Anda di halaman 1dari 67

ANALISA KADAR KOLESTEROL PADA PASIEN DIABETES

MELITUS (DM) DI RSU HERMINA MEDAN


TAHUN 2020

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
UNGKI RATNA SARI
NIM : 170209077

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2020
ANALISA KADAR KOLESTEROL PADA PASIEN DIABETES
MELITUS (DM) DI RSU HERMINA MEDAN
TAHUN 2020

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Teknologi Laboratorium Medis Universitas Sari Mutiara Indonesia

Oleh :
UNGKI RATNA SARI
NIM : 170209077

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL

ANALISA KADAR KOLESTEROL PADA PENDERITA DIABETES


MELITUS (DM) DI RSU HERMINA MEDAN
TAHUN 2020

Telah Dipertahankan Didepan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah


Pada tanggal 29 September 2020

Tim Penguji Tanda Tangan

Ketua Penguji : Dr. dr. Jenny Ria Sihombing, Sp.PK ( )


( Dosen Pembimbing )

Anggota : Kesaktian Manurung, M.Biomed ( )


( Dosen Penguji )

Diketahui, Ketua Program Studi


Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan D-III Ahli Teknologi Laboratorium Medis
Universitas Sari Mutiara Indonesia Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia

(Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM) (Yunita Purba, M.Si)


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Biodata
1. Nama : Ungki Ratna Sari
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Janarata, 07 Desember 1998
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Anak : Ke 1 dari 4 bersaudara
6. Status : Belum Menikah
7. Pendidikan : Diploma-III Analis Kesehatan
8. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Alamat : Jln. Pondok Baru Dusun Benara Kecamatan
Bandar Kabupaten Bener Meriah
10. Alamat Email : ungkiratna07@gmail.com
11. No. HP : 082260539592

II. Riwayat Keluarga


1. Nama Orang Tua
Nama Ayah : Sukiran
Nama Ibu : Wartini
2. Pekerjaan
Ayah : Petani
Ibu : Ibu Rumah Tangga
3. Jumlah Anak : Empat (4)
4. Kewarganegaraan : Indonesia
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jln. Pondok Baru Dusun Benara Kecamatan
Bandar Kabupaten Bener Meriah
III. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 2005-2006 : TK WAJAR


2. Tahun 2006-2011 : SD NEGERI MUTIARA
3. Tahun 2011-2014 : SMP NEGERI 1 BANDAR
4. Tahun 2014-2017 : SMA NEGERI 1 BANDAR
5. Tahun 2017-2020 : Pendidikan Diploma III Teknologi Laboratorium
Medis Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Inndonesia-Medan.
ABSTRAK

ANALISA KADAR KOLESTEROL PADA PENDERITA DIABETES


MELITUS (DM) DI RSU HERMINA MEDAN
TAHUN 2020

Ungki Ratna Sari

Diabetes merupakan salah satu penyakit yang paling banyak ditemui di tempat pelayanan
kesehatan. Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang
progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin. Pada pasien DM, gula yang berlebihan akan merusak
pembuluh darah, karena gula tidak bisa diproses menjadi energi. Maka energi terpaksa dibuat dari
sumber lain seperti lemak dan protein. Akibatnya, kolesterol yang terbentuk pada rantai metabolisme
lemak dan protein bisa menumpuk dan mengancam pembuluh darah. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kadar kolesterol pada pasien Diabetes Melitus di RSU Hermina Medan. Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien penderita DM
di RSU Hermina Medan. Sampel dari penelitian ini adalah pasien penderita DM yang berusia 50-60
tahun sebanyak 20 orang. Teknik pengambilan sampel ini adalah Purposive Sampling dan variabel nya
kadar kolesterol pada pasien penderita DM. Metode pemeriksaan yang digunakan dalam pemeriksaan
ini adalah metode Automatic dengan alat Automatic Chemical Analyzer. Hasil penelitian pada pasien
Diabetes Melitus menunjukkan kadar kolesterol Normal sebanyak 6 orang (30%) dan kadar kolesterol
meningkat sebanyak 14 orang (70%). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagian besar kadar
kolesterol meningkat yaitu sebanyak 14 orang (70%).

Kata kunci : Kadar kolesterol, Diabetes melitus

i
ABSTRACT

CHOLESTEROL LEVELS IN PEOPLE WITH DIABETES


MELITUS AT THE MEDAN HERMINA HOSPITAL
IN 2020

Ungki Ratna Sari

Diabetes is one of the most common diseases found in health care. Diabetes mellitus is a collection of
symptoms that arise in a person caused by an increase in blood glucose levels due to a progressive
decrease in insulin secretion due to insulin resistance. In patients with DM, excessive sugar will
damage blood vessels, because sugar can’t be processes into energy. Then energy must be made from
other sources such as fast and protein. As a result, cholesterol formed in the metabolic chains of fast
and protein can accumulate and threaten blood vessels. In people with diabetes mellitus, there is more
risk of accelerating atherosclerosis. Atherosclerosis occurs due to the presence of plaque, especially
containing large amounts of cholesterol. This research is descriptive research. The population in this
study were all patients with DM in the General Hospital Hermina Medan. The sample of this study
was DM patients aged 50-80 years. This sampling technique is Purposive sampling and variabel
cholesterol levels in DM patients. The inspection method used in this examination is the automatic
method and using a Automatic Chemycal Analyzer. The results of the study on Diabetes Mellitus
patients showed that 6 people (30%) had normal cholesterol levels and 14 (70%) increased
cholesterol levels. The conclusion in this study is that most of the cholesterol levels increased by 14
people (70%).

Kata kunci : Cholesterol levels, Diabetes mellitus

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat


Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas limpahan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya peneliti dapat meyelesaikan penyusunan proposal yang
berjudul “Analisa Kadar Kolesterol Pada Pasien Diabetes Melitus di RSU
Hermina Medan Tahun 2020”. Selama penelitian penelitian ini peneliti mengalami
banyak kendala dan tantangan, namun berkat hidayah-Nya dan semangat peneliti
serta bantuan dari berbagai pihak sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Dalam
kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dr. Parlindungan Purba, SH., MM., selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara
Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes., selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia Medan.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP., MKM., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan.
4. Yunita Purba, M. Si., selaku Ketua Program Studi DIII-Teknologi
Laboratorium Medis Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan.
5. Dr. dr. Jenny Ria Sihombing, Sp. PK., sebagai Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam mengarahkan dan membimbing
peneliti untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kesaktian Manurung, M.Biomed, selaku Dosen Penguji yang selalu sabar
memberi masukan berapa saran dan kritik untuk kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Seluruh Staf Pegawai Pendidikan Univesitas Sari Mutiara Indonesia Medan
yang telah memberikan ilmu dan kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

iii
8. Ayahanda Sukiran dan Ibunda Wartini tercinta dan adik tersayang Kinta
Anati, Danu Badani dan Tantri Kirana yang tidak pernah luput memberikan
kasih sayang, dukungan dan doa dalam setiap langkah peneliti.
9. Teman-teman mahasiswa/i Program Studi DIII-Teknologi Laboratorium
Medis Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara
Indonesia Medan yang mendukung peneliti, serta untuk semua pihak yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu
hingga penelitian ini selesai.
Peneliti berusaha dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
sebaik-baiknya, peneliti juga menyadari masih banyak kekurangan baik dari
segi penelitian, tata bahasa, struktur, maupun isinya. Maka dari itu peneliti
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun dan
mendidik demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu peneliti dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini,
semoga dapat bermanfaat bagi rekan mahasiswa/i D-III Analis Kesehatan pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, sebelum dan sesudah peneliti
mengucapkan terimakasih.
Medan, 29 Agustus 2020

Peneliti

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK...............................................................................................................i
ABSTRACK.............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................5
1.4.1 Manfaat teoritis........................................................................5
1.4.2 Manfaat praktis........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Melitus................................................................................6
2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus....................................................6
2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus....................................................6
2.1.3 Penyebab Diabetes Melitus.....................................................8
2.1.4 Komplikasi Diabetes Melitus..................................................9
2.1.5 Pencegahan Diabetes Melitus................................................10
2.2 Profil Lipid......................................................................................12

v
2.2.1 Definisi Profil Lipid...............................................................12
2.2.2 Lipoprotein............................................................................14
2.2.3 Metabolisme Lipid.................................................................15
2.3 Kolesterol.........................................................................................16
2.3.1 Definisi Kolesterol.................................................................16
2.3.2 Metabolisme Kolesterol.........................................................17
2.3.3 Fungsi Kolesterol...................................................................18
2.3.4 Kadar Kolesterol....................................................................18
2.3.5 Akibat Peningkatan Kadar Kolesterol...................................19
2.3.6 Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol......................21
2.3.7 Pemeriksaan Kadar Kolesterol..............................................24
2.4 Kerangka Konsep............................................................................26
2.5 Penjelasan Kerangka Konsep..........................................................27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian................................................................................28
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian..........................................................28
3.2.1 Waktu Penelitian....................................................................28
3.2.2 Tempat Penelitian..................................................................28
3.3 Populasi, Sampling, dan Sampel Penelitian....................................28
3.3.1 Populasi.................................................................................28
3.3.2 Sampel...................................................................................28
3.4 Teknik Sampling..............................................................................28
3.5 Variabel dan Defiinisi Operasional.................................................29
3.5.1 Variabel.................................................................................29
3.5.2 Definisi Operasional..............................................................29
3.6 Alat dan Bahan................................................................................29
3.6.1 Alat........................................................................................29
3.6.2 Bahan.....................................................................................30
3.7 Cara Kerja........................................................................................30

vi
3.7.1 Prosedur Pengambilan Darah................................................30
3.7.2 Prosedur Pemisahan Serum...................................................31
3.7.3 Prosedur Penggunaan Alat.....................................................31
3.7.4 Prosedur Pemeriksaan Kolesterol..........................................33
3.8 Pengumpulan Data..........................................................................33
3.9 Teknik Pengolahan Data dan Penyajian Data................................ 34
3.8.2 Teknik Pengolahan Data....................................................... 34
3.8.3 Penyajian Data.......................................................................35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil.................................................................................................36
4.2 Pembahasan.....................................................................................38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan......................................................................................40
5.2 Saran................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kadar Kolesterol Total..........................................................................18

