kesehatan; e). No NIM: 2110263208;
f). Tgl Lulus; 09 Agustus 2022; g). Predikat lulus: …….; h). IPK: …..; i)
Lama Studi: ……; j). Alamat: Jl. Trimas Harapan II Tembilahan Kota
Kabupaten Indragiri Hilir.
SKRIPSI
Oleh: Siti Nurmalia
Pembimbing: 1. Sudiyanto, M.PH, 2. Vetra Susanto, S.S.T., M.K.M
Abstrak
Diabetes is a disease that lasts a long time or is chronic and is characterized by high or above
normal blood sugar (glucose) levels. Glucose that accumulates in the blood is not controlled
properly, various complications can arise, one of which is marked by an increase and decrease
in plasma lipid fraction. The purpose of this study was to determine the relationship between
blood glucose levels and lipid profiles (total cholesterol, triglycerides, LDL and HDL) in patients
with type 2 diabetes mellitus at the Tembilahan City Health Center. The research design used
was analytic with a cross sectional approach. The research sample was 30 patients with type 2
diabetes mellitus. The types of data collected were primary data and secondary data. Analysis of
the data used is univariate and bivariate analysis. The data was processed using a correlation
test with the help of the SPSS version 26.00 application. The results of the research conducted
with the Chi-Square test showed that there was no significant relationship between blood glucose
and lipid profile as measured by total cholesterol, triglyceride, HDL and LDL levels in patients
with type 2 diabetes mellitus at the Tembilahan City Health Center. the results of the correlation
test get the P value or the significance level value is greater than 0.05.
Keywords: Temporary Blood Glucose, Lipid Profile, Total Cholesterol, Triglycerides, LDL and
HDL
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dintakan lulus pada Tanggal 09 Agustus
2022 Abstrak telah disetujui oleh penguji
Tanda 1 2 3
Tangan
Nama
Sudiyanto, M.PH Vetra Susanto, S.S.T., M.K.M Dr.rer.nat. Ikhwan Resmala Sudji, M. Si
Terang
Mengetahui
Ketua Program Studi
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Tembilahan Kota
NIM : 2110263208
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan dihadapan dalam ujian
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
iv
SKRIPSI
Disusun oleh:
Siti Nurmalia
NIM: 2110263208
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji
Mengetahui
Ketua Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 2110263208
Menyatakan bahwa skripsi yang ditulis dengan judul “Hubungan Kadar Gluosa
Darah Sewatu Dengan Profil Lipid (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan HDL)
kerja/karya sendiri dan bukan merupakan duplikat dari hasil karya orang lain,
kecuali kutipan yang sumbernya dicantumkan. Jika kemudian hari pernyataan ini
Menyatakan
Siti Nurmalia
vi
BIODATA
Agama : Islam
Fajar Pekanbaru
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dengan judul “Hubungan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Dengan Profil Lipid
(Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan HDL) Pada Penderita Diabetes Melitus
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui korelasi antara kadar
glukosa darah sewaktu dengan profil lipid (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan
materil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
3. Bapak Dr.rer.nat. Ikhwan Resmala Sudji, S.Si., M.Si selaku Dekan Fakultas
4. Ibu Dr. Apt. DY Shinta, M.Si selaku Ketua Program Studi D-IV Analis
perintis Indonesia.
viii
5. Bapak Sudiyanto, M.PH selaku Pembimbing I yang telah memberikan
penelitian ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak memberikan ilmu dan mendidik selama
perkuliahan.
8. Abah H. Marjuni dan Umak Hj. Nurlena Orang Tua yang selalu memberikan
9. Zainal Abidin, S.Ag Suami tersayang yang selalu memberikan dorongan dan
selesainya Penelitian ini dapat menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dan
Siti Nurmalia
ix
DAFTAR ISI
x
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 19
3.1. Jenis Penelitian..................................................................... 19
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 19
3.3. Populasi dan Sampel ............................................................ 19
3.3.1 Populasi ...................................................................... 19
3.3.2 Sampel ........................................................................ 19
3.3.3 Besar Sampel .............................................................. 19
3.4. Kriteria Sampel .................................................................... 20
3.4.1 Kriteria Insklusi .......................................................... 20
3.4.2 Kriteria Eksklusi ......................................................... 20
3.5. Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 21
3.6. Bahan dan Alat Penelitian .................................................... 21
3.6.1 Bahan.......................................................................... 21
3.6.2 Alat ............................................................................. 21
3.6.3 Reagen ........................................................................ 21
3.7. Variabel Penelitian ............................................................... 22
3.7.1 Variabel Independent .................................................. 22
3.7.2 Variabel Dependent..................................................... 22
3.8. Definisi Operasional ............................................................. 22
3.9. Pengumpulan, Pengelolaan dan Analisis Data ...................... 23
3.9.1 Pengumpulan Data ...................................................... 23
3.9.2 Pengelolaan Data ........................................................ 23
3.9.3 Analisa Data ............................................................... 24
3.10. Prosedur Penelitian ............................................................ 25
3.10.1. Persiapan Pengambilan Sampel ................................. 25
3.10.2. Metode Pemeriksaan Glokosa Darah dan Profil Lipid 25
3.10.3. Pemeriksaan Kadar Glukosa ..................................... 26
3.10.4. Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total ......................... 27
3.10.5. Pemeriksaan Kadar Triliserida .................................. 27
3.10.6. Pemeriksaan Kadar LDL ........................................... 28
3.10.7. Pemeriksaan Kadar HDL .......................................... 28
3.11. Kerangka Operasional ........................................................ 30
xi
BAB V PEMBAHASAN ........................................................................ 45
5.1. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian ..................... 45
5.2. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dengan
Kolesterol Total pada Pasien Penderita Diabetes Miletus Tipe
2 di UPT Puskesmas Tembilahan Kota ................................. 46
5.3. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dengan
Trigliserida pada Pasien Penderita Diabetes Miletus Tipe 2 di
UPT Puskesmas Tembilahan Kota ........................................ 47
5.4. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dengan
HDL pada Pasien Penderita Diabetes Miletus Tipe 2 di UPT
Puskesmas Tembilahan Kota ................................................ 48
5.5. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dengan
LDL pada Pasien Penderita Diabetes Miletus Tipe 2 di UPT
Puskesmas Tembilahan Kota ................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
dan diidentifikasi dengan tingginya kadar glukosa dalam darah yang tidak
insulin atau kelainan pada kinerja insulin ataupun keduanya, juga gangguan dalam
resiko dari penyakit lain seperti penyakit jantung, penyakit cerebrovascular dan
prevalensi diabetes yang cukup signifikan, yaitu 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5%
juta orang yang kemudian beresiko terkena penyakit lain, seperti serangan jantung,
stroke, kebutaan dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan
Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai
dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas normal. Glukosa yang
menumpuk di dalam darah tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai
insiden penyakit ini terus meningkat, baik di negara industri maupun negara
1
2
sebanyak 86,604 jiwa (Dinkes Prov. Riau, 2019). Kabupaten Indragiri Hilir pada
Puskesmas Tembilahan Kota jumlah pasien Diabetes Melitus berjumlah 131 jiwa
mengungkapkan, saat ini setidaknya 1 dari 10 orang atau sebanyak 537 juta orang
di dunia hidup dengan diabetes. Apabila tidak ada intervensi, angka ini
diproyeksikan akan meningkat, mencapai 643 juta pada tahun 2030 dan 784 juta
pada tahun 2045. Di Indonesia, jumlah penderita diabetes terus meningkat dari 10,7
juta pada tahun 2019 menjadi 19,5 juta pada tahun 2021. Ditahun 2021, Indonesia
(PikirananRakyat.com).
