DISUSUN OLEH
P01031121005
Medan, 2024
Mengetahui
Kepala Instalasi Gizi
RSUD Dr.Pirngadi Medan,
Mailisah S.Tr.Gz
NIP. 196605201989032003
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan modifikasi resep di RSUD Dr. Pirngadi Medan
“Ayam Wortel Gulung Kulit Tahu” Untuk itu, melalui kesempatan ini. Penulis menyampaikan
banyak terima kasih kepada:
1. Mailisah, S. Tr. Gz sebagai Ka. Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota
Medan.
2. Abdul Khairudin Angkat, SKM, M. Kes sebagai dosen pembimbing Rumah SakitUmum Daerah
Dr. Pirngadi Kota Medan.
3. Nurma Adriani, S. Gz sebagai pembimbing instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Kota Medan.
4. Agustina Sidabutar, S.Tr.Gz selaku pembimbing yang udah memberikan waktu dan kesabaran
dalam membimbing saya.
5. Kakak ahli gizi yang telah ikut sebagai uji panelis modifikasi makanan “Ayam Wortel Gulung
Kulit Tahu“
6. Orang tua kami yang tercinta yang senantiasa memberikan dukungan Doa dan semangat.
Penulis
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1. Latar Belakang..............................................................................................................................1
2. Tujuan Kegiatan............................................................................................................................3
3. Manfaat..........................................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................4
A. Analisis situasi...............................................................................................................................4
1. Resep lama....................................................................................................................................8
2. Resep baru.....................................................................................................................................9
BAB IV HASIL....................................................................................................................................12
1. Kesimpulan..................................................................................................................................15
2. Saran............................................................................................................................................15
No Halaman
1. Grafik Kesukaan Warna Ayam Wortel Gulung Kulit Tahu..............................................................12
2. Grafik Kesukaan Tekstur Ayam Wortel Gulung Kulit Tahu.............................................................13
3. Grafik Kesukaan Rasa Ayam Wortel Gulung Kulit Tahu.................................................................13
4. Grafik Kesukaan Aroma Ayam Wortel Gulung Kulit Tahu..............................................................14
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Makanan yang dianjurkan dan tidak di anjurkan.................................................................................5
2. Nilai gizi ayam penyet.........................................................................................................................8
3. Biaya ayam penyet...............................................................................................................................9
4. Nilai gizi Ayam Gulung.....................................................................................................................10
5. Biaya Ayam Gulung..........................................................................................................................10
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Dokumentasi......................................................................................................................................18
2. Form Uji Panelis................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tuberkulosis paru yang sering dikenal dengan TBC paru disebabkan bakteri Mycobacterium
tuberculosis (M. tuberculosis) yang menyerang paru-paru dan bronkus dan termasuk penyakit
menular. TB paru mudah menginfeksi pengidap HIV AIDS, orang dengan status gizi buruk dan
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang. Penularan TBC paru terjadi ketika penderita TBC
paru BTA positif bicara, bersin atau batuk dan secara tidak langsung penderita mengeluarkan
percikan dahak di udara dan terdapat ±3000 percikan dahak yang mengandung kuman. Seorang
penderita TBC paru BTA positif dapat menginfeksi 10-15 orang di sekitarnya. (Kristini &
Hamidah, 2020)
TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu),
biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah. Infeksi tuberkulosis terdapat dua jenis,
yaitu tuberkulosis aktif dan tuberkulosis laten. Tuberkulosis aktif adalah tuberkulosis yang
menimbulkan gejala dan menular, sedangkan tuberkulosis laten dimana penderita tidak
menunjukan gejala dan bakteri tersebut bersifat dorman. Tanda - tanda klinis seorang anak
terinfeksi tuberkulosis paru tidak spesifik, muncul dengan demam, berat badan yang
menurun, dan juga adanya infeksi saluran nafas akut yang berulang, sehingga sering kali
kesulitan dalam mendiagnosis tuberkulosis paru secara klinis
Syarat untuk menegakkan diagnosis klinis tuberkulosisparu pada yaitu dengan ditemukan
Mycobacterium tuberculosis dari sputum atau dahak, cairan lambung, sampel biopsi jaringan,
dan lain-lain. Tetapi, pemeriksaan tersebut sulit dan jarang dilakukan, kebanyakan
diagnosis tuberkulosis paru pada anak didasarkan dari gambaran klinis yang spesifik,
gambaran radiologis, dan uji tuberculin (Arvendo, 2021)
TBC paru termasuk penyakit yang paling banyak menyerang usia produktif (15-49 tahun)
Penderita TBC BTA positif dapat menularkan TBC pada segala kelompok usia. Tahun 2017 di
kota Semarang terdapat penderita TBC semua tipe, pada kelompok usia bayi dan anak 24%, pada
kelompok usia 15-44 tahun adalah 40% dan pada kelompok usia lebih dari 55 tahun adalah 22%.