Tabel 2.2 Kadar Kolesterol LDL...........................................................................19

Tabel 2.3 Kadar Kolesterol HDL..........................................................................19

Tabel 3.1 Definisi Operasional Kadar Kolesterol Pada Pasien Diabetes


Melitus...................................................................................................29

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol Pada Penderita DM....................36

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kadar Kolesterol Pada Pasien


Diabetes Melitus di RSU Hermina Medan Tahun 2020........................37

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kadar Kolesterol Berdasarkan Jenis Kelamin


Pada Penderita Diabetes Melitus di RSU Hermina Medan...................37

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kadar Kolesterol Berdasarkan Kelompok


Usia Pada Penderita Diabetes Melitus di RSU Hermina Medan...........37

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Kerja Alat POCT.............................................................24

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ...............................................................................26

ix
DAFTAR SINGKATAN

ADA : American Diabetes Association


CHOD-PAP : Cholesterol Oxidase-Peroxidase aminoantypirine Phenol
dL : desi Liter
EC : Ester Cholesterol
FFA : Free Fatty Acid
H2O2 : Hidrogen Peroksida
HDL : High Density Lipoprotein
HF : Hiperkolesterolemia Familial
HMG-KoA : 3 hidroksi-3 metilglutarit-Koenzim A
IDF : International Diabetes Federation
Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
LCAT : Lechitin Cholesterol Acyltransferase
LDL : Low Density Lipoprotein
mg : mili gram
NEFA : Non Esterified Fatty Acid
PJK : Penyakit Jantung Koroner
POCT : Point of Care Testing
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
TAG : Triasilgliserol
VLDL : Very Low Density Lipoprotein
WHO : World Health Organization

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Dokumentasi

Lampiran II Surat Izin Penelitain

Lampiran III Surat Balasan Penelitain

Lampiran IV Lembar Konsultasi KTI

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme

kronis dengan multi etiologic yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai

dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi

fungsi insulin. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa pada tahun

2020, penyakit tidak menular akan menyebabkan 73% kematian secara global dan

memberikan kontribusi bagi penyebab kematian secara global atau global burden of

disease sebesar 60%. Permasalahannya adalah sekitar 80% dari penyakit tidak menular

ini justru terjadi pada negara-negara dengan pendapatan rendah atau yang sering disebut

sebagai “low and middle income countries” (WHO, 2008). Salah satu penyakit tidak

menular yang ternayata menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi adalah

penyakit diabetes melitus. Penyakit ini bukanlah penyakit yang baru, hanya saja kurang

mendapat perhatian di tengah-tengah masyarakat khususnya yang memiliki resiko tinggi

untuk menderita penyakit tersebut.

Diabetes merupakan salah satu penyakit yang paling banyak ditemui di tempat

pelayanan kesehatan. Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul

pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah

akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi

1
2

insulin. Menurut American Diabetes Asociation (ADA), DM dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa tipe yakni, DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional dan DM tipe

lain. Beberapa tipe yang ada, DM tipe 2 merupakan salah satu jenis yang paling

banyak ditemukan yaitu lebih dari 90-95% (ADA, 2015). International Diabetes

Federation (IDF) melaporkan sebanyak 1,9% penduduk dunia menderita diabetes

melitus, dan menjadikan DM sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi ke tujuh

di dunia. Tahun 2015 tercatat sebanyak 415 juta jiwa penderita DM di dunia, dengan

angka kejadian DM tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia, sedangkan sebanyak 5%

menderita DM tipe 1. World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

disebutkan bahwa angka kematian akibat DM mencapai 1,5 juta kematian. Indonesia

menduduki peringkat ke tujuh (7,6 juta penderita) dari 10 peringkat negara dengan

kasus Diabetes Melitus terbanyak dunia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013, prevalensi DM di Indonesia cukup tinggi yaitu 2,4%,

meningkat dari tahun 2007 sebesar 1,1%. Empat provinsi dengan prevalensi tertinggi

sesuai diagnosis dokter yaitu Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara

(2,4%), dan Kalimantan Timur (2,3%). Masih dari data Riskesdas tersebut bahwa

prevalensi dari penderita DM cenderung meningkat pada perempuan dibandingkan

laki-laki dan terjadi peningkatan prevalensi penyakit diabetes melitus sesuai dengan

pertambahan umur namun mulai umur ≥ 65 tahun cenderung menurun dan tersebut

cenderung lebih tinggi bagi penderita yang tinggal di perkotaan dibandingkan dengan

di pedesaan (Kemenkes RI, 2013).


3

Provinsi Sumatera Utara menjadi salah satu provinsi dengan prevalensi

penderita DM tertinggi di Indonesia dengan prevalensi sebesar 2,3% yang di

diagnosis dokter berdasarkan gejala, hal ini membuat provinsi Sumatra Utara

manjadi salah satu dari 10 besar provinsi dengan prevalensi pasien DM tertinggi di

Indonesia (Kemenkes, 2014). Tingginya prevalensi pasien DM di provinsi Sumatra

Utara tidak terlepas dari masih banyaknya pasien yang tidak mengetahui secara benar

tentang penyakit DM, gaya hidup yang buruk, pola makan/nutrisi yang tidak sehat

dan kurangnya aktivitas fisik. Penyakit DM di Kota Medan, pada tahun 2012

merupakan penyakit dengan penderita terbanyak yang terus mengalami peningkatan

jumlahnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan tahun

2012 terlihat jumlah kasus yang terbanyak setelah hipertensi adalah kasus diabetes

melitus. Hingga tahun 2012 ada 1.0347 penderita DM yeng berobat ke 39 Puskesmas

di Kota Medan. Data tersebut menunjukkan bahwa penderita DM di Kota Medan

sangat tinggi (STPTM Dinas Kesehatan Kota Medan, 2012).

Pada penderita DM kadar insulin akan berkurang dalam darah, maka gula

darah tidak bisa diproses menjadi energi akibatnya kadar gula dalam darah akan

meningkat berlebihan. Gula yang berlebihan akan merusak pembuluh darah, karena

gula tidak bisa diproses menjadi energi pada penderita DM. Maka energi terpaksa

dibuat dari sumber lain seperti lemak dan protein. Akibatnya, kolesterol yang

terbentuk pada rantai metabolisme lemak dan protein bisa menumpuk dan

mengancam pembuluh darah.


4

Kolesterol merupakan lemak didalam tubuh yang berguna untuk membentuk

dinding sel, garam empedu, hormon, dan vitamin D serta sebagai penghasil energi.

Sumber utama kolesterol berasal dari organ hati (sekitar 70%) dan sisanya bersumber

dari makanan yang masuk kedalam tubuh. Namun apabila kolesterol dalam tubuh

melewati batas normal maka akan timbul berbagai dampak negatif bagi kesehatan

seperti munculnya berbagai penyakit seperti jantung koroner dan stroke. Hubungan

kadar kolesterol pada penderita DM yaitu apabila kadar lemak darah akan membaik

jika pengendalian kadar gula darah cukup efektif, baik dalam pengendalian soal

makanan maupun penggunaan obat-obatan untuk diabetes melitus. Pada kadar

glukosa darah yang tak terkendali, resiko terjadinya penyakit jantung koroner dan

penyakit pembuluh darah lain sangat tinggi. Atas dasar ini, kelainan kolesterol darah

pada penderita diabetes melitus seringkali memerlukan obat untuk mengendalikannya

(Dicky, 2019).

Bersdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Kadar Kolesterol pada Penderita Diabetes Melitus di

Rumah Sakit Hermina Tahun 2020”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana kadar kolesterol pada pasien Diabetes Melitus (DM) di Rumah

Sakit Hermina Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kadar kolesterol pada pasien Diabetes Melitus (DM) di

Rumah Sakit Hermina Medan.


