Anda di halaman 1dari 46

USULAN PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN KEPATUHAN DIET PADA


PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA

DUMARIA HOTMA ULI SITORUS

P01031121014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

2023
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN KEPATUHAN DIET PADA
PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA

Usulan Penelitian diajukan sebagai syarat untuk melakukan penelitian dan


menyelesaikan Program Studi Diploma III di Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Medan

DUMARIA HOTMA ULI SITORUS

P01031121014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

2023
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul : Gambaran Pengetahuan Gizi dan Kepatuhan


Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara

Nama Mahasiswa : Dumaria Hotma Uli Sitorus

Nomor Induk Mahasiswa : P01031121014

Program Studi : Diploma III

Menyutujui :

Bernike Doloksaribu,SST,M.Kes
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis mengucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
Usulan Penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Gizi dan
Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara ”

Pada proses penyusunan usulan penelitian ini penulis mengucapkan


terimakasih kepada pihak-pihak yang ikut serta dalam membantu dan
memberi dukungan yaitu :

1. Riris Oppusunggu, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik


Kesehatan Medan
2. Dini Lestrina,DCN,M.Kes selaku ketua prodi D-III Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Medan
3. Bernike Doloksaribu,SST,M.Kes selaku dosen pembimbing yang
telah banyak membimbing serta memberi nasehat, dan motivasi dalam
penulisan usulan penelitian
4. Terkhusus kedua orang tua tercinta saya Ayah dan ibu tercinta
Romson Sitorus dan Serti br.Pangaribuan serta abang David, abang
Dani, dan kakak saya Deviana tercinta yang senantiasa memberikan
dukungan, dan membantu saya dalam perkuliahan baik moral maupun
moril dan doa yang tulus selama ini yang tidak dapat terbalaskan.

Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan
dan penyempurnaan usulan penelitian ini. Semoga apa yang telah ditulis bisa
menambah wawasan bagi kita semua.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang menyebabkan


ketidakseimbangan kemampuan tubuh dalam menggunakan makanan
secara efektif.Hormon insulin yang diproduksi di pankreas bertugas
membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi.Diabetes terjadi ketika
salah satu dari dua kondisi ini terjadi: pankreas tidak dapat memproduksi
insulin atau tubuh mengalami disfungsi yang mencegahnya menggunakan
insulin yang diproduksi oleh pankreas dengan baik. (Dr.. Peter J.D'Adamo).

World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita


diabetes di Indonesia akan meningkat dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi
21,8 juta pada tahun 2030. Senada dengan WHO, International Diabetes
Federation (IDF) memperkirakan jumlah penderita diabetes akan meningkat
dari 7 juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta pada tahun 2030. Sekalipun
angkanya berbeda, kedua organisasi internasional tersebut memperkirakan
jumlah pasien akan berlipat ganda.
Internasional Diabetes Federasi (IDF) memperkirakan setidaknya
463 juta orang berusia 20 hingga 79 tahun di seluruh dunia menderita
diabetes pada tahun 2019, setara dengan prevalensi 9,3% dari total populasi
pada usia yang sama.Diabetes diperkirakan meningkat seiring bertambahnya
usia, mencapai 19,9% populasi atau 111,2 juta orang berusia antara 65 dan
79 tahun.Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga
mencapai 578 juta pada tahun 2030 dan 700 juta pada tahun 2045.
Prevalensi diabetes pada penduduk usia 20 hingga 79 tahun menurut wilayah
mencapai 8,3% secara global pada tahun 2019. Indonesia menempati urutan
ke 7 dari 10 negara dengan jumlah pasien terbanyak yaitu 10,7 juta orang.
Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara, sehingga
(Datin, 2020).
Upaya pengobatan diabetes yang bertujuan mencegah komplikasi
yang menetap adalah pencegahan melalui perubaha gaya hidup dan
kepatuhan diet. Memberikan pengetahuan kepada penderita diabetes
tentang nutrisi dan gaya hidup merupakan salah satu metode untuk
meningkatkan kesadaran penderita diabetes untuk mengubah pola makan
dan gaya hidup menjadi lebih sehat guna menurunkan gula darah diabetes
(Montol et al.., 2018).
Pengetahuan gizi merupakan serangkaian kegiatan sebagai proses
komunikasi dua arah yang dilakukan oleh ahli gizi untuk menanamkan dan
meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku pasien dalam mengenali dan
mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang harus
dilakukan (Nurjannah et al. 2015).
Pengetahuan adalah segala sesuatu tentang gizi yang diketahui yang
mampu diingat atau diajarkan kepadanya.Pengetahuan juga turut
mempengaruhi dalam menentukan kepatuhan diet seseorang Kepatuhan
pasien Diabetes Mellitus dalam menjalankan diet merupakan salah satu hal
terpenting dalam pengendalian Diabetes Mellitus. Seseorang yang memiliki
pengetahuan baik tentang gizi maka cenderung lebih menjalankan prinsip
diet DM yaitu 3 j ( tepat waktu, tepat jumlah dan tepat jenis ) Tamrin, Rowa,
Chaerunnimah,.,2020
Dalam melakukan kepatuhan diet terdapat unsur unsur yang
berhubungan dengan pendidikan, pengetahuan, persepsi, motivasi diri, lama
menderita, dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan. Faktor yang
paling dominan berhubungan dengan terpenuhinya diet diabetes melitus
adalah terhadap pola makan dalam menstabilkan kadar glukosa darah,
sedangkan kepatuhan itu sendiri penting untuk mengembangkan rutinitas
yang dapat membantu pasien dalam mengikuti program diet.Pasien yang
tidak mengikuti terapi diet akan mengakibatkan kadar gulanya tidak terkontrol
(Dewi dan Amir, 2018).
Menurut penelitian Farida Nur Isnaeni,dkk,2018 Dari hasil yang didapat,
diketahui bahwa subjek dengan pengetahuan yang baik cenderung lebih
mematuhi rekomendasi diet yang diberikan (63,9%).Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dewy.H.P & Hadriana (2018), dengan judul
Pengetahuan tentang diet Diabetes Mellitus Berpengaruh Terhadap
Kepatuhan Klien Menjalani Diet dengan jumlah sebanyak 70 responden,
berdasarkan tingkat kepatuhan diet klien dari 70 responden sebagian besar
responden memiliki pemenuhan diet sebanyak 43 responden (61,4%) dan
yang tidak patuh dalam menjalani diet sebanyak 27 orang (38,6%).
Berdasarkan hasil penelitian Ratna Dewi, Surya Ratna Dewi, terdapat
data rekam medis dari bulan Juli sampai Desember 2017 diperoleh pasien
dengan DM tipe 2 yang berobat di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara
(USU) diperoleh sebanyak 1.191 orang. Berdasarkan survey awal penelitian
yang dilakukan penulis di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara pasien
diabetes mellitus dari bulan Januari sampai Oktober 2024 sebanyak 163
orang.
. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengetahuan gizi dan kepatuhan diet pasien diabetes
melitus tipe 2 di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara.
B.Perumusan Masalah

Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah penderita diabetes tipe 2


masih tinggi.Masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana “gambaran pengetahuan gizi dan kepatuhan diet pasien
diabetes tipe 2 di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara ”
C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Untuk diketahui pengetahuan gizi dan kepatuhan diet terhadap pasien


penderita Diabates Melitus tipe 2 di Rumah Sakit Universitas Sumatera
Utara.
2.Tujuan Khusus

a.Menilai gambaran karakteristik responden yang diketahui: jenis


kelamin, usia,pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara.
b. Menilai gambaran pengetahuan pasien penderita diabetes mellitus
tipe 2 di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara.
c. Menilai gambaran kepatuhan diet (jumlah, jenis, jadwal) pasien
diabetes tipe 2 sesuai pola diet yang dianjurkan Rumah Sakit .

D.Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan penulis tentang ilmu gizi


termasuk pola makan pasien diabetes dan menerapkan ilmu yang
diperoleh dari penelitian keilmuannya, serta mendapatkan wawasan dan
pengalaman langsung dalam melakukan penelitian.

b.Bagi Masyarakat

Semoga dapat dijadikan sebagai sumbangsih kepada masyarakat luas


khususnya masyarakat Kota Medan untuk menambah pengetahuan gizi
dan menerapkannya menjadi upaya pencegahan penyakit diabetes.

c.Bagi Instansi Terkait

Hasil penelitian ini semoga bermanfaat bagi Rumah Sakit Universitas


Sumatera Utara dalam upaya pengobatan pasien diabetes, dalam hal
memberikan pengetahuan kesehatan Gizi bertujuan untuk
mengendalikan diabetes pada pasien.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Teori

1.Diabetes Melitus

a.Definisi Diabetes Melitus (DM)

Diabetes melitus adalah inangnya dari semua penyakit yang ada di


dalam tubuh manusia pada umumnya. Diabetes mellitus dapat menyebabkan
banyak penyakit lain. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi dari kepala
hingga kaki, termasuk penyakit jantung dan stroke, gagal ginjal yang
membahayakan, dan infeksi, terutama pada kaki, yang dapat menyebabkan
amputasi. Pada akhirnya, komplikasi ini dapat menyebabkan nyawa
(Gunawan A.W, 2020). Diabetes mellitus adalah kondisi jangka panjang yang
parah di mana pankreas tidak mampu menghasilkan insulin untuk tubuh,
tetapi juga dapat terjadi apabila tubuh tidak menggunakan insulin yang
dihasilkan (Senja & Prasetyo, 2019).

Diabetes melitus sering disebut sebagai silent killer menimbulkan


berbagai masalah bagi pasien. Masalah Diabetes melitus dapat menyerang
hampir seluruh bagian tubuh tubuh bisa bersifat akut atau kronis (Rahayu et
al., 2018). Diabetes melitus disebut juga penyakit kronis yang
pengelolaannya harus dilakukan secara komprehensif dan efisien kebebasan
seumur hidup. Salah satu pilar utama manajemen diabetes Ini adalah
pengolah makanan. Rencana diet yang sehat bersifat terapeutiknutrisi yang
menganut prinsip 3 J yaitu nilai yang baik, bentuk dan waktu yang tepat.
Dengan mengatur pola makan, diharapkan penyakit diabetes akan terjadi
mendapatkan dan menjaga gula darah (Balit bangkes, 2018).

Menurut WHO pada tahun 2022, diabetes melitus adalah sebuah


kelompok penyakit yang ditandai oleh kadar glukosa dalam darah yang
tinggi.Diabetes melitus tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel-sel pankreas
yang menghasilkan insulin, sedangkan diabetes tipe 2 dikaitkan dengan
resistensi insulin dan kekurangan insulin relatif. Pengendalian kadar gula
darah, pengaturan pola makan, aktivitas fisik, dan kadang-kadang
penggunaan obat atau insulin adalah semua bagian dari pengendalian
diabetes.

b.Faktor resiko Diabetes Mellitus

Terdapat dua Faktor resiko yang dapat memicu Diabetes Mellitus yaitu
, faktor risiko yang dapat dimodifikasi (diubah) dan tidak dapat dimodifikasi.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain obesitas atau berat badan
lebih dengan IMT ≥23 kg/m2, hipertensi dengan tekanan darah >140/90
mmHg, aktivitas fisik kurang, dislipidemia dengan kadar HDL<35 mg/dL
dan/atau trigliserida >250 mg /dL, mengonsumsi makanan yang tidak sehat,
mengandung tinggi glukosa dan rendah serat dapat memberikan peluang
tinggi untuk menderita penderita Diabetes Mellitus tipe 2. Sedangkan
beberapa faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, seperti usia, jenis
kelamin, riwayat keluarga menderita diabetes melitus , ras dan etnis, pernah
melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4 kg atau memiliki
riwayat menderita diabetes melitus gestasional, riwayat lahir dengan berat
badan rendah kurang dari 2500 gram (Kadek Resa Widiasari,dkk.2021)

Menurut Hasdianah (2012) diabetes melitus atau lebih dikenal


dengan istilah penyakit kencing manis mempunyai beberapa faktor pemicu
penyakit tersebut, antara lain :

1) Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memicu timbulnya penyakit diabetes
melitus.Konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan
sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan
kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan
diabetes melitus.
2) Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki
peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes melitus.
3) Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi
pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk
proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
4) Penyakit dan infeksi
pada pankreas Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga
dapat menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan
menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada hormon
sekresi-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
Jika orang malas berolahraga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena
penyakit diabetes melitus karena olahraga berfungsi untuk membakar
kalori yang berlebihan di dalam tubuh.Kalori yang tertimbun di dalam
tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes melitus selain
disfungsi pankreas. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas Racun
yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

c. Patogenesis

Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh


kurangnya kekurangan insulin secara relatif maupun absolut.Defisiensi insulin
dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu:

A. Rusaknya sel-sel B pankreas karena pengaruh luar (virus,zat


kimia,dll)
B. Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar
pankreas
C. Desensitasi atau kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer.

d.Klasifikasi Diabetes Mellitus

Ada 4 jenis klasifikasi Diabetes Mellitus menurut (American Diabetes


Association,2018) antara lain:

1 . Diabetes melitus tipe 1

Dengan penyakit ini banyak sekali menyerang orang-orang dari segala


halusia, biasanya terjadi pada anak-anak ataupun orang dewasa
muda.Orang dengan penyakit diabetes tipe ini tentu membutuhkan insulin
setiap hari untuk bisa mengendalikan kadar glukosa dalam darahnya.Orang
yang tanpa insulin pada penderita diabetes melitus tipe 1 akan menyebabkan
kematian.