Presentase TBC paru semua tipe pada orang berjenis kelamin laki-laki lebih besar daripada orang
berjenis kelamin perempuan dikarenakan laki-laki kurang memperhatikan pemeliharaan kesehatan
diri sendiri serta laki-laki sering kontak dengan faktor risiko dibandingkan dengan perempuan.
Data dari WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2017, sekitar 10 juta orang menderita TB
Paru (World Health Organization, 2018). Jumlah penderita TB Paru pada tahun 2018 di Indonesia
adalah 511.873 orang dengan jumlah penderita baru pada tahun 2018 sebanyak 203.148 orang
1
(Kementerian Kesehatan RI, 2018) . Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa prosentase
penderita baru TB Paru sangat tinggi yaitu 39,7%.
Faktor risiko terduga TB paru adalah orang yang menetap satu atap rumah dengan penderita
TBC paru BTA positif, pendidikan, merokok, lingkungan fisik rumah, daya tahan tubuh, perilaku
penderita TBC paru BTA positif yaitu kebiasaan membuang dahak sembarangan dan tidak
menutup mulut ketika batuk atau bersin, kepadatan hunian yaitu perbandingan antara luas rumah
dengan jumlah anggota keluarga. (Mishbahtul et al., 2020)
Modifikasi resep merupakan salah satu cara untuk meningkatkan cita rasa suatu masakan.
Modifikasi resep dapat mengurangi rasa bosan dan jenuh pasien terhadap makanan yang biasa
disajikan di rumah sakit. Begitu pula dengan pengembangan resep yang meningkatkan nilai gizi
masakan sekaligus meningkatkan penerimaan makanan tersebut oleh pasien. Perubahan resep dapat
berupa perubahan bahan pendukungnya, perubahan bentuk, atau perubahan cara pengolahan.
Daging ayam adalah salah satu sumber energi dan protein tinggi yang sangat dianjurkan. Kaya
akan protein berkualitas tinggi, daging ayam menyediakan asam amino esensial yang diperlukan
tubuh untuk membangun dan memperbaiki jaringan. Asupan energi dan protein yang mencukupi
membantu tubuh memperbaiki jaringan yang rusak dan memperkuat sistem kekebalan tubuh yang
melemah akibat infeksi TB Paru.
Berdasarkan hasil penelitian Fitriana & Endah (2022), ada hubungan yang bermakna
(signifikan) antara tingkat konsumsi protein dengan perubahan BTA pada pasien TB paru yang
sudah menjalani pengobatan fase intensif di Rumah Sakit Paru Jember. Hubungan signifikan yang
dimaksud adalah hubungan yang positif. Hal tersebut dikarenakan jika tingkat konsumsi protein
pada pasien TB Paru baik maka dapat meningkatkan kesembuhan pada pasien TB Paru.(Fitriana &
W, 2022)
Ayam gulung kukus merupakan makanan yang akan dimodifikasi untuk dijadikan lauk
hewani bagi pasien penderita tb paru. Kandungan gizi yang terdapat pada ayam gulung kukus itu
sendiri adalah ayam. Ayam merupakan bahan makanan lauk hewani yang memiliki banyak
manfaat. Ayam memiliki kandungan kalori dan protein yang baik.
Modifikasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan rasa, aroma, tekstur, warna, dan
meningkatkan nafsu makan pasien.Ini adalah olahan ayam goreng yang diubah menjadi ayam
kukus. Manajemen pangan adalah tentang menyediakan makanan berkualitas tinggi dan lezat yang
memenuhi preferensi konsumen dan memastikan tingkat kebersihan yang tinggi.
Berdasarkan latar belakang diatas, mahasiswa tertarik melakukan modifikasi “Pemberian
Ayam gulung kukua untuk Pasien TB Paru di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Kota
Medan”.