5

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah Ini dapat membantu peneliti lain untuk

dijadikan referensi bagi penelitian mendatang.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Peneliti

Sebagai sarana pembelajaran bagi peneliti dalam melakukan pemeriksaan

kadar Kolesterol pada penderita Diabetes Melitus (DM).

b. Bagi Masyarakat

Diharapkan pemeriksaan ini akan berguna bagi masyarakat agar

mengetahui bahwa tingginya kadar kolesterol pada penderita diabetes

melitus bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti jantung koroner dan

stroke.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Melitus

2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus

Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, diabetes melitus (DM)

merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia

yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua- duanya.

Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,

disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung

dan pembuluh darah. Sedang sebelumnya World Health Organization (WHO) 1980,

berkata bahwa DM merupakan suatu yang tidak dapat dituangkan dalam satuj

jawaban yang jelas dan singkat tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu

kumpilan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah

faktor dimana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi

insulin.

2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus

Menurut jenisnya Diabetes Melitus dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Diabetes Melitus Tipe 1

Diabetes ini sering disebut diabetes tergantung pada sumber insulin dari luar

yang disuntikkan. Diabetes tipe ini adalah kondisi kenaikkan kadar glukosa darah

6
7

karena insulin tidak diproduksi oleh pankreas. Dengan kata lain diabetes melitus

tipe 1 tidak menghasilkan kunci pintu sel sehingga glukosa dalam aliran darah

tidak dapat masuk ke dalam sel (Barnes, 2012).

2. Diabetes melitus tipe II

Diabetes melitus tipe II merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia, terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin

atau kedua-duanya. 90% dari kasus diabetes adalah diabetes melitus tipe II

dengan karakteristik gangguan sensitivitas insulin dan atau gangguan sekresi

insulin. Diabetes melitus tipe II secara klinis muncul ketika tubuh tidak mampu

lagi memproduksi cukup insulin untuk menkompensasi peningkatan insulin

resisten. Diabetes melitus tipe II merupakan suatu epidemi yang berkembang,

mengakibatkan penderitaan individu dan kerugian ekonomi yang luar biasa.

Penderita diabetes melitus tipe II mempunyai resiko penyakit jantung dan

pembuluh darah dua sampai enam kali lebih tinggi dibandingkan orang tanpa

diabetes, mempunyai resiko hipertensi dan dislipidemia yang lebih tinggi

dibandingkan orang normal. Kelainan pembuluh darah sudah dapat terjadi

sebelum diabetesnya terdiagnosis, karena adanya resistensi insulin pada saat

prediabetes.

3. Diabetes melitus kehamilan/gestasional

Diabetes melitus dengan kehamilan/gestasional adalah kehamilan normal yang

disertai dengan peningkatan insulin resistane (ibu hamil gagal mempertahankan

euglycemia). Pada golongan ini, kondisi diabetes dialami sementara selama masa
8

kehamilan, biasanya pada trismester kedua atau ketiga. Kriteria diabetes

gestasional bila gangguan toleransi glukosa yang terjadi sewaktu hamil kembali

normal dalam 6 minggu setelah persalinan. Ibu hamil yang menderita DM

gestasional mempunyai resiko tinggi mengalami DM gestasional lagi pada

kehamilan berikutnya. Diabetes melitus gestasional dapat terjadi pada ibu yang

hamil di atas usia 30 tahun, perempuan dengan riwayat DM pada orang tua atau

riwayat DM gestasional pada kehamilan sebelumnya dan melahirkan bayi

dengan berat lahir >4000 gram dan adanya glukosuria (Anita, 2016).

2.1.3 Penyebab Diabetes Melitus

Ada beberapa faktor konsumsi makanan yang mempengaruhi kadar glukosa

darah :

1. Konsumsi Karbohidrat

Konsumsi karbohidrat adalah banyaknya asupan dan jenis bahan makanan yang

dikonsumsi perhari. Kebutuhan energi berlangsung terus sehingga karbohidrat

harus sering dikonsumsi sepanjang hari. Setiap gram karbohidrat memberikan

kalori. Jumlah karbohidrat yang dikonsumsi dari makanan utama dan selingan

lebih penting dari pada sumber atau tipe karbohidrat tersebut. Hal ini di sebabkan

jumlah karbohidrat yang dikonsumsi dari makanan utama dan selingan

mempengaruhi kadar glukosa darah dan sekresi insulin (American Diabetes

Association, 2014).

2. Konsumsi kolestrol
9

Pada penderita diabetes militus, kadar kolestrol yang meningkat akan

mempercepat penyakit vaskuler atherosklerotik. Hal ini merupakan komplikasi

jangka panjang. Oleh karen itu kondisi hiperglikemia yang terjadi dalam jangka

waktu yang lama akan menyebabkan kerusakan perubahan fungsi dan

metabolism lemak. Perubahan tersebut akan menyebabkan kerusakan jaringan

dan kerusakan jaringan inilah yang akan menimbulkan komplikasi-komplikasi.

Untuk menghindari resiko timbulnya komplikasi diabetik, penderita DM harus

mengontrol dan mengendalikan kadar gula darah dalam jangka panjang.

Pengendalian kadar gula darah secara ketat akan memperbaiki pula kadar

kolesterol dalam darah.

3. Konsumsi lemak

Tujuan diet yang utama dalam kaitannya dengan lemak makanan padca

penyandang DM adalah membatasi asupan lemak jenuh dan kolesterol dari

makanan. Lemak jenuh merupakan determinan diet yang penting untuk

menentukan kadar LDL-kolesterol di dalam plasma.

2.1.4 Komplikasi Diabetes Melitus

Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan

kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah. Beberapa

konsekuensi dari diabetes yang sering terjadi adalah :

1. Meningkatnya resiko penyakit jantung dan stroke.

2. Neuropati (kerusakan syaraf) di kaki yang meningkatkan kejadian ulkus kaki,


10

infeksi dan bahkan keharusan untuk amputasi kaki.

3. Retinopati diabetikum, yang merupakan salah satu penyebab utama kebutaan,

terjadi akibat kerusakan pembuluh darah kecil di retina.

4. Diabetes merupakan salah satu penyebab utama gagal ginjal.

5. Resiko kematian penderita diabetes secara umum adalah dua kali lipat

dibandingkan bukan penderita diabetes (Kemenkes RI, 2014).

2.1.5 Pencegahan Diabetes Melitus

Pada penyakit diabetes melitus seperti juga pada penyakit lain usaha

pencegahan terdiri dari :

a. Usaha pencegahan primer

Pencegahan primer berarti mencegah terjadinya diabetes melitus. Untuk

dapat menghayati dan melaksanakan benar usaha pencegahan primer harus

dikenal dahulu faktor ysng berpengaruh terjadinya penyakit diabetes melitus.

Faktor yang berpengaruh pada terjadinya diabetes melitus adalah :

1. Faktor keturunan.

2. Faktor kegiatan jasmani yang kurang.

3. Faktor kegemukan/distribusi lemak.

4. Faktor nutrisi berlebih.

5. Faktor lain, obat-obat, hormon.

Tindakan yang dilakukan untuk usaha pencegahan primer meliputi

penyuluhan mengenai perlunya pengaturan gaya hidup sehat sedini mungkin


11

dengan memberikan pedoman sebagai berikut :

1 Mempertahankan pola makan sehari-hari yang sehat dan seimbang yaitu :

a. Meningkatkan konsumsi sayur dan buah.

b. Membatasi makanan tinggi lemak dan kerbohidrat sederhana.

c. Mempertahankan berat badan normal sesuai dengan berat dan tinggi

badan.

2 Melakukan kegiatan jasmani yang cukup sesuai dengan umur dan

kemampuan.

3 Menghindari obat yang bersifat diabetogenik.

b. Usaha pencegahan sekunder

Usaha pencegahan sekunder dimulai dengan usaha mendeteksi dini

penyandang DM. karena itu dianjurkan untuk pada setiap kesempatan terutama

untuk mereka yang mempunyai resiko tinggi agar dilakukan pemeriksaan

penyaring glukosa darah. Dengan demikian mereka yang mempunyai resiko

tinggi DM dapat terjaring untuk diperiksa dan kemudian yang dicurigai diabetes

melitus akan dapat ditindaklanjuti, sampai diyakinkan benar mereka mengidap

DM. bagi mereka dapat ditegakkan diagnosis dini DM kemudian dapat dikelola

dengan baik guna mencegah penyulit lebih lanjut. Usaha ini dapat dilakukan oleh

semua petugas kesehatan pada setiap kesempatan ataupun juga oleh pasien yang

beresiko tinggi atas permintaan mereka sendiri.

c. Usaha pencegahan tersier

Usaha ini dilakukan untuk mencegah lebih lanjut terjadinya kecacatan


12

kalau penyakit sulit terjadi. Kecacatan yang mungkin timbul akibat penyulit DM

adalah :

a. Pembuluh darah otak : Stroke dan segala gejala sisanya.

b. Pembuluh darah mata : Kebutaan.

c. Pembuluh darah ginjal : Gagal ginjal kronik yang memerlukan

tindakan cuci darah.

d. Pembuluh darah tungkai bawah : Amputasi tungkai bawah.

