Anda di halaman 1dari 79

SKRIPSI

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU DENGAN


PROFIL LIPID (KOLESTROL TOTAL, TRIGLISERIDA,
LDL DAN HDL) PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS
TEMBILAHAN KOTA

Oleh:
SITI NURMALIA
NIM: 2110263208

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI


LABORATORIUM MEDIS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
PADANG
2022
SKRIPSI

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU DENGAN


PROFIL LIPID (KOLESTROL TOTAL, TRIGLISERIDA,
LDL DAN HDL) PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS
TEMBILAHAN KOTA

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh:
SITI NURMALIA
NIM: 2110263208

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI


LABORATORIUM MEDIS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
PADANG
2022

i
No Alumni Siti Nurmalia No Alumni:
Universitas
a).Tempat/Tgl: Tembilahan, 11 Juni 1997; b). Nama Orang Tua: (Ayah)
H. Marjuni (Ibu) Hj. Nurlena; c). Program Studi: D.IV Analis
Kesehatan/TLM; d). Fakultas: Ilmu Kesehatan; e). No NIM: 2110263208;
f). Tgl Lulus; 09 Agustus 2022; g). Predikat lulus: …….; h). IPK: …..; i)
Lama Studi: ……; j). Alamat: Jl. Trimas Harapan II Tembilahan Kota
Kabupaten Indragiri Hilir.

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU DENGAN PROFIL LIPID


(KOLESTROL TOTAL, TRIGLISERIDA, LDL DAN HDL) PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA

SKRIPSI
Oleh: Siti Nurmalia
Pembimbing: 1. Sudiyanto, M.PH, 2. Vetra Susanto, S.S.T., M.K.M

Abstrak

Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula
(glukosa) darah yang tinggi atau di atas normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah tidak
dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi salah satunya ditandai dengan
peningkatan dan penurunan fakrasi lipid dalam plasma. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan profil lipid (kolesterol total,
trigliserida, LDL dan HDL) pada penderita diabetes melitus tipe 2 di di Puskesmas Tembilahan
Kota. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional.
Sampel penelitian sebanyak 30 pasien diabetes miletus tipe 2. Jenis data yang dikumpulkan adalah
data primer dan data sekunder. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat.
Data diolah dengan menggunakan uji kolerasi dengan bantuan aplikasi SPSS versi 26.00. Hasil
penelitian yang dilakukan dengan uji Chi-Square diketahui bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara glukosa darah sewaktu dengan profil lipid yang diukur dengan kadar kolesterol
total, trigliserida, HDL dan LDL pada pasien penderita diabetes miletus tipe 2 di Puskesmas
Tembilahan Kota. Dimana hasil pengujian korelasi mendapatkan nilai P valuenya atau nilai taraf
signifikansinya lebih besar dari 0.05.
Kata Kunci: Glukosa Darah Sewaktu, Profil Lipid, Kolestrol Total, Trigliserida, LDL dan
HDL
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dintakan lulus pada tanggal 09 Agustus
2022 Abstrak telah disetujui oleh penguji
Tanda 1 2 3
Tangan

Nama
Sudiyanto, M.PH Vetra Susanto, S.S.T., M.K.M Dr.rer.nat. Ikhwan Resmala Sudji, M. Si
Terang

Mengetahui
Ketua Program Studi

Dr. Apt. Dewi Yudiana Shinta, M.Si


NIK : 10103576025

ii
No Alumni Siti Nurmalia No Alumni:
Universitas
a).Tempat/Tgl: Tembilahan, 11 Juni 1997; b). Nama Orang Tua: (Ayah)
H. Marjuni (Ibu) Hj. Nurlena; c). Program Studi: D.IV Analis
Kesehatan/TLM; d). Fakultas: Ilmu Kesehatan; e). No NIM: 2110263208;
f). Tgl Lulus; 09 Agustus 2022; g). Predikat lulus: …….; h). IPK: …..; i)
Lama Studi: ……; j). Alamat: Jl. Trimas Harapan II Tembilahan Kota
Kabupaten Indragiri Hilir.

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU DENGAN PROFIL LIPID


(KOLESTROL TOTAL, TRIGLISERIDA, LDL DAN HDL) PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA

SKRIPSI
Oleh: Siti Nurmalia
Pembimbing: 1. Sudiyanto, M.PH, 2. Vetra Susanto, S.S.T., M.K.M

Abstrak

Diabetes is a disease that lasts a long time or is chronic and is characterized by high or above
normal blood sugar (glucose) levels. Glucose that accumulates in the blood is not controlled
properly, various complications can arise, one of which is marked by an increase and decrease
in plasma lipid fraction. The purpose of this study was to determine the relationship between
blood glucose levels and lipid profiles (total cholesterol, triglycerides, LDL and HDL) in patients
with type 2 diabetes mellitus at the Tembilahan City Health Center. The research design used
was analytic with a cross sectional approach. The research sample was 30 patients with type 2
diabetes mellitus. The types of data collected were primary data and secondary data. Analysis of
the data used is univariate and bivariate analysis. The data was processed using a correlation
test with the help of the SPSS version 26.00 application. The results of the research conducted
with the Chi-Square test showed that there was no significant relationship between blood glucose
and lipid profile as measured by total cholesterol, triglyceride, HDL and LDL levels in patients
with type 2 diabetes mellitus at the Tembilahan City Health Center. the results of the correlation
test get the P value or the significance level value is greater than 0.05.
Keywords: Temporary Blood Glucose, Lipid Profile, Total Cholesterol, Triglycerides, LDL and
HDL
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dintakan lulus pada Tanggal 09 Agustus
2022 Abstrak telah disetujui oleh penguji

Tanda 1 2 3
Tangan

Nama
Sudiyanto, M.PH Vetra Susanto, S.S.T., M.K.M Dr.rer.nat. Ikhwan Resmala Sudji, M. Si
Terang
Mengetahui
Ketua Program Studi

Dr. Apt. Dewi Yudiana Shinta, M.Si


NIK : 10103576025

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Hubungan Kadar Gluosa Darah Sewatu Dengan Profil

Lipid (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan HDL) Pada

Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas

Tembilahan Kota

Nama Mahasiswa : Siti Nurmalia

NIM : 2110263208

Program Studi : Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan dihadapan dalam ujian

komprehensif, yang merupakan salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan

Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis pada Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Perintis Indonesia.

Menyetujui
Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Sudiyanto, M.PH Vetra Susanto, S.S.T., M.K.M


NIDN: 0021025403 NIDN: 1008098101

iv
SKRIPSI

Hubungan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Dengan Profil Lipid (Kolesterol


Total, Trigliserida, LDL dan HDL) Pada Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2 Di Puskesmas Tembilahan Kota

Disusun oleh:

Siti Nurmalia
NIM: 2110263208

Telah diujikan didepan penguji SKRIPSI


Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia Indonesia

Pada tanggal, 09 Agustus 2022 dan dinyatakan

Pembimbing I Pembimbing II

SUDIYANTO, M.PH VETRA SUSANTO, S.S.T., M.K.M


NIDN: 0021025403 NIDN: 1008098101

Penguji

Dr.rer.nat. IKHWAN RESMALA SUDJI, M. Si


NIDN: 1023097901

Mengetahui
Ketua Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia

Dr. Apt. Dewi Yudiana Shinta, M.Si


NIK: 10103576025

v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Nurmalia

NIM : 2110263208

Menyatakan bahwa skripsi yang ditulis dengan judul “Hubungan Kadar Gluosa

Darah Sewatu Dengan Profil Lipid (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan HDL)

Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Tembilahan Kota” adalah

kerja/karya sendiri dan bukan merupakan duplikat dari hasil karya orang lain,

kecuali kutipan yang sumbernya dicantumkan. Jika kemudian hari pernyataan ini

tidak benar maka status kelulusan menjadi batal dengan sendirinya.

Tembilahan, 09 Agustus 2022

Menyatakan

Siti Nurmalia

vi
BIODATA

Nama : Siti Nurmalia

Tempat, tanggal lahir : Tembilahan, 11 Juni 1997

Agama : Islam

Jenis kelamin : Wanita

Alamat : Jl. Trimas Harapan II Tembilahan Kota

Riwayat pendidikan : 1. SD 019 Tanjung Harapan Tembilahan Kota

: 2. MTsN 039 Tembilahan Kota

: 3. MAN 1 Tembilahan Kota

: 4. D3 Akademi Analis Kesehatan

Fajar Pekanbaru

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini

dengan judul “Hubungan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Dengan Profil Lipid

(Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan HDL) Pada Penderita Diabetes Melitus

Tipe 2 Di Puskesmas Tembilahan Kota” yang merupakan salah satu syarat

menyelesaikan Pendidikan Di Prodi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium

Medis pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui korelasi antara kadar

glukosa darah sewaktu dengan profil lipid (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan

HDL) pada penderita DM tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota.

Dalam penyelesaian proposal ini, penulis banyak mendapat bantuan baik

materil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Yohanes, SH., MH selaku Ketua Yayasan Universitas Perintis Indonesia.

2. Bapak Yendrizal Jafri, SKp. M. Biomed, Rektor Universitas Perintis Indonesia.

3. Bapak Dr.rer.nat. Ikhwan Resmala Sudji, S.Si., M.Si selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia, serta penguji yang telah

meluangkan waktunya dalam menyusun proposal ini.

4. Ibu Dr. Apt. DY Shinta, M.Si selaku Ketua Program Studi D-IV Analis

Kesehatan Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Ilmu Kesehatan Uversitas

perintis Indonesia.

viii
5. Bapak Sudiyanto, M.PH selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan petunjuk selama pembuatan proposal penelitian ini.

6. Bapak Vetra Susanto, S.S.T, M.K.M selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk selama pembuatan proposal

penelitian ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak memberikan ilmu dan mendidik selama

perkuliahan.

8. Abah H. Marjuni dan Umak Hj. Nurlena Orang Tua yang selalu memberikan

motivasi dan semangat serta do’a restu.

9. Zainal Abidin, S.Ag Suami tersayang yang selalu memberikan dorongan dan

semangat untuk cepat menyelesaikan penelitian.