2
2. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum
Melakukan modifikasi gizi terhadap menu lauk hewani di instalasi gizi pasien penyakit TB Paru di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan keanekaragaman masakan
Meningkatkan nilai gizi pada masakan
Menilai daya terima masakan sebagai modifikasi snack pada pasien penyakit TB Paru
3. Manfaat
a. Bagi Pasien
Menambah nafsu makan pasien.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis situasi
1. Penyakit TB Paru
a. Definisi
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis yang menyerang paru-paru dan bronkus. Penularan terjadi ketika penderita TBC paru
yang BTA positif batuk atau bersin, dan tanpa disengaja menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak. Seorang penderita TBC paru BTA positif dapat menginfeksi 10-15 orang
di sekitarnya
b. Tujuan diet
Tujuan penatalaksaan asuhan gizi dan terapi diet pada pasien tb paru adalah
1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkan untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan tubuh
2. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal
c. Syarat diet
Diet Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT) adalah diet yang memiliki kandungan energi dan
protein lebih tinggi dibandingkan kebutuhan normal. Diet ini diberikan untuk mengatasi masalah dan
resiko malnutrisi pada pasien akibat kekurangan energi dan protein Karena kebutuhan yang
meningkat sebagai dampak dari peningkatan stress metabolic, penurunan daya tahan tubuh, faktor
penyakit, inflamasi dan sebagainya.
Menurut keadaan, pasien dapat diberikan satu dari dua macam diet energi tinggi protein tinggi
(ETPT), yiatu:
4
1. Diet Energi Tinggi Protein Tinggi I (ETPT I)
Energi : 2700 kkal, Protein : 100 g ( 2g/kg BB)
Energi : 3000 kkal, Protein : 125 g ( 2,5 g/kg BB) (Almatsier, 2010)
e. Pengaturan makanan penderita TB Paru
Tabel 1. Makanan yang dianjurkan dan tidak di anjurkan
Sumber protein
Semua jenis kacang- kacangan Makanan yang dimasak
nabati
dan hasil olahannya, seperti dengan banyak minyak atau
tempe, tahu, dan pindakas kelapa/santan kental
Semua jenis sayuran, terutama
Sayuran
jenis B, seperti bayam, buncis,
daun singkong, kacang panjang
labu siam dan wortel direbus
dikukus dan
ditumis
Semua jenis buah segar, buah
Buah-buahan
kaleng, buah kering dan jus buah
5
Bumbu tidak tajam, seperti Bumbu yang tajam, seperti cabe,
Bumbu
bawang merah, bawang putih, merica, cuka, MSG
laos, salam dan
kecap
7
BAB III
METODE
1. Resep lama
Ayam penyet untuk 4 porsi
a. Bahan
- 140 gram daging ayam
- 50 gram cabai merah
- 25 gram cabai rawit
- 170 gram tomat
- 20 gram bawang merah
- 10 gram bawang putih
- 5 gram gula pasir
- Garam secukupnya
b. Cara mengolah
- Ungkep ayam sampai matang
- Panasakan minyak lalu goreng ayam di api sedang sampai kekuningan
- Buat sambal, goreng bahan seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah, garam,
tomat
- Haluskan bahan yang sudah di goreng tadi
- Hidangkan ayam bersama sambal, ayam penyet siap di sajikan
c. Zat gizi
Tabel 2. Nilai gizi ayam penyet
daging ayam
140 398,9 37,7 26,5 0,0
cabai merah 50 13,5 0,5 0,2 2,9
cabai rawit 25 79,5 3,0 4,3 14,1
tomat 170 35,8 1,5 0,5 7,8
Bawang merah 20 8,8 0,3 0,0 2,0
Bawang putih 10 8,8 0,3 0,0 2,0
Gula pasir 5 19,3 0,0 0,0 5,0
TOTAL NILAI GIZI / 4 564,6 43,3 31,5 33,8
8
PORSI
TOTAL NILAI GIZI / 1
141,15 10,825 7,875 8,45
PORSI
d. Biaya
Tabel 3. Biaya ayam penyet
2. Resep baru
Daging ayam
250 712,2 67,3 47,3 0,0
Wortel 75 6,5 0,8 0,5 5,9
Bawang putih 10 8,8 0,3 0,0 2,0
Tapioka 20 76,2 0,1 0,0 18,3
Telur 55 85,3 6,9 5,8 0,6
Daun ketumbar 5 - - - -
Tahu kering 5 4,5 2,5 0,7 1,2
Garam 5 - - - -
TOTAL NILAI GIZI / 5
893,5 77,7 54,3 28,0
PORSI
TOTAL NILAI GIZI / 1
178,7 15,54 10,86 5,6
PORSI
d. Biaya
Tabel 5. Biaya Ayam Gulung
10
Telur 55 2.000 2.000
Daun ketumbar 5 1.000 1.000
Tahu kering - 7.000 7.000
Garam 5 3.000 15
TOTAL HARGA / 5 PORSI Rp 20.000
TOTAL HARGA / 1 PORSI Rp 4.000
11
BAB IV
HASIL
12
1. Warna
Warna produk pangan adalah salah satu sifat organoleptic yang terdapat pada produk pangan. warna
makanan memang berperan terutama dalam penampilan makanan, karena dalam memilih makanan Indera
pertama yang digunakan adalah mata. Warna akan membantu penerimaan suatu makanan dan dapat
merangsang selera makan secara tidak langsung. Warna dalam makanan dapat meningkatkan penerimaan
konsumen tentang sebuah produk
Warna
40%
60%
Berdasarkan hasil yang didapatkan, dari 10 panelis terdapat 4 orang (40%) yang menyatakan sangat
menarik terhadap warna dan 6 orang (60%) menyatakan menarik. Hal ini dikarenakan perpaduan warna
ayam dan wortel memberikan kesan yang enak dan menarik.