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid
yang utama adalah peningkatan kadar kolestrol total, Low Density Lipoprotein
(LDL), trigliserida, dan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar
HDL 40 mg/dl (47.3%), LDL 160 mg/dl (28.8%), trigliserida 160 mg/dl
dislipidemia pada penderita DM dua kali lebih tinggi dari populasi non diabetes. Di
ditemukan bahwa pada 20% penderita DM laki-laki dan 25% penderita DM wanita
mempunyai kadar kolesterol HDL sangat rendah. Menurut penelitian Taqwin tahun
kadar LDL (70.30%), dan peningkatan kadar trigliserida (54.50%) (Nida Najibah
Hanum, 2013).
diabetes melitus yang terjadi, peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada
“Hubungan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Dengan Profil Lipid (Kolesterol Total,
Trigliserida, LDL dan HDL) Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 terkhusus di
yang akan diteliti yaitu apakah terdapat hubungan kadar glukosa darah sewaktu
dengan profil lipid (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan HDL) pada penderita
(kolesterol total, trigliserida, LDL dan HDL) pada penderita diabetes melitus tipe 2
2. Untuk mengetahui rerata kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan HDL pada
5. Untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar LDL
6. Untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar HDL
sejenis.
hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan profil lipid pada penderita DM tipe
2.
dapat menerapkan pola hidup sehat sebagai upaya preventif pada masyarakat
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
sekresi insulin yang berkurang, penggunaan glukosa yang berkurang, dan produksi
dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja atau sekresi
2.1.1. Klasifikasi
Diabetes melitus tipe 1 ini terjadi pada usia muda di bawah 30 tahun. Seseorang
yang menderita diabetes melitus tipe 1 perlu dilakukan suntik insulin. Suntik insulin
dilakukan karena glukosa darah dalam tubuh tidak dapat memproduksi insulin
6
7
yang ditandai dengan presistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Tipe ini
sering diderita oleh seseorang yang berusia di atas 40 tahun. Hal ini terjadi ketika
tubuh manusia tidak dapat secara aktif menggunakan insulin yang dihasilkan oleh
2.1.2. Gejala
adanya diabetes melitus perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik diabetes
2. Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi eriksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita (Sri Rizki Malau,
2014).
2.1.3. Diagnosa
Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah
sewaktu 200 mg/dl, glukosa darah puasa 126 mg/dl sudah cukup untuk
pada hari lain atau tes toleransi glukosa oral (TTGO) yang ubnormal. Konfirmasi
8
bergejala, tetapi punya resiko DM (usia 45 tahun, berat badan lebih, hipertensi,
riwayat keluarga DM, riwayat abortus berulang, melahirkan bayi 4000 gr,
kolesterol HDL 35 mg/dl, atau trigliserida 250 mg/dl. Uji diagnostik dilakukan
sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan tes
2.1.4. Komplikasi
1. Komplikasi akut
2. Komplikasi kronik
menjalani operasi dan memperbaiki life style (pola hidup sehat) dengan memakan
diabetes melitus dapat dicegah. Faktor resiko DM dibagi menjadi beberapa faktor
resiko, namun ada beberapa yang dapat dirubah manusia, dalam hal ini dapat berupa
pola makan, pola aktivitas, dan pengelolaan stres. Faktor kedua merupakan faktor
resiko, namun sifatnya tidak dapat dirubah, seperti umur, jenis kelamin, dan faktor
penderita diabetes dengan latar belakang keluarga (Lestari, Zulkarnain, ST. Aisyah
Sijid, 2021).
Glukosa atau gula darah, suatu gula monosakarida, merupakan salah satu
karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh.
Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh
seperti glikogen, ribosa dan deoksiribosa dalam asam nukleat, galaktosa dalam
laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan proteoglikan. Selain itu
gula darah juga merupakan produk akhir dan merupakan sumber utama organisme
Kadar gula darah darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat gula
darah di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur
10
diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa > 126 mg/dl dan pada uji sewaktu >
200 mg/dl. Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat
setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang
normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dl
darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dl pada 2 jam setelah
makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya dan
kadar gula darah sewaktu normal berkisar antara 80-180 mg/dl (Adriansyah L.
2.2.1. Metabolisme
mempertahankan kadar glukosa dalam darah yang konstan, yaitu sekitar 80-100
mg/dl bagi dewasa dan 80-90 mg/dl bagi anak, walaupun pasokan makanan dan
kebutuhan jaringan berubahubah sewaktu kita tidur, makan, dan bekerja. Proses ini
dicegah dengan pelepasan glukosa dari simpanan glikogen hati yang besar melalui
jalur glikogenolisis dan sintesis glukosa dari laktat, gliserol, dan asam amino di hati
melalui jalur glukonoegenesis dan melalui pelepasan asam lemak dari simpanan
jaringan adiposa apabila pasokan glukosa tidak mencukupi. Kadar glukosa darah
yang tinggi yaitu hiperglikemia dicegah oleh perubahan glukosa menjadi glikogen
antar jaringan dalam menggunakan dan menyimpan glukosa selama puasa dan
11
Wungouw, 2015).