10. Teman-teman seperjuangan yang bersama saling bahu-membahu dan selalu

menjadi tim yang luarbiasa.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, dengan harapan semoga dengan

selesainya Penelitian ini dapat menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dan

dapat bermanfaat bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

Tembilahan, 09 Agustus 2022

Siti Nurmalia

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... vi
BIODATA ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv

BAB I PENDUHULUAN ..................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................ 4
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................. 5
1.4.1 Bagi Peneliti ............................................................... 5
1.4.2 Bagi Instusi Pendidikan ............................................... 5
1.4.3 Bagi Masyarakat ......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 6


2.1. Diabetes Melitus .................................................................. 6
2.1.1 Klasifikasi ................................................................... 6
2.1.2 Gejala ......................................................................... 7
2.1.3 Diagnosa ..................................................................... 7
2.1.4 Komplikasi ................................................................. 8
2.1.5 Pengobatan dan Pencegahan ........................................ 9
2.2 Glukosa Darah ..................................................................... 9
2.2.1 Metabolisme ............................................................... 10
2.2.2 Macam-Macam Pemeriksaan Glukosa ......................... 11
2.2.3 Metode Pemeriksaan Kadar Glukosa ........................... 12
2.3 Profil Lipid .......................................................................... 13
2.3.1 Metabolisme ............................................................... 13
2.3.2 Macam-Macam Profil Lipid ........................................ 14
2.3.3 Metode Pemeriksaan Profil Lipid ................................ 17
2.4 Kerangka Teori .................................................................... 18
2.5 Hipotesis Penelitian .............................................................. 18

x
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 19
3.1. Jenis Penelitian..................................................................... 19
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 19
3.3. Populasi dan Sampel ............................................................ 19
3.3.1 Populasi ...................................................................... 19
3.3.2 Sampel ........................................................................ 19
3.3.3 Besar Sampel .............................................................. 19
3.4. Kriteria Sampel .................................................................... 20
3.4.1 Kriteria Insklusi .......................................................... 20
3.4.2 Kriteria Eksklusi ......................................................... 20
3.5. Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 21
3.6. Bahan dan Alat Penelitian .................................................... 21
3.6.1 Bahan.......................................................................... 21
3.6.2 Alat ............................................................................. 21
3.6.3 Reagen ........................................................................ 21
3.7. Variabel Penelitian ............................................................... 22
3.7.1 Variabel Independent .................................................. 22
3.7.2 Variabel Dependent..................................................... 22
3.8. Definisi Operasional ............................................................. 22
3.9. Pengumpulan, Pengelolaan dan Analisis Data ...................... 23
3.9.1 Pengumpulan Data ...................................................... 23
3.9.2 Pengelolaan Data ........................................................ 23
3.9.3 Analisa Data ............................................................... 24
3.10. Prosedur Penelitian ............................................................ 25
3.10.1. Persiapan Pengambilan Sampel ................................. 25
3.10.2. Metode Pemeriksaan Glokosa Darah dan Profil Lipid 25
3.10.3. Pemeriksaan Kadar Glukosa ..................................... 26
3.10.4. Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total ......................... 27
3.10.5. Pemeriksaan Kadar Triliserida .................................. 27
3.10.6. Pemeriksaan Kadar LDL ........................................... 28
3.10.7. Pemeriksaan Kadar HDL .......................................... 28
3.11. Kerangka Operasional ........................................................ 30

BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................. 31


4.1. Hasil Penelitian ................................................................... 31
4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ......................... 32
4.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden Sampel .............. 33
4.1.3. Analisa Univariat ..................................................... 35
4.1.4. Analisa Bivariat ....................................................... 40

xi
BAB V PEMBAHASAN ........................................................................ 45
5.1. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian ..................... 45
5.2. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dengan
Kolesterol Total pada Pasien Penderita Diabetes Miletus Tipe
2 di UPT Puskesmas Tembilahan Kota ................................. 46
5.3. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dengan
Trigliserida pada Pasien Penderita Diabetes Miletus Tipe 2 di
UPT Puskesmas Tembilahan Kota ........................................ 47
5.4. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dengan
HDL pada Pasien Penderita Diabetes Miletus Tipe 2 di UPT
Puskesmas Tembilahan Kota ................................................ 48
5.5. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dengan
LDL pada Pasien Penderita Diabetes Miletus Tipe 2 di UPT
Puskesmas Tembilahan Kota ................................................ 49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 51


6.1. Kesimpulan ......................................................................... 51
6.2. Saran ................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Kadar Pemeriksaan Glukosa Darah .................................................... 12


3.1. Definisi Operasional .......................................................................... 22
3.2. Panduan Interprestasi Hasil Uji Kolerasi ............................................ 24
4.1. Deskripsi Karakteristik Variabel ........................................................ 33
4.2. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................... 34
4.3. Distribusi Berdasarkan Umur ............................................................. 35
4.4. Distribusi Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu ....................... 36
4.5. Distribusi Hasil Pemeriksaan Kolesterol Total ................................... 37
4.6. Distribusi Hasil Pemeriksaan Trigliserida .......................................... 38
4.7. Distribusi Hasil Pemeriksaan HDL .................................................... 39
4.8. Distribusi Hasil Pemeriksaan LDL ..................................................... 40
4.9. Hasil Uji Normalitas Data .................................................................. 41
4.10. Hasil Analisis Data Hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan
Kolesterol Total ................................................................................. 42
4.11. Hasil Analisis Data Hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan
Trigliserida ........................................................................................ 43
4.12. Hasil Analisis Data Hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan HDL 44
4.13. Hasil Analisis Data Hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan LDL 45

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Teori ................................................................................... 17


3.1. Prosedur Kerja .................................................................................... 30

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Hasil Penelitian .............................................................................. 55


2. Surat Izin Penelitian ............................................................................... 56
3. Surat Balasan Penelitian ......................................................................... 57
4. Dokumentasi Penelitian ......................................................................... 59
5. Hasil Output SPSS 26.00 ........................................................................ 60

xv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes merupakan suatu kelompok gangguan metabolisme yang ditandai

dan diidentifikasi dengan tingginya kadar glukosa dalam darah yang tidak

terkendali. Patofisiologi diabetes yaitu kelainan dari pancreas dalam menghasilkan

insulin atau kelainan pada kinerja insulin ataupun keduanya, juga gangguan dalam

metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Diabetes dapat meningkatkan faktor

resiko dari penyakit lain seperti penyakit jantung, penyakit cerebrovascular dan

obesitas, juga pada penyakit infeksi seperti tuberkolosis (WHO, 2019).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) memperlihatkan peningkatan angka

prevalensi diabetes yang cukup signifikan, yaitu 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5%

di tahun 2018, sehingga estimasi jumlah penderita di Indonesia mencapai lebih 16

juta orang yang kemudian beresiko terkena penyakit lain, seperti serangan jantung,

stroke, kebutaan dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan

kematian (Kemenkes RI, 2018).

Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai

dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas normal. Glukosa yang

menumpuk di dalam darah tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai

komplikasi (Kemenkes Provinsi Riau, 2019).

Diabetes melitus menjadi masalah kesehatan dunia karena prevalensi dan

insiden penyakit ini terus meningkat, baik di negara industri maupun negara

berkembang, termasuk juga Indonesia.

1
2

Di Provinsi Riau prevalensi Kasus DM tahun 2017 berjumlah 38,361 jiwa,

sedangkan pada tahun 2018-2019 prevalensi DM di Provinsi Riau meningkat

sebanyak 86,604 jiwa (Dinkes Prov. Riau, 2019). Kabupaten Indragiri Hilir pada

tahun 2018 dilaporkan penderita Diabetes Melitus yang mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar berjumlah 3.405 orang, berdasarkan Kecamatan dan

sarana pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus

menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2022,

Puskesmas Tembilahan Kota jumlah pasien Diabetes Melitus berjumlah 131 jiwa

periode 2022 (Dinkes Kab. INHIL, 2022).

International Diabetes Federation (IDF) Atlas edisi ke–10

mengungkapkan, saat ini setidaknya 1 dari 10 orang atau sebanyak 537 juta orang

di dunia hidup dengan diabetes. Apabila tidak ada intervensi, angka ini

diproyeksikan akan meningkat, mencapai 643 juta pada tahun 2030 dan 784 juta

pada tahun 2045. Di Indonesia, jumlah penderita diabetes terus meningkat dari 10,7

juta pada tahun 2019 menjadi 19,5 juta pada tahun 2021. Ditahun 2021, Indonesia

menduduki peringkat kelima dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia

(PikirananRakyat.com).

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan

peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid

yang utama adalah peningkatan kadar kolestrol total, Low Density Lipoprotein

(LDL), trigliserida, dan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar

lipid yang meningkat menyebabkan penyempitan pembuluh darah atau

aterosklerosis (Nida Najibah Hanum, 2013).


3

Kejadian dislipidemia di Indonesia menurut penelitian MONICA tahun

2002, diperoleh hiperkolesterolemia  250 mg/dl (27.7%),  200 mg/dl (56.5%),

HDL  40 mg/dl (47.3%), LDL  160 mg/dl (28.8%), trigliserida  160 mg/dl

(22.0%), serta rasio kolesterol total/HDL  5 mg/dl (51.9%). Prevalensi

dislipidemia pada penderita DM dua kali lebih tinggi dari populasi non diabetes. Di

Negara Barat, terdapat 20-30% populasi mengalami dislipidemia diabetik. Pada

Framingham Heart Study, Penderita DM didapatkan dua kali lebih sering

mengalami hipertrigliseridemia dan penurunan kolesterol HDL. Selain itu,

ditemukan bahwa pada 20% penderita DM laki-laki dan 25% penderita DM wanita

mempunyai kadar kolesterol HDL sangat rendah. Menurut penelitian Taqwin tahun

2005, dari 108 penderita DM, 37 orang (34.26%) mengalami hiperlipidemia.

Hiperlipidemia yang ditemukan adalah rendahnya HDL (81.08%), peningkatan

kadar LDL (70.30%), dan peningkatan kadar trigliserida (54.50%) (Nida Najibah

Hanum, 2013).

Berdasarkan uraian di atas, melihat banyaknya peningkatan penderita

diabetes melitus yang terjadi, peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada

“Hubungan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Dengan Profil Lipid (Kolesterol Total,

Trigliserida, LDL dan HDL) Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 terkhusus di

Puskesmas Tembilahan Kota”.


4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah

yang akan diteliti yaitu apakah terdapat hubungan kadar glukosa darah sewaktu

dengan profil lipid (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan HDL) pada penderita

diabetes melitus tipe 2 di di Puskesmas Tembilahan Kota?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan profil lipid

(kolesterol total, trigliserida, LDL dan HDL) pada penderita diabetes melitus tipe 2

di di Puskesmas Tembilahan Kota.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui rerata kadar glukosa darah sewaktu penderita DM tipe 2 di di

Puskesmas Tembilahan Kota.

2. Untuk mengetahui rerata kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan HDL pada

penderita DM tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota.

3. Untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar

kolesterol total pada penderita DM tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota.

4. Untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar

trigliserida pada penderita DM tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota.

5. Untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar LDL

pada penderita DM tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota.

6. Untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar HDL

pada penderita DM tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota.


5

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

1. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai hubungan kadar glukosa darah

sewaktu dengan profil lipid pada penderita DM tipe 2.

2. Dapat menjadi sarana pengembangan diri, mengasah daya analisa, menambah

pengalaman dan penerapan ilmu pengetahuan yang dimiliki.

3. Dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan penelitian yang

sejenis.

1.4.2. Bagi Instusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan literatur mengenai

hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan profil lipid pada penderita DM tipe

2.

1.4.3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan ilmu

pengetahuan sehingga masyarakat dapat mengetahui komplikasi DM tipe 2 serta

dapat menerapkan pola hidup sehat sebagai upaya preventif pada masyarakat

berisiko dan kuratif bagi penderita DM tipe 2.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diabetes Melitus

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, diabetes

melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau

kedua-duanya (Sri Rizki Malau, 2014).

Sesuai dengan etiologi DM, keadaan hiperglikemia dapat disebabkan oleh

sekresi insulin yang berkurang, penggunaan glukosa yang berkurang, dan produksi

glukosa yang meningkat (Nida Najibah Hanum, 2013).

Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya

hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lema, dan protein yang

dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja atau sekresi

insulin (Heironimus Billy Febrian, 2020).

2.1.1. Klasifikasi

Penyakit diabetes dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Diabetes melitus tipe 1

Penyakit diabetes melitus tipe 1 biasanya disebut insulin dependent.

Diabetes melitus tipe 1 ini terjadi pada usia muda di bawah 30 tahun. Seseorang

yang menderita diabetes melitus tipe 1 perlu dilakukan suntik insulin. Suntik insulin

dilakukan karena glukosa darah dalam tubuh tidak dapat memproduksi insulin

sebagaimana mestinya (Faizal Aris, Benyamin 2019).