Orang yang memiliki penyakit diabetes melitus tipe 1 juga memiliki gejala
seperti : kehausan dan mulut kering yang tidak normal, sering buang air kecil,
kekurangan energi,,erasa lemas, merasa lapar terus menerus, penurunan
berat badan yang tiba-tiba, dan penglihatan kabur. Biasanya bertubuh kurus
pada saat itu didiagnosis dengan penurunan berat badan yang baru saja
terjadi (Ernawati, 2013). Angka penderita diabetes melitus tipe 1 terus
meningkat, preferensi masih belum jelas mungkin karena adanya faktor
dalam lingkungan atau infeksi yang disebabkan oleh virus.

2. Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes tipe 2 ini adalah tipe yang sangat tinggi yang sering terjadi pada
penderita diabetes. Diabetes tipe 2 ini lebih banyak menyerang orang
dewasa, namun saat ini meningkat pada anak-anak dan remaja. Pada
diabetes melitus tipe 2 ini, tubuh bisa memproduksi insulin namun insulin
menjadi resisten sehingga insulin menjadi tidak efektif bagi tubuh dan
semakin lama kadar insulin menjadi tidak mencukupi. resistensi insulin dan
penurunan kadar insulin, sama-sama menyebabkan kadar gula darah tinggi.

3. Diabetes Melitus tipe lain

Diabetes melitus tipe lain merupakan penyakit gangguan metabolic yang


ditandai dengan meningkatnya gula darah akibat efek fungsi genetik sel
beta,efek genetik kerja insulin , penyakit eksorin .endokrinopati,karena obat
atau zat kimia ,infeksi,sebab imunolgi yang jarang, sindrom genetik lain yang
berhubungan dengan diabetes melitus.

4. Diabetes Gestasional

Wanita dengan kadar glukosa darah sedikit meningkat diklasifikasikan


memiliki diabetes melitus pada kehamilan. Diabetes pada kehamilan mulai
terjadi pada trimester kedua atau ketiga sehingga perlu dilakukan skrining
atau tes toleransi glukosa pada semua wanita hamil dengan usia kehamilan
antara 24 sampai 28 minggu (Ernawati, 2013). Wanita yang terdeteksi
hiperglikemia beresiko lebih besar mengalami kerugian. Wanita yang
menderita hiperglikemia selama kehamilan dapat mengontrol kadar glukosa
darah dengan melakukan diet yang sehat, olahraga ringan dan pemantauan
gula darah. Dalam beberapa kasus, insulin yang diberikan maupun obat oral
dapat diberikan.

e. Komplikasi Diabetes mellitus

Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan komplikasi


akut dan kronis. Menurut PERKENI komplikasi DM dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu :

A. Komplikasi akut
- Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di bawahnilai
normal (< 50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM tipe
1 yang dapat dialami 1-2 kali per minggu, Kadar gula darah yang terlalu
rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapakan pasokan energi
sehingga tidak berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.

- Hiperglikemia, hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah meningkat


secara tiba-tiba, dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang
berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik, Koma Hiperosmoler Non Ketotik
(KHNK) dan kemolakto asidosis.

B. Komplikasi Kronis

- Komplikasi makrovaskuler,

Komplikasi makrovaskuler yangumum berkembang pada penderita DM


adalah trombosit otak (pembekuan darah pada sebagian otak), mengalami
penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongetif, dan stroke.

- Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler terutama terjadi


pada penderita DM tipe 1 seperti nefropati, diabetik retinopati (kebutaan),
neuropati, dan amputasi.

f.Jenis Diet Dan Indikasi Pemberian

Diet yang digunakan sebagai bahan penatalaksanaan Diabetes Mellitus


dikontrol berdasarkan kandungan energi, protein, lemak dan
karbohidrat.Sebagai pedoman dipakai 8 jenis Diet Diabetes Mellitus
sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 3 Penerapan diet ditentukan oleh
keadaan pasien, jenis Diabetes Mellitus, dan program pengobatan secara
keseluruhan ( Almatsier, 2011).
Tabel 1
Jenis Diet Diabetes Mellitus
berdasarkan kandungan energi,
protein, lemak dan karbohidrat

JenisDiet Energi( Prote Lemak(g) Karbohidrat (g)


kkal ) in (g
)
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 51,5 36,5 235
IV 1700 55,5 36,5 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 389

1) Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang gemuk.

2) Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes normal

tanpa komplikasi.

3) Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus ,diabetes


melitus ( juvenile diabetes ) atau diabetes dengan komplikasi.

g.Pencegahan Diabetes Mellitus

Pencegahan penyakit diabetes melitus bagian menjadi empat bagian yaitu:

-Pencegahan Pramordial

Pencegahan premodial adalah upaya untuk memberikan kondisi pada


masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dari
kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Prakondisi ini harus
diciptakan dengan multimitra. Pencegahan premodial pada penyakit DM
misalnya adalah menciptakan prakondisi sehingga masyarakat merasa
bahwa konsumsi makan kebarat-baratan adalah suatu pola makan yang
kurang baik, pola hidup santai atau kurang aktivitas, dan obesitas adalah
kurang baik bagi kesehatan.

-Pencegahan Primer

Primer pencegahan adalah upaya yang ditujukan pada orang-orang yang


termasuk kelompok risiko tinggi, yaitu mereka yang belum menderita DM,
tetapi berpotensi menderita DM di antaranya :

A. Kelompok usia tua (>45tahun)

B. Kegemukan (BB(kg)>120% BB idaman atau IMT>27 (kglm2))

C. Tekanan darah tinggi (>140i90mmHg)

D. Riwayat keiuarga DM

e. Riwayat kehamilan dengan BB bayi lahir > 4000 gr.