Gula darah sewaktu adalah jenis pemeriksaan gula darah kapanpun tanpa
dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makanan terakhir yang
dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut (Depkes RI, 1999). Biasanya jika normal,
maka akan ditemukan angka gula darah yang ada dalam batas normal dan angkanya
dapat berubah sesuai jenis makanan dan aktivitas sebelum melakukan tes.
setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam. Pasien akan disuruh puasa selama 8 jam
penuh tanpa makan kecuali minum air putih, setelah itu tenaga kesehatan akan
2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan (Depkes RI, 1999). Pasien akan
disuruh makan seperti biasanya, 2 jam setelahnya akan diperiksa gula darahnya.
Pada umumnya setelah makan pasien akan mengalami kenaikkan gula darah dan
Tabel 1.1
Kadar pemeriksaan glukosa darah
Kategori (mg/dl)
Jenis Pemeriksaan
Baik Sedang Buruk
enzim GOD (Glukosa Oksidase), membentuk asam glukonik dan H2O2 kemudian
sebanding dengan konsentrasi glukosa dalam sampel dan diukur secara fotometri
pada panjang gelombang 546 nm (Qurotul Aini Nur Ramadhani, dkk, 2019).
Profil lipid merupakan keadaan lemak yang dilihat dari kadar kolesterol
total, LDL, HDL, dan trigliserida. Lipid merupakan senyawa yang yang
mengandung karbon dan hodrogen yang umumnya hidrofobik yakni tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut, organic. Golongan-golongan biologis penting
adalah lemak netral, lipid terkonjugasi dan sterol. Lemak netral terdiri dari asam
lemak (terutama oleat, linoleate, stearate, arakidonat dan palmitate) dalam bentuk
trigliserida terdiri dari tiga molekul asam lemak dan satu molekul gliserol. Lipid
terkonjugasi terbentuk dari pengikatan gugus fosfat atau gula ke molekul lemak.
13
Profil lipid yang diukur adalah kadar kolesterol total, trigliserida, Low Density
Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL) (Zefitaria Adinda Putri,
2021).
2.3.1. Metabolisme
Metabolisme lipid atau metabolisme lemak dalam tubuh terjadi dalam hati.
Dilakukan oleh lipase yang terletak pada getah usus dan getah pankreas, denga pH
optimum 7,5-8. Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utama adalah netral,
yaitu trigliserida (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil
dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada yang masih
berupa monogliserol, karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal menuju
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air,
maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke
dalam sel epitel usus (enterosit) di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida
pembuluh limfe dan bermuara pada vea, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah.
menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, asam-asam lemak dan gliserol
membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak gliserol,
1. Kolesterol
plasma darah pada vertebrata. Dapat ditemukan dalam konsentrasi yang besar
dalam hati, sumsum tulang belakang dan otak. Kolesterol merupakan komponen
penting dari membrane sel yaitu memberikan stabilitas. Juga merupakan precursor
utama untuk sintesis vitamin D, beberapa hormone steroid, seperti kortisol, kortison
dan aldosterone dikelenjer adrenal, dan hormone seks progesterone, estrogen dan
testoteron. Kolesterol juga memiliki peran penting untuk sinapsis otak serta
kekebalan tubuh. Kolesterol juga dikenal sebagai suatu kelestarian atau cordulam,
yang merupakan kelas dari golongan senyawa organic yang dikenal sebagai
Jadi, kolesterol dianggap sebagai senyawa sterol lipid. Kolesterol ada sebagai zat
padat dan dianggap secara teknis tidak larut dalam air dan relative netral. Kolesterol
dapat ditemukan pada setiap jaringan tubuh manusia, dan juga pada sebagaian besar
biofluida, termasuk fases, darah, cairan serebrospinal dan empedu. Kolesterol dapat
ditemukan dimana saja pada tiap sel manusia, seperti di lisosim, sitoplasma,
membrane (diprediksi dari logP), dan reticulum endoplasma (Glory Golden Allo
Layuk, 2020).
15
Kadar kolesterol dalam darah berada dalam rentan normal apabila berada
pada rentang kurang dari 200 ml/dl dengan ambang batas tinggi kadar kolesterol
200-239 ml/dl dan tinggi apabila mencapai 240 mg/dl atau lebih (Kemenkes, 2017).
2. Trigliserida
Trigliserida merupakan bentuk utama dari lemak yang disimpan oleh tubuh.
Trigliserida terdiri dari 3 molekul asam lemak yang digabungkan dengan molekul
alcohol gliserol. Kadar trigliserida yang meningkat dianggap sebagai faktor resiko
trigliserida yang mengangkat lemak dalam aliran darah yang juga mengangkut
kolesterol. Kata trigliserida mencerminkan fakta bahwa trigliserida terdiri dari tiga
(tri-) molekul asam lemak yang digabungkan dengan molekul alcohol gliserol (-
gliserida) yang merupakan bagian utama dari banyak jenis lipid (lemak) (Glory
Kadar trigliserida dalam darah dapat dikatakan normal apabila kurang dari
150 mg/dl dan tinggi apabila berada pada rentan lebih dari 500 mg/dl (Kemenkes,
2018).