6
7

2. Diabetes melitus tipe 2

Penyakit diabetes melitus tipe 2 biasanya disebut non-insulin dependent

yang ditandai dengan presistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Tipe ini

sering diderita oleh seseorang yang berusia di atas 40 tahun. Hal ini terjadi ketika

tubuh manusia tidak dapat secara aktif menggunakan insulin yang dihasilkan oleh

tubuh. Biasanya disebabkan faktor keturunan, obesitas, kurang aktifitas, penyakit

lain dan usia (Faizal Aris, Benyamin 2019).

2.1.2. Gejala

Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. Kecurigaan

adanya diabetes melitus perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik diabetes

melitus seperti di bawah ini:

1. Keluhan klasik diabetes melitus berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan

penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

2. Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan

disfungsi eriksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita (Sri Rizki Malau,

2014).

2.1.3. Diagnosa

Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah

sewaktu  200 mg/dl, glukosa darah puasa  126 mg/dl sudah cukup untuk

menegakkan diagnosis DM. Untuk diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa

lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah beban glukosa. Sekurang-kurangnya

diperlukan kadar glukosa darah 2 kali ubnormal untuk konfirmasi diagnosis DM

pada hari lain atau tes toleransi glukosa oral (TTGO) yang ubnormal. Konfirmasi
8

tidak diperlukan pada keadaan khas hiperglikemia dengan dekompensasi metabolik

akut, seperti ketoasidosis, berat badan yang menurun cepat.

Ada perbedaan antara uji diagnostik DM dan pemeriksaan penyaring. Uji

diagnostik dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala DM, sedangkan

pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidentifikasi mereka yang tidak

bergejala, tetapi punya resiko DM (usia  45 tahun, berat badan lebih, hipertensi,

riwayat keluarga DM, riwayat abortus berulang, melahirkan bayi  4000 gr,

kolesterol HDL  35 mg/dl, atau trigliserida  250 mg/dl. Uji diagnostik dilakukan

pada mereka yang positif uji penyaring.

Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah

sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan tes

toleransi glukosa oral (TTGO) standar (Majority, 2015).

2.1.4. Komplikasi

Komplikasi DM dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu komplikasi

akut dan komplikasi kronik (Nida Najibah hanum, 2013).

1. Komplikasi akut

Komplikasi akut menunjukkan perubahan relatif glukosa darah yang akut,

seperti hipoglikemia iatrogenik, diabetik, ketoasidosis (DKA) sindrom

hiperosmolar hiperglekemik non-ketotik, somogyi effect, dan dawn phenomenon.

2. Komplikasi kronik

Komplikasi kronik biasanya terjadi akibat lamanya menderita DM sehingga

dapat terjadi penyumbatan pembuluh darah.


9

2.1.5. Pengobatan dan Pencegahan

Pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita diabetes melitus yaitu

dengan terapi insulin, mengkonsumsi obat diabetes, mencoba pengobatan alternatif,

menjalani operasi dan memperbaiki life style (pola hidup sehat) dengan memakan

makanan yang bergizi atau sehat, olahraga.

Menurut Kementerian Kesehatan (2010), dengan memahami faktor resiko,

diabetes melitus dapat dicegah. Faktor resiko DM dibagi menjadi beberapa faktor

resiko, namun ada beberapa yang dapat dirubah manusia, dalam hal ini dapat berupa

pola makan, pola aktivitas, dan pengelolaan stres. Faktor kedua merupakan faktor

resiko, namun sifatnya tidak dapat dirubah, seperti umur, jenis kelamin, dan faktor

penderita diabetes dengan latar belakang keluarga (Lestari, Zulkarnain, ST. Aisyah

Sijid, 2021).

2.2. Glukosa Darah

Glukosa atau gula darah, suatu gula monosakarida, merupakan salah satu

karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh.

Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh

seperti glikogen, ribosa dan deoksiribosa dalam asam nukleat, galaktosa dalam

laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan proteoglikan. Selain itu

gula darah juga merupakan produk akhir dan merupakan sumber utama organisme

hidup yang kegunaannya dikontrol oleh insulin (Adriansyah L. Putra, Pemsi M.

Wowor, Herlina I. S. Wungouw, 2015).

Kadar gula darah darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat gula

darah di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur
10

dengan ketat di dalam tubuh. Menurut kriteria diagnostik Perkumpulan

Endokrinologi Indonesia (PERKENI) 2006, seseorang dikatakan menderita

diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa > 126 mg/dl dan pada uji sewaktu >

200 mg/dl. Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat

setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang

normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dl

darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dl pada 2 jam setelah

makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya dan

kadar gula darah sewaktu normal berkisar antara 80-180 mg/dl (Adriansyah L.

Putra, Pemsi M. Wowor, Herlina I. S. Wungouw, 2015).

2.2.1. Metabolisme

Semua sel dengan tiada hentinya mendapat glukosa. Tubuh

mempertahankan kadar glukosa dalam darah yang konstan, yaitu sekitar 80-100

mg/dl bagi dewasa dan 80-90 mg/dl bagi anak, walaupun pasokan makanan dan

kebutuhan jaringan berubahubah sewaktu kita tidur, makan, dan bekerja. Proses ini

disebut homeostasis glukosa. Kadar glukosa yang rendah, yaitu hipoglikemia

dicegah dengan pelepasan glukosa dari simpanan glikogen hati yang besar melalui

jalur glikogenolisis dan sintesis glukosa dari laktat, gliserol, dan asam amino di hati

melalui jalur glukonoegenesis dan melalui pelepasan asam lemak dari simpanan

jaringan adiposa apabila pasokan glukosa tidak mencukupi. Kadar glukosa darah

yang tinggi yaitu hiperglikemia dicegah oleh perubahan glukosa menjadi glikogen

dan perubahan glukosa menjadi triasilgliserol di jaringan adiposa. Keseimbangan

antar jaringan dalam menggunakan dan menyimpan glukosa selama puasa dan
11

makan terutama dilakukan melalui kerja hormon homeostasis metabolik yaitu

insulin dan glucagon (Adriansyah L. Putra, Pemsi M. Wowor, Herlina I. S.

Wungouw, 2015).

2.2.2. Macam-Macam Pemeriksaan Glukosa Darah

1. Glukosa darah sewaktu (GDS)

Gula darah sewaktu adalah jenis pemeriksaan gula darah kapanpun tanpa

memperhatikan waktu maupun kondisi seseorang. Pemeriksaan gula darah yang

dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makanan terakhir yang

dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut (Depkes RI, 1999). Biasanya jika normal,

maka akan ditemukan angka gula darah yang ada dalam batas normal dan angkanya

dapat berubah sesuai jenis makanan dan aktivitas sebelum melakukan tes.

2. Glukosa darah puasa (GDP)

Pemeriksaan gula darah puasa adalah pemeriksaan gula yang dilakukan

setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam. Pasien akan disuruh puasa selama 8 jam

penuh tanpa makan kecuali minum air putih, setelah itu tenaga kesehatan akan

memeriksa gula darah pasien. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar insulin dalam penyimbangan glukosa darah.

3. Glukosa darah 2 jam setelah makan (GD2PP)

Pemeriksaan gula 2 jam setelah makan adalah pemeriksaaan yang dilakukan

2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan (Depkes RI, 1999). Pasien akan

disuruh makan seperti biasanya, 2 jam setelahnya akan diperiksa gula darahnya.

Pada umumnya setelah makan pasien akan mengalami kenaikkan gula darah dan

akan berangsur normal kira-kira 2 jam setelahnya.


12

Tabel 1.1
Kadar pemeriksaan glukosa darah

Kategori (mg/dl)
Jenis Pemeriksaan
Baik Sedang Buruk

Glukosa Darah Puasa 80 – 109 110 – 125  126

Glukosa Darah Sewaktu 80 – 144 145 -179  180

2.2.3. Metode Pemeriksaan Kadar Glukosa

Pemeriksaan sampel dilakukan dengan metode Glukosa Oksidase – Para

Aminopenazon (GOD-PAP). Glukosa dioksidasi secara enzimatik menggunakan

enzim GOD (Glukosa Oksidase), membentuk asam glukonik dan H2O2 kemudian

bereaksi dengan fenol dan 4-aminoantipirin dengan enzim periksodase (POD)

sebagai katalisator membentuk quinoeimin. Identitas warna yang berbentuk

sebanding dengan konsentrasi glukosa dalam sampel dan diukur secara fotometri

pada panjang gelombang 546 nm (Qurotul Aini Nur Ramadhani, dkk, 2019).

2.3. Profil Lipid

Profil lipid merupakan keadaan lemak yang dilihat dari kadar kolesterol

total, LDL, HDL, dan trigliserida. Lipid merupakan senyawa yang yang

mengandung karbon dan hodrogen yang umumnya hidrofobik yakni tidak larut

dalam air, tetapi larut dalam pelarut, organic. Golongan-golongan biologis penting

adalah lemak netral, lipid terkonjugasi dan sterol. Lemak netral terdiri dari asam

lemak (terutama oleat, linoleate, stearate, arakidonat dan palmitate) dalam bentuk

trigliserida terdiri dari tiga molekul asam lemak dan satu molekul gliserol. Lipid

terkonjugasi terbentuk dari pengikatan gugus fosfat atau gula ke molekul lemak.
13

Profil lipid yang diukur adalah kadar kolesterol total, trigliserida, Low Density

Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL) (Zefitaria Adinda Putri,

2021).

2.3.1. Metabolisme

Metabolisme lipid atau metabolisme lemak dalam tubuh terjadi dalam hati.

Dilakukan oleh lipase yang terletak pada getah usus dan getah pankreas, denga pH

optimum 7,5-8. Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utama adalah netral,

yaitu trigliserida (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil

dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada yang masih

berupa monogliserol, karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal menuju

hati. Asam-asam lemak rantai pendek dapat melalui jalur ini.

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air,

maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke

dalam sel epitel usus (enterosit) di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida

segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung

yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui

pembuluh limfe dan bermuara pada vea, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah.

Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah

menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, asam-asam lemak dan gliserol

tersebut, bentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Sewaktu-waktu jika kita

membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak gliserol,

untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses


14

pemecahan lemak jaringan dinamakan lipolysis. Asam lemak tersebut

ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang membutuhkan dan disebut sebagai

asam lemak bebas (Zefitaria Adinda Putri, 2021).

2.3.2. Macam-Macam Profil Lipid

1. Kolesterol

Kolesterol adalah sterol hewani yang ditemukan di jaringan tubuh dan

plasma darah pada vertebrata. Dapat ditemukan dalam konsentrasi yang besar

dalam hati, sumsum tulang belakang dan otak. Kolesterol merupakan komponen

penting dari membrane sel yaitu memberikan stabilitas. Juga merupakan precursor

utama untuk sintesis vitamin D, beberapa hormone steroid, seperti kortisol, kortison

dan aldosterone dikelenjer adrenal, dan hormone seks progesterone, estrogen dan

testoteron. Kolesterol juga memiliki peran penting untuk sinapsis otak serta

kekebalan tubuh. Kolesterol juga dikenal sebagai suatu kelestarian atau cordulam,

yang merupakan kelas dari golongan senyawa organic yang dikenal sebagai

kolesterol dan turunannya.

Kolesterol dan turunannya mengandung inti 3-kolestana terhidroksilasi.