Untuk mencegah terjadinya kecacatan tentu saja harus dimulai dengan

deteksi dini penyulit DM agar kemudian penyulit dapat dikelola dengan baik

disamping tentu saja pengelolaan untuk mengendalikan kadar glukosa darah.

2.2 Profil Lipid

2.2.1 Definisi Profil Lipid

Lipid adalah senyawa yang berisi karbon dan hidrogen. Beberapa jenis lipid

juga mengandung fosfor dan nitrogen. Lipid tidak larut dalam air tetapi larut dalam

pelarut organik. Golongan yang penting adalah lemak netral, lemak majemuk dan

sterol. Lemak netral sebagian besar mengandung tiga asam lemak dan disebut

trigliserida. Lipid majemuk adalah fosfolipid dan glikolipid, sedangkan jenis sterol

yang sangat bermakna adalah kolesterol. Lipid merupakan suatu komponen penting

yang berfungsi sebagai unsur cadangan energi dan sebagai bahan penyekat dalam

jaringan subkutan dan di sekitar organ-organ tertentu. Dalam keadaan normal


13

fosfolipid bersama-sama dengan kolesterol terdapat membran sel untuk

mempertahnkan keadaan hidrofobik dari sel agar fungsi dan struktur sel tetap normal.

Sifat lipid tidak larut dalam air sehingga untuk beredar dalam tubuh diperlukan suatu

sistem transfor yang memungkinkan lipid tersebut larut dalam plasma. Lipid

membantu suatu kompleks makromolekul bersama dengan protein khusus yang

disebut apolipoprotein. Kompleks yang terbentuk disebut lipoprotein. Terdapat lima

kelas utama lipoprotein yaitu kilomikron, VLDL, IDL, LDL dan HDL. Jenis lipid

yang penting dibutuhkan di dalam tubuh adalah sebagai berikut :

a. Trigliserida

Trigliserida merupakan simpanan lipid yang utama pada manusia dan juga

merupakan sekitar 95% jaringan lemak tubuh. Dalam plasma, trigliserida

terdapat dalam berbagai konsentrasi di berbagai fraksi lipoprotein. Secara umum

dapat dikatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi trigliserida maka semakin

rendah kepadatan (densitas) dari lipoprotein. Pembawa utama trigliserida dalam

plasma adalah kilomikron dan VLDL.

b. Fosfolipid Lemak

Lipid ini berasal dari asam fosfotidal. Dalam plasma fosfolipid yang utama

adalah sfingomealin, fosfatidal kolin atau lesitin, fosfatidal etanolamin dan

fosfatidil serin. Berbagai konsentrasi fosfolipid terdapat dalam berbagai fraksi

lipoprotein yang terbanyak, terdapat dalam HDL sekitar 30% dan pada LDL

sekitar 20-25%.

c. Asam lemak tak teresterifikasi (NEFA/Non Esterified Fatty Acid)


14

NEFA merupakan bagian kecil asam lemak plasma yang tak teresterifikasi oleh

gliserol sehingga sering disebut juga sebagai asam lemak bebas (FFA/Free Fatty

Acid). Dalam tubuh diangkut dalam kompleks albumin.

d. Kolesterol

Kolesterol adalah alkohol steroid yang strukturnya mempunyai inti

siklopentanoperhidrofenanten. Dalam tubuh manusia, sterol ini merupakan kunci

yang memperantai berbagai jenis biosintesis sterol antara lain asam empedu,

hormon adrenokortikal, androgen dan esterogen. Dalam tubuh manusia kolesterol

terdapat dalam bentuk bebas (tidak teresterifikasi) dan dalam bentuk kolesterol

ester (teresterifikasi). Dalam keadaan normal sekitar dua pertiga kolesterol total

plasma terdapat dalam bentuk ester. Sekitar 60-75% kolesterol diangkut oleh

LDL dan dalam jumlah lebih sedikit tetapi sangat bermakna (15-25%) diangkut

oleh HDL.

2.2.2 Lipoprotein

Pada umumnya lipid tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam

plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka lemak

tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut

dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida dan fosfolipid) dengan protein

ini disebut lipoprotein. Ada beberapa jenis lipoprotein, antara lain :

a. Kilomikron

Kilomikron adalah lipoprotein yang terbesar dan teringan, serta berfungsi


15

mengangkut TAG (triasilgliserol) eksogen yang diperoleh dari diet. Kadarnya

mencapai puncak dalam peredaran darah dalam waktu 2-4 jam setelah

mengonsumsi hidangan berlemak, tetapi dapat terus memasuki tubuh sampai 14

jam terutama setelah mengonsumsi makanan berlemak tinggi. Kilomikron

melepas asam lemak ketika beredar ke seluruh tubuh dan sisanya diambil oleh

hati (Deni, 2017).

b. VLDL ( Very Low Density Lipoprotein)

VLDL diproduksi di hati melalui resistensi TAG dari asam lemak yang diangkut

ke hati. Puncak pelepasan VLDL dari hati terjadi 2-3 jam setelah makan, tetapi

jika kilomikron masih ada, kilomikron akan dimetabolisme terlebih dahulu

(Deni, 2017).

c. HDL ( High Density Lipoprotein)

HDL disintesis di usus dan hati. HDL berfungsi mengumpulkan kolesterol bebas

dari jaringan perifer. HDL ini diesterifikasi oleh LCAT (Lechitin Cholesterol

Acyltransferase) menjadi ester kolesterol ( ester cholesterol, CE), untuk

mempertahankan gradien konsentrasi ke dalam HDL.

d. LDL (Low Density Lipoprotein)

LDL berfungsi mengangkut kolesterol ke jaringan yang memerlukannya untuk

membran sel dan sistesis metabolit, seperti hormon steroid. Reseptor LDL

mengenai apoB100 pada LDL. Aktivitas reseptor di regulasi oleh kadar

kolesterol bebas intraseluler. Dengan demikian, ambilan LDL dapat bervariasi

berdasarkan kebutuhan sel akan kolesterol (Deni, 2017).


16

2.2.3 Metabolisme Lipid

Lipoprotein pada DM akan mengalami 3 proses yang merugikan yang

mempunyai tujuan hubungan erat dengan lebih mudahnya terjadi pada aterosklerosis.

a. Proses glikosilasi : menyebabkan peningkatan lipoprotein yang terglikosilasi

dengan akibat mempunyai sifat lebih toksik terhadap endotel serta menyebabkan

ketabolisme lipoprotein menjadi lebih lambat.

b. Proses oksidasi : mengakibatkan peningkatan oxidized lipoprotein.

Peningkatan kadar lipoprotein, baik LDL maupun HDL, mempermudah rusaknya

sel dan terjadinya aterosklerosis. Lipid peroksida pada DM cenderung berlebihan

jumlahnya dan akan mengahsilkan beberapa adheid (malondialdehid) yang

memiliki daya perusak tinggi terhadap sel-sel tubuh.

c. Karbamilasi : residu lisin apoprotein LDL akan mengalami karbamilasi dan

berakibat katabolisme LDL terhambat. Perubahan lipoprotein pada DM-2 yang

paling sering adalah hipertrigliseridamia dan pnurunan kadar kolesterol HDL.

Sedangkan kadar LDL biasanya tidak berbeda dengan non-DM, perubahan yang

terjadi pada LDL adalah meningkatnya LDL jauh lebih kecil dan padat (LDL-pk)

atau disebut juga LDL tipe B yang memungkinkan timbulnya aterosklerosis.

2.3 Kolesterol

2.3.1 Definisi Kolesterol

Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik berupa lemak tetapi memiliki
17

rumus steroida. Kolesterol merupakan bahan pembangun esensial bagi tubuh untuk

sintesis zat-zat penting seperti membran sel dan bahan isolasi sekitar sel saraf, begitu

pila hormon kelamin, anak ginjal, vitamin D serta asam empedu. Namun, apabila

dikonsumsi dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan peningkatan kolesterol dalam

darah yang disebut hiperkolesterolemia, bahkan dalam jangka waktu panjang bisa

menyebabkan kematian. Kadar kolesterol dalam darah cenderung meningkat pada

orang-orang gemuk, kurang berolahraga, dan perokok (Aulia, 2013).

Kolesterol secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang

tepat. Tetapi bisa meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari

lemak hewani seperti daging ayam, usus ayam, telur ayam, burung dara, telur puyuh,

daging bebek, telur bebek, daging kambing, daging sapi, sosis daging, babat, ampela,

paru, hati, bakso sapi, gajih sapi, susu sapi, ikan air tawar, kepiting, udang, kerang,

belut, cumi-cumi (Aulia, 2013).

2.3.2 Metabolisme Kolesterol

Sekitar 50% kolesterol dalam darah adalah hasil sintesis dalam liver,

sedangkan sisanya merupakan asupan dari makanan (Rahmayani, 2016). Selama

jumlah kolesterol baik hasil sintesis maupun yang bersumber dari makanan, masih

seimbang dengan tingkat kebutuhan maka tubuh akan tetap sehat. Namun, dengan

perkembangan pola hidup masyarakat yang cenderung banyak mengonsumsi

makanan berlemak maka tingkat asupan kolesterol menjadi lebih tinggi dari tingkat

kebutuhannya (Krystianti, 2017).


