PROPOSAL
Oleh :
Chindy Surya Kencana
NIM: 1914314201007
i
BAB I
PENDAHULUAN
kecing manis merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya kian lama kian
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh
Insiden penderita diabetes mellitus pada tahun 2015, sebanyak 415 juta
orang dewasa menderita, naik mencapai 4 kali lipat dari 108 juta. Menurut survei
yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun tahun 2010,
setelah China, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penderita diabetes millitus pada
tahun 2000, di Indonesia 8,4 juta orang dan diperkirakan jumlah bertambah
hingga 21,3 juta orang pada tahun 2030. Prevalensi diabetes millitus di Indonesia
2
3
bertempat tinggal di perkotaan (2,0%) dan status ekonomi kelompok atas (2,6%)
yang merupakan jenis penyakit diabetes yang mencakup lebih dari 90% seluruh
DM tipe 2 adalah karena rendahnya kadar kolestrol HDL, yaitu >250 mg/dL (2,82
mmol/L). DM tipe 2 terjadi karena defek sekresi insulin atau resistensi insulin dan
kondisi DM berkembang ketika sekresi insulin sudah tidak adekuat (Astuti et al.,
2016)
latihan fisik, diet DM, dan medikasi. Diet bertujuan untuk mencegah terjadinya
merupakan tantangan besar bagi penderita untuk mencapai kualitas hidup yang
diet DM secara terus menerus, namun adapula sebagian pasien sudah mengetahui
akan pentingnya melakukan diet DM, tapi mereka sengaja melanggar, karena
mereka beranggapan hal tersebut dapat di atasi cukup dengan minum obat saja.
dan sifat positif juga kepribadian. faktor eksternal meliputi interaksi profesional
keluarga yang sakit. Keberhasilan terapi di rumah sakit maupun di rumah akan
menjadi sia-sia apabila tidak ditunjang oleh peran serta dukungan keluarga dalam
dirumah sakit. Dukungan dan perilaku keluarga yang baik dapat mempengaruhi
dalam pedoman akreditasi rumah sakit Keterlibatan keluarga sejak awal dalam
yang dimiliki pasien juga sangat bermanfaat untuk bisa mengetahui tentang
pengobatan maupun terapi yang harus dilakukan (Astuti et al., 2016; Hisni et al.,
Berdasarkan data hasil studi pendahuluan di RSU Karsa Husada Batu pada
dukungan terhadap diet menu makan pasien sangat rendah, bentuk dukungan yang
tentang pantangan diet DM, dengan membantu pasien membuat diet DM serta
mengawasi apapum yang dikonsumsi oleh pasien setiap harinya dirumah. Jika
pasien tidak patuh terhadap diet DM maka akan berdampak pada kadar gula
pasien yang meningkat dan kadar gulanya tidak stabil, hasil tersebut diperoleh
tidak mengerti dan menyerahkan sepenuhnya kepada petugas dalam hal ini
perawat yang merawat pasien DM tersebut. Keluarga juga mengatakan diet yang
diberikan juga sesuai dengan apa yang disukai pasien. Berdasarkan data pada latar
penelitian tentang kepatuhan diet diabetes melitus pada pasien diabetes melitus
Berdasarkan uraian data dalam latar belakang dan studi pendahuluan maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, apakah ada hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan diet diabetes melitus pada pasien diabetes melitus tipe
Husada Batu.