F. Disiipidemia (HvL<35mg/dl dan atau Trigliserida>250mg/dl).

G. Pernah TGT atau glukosa darah puasa tergangu (GDPT)

Untuk pencegahan primer harus diketahui faktor-faktor yang berpengaruh


terhadap timbulnya DM dan upaya untuk menghilangkan faktor-faktor
tersebut. Oleh karena itu sangat penting dalam pencegahan ini. Sejak dini
hendaknya ditanamkan pemahaman tentang pentingnya kegiatan teratur,
pola dan jenis makanan yang sehat menjaga badan agar tidak terlalu gemuk,
dan risiko merokok bagi kesehatan.

-Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat timbulnya
penyulit dengan tindakan deteksi dini dan memberikan pengobatan sejak
awal penyakit. Dalam pengelolaan pasien DM, sejak awal sudah harus
diwaspadai dan sedapat mungkin dicegah kemungkinan terjadinya penyulit
menahun. Pilar utama pengelolaan DM meliputi:

A. penyuluhan

B. perencanaan makanan

C. latihan jasmani

D. obat berkhasiat hipoglikemik.

-Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih


lanjut dan merehabilitasi pasien sedini mungkin, sebelum kecacatan tersebut
menetap. Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin
ilmu terkait sangat diperlukan, terutama di rumah sakit rujukan, misalnya para
ahli sesama disiplin ilmu seperti ahli penyakit jantung, mata, rehabilitasi
medis, gizi dan lain-lain.

2.Pengetahuan Gizi

Menurut Arini Putri ,2018), pengetahuan atau kognitif merupakan


domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku sesorang,
pengetahuan terdapat 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya .Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang diketahui sebelumnya .
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikann materi tersebut secara benar .
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya).
d. Analisis (analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan sesuatu
materi atau objek kedalam kompenen komponen ,tetapi masi dalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain .
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilain
terhadap suatu materi atau objek.

Pengetahuan adalah salah satu faktor yang berperan penting dalam


mempengaruhi perilaku penderita diabetes melitus ,perilaku yang dilakukan
dengan dasar pengetahuan akan lebih mudah dalam pelaksanaannya
daripada perilaku yang dilakukan dengan tidak melibatkan pengetahuan.
Salah satu cara yang dilakukan guna mencegah terjadinya diabetes melitus
adalah dengan diterapkannya diet diabetes melitus, walaupun masih bayak
penderita DM yang tidak patuh dalam melaksanakan diet. tingkat
pengetahuan yang rendah akan dapat mempengaruhi pola makan yang
salah sehingga menyebabkan obesitas, yang akhirnya mengakibatkan
kenaikan kadar glukosa darah.

Tingkat pengetahuan yang rendah akan dapat mempengaruhi pola


makan yang salah sehingga menyebabkan kegemukan,yang akhirnya
mengakibatkan kenaikan kadar glukosa darah.Salah satu upaya pencegahan
adalah dengan perilaku pola makan melalui pemilihan makanan yang
tepat.Semakin rendah penyerapan karbohidrt ,semakin rendah glukosa
darah.Kandungan serat yang tinggi dalam makanan akan mempunyai indeks
glikemik yang rendah sehingga dapat memperpanjang pengosongan
lambung yang dapat menurunkan sekresi insulin dan kolestrol dalam tubuh.

. 3 Kepatuhan Diet

a . Definisi kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus

Kepatuhan adalah sejauh mana perilaku seseorang dalam minum


obat, mengikuti diet, dan melakukan perubahan gaya hidup, sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Kepatuhan diet adalah
keseimbangan perilaku yang dilakukan oleh seseorang berdasarkan
rekomendasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Tingginya tingkat
pendidikan dapat memperluas pengetahuan seseorang dan meningkatkan
implementasinya dalam perilaku sehingga bisa memperbaiki tingkat
kepatuhan diet. Beberapa faktor yang mempengaruhi terpenuhinya pola
makan adalah motivasi diri, pendidikan, pengetahuan pola makan, serta
dukungan keluarga maupun dukungan dari tenaga kesehatan (Isnaeni,2018).

Kepatuhan diet diabetes melitus adalah perilaku meyakini dan


menjalankan rekomendasi diet diabetes melitus yang diberikan oleh petugas
kesehatan. Kepatuhan diet merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam
penatalaksanaan penyakit diabetes melitus tipe 2. Kepatuhan dalam
pelaksanaan diet menjadi salah satu faktor yang sangat penting bagi
penderita diabetes melitus. Rekomendasi diet yaitu makan teratur, kurangi
asupan gula, lemak dan alkohol, menghindari makanan tertentu,
meningkatkan asupan serat, kurangi berat badan dan lebih banyak
mengonsumsi makanan sehat (Simbolon et al., 2019).

b.Faktor-Faktor Mempengaruhi Kepatuhan


Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah segala
sesuatu yang dapat mempengaruhi positif sehingga penderita tidak mampu
lagi mempertahankan kepatuhannya, sampai menjadi kurang patuh dan tidak
patuh. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi pemenuhan diantaranya :

A.Faktor intrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor yang tidak perlu rangsangan dari luar yang
berasal dari diri sendiri. Yang terdiri dari:

1.Motivasi Motivasi adalah daya yang menggerakkan manusia untuk


berperilaku.

2. Keyakinan dan sikap tentang kepribadian Hubungan antara ukuran


kepribadian dan kepuasan. Orang yang tidak patuh lebih mudah mengalami
depresi, cemas, memiliki kekuatan ego yang rendah, dan memiliki kehidupan
sosial yang lebih fokus pada dirinya sendiri.

3. Edukasi Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan selama


pendidikan tersebut bersifat positif, seperti penggunaan buku dan kaset
secara mandiri oleh pasien (Niven, 2002).

4. Memahami Instruksi Tidak ada seorang pun yang dapat memahami


instruksi jika dia salah memahami instruksi yang diberikan. Terkadang hal ini
terjadi karena tenaga kesehatan tidak memberikan informasi yang tepat,
menggunakan jargon medis, dan memberikan banyak instruksi yang perlu
diingat pasien (Niven, 2002) .