18

Kolesterol adalah perkursor hormon steroid dan asam empedu dan merupakan

unsur pokok yang penting dalam membran sel. Kolesterol diabsorbsi dari usus dan

dimasukkan ke dalam kilomikron yang dibentuk di dalam mukosa usus. Setelah

kilomikron mengeluarkan trigliseridanya di jaringan adiposa, kilomikron sisanya

menyerahkan kolesterolnya ke hati. Hati dan jaringan lain juga menyintesis kolesterol.

Sebagian kolesterol empedu diabsorbsi dari usus. Kebanyakan kolesterol di hati

digabung ke dalam VLDL (Very Low Density Lipoprotein), dan semuanya bersirkulasi

dalam kompleks lipoprotein (Krystianti, 2017).

Kolesterol memberikan umpan balik untuk menghambat sintesisnya sendiri

dengan menghambat HMG-KoA reduktase, enzim yang mengubah 3 hidroksi-3

metilglutarit-Koenzim A (HMG-KoA) menjadi asam mevalonat. Dengan demikian, jika

asupan kolesterol dari makanan tinggi, sintesis kolesterol oleh hati manurun, dan

demikian juga sebaliknya. Namun, kompensasi umpan balik ini tidak sempurna. Karena

diet yang rendah kolesterol dan lemak jenuh hanya akan menyebabkan penurunan

kolesterol yang bersirkulasi dalam plasma darah dengan jumlah sedang. Kadar kolesterol

plasma akan menurun oleh hormon tiroid dan estrogen. Kedua hormon ini meningkatkan

jumlah reseptor LDL (Low Density Lipoprotein) di hati. Estrogen juga meningkatkan

kadar HDL plasma (Rahmayani, 2016).

2.3.3 Fungsi Kolesterol

Fungsi utam kolesterol yaitu menyediakan komponen esensial membran

setiap sel tubuh, digunakan untuk membantu empedu yang berperan penting pada

proses pencernaan makanan berlemak, membentuk penghambat produksi hormon


19

yang utama dalam kehidupan, merupakan salah satu bahan yang diperlukan oleh

tubuh untuk membuat vitamin D dan membantu melapisi saraf dan menyediakan

suatu zat anti air pada permukaan arteri.

2.3.4 Kadar Kolesterol

Tabel 2.1 Kadar kolesterol total


Kadar Kolesterol Total Kategori Kadar Kolesterol Total
Kurang dari 200 mg/dl Normal
200-239 mg/dl Ambang Batas Tinggi
Lebih dari 240 mg/dl Tinggi

Tabel 2.2 Kadar kolesterol LDL


Kadar Kolesterol LDL Kategori Kadar Kolesterol LDL
Kurang dari 100 mg/dl Normal
100-129 mg/dl Hampir normal/diatas normal
130-159 mg/dl Ambang batas atas
160-189 mg/dl Tinggi
Lebih dari 190 mg/dl Sangat tinggi

Tabel 2.3 Kadar kolesterol HDL

Kadar Kolesterol HDL Kategori Kolesterol HDL


Kurang dari 40 mg/dl Rendah
60 mg/dl Tinggi
Sumber : National Institutes of Health Detection, Evaluation and Treatment
of High Blood Cholesterol in Adults III (Mahardika, 2017).

2.3.5 Akibat Peningkatan Kadar Kolesterol

Ada dua jenis gangguan kesehatan yang bersumber langsung dari peningkatan

kadar kolesterol, yakni :

a. Hiperkolesterolemia bawaan

Hiperkolesterolemia bawaan merupakan bentuk gangguan keturunan yang relatif


20

umum. Kadar kolesterol dalam darah sudah tinggi sejak lahir dan pada masa dewasa

biasanya sangat tinggi. Gangguan ini kerap kali diturunkan oleh salah satu orang tua

yang biasanya membawa gen hiperkolesterolemia (Nilawati, 2008).

b. Hiperlipidemia

Hiperlipidemia berarti kelebihan lemak dalam darah. Kadar kolesterol maupun

trigliserida biasanya tinggi. Arteri koroner, arteri yang mengalirkan darah ke kaki

dan terkadang mengalirkan darah ke otak, akan menyempit. Keadaan ini

memerlukan perawatan dengan obat dan diet (Nilawati, 2008).

Penyakit yang terjadi akibat dari Hiperlipidemia yaitu :

1. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung dan pembuluh

darah yang disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Penyempitan

pembuluh darah terjadi karena proses dari aterosklerosis atau spasme atau

kombinasi keduanya. Aterosklerosis yang terjadi karena timbunan kolesterol

dan jaringan ikat pada dinding pembuluh darah secara perlahan-lahan, hal ini

sering ditandai dengan keluhan nyeri pada dada (Karikaturijo, 2010).

Pada waktu jantung harus bekerja lebih keras terjadi ketidakseimbangan

antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal inilah yang menyebabkan nyeri

dada. Jika pembuluh darah tersumbat sama sekali, pemasokan darah ke

jantung akan terhenti dan kejaidn inilah yang disebut dengan serangan

jantung (Karikaturijo, 2010).

2. Aterosklerosis
21

Aterosklerosis merupakan penyakit arteri besar, tempat endapan lipid yang

dinamakan plak ateroma terdapat dalam lapisan subintima arteri. Plak

khususnya mengandung kolesterol dalam jumlah besar dan sering

dinamakan endapan kolesterol, biasanya juga dihubungkan dengan

perubahan degenerasi pada dinding arteri. Pada stadium lanjut penyakit,

fibroblas menginfiltrasi daerah degenerasi dan menyebabkan sklerosis

progresif pada arteri. Selain itu, kalsium sering kali mengendap bersama

lipid untuk membentuk plak klasifikasi. Bila kedua proses ini terjadi, arteri

menjadi sangat keras dan kemudian dinamakan arteriklerosis atau

pengerasan arteri (Firdaus, 2017).

Arteri yang mengalami aterosklerosis kehilangan sebagian besar

distensibilitasnya dan karena daerah-daerah degenerasi, mereka mudah

pecah. Plak ateroma juga sering menonjol melalui intima masuk aliran

darah, dan permukaan plak yang kasar menyebabkan terbentuknya bekuan

darah, dengan akibat terjadinya trombus atau embolus. Hampir separuh

manusia mati karena aterosklerosis, kira-kira dua pertiga kematian

disebabkan oleh trombosis dari satu arteria koronia atau lebih dan sisanya

yang satu pertiga oleh trombosis atau perdarahan pembuluh pada organ

tubuh lain, khususnya otak, ginjal, hati, saluran pencernaan, anggota gerak,

dan sebagainya (Firdaus, 2017).

2.3.6 Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol


22

Terdapat bebebrapa faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah

yaitu sebagai berikut :

1. Pola makan

Orang yang paling beresiko memiliki kadar kolesterol tinggi adalah mereka yang

menerapkan pola makan yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi.

Lemak jenuh (ditemukan pada daging, mentega, keju, dan krim) meningkatkan

kadar kolesterol LDL dalam darah. Namun, pola makan yang sehat dapat

menurunkan kadar kolesterol sekitar5-10%, bahkan lebih. Mengurangi aasupan

lemak jenuh (menggantinya dengan lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak

jenuh ganda) dan makan lebih banyak buah, sayur, salad, sterol tumbuhan, dan

kedelai juga dapat membantu.

2. Usia dan jenis kelamin

Peningkatan kadar kolesterol dalam batas tertentu merupakan hal alami yang

terjadi dalam proses penuaan. Biasanya jumlah lemak dalam tubuh cenderung

meningkat dengan bertambahnya usia. Usia 40 tahun jumlah lemak sudah

berkisar 22% dan usia 50 tahun jumlah lemak kira-kira 24%. Kondisi wanita

jumlah lemak kira-kira 27% pada usia sekolah, kemudian meningkat menjadi

32% pada usia 40 tahun dan jumlah lemak kira-kira 34% pada usia 50 tahun.

Semakin tua seseorang, metabolisme semakin melambat, sehingga kalori

dibutuhkan juga semakin sedikit.

3. Riwayat penyakit keluarga

Hiperkolesterolemia familial (HF) adalah suatu istilah untuk suatu sindrom


23

kolesterol tinggi yang bersifat diturunkan dari generasi ke generasi. Singkatnya,

kadar kolesterol yang tinggi tersebut ditentukan oleh gen yang cacat dan tidak

ada yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Penyandang HF memiliki kadar

kolesterol yang sangat tinggi (biasanya 8-12 mmol/L, seringkali lebih dan jarang

sekali di bawah nilai tersebut). Gen yang cacat menyebabkan hati tidak dapat

mengontrol kadar kolesterol LDL serendah seperti yang seharusnya dan

menyebabkan penyandang HF lebih beresiko terkena atreosklerosis dan penyakit

kardiovaskluer.