Jadi, kolesterol dianggap sebagai senyawa sterol lipid. Kolesterol ada sebagai zat

padat dan dianggap secara teknis tidak larut dalam air dan relative netral. Kolesterol

dapat ditemukan pada setiap jaringan tubuh manusia, dan juga pada sebagaian besar

biofluida, termasuk fases, darah, cairan serebrospinal dan empedu. Kolesterol dapat

ditemukan dimana saja pada tiap sel manusia, seperti di lisosim, sitoplasma,

membrane (diprediksi dari logP), dan reticulum endoplasma (Glory Golden Allo

Layuk, 2020).
15

Kadar kolesterol dalam darah berada dalam rentan normal apabila berada

pada rentang kurang dari 200 ml/dl dengan ambang batas tinggi kadar kolesterol

200-239 ml/dl dan tinggi apabila mencapai 240 mg/dl atau lebih (Kemenkes, 2017).

2. Trigliserida

Trigliserida merupakan bentuk utama dari lemak yang disimpan oleh tubuh.

Trigliserida terdiri dari 3 molekul asam lemak yang digabungkan dengan molekul

alcohol gliserol. Kadar trigliserida yang meningkat dianggap sebagai faktor resiko

aterosklerosis (pengerasan arteri) karena banyak lipoprotein yang mengandung

trigliserida yang mengangkat lemak dalam aliran darah yang juga mengangkut

kolesterol. Kata trigliserida mencerminkan fakta bahwa trigliserida terdiri dari tiga

(tri-) molekul asam lemak yang digabungkan dengan molekul alcohol gliserol (-

gliserida) yang merupakan bagian utama dari banyak jenis lipid (lemak) (Glory

Golden Allo Layuk, 2020).

Kadar trigliserida dalam darah dapat dikatakan normal apabila kurang dari

150 mg/dl dan tinggi apabila berada pada rentan lebih dari 500 mg/dl (Kemenkes,

2018).

3. LDL (Low density lipoprotein)

Low density lipoprotein (LDL) merupakan lipid (lemak) yang bersirkulasi

dalam darah, membawa kolesterol kepada bagian tubuh yang membutuhkan

perbaikkan tubuh dan menyimpannya pada dinding arteri. LDL terbentuk dari IDL

yang dikonversi oleh hepatic triglyceride lipase (HTGL). Reseptor LDL berada

pada hati juga sebagian besar jaringan tubuh lainnya. Ketika ada jumlah reseptor

rendah, maka jumlah LDL yang dibawa oleh darah dari hati juga rendah, yang mana
16

akan berujung pada peningkatan kadar LDL plasma (Glory Golden Allo Layuk,

2020). LDL sebaiknya berada pada tingkat yang rendah atau dapat ditoleransi oleh

tubuh, yaitu kurang dari 100 mg/dl (Kemenkes, 2018).

4. HDL (High density lipoprotein)

High density lipoprotein (HDL) merupakan salah satu dari lima tipe

lipoprotein: kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), intermediate density

lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL) dan HDL. Lipoprotein merupakan

sebuah partikel yang kompleks dengan fungsi sebagai transportasi lipid, seperti

fosfolipid, trigliserida dan kolesterol ke tiap sel. Lipoprotein ini diklasifikasikan

berdasarkan masa jenis dan susunannya. HDL, sesuai dengan namanya, mempunyai

tingkat masa jenis yang tinggi diantara lipoprotein lainnya, juga dengan proporsi

protein yang tinggi. HDL menjadi sebuah perhatian khusus dalam dunia

pengobatan, penelitian menunjukkan adanya hubungan yang kuat dengan resiko

aterosklerosis (Glory Golden Allo Layuk, 2020). Kategori nilai HDL menurut

Kemenkes RI tahun 2018, rendah  40 mg/dl, normal 40-59 mg/dl, dan tinggi  60

mg/dl (Kemenkes, 2018).

2.3.3. Metode Pemeriksaan Profil Lipid (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL


dan HDL)
Pemeriksaan kolesterol total salah satunya dengan menggunakan metode

Chod-Pap (Choleterol Oxidase-Peroksidase Amminoantipyrine Phenol).

Prinsip: Kolesterol akan dibebaskan dari lipoprotein oleh enzim kolesterol

esterase, kolesterol yang sudah terlepas akan dioksidasi menjadi H2O2 oleh

bantuan enzim kolesterol oksidase, reaksi warna menjadi H2O2 yang teroksidasi
17

bereaksi dengan phenol ditambah aminophenazon oleh bantuan enzim periksodase

dan timbul warna merah.

Metode ini paling banyak digunakan karena hasilnya lebih teliti hanya saja

reagen-reagen harus disimpan dengan baik karena enzim mudah rusak.

Reaksi: Kolesterol ester Kolesterol ester Kolesterol ester + asam lemak

Hidrolase

Kolesterol + O2 Kolesterol Kolesterol + 2H2O2 + Phenol + 4

Oksidase

Aminophenazon Periksidase quinoneimine dye + 2H2O2

Ketika mendapatkan hasil dari pemeriksaan kolesterol dari sebuah

laboratorium atau rumah sakit biasanya dikertas laporan hasilnya akan tertera

informasi sebagai berikut: (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan HDL) (Arde

Antika, 2017).

2.4. Kerangka Teori

Merujuk pada tujuan penelitian di atas, maka kerangka teori penelitian ini

adalah:

Kolesterol Total

Trigliserida
Pasien Diabetes Glukosa Darah
Melitus Tipe 2 Sewaktu Kolesterol LDL
Kolesterol HDL

Gambar 2.1. Kerangka Teori Penelitian


18

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah kadar

glukosa darah sewaktu berhubungan dengan profil lipid pada penderita diabetes

melitus tipe 2 di Puskemas Tembilahan Kota.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan

metode cross sectional untuk mengetahui kolerasi antara kadar glukosa darah

sewaktu dengan profil lipid penderita DM tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Tembilahan Kota dan waktu

penelitian dilakukan pada bulan Maret - Juli 2022.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang melakukan

pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu dan profi lipid di puskesmas tembilahan

Kota.

3.3.2. Sampel

Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah pasien yang melakukan

pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu dan profil lipid di puskesmas tembilahan

kota yaitu sebanyak 30 orang.

3.3.3. Besar Sampel

Perkiraan besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus

bersar sampel penelitian analisis korelatif, yaitu sebagai berikut:

19
20

Rumus Slovin:

N
𝑛=
1 + N (𝑒 )2

n = ukuran sampel yang dibulatkan

N = ukuran populasi

e = taraf signifikasi 5%

Berdasarkan rumus slovin perhitungan jumlah sampel adalah sebagai

berikut:

N
𝑛=
1 + N (𝑒 )2

33
𝑛=
1 + 33 (0,05)2

= 33.4 = 30 Sampel

Jadi, jumlah keseluruhan sampel responden dalam penelitian ini adalah 30

sampel.

3.4. Kriteria Sampel

3.4.1. Kriteria Inklusi

1. Penderita DM tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota

2. Penderita memiliki rekam medik yang menerangkan hasil pemeriksaan kadar

glukosa darah sewaktu dan profil lipid

3. Pasien bersedia menjadi responden

3.4.2. Kriteria Eksklusi

1. Penderita DM tipe 1

2. Penderita DM Gestasional
21

3. Pasien tidak bersedia menjadi responden

3.5. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan accidental

sampling artinya pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada

atau dijumpai saat pasien sedang melakukan pemeriksaan di Puskesmas

Tembilahan Kota.

3.6. Bahan, Alat dan Reagen yang digunakan dalam Penelitian

3.6.1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kapas alcohol, serum

(sampel), regen glukosa dan regen profil lipid.

3.6.2. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu spuit, volume 3 ml,

tourniquet, sentrifuge, tabung vacumtainer tanpa antikougulan, dan

spektrofotometer.

3.6.3. Reagen

Sebelum reagen glukosan dan profil lipid digunakan dalam pemeriksaan

setiap reagen harus dilakukan uji mutu untuk melihat apakah suatu reagen baik

digunakan dalam pemeriksaan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemeriksaan

dan didapatkan hasil yang baik. Reagen yang digunakan untuk melakukan

pemeriksaan glukosa dalam darah adalah menggunakan reagen GOD-PAP.

Sedangkan reagen yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan profil lipid

adalah reagen COD-PAP.


22

3.7. Variabel Penelitian

3.7.1. Variabel Independent

Variable independent adalah variabel yang apabila ia berubah akan

mengakibatkan perubahab pada variabel lain. Variabel independent: kadar glukosa

darah sewaktu.

3.7.2. Variabel Dependent

Variable dependent adalah variabel yang berubah akibat perubahan variabel

independent. Variabel dependent: kadar profil lipid (kolesterol total, trigliserida,

LDL dan HDL).

3.8. Definisi Operasional

Tabel 3.1.
Defenisi Operasional
Alat Hasil
Variabel Definisi Cara Ukur Skala
Ukur Ukur
DM Sekelompok penyakit Rekap Ordinal
metabolic yang Medik
ditandai dengan
kedaan hiperglikemia
akibat kelainan
sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-
duanya
GDS Jenis pemeriksaan GDS dikelompokkan Rekap mg/dl Ordinal
gula darah kapanpun menjadi: Medik
tanpa memperhatikan 1. Baik: 80 – 144 mg/dl
waktu maupun 2. Sedang: 145 – 179
kondisi seseorang mg/dl
3. Buruk:  180 mg/dl
Kolesterol Kadar kolesterol total Kolesterol total Rekap mg/dl Ordinal
Total dalam darah yang dikoelompokkan menjadi: Medik
diukur melalui 1. Baik:  200 mg/dl
pemeriksaan 2. Sedang: 200 – 239
laboratorium dan mg/dl
dicantumkan dalam 3. Buruk:  240 mg/dl
rekap medis
23

Trigliserida Kadar trigliserida Trigliserida dikelompokkan Rekap mg/dl Ordinal


dalam darah yang menjadi: Medik
diukur melalui 1. Baik:  150 mg/dl
pemeriksaan 2. Sedang: 150 – 199
laboratorium dan mg/dl
dicantumkan dalam 3. Buruk:  200 mg/dl
rekap medis
LDL Kadar kolesterol LDL dikelompokkan Rekap mg/dl Ordinal
dalam lipoprotein menjadi: Medik
densitas rendah 1. Baik:  100 mg/dl
dalam darah yang 2. Sedang: 100 – 129
diukur melalui mg/dl
pemeriksaan 3. Buruk:  130 mg/dl
laboratorium dan
dicantumkan dalam
rekap medik
HDL Kadar kolesterol HDL dikelompokkan Rekap mg/dl Ordinal
dalam lipoprotein menjadi: Medik
densitas tinggi dalam 2.1.1Tinggi:  60 mg/dl
darah yang diukur 2.2.1Normal: 40 – 59
melalui pemeriksaan mg/dl
laboratorium dan 2.3.1Rendah:  40 mg/dl
dicantumkan dalam
rekap medik

3.9. Pengumpulan, Pengelolaan dan Analisis Data

3.9.1. Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari

sumber pertama atau tempat ojek penelitian dilakukan yaitu kadar glukosa dengan

profil lipid pada DM tipe 2.

3.9.2. Pengelolaan Data

Pengolaan data penelitian menggunakan SPSS, yaitu melakukakan

pemeriksaan seluruh data yang terkumpul, memberikan angka-angka atau kode-

kode tertentu yang telah disepakati terhadap rekap medis, kemudian memasukkan

data rekap medis sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variable
24

sehingga menjadi suatu data dasar dan menggolongkan, mengurutkan dan

menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan diinterpretasi.

3.9.3. Analisa Data

Analisa data yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara kadar

glukosa darah sewaktu dengan profil lipid pada penderita DM tipe 2 menggunakan

uji statistic sebagai berikut:

1. Analisa univariat

Uji univariat digunakan untuk melihat karakteristik dan distribusi frekuensi

jenis kelamin, kadar glukosa darah sewaktu, kolesterol total, trigliseria, HDL dan

LDL.