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pihak
dukungan keluarga dengan kepatuhan diet diabetes melitus pada pasien diabetes
melitus tipe 2. Bagi pihak lain penelitian ini juga diharapkan bisa membantu
menderita DM sehingga diet diabetes melitus pada pasien diabetes melitus tipe 2
TINAUAN PUSTAKA
peningkatan kadar gula darah akibat gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin
atau keduanya (Komala sri, 2019). Sedangkan menurut Price & Wilson dan
melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
insulin, kerja insulin atau keduan-duanya (Delianty et al., 2015). Diabetes Millitus
Tipe 2 menurut Soeyono, Waspadji, Soegondo, Soewondo, & Subeksti dkk pada
yang ditandai dengan adanya resistensi insulin perifer, gangguan hepatic glucosa
production (HGP), dan penurunan fungsi sel β (betha), yang pada akhirnya akan
9
10
1. Diabetes tipe 1
tubuh tidak dapat atau menghasilkan insulin yang sangat sedikit sehingga tubuh
kekurangan insulin. Diabetes tipe 1 ini dapat menyerang segala usia tetapi
paling banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Orang yang menderita
diabetes tipe 1 ini memerlukan suntikan insulin setiap hari agar dapat
2. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 ini merupakan diabetes yang paling umum, ada sekitar 90%
dari jumlah seluruh penderita diabetes. Pada diabetes tipe 2 ini, hiperglikemia
adalah hasil dari produksi insulin dan ketidakmampuan tubuh untuk merespon
sepenuhnya terhadap insulin atau bisa disebut juga resistensi insulin. Diabetes
tipe 2 ini sering terjadi pada dewasa tua, namun seiring berjalannya waktu
diabetes ini juga banyak terjadi pada anak-anak, remaja dan dewasa muda
karena meningktanya tingkat obesitas, pola makan yang buruk dan jarang
namun ada kaitannya kuat dengan kelebihan berat badan (obesitas) dan dengan
dan wanita dengan kadar glukosa darah yang meningkat secara substansial
adalah jenis diabetes yang mempengaruhi ibu hamil, biasanya selama trimester
kedua dan ketiga kehamilan meskipun bisa terjadi kapan saja selama
Penyebab dari diabetes melitus menurut Smeltzer tahun 2010 (Choirunnisa, 2018)
adalah:
a. Faktor genetik Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri
b. Faktor imunologi Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon
jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
glukosa plasma puasa yang normal, atau toleransi glukosa setelah makan
karbohidrat. Jika hiperglikemianya berat dan melebihi ambang ginjal untuk zat
ini, maka timbul glukosuria. Glikosuria ini akan menyebabkan diuresis osmotik
3. Polifagia Rasa lapar yang semakin besar mungkin akan timbul sebagai akibat
1. Diabetes tipe 1
f. Penglihatan kabur
2. Diabetes tipe 2
1. Diet Diet merupakan pilar utama dari penatalaksanaan DM. Standar diet yang
dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang antara zat gizi
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral sesuai dengan kecukupan gizi
baik.
2. Latihan
oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin dan mengurangi faktor resiko
kardiovaskular.
3. Pemantauan
hiperglikemia.
4. Terapi
Pada diabetes melitus tipe 2, insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka
panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat
5. Pendidikan
penanganan mandiri yang khusus seumur hidup. Pasien bukan hanya harus
belajar untuk mengendalikan kadar glukosa darah, tetapi juga harus memiliki
jangka panjang.
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup baik spiritual, material
yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan
dan jenis dukungan keluarga berbeda dalam tahap siklus kehidupan. Dukungan
4. Sosialisasi antar anggota keluarga baik dari segi pengetahuan maupun dari segi
kesehatan.
1. Dukungan informasional
2. Dukungan instrumental
dari jenis dukungan ini adalah meringankan beban bagi anggota keluarga yang
atau umpan balik serta validator identitas keluarga yang ditunjukkan melalui
dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif pada klien
DM dengan klien lainnya seperti orang lain dengan kondisi yang lebih buruk
darinya. Hal tersebut dapat menambah harga dirinya. Dukungan emosional dan
sebagai contohnya adalah dukungan ini dapat diberikan pada klien DM dalam
menjalani pengobatan
ekonomi keluarga. Kelas sosial ekonomi keluarga meliputi tingkat pendidikan dan
hubungan yang lebih demokratis dan adil, sementara itu dalam keluarga kelas
menengah kebawah hubungannya lebih otoritas dan otokrasi. Orang tua dengan
kelas sosial menengah memiliki tingkat dukungan yang lebih tinggi daripada
gula darah serta meningkatkan kualitas hidup penderita. Peran keluarga dibagi
terapi farmakologi, monitoring kadar gula darah serta perawatan luka DM. hal
Kepatuhan menurut Niven dan susan tahun 2002, kepatuhan berasal dari
kata patuh yang artinya disiplin atau taat. Kepatuhan pasien didefinisikan sebagai
sejauh mana perilaku individu yang sesuai dengan aturan yang diberikan oleh
kepatuhan berbanding lurus dengan tujuan yang akan dicapai pada pengobatan
perilaku yang dapat diobservasi dan dapat diukur secara langsung (Choirunnisa,
2018).
tersebut salah persepsi terhadap instruksi yan diberikan kepadanya. Hal ini
2. Tingkat pendidikan
pada umur-umur tertentu proses perkembangan mental tidak secepat pada saat
berumur belasan tahun, jadi dapat disimpulkan bahwa faktor usia seseorang
(dikarenakan tidak ada akibat yang buruk yang segera dirasakan seseorang),
saran mengenai gaya hidup dan kebiasaan lama seseorang, pengobatan yang
pantas.