perbaikkan tubuh dan menyimpannya pada dinding arteri. LDL terbentuk dari IDL
yang dikonversi oleh hepatic triglyceride lipase (HTGL). Reseptor LDL berada
pada hati juga sebagian besar jaringan tubuh lainnya. Ketika ada jumlah reseptor
rendah, maka jumlah LDL yang dibawa oleh darah dari hati juga rendah, yang mana
16
akan berujung pada peningkatan kadar LDL plasma (Glory Golden Allo Layuk,
2020). LDL sebaiknya berada pada tingkat yang rendah atau dapat ditoleransi oleh
High density lipoprotein (HDL) merupakan salah satu dari lima tipe
lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL) dan HDL. Lipoprotein merupakan
sebuah partikel yang kompleks dengan fungsi sebagai transportasi lipid, seperti
berdasarkan masa jenis dan susunannya. HDL, sesuai dengan namanya, mempunyai
tingkat masa jenis yang tinggi diantara lipoprotein lainnya, juga dengan proporsi
protein yang tinggi. HDL menjadi sebuah perhatian khusus dalam dunia
aterosklerosis (Glory Golden Allo Layuk, 2020). Kategori nilai HDL menurut
Kemenkes RI tahun 2018, rendah 40 mg/dl, normal 40-59 mg/dl, dan tinggi 60
esterase, kolesterol yang sudah terlepas akan dioksidasi menjadi H2O2 oleh
bantuan enzim kolesterol oksidase, reaksi warna menjadi H2O2 yang teroksidasi
17
Metode ini paling banyak digunakan karena hasilnya lebih teliti hanya saja
Hidrolase
Oksidase
laboratorium atau rumah sakit biasanya dikertas laporan hasilnya akan tertera
informasi sebagai berikut: (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan HDL) (Arde
Antika, 2017).
Merujuk pada tujuan penelitian di atas, maka kerangka teori penelitian ini
adalah:
Kolesterol Total
Trigliserida
Pasien Diabetes Glukosa Darah
Melitus Tipe 2 Sewaktu Kolesterol LDL
Kolesterol HDL
glukosa darah sewaktu berhubungan dengan profil lipid pada penderita diabetes
metode cross sectional untuk mengetahui kolerasi antara kadar glukosa darah
3.3.1. Populasi
pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu dan profi lipid di puskesmas tembilahan
Kota.
3.3.2. Sampel
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah pasien yang melakukan
pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu dan profil lipid di puskesmas tembilahan
19
20
Rumus Slovin:
N
𝑛=
1 + N (𝑒 )2
N = ukuran populasi
e = taraf signifikasi 5%
berikut:
N
𝑛=
1 + N (𝑒 )2
33
𝑛=
1 + 33 (0,05)2
= 33.4 = 30 Sampel
sampel.
1. Penderita DM tipe 1
2. Penderita DM Gestasional
21
sampling artinya pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada
Tembilahan Kota.
3.6.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kapas alcohol, serum
3.6.2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu spuit, volume 3 ml,
spektrofotometer.
3.6.3. Reagen
setiap reagen harus dilakukan uji mutu untuk melihat apakah suatu reagen baik
dan didapatkan hasil yang baik. Reagen yang digunakan untuk melakukan
darah sewaktu.
Tabel 3.1.
Defenisi Operasional
Alat Hasil
Variabel Definisi Cara Ukur Skala
Ukur Ukur
DM Sekelompok penyakit Rekap Ordinal
metabolic yang Medik
ditandai dengan
kedaan hiperglikemia
akibat kelainan
sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-
duanya
GDS Jenis pemeriksaan GDS dikelompokkan Rekap mg/dl Ordinal
gula darah kapanpun menjadi: Medik
tanpa memperhatikan 1. Baik: 80 – 144 mg/dl
waktu maupun 2. Sedang: 145 – 179
kondisi seseorang mg/dl
3. Buruk: 180 mg/dl
Kolesterol Kadar kolesterol total Kolesterol total Rekap mg/dl Ordinal
Total dalam darah yang dikoelompokkan menjadi: Medik
diukur melalui 1. Baik: 200 mg/dl
pemeriksaan 2. Sedang: 200 – 239
laboratorium dan mg/dl
dicantumkan dalam 3. Buruk: 240 mg/dl
rekap medis
23
1. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari
sumber pertama atau tempat ojek penelitian dilakukan yaitu kadar glukosa dengan
kode tertentu yang telah disepakati terhadap rekap medis, kemudian memasukkan
data rekap medis sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variable
24
glukosa darah sewaktu dengan profil lipid pada penderita DM tipe 2 menggunakan
1. Analisa univariat
jenis kelamin, kadar glukosa darah sewaktu, kolesterol total, trigliseria, HDL dan
LDL.
2. Analisa bivariat
Uji bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara kadar glukosa darah
sewaktu dengan profil lipid pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota.
Tabel 3.2.
Panduan interprestasi hasil uji korelasi berdasarkan kekuatan korelasi dan
arah korelasi.
6. Diberi label
pada daerah cahaya yang terlihat oleh mata. Prinsip menggunakan metode ini
hydrogen peroksida.
adalah kilomikron, VLDL dan LDL kolesterol dihancurkan secara khusus melalui
reaksi enzimatik.
1. Pengambilan Darah
Darah diambil kira-kira 1 ml (tanpa puasa atau dengan puasa), kemudian darah
tersebut disentrifuge pada putaran 4000 rpm selama 15 menit agar diperoleh
serum darah.
c. Ambil plasma sebanyak 10 𝜇l, lalu dicampur reagen (pereaksi glukosa kit)
sebanyak 1000 𝜇l
Prosedur
Spektrofotometer: 500 nm
Kalkulasi
Faktor konversi
tabung sentrifuge yang bersih dan kering. Selanjutnya disentrifuge selama 5 menit
dengan kecepatan 12.000 rpm. Serum yang diperoleh digunakan untuk menentukan
Prosedur Pemeriksaan
Kuvet: 1 cm
Kalkulasi
Dalam mg/ dl
Prosedur Pemeriksaan
Panjang gelombang : Hg 546 nm
Spektrofotometer : 500 nm
Kuvet : diameter dalam 1 cm
Suhu inkubasi : 20 - 25°C atau 37°C
29
Kalkulasi
Gambar 3.1.