2. Analisa bivariat

Uji bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara kadar glukosa darah

sewaktu dengan profil lipid pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota.

Uji bivariat menggunakan uji korelasi person.

Tabel 3.2.
Panduan interprestasi hasil uji korelasi berdasarkan kekuatan korelasi dan
arah korelasi.

No Parameter Nilai Interpretasi


1 Kekuatan Korelasi 0.00 – 0.199 Sangat Lemah
(r) 0.20 – 0.399 Lemah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat Kuat
25

2 Arah Korelasi Positif (+) Searah yaitu semakin


besar nilai satu variabel,
semakin besar pula nilai
variabel lainnya
Negatif (-) Berlawanan arah yaitu
semakin besar nilai satu
variabel, semakin kecil
nilai variabel lainnya

3.10. Prosedur Kerja

3.10.1. Persiapan Pengambilan Sampel

1. Peneliti menggunakan alat pelindung diri

2. Memilih pasien yang memenuhi kriteria insklusi dan eksklusi dimasukkan

sebagai sampel (45 sampel)

3. Dicatat (nama, umur, jenis kelamin)

4. Dilakukan pengambilan darah fena medianacubiti

5. Darah dimasukkan ke dalam tabung vacutainer tanpa antikougulan

6. Diberi label

7. Disentrifuge dengan kecepatan 3500 rfm selama 15 menit, selanjutnya

dipisahkan serum dan sel darah, dan diberi label.

3.10.2. Metode Pemeriksaan Glokosa Darah dan Profil Lipid

1. Metode Pemeriksaan Glukosa Darah

Metode pemeriksaan yang digunakan dalam mengukur kadar glukosa dalam

darah pada penelitian ini menggunakan metode Glukosa Oksidase (GOD-PAP).

Metode GOD-PAP merupakan reaksi kolorimetrik enzimatik untuk pengukuran


26

pada daerah cahaya yang terlihat oleh mata. Prinsip menggunakan metode ini

adalah enzim glukosa oksidase mengkatalisis reaksi oksidasi glukosa menjadi

hydrogen peroksida.

2. Metode pemeriksaan Profil Lipid

Adapun metode yang digunakan untuk pemeriksaan Profil Lipid adalah

menggunakan metode Direct. Dimana pengukuran dengan metode ini prinsipnya

adalah kilomikron, VLDL dan LDL kolesterol dihancurkan secara khusus melalui

reaksi enzimatik.

3.10.3. Pemeriksaan Kadar Glukosa

1. Pengambilan Darah

Darah diambil kira-kira 1 ml (tanpa puasa atau dengan puasa), kemudian darah

tersebut disentrifuge pada putaran 4000 rpm selama 15 menit agar diperoleh

serum darah.

3. Penetapan kadar glukosa darah

a. Atur alat ke nol dengan reagen blanko

b. Masukkan ke dalam kuvet

Blanko Reagen Sampel


Reagen (ml) 1,0 1,0
Sampel (µl) - 10

c. Ambil plasma sebanyak 10 𝜇l, lalu dicampur reagen (pereaksi glukosa kit)

sebanyak 1000 𝜇l

d. Kemudian divorteks dan diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37 0C atau 10

menit pada suhu 20 - 25 0C

e. Kemudian diukur kadarnya menggunakan fotometer klinikal.


27

3.10.4. Pemeriksaan Kolesterol Total

Prosedur

Panjang gelombang: Hg 560 nm (470 – 560)

Spektrofotometer: 500 nm

Kuvet: diameter dalam 1 cm

Suhu inkubasi: 20 – 25°C atau 37°

Blanko Sampel atau


standart
Sampel atau standar - 10 µL
Aqua bidestilata 10 µL -
Reagen 1000 µL 1000 µL
Campur, inkubasi selama 20 menit pada suhu 20 – 25°C atau selam 10 menit pada
suhu 37°C. Baca absorbansi terhadap blanko dalam waktu 1 jam.

Kalkulasi

Faktor konversi

Kolesterol (mg/dl) X 0.02586 = Kolesterol (mmol/l)

3.10.5. Pemeriksaan Trigliserida

Persiapan Sampel Volume darah yang diambil sekitar 1 ml dimasukkan ke dalam

tabung sentrifuge yang bersih dan kering. Selanjutnya disentrifuge selama 5 menit

dengan kecepatan 12.000 rpm. Serum yang diperoleh digunakan untuk menentukan

kadar dari trigliserida.

Prosedur Pemeriksaan

Panjang gelombang: 500 nm, Hg 546 nm

Kuvet: 1 cm

Temperatur: 20 – 25°C atau 37°C


28

Pengukuran terhadap blanko reagen

Blanko Sampel atau standart


Sampel atau standar - 10 µL
Aqua bidestilata 10 µL -
Reagen 1000 µL 1000 µL
Campur, inkubasi selama 20 menit pada suhu 20 – 25°C atau selam 10 menit pada
suhu 37°C. Baca absorbansi terhadap blanko dalam waktu 1 jam.

Kalkulasi

Faktor konversi Trigliserida (mg/dl) X 0,01126 = Trigliserida (mmol/l)

3.10.6. Pemeriksaan LDL

Dalam mg/ dl

LDL Kolesterol = kolesterol total – x – y


Keterangan : X = trigliserida / 5
Y = HDL
Dalam mmol/ L
LDL kolesterol = kolesterol total – x – y
Keterangan : X = trigliserida / 2,2
Y = HDL

3.10.7. Pemeriksaan HDL

Prosedur Pemeriksaan
Panjang gelombang : Hg 546 nm
Spektrofotometer : 500 nm
Kuvet : diameter dalam 1 cm
Suhu inkubasi : 20 - 25°C atau 37°C
29

Pipet ke dalam tabung Blanko Sampel


Aqua bidestilata 100 µL -
Supernatan - 100 µL
Larutan Reagen kolesterol 1000 µL 1000 µL
Campur dan inkubasikan selama 10 menit pada suhu 20 - 25°C atau selama 5
menit pada suhu 37°C kemudian baca absorbansi sampel ( A sampel ) terhadap
Blanko dalam waktu 1 jam

Kalkulasi

Konsentrasi (c) HDL dalam sampel

Panjang Gelombang Mg/ dl mmol/ L


Hg 546 nm 280 x A Sampel 327 x A Sampel
500 nm 188 x A Sampel 220 x A Sampel
30

3.11. Kerangka Operasional

Gambar 3.1.
Kerangka Operasional

Persiapan penelitian

Perizinan tempat
pengambilan sampel

Pnegumpulan data penderita DM tipe 2 di Puskesmas


Tembilahan Kota Bulan Juni 2022

Menyaring rekam medik penderita DM tipe 2 di Puskesmas


Tembilahan Kota Bulan Maret 2022 yang memenuhi kriteria
inklusi penelitian sebanyak 30 orang

Analisis data

Kesimpulan
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

UPT Puskesmas Tembilahan Kota adalah Puskesmas yang terletak di Ibukota

Kabupaten Indragiri Hilir tepatnya di Kecamatan Tembilahan, Jalan Gunung Daek

Nomor 06 Kelurahan Tembilahan Kota Kecamatan Tembilahan Kabupaten

Indragiri Hilir-Riau. Puskesmas ini didirikan pada Tanggal 12 November 1975,

memiliki luas tanah 1,052 m2 dan luas wilayah kerja 103,5 Km2. Wilayah kerja UPT

Puskesmas Tembilahan Kota, meliputi wilayah Kecamatan Tembilahan dengan

batas wilayah:

1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Batang Tuaka

2) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Enok

3) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tembilahan Hulu

4) Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sei.Beringin, Kecamatan Batang

Tuaka

UPT Puskesmas Tembilahan Kota terletak pada 1-4 meter di atas

permukaan laut. UPT Puskesmas Tembilahan Kota memiliki wilayah kerja yang

terdiri dari 5 Kelurahan, yaitu Kelurahan Tembilahan Kota, Kelurahan Seberang

Tembilahan, Kelurahan Pekan Arba, Kelurahan Seberang Tembilahan Barat dan

Kelurahan Seberang Tembilahan Selatan. Keadaan tanah di wilayah kerja UPT

Puskesmas Tembilahan Kota sebagian besar terdiri dari tanah gambut dan endapan

31
32

sungai serta rawa-rawa. Daerah ini dapat digolongkan kepada daerah beriklim

tropis basah dengan udara yang agak lembab, dengan curah hujan tertinggi pada

bulan april dan terendah pada bulan Agustus. Untuk mencapai daerah pedesaan,

sebagian harus menyebrangi sungai dengan mempergunakan alat transportasi air.

Penduduk asli Kecamatan Tembilahan adalah suku melayu yang sering

disebut Melayu Riau, sebagaimana halnya suku melayu yang ada di daerah Riau

lainnya, suku melayu di daerah ini juga mempunyai sistem kekerabatan yang kental

dan penganut agama Islam yang taat. Hal ini ditandai dengan mudahnya suku-suku

pendatang dan berasilimasi dengan penduduk tempatan. Jumlah penduduk di

wilayah kerja UPT Puskesmas Tembilahan kota adalah 37.269 jiwa yang terdiri

dari laki-laki 19.356 jiwa dan perempuan 17.913 jiwa. Jumlah Penduduk terpadat

berada di wilayah Tembilahan kota dan yang paling sedikit berada di Seberang

Tembilahan Selatan.

UPT Puskesmas Tembilahan Kota salah satu fasilitas pelayanan Kesehatan

yang melayani masyarakat dalam penanganan program pengelolaan penyakit kronis

yang salah satunya adalah Diabetes Miletus. Layanan ini bertujuan untuk mencapai

kualitas hidup yang optimal bagi pasien penderita penyakit Kronis. Adapun

pelayanan dalam program pengelolaan penyakit kronis seperti Diabetel Miletus

yang ada di UPT Puskesmas Tembilahan mulai dari hari Senin sampai dengan hari

Sabtu yang dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB.

4.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Untuk melihat bagaimana gambaran karakteristik responden berdasarkan

umur dan jenis kelamin, kemudian bagaimana gambaran hasil pemeriksaan kadar
33

glukosa dan profil lipid (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan HDL) dapat

dijelaskan sebagai berikut.

a. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden.

Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada 30 orang

pasien yang melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu dan profil lipid

hasil penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1.
Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin
Valid Cumulative
No Karakteristik Frequency Persen
persen Persen
1 Laki-laki 12 40.0 40.0 40.0
2 Perempuan 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data olahan SPSS 26.00
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi berdasarkan

jenis kelamin responden dapat diketahui hasil penelitian ini adalah berjenis kelamin

perempuan dibandingkan jenis kelamin laki-laki. Dimana responden yang berjenis

kelamin perempuan ada sebanyak 18 orang atau sebesar 60% sedangkan laki-laki

ada sebanyak 12 orang atau sebesar 40%. Jika dilihat dari hasil penelitian ini terlihat

bahwa pasien yang berkunjung ke UPT Puskesmas Tembilahan Kota yang

memeriksakan glukosa darah sewaktunya dan profil lipid lebih didominasi oleh

perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

b. Distribusi Berdasarkan Umur Responden.

Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur yang diambil dari 30

orang responden yakni pasien yang melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah
34

sewaktu dan profil lipid yang ada di UPT Puskesmas Tembilahan Kota dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2.
Distribusi Berdasarkan Umur

Valid Cumulative
No Karakteristik Frequency Persen
persen Persen
1 41-50 11 36.7 36.7 36.7
2 52-60 14 46.7 46.7 83.3
3 >60 tahun 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data olahan SPSS 26.00

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas diketahui bahwa distribusi

frekuensi berdasarkan umur mayoritas responden pada pasien yang memeriksakan

kadar glukosa darah sewaktu dan profil lipid (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL

dan HDL) yang dijadikan sampel penelitian ini mayoritas adalah yang berumur

antara 51-60 tahun yaitu sebanyak 14 orang atau sebesar 46.7%. Sedangkan yang

kedua adalah pasien yang berumur antara 41-50 tahun yaitu sebanyak 11 orang atau

sebesar 36.7%. Sedangkan yang ketiga adalah pasien yang berumur di atas dari 60

tahun atau sebesar 16.7%. Jika dilihat dari hasil penelitian ini pasien penderita

diabetes melitus tipe 2 yang memeriksakan kadar glukosa darah sewaktu dengan

profil lipid (Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan HDL) di Puskesmas

Tembilahan Kota rata-rata adalah sudah yang memiliki umur di atas 40 tahun. Hal

ini dikarenakan bahwa umur yang di atas dari 40 tahun memiliki resiko tinggi

terhadap tingginya terkena penyakit Diabetes Miletus (DM).


35

4.1.3. Analisa Univariat


Analisis univariat penelitian ini dilakukan untuk menganalisis variabel

independent dengan variabel dependen yang secara deskriptif dengan menghitung

frekuensi dan proporsinya. Penelitian ini untuk menganalisis bagaimana hubungan

antara kadar glukosa darah sewaktu dengan profil lipid (Kolesterol Total,

Trigliserida, LDL dan HDL) pada penderita diabetes melitus tipe 2. Obyek

penelitian ini dilakukan di UPT Puskesmas Tembilahan Kota. Pada proses

penelitian yang telah dilakukan, sampel yang diambil sebanyak 30 orang pasien

yang melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu dan profil lipid.

a. Distribusi Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS)

Untuk melihat bagaimana gambaran distribusi hasil pemeriksaan Glukosa

Darah Sewaktu (GDS) pada pasien penderita diabetes melitus tipe 2 yang ada di

UPT Puskesmas Tembilahan Kota, maka hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 4.3.
Distribusi Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS)

Valid Cumulative
Karakteristik Frequency Persen
persen Persen
Baik: 80 –144 mg/dl. 0 0 0 0
Sedang: 145–179 mg/dl. 4 13.3 13.3 13.3
Buruk: ≥180 mg/dl. 26 86.7 86.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data olahan SPSS 26.00.

Hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel diatas terlihat bahwa distribusi

frekuensi berdasarkan hasil pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) pada


36

pasien penderita diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan Kota dapat

diketahui bahwa dari 30 responden ada sebanyak 26 orang atau sebesar 86.7%

memiliki hasil kadar Glukosa Darah Sewaktu (GDS) yang buruk. Sedangkan

sisanya sebanyak 4 orang atau sebesar 13.3% memiliki hasil pemeriksaan Glukosa

Darah Sewaktu (GDS) yang masih baik. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat

dijelaskan bahwa rata-rata atau mayoritas pasien penderita diabetes melitus tipe 2

memiliki nilai hasil pemeriksan kada Glukosa Darah Sewaktu (GDS) ≥180mg/dl.

Sedangkan sisanya ada sebanyak 4 orang memiliki nilai kadar Glukosa Darah

Sewaktu (GDS) yang masih baik/normal yakni memiliki nilai 80 – 144 mg/dl.

d. Distribusi Berdasarkan Pemeriksaan Kolesterol Total.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan melihat dari hasil

pemeriksaan kadar Kolesterol Total pada 30 orang responden yakni pasien

penderita diabetes melitus tipe 2, adapun maka hasil penelitian dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.4.
Distribusi Gambaran Hasil Pemeriksaan Kolesterol Total

Valid Cumulative
Karakteristik Frequency Persen
persen Persen
Baik: < 200 mg/dl 25 83.3 83.3 83.3
Sedang: 200 – 239 mg/dl 4 13.3 13.3 96.7
Buruk: ≥240 mg/dl 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data olahan SPSS 26.00.

Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa distribusi frekuensi pemeriksaan

kadar Kolesterol Total pada 30 orang responden pasien penderita diabetes melitus
37

tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan Kota bahwa ada sebanyak 25 orang atau

sebesar 83.3% memiliki nilai kadar kolesterol total yang masih baik. Sedangkan

kadar kolesterol total yang nilainya sedang ada sebanyak 4 orang atau sebesar

13.3%. Kemudian yang memiliki nilai kadar kolesterol total yang buruk ada

sebanyak 1 orang atau sebesar 3.3% Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa mayoritas pasien penderita diabetes melitus tipe 2 memiliki kadar kolesterol

total yang masih baik meskipun rata-rata nilai kadar Glukosa Darah Sewaktu rata-

rata masih buruk.

e. Distribusi Berdasarkan Pemeriksaan Trigliserida

Gambaran hasil pemeriksaan trigleserida pada 30 orang pasien penderita

diabetes melitus tipe 2 yang ada di UPT Puskesmas Tembilahan Kota dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5.
Distribusi Gambaran Hasil Pemeriksaan Trigleserida

Valid Cumulative
Karakteristik Frequency Persen
persen Persen
Baik: < 150 mg/dl 14 46.7 46.7 46.7
Sedang: 150 – 199 mg/dl 13 43.3 43.3 90.0
Buruk: ≥200 mg/dl 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data olahan SPSS 26.00.

Berdasarkan hasil penelitian, dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa

distribusi frekuensi pemeriksaan trigliserida pada 30 orang responden pasien

penderita diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan Kota diketahui

sebanyak 14 orang atau sebesar 46.7% memiliki nilai trigliserida yang masih baik.
38

Sedangkan sisanya ada sebanyak 13 orang atau sebesar 43.3% pasien pasien

penderita diabetes melitus tipe 2 memiliki triglieserida yang sedang. Kemudian ada

sebanyak 3 orang atau sebesar 10.0% yang memiliki kadar trigliserida yang buruk.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien pasien penderita

diabetes melitus tipe 2 yang diperiksakan kadar trigliserida atau profil lipid yakni

untuk trigliseridanya rata-rata memiliki nilai yang masih normal yakni antara <150-

199mg/dl atau masih dikatakan baik atau sedang meskipun kadar Glukosa Darah

Sewaktunya (GDS) buruk.

f. Distribusi Berdasarkan Pemeriksaan HDL

Gambaran hasil pemeriksaan HDL pada 30 pasien penderita diabetes

melitus tipe 2 yang ada di UPT Puskesmas Tembilahan Kota dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.6.
Distribusi Gambaran Hasil Pemeriksaan HDL

Valid Cumulative
Karakteristik Frequency Persen
persen Persen
Baik: ≥60 mg/dl 1 3.3 3.3 3.3
Sedang: 40 – 59 mg/dl 29 96.7 96.7 100.0
Buruk: < 40 mg/dl 0 00.0 00.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data olahan SPSS 26.00.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa

distribusi frekuensi pemeriksaan HDL pada 30 orang responden pasien penderita

diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan Kota diketahui sebanyak 9

orang atau sebesar 30,0% memiliki nilai HDL yang masih baik. Sedangkan sisanya
39

ada sebanyak 18 orang atau sebesar 60.0% memiliki nilai HDL yang sedang. Serta

ada sebanyak 3 orang pasien penderita diabetes melitus tipe 2 yang memiliki nilai

kadar HDL yang buruk. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

mayoritas pasien penderita diabetes melitus tipe 2 nilai profil lipidnya yang

diperiksakan yakni untuk HDLnya rata-rata masih memiliki nilai HDL yang masih

sedang atau masih dapat ditoleransi. Meskipun pada pemeriksaan kada Glukosa

Darah Sewaktunya (GDS) rata-rata memiliki nilai yang buruk.

g. Distribusi Berdasarkan Pemeriksaan LDL

Gambaran hasil pemeriksaan LDL pada 30 orang pasien penderita diabetes

melitus tipe 2 yang ada di UPT Puskesmas Tembilahan Kota dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.7.
Distribusi Gambaran Hasil Pemeriksaan LDL

Valid Cumulative
Karakteristik Frequency Persen
persen Persen
Baik: < 100 mg/dl 9 30.0 30.0 30.0
Sedang: 100 – 129 mg/dl 18 60.0 60.0 90.0
Buruk: ≥130 mg/dl 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data olahan SPSS 26.00.

Berdasarkan hasil penelitian, dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa

distribusi frekuensi pemeriksaan LDL pada 30 orang responden pasien penderita

diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan Kota diketahui sebanyak ada

29 orang atau sebesar 96,7% memiliki nilai LDL yang masih normal. Sedangkan

sisanya 1 orang atau sebesar 3.3% pasien penderita diabetes melitus tipe 2 memiliki
40

nilai LDL yang tinggi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas

pasien penderita diabetes melitus tipe 2 yang diperiksakan profil lipidnya yakni

untuk LDLnya mayoritas masih memiliki nilai LDL yang normal meskipun nilai

kadar Glukosa Darah Sewaktu (GDS) rata-rata buruk.

4.1.4. Analisa Bivariat

Selain uji univariat pada penelitian ini juga dilakukan Analisa uji Bivariat.

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat adanya hubungan anatar kadar Glukosa

Darah Sewaktu (GDS) sebagai variabel dependen dengan nilai profil lipid yang

diukur berdasarkan kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL yang ada di UPT

Puskesmas Tembilahan Kota. Adapun uji analisa bivariat sebelumnya dilakukan uji

normalitas data, untuk mengetahui setiap variabel apakah terdistribusi normal atau

tidak.

a. Uji Normalitas Data

Berdasarkan data penelitian diketahui bahwa data yang digunakan adalah

data numerik maka terlebih dahulu perlu dilakukan uji normalitas data dengan

uji Shapiro Wilk. Distribusi data dikatakan normal jika ρ > 0,05. Untuk melihat

bagaimana hasil penelitian pada uji normalitas data dengan uji Shapiro Wilk, maka

hasil penelitian ini yang menggunakan bantuan software SPSS 26.00 dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9.
Hasil Uji Normalitas Data
Variabel n P
Glukosa Darah Sewaktu 30 0,163
Kolesterol Total 30 0,058
Trigleserida 30 0,048
HDL 30 0,168
LDL 30 0,102
Sumber: Data olahan SPSS 26.00.
41

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil output dari uji normalitas data

dengan menggunakan aplikasi SPSS 26.00 pada 30 orang responden yakni pasien

penderita diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan Kota. Jika dilihat

dari hasil uji normalitas data dapat diketahui bahwa nilai masing-masing variabel

yakni kadar Glukosa Darah Sewaktu, kolesterol total, trigliserida, HDL dan LSL

memiliki nilai ρ value signifikansi > 0,05 atau bisa dikatakan data pada penelitian

ini berdistribusi normal.

b. Analisis Hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan Kolesterol Total Pada


Pasien penderita diabetes melitus tipe 2 Di UPT Puskesmas Tembilahan
Kota.
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara glukosa dalam darah dengan

kolesterol total pada pasien penderita diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas

Tembilahan Kota maka didapat hasil uji korelasi penelitian seperti tabel di bawah

ini.

Tabel 4.10.
Hasil analisis data hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan
Kolesterol Total

Variabel 1 Variabel 2 R P Keterangan


Kadar Glukosa Kadar 0.307 0.099 Korelasi tidak bermakna.
Darah Sewaktu Kolesterol
Total
Sumber: Data olahan SPSS 26.00.