19
4. Dukungan keluarga
5. Tingkat ekonomi
kebutuhan hidupnya tetapi ada saatnya individu yang sudah pension dan sudah
tidak bekerja memiliki sumber keuangan yang lain yang dapat digunakan untuk
biaya berobat dan perawatan sehingga belum tentu tingkat ekonomi menengah
6. Dukungan social
Indonesia yang memiliki status sosial yang kuat dibandingkan Negara barat.
7. Perilaku Sehat
Perilaku sehat dapat dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang, oleh karena itu
kenyataan bahwa perilaku yang sehat itu sangat penting. Mereka juga dapat
20
a. Jumlah Makanan
b. Jenis Makanan
yang mana harus dibatasi dan makanan apa yang harus dibatasi
panjang, wortel, kacang kapri, daun singkong, bit dan bayam harus
mangga, sawo, rambutan, apel, duku, durian, jeruk dan nanas juga
kandungan kalori rendah seperti oyong, ketimun, kol, labu air, labu
sering terasa membosankan. Untuk itu agar ada variasi dan tidak
c. Jadwal Makan
dan jadwal yang tepat maka kadar glukosa darah akan tetap stabil
selingan makan, pukul 19.00 jadwal makan malam dan pukul 21.00
Tabel 1
Kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat
Jenis Energi Protein g Lemak g Karbohidrat
Diet kkal
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 51,5 36,5 235
IV 1700 55,5 36,5 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 396
Tabel 2
Ikan atau 2 2 2 2 2 2 2 2
Penukar
Daging atau 1 1 1 1 1 1 1 1
Pennukar
Tempe atau 2 2 2⅓ 2⅓ 3 3 3 3
Penukar
Sayuran atau S S S S S S S S
penukar A
Sayuran atau 2 2 2 2 2 2 2 2
penukar B
Buah atau 4 4 4 4 4 4 4 4
Penukar
Susu atau - - - - - - 1 1
Penukar
Minyak atau 3 4 4 4 6 7 7 7
Penukar
Tabel 3
Pagi
1 1
Nasi ⅓ 1 1⅓ 1⅓ 1⅓ 2
1 1
Ikan 1 1 1 1 1 1
⅓ ⅓
Tempe - - 1 1 1 1
S S
Sayuran S S S S S S
1 1
Minyak 1 1 2 2 2 2
Pukul 10.00
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Susu - - - - - - 1 1
Siang
3
Nasi 1 1 2 2 2 2⅓ 3
1
Daging 1 1 1 1 1 1 1
1
Tempe 1 1 1 1 1 1 2
S
Sayuran A S S S S S S S
1
Sayuran B 1 1 1 1 1 1 1
1
Buah 1 1 1 1 1 1 1
3
Minyak 1 2 2 2 2 3 3
Tempe atau penukar 2 2 2⅓ 2⅓ 3 3 3 3
Sayuran atau penukar A S S S S S S S S
Sayuran atau penukar B 2 2 2 2 2 2 2 2
Buah atau penukar 4 4 4 4 4 4 4 4
Susu atau penukar - - - - - - 1 1
Minyak 3 4 4 4 6 7 7 7
Pukul 16.00
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Malam
Nasi 1 1 1 2 2 2 2⅓ 2⅓
Ikan 1 1 1 1 1 1 1 1
Tempe 1 1 1 1 1 1 1 2
Sayuran A S S S S S S S S
Sayuran B 1 1 1 1 1 1 1 1
Buah 1 1 1 1 2 2 2 2
Nilai Gizi (kkal) 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500
24
diambil kesimpulan bahwa aspek kepatuhan diet meliputi; jenis, jumlah, jadwal.