B. Faktor entriksi

Faktor entriksi adalah yang memerlukan rangsangan dari luar, antara lain :

1. Dukungan sosial Dukungan sosial berupa dukungan emosional dari


anggota Anggota keluarga lainnya, teman dan uang merupakan faktor
penting dalam perkembangan.
Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan
keyakinan dan hasil kesehatan seseorang, dan juga dapat menentukan
program pengobatan yang mungkin mereka terima. Keluarga juga
memberikan dukungan dan mengambil keputusan mengenai perawatan
anggotanya yang sakit (Niven, 2002).

2. Dukungan dari tenaga kesehatan Dukungan ini merupakan faktor lain


yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan, dukungan mereka sangat
membantu ketika pasien dihadapkan pada pentingnya perilaku sehat (Niven,
2002).

3. Kualitas interaksi Kualitas interaksi antara petugas kesehatan dan pasien


merupakan penentu penting kepatuhan pengobatan (Niven, 2020).

4. Perubahan paradigma terapeutik Program medis dapat dilaksanakan dan


pasien terlibat aktif dalam pembuatan program tersebut (Niven, 2020).

c.Faktor-Faktor Ketidakpatuhan

Ketidakpatuhan terjadi karena faktor ketiga, antara lain:

1. Faktor pasien

A. Ketidakseriusan pasien terhadap penyakitnya

B. Ketidakpuasan terhadap hasil terapinya

C. Kurangnya dukungan dari keluarga terkait pelaksanaan terapi.

2. Faktor komunitas

A. Tingkat pengawasan tim kesehatan

B. Kurang penjelasan yang llengkap, tepat, dan jelas.

C. Interaksi dengan petugas kesehatan sedikit atau tidak sama sekali


3. Faktor perilaku

A. Munculnya efek merugikan

B. Hambatan fisik atau biaya untuk mendapatkan oba

d.Diet Kepatuhan Diabetes Mellitus

penyandang diabetes perlu menekankan pentingnya keteraturan


makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan (Perkeni, 2015).

1) Jadwal

Menurut Tjokroprawiro (2012), mengemukakan bahwa jadwal diet


harus sesuai dengan intervalnya yang dibagi menjadi enam waktu makan,
yaitu tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan selingan. Penderita DM
hendaknya mengonsumsi makanan dengan jadwal waktu yang tetap
sehingga reaksi insulin selalu selaras dengan datangnya makanan dalam
tubuh. Makanan selingan berupa snack penting untuk mencegah terjadinya
hipoglikemia (menurunnya kadar gula darah). Jadwal makan komprehensif
menjadi enam bagian makan (3 kali makanbesar dan 3 kali makan selingan)
sebagai berikut:

a) Makan pagi pukul 06.00 - 07.00.

b) Selingan pagi pukul 09.00 – 10.00.

c) Makan siang pukul 12.00 - 13.00.

d) Selingan siang pukul 15.00 – 16.00.

e) Makan malam pukul 18.00 - 19.00.

f) Selingan malam pukul 21.00 – 22.00.

Untuk jadwal puasa dapat dibagi menjadi beberapa waktu, yaitu:


a) Pukul 18.00 (30%) kalori : berbuka puasa.

b) Pukul 20.00 (25%) kalori : sehabis terawih.

c) Sebelum tidur (10%) kalori : makanan kecil.

d) Pukul 03.00 (35%) kalori : makan sahur.

2) Jumlah

Syarat kebutuhan kalori untuk penderita Diabetes Melitus harus sesuai


untuk mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan
normal. Komposisi energinya adalah 45-65 % dari karbohidrat, 10-15 % dari
protein, 20-25 % dari lemak dan lemak

jenuh <7%, asupan serat di anjurkan 25g/hari. Makanlah aneka ragam


makanan yang mengandung sumber zat energi, sumber zat pembangun
serta zat pengatur (Almatsier, 2011).

Makanan sejumlah kalori dihitung dengan komposisi tersebut dibagi


dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%), dan sore (20%),
serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%) di antaranya.Untuk meningkatkan
kepuasan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan sesuai dengan
kebiasaan. Untuk penyandang diabetes yang mengidap penyakit lain, pola
pengaturan makan disesuaikan dengan penyakit penyertanya (Perkeni,
2015).

3) Jenis

Menurut Supariasa (2017), mengemukakan bahwa Penderita DM


dianjurkan memilih jenis bahan makanan maupun makanan yang tidak dapat
meningkatkan kadar glukosa darah. Bahan makanan dan makanan yang
cepat meningkatkan kadar glukosa darah dikatakanindeks glikemik (IG)
tinggi. Selain itu bahan makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi, perlu
diperhatikan cara pengolahan makanan, karena beberapa cara pengolahan
dapat meningkatkan indeks glikemik, yaitu: merebus/menukus dan
menghaluskan bahan (bubur, jus, dll).

Para ilmuwan telah menemukan bahwa peningkatan glukosa darah


dapat diperkirakan dari makanan yang mengandung beberapa jenis makanan
dengan Iindeks Glikemik berbeda.

a) Sumber zat tenaga antara lain beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu dan mie. Minyak, margin dan santan yang mengandung
lemak juga menghasilkan tenaga. Makanan sumber tenaga menunjang
aktivitas sehari-hari.

b) Sumber zat pembangun. Makanan sumber zat pembangun yang


berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu.
Sumber yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu,
serta hasil olahannya seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.

c) Sumber zat yang diatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-


buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral yang
berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh..

e. Upaya meningkatkan pemenuhan diet pada pasien diabetes militus

Salah satu upaya untuk meningkatkan kepuasan pasien terhadap


pengobatannya saat ini adalah dengan melakukan konseling pasien. Dasar
pemaham yang baik adalah komunikasi, komunikasi yang baik antar ahli gizi
dengan pasien akan meningkatkan pemahaman pasien terhadap pengobatan
atau terap yang sedang dijalani. (Ilmah & Rochmah, 2015). Upaya yang
dilakukan oleh petugas kesehatan dalam meningkatkan kehadiran penderita
diabetes melitus untuk melaksanakan program diet yang diantaranya
membimbing penderita diabetes mellitus dalam menerapkan program diet
(Arifin & Damayanti, 2015) Terdapat cara untuk meningkatkan pemenuhan
yaitu menjaga komunikasi dengan tenaga kesehatan, mendapatkan informasi
yang jelas mengenai penyakit diabetes melitus sehingga pasien memahami
instruksi dari tenaga kesehatan, serta memberikan dukungan sosial dalam
bentuk perhatian dan nasehatyang bermanfaat bagi pasien diabetes melitus
(Sukmaning Ayu & Lestari, 2018)