Tabel diatas menunjukkan hasil uji statistik korelasi didapatkan koefisien

korelation pearson adalah 0.307 dengan taraf signifikansi sebesar 0.099 atau nilai

ini adalah > 0.05 maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan
42

yang signifikan antara glukosa Darah Sewaktu dengan kolesterol total pada pasien

penderita diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan Kota.

c. Analisis Hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan Trigleserida Pada


Pasien penderita diabetes melitus tipe 2 Di UPT Puskesmas Tembilahan
Kota.
Untuk mengetahui bagaimana hasil penelitian hubungan antara glukosa

darah sewaktu dengan trigleserida pada pasien penderita diabetes melitus tipe 2 Di

UPT Puskesmas Tembilahan Kota maka didapat hasil uji korelasi penelitian seperti

tabel di bawah ini.

Tabel 4.11.
Hasil analisis data hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan Trigleserida

Variabel 1 Variabel 2 R P Keterangan

Kadar Glukosa Kadar


0.240 0.201 Korelasi tidak bermakna.
Darah Sewaktu Trigliserida

Sumber: Data olahan SPSS 26.00.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tabel

diatas menunjukkan hasil uji statistik korelasi didapatkan nilai korelation pearson

adalah 0.240 dengan taraf signifikansi sebesar 0.201 atau nilai ini adalah > 0.05,

maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan

antara glukosa darah sewaktu dengan trigliserida pada pasien penderita diabetes

melitus tipe 2 Di UPT Puskesmas Tembilahan Kota.

d. Analisis Hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan HDL Pada Pasien


penderita diabetes melitus tipe 2 Di UPT Puskesmas Tembilahan Kota.
Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Glukosa Darah

Sewaktu dengan HDL Pada Pasien penderita diabetes melitus tipe 2 Di UPT
43

Puskesmas Tembilahan Kota. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara

Glukosa Darah Sewaktu dengan HDL Pada Pasien penderita diabetes melitus tipe

2 Di UPT Puskesmas Tembilahan Kota maka didapat hasil uji korelasi penelitian

seperti tabel di bawah ini.

Tabel 4.12.
Hasil analisis data hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan HDL

Variabel 1 Variabel 2 R P Keterangan

Kadar Glukosa
Kadar HDL 0.145 0.443 Korelasi tidak bermakna.
Darah Sewaktu

Sumber: Data olahan SPSS 26.00.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tabel

diatas menunjukkan hasil uji statistik korelasi didapatkan nilai korelation pearson

adalah 0.145, dengan taraf signifikansi sebesar 0.443 atau nilai ini adalah > 0.05,

maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara Glukosa

Darah Sewaktu dengan HDL Pada Pasien penderita diabetes melitus tipe 2 Di UPT

Puskesmas Tembilahan Kota.

e. Analisis Hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan LDL Pada Pasien


penderita diabetes melitus tipe 2 Di UPT Puskesmas Tembilahan Kota.
Untuk uji selanjutnya adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan

Glukosa Darah Sewaktu dengan LDL Pada Pasien penderita diabetes melitus tipe 2

Di UPT Puskesmas Tembilahan Kota. Untuk mengetahui bagaimana Glukosa

Darah Sewaktu dengan LDL Pada Pasien penderita diabetes melitus tipe 2 Di UPT

Puskesmas Tembilahan Kota. maka didapat hasil uji korelasi penelitian seperti tabel

di bawah ini.
44

Tabel 4.13.
Hasil analisis data hubungan Glukosa Darah Sewaktu dengan LDL

Variabel 1 Variabel 2 R P Keterangan

Kadar Glukosa
Kadar LDL 0.285 0.127 Korelasi tidak bermakna.
Darah Sewaktu

Sumber: Data olahan SPSS 26.00.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tabel

diatas menunjukkan hasil uji statistik correlation didapatkan nilai corelation

pearson adalah 0.285, dengan taraf signifikansi sebesar 0.127 atau nilai ini adalah

> 0.05, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan Glukosa

Darah Sewaktu dengan LDL Pada Pasien penderita diabetes melitus tipe 2 Di UPT

Puskesmas Tembilahan Kota.


BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Karakteristik Reponden Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian univariat didapat bahwa karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin dan umur. Digunakannya karakteristik dari

jenis kelamin dan umur karena peneliti ingin mengetahui bagaimana sebaran jenis

kelamin dan umur pasien yang pemeriksaan kadar Glukosa dalam darah dengan

profil lipid. Berdasarkan jenis kelamin diketahui dalam penelitian ini sebaran untuk

jenis kelamin didominasi oleh pasien penderita diabetes miletus tipe 2 yang ada di

UPT Puskesmas Tembilahan Kota adalah berjenis kelamin perempuan. Hal ini

menandakan bahwa banyak pasien penderita diabetes miletus tipe 2 yang memiliki

resiko terdampak Diabetes Miletus tipe 2 adalah dari kaum perempuan

dibandingkan laki-laki.

Kemudian jika dilihat dari umur, mayoritas hasil penelitian ini

memperlihatkan bahwa responden kebanyakan didominasi yang berumur 51-60

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia yang sudah masuk di 50 tahun keatas sangat

berisiko terhadap terkena diabetes miletus tipe 2 ini. Sedangkan dari hasil penelitian

ini umur yang dibawah 40 tahun yang datang ke UPT Puskesmas Tembilahan Kota

tidak ada. Artinya usia produktif sangat minim terkena diabetes miletus.

45
46

5.2. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dengan Kolesterol


Total pada Pasien Penderita Diabetes Miletus Tipe 2 di UPT Puskesmas
Tembilahan Kota.

Berdasarkan tabel 4.10 yang telah di bahas sebelumnya, dari 30 pasien

Diabetes melitus tipe dua yang ada di UPT Puskesmas Tembilahan Kota dan setelah

diuji dengan menggunakan uji statistika Chi-Square, diperoleh nilai significancy

0.718 yang menunjukkan bahwa hubungan antara kadar glukosa darah sewaktu

dengan kolesterol total pada pasien penderita diabetes miletus tipe 2 adalah tidak

bermakna. Dengan nilai korelasi Pearson sebesar 0.718 menunjukkan bahwa tidak

terdapat kecenderungan atau hubungan yang sangat lemah yang berbanding positif,

yaitu apabila terdapat peningkatan kadar glukosa darah sewaktu akan sedikit sekali

akan kecenderungan meningkatnya kadar kolesterol total pasien penderita diabetes

miletus tipe 2.

Hasil yang penelitian ini menunjukkan hasil penelitian sejalan dengan yang

dilakukan oleh Sri Rizki Malau (2014), dimana tidak terdapat hubungan positif dan

signifikan antara kadar glukosa darah puasa dengan kolesterol total pada pasien

penderita diabetes miletus tipe 2 yang ada di UPT Puskesmas Tembilahan Kota.

Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Yeria (2010) dan Samantha P, dkk, dimana didapati hubungan positif antara kadar

glukosa darah puasa dengan kolesterol total.

Sehingga dalam penelitian ini dapat diartikan bahwa semakin buruk kontrol

glikemik pada penderita Diabetes melitus tipe 2 maka tidak akan terlalu

mempengaruhi terhadap peningkatan kadar kolesterol total. Kelainan utama

metabolisme lemak pada Diabetes adalah percepatan katabolisme lemak. Insulin


47

menghambat lipase peka hormon sehingga dengan tidak adanya hormon ini kadar

asam lemak bebas (FFA) dalam plasma menjadi lebih dari dua kali lipat.

Peningkatan kadar kolesterol plasma disebabkan oleh peningkatan kadar VLDL

dan LDL plasma.

5.3. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dengan Trigliserida


pada Pasien Penderita Diabetes Miletus Tipe 2 di UPT Puskesmas
Tembilahan Kota.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

dari hasil tabel 4.11, dari 30 pasien Diabetes melitus tipe dua yang ada di UPT

Puskesmas Tembilahan Kota, setelah diuji dengan menggunakan uji statistika

korelasi Pearson dengan chi-square, diperoleh nilai significancy 0.495 yang

menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi atau hubungan yang bermakna antara

kadar glukosa darah sewaktu dengan trigliserida. Dengan adanya nilai hubungan

yang >0.05 ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan yang sangat lemah

yang berbanding searah, yaitu apabila terdapat peningkatan kadar glukosa darah

sewaktu akan sedikit sekali menaikkan kadar trigliserida pasien diabetes miletus

tipe 2 ini.

Hasil penelitian ini menghasilkan penelitian yang berbeda ditunjukkan pada

yang telah dilakukan oleh Samantha P, Venkateswarlu, dan Siva Praboth V, di

Andhra Pradesh, India, dimana terdapat hubungan positif yang tidak signifikan

antara kadar glukosa darah sewaktu dengan trigliserida. Namun hasil penelitian ini

sama atau sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Rizki Malau

(2014) dimana hasil penelitiannya juga menunjukkan tidak adanya hubungan yang
48

signifikan antara kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar trigliserida pada pasien

penderita diabetes miletes tipe 2.

Gambaran dislipidemia yang sering terjadi pada penderita Diabetes melitus

tipe 2 adalah peningkatan kadar trigliserida. Pada Diabetes yang tidak terkontrol,

kadar trigliserida dan kilomikron serta FFA plasma meningkat, dan plasma sering

lipemik. Peningkatan konstituen-konstituen ini terutama disebabkan oleh

penurunan pengangkutan trigliserida ke dalam depot lemak. Penurunan aktivitas

lipoprotein lipase juga berperan dalam penurunan pengangkutan ini.

5.4. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dengan HDL pada
Pasien Penderita Diabetes Miletus Tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan
Kota.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

dari hasil tabel 4.12, dari 30 pasien Diabetes melitus tipe dua yang ada di UPT

Puskesmas Tembilahan Kota, setelah diuji dengan menggunakan uji statistika

korelasi Pearson dengan chi-square, diperoleh nilai significancy 0.215 yang

menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi atau hubungan yang bermakna antara

kadar glukosa darah sewaktu dengan HDL. Dengan adanya nilai hubungan yang

>0.05 ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan yang sangat lemah yang

berbanding searah, yaitu apabila terdapat peningkatan kadar glukosa darah sewaktu

akan sedikit sekali menaikkan kadar HDL pasien diabetes miletus tipe 2 ini.

Hasil penelitian ini menghasilkan penelitian yang sejalan dengan hasil

penelitian yang ditunjukkan oleh Sri Rizki Malau (2014) dimana hasil penelitiannya

juga menunjukkan tidak terdapat hubungan positif dan tidak signifikan antara kadar

glukosa darah sewaktu dengan HDL. Namun hasil penelitian ini sama atau sejalan
49

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Rizki Malau (2014) dimana hasil

penelitiannya juga menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara

kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar trigliserida pada pasien penderita

diabetes miletes tipe 2. Namun berbeda dengan hasil penelitian Yeria (2010),

dimana terdapat hubungan bermakna antara glukosa darah sewaktu dengan

kolesterol HDL.

Pada keadaan resistensi insulin, hormon sensitif lipase di jaringan adiposa

akan menjadi aktif sehingga lipolisis trigliserid di jaringan adiposa semakin

meningkat. Keadaan ini akan menghasilkan asam lemak bebas (FFA) yang

berlebihan. Di hati asam lemak bebas akan menjadi trigliserid kembali dan menjadi

bagian dari VLDL. Oleh karena itu VLDL yang dihasilkan pada keadaan resistensi

insulin akan sangat kaya akan trigliserid, disebut VLDL kaya trigliserid atau VLDL

besar. Trigliserid VLDL besar dipertukarkan dengan kolesterol ester dari HDL dan

menghasilkan HDL miskin kolesterol ester tapi kaya trigliserid. Kolesterol HDL

bentuk demikian lebih mudah dikatabolisme oleh ginjal sehingga jumlah HDL

serum menurun.