4. Kurang aktivitas fisik

Faktor pemicu yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yaitu

kurangnya aktivitas fisik ataupun olahraga, hal tersebut telah dibuktikan oleh

penelitian yang dilakukan oleh Tunggal, Rimbawan dan Nuri (2013), bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara tingkat aktivitas fisik terhadap kadar kolesterol

dalam darah dengan nilai p<0,05.

5. Kurang pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kadar kolesterol, hal tersebut dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh

Winda, Roojie dan Tinny (2016) bahwa pengetahuan memiliki hubungan yang

signifikan terhadap kadar kolesterol seseorang dan mempengaruhi tindakan

pencegahan yang dapat dilakukan dalam mengendalikan kadar kolesterol.

6. Kepatuhan
24

Kepatuhan berpengaruh besar terhadap kadar kolesterol dalam darah, hal tersebut

telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Din (2015) yang didapatkan

hasil bahwa faktor-faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan

kolesterol seperti diet kaya lemak, kurangnya olahraga, stress serta faktor

ketidakpatuhan pasien dalam mengontrol kolesterolnya. Dalam hal tersebut

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Putri (2016) bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara kepatuhan diet dengan kadar kolesterol dalam

darah. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kolesterol dalam darah, yang

mengalami suatu proses dalam tubuh manusia.

2.3.7 Pemeriksaan Kadar Kolesterol

Pemeriksaan kolesterol darah adalah untuk mendeteksi kadar kolesterol dalam

tubuh seseorang. Dalam pemeriksaan kadar kolesterol darah terdapat tiga metode

yang berbeda yaitu :

a. POCT (Point of Care Testing)

POCT merupakan pemeriksaan laboratorium sederhana dengan menggunakan

sampel darah dalam jumlah sedikit yang dapat dilakukan di luar laboratorium

yang hasilnya tersedia dengan cepat karena tanpa membuthkan transprosedur

laboratorium medis yang dapat dilakukan secara langsung di samping pasien

karena memiliki reagen yang siap untuk digunakan. Umumnya pemeriksaan

dengan POCT menggunakan teknologi biosensor yang menghasilkan muatan

listrik dari interaksi kimia antara zat tertentu dalam darah dan elektroda strip.
25

Gambar 2.1 Mekanisme kerja POCT (Firgiansyah, 2016)


26

Perubahan potensial listrik yang terjadi akibat reaksi kedua zat tersebut akan

diukur dan dikonversi menjadi angka yang sesuai dengan jumlah muatan listrik

yang dihasilkan. Angka yang dihasilkan dalam pemeriksaan dianggap setara

dengan kadar zat yang diukur dalam darah.

b. Metode Liberman-Burchard

Dasarnya adalah kolesterol dengan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat

membentuk warna hijau kecoklatan. Absorbansi diukur pada spektrofotometer

dengan panjang gelombang 546 nm. Kelemahana dari metode ini adalah perbedaan

penimbunan warna antara reaksi ikatan dari steroid selain kolesterol, interpretasi,

haemoglobin, bilirubin, iodida, salisilat, dan vitamin D (Andayani, 2016).

Prinsipnya : kolesterol dengan asam asetat anhidra dan aam sulfat pekat

membentuk warna hijau kecoklatan. Absorbansi warna ini sebanding dengan

kolesterol dalam sampel (Andayani, 2016).

c. Metode CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase Diaminase Peroksidase Aminoantipyrin)

Dasarnya adalah kolesterol dibentuk setelah hidrolisa dan oksidase H2O2 bereaksi

dengan 4-aminoantipyrin dan phenol dengan katalisator peroksida membentuk

quinoneimine yang berwarna. Absorbansi warna ini sebanding dengan kolesterol

dalam sampel. Kelebihannya yaitu terjadi reaksi dengan sterol tubuh yang bukan

kolesterol (leksono, 2016).

Faktor yang mempengaruhi pada pemeriksaan ini adalah pada sampel yang

keruh, lipemik, ikterik atau mengalami hemodialisis (Andayani, 2016).


27

2.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Diabetes Melitus Aterosklerosis Faktor yang mempengaruhi


kadar kolesterol :
1. Pola makan
2. Usia dan jenis
Kolesterol
kelamin
3. riwayat penyakit
keluarga
Pemeriksaan 4. kurang aktivitas fisik
5. kurang pengetahuan

Automatic Chemical Analyzer

Sampel : Serum

Nilai :
1. Normal : <200 mg/dl
2. Ambang batas tinggi : 200-239 mg/dl
3. Tinggi : >239 mg/dl

Gambar 2.2 Kerangka Konsep tentang Analisa Kadar Kolesterol Pada


Pasien Diabetes Melitus di RSU Hermina Medan Tahun 2020

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti


28

2.5 Penjelasan Kerangka Konsep

Pada penderita diabetes melitus, akan lebih beresiko mempercepat penyakit

aterosklerosis. Aterosklerosis terjadi karena adanya plak khususnya mengandung

kolesterol dalam jumlah besar. Meningkatnya kadar kolesterol dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti pola makan, usia dan jenis kelamin, riwayat penyakit

keluarga, kurangnya aktivitas fisik dan kurangnya pengetahuan. Untuk mengetahui

kadar kolesterol dalam darah perlu dilakukan pemeriksaan, pemeriksaan pada

penelitian ini menggunakan alat Automatic Chemical Analyzer dengan sampel serum

darah, setelah dilakukan pemeriksaan maka akan diketahui kadar kolesterol dalam

darah pasien penderita diabetes melitus dengan melihat nilai pada tabel.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Peneliti

menggunakan jenis penelitian ini karena peneliti hanya mengetahui kadar kolesterol

pada pasien diabetes melitus di RSU Hermina Medan.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2020.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSU Hermina Medan.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien penderita diabetes melitus di

RSU Hermina Medan.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah serum darah pada pasien diabetes melitus di Rumah

Sakit Umum Hermina Medan tahun 2020 pada bulan Juli sebanyak 20 orang.

3.4 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental

sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil responden dengan


29

diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Hermina Medan sampai jumlah sampel

terpenuhi.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Variabel

Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. Variabel pada penelitian ini adalah kadar kolesterol pada

pasien penderita diabetes melitus.

3.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarfkan karakteristik (variabel) yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Adapun definisi operasinal

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Definisi operasional kadar kolesterol pada penderita diabetes melitus
Variabel Definisi Parameter Alat ukur Kategori Skala
operasional data
Kadar Jumlah kolesterol Kadar Automatic Normal : Ordinal
kolesterol yang ada pada kolesterol Chemical <200
pada serum darah pasien Analyzer mg/dl
pasien diabetes melitus di Ambang
diabetes Rumah Sakit batas :
melitus Hermina Medan 200-239
mg/dl
Tinggi :
>240
mg/dl

3.6 Alat dan Bahan

3.6.1 Alat

1. Automatic Chemical Analyzer

2. Tourniquet
30

3. Spuit

4. Handscoon

5. Kapas alkohol

6. Plaster

7. Tabung

8. Mikro pipet

9. Yellow tip

10. Sentrifuge

3.6.2 Bahan

1. Darah vena

3.7 Cara Kerja

3.7.1 Prosedur Pengambilan Darah

1. Siapkan alat yang diperlukan.

2. Intruksi kepada pasien agar mengepalkan tangan kanan atau kirinya agar

analis dapat meraba vena yang akan ditusuk.

3. Setelah vena yang akan ditusuk dapat diraba, bersihkan atau sterilkan

daerah vena yang akan ditusuk alkohol, biarkan hingga kering dengan

sendirinya.

4. Sebelum menusuk vena, pastikan spuit dalam keadaan baik dan berfungsi,

pastikan juga udara yang ada didalam spuit telah dibuang.

5. Lalu tusuk vena dari bawah jangna terlalu dalam, perhatikan darah yang

mengalir ke dalam spuit melalui naal nya.


31

6. Bila darah sudah mengalir kedalam spuit maka tarik batang spuit secara

perlahan-lahan agar darah mengalir kedalam lebih banyak atau sesuai

dengan volume yang dibutuhkan.

7. Setelah darah yang masuk telah sesuai dengan volume yang dibutuhkan,

maka hentikan penarikan batang spuit, segera lepaskan torniquet, lalu

letakkan kapas alkohol diatas daerah vena yang ditusuk, tarik secara

perlahan dan lembut naal keluar dari vena.

8. Setelah spuit berhasil keluar dari vena, maka biarkan kapas alkohol tetap

berada pada bekas tusukan vena, biarkan sampai darah berhenti keluar,

sementara darah yang berada pada spuit dimasukkan kedalam tabung

(Ganda Soebrata, 2013).

3.7.2 Prosedur Pemisahan Serum

1. Memindahkan darah pada spuit ke dalam tabung secara perlahan lewat

dinding tabung.

2. Diamkan darah selama 15 menit sampai darah membeku.

3. Kemudian sentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.

4. Setela selesai, pindahkan serum ke dalam tabung lain dengan

menggunakan mikropipet atau pipet tetes.

3.7.3 Prosedur Penggunaan Alat

a. Menghidupkan Alat

1. Periksa kondisi volume air dalam wadah penampung pastikan terisi ¾

volume.
32

2. Kosongkan tempat penampung limbah.

3. Hidupkan alat dengan menekan tombol “ON/OFF” dibelakang alat.

4. Alat akan melakukan autoblanking selama ± 15 menit sebelum alat ke

posisi “STAND BY”

5. Periksa kondisi cuvet dengan melakukan “BLANK KOTOR”.

6. Hasil “BLANK KOTOR” dapat dilihat dilayar dengan melihat grafik, jika

hasil masih dibawah +0,2 cuvet bisa dipakai.

b. Melakukan Kontrol

1. Siapkan kontrol yang dibutuhkan kedalam “CUP SAMPLE”.

2. Tekan tombl “REQUEST TEST” dilayar pada kolom “TYPE SAMPLE”

pilih “CONTROL”.

3. Masukkan identitas pasien pada sampel yang akan diperiksa, meliputi :

Nama pasien, tanggal lahir dan nomor rekam medis.

4. Kemudian pilih jenis pemeriksaan yang akan dikontrol dengan memberi

tanda ceklist di depan nama jenis pemeriksaan.

5. Kemudian lakukan “SAMPLING HANDLING” untuk mengetahui posisi

dimana “CUP SAMPLING” diletakkan didalam tempat cup sampel.

6. Letakkan cup sampel sesuai dengan tempat yang akan ditunjukkan dilayar

monitor yang berwarna kuning.

7. Kemudian tekan “ENTER” alat akan melakukan analisa.

8. Jika analisa pemeriksaan alat sudah selesai, hasil akan tercetak di piranti

cek yang ada.


33

3.7.4 Pemeriksaan Kolesterol

1. Siapkan sampel yang akan dianalisa kedalam “CUP SAMPLE”.

2. Tekan tombol “REQUEST TEST” dilayar pada kolom “TYPE SAMPLE”

pilih “ROOUTINE”, jika akan dilakukan cito pilih “START”.

3. Kemudian pilih jenis pemeriksaan yang akan diperiksa dengan memberi

tanda ceklist didepan nama jenis pemeriksaan.

4. Kemudian lakukan “SAMPLING HANDLING” untuk mengetahui posisi

dimana “CUP SAMPLE” diletakkan didalam tempat cup sample.

5. Letakkan cup sample sesuai dengan tempat yang ditunjukkan dilayar

monitor yang berwarna kuning.

6. Kemudian tekan “ENTER” alat akan melakukan analisa.

7. Jika analisa sudah selesai, hasil akan tercetak di piranti cetak yang ada.

8. Tempelkan hasil cetak tersebut kedalam lembar formulir permintaan

pemeriksaan laboratorium sesuai identitas.

3.8 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dikumpulkan secara

primer dan sekunder, yaitu :

1. Data primer

Data yang diperoleh berdasarkan pemeriksaan yang dilaksanakan secara langsung.

Data yang diperoleh dengan cara melakukan pemeriksaan kolesterol darah

menggunakan alat autocheck untuk mengetahui kadar kolesterol pada pasien


34

penderita Diabetes Melitus di RSU Hermina Medan tahun 2020.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan informasi

berupa penelusuran literatur-literatur, jurnal, dan artikel melalui internet serta

buku-buku yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan yaitu Kadar

Kolesterol pada Penderita Diabetes Melitus.

3.9 Teknik Pengolahan Data dan Penyajian Data

3.9.1 Teknik Pengolahan Data

Apabila data sudah terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui

tahapan Editing, Coding, Tabulating.

1. Editing

Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali apakah isinya pada

lembar pengumpulan data sudah cukup baik sebagai upaya menjaga kualitas dan

agar dapat diproses lebih lanjut.

2. Coding

Merupakan mengklasifikasikan hasil dari responden menurut kriteria yang

biasanya berupa angka.

Pada penelitian ini peneliti memberikan kode sebagai berikut.

a. Sampel

Sampel 1 kode S1

Sampel 2 kode S2

Sampel 3 kode S3
35

Sampel n kode Sn

b. Jenis kelamin

Laki-laki L

Perempuan P

c. Umur

50-60 tahun U1

61-70 tahun U2

71-80 tahun U3

3. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel tertentu menurut

sifat-sifat yang dimiliki. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel

sesuai jenis variabel yang diolah yang menggambarkan hasil pemeriksaan kadar

kolesterol pada penderita diabetes melitus.

3.9.2 Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel yang

menunjukkan kadar kolesterol pada pasien diabetes melitus.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 20 sampel pasien

diabetes melitus yang diperiksa di Laboratorium RSU Hermina Jln. Asrama Medan

pada bulan Juli-Agustus Tahun 2020. Diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol Pada Penderita DM


Kadar
N Jenis
Kode Sampel Umur Kolesterol Keterangan
O Kelamin
(mg/dl)
1 S1 80 Perempuan 268 Meningkat
2 S2 65 Laki-Laki 287 Meningkat
3 S3 67 Perempuan 277 Meningkat
4 S4 84 Laki-Laki 263 Meningkat
5 S5 66 Laki-Laki 176 Normal
6 S6 36 Laki-Laki 296 Meningkat
7 S7 49 Perempuan 285 Meningkat
8 S8 65 Laki-Laki 228 Meningkat
9 S9 39 Perempuan 203 Meningkat
10 S10 59 Laki-Laki 230 Meningkat
11 S11 49 Laki-Laki 310 Meningkat
12 S12 70 Perempuan 145 Normal
13 S13 58 Laki-Laki 219 Meningkat
14 S14 68 Laki-Laki 245 Meningkat
15 S15 37 Perempuan 136 Normal
16 S16 54 Perempuan 216 Meningkat
17 S17 49 Laki-Laki 189 Normal
18 S18 58 Perempuan 178 Normal
19 S19 52 Laki-Laki 196 Normal
20 S20 61 Perempuan 225 Meningkat
Sumber : Penelitian di RSU Hermina Medan Tahun 2020.
37

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kadar Kolesterol Pada Pasien Diabetes


Melitus di RSU Hermina Medan Tahun 2020.
NO Kadar Kolesterol Frekuensi Persentase (%)
1 Normal 6 30
2 Meningkat 14 70
Total 20 sampel 100

Berdasarkan tabel 4.2 dari hasil pemeriksaan 20 sampel penderita Diabetes Melitus di

RSU Hermina Medan diperoleh hasil kadar kolesterol normal sebanyak 6 orang

(30%) dan kadar kolesterol meningkat sebanyak 14 orang (70%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kadar Kolesterol Berdasarkan Jenis Kelamin


Pada Penderita Diabetes Melitus di RSU Hermina Medan.
NO Jenis Kelamin Normal Meningkat Jumlah
n % n % n %
1 Laki-Laki 3 15 8 40 11 55
2 Perempuan 3 15 6 30 9 45
Total 6 30 14 70 20 100

Berdasarkan tabel 4.3 hasil pemeriksaan kadar kolesterol pada penderita Diabetes

Melitus berdasarkan jenis kelamin yaitu jumlah penderita laki-laki sebanyak 11 orang

(55%) dan jumlah perempuan sebanyak 9 orang (45%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kadar Kolesterol Berdasarkan Kelompok


Usia Pada Penderita Diabetes Melitus di RSU Hermina Medan.
Normal Meningkat Jumlah
NO Usia
n % n % n %
1 50-60 2 10 5 25 7 35
2 61-70 2 10 6 30 8 40
3 71-80 2 10 3 15 5 25
Total 6 30 14 70 20 100

Berdasarkan tabel 4.4 hasil pemeriksaan kadar kolesterol pada penderita Diabetes

Melitus berdasarkan kelompok usia diperoleh kelompok usia 50-60 tahun sebanyak 7

orang (35%), usia 61-70 tahun sebanyak 8 orang (40%), dan pada usia 71-80 tahun
38

sebanyak 5 orang (25%).

4.2 Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian terhadap pemeriksaan kadar kolesterol terhadap

20 sampel penderita Diabetes Melitus di RSU Hermina Medan, menggunakan

Automatic Chemycal Analyzer dengan alat Selectra Pro S di laboratorium RSU

Hermina Medan, didapat hasil kadar kolesterol yang normal pada penderita Diabetes

Melitus sebanyak 6 sampel (30%) dan kadar kolesterol yang meningkat sebanyak 14

sampel (70%). Berdasarkan hasil peneliti sebagian besar penderita diabetes melitus

memiliki kadar kolesterol meningkat. Beberapa faktor yang menyebabkan kadar

kolesterol meningkat antara lain kurangnya aktivitas fisik, lama menderita diabetes

melitus dan juga faktor pola makanan sehingga kadar kolesterol dalam tubuh

meningkat yang dapat menyebabkan faktor resiko terjadinya komplikasi

aterosklerosis cukup tinggi (Oktavianti, 2019).