13
2. Tekstur
Tekstur merupakan ciri suatu bahan sebagai akibat perpaduan dari beberapa sifat fisik yang
meliputi ukuran, bentuk, jumlah dan unsur-unsur pembentukan bahan yang dapat dirasakan oleh Indera
peraba dan perasa, termasuk Indera mulut dan penglihatan.
Tekstur
40%
60%
Berdasarkan hasil yang didapatkan, dari 10 panelis terdapat 6 orang (60%) yang menyatakan sangat baik
terhadap tekstur, 4 orang (40%) menyatakan tekstur baik terhadap ayam wortel gulung kulit tahu. Dari hasil uji
panelis menyatakan bahwa ayam wortel gulung kulit tahu memiliki tekstur yang lembut
3. Rasa
Rasa lebih banyak melibatkan Indera lidah. Rasa yang enak dapat menarik perhatian sehingga konsumen
lebih cendrung menyukai makanan dari rasa. Cita rasa dari bahan pangan sesungguhnya terdiri dari tiga
komponen yaitu bau, rasa dan rangsangan mulut.
Rasa
10%
50%
40%
15
Berdasarkan hasil yang didapatkan, dari 10 panelis terdapat 5 orang (50%) yang menyatakan
sangat suka terhadap rasa, 4 orang (40%) menyatakan suka dan 1 orang (10%) menyatakan biasa. Dari
hasil uji panelis menyatakan bahwa ayam wortel gulung kulit tahu memiliki rasa yang enak dan dapat
diterima oleh panelis.
4. Aroma
Aroma merupakan factor penting dalam menentukan tingkat penerimaan konsumen pada suatu
bahan,aroma banyak menentukan kelezatan bahan makanan, biasanya seseorang dapat menilai lezat
tidaknya suatu bahan makanan dari aroma yang ditimbulkan. Melalui aroma panelis atau Masyarakat
dapat mengetahui bahan-bahan yang terkandung dalam produk. Arom makanan adalah bau yang
disebabkan oleh makanan, daya Tarik yang sangat kuat dan mampu merangsang Indera penciuman
sehinggah membangkitkan selera. Aroma yang keluar oleh setiap makanan berbeda-beda, demikian
perlu cara memasak.
Aroma
20%
30%
50%
Berdasarkan hasil yang didapatkan, dari 10 panelis terdapat 3 orang (30%) yang menyatakan
Sangat baik terhadap aroma, dan 5 orang (50%) menyatakan baik dan 2 orang (20%) manyatakan biasa
terhadap aroma ayam wortel gulung kulit tahu. Dari hasil uji panelis menyatakan bahwa ayam wortel
gulung kulit tahu memiliki aroma yang baik.
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
1. Modifikasi resep dilakukan dengan merubah bahan makanan dari ayam penyet menjadi ayam wortel
gulung kulit tahu.
2. Ayam wortel gulung kulit tahu merupakan modifikasi resep yang dianjurkan untuk pasien TB Paru.
Daging ayam memiliki kandungan protein tinggi yang diperlukan oleh penderita TB Paru.
3. Resep modifikasi ini memiliki nilai gizi yang bagus untuk meningkatkan status kesehatan pasien TB
Paru.
4. Biaya hidangan resep modifikasi ini lebih mahal dibandingkan dengan resep awal yaitu sebesar Rp.
5.000
5. Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai daya terima responden menyatakan bahwa
- Pada aspek warna dari 10 sampel yang memilih sangat menarik 40%, dan menarik 60%,
- pada aspek aroma dari 10 sampel yang dipilih sangat baik 30%, baik 50% dan biasa 20%,
- pada aspek tekstur dari 10 sampel yang dipilih sangat baik 60%, dan baik 40%,
- pada aspek rasa dari 10 sampel yang dipilih sangat enak 50%, enak 80% dan biasa aja 10%
2. Saran
Perlunya pengembangan modifikasi resep lain untuk penyakit TB Paru.
Pada saat pengukusan diperhatikan tingkat kematangan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
19
Lampiran 2. Form Uji Panelis
20
21
22