Kerangka Operasional
Persiapan penelitian
Perizinan tempat
pengambilan sampel
Analisis data
Kesimpulan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
memiliki luas tanah 1,052 m2 dan luas wilayah kerja 103,5 Km2. Wilayah kerja UPT
batas wilayah:
Tuaka
permukaan laut. UPT Puskesmas Tembilahan Kota memiliki wilayah kerja yang
Puskesmas Tembilahan Kota sebagian besar terdiri dari tanah gambut dan endapan
31
32
sungai serta rawa-rawa. Daerah ini dapat digolongkan kepada daerah beriklim
tropis basah dengan udara yang agak lembab, dengan curah hujan tertinggi pada
bulan april dan terendah pada bulan Agustus. Untuk mencapai daerah pedesaan,
disebut Melayu Riau, sebagaimana halnya suku melayu yang ada di daerah Riau
lainnya, suku melayu di daerah ini juga mempunyai sistem kekerabatan yang kental
dan penganut agama Islam yang taat. Hal ini ditandai dengan mudahnya suku-suku
wilayah kerja UPT Puskesmas Tembilahan kota adalah 37.269 jiwa yang terdiri
dari laki-laki 19.356 jiwa dan perempuan 17.913 jiwa. Jumlah Penduduk terpadat
berada di wilayah Tembilahan kota dan yang paling sedikit berada di Seberang
Tembilahan Selatan.
yang salah satunya adalah Diabetes Miletus. Layanan ini bertujuan untuk mencapai
kualitas hidup yang optimal bagi pasien penderita penyakit Kronis. Adapun
yang ada di UPT Puskesmas Tembilahan mulai dari hari Senin sampai dengan hari
Sabtu yang dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB.
umur dan jenis kelamin, kemudian bagaimana gambaran hasil pemeriksaan kadar
33
glukosa dan profil lipid (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan HDL) dapat
pasien yang melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu dan profil lipid
Tabel 4.1.
Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin
Valid Cumulative
No Karakteristik Frequency Persen
persen Persen
1 Laki-laki 12 40.0 40.0 40.0
2 Perempuan 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data olahan SPSS 26.00
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi berdasarkan
jenis kelamin responden dapat diketahui hasil penelitian ini adalah berjenis kelamin
kelamin perempuan ada sebanyak 18 orang atau sebesar 60% sedangkan laki-laki
ada sebanyak 12 orang atau sebesar 40%. Jika dilihat dari hasil penelitian ini terlihat
memeriksakan glukosa darah sewaktunya dan profil lipid lebih didominasi oleh
orang responden yakni pasien yang melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah
34
sewaktu dan profil lipid yang ada di UPT Puskesmas Tembilahan Kota dalam
Tabel 4.2.
Distribusi Berdasarkan Umur
Valid Cumulative
No Karakteristik Frequency Persen
persen Persen
1 41-50 11 36.7 36.7 36.7
2 52-60 14 46.7 46.7 83.3
3 >60 tahun 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data olahan SPSS 26.00
kadar glukosa darah sewaktu dan profil lipid (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL
dan HDL) yang dijadikan sampel penelitian ini mayoritas adalah yang berumur
antara 51-60 tahun yaitu sebanyak 14 orang atau sebesar 46.7%. Sedangkan yang
kedua adalah pasien yang berumur antara 41-50 tahun yaitu sebanyak 11 orang atau
sebesar 36.7%. Sedangkan yang ketiga adalah pasien yang berumur di atas dari 60
tahun atau sebesar 16.7%. Jika dilihat dari hasil penelitian ini pasien penderita
diabetes melitus tipe 2 yang memeriksakan kadar glukosa darah sewaktu dengan
Tembilahan Kota rata-rata adalah sudah yang memiliki umur di atas 40 tahun. Hal
ini dikarenakan bahwa umur yang di atas dari 40 tahun memiliki resiko tinggi
antara kadar glukosa darah sewaktu dengan profil lipid (Kolesterol Total,
Trigliserida, LDL dan HDL) pada penderita diabetes melitus tipe 2. Obyek
penelitian yang telah dilakukan, sampel yang diambil sebanyak 30 orang pasien
yang melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu dan profil lipid.
Darah Sewaktu (GDS) pada pasien penderita diabetes melitus tipe 2 yang ada di
UPT Puskesmas Tembilahan Kota, maka hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 4.3.
Distribusi Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS)
Valid Cumulative
Karakteristik Frequency Persen
persen Persen
Baik: 80 –144 mg/dl. 0 0 0 0
Sedang: 145–179 mg/dl. 4 13.3 13.3 13.3
Buruk: ≥180 mg/dl. 26 86.7 86.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data olahan SPSS 26.00.
Hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel diatas terlihat bahwa distribusi
pasien penderita diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan Kota dapat
diketahui bahwa dari 30 responden ada sebanyak 26 orang atau sebesar 86.7%
memiliki hasil kadar Glukosa Darah Sewaktu (GDS) yang buruk. Sedangkan
sisanya sebanyak 4 orang atau sebesar 13.3% memiliki hasil pemeriksaan Glukosa
Darah Sewaktu (GDS) yang masih baik. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
dijelaskan bahwa rata-rata atau mayoritas pasien penderita diabetes melitus tipe 2
memiliki nilai hasil pemeriksan kada Glukosa Darah Sewaktu (GDS) ≥180mg/dl.
Sedangkan sisanya ada sebanyak 4 orang memiliki nilai kadar Glukosa Darah
Sewaktu (GDS) yang masih baik/normal yakni memiliki nilai 80 – 144 mg/dl.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan melihat dari hasil
penderita diabetes melitus tipe 2, adapun maka hasil penelitian dapat dilihat pada
Tabel 4.4.
Distribusi Gambaran Hasil Pemeriksaan Kolesterol Total
Valid Cumulative
Karakteristik Frequency Persen
persen Persen
Baik: < 200 mg/dl 25 83.3 83.3 83.3
Sedang: 200 – 239 mg/dl 4 13.3 13.3 96.7
Buruk: ≥240 mg/dl 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data olahan SPSS 26.00.
kadar Kolesterol Total pada 30 orang responden pasien penderita diabetes melitus
37
tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan Kota bahwa ada sebanyak 25 orang atau
sebesar 83.3% memiliki nilai kadar kolesterol total yang masih baik. Sedangkan
kadar kolesterol total yang nilainya sedang ada sebanyak 4 orang atau sebesar
13.3%. Kemudian yang memiliki nilai kadar kolesterol total yang buruk ada
sebanyak 1 orang atau sebesar 3.3% Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa mayoritas pasien penderita diabetes melitus tipe 2 memiliki kadar kolesterol
total yang masih baik meskipun rata-rata nilai kadar Glukosa Darah Sewaktu rata-
diabetes melitus tipe 2 yang ada di UPT Puskesmas Tembilahan Kota dapat dilihat
Tabel 4.5.