B. Kerangka konsep

PENGETAHUAN GIZI

Kadar gula darah

KEPATUHAN DIET

Keterangan
: Variabel independen

: Variabel dependen
Gambar 1. Kerangka Konsep

C.Defenisi Operasional

Tabel 2.Defenisi Operasional

N Variabel Definisi Klasifikasi Alat Ukur Skala


o
1. Diabetes Penyakit yang  Diabetes mellitus tipe Glukome Rasio
Mellitus terjadi karena 1 ter
ketidakseimban  Diabetes mellitus tipe
gan kadar 2
glukosa dalam  Diabetes mellitus
darah gestasional tipe lain
2. Pengetahu Pertanyaa Jika 1-22 (kurang), Kuesione Ordinal
an Gizi tentang 23-44 (cukup), 45-66 r
Pengetahuan (baik)
penderita
diabetes
mellitus
tentang
pengendalian
kadar gula
darah pasien
DM
3. Kepatuhan Tingkat (1) Patuh, Kuesione Wawanc
Diet ketaatan dan jika r ara
kedisiplinan responden Langsun
penderita DM menjalankan g
terhadap semua
anjuran yang standar diet
terdapat dalam yang
program diet direkomenda
yang terdiri dari sikan:
jadwal, jumlah, (a) jumlah;
jenis, bahan (b) jenis
makanan yang makanan;
dianjurkan dan dan
bahan (c) jadwal
makanan yg makan.
tidak (2) Tidak
dianjurkan. patuh, jika
responden
tidak
menjalankan
salah satu
atau lebih
dalam
pengaturan
(a) jumlah;
(b) jenis
makanan;
dan
(c)jadwal
makan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian

a.Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara.


b.Waktu Penelitian

Penelitian dan pengumpulan data akan dilakukan pada bulan September


2023-Juni 2024.Pengumpulan data awal dilakukan pada bulan Januari-Maret
2024
B.Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian bersifat deskritif yaitu untuk mengambarkan peranan


keluarga untuk mengetahui kepatuhan pasien penderita diabetes melitus
tipe2. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu
penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran variabel independen
dan dependen dinilai secara simultan terhadap suatu waktu.

C.Populasi dan Sampel

a.Populasi
Populasi merupakan jumlah keseluruhan objek dengan karakteristik tertentu
untuk diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes
mellitus tipe 2 yang sedang menjalani pengobatan di Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara periode Januari-Desember sebanyak 163 orang.
b.Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang diteliti yang memiliki karakteristik yang sudah
ditentukan oleh peneliti.

Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan metode non-probability


sampling yaitu purposive sampling. Rumus besar sampel yang digunakan
adalah ;
N
n= 2
1+ Ne
Keterangan :
n = jumlah sampel minimal
N = jumlah populasi
e = margin of error (biasanya ditetapkan sebesar 0,05)
Berdasarkan rumus diatas,maka sampel dalam penelitian
ini sebanyak :
N
n= 2
1+ Ne
163
n=
1+(163.(0 , 01)¿ ¿ 2) ¿
163
n=
2 , 63
n=61 , 9dibulatkan menjadi 62 orang
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien yang memiliki
data rekam medis yang lengkap dan kadar gula darah uang masuk
dalam kategori diabetes mellitus tipe 2,sedangkan kriteria ekslusi
dalam penelitian ini adalah pasien yang sedang hamil atau profesi
pasien sebagai binaragawan.
D.Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data

a.Jenis Data

A. Data Primer
1) Data Identitas Responden
2) Data pengetahuan gizi pasien tentang diabetes melitus
3) Data Kepatuhan Diet Pasien (3J yaitu jadwal, jumlah, jenis)
B. Data Sekunder
1) Data jumlah pasien penderita Diabetes Melitus..

b.Cara Pengumpulan Data

Adapun data-data yang dikumpulkan berhubungan dengan


penelitian yang meliputi :
1. Data identitas responden.
2. Kuesioner pengetahuan pasien DM
3. Kuesioner memenuhi diet.

E.Pengolahan dan Analisis Data

a.Pengolahan Data

Teknik pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari:

1. Editing (Penyuntingan Data)

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, diteliti kembali apakah isian pada
lembar kuesioner sudah cukup baik.

2. Pengkodean (Pengkodean)

Mengkonvensi data yang dikumpulkan selama penelitian ke dalam bentuk


simbol yang cocok untuk keperluan analisis. Data yang diperoleh
diklasifikasikan dari data berbentuk kalimat menjadi dalam bentuk kode atau
angka.
A. Data pemenuhan diet , pengkodean dilakukan dengan cara yaitu apabila
nilai minimal 2j (jenis,jadwal,atau jumlah) terpenuhi maka

diberi kode 1 artinya patuh, dan apabila nilai 3j (jenis, jadwal, jumlah) tidak
terpenuhi maka diberi kode 2 artinya tidak patuh.

B. Data tepat jadwal, pengkodean dilakukan dengan cara bila jadwal makan
sesuai dengan jadwal yang di berikan rumah maka sakit diberikan kode 1
artinya sesuai, dan apabila jadwal makan yang telah di tentukan oleh rumah
sakit tidak taat maka diberikan kode 2 artinya tidak sesuai.

C. Data tepat jenis, pengkodean dilakukan dengan cara apabila jenis


makanan yang dikonsumsi sesuai dengan makanan yang telah disediakan
rumah sakit maka diberikan kode 1 artinya tepat jenis, dan apabila
mengkonsumsi makanan yang tidak disarankan rumah sakit maka diberikan
kode 2 artinya tidak tepat jenis.

e. Data dukungan keluarga, pengkodean dilakukan dengan cara bila skor dari
jawaban ≥70% maka diberikan kode 1 artinya mendukung, apabila skor dari
jawaba <70% maka diberikan nilai 2 artinya tidak mendukung.

F. Data pengetahuan pasien, pengkodean dilakukan dengan cara bila skor


dari jawaban jumlah nilai keseluruhan = 66, 1-22 (kurang), 23-44 (cukup), 45-
66 (baik).

3. Entri Data (Pemasukan Data)

Memasukkan data-data jenis kelamin,usia, tingkat


pendidikan,pekerjaan,pengetahuan gizi, menyajikan diet tepat jumlah, diet
tepat jadwal, diet tepat jenis yang sudah diklasifikasikan sesuai kategori
kemudian dipindahkan ke dalam tabel.