5.5. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dengan LDL pada
Pasien Penderita Diabetes Miletus Tipe 2 di UPT Puskesmas Tembilahan
Kota.

Berdasarkan tabel 4.13 dimana ouput dari hasil pemeriksaan glukosa darah

sewaktu, dari 30 pasien Diabetes melitus tipe dua yang melakukan kunjungan dan

pemeriksaan di UPT Puskesmas Tembilahan Kota dan setelah uji dengan

menggunakan uji statistika korelasi Pearson dengan chi-square 0.690, diperoleh

nilai significancy 0.690 ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan atau
50

korelasi antara kadar glukosa darah sewaktu dengan kolesterol LDL atau bisa

dikatakan tidak bermakna. Nilai korelasi Pearson sebesar 0.690 menunjukkan

bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah. Kadar

kolesterol LDL pada Diabetes melitus tipe 2 biasanya tidak berbeda bermakna

dengan pasien non-Diabetes melitus. Walaupun kadar kolesterol LDL tidak

meningkat atau masih dalam tahap yang sedang atau rendah, perlu diingat bahwa

pada Diabetes melitus tipe 2 partikel LDL berbentuk kecil dan padat, yang bersifat

aterogenik.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Bab sebelumnya di

atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Diketahui bahwa rerata kadar glukosa darah sewaktu penderita DM tipe 2 di di

Puskesmas Tembilahan Kota masih dalam nilai yang buruk.

2. Diketahui rerata kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan HDL pada

penderita DM tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota memiliki nilai yang baik

atau sedang.

3. Hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar kolesterol total pada

penderita DM tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota tidak memiliki hubungan

yang bermakna, dimana hasil p value > 0.05.

4. Hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar trigliserida pada

penderita DM tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota tidak memiliki hubungan

yang bermakna, dimana hasil p value > 0.05.

5. Hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar HDL pada penderita DM

tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota memiliki hubungan yang tidak bermakna

dimana hasil p value > 0.05.

6. Hubungan kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar HDL pada penderita DM

tipe 2 di Puskesmas Tembilahan Kota pada pasien penderita diabetes miletus

juga tidak memiliki hubungan yang bermakna, dimana hasil p value > 0.05.

51
52

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut:

1. Kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan jumlah sampel

yang lebih banyak dan karakteristik responden dan variabel yang lebih

bervariasi agar terlihat hubungan yang signifikan. Karena berdasarkan hasil

penelitian ini terlihat bahwa banyak faktor yang mempengaruhi hubungan

antara glukosa dalam darah dengan profil lipid seperti kurangnya sampel yang

diperoleh, atau masih kurangnya asupan makanan dan aktivitas fisik.

2. Kepada pasien Diabetes melitus tipe 2 yang melakukan pengobatan di

Puskesmas khususnya di UPT Puskesmas Tembilahan Kota disarankan untuk

melakukan pemantauan terhadap kadar glukosa darah secara rutin dan profil

lipid karena berisiko terhadap penyakit jantung koroner dan komplikasi

Diabetes lainnya, yakni dengan juga pasien melakukan perubahan gaya hidup

diantaranya melakukan olah raga dan perbaikan diet.


53

DAFTAR PUSTAKA

Ade Antika, 2017. Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total Dalam Darah Pada
Sampel Serum Dengan Metode CHOD-PAP 2017. Tugas Akhir, Universitas
Sumatera Utara Medan

Adriansyah L. Putra, Pemsi M. Wowor, Herlina I. S. Wungouw, 2015. Gambaran


Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Mahasiswa Angkatan 2015 Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manad. Jurnal e-Biomedik (eBm),
Vol. 3, No. 3, September-Desember 2015

Ari Handoko, Siti Aminah, Marhamah, 2012. Hubungan Kualitas Spesimen Dahak
Dengan Gradasi Hasil Pemeriksaan BTA Pada Penderita TB Paru Di
Kabupaten Pringsewu Tahun 2012. Jurnal Analis Kesehatan: Vol. 2, No. 2,
September 2013

Dinkes Kab. INHIL (2022). Dinas Kesehatan Indragiri Hilir

Dinkes Prov. Riau (2019). Dinas Kesehatan Provinsi Riau

Faizal Aris, Benyamin, 2019. Penerapan Data Mining untuk Identifikasi Penyakit
Diabetes Melitus dengan Menggunakan Metode Klasifikasi. Jurnal Sistem
Komputer dan Informasi: Vol. 1, No. 1, Desember 2019

Heironimus Billy Febrian, 2020. Gaya Hidup Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
Pada Masyarakat di Daerah Perkotaan. Jurnal Pendidikan Dokter: Volume
2, Issue 2, Agustus 2020, p. 361 – 368

Kemenkes RI (2018). Laporan Nasional RIKESDA 2018. Jakarta

Lestari, Zulkarnain, ST. Aisyah Sijid, 2021. Diabetes Melitus: Review Etiologi,
Patofisiologi, Gejala, Penyebab, Cara pemeriksaan, Cara pengobatan dan
Cara Pencegahan. Jurnal program Studi Biologi: Vol. 7, No. 1 November
2021

Majority, 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Majority: Vol. 4, No. 5, Februari
2015

Nida Najibah Hanum, 2013. Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasa denga Profil
Lipid Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Cilegon Periode Januari-April 2013. Skripsi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
54

Sri Rizki Malau, 2014. Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasan Dengan Profil
Lipid Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Tahun 2014. Karya Tulis Ilmiah,
Universitas HKBP Nommensen Medan

Quratol Aini Nur Ramadhani, Ardiya Garini, Nurhayati, Sri Hartini Harianja, 2019.
Perbedaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Menggunakan Serum Dan
Plasma Edta 2019. Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang: Vol. 14, No. 2
Desember 2019

Zefitaria Adinda Putri, 2021. Hubungan HbA1c dengan Kadar Profil Lipid Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Karya Tulis Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendikia Medika Jombang.
55

Lampiran 1. Data Hasil Penelitian


JENIS
NO NAMA Umur GDS CHOL TG HDL LDL
KELAMIN

1 TN.KWAN KWEN KIM L 58 291 190 151 40 119


2 NY.NURASIAH p 49 302 188 149 45 113
3 TN.TENKIMPOI P 62 206 172 141 43 100
4 TN.ASMUNI L 45 362 201 179 51 114
5 TN.SUPRIADI L 51 211 200 208 46 112
6 TN.DARWIS L 47 383 234 150 59 143
7 TN.SENEN L 57 382 210 175 52 123
8 NY.KADMIRATAN P 60 307 184 135 50 157
9 NY.NURMULYANA P 59 285 197 155 57 109
10 NY.NURBAITI P 50 392 172 147 50 86
11 NY.AISYAH P 55 362 170 130 49 95
12 NY.LATIK WINDA P 47 353 185 220 53 88
13 TN.KHAURAN L 59 365 171 140 40 115
14 NY.SAHILE P 65 286 176 139 46 102
15 NY.SITI JARIAH P 61 211 190 148 50 110
16 NY.NURHASANAH P 57 276 199 146 50 119
17 TN.LUKMAN HAKIM L 50 233 190 160 51 107
18 NY.JUMATANG P 61 325 185 177 50 99
19 TN.SAUT NAGGOLO L 55 383 192 165 45 114
20 NY.UMIATI P 49 271 179 143 47 103
21 NY.FATNI P 55 241 188 117 49 89
22 NY.RAHMA P 58 239 172 141 46 97
23 NY.RAPIAH P 60 327 177 168 48 95
24 NY.YUSNIDAR P 57 327 185 145 50 106
25 NY.HAMSIAR P 44 207 193 164 56 104
26 NY.SAMSIDAR P 42 387 185 207 49 94
27 TN.BUJANG L 52 383 193 181 52 85
28 TN.MAHMUDI L 45 423 198 167 50 114
29 TN.AMBOK ASSE L 62 451 243 177 61 140
30 NY.CABIK P 47 405 177 139 50 100
56

Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian


57

Lampiran 3. Surat Balasan Penelitian


58

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian


59

Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data SPSS 26.00

FREQUENCIES VARIABLES=JK Umur


/ORDER=ANALYSIS.

Descriptives

[DataSet1] D:\DATA SKRIPSI\33. Siti Nurmalia\Hasil Penelitian


SPSS\Data Variabel.sav
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Glukosa Darah Sewaktu 30 206 451 319.20 70.739
Koleterol Total 30 170 243 189.87 16.726
Trigliserida 30 117 220 158.80 23.894
LDL 30 40 61 49.50 4.776
HDL 30 85 157 108.40 16.646
Valid N (listwise) 30

Frequencies
[DataSet0]
Statistics
Jenis Kelamin Umur
N Valid 30 30
Missing 0 0

Frequency Table
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 12 40.0 40.0 40.0
Perempuan 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
60

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 41-50 11 36.7 36.7 36.7
51-60 14 46.7 46.7 83.3
>60 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

SAVE OUTFILE='D:\DATA SKRIPSI\33. Siti Nurmalia\Hasil Penelitian


SPSS\JK dan Umur.sav'
/COMPRESSED.
FREQUENCIES VARIABLES=GDS CHOL TG HDL LDL
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
[DataSet0] D:\DATA SKRIPSI\33. Siti Nurmalia\Hasil Penelitian
SPSS\JK dan Umur.sav

Statistics
Glukosa Darah
Sewaktu Koleterol Total Trigliserida LDL HDL
N Valid 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Glukosa Darah Sewaktu


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sedang 4 13.3 13.3 13.3
Buruk 26 86.7 86.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Koleterol Total
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 25 83.3 83.3 83.3
Sedang 4 13.3 13.3 96.7
Buruk 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
61

Trigliserida
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 14 46.7 46.7 46.7
Sedang 13 43.3 43.3 90.0
Buruk 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
LDL
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 1 3.3 3.3 3.3
Normal 29 96.7 96.7 100.0
Total 30 00.0 100.0
HDL
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 9 30.0 30.0 30.0
Sedang 18 60.0 60.0 90.0
Buruk 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

CORRELATIONS
/VARIABLES=GDS CHOL
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations
Correlations
Glukosa Darah
Sewaktu Koleterol Total
Glukosa Darah Sewaktu Pearson Correlation 1 .307
Sig. (2-tailed) .099
N 30 30
Koleterol Total Pearson Correlation .307 1
Sig. (2-tailed) .099
N 30 30

CORRELATIONS
62

/VARIABLES=GDS TG
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

Correlations
Glukosa Darah
Sewaktu Trigliserida
Glukosa Darah Sewaktu Pearson Correlation 1 .240
Sig. (2-tailed) .201
N 30 30
Trigliserida Pearson Correlation .240 1
Sig. (2-tailed) .201
N 30 30

CORRELATIONS
/VARIABLES=GDS HDL
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

Correlations
Glukosa Darah
Sewaktu LDL
Glukosa Darah Sewaktu Pearson Correlation 1 .285
Sig. (2-tailed) .127
N 30 30
LDL Pearson Correlation .285 1
Sig. (2-tailed) .127
N 30 30

CORRELATIONS
/VARIABLES=GDS LDL
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
63

Correlations

Correlations
Glukosa Darah
Sewaktu HDL
Glukosa Darah Sewaktu Pearson Correlation 1 .145
Sig. (2-tailed) .443
N 30 30
HDL Pearson Correlation .145 1
Sig. (2-tailed) .443
N 30 30

Anda mungkin juga menyukai