Distribusi Gambaran Hasil Pemeriksaan Trigleserida
Valid Cumulative
Karakteristik Frequency Persen
persen Persen
Baik: < 150 mg/dl 14 46.7 46.7 46.7
Sedang: 150 – 199 mg/dl 13 43.3 43.3 90.0
Buruk: ≥200 mg/dl 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data olahan SPSS 26.00.
sebanyak 14 orang atau sebesar 46.7% memiliki nilai trigliserida yang masih baik.
38
Sedangkan sisanya ada sebanyak 13 orang atau sebesar 43.3% pasien pasien
penderita diabetes melitus tipe 2 memiliki triglieserida yang sedang. Kemudian ada
sebanyak 3 orang atau sebesar 10.0% yang memiliki kadar trigliserida yang buruk.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien pasien penderita
diabetes melitus tipe 2 yang diperiksakan kadar trigliserida atau profil lipid yakni
untuk trigliseridanya rata-rata memiliki nilai yang masih normal yakni antara <150-
199mg/dl atau masih dikatakan baik atau sedang meskipun kadar Glukosa Darah
melitus tipe 2 yang ada di UPT Puskesmas Tembilahan Kota dapat dilihat pada
Tabel 4.6.
Distribusi Gambaran Hasil Pemeriksaan HDL
Valid Cumulative
Karakteristik Frequency Persen
persen Persen
Baik: ≥60 mg/dl 1 3.3 3.3 3.3
Sedang: 40 – 59 mg/dl 29 96.7 96.7 100.0
Buruk: < 40 mg/dl 0 00.0 00.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data olahan SPSS 26.00.
orang atau sebesar 30,0% memiliki nilai HDL yang masih baik. Sedangkan sisanya
39
ada sebanyak 18 orang atau sebesar 60.0% memiliki nilai HDL yang sedang. Serta
ada sebanyak 3 orang pasien penderita diabetes melitus tipe 2 yang memiliki nilai
kadar HDL yang buruk. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
mayoritas pasien penderita diabetes melitus tipe 2 nilai profil lipidnya yang
diperiksakan yakni untuk HDLnya rata-rata masih memiliki nilai HDL yang masih
sedang atau masih dapat ditoleransi. Meskipun pada pemeriksaan kada Glukosa
melitus tipe 2 yang ada di UPT Puskesmas Tembilahan Kota dapat dilihat pada
Tabel 4.7.
Distribusi Gambaran Hasil Pemeriksaan LDL
Valid Cumulative
Karakteristik Frequency Persen
persen Persen
Baik: < 100 mg/dl 9 30.0 30.0 30.0
Sedang: 100 – 129 mg/dl 18 60.0 60.0 90.0
Buruk: ≥130 mg/dl 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data olahan SPSS 26.00.
diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan Kota diketahui sebanyak ada
29 orang atau sebesar 96,7% memiliki nilai LDL yang masih normal. Sedangkan
sisanya 1 orang atau sebesar 3.3% pasien penderita diabetes melitus tipe 2 memiliki
40
nilai LDL yang tinggi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas
pasien penderita diabetes melitus tipe 2 yang diperiksakan profil lipidnya yakni
untuk LDLnya mayoritas masih memiliki nilai LDL yang normal meskipun nilai
Selain uji univariat pada penelitian ini juga dilakukan Analisa uji Bivariat.
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat adanya hubungan anatar kadar Glukosa
Darah Sewaktu (GDS) sebagai variabel dependen dengan nilai profil lipid yang
diukur berdasarkan kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL yang ada di UPT
Puskesmas Tembilahan Kota. Adapun uji analisa bivariat sebelumnya dilakukan uji
normalitas data, untuk mengetahui setiap variabel apakah terdistribusi normal atau
tidak.
data numerik maka terlebih dahulu perlu dilakukan uji normalitas data dengan
uji Shapiro Wilk. Distribusi data dikatakan normal jika ρ > 0,05. Untuk melihat
bagaimana hasil penelitian pada uji normalitas data dengan uji Shapiro Wilk, maka
hasil penelitian ini yang menggunakan bantuan software SPSS 26.00 dapat dilihat
Tabel 4.9.
Hasil Uji Normalitas Data
Variabel n P
Glukosa Darah Sewaktu 30 0,163
Kolesterol Total 30 0,058
Trigleserida 30 0,048
HDL 30 0,168
LDL 30 0,102
Sumber: Data olahan SPSS 26.00.
41
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil output dari uji normalitas data
dengan menggunakan aplikasi SPSS 26.00 pada 30 orang responden yakni pasien
penderita diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan Kota. Jika dilihat
dari hasil uji normalitas data dapat diketahui bahwa nilai masing-masing variabel
yakni kadar Glukosa Darah Sewaktu, kolesterol total, trigliserida, HDL dan LSL
memiliki nilai ρ value signifikansi > 0,05 atau bisa dikatakan data pada penelitian
kolesterol total pada pasien penderita diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas
Tembilahan Kota maka didapat hasil uji korelasi penelitian seperti tabel di bawah
ini.
Tabel 4.10.
Hasil analisis data hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan
Kolesterol Total
korelation pearson adalah 0.307 dengan taraf signifikansi sebesar 0.099 atau nilai
ini adalah > 0.05 maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan
42
yang signifikan antara glukosa Darah Sewaktu dengan kolesterol total pada pasien
darah sewaktu dengan trigleserida pada pasien penderita diabetes melitus tipe 2 Di
UPT Puskesmas Tembilahan Kota maka didapat hasil uji korelasi penelitian seperti
Tabel 4.11.
Hasil analisis data hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan Trigleserida
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tabel
diatas menunjukkan hasil uji statistik korelasi didapatkan nilai korelation pearson
adalah 0.240 dengan taraf signifikansi sebesar 0.201 atau nilai ini adalah > 0.05,
maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan
antara glukosa darah sewaktu dengan trigliserida pada pasien penderita diabetes
Sewaktu dengan HDL Pada Pasien penderita diabetes melitus tipe 2 Di UPT
43
Glukosa Darah Sewaktu dengan HDL Pada Pasien penderita diabetes melitus tipe
2 Di UPT Puskesmas Tembilahan Kota maka didapat hasil uji korelasi penelitian
Tabel 4.12.