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa penderita diabetes melitus yang

memiliki kadar kolesterol normal yaitu laki-laki sebanyak 3 sampel (15%),

perempuan sebanyak 3 sampel (15%) dan yang memiliki kadar kolesterol meningkat

adalah laki-laki sebanyak 8 sampel (40%) sedangkan perempuan sebanyak 6 sampel

(30%). Pada penelitian ini, laki-laki memiliki kadar kolesterol yang meningkat hal ini

dikarenakan memiliki pola hidup yang tidak sehat. Penelitian yang sama juga

dilakukan oleh Dicky (2019) dari pemeriksaan kadar kolesterol terhadap 20 sampel

penderita Diabetes Melitus di RSUD Gayo Lues Aceh di dapat hasil kadar kolesterol

meningkat sebanyak 10 sampel (50%) dengan penderita berjenis kelamin laki-laki


39

sebanyak 6 sampel (30%) dan perempuan sebanyak 4 sampel (20%) (Dicky, 2019).

Peningkatan kadar kolesterol ternyata tidak hanya terjadi pada laki-laki saja tetapi pada

perempuan hal ini dikaitkan dengan sejumlah teori bahwa di awal menopause produksi

estrogen tidak akan berhenti secara tiba-tiba karena tidak terjadi kerusakan pada indung

telur, hanya produksinya yang berkurang. Selain menurunnya kadar estrogen

menimbulkan kecenderungan menurunnya kadar HDL dan meningkatkannya kadar

kolesterol LDL dan kolesterol total dalam darah (Deni, 2017).

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh hasil kadar kolesterol normal pada kelompok

usia 50-60 tahun sebanyak 2 sampel (10%), usia 61-70 tahun sebanyak 2 sampel

(10%), usia 71-80 tahun sebanyak 2 sampel (10%) dan kolesterol meningkat pada

kelompok usia 50-60 tahun sebanyak 5 sampel (25%), usia 61-70 tahun sebanyak 6

sampel (30%), usia 71-80 tahun sebanyak 3 sampel (15%). Secara alamiah jumlah lemak

pada tubuh seseoran umumnya meningkat sejalan dengan bertambahnya usia, terutama

disebabkan melambatnya metabolisme dan berkurangnya aktivitas fisik misalnya

olahraga yang teratur, akan tetapi lemak pada tubuh manusia akan tetap dalam rentang

yang normal apabila disertai dengan aktivitas fisik yang teratur (Deni, 2017).

Pada penelitian ini banyak dijumpai penderita diabetes melitus dengan kadar

kolesterol yang meningkat, kolesterol yang meningkat akan menumpuk pada dinding-

dinding arteri dan membentuk plak. Semakin banyak plak yang menumpuk, maka akan

berdampak pada tersumbatnya aliran darah akibat diameter arteri yang menyempit. Jika

dibiarkan, penderita diabetes mellitus akan mengalami aterosklerosis, yakni kondisi

ketika pasien diabetes menjadi rentan terkena stroke dan jantung (Andi, 2018).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada pemeriksaan kadar kolesterol pada

penderita Diabetes Melitus di RSU Hermina Medan diperoleh hasil kadar kolesterol

normal sebanyak 6 orang (30%) dan kadar kolesterol meningkat sebanyak 14 orang

(70%).

5.2 Saran

1. Bagi Penderita Diabetes Melitus

a. Bagi penderita Diabetes Melitus agar menjaga pola makan dan menerapkan

pola hidup sehat, sering berolahraga, hindari stress, dan mengurangi

makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak tinggi.

b. Tetap memperhatikan kesehatan dengan memeriksa profil lipid khusunya

pemeriksaan kolesterol secara rutin agar tidak terjadi komplikasi.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Kepada petugas laboratorium, untuk pemeriksaan kimia klinik khususnya

pemeriksaan kolesterol sebaiknya menggunakan sampel serum, agar dapat

memberikan hasil yang tepat.


41

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi oleh peneliti

selanjutnya dengan menggunakan pengembangan metode pemeriksaan yang

lain serta menggunakan kriteria sampel yang lebih teliti dan memperhatikan

faktor-faktor pengganggu dari kolesterol.


DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association (ADA), 2014. Foot Care Diabetic.


http://www.diabetes.org/living-with-diabetes/complication/foot-
complication/foot-care.html. diakses tanggal 20 April 2020.

Andini, Marisyah, P., 2016. Hubungan Kepatuhan Diet dengan Kadar Kolesterol
Darah pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di RSUD Dr. M Djamil
Padang tahun 2016. Diploma thesis. Universitas Andalas. Padang.

Anita, Rodiani, 2016. Efek Diabetes Melitus Gestasional Terhadap Kelahiran Bayi
Makrosomia. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung.

Aulia, D et al., 2013. Obesitas Sentral dan Kadar Kolesterol Darah Total : Jurnal
Kesehatan Masyarakat.

Barnes, E dan Darryl, 2012. Panduan untuk Mengendalikan Glukosa


Darah.Klaten : Insan Sejati.

Deni, 2017. Kadar Kolesterol LDL pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 : Stikes
IMCE Jombang.

Dicky, Hestina, 2019. Pemeriksaan Kolesterol Pada Penderita Diabetes Melitus


Usia 30-50 Tahun di RSUD Gayo Lues Aceh : Jurnal Analis Laboratorim
Medik Universitas Sari Mutiara Indonesia.

Eleanor, B., Jonathan, 2007. Simple Guides Kolesterol : Erlangga. Jakarta.

Eva, D., 2019. Diabetes Melitus Tipe 2 : Fakultas Kedokteran Universitas


Andalas.Padang.

Fadila, S.,2019. Gambaran Sikap Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Tentang Luka
Ganggren Di Ruang Asoka I dan II RSUD Dr. Pirngadi Medan. Poltekkes
Kemenkes Medan.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009. Penatalaksaan Diabetes Melitus


Terpadu. Ed.2. Cetakan ke.7 : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta.

Firdauz, Conita, 2014. Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total pada Wanita


Menopause : Stikes ICME Jombang.
Firgiansyah, A., 2016. Perbandingan Kadar Glukosa Darah Menggunakan
spektrofotometer dan Glukometer. Fakultas Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang.

IDF, 2013. IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes


Federation2013.http://www.idf.org/sites/default/files/EN_6E_Atlas_Full_0.
pdf. Diakses tanggal 16 April 2020.

Karikaturijo, 2010. Penyakit Jantung Koroner : Universitas Pembangunan Nasional


Veteran. Jakarta.

Kemenkes RI, 2013. Riset kesehatan dasar tahun 2013 : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.

Kemenkes RI, 2014. Pusat Data dan Informasi 2014 : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.

Krystianti, Desy Putu Ni, 2017. Gambaran Kadar Kolesterol Pada Pecandu Rokok
Usia Dewasa : Poltekkes Kendari. Sulawesi tenggara.

Oktavianti, 2019. Kadar Kolesterol Total Pada Lansia Yang Mangkonsumsi Kopi
Murni Tradisional. Stikes ICME Jombang.

Rahmayani, Dian., 2016. Gambaran Kadar Kolesterol Total Pada Pecandu Kopi :
Poltekkes Kendari. Sulawesi Tenggara.

Ruslianti, 2014. Kolesterol Tinggi Bukan Untuk Ditakuti : FMedia. Jakarta.


Tunggul,W., Rimbawan, Nuri, A., 2013. Hubungan Antara Konsumsi
Pangan dan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Kolesterol Darah Pria dan
Wanita Dewasa di Bogor. Bogor. 8 (1) : 9-16.

Widagho, 2013. Point of Care Testing (POCT)-Kimia Darah.


http://www.mltunite.com/2013/12/point-of-caretesting-poct-kimia-darah.
html. Diunduh pada tanggal 28 Mei 2020.

Winda, LN., Roojie, RH., Tinny, A., 2016. Hubungan Pengetahuan dengan
Tindakan Pencegahan Pasien Hiperkolesterolemia di Wilayah Puskesmas
Touluan Kecamatan Touluan Kabupaten Minahasa Tenggara. Buletin
Sariputra. 6 (2) : 27-32.
Lampiran 1
DOKUMENTASI ALAT

SELECTRA PRO S
LEFLEAT KIT KOLESTEROL
Lampiran 2
Lampiran 3
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA/I
PROGRAM STUDI DIII-TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVESRITAS SARI MUTIARA INDONESIA

NAMA : UNGKI RATNA SARI


NIM : 170209077
JUDUL KTI : ANALISA KADAR KOLESTEROL PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS (DM) DI RSU HERMINA MEDAN
TAHUN 2020.

TANDA TANGAN
N
TANGGAL PEMBAHASAN SARAN DOSEN
O
PEMBIMBING
1 24-07-2020 BAB IV Perbaikan Tabel

2 28-07-2020 BAB IV Perbaikan Hasil

3 29-07-2020 Referensi Penambahan Referensi

4 06-08-2020 Abstrak Perbaikan Abstrak

5 10-08-2020 BAB V Perbaikan Kesimpulan

Perbaikan Kata
14-08-2020 Kata Pengantar
6 Pengantar

7 21-08-2020 ACC
Lanjut Sidang KTI
KEPUTUSAN
Tidak Lanjut Sidang KTI
NB : Bukti lembar ini diikutsertakan pada KTI

Medan, 21 Agustus 2020


Mengetahui,
Ketua Program Studi

(Yunita Purba, M.Si)

Anda mungkin juga menyukai