aspek dari Tjokropawiro (1994) sebab dapat lebih mengukur kepatuhan diet
Pasien DM
Pasien masuk di
rawat inap
Proses
2. Tidak
2.cukup
patuh
3.kurang baik
26
27
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet
Diabetes Melitus Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Ruang Rawat Inap RSU
Karsa Husada Batu
output. Input disini berawal dari mulai pasien masuk yaitu bisa dari
emosional dan harga diri. Pada output akan didapatkan hasil dari
pasien patuh atau tidak patuh terhadap diet DM dan untuk dukungan
keluarga akan didapatkan hasil baik, cukup , tidak baik serta dapat
METODE PENELITIAN
Desain penelitian adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional, yaitu
dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada satu saat (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini peneliti ingin
diabetes melitus pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSU
4.2.1. Populasi
29
30
4.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
Cara perhitungan:
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = Tingkat signifikansi (p)
teknik pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak
pasien
sudah
sesuai
dengan
yang
dianjurka
n oleh
petugas
gizi RS
4.5. Instrumen Penelitian
dibuat peneliti
yang digunakan adalah data sekunder. Prosedur pengumpulan data adalah suatu
1. Tahap persiapan
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Batu, meminta ijin untuk
menjelaskan terlebih dahulu kepada kepala dan staf ruang rawat inap
penyakit dalam.
2. Tahap pelaksanaan
sedang dinas. Observasi dilakukan setelah pasien di periksa oleh dokter agar
briefing terlebih dahulu kepada rekan tentang tugas dan apa saja yang
memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah
1. Editing
daftar observasi yang telah diisi jika ada ketidak lengkapan pengisian.
2. Coding
Memberikan tanda berupa kode pada jawaban dengan angka yang telah
a. Responden
R1 : Responden 1
36
R2 : Responden 2
R3 : Responden 3, dst
b. Umur
1 : 20-29 tahun
2 : 30-39 tahun
3 : 40-49 tahun
4 : 50-59 tahun
5 : > 60 tahun
c. Jenis Kelamin
1 : Laki – laki
2 : Perempuan
1 : >67 = Baik
2 : 34-67 = Cukup
3 : < 33 = Kurang
1 : >67 = Baik
2 : 34-67 = Cukup
3 : < 33 = Kurang
3. Tabulating
excel.
4. Cleaning.
37
Teknik Analisis data yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
diabetes melitus pada pasien diabetes melitus tipe 2. Dalam penelitian ini
dilakukan uji statistik dengan metode analisa uji kolerasi spearman rank untuk
dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0 for windows dengan taraf signifikan (α
= 0,05) dengan interpretasi apabila α < 0,05 artinya diterima H1 yaitu hubungan
dukungan keluarga dengan kepatuhan diet diabetes melitus pada pasien diabetes
melitus tipe 2.
penelitian ini peneliti 7 prinsip etika penelitian yang meliputi :(CIOMS, 2016)
Penelitian ini memenuhi standar nilai sosial atau klinis, minimal terdapat
meliputi:
1. Desain penelitian
5. Instrumen penelitian
6. Prosedur penelitian
2. Insentif pada penelitian yang beresiko luka fisik, atau lebih berat dari itu,
3. Disertakan rincian isi naskah penjelasan yang akan diberikan kepada calon
Populasi
Penderita DM tipe 2 yang dirawat di ruang rawat
inap RSU Karsa Husada Batu
Interpretasi hasil
Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian Penelitian Hubungan Antara Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Melitus Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Poli Penyakit Dalam RSU Karsa Husada Batu
42
DAFTAR PUSTAKA
Delianty, A. P., Studi, P., Keperawatan, I., Kedokteran, F., Ilmu, D. A. N., Negeri,
U. I., & Jakarta, S. H. (2015). Hubungan Antara Dukungan Pasangan
Terhadap Kepatuhan Diet Pada Penderita DM Tipe II Di Wilayah Kerja
Puskesmas Munjul. Jurnal Keperawatan Keperawatan.
Hisni, D., Widowati, R., & Wahidin, N. (2017a). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Wilayah Puskesmas Limo Depok. Jurnal Ilmu Dan Budaya,
40,no.57/2(jurnal ilmu dan budaya), 6659–6668.
http://journal.unas.ac.id/ilmu-budaya/article/view/429
Hisni, D., Widowati, R., & Wahidin, N. (2017b). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Wilayah Puskesmas Limo Depok. Jurnal Ilmu Dan Budaya, 6659–6668.
http://journal.unas.ac.id/ilmu-budaya/article/view/429
Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Klinik Penyakit Dalam
RSUD Dr.Sayidiman Magetan. In Jurnal Sains dan Seni ITS (Vol. 6, Issue
1). https://doi.org/10.12962/j23373520.v6i1.22451
Yanto, A., & Setyawati, D. (2017). Dukungan Keluarga Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 Di Kota Semarang. September, 45–49.