Hasil analisis data hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan HDL
Kadar Glukosa
Kadar HDL 0.145 0.443 Korelasi tidak bermakna.
Darah Sewaktu
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tabel
diatas menunjukkan hasil uji statistik korelasi didapatkan nilai korelation pearson
adalah 0.145, dengan taraf signifikansi sebesar 0.443 atau nilai ini adalah > 0.05,
maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara Glukosa
Darah Sewaktu dengan HDL Pada Pasien penderita diabetes melitus tipe 2 Di UPT
Glukosa Darah Sewaktu dengan LDL Pada Pasien penderita diabetes melitus tipe 2
Darah Sewaktu dengan LDL Pada Pasien penderita diabetes melitus tipe 2 Di UPT
Puskesmas Tembilahan Kota. maka didapat hasil uji korelasi penelitian seperti tabel
di bawah ini.
44
Tabel 4.13.
Hasil analisis data hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan LDL
Kadar Glukosa
Kadar LDL 0.285 0.127 Korelasi tidak bermakna.
Darah Sewaktu
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tabel
pearson adalah 0.285, dengan taraf signifikansi sebesar 0.127 atau nilai ini adalah
> 0.05, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan Glukosa
Darah Sewaktu dengan LDL Pada Pasien penderita diabetes melitus tipe 2 Di UPT
jenis kelamin dan umur karena peneliti ingin mengetahui bagaimana sebaran jenis
kelamin dan umur pasien yang pemeriksaan kadar Glukosa dalam darah dengan
profil lipid. Berdasarkan jenis kelamin diketahui dalam penelitian ini sebaran untuk
jenis kelamin didominasi oleh pasien penderita diabetes miletus tipe 2 yang ada di
UPT Puskesmas Tembilahan Kota adalah berjenis kelamin perempuan. Hal ini
menandakan bahwa banyak pasien penderita diabetes miletus tipe 2 yang memiliki
dibandingkan laki-laki.
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia yang sudah masuk di 50 tahun keatas sangat
berisiko terhadap terkena diabetes miletus tipe 2 ini. Sedangkan dari hasil penelitian
ini umur yang dibawah 40 tahun yang datang ke UPT Puskesmas Tembilahan Kota
tidak ada. Artinya usia produktif sangat minim terkena diabetes miletus.
45
46
Diabetes melitus tipe dua yang ada di UPT Puskesmas Tembilahan Kota dan setelah
0.718 yang menunjukkan bahwa hubungan antara kadar glukosa darah sewaktu
dengan kolesterol total pada pasien penderita diabetes miletus tipe 2 adalah tidak
bermakna. Dengan nilai korelasi Pearson sebesar 0.718 menunjukkan bahwa tidak
terdapat kecenderungan atau hubungan yang sangat lemah yang berbanding positif,
yaitu apabila terdapat peningkatan kadar glukosa darah sewaktu akan sedikit sekali
miletus tipe 2.
Hasil yang penelitian ini menunjukkan hasil penelitian sejalan dengan yang
dilakukan oleh Sri Rizki Malau (2014), dimana tidak terdapat hubungan positif dan
signifikan antara kadar glukosa darah puasa dengan kolesterol total pada pasien
penderita diabetes miletus tipe 2 yang ada di UPT Puskesmas Tembilahan Kota.
Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yeria (2010) dan Samantha P, dkk, dimana didapati hubungan positif antara kadar
Sehingga dalam penelitian ini dapat diartikan bahwa semakin buruk kontrol
glikemik pada penderita Diabetes melitus tipe 2 maka tidak akan terlalu
menghambat lipase peka hormon sehingga dengan tidak adanya hormon ini kadar
asam lemak bebas (FFA) dalam plasma menjadi lebih dari dua kali lipat.
dari hasil tabel 4.11, dari 30 pasien Diabetes melitus tipe dua yang ada di UPT
menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi atau hubungan yang bermakna antara
kadar glukosa darah sewaktu dengan trigliserida. Dengan adanya nilai hubungan
yang >0.05 ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan yang sangat lemah
yang berbanding searah, yaitu apabila terdapat peningkatan kadar glukosa darah
sewaktu akan sedikit sekali menaikkan kadar trigliserida pasien diabetes miletus
tipe 2 ini.
Andhra Pradesh, India, dimana terdapat hubungan positif yang tidak signifikan
antara kadar glukosa darah sewaktu dengan trigliserida. Namun hasil penelitian ini
sama atau sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Rizki Malau
(2014) dimana hasil penelitiannya juga menunjukkan tidak adanya hubungan yang
48
signifikan antara kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar trigliserida pada pasien
tipe 2 adalah peningkatan kadar trigliserida. Pada Diabetes yang tidak terkontrol,
kadar trigliserida dan kilomikron serta FFA plasma meningkat, dan plasma sering
5.4. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dengan HDL pada
Pasien Penderita Diabetes Miletus Tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan
Kota.
dari hasil tabel 4.12, dari 30 pasien Diabetes melitus tipe dua yang ada di UPT
menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi atau hubungan yang bermakna antara
kadar glukosa darah sewaktu dengan HDL. Dengan adanya nilai hubungan yang
>0.05 ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan yang sangat lemah yang
berbanding searah, yaitu apabila terdapat peningkatan kadar glukosa darah sewaktu
akan sedikit sekali menaikkan kadar HDL pasien diabetes miletus tipe 2 ini.
penelitian yang ditunjukkan oleh Sri Rizki Malau (2014) dimana hasil penelitiannya
juga menunjukkan tidak terdapat hubungan positif dan tidak signifikan antara kadar
glukosa darah sewaktu dengan HDL. Namun hasil penelitian ini sama atau sejalan
49
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Rizki Malau (2014) dimana hasil
kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar trigliserida pada pasien penderita
diabetes miletes tipe 2. Namun berbeda dengan hasil penelitian Yeria (2010),
kolesterol HDL.
meningkat. Keadaan ini akan menghasilkan asam lemak bebas (FFA) yang
berlebihan. Di hati asam lemak bebas akan menjadi trigliserid kembali dan menjadi
bagian dari VLDL. Oleh karena itu VLDL yang dihasilkan pada keadaan resistensi
insulin akan sangat kaya akan trigliserid, disebut VLDL kaya trigliserid atau VLDL
besar. Trigliserid VLDL besar dipertukarkan dengan kolesterol ester dari HDL dan
menghasilkan HDL miskin kolesterol ester tapi kaya trigliserid. Kolesterol HDL
bentuk demikian lebih mudah dikatabolisme oleh ginjal sehingga jumlah HDL
serum menurun.
5.5. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dengan LDL pada
Pasien Penderita Diabetes Miletus Tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan
Kota.
Berdasarkan tabel 4.13 dimana ouput dari hasil pemeriksaan glukosa darah
sewaktu, dari 30 pasien Diabetes melitus tipe dua yang melakukan kunjungan dan
nilai significancy 0.690 ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan atau
50
korelasi antara kadar glukosa darah sewaktu dengan kolesterol LDL atau bisa
bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah. Kadar
kolesterol LDL pada Diabetes melitus tipe 2 biasanya tidak berbeda bermakna
meningkat atau masih dalam tahap yang sedang atau rendah, perlu diingat bahwa
pada Diabetes melitus tipe 2 partikel LDL berbentuk kecil dan padat, yang bersifat
aterogenik.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
2. Diketahui rerata kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan HDL pada
atau sedang.
3. Hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar kolesterol total pada
5. Hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar HDL pada penderita DM
6. Hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar HDL pada penderita DM
juga tidak memiliki hubungan yang bermakna, dimana hasil p value > 0.05.
51
52
6.2 Saran
yang lebih banyak dan karakteristik responden dan variabel yang lebih
antara glukosa dalam darah dengan profil lipid seperti kurangnya sampel yang
melakukan pemantauan terhadap kadar glukosa darah secara rutin dan profil
Diabetes lainnya, yakni dengan juga pasien melakukan perubahan gaya hidup
DAFTAR PUSTAKA
Ade Antika, 2017. Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total Dalam Darah Pada
Sampel Serum Dengan Metode CHOD-PAP 2017. Tugas Akhir, Universitas
Sumatera Utara Medan
Ari Handoko, Siti Aminah, Marhamah, 2012. Hubungan Kualitas Spesimen Dahak
Dengan Gradasi Hasil Pemeriksaan BTA Pada Penderita TB Paru Di
Kabupaten Pringsewu Tahun 2012. Jurnal Analis Kesehatan: Vol. 2, No. 2,
September 2013
Faizal Aris, Benyamin, 2019. Penerapan Data Mining untuk Identifikasi Penyakit
Diabetes Melitus dengan Menggunakan Metode Klasifikasi. Jurnal Sistem
Komputer dan Informasi: Vol. 1, No. 1, Desember 2019
Heironimus Billy Febrian, 2020. Gaya Hidup Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
Pada Masyarakat di Daerah Perkotaan. Jurnal Pendidikan Dokter: Volume
2, Issue 2, Agustus 2020, p. 361 – 368
Lestari, Zulkarnain, ST. Aisyah Sijid, 2021. Diabetes Melitus: Review Etiologi,
Patofisiologi, Gejala, Penyebab, Cara pemeriksaan, Cara pengobatan dan
Cara Pencegahan. Jurnal program Studi Biologi: Vol. 7, No. 1 November
2021
Majority, 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Majority: Vol. 4, No. 5, Februari
2015
Nida Najibah Hanum, 2013. Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasa denga Profil
Lipid Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Cilegon Periode Januari-April 2013. Skripsi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
54
Sri Rizki Malau, 2014. Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasan Dengan Profil
Lipid Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Tahun 2014. Karya Tulis Ilmiah,
Universitas HKBP Nommensen Medan
Quratol Aini Nur Ramadhani, Ardiya Garini, Nurhayati, Sri Hartini Harianja, 2019.
Perbedaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Menggunakan Serum Dan
Plasma Edta 2019. Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang: Vol. 14, No. 2
Desember 2019
Zefitaria Adinda Putri, 2021. Hubungan HbA1c dengan Kadar Profil Lipid Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Karya Tulis Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendikia Medika Jombang.
55
Descriptives
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
Jenis Kelamin Umur
N Valid 30 30
Missing 0 0
Frequency Table
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 12 40.0 40.0 40.0
Perempuan 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
60
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 41-50 11 36.7 36.7 36.7
51-60 14 46.7 46.7 83.3
>60 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Frequencies
[DataSet0] D:\DATA SKRIPSI\33. Siti Nurmalia\Hasil Penelitian
SPSS\JK dan Umur.sav
Statistics
Glukosa Darah
Sewaktu Koleterol Total Trigliserida LDL HDL
N Valid 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Trigliserida
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 14 46.7 46.7 46.7
Sedang 13 43.3 43.3 90.0
Buruk 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
LDL
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 1 3.3 3.3 3.3
Normal 29 96.7 96.7 100.0
Total 30 00.0 100.0
HDL
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 9 30.0 30.0 30.0
Sedang 18 60.0 60.0 90.0
Buruk 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
CORRELATIONS
/VARIABLES=GDS CHOL
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Correlations
Glukosa Darah
Sewaktu Koleterol Total
Glukosa Darah Sewaktu Pearson Correlation 1 .307
Sig. (2-tailed) .099
N 30 30
Koleterol Total Pearson Correlation .307 1
Sig. (2-tailed) .099
N 30 30
CORRELATIONS
62
/VARIABLES=GDS TG
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Correlations
Glukosa Darah
Sewaktu Trigliserida
Glukosa Darah Sewaktu Pearson Correlation 1 .240
Sig. (2-tailed) .201
N 30 30
Trigliserida Pearson Correlation .240 1
Sig. (2-tailed) .201
N 30 30
CORRELATIONS
/VARIABLES=GDS HDL
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Correlations
Glukosa Darah
Sewaktu LDL
Glukosa Darah Sewaktu Pearson Correlation 1 .285
Sig. (2-tailed) .127
N 30 30
LDL Pearson Correlation .285 1
Sig. (2-tailed) .127
N 30 30
CORRELATIONS
/VARIABLES=GDS LDL
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
63
Correlations
Correlations
Glukosa Darah
Sewaktu HDL
Glukosa Darah Sewaktu Pearson Correlation 1 .145
Sig. (2-tailed) .443
N 30 30
HDL Pearson Correlation .145 1
Sig. (2-tailed) .443
N 30 30