4. Data Pembersihan (Pembersihan Data)


Proses untuk menguji kebenaran data sehingga data yang masuk benar-
benar bebas dari kesalahan.

b. Analisis Data

Analisis Univariat

Data univariat yaitu suatu variabel yang diteliti lalu data yang dijelaskan itu
dijelaskan dalam bentuk distribusi frekuensi sehingga dapat diketahui
persentasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni, F. N., Risti, K. N., Mayawati, H., & Arsy, M. K. (2018). Tingkat
Pendidikan, Pengetahuan Gizi Dan Kepatuhan Diet Pada Pasien
Diabetes Mellitus (Dm) Rawat Jalan Di Rsud Karanganyar. MPPKI
(Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal
of Health Promotion, 1(2), 40–45.
https://doi.org/10.31934/mppki.v1i2.116

Risti, K. N., & Isnaeni, F. N. (2017). Hubungan Motivasi Diri dan Pengetahuan
Gizi terhadap Kepatuhan Diet DM pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II
Rawat Jalan di RSUD Karanganyar. Jurnal Kesehatan, 10(2), 94.
https://doi.org/10.23917/jurkes.v10i2.5538

erawati, B., Yanto, N., & Gustiana, U. (2017). Hubungan Pengetahuan Gizi
Dengan Kejadian Diabetes Melitus (Dm) Tipe Ii. PREPOTIF Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 1(1), 27.

isti, K. N., & Isnaeni, F. N. (2017). Hubungan Motivasi Diri dan Pengetahuan
Gizi terhadap Kepatuhan Diet DM pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II
Rawat Jalan di RSUD Karanganyar. Jurnal Kesehatan, 10(2), 94.
https://doi.org/10.23917/jurkes.v10i2.5538

Lestari, Zulkarnain, & Sijid, S. A. (2021). Diabetes Melitus: Review Etiologi,


Patofisiologi, Gejala, Penyebab, Cara Pemeriksaan, Cara Pengobatan
dan Cara Pencegahan. UIN Alauddin Makassar, November, 237–241.
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb

Lampiran 1.
Lampiran 2
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Bapak/Ibu di Rumah sakit Universitas Sumatera Utara yang saya
hormati,saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Dumaria Hotma Uli Sitorus
NIM : P01031121014
Alamat : Jalan Nauli Gang Famili No 14,Medan Amplas
Saya mahasiswi Poltekkes Kemenkes Medan Prodi D-III Gizi yang
sedang melakukan penelitian yang berjudul “ Gambaran Pengetahuan Gizi
dan Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit
Sumatera Utara ”.
Dengan segala kerendahan hati,saya mohon dengan hormat kepada
Bapak/Ibu kiranya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi daftar
pertanyaan yang penulis ajukan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
Jawaban Bapak/Ibu sangat diperlukan sebagai data dalam penelitian ini dan
semata-mata untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak ada maksud
lain. Jawaban yang diberikan akan saya jaga kerahasiaannya.
Demikian permohonan ini saya sampaikan,atas perhatian dan partisipasi
Bapak/Ibu dalam membantu penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan,……….2024

Dumaria Hotma Uli Sitorus


NIM. P01031121014

Lampiran 3
PERNYATAAN KETERSEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Tempat,Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Bersedia menjadi responden penelitian dengan judul ’’Gambaran
Pengetahuan Gizi dan Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
di Rumah Sakit Sumatera Utara ”.sampai selesai. Penelitian ini dilakukan
oleh :
Nama : Dumaria Hotma Uli Sitorus
NIM : P01031121014
Alamat : Jalan Nauli Gang Famili No 14,Medan Amplas
Instansi : Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Gizi Prodi Diploma III
Gizi
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sesungguhnya
tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan,…………………. 2024

Peneliti Responden

(Dumaria Sitorus) ( )

Lampiran 4 Kuesioner Pengetahuan Gizi


“Pengetahuan Gizi Pada Pasien Diabetes
Mellitus”

Petunjuk pengisian :

1. Kuesioner penelitian ini terdiri dari beberapa bagian yaitu


data demografi, kuesioner pengetahuan gizi tentang
Diabetes Mellitus
2. Pastikan jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan
benar-benar jujur dan disesuaikan dengan kenyataan.

A. Data Demografi

1. Inisial / Kode :

2. Umur :

3. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

4. Skor KGD :

B. Kuesioner Pengetahuan Gizi Pasien DM

C. Petunjuk :

a. Pertanyaan ini terdiri dari 20 pertanyaan.


b. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda (X) dari setiap
pertanyaan dibawah ini yang dianggap paling sesuai.
c. Jumlah nilai keseluruhan = 66, 1-22 (kurang), 23-44 (cukup), 45-66 (baik)

1) Apakah yang disebut dengan diabetes mellitus?

a. Keadaan dimana seseorang mengalami penurunan berat badan yang


drastis dengan diagnosa kadar gula darah sewaktu >>200 mg/dl atau
>>126 mg/dl (1)

b. Suatu sindrom klinik yang khas ditandai oleh adanya hiperglikemia


yang disebabkan oleh defisiensi atau penurunan efektifitas insulin (2)

c. Penyakit karena kadar gula darah melebihi nilai normal dengan


diagnosa, kadar gula darah pada waktu puasa ≥ 126 mg/dL dan kadar
gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL yang terjadi oleh karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (3)

2) Berapakah seharusnya kadar gula darah yang normal ?

a. Kadar gula darah tergantung masing-masing individu (1)

b. < 126 mg/dl saat puasa dan < 200 mg/dl sewaktu dan akan meningkat
sesuai umur (2)

c. < 126 mg/dl saat puasa dan < 200 mg/dl sewaktu (3)

3) Berapakah tipe diabetes mellitus yang Anda ketahui?

a. Ada 1 macam (1)

b. Ada 3 macam (2)

c. Ada 2 macam (3)

4) Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit yang bersifat?

a. Menular dan sangat berbahaya (1)

b. Penyakit keturunan saja (2)

c. Tidak menular dan bisa disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat (3)
5) Apakah gejala-gejala umum yang terjadi akibat diabetes
mellitus?

a. Luka susah disembuhkan, banyak makan, sering kesemutan (1)

b. Sering buang air kecil, banyak buang air kecil, dan banyak minum (2)

c. Banyak makan, banyak minum, banyak kencing (3)

6) Apakah gejala-gejala yang bisa saja terjadi selain gejala umum akibat
diabetes mellitus?

a. Banyak kencing, banyak minum, dan berat badan turun drastis (1)

b. Sering buang air kecil, luka susah disembuhkan, dan Sering kesemutan (2)

c. Mudah terkena infeksi kulit, cepat lelah, dan berat badan turun drastis (3)

7) Apakah yang dapat menyebabkan diabetes mellitus?

a. Obesitas, umur, keturunan, jenis kelamin, dan jamur (1)

b. Konsumsi lemak berlebih, keturunan, umur, dan infeksi (2)

c. Kegemukan, pola makan yang salah, keturunan, dan kurang olah raga (3)

8) Apa yang dimaksud dengan pola makan bagi penderita diabetes mellitus?

a. Cara makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat, protein,


lemak, vitamin dan mineral (1)

b. Suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan
antara zat gizi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral (2)

c. Suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan
dengan maksud mempertahankan kesehatan, status nutrisi,
mencegah atau membantu kesembuhan penderita diabetes mellitus
(3)

9) Bagaimanakah pengaturan pola makan yang baik untuk penderita


diabetes mellitus?
a. Dengan memakan makanan menu diet diabetes mellitus saat kadar
gula darah tidak normal (1)

b. Dengan meperhatikan jumlah, jenis dan jadwal makan yang baik


untuk penderita diabetes mellitus (2)

c. Dengen menerapkan menu diet diabetes mellitus sesuai dengan


jumlah, jenis serta jadwal makan yang baik (3)

10) Apa arti dari istilah 3J dalam pengaturan pola makan pada penderita
diabetes mellitus?

a. Jumlah makanan, jumlah minuman, dan jarak waktu makan (1)

b. Jumlah makanan, jenis makanan, dan jarak makan (2)

c. Jumlah makanan, jenis makanan, dan jadwal makan (3)

11) Jumlah makanan yang dimaksud untuk mengukur karbohidrat dalam


pengaturan pola makan pada penderita diabetes mellitus adalah :

a. 3-7 porsi (1 porsi nasi=150 gram) (1)

b. 3-8 porsi (1 porsi nasi=1000 gram) (2)

c. 3-8 porsi (1 porsi nasi=100 gram) (3)

12) Jumlah makan sayur yang dianjurkan dalam pengaturan pola makan
pada penderita diabetes mellitus adalah ?

a. 3-4 porsi sayur (1 porsi=satu gelas sayur masak yang sudah ditiriskan) (1)

b. 2-3 porsi sayur (1 porsi=satu gelas sayur masak yang tidak ditiriskan) (2)

c. 2-3 porsi sayur (1 porsi=satu gelas sayur masak yang sudah ditiriskan) (3)

13) Jumlah makan buah yang dianjurkan dalam pengaturan pola makan
pada penderita diabetes mellitus adalah :

a. 3-5 porsi buah (1 porsi setara satu durian sedang/50 gram) (1)
b. 3-5 porsi buah (1 porsi setara satu semangka sedang/50 gram) (2)

c. 3-5 porsi buah (1 porsi setara satu pisang ambon sedang/50 gram) (3)

14) Jumlah makan protein hewani yang dianjurkan dalam pengaturan pola
makan pada penderita diabetes mellitus adalah :

a. Tidak boleh sama sekali (1)

b. 2-3 porsi protein hewani (1 porsi setara 50 gram daging ayam) (2)

c. 2-3 porsi protein hewani (1 porsi setara 50 gram daging sapi) (3)

15) Jumlah makan protein nabati yang dianjurkan dalam pengaturan pola
makan pada penderita diabetes mellitus adalah :

a. Setengah dari protein hewani (1)

b. 2-3 porsi protein nabati (1 porsi setara dua potong sedang tahu/50 gr) (2)

c. 2-3 porsi protein nabati (1 porsi setara dua potong sedang tempe/50 gr) (3)

16) Jumlah konsumsi gula yang diperbolehkan dalam pengaturan pola


makan pada penderita diabetes mellitus adalah :

a. Tergantung kebutuhan (1)

b. Gula maksimal 12 sendok makan atau 48 gram per hari (2)

c. Gula maksimal 12 sendok teh atau 48 gram per hari (3)

17) Cara praktis yang bisa dilakukan dalam penyajian jumlah makanan
untuk penderita diabetes mellitus adalah :

a. Pada 1 piring makan biasa, diisi dengan separuhnya sayur,


seperempatnya dengan buah dan sisanya dengan lauk setiap kali
makan (1)

b. Pada 1 piring makan biasa, diisi dengan separuhnya buah,


seperempatnya dengan nasi dan sisanya dengan lauk setiap kali
makan (2)
c. Pada 1 piring makan biasa, diisi dengan separuhnya sayur,
seperempatnya dengan nasi dan sisanya dengan lauk
setiap kali makan (3)

18) Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes


mellitus dalam pengaturan pola makan adalah :

a. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein


(1)

b. Makanan sumber zat tenaga yag mengandung zat gizi


karbohidrat, lemak dan protein yang bersumber dari nasi
(2)

c. Makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber


zat pembangun serta zat pengatur (3)

19) Jadwal makan yang dianjurkan bagi penderita diabetes


mellitus dalam pengaturan pola makan adalah:

a. 3 kali makan besar dengan porsi kecil (1)

b. 3 kali makan besar dan 2 kali makan kesil (2)

c. 3 kali makan besar dan 3 kali makan kecil (3)

20) Aturan jadwal makan yang dianjurkan bagi penderita


diabetes mellitus dalam pengatura pola makan adalah:

a. Setiap makan diselingi 3 jam (1)

b. Makan besar III (makan malam) : pukul 19.00 dan tanpa


makan kecil (snack) dimalam hari (2)

c. Makan besar pukul 07.00, pukul 13.00 dan pukul 19.00;


makan kecil (snack) : pukul 10.00, pukul 16.00 dan pukul
22.00 (3)
BUKTI BIMBINGAN USULAN SKRIPSI

Judul : Gambarab Pengetahuan Gizi dan Kepatuhan Diet


Pasien Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 di Rumah
Sakit Universitas Sumatera Utara
Nama Mahasiswa : Dumaria Hotma Uli Sitorus
Nomor Induk Mahasiswa : P01031121014
Program Studi : Diploma III Gizi
Dosen Pembimbing : Bernike Doloksaribu,SST,M.Kes

No Hari/Tanggal Topik Bimbingan Tanda Tanda


Tangan Tangan
Mahasiswa Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai