SJAHRANIE SAMARINDA
Oleh :
P07220120019
KEPERAWATAN SAMARINDA
2023
KARYA TULIS
SJAHRANIE SAMARINDA
Oleh :
P07220120019
KEPERAWATAN SAMARINDA
2023
i
SURAT
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan
bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari Karya Tulis Ilmiah orang lain untuk
P07220120019
i
LEMBAR
Oleh Pembimbing
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
i
LEMBAR
Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II
Di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Telah Diuji
Ketua Penguji:
Dr.Ratanto,S.Kep., M.Kep.
NIDN. 4030018001 (..........................................................)
Penguji Anggota:
Mengetahui:
i
DAFTAR RIWAYAT
A. Data Diri
Agama : Katolik
seberang
B. Riwayat pendidikan
v
KATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis
semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bimbingan dari berbagai
pihak baik materil maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya
tulus kepada :
Timur.
5. Ns. Diah Setiani, SST., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing Utama yang
v
telah memberikan bimbingan, masukan, dan saran dalam penulisan
8. Orang tua saya dan keluarga saya yang selalu mendoakan dan
9. Teman dekat saya Khairun Nissa dan Stefanie selama menuntut ilmu di
ilmiah ini.
10. Serta teman- teman dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu
tidak langsung.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dan berharap semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi
vi
ABSTRAK
Hasil dan Pembahasan : Pada subjek 1 dan subjek 2 didapatkan masalah yang
sama yaitu Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Sedangkan masalah yang
berbeda yaitu risiko infeksi, deficit pengetahuan, nyeri akut, keputusasaan,
gangguan mobilitas fisik.
vi
ABSTRAC
NURSING CARE OF TYPE II DIABETES MELITUS PATIENTS
IN ASTER ROOM ABDUL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA HOSPITAL.
i
DAFTAR
x
DAFTAR
2.1.5 Klasifikasi....................................................................................14
2.1.6 Manifestasi Klinis........................................................................15
2.1.7 Penatalaksanaan...........................................................................17
2.1.8 Komplikasi...................................................................................21
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang...............................................................24
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan................................................................26
2.2.1 Pengkajian....................................................................................26
2.2.2 Diagnosis Keperawatan...............................................................31
2.2.3 Perencanaan Keperawatan...........................................................32
2.2.4 Implementasi Keperawatan.........................................................36
2.2.5 Evaluasi Keperawatan.................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................38
3.1 Pendekatan/ Desain Penelitian...............................................................38
3.2 Subyek Penelitian..................................................................................38
3.3 Batasan istilah (Definisi Operasional)...................................................39
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................39
3.5 Prosedur Penelitian................................................................................39
3.6 Metode dan Instumen Pengumpulan Data.............................................40
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data.........................................................40
3.6.2 Instrument pengumpulan data....................................................40
3.7 Keabsahan Data.....................................................................................41
3.8 Analisis Data..........................................................................................41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................42
4.1 Hasil.......................................................................................................42
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian......................................................42
4.1.2 Data Asuhan Keperawatan........................................................43
4.2 Hasil.......................................................................................................78
BAB V PENUTUP................................................................................................90
5.1 Kesimpulan............................................................................................90
5.2 Saran......................................................................................................92
5.2.3 Bagi Penulis.................................................................................92
x
DAFTAR
5.2.4 Bagi Instansi................................................................................92
5.2.5 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan......................................92
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................93
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
Tabel 4.10 Perencanaan Keperawatan Pasien........................................................61
dengan Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang Aster RSUD
Abdul WahabSjahranie Samarinda Tahun 2023
Tabel 4.11 Implementasi Keperawata Pasien 1.....................................................62
dengan Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang Aster RSUD
Abdul WahabSjahranie Samarinda Tahun 2023
Tabel 4.12 Implementasi Keperawatan Pasien 2...................................................66
dengan Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang Aster RSUD
Abdul WahabSjahranie Samarinda Tahun 2023
Tabel 4.13 Evaluasi Keperawatan Pasien 1 dengan Diabetes Mellitus.................68
Tipe II di Ruang Aster RSUD Abdul WahabSjahranie
Samarinda Tahun 2023
Tabel 4. 14 Evaluasi Keperawatan Pasien 2 dengan Diabetes Mellitus................75
Tipe II di Ruang Aster RSUD Abdul WahabSjahranie
Samarinda Tahun 2023
xi
DAFTAR
Gambar 2. 1 Pathway DM II..............................................................................................13
x
DAFTAR
Lampiran 1 : Lembar Pengkajian Keperawatan Medikal Bedah
Lampiran 2 : Lembar Balance Cairan Pasien I dan Pasien II
Lampiran 3 : Lembar Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Senam Kaki Diabetes
Lampiran 4 : Lembar Satuan Acara Penyuluhan (SAP) DIIT Diabetes Mellitus
Lampiran 5 : Lembar Leaflet Senam Kaki Diabetes
Lampiran 6 : Lembar Penilaian Skor Bates Jensen
Lampiran 7 : Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 8 : Lembar Persetujuan Judul Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 9 : Lembar Surat Praktek ASKEP dan Studi Kasus Poltekkes Kemenkes
Kaltim
Lampiran 10 : Lembar ND ASKEP dan Studi Kasus RSUD AWS Samarinda
Lampiran 11 : Lembar Konsultasi Bimbingan Proposal
Lampiran 12 : Lembar Menguji Proposal Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 13 : Lembar Menguji Hasil Karya Tulis Ilmiah
x
BAB
PENDAHULUAN
secara global, merupakan jenis penyakit yang tak bisa ditularkan oleh
penderita ke orang lain, jenis penyakit ini berkembang secara perlahan dan
tahun dan menjadi ancaman kesehatan dunia pada era saat ini (IDF, 2019).
diabetes di seluruh dunia 230 juta orang dan jumlah ini meningkat 3% secara
konsisten atau sama dengan 7 juta kasus. Diperkirakan akan ada 350 juta
buruk dan tidak dapat bekerja seperti yang diharapkan sebagai kunci untuk
1
2
bahwa jaringan tubuh dan sel otot pasien tidak peka atau secara efektif kebal
terhadap (obstruksi insulin) sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel
dan dalam jangka panjang menumpuk dalam aliran darah (Kemenkes RI,
2020).
ketujuh di Indonesia diabetes pada tahun 2015 dan diperkirakan akan naik ke
penduduk umur 20-79 tahun di dunia menderita DM, pada tahun 2019
kota Samarinda menempati urutan pertama yaitu 3.4% dengan jumlah 4.116
diabetes tipe 1 atau tipe 2. Dengan asumsi hasil tes glukosa menunjukkan
3
yang tepat bahwa perawatan diri merupakan proses penyesuaian diri dan
yang rendah, dan kesadaran untuk melakukan deteksi dini penyakit diabetes
melitus yang kurang, minimnya aktivitas fisik, pengaturan pola makan yang
pilar pengelolaan Diabetes Melitus yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan
proses keperawatan:
Hasil Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan dan menjadi pedoman dalam ilmu keper
mengurangi bertambahnya angka kesakitan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.1 Definisi
panjang dan kegagalan organ yang berbeda, misalnya, mata, ginjal, saraf,
Diabetes Melitus tipe 2 adalah jenis yang paling banyak dikenal luas,
buruk dan tidak dapat bekerja seperti yang diharapkan sebagai kunci untuk
glukosa dalam darah. Peluang lain terjadinya Diabetes Melitus tipe 2 adalah
bahwa jaringan tubuh dan sel otot pasien tidak peka atau secara efektif kebal
seldan dalam jangka panjang menumpuk dalam aliran darah (Kemenkes RI,
2020).
glukosa dalam darah. Insulin adalah zat kimia yang dibawa oleh organ
2.1.2 Etiologi
dengan peran penting hormone insulin dan reseptornya dalam sel tubuh
manusia. Ada duaetiologi yang berperan pada kejadian diabetes melitus tipe
II. Di satu sisi, terjadi karena adanya penurunan sensitivitas dari insulin
reseptor insulin tidak dapat bekerja, dengan baik untuk menurunkan kadar
glukosa darah tidak dapat masuk ke dalam sel, (Amaliyah, 2022). kedua
karena penuruanan produksi insulin oleh sel beta pankreas. Diabetes Melitus
hipoglikemia oral atau insulin sesuai dengan kebutuhan. Sampai saat ini
penyebab pasti dibalik orang yang menderita diabetes melitus tipe 2 belum
Subianto, 2019).
dalam tubuh.
1. Obesitas
tubuh (IMT) > 23 kg/ m2 atau 120% memiliki risiko tinggi diabetes. Jika
diabetes melitus tipe 2 lebih besar daripada jika tubuh menyimpan lemak
2. Dislipidemia
Seseorang dengan kadar kolestrol HDL ≤ 35 mg/ dL, dan tau kadar
3. Ras
orang kulit hitam, hispanik, indian Amerika dan orang Asia- Amerika,
kulit putih.
9
4. Usia
5. Pre-diabetes
Pre-diabetes adalah kondisi di mana tingkat gula darah lebih tinggi dari
diabetes. Pasien dengan riwayat glukosa darah puasa terganggu < 140
Resiko diabetes melitus tipe II meningkat jika orang tua atau saudara
2.1.3 Patofisiologi
suatu kelainan pada neuropati dan adanya kelainan pada pembuluh darah .
timbulnya ulkus. Kerentanan pada infeksi yang luas. Aliran darah yang
kaki yang mengalami beban ynag cukup besar. Neuropati sensori perifer
kavitas yang bisa membesar dan terjadi rupture hingga pada permukaan kulit
Pada diabetes tipe I, sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses
terjadi karena produksi glukosa yang tidak dapat diukur oleh hati. Meskipun
hati. Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak akan
dapat menyerap kembali semua glukosa yang telah disaring. Oleh karena itu
dalam urine, limbah ini akan disertai dengan ekskreta dan elektrolit yang
haus (polidipsia), (Baynest 2015, Kumar et al. 2017, Basukala et al. 2018,
WHO 2019).
insulin, kelebihan protein dalam darah yang bersirkulasi tidak akan disimpan
akan meningkat pesat. Biasanya hal ini terjadi di antara waktu makan, saat
sekresi insulin yang berlebihan, dan kadar glukosa akan tetap pada level
normal atau sedikit meningkat. Namun, jika sel beta tidak dapat memenuhi
1
berat badan berlebih atau obesitas sehingga insulin tidak dapat bekerja
banyak. Kelainan fungsi sel β pada DMT2 pada orang Asia lebih banyak
(Baynest 2015, Kumar et al. 2017, Basukala et al. 2018, WHO 2019)
Peningkatan obsesitas pada rentang tahun 1960 sampai dengan tahun 2000
2.1.4 Klasifikasi
keterbatasan pengetahuan dan sumber daya yang ada pada sebagian besar
perawatan klinis dan perlu tidaknya pemberian insulin terutama pada saat
diabetes tipe I, (2) diabetes tipe II, (3) gestasional, dan (4) diabetes spesifik
lain. Penderita diabetes tipe I ditemukan pada anak-anak dan remaja. Data
penderita diabetes tipe I secara global belum ada tetapi di negara maju
ini jumlah anak-anak dan remaja yang menderita diabetes tipe II meningkat.
makanan olahan dan gula), obesitas, aktivitas fisik berkurang, gaya hidup
tidak sehat, malnutrisi pada janin, paparan hiperglikemia pada janin saat
kehamilan, (Alauddin,2020).
kehamilan Biasanya terjadi pada trimester kedua dan ketiga saat kehamilan
1
kematian pada ibu dan janin. Diabetes spesifik lain merupakan diabetes
glukosa juga meningkat. Pada jenis kelamin, wanita lebih berisiko karena
dilihat secara fisik wanita memiliki peluang yang lebih tinggi dalam
risiko wanita menderita DM tipe II. Memiliki keluarga seperti ibu, ayah, dan
dikarenakan oleh ketidak seimbangan antara jumlah kalori yang masuk dan
kalori yang ke luar tubuh. Lebih tinggi kalori masuk dibandingkan dengan
kalori yang ke luar disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan
melitus tipe II. Pada perokok, cenderung memiliki akumulasi lemak sentral
1
Dkk, 2021).
menjadi dua yaitu gejala klinis klasik dan gejala umum (Widiasari K, Dkk,
berlebihan
3. nyeri tubuh yang dimana biasa pada pasien DM sering mengalami nyeri
4. Kesemutan
5. mata kabur, gatal yaitu pandangan kabur dan gatal pada seluruh badan
6. disfungsi ereksi pada pria, yaitu kondisi penis pria tidak bisa
1
7. serta pruritus vulva pada wanita yaitu gangguan yang ditandai dengan
2.1.6 Penatalaksanaan
a) Sulfoniluera
b) Glinid
a) Metformin
m2).
b) Thiazolidinedione
1
a) DPP-IV Inhibitor
urin. Obat golongan ini dapat menurunkan berat badan dan tekanan
obat antidiabetes
- Krisis hiperglikemia
alergi
(Short-acting insulin)
emisi insulin melalui perasaan glukosa. Obat ini membuat fit menekan
2.1.7 Komplikasi
kulit. Berbanding lurus dengan hasil penelitian oleh Dugaan dan Shubrook,
studi terbaru dari LeMone et.al. (2016) juga mendapatkan hasil bahwa
glukoma.
trombosit.
ginjal kronik.
Komplikasi penyakit serius yang akan muncul akibat dari penyakit diabetes
1. Stroke
2. Penyakit jantung
2
tangan kiri atau leher, terkadang disertai juga dengan sesak napas, mual,
3. Kelainan mata
cukup serius pada mata. Kelainan mata yang dapat terjadi akibat diabetes
utama dan banyak menyerang orang pada usia produktif. Resiko terjadinya
tersebut.
2
tidak melihat adanya sperma yang keluar ketika orgasme. Sperma tidak
42).
glukosa darah dengan nilai satuan yang dinyatakan dalam milligram per
Sampel darah akan diambil pada waktu acak. Terlepas dari kapan
seseorang terakhir makan, Kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dL (11,1
Sampel darah akan diambil stelah puasa semalam selama 8-10 jam.
Tingkat gula darah puasa kurang dari 100 mg/ dL (5,6 mmol/L) adalah
normal. Tingkat gula darah puasa dari 100 hingga 125 mg/dL (5,6 hingga
6,9 mmol/L) diangap prediabetes. Jika 126 mg/dL (mmol/L) atau lebih
Untuk tes ini, pasien harus berpuasa selama 8-10 jam, minum air putih
tanpa gula tetap diperbolehkan. Setelah diperiksa kadar gula darah puasa,
pasien diberi glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam air 250 cc, lalu
jam kemudian glukosa darah diepriksa. Kadar gula darah kurang dari 140
mg/dL (7,8 mmol/L) adalah normal. Pembacaan antara 140 dan 199
Pembacaaan 200mg/dL (11,1 mmol/L) atau lebih tinggi setelah dua jam
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah penting untuk periode utama cara paling umum dalam
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
gejala secara umum dari diabetes melitus. Termasuk dalam keluhan utama
mudah mengantuk, ulkus diabetes dan terdapat luka yang tidak kunjung
sembuh.
3. Riwayat kesehatan
diabetes melitus, dan sudah berapa lama penyakit tersebut diderita. Dari
semua keluhan yang diraskan klien harus ditanyakan secara jelas dan
temuan apa, tetapi yang dijalani, latar belakang yang ditandai dengan
Dalam riwayat klinis keluaga, petugas medis mengetahui apakah ada latar
d. Riwayat psikososial
tentang penyakit.
e. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas/ istirahat
2) Sirkulasi
penyembuhan lama.
3) Intregritas ego
2
4) Eliminasi
Kemih/ ISK), ISK baru dan recurrent (asam urat, kembung, dan
5) Makanan /cairan
kering dan retak, turgor kulit jelek. Perut kaku dan distensi. Bau
6) Neurosensori
atau hipoglikemia.
7) Nyeri/ Ketidaknyamanan
8) Pernapasan
Gejala: lapar udara (tahap akhir DKA). Batuk dengan tanpa cairan
9) Keamanan
10) Seksualitas
diabetes.
2. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri (D. 0077)
6. Resiko infeksi b.d penyakit kronis d.d kerusakan integritas kulit (D.
0142)
(D. 0037)
3
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.
2. Gangguan Integritas kulit/ Setelah dilakukan tindakanPerawatan Luka (I. 14564)
jaringan b.d neuropati perifer keperawatan 3X24 jam,Observasi:
(D.0129) Maka diharapkan Monitor karakteristik luka
Gangguan dan tandamayor : intregritas kulit/ jaringanMonitor tanda-tanda infeksi
Subjektif: (Tidak tersedia) meningkat dengan kriteriaTerapeutik:
Objektif: hasil: Monitor karakteristik luka
Nyeri Kerusakan jaringan Lepaskan balutan dan
Perdarahan menurun plester secara perlahan
Kemerahan Kerusakan lapisan kulitBersihkan dengan NaCl
menurun atau pembersih Nontoksik
Nyeri menurun Bersihkan salep yang
sesuai Pasang balutan
sesuai jenis luka
Jadwalkan perubahan posisi
setiap 2 jam atau sesuai
kondisi pasien
Edukasi:
Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
3. Ketidakstabilan kadar glukosaSetelah dilkaukan tindakanManajemen Hiperglikemia
darah b.d hiperglikemi d.dkeperawatan selama 3X24(I.03115)
gangguan toleransi gula darahjam diharapkan KestabilanObservasi :
(D. 0027) Gejala dan tandakadar glukosa darah (L.Identifikasi kemungkinan
mayor: Hiperglikemia 03022) Meningkat denganpenyebab hiperglikemia.
Subjektif: kriteria hasil: Identifikasi situasi yang
Kadar gula tinggi/urin tinggi Lelah/ Lesu(menurun) menyebabkan kebutuhan
Gejala dan tanda minor: Kadar glukosadalam darah insulin meningkat.
Hiperglikemia Subjektif: (membaik) Monitor kadar glukosa
1.Mulut kering darah, jika perlu.
kadar glukosa dalam darah Monitor tanda dan gejala
(membaik) hiperglikemia
Monitor intake dan output
cairan
Terapeutik:
Berikan asupan cairan orsl.
Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250mg/ dL.
Edukasi:
Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara
mandiri.
Anjurkan kepatuhan diet
dan olahraga
Ajarkan pengelolaan
diabetes (mis. Penggunaan
insulin, obat oral).
Edukasi:
3
Kolaborasi pemberian
insulin
4. Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakanManajemen Nutrisi (I.
ketidakmampuan keperawatan selama 3 x 2403119)
mengabsorbsi nutrient (sel jam diharapkan statusObservasi:
kekurangan kadar glukosa) nutrisi membaik denganIdentifikasi status nutrisi
(D. 0019)Definisi: kriteriahasil: Identifikasi alergi dan
Asupan nutrisi tidak cukupBerat badanmembaik intoleransi makanan
untuk memenuhi kebutuhanIndeks Masa Tubuh (IMT) Identifikasi makanan yang
metabolisme Gejala dan tandaMembaik disukai
Mayor Subjektif: Frekuensi Identifikasi kebutuhan
(Tidak tersedia) Objektif:makan membaik kalori dan jenis nutrient
1.Berat badan menurun 100% Identifikasi perlunya
dibawah rentang ideal Gejala penggunaan selang
dan tanda Minor nasogastric
Objektif: Monitor asupan makanan
Cepat kenyangsetelah makan Monitor berat badan
Otot pengunyahlemah Monitor hasil pemeriksaan
Otot menelanlemah laboratorium
Membran Terapeutik:
mukosapucat Lakukan oral hygiene
Sariawan sebelum makan
Srum albuminturun Failitasi
Rambut rontok berlebihan menentukanpedoman diet
Diare Edukasi:
Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
Anjurkan diet yang di
programkan
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang di butuhkan.
5. Resiko Infeksi b.d penyakit Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi (I.
kronis (D.0142) keperawatan 3 x 24 jam 05178)
maka diharapkan tingkat Observasi:
infeksi menurun dengan Monitor tanda dan gejala
kriteria hasil: infeksi lokal dan sistemik.
Kemerahanmenurun Terapeutik:
Nyeri menurun Batasin jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit
pada area edema
Lakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan
Lingkungan
Pertahankan teknik aseptik
pada pasien berisiko tinggi
Edukasi:
3
2022).
sebagian, tidak teratasi atau muncul masalah baru adalah dengan cara
tindakan.
2022).
BAB III
METODE PENELITIAN
pada studi kasus ini adalah proses asuahan keperawatan yang meliputi
Sampel yang akan dipilih yaitu sampel yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah
Abdul Wahab Syahranie Kota Samarinda dengan kriteria inklusi dan ekslusi.
a. Kriteria inklusi
tahun
b. Kriteria Ekslusi
kriteria inklusi namun tidak dapat diikut sertakan dalam penelitian. Kriteria
38
3
hormon insulin dengan salah satu faktor resiko seperti gaya hidup yang
tidak sehat.
Penelitian studi kasus ini dilakukan pada tanggal 01 Mei 2023 sampai
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah
sebagai berikut:
1. Wawancara
hubungan yang saling percaya dan kuat. Metode ini digunakan untuk
klien yang sedang berlangsung (Bickley Lynn dan Szilagyi Peter G, 2018).
2. Observasi
rasa, kontak, dan rasa berdasarkan realitas saat ini dari waktu yang tepat.
1. Data primer
Data primer adalah informasi yang diperoleh dari sumber aslinya yang
berupa hasil dari wawancara klien dan hasil observasi dari objek tertentu.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah informasi yang diperoleh secara tidak langsung atau
3. Data Tersier
yang digunakan dengan cara menarasikan dan menampilkan tabel dari hasil
dan teori dalam bentuk pembahasan asuhan keperawatan pada pasien diabet
BAB IV
4.1 Hasil
Aster dari tanggal 01 Mei – 06 Mei 2023. Ruang Aster terdiri dari 2 tim
– 23, terdapat 20 kamar rawat inap dan 3 kamar inap isolasi dalam 1
ruang dokter, 1 ruang kepala ruangan, 1 ruang obat, 1 ruang solat, 1 kamar
42
4
1. Pengkajian Keperawatan
Keterangan:
Meninggal
Laki-laki
Perempuan
Pasien
Tinggal serumah
Menderita penyakit yang
sama
Keterangan:
Meninggal
Laki-laki
Perempuan
Pasien
Tinggal serumah
Menderita penyakit yang
sama
4
55 55
44 55
3. tidak ada kelainan 3. tidak ada kelainan
ekstermitas, tidak ada ekstermitas, tidak ada
kelainan kelainan tulang kelainan kelainan tulang
belakang, tidak ada belakang, tidak ada
fraktur,tidak ada traksi, fraktur,tidak ada traksi, tidak
tidak ada kompartemen ada kompartemen syndrom,
syndrom, terdapat luka pada tidak ada luka
kedua kaki
4. Turgor kurang 4. Turgor baik ,kulit
,kulit sedikit kering sedikit kering
5. ada pitting edema RU : +1 5. Tidak ada pitting edema
RL : + 2 LU : +1
LL : +2
6. ada ekskoriasis pada 6. Tidak ada
kedua kaki, tidak ada ekskoriasis, psoriasis dan
psoriasis dan urtikaria urtikaria
7. Penilaian resiko dekubitus 7. Penilaian resiko dekubitus
: 14 ( Moderate risk) : 14 ( Moderate risk)
Masalah keperawatan Gangguan integritas kulit Tidak ada masalah
Pemeriksaan sistem Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
endokrin kelenjar tiroid, tidak ada kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar getah pembesaran kelenjar getah
bening, Hiperglikemia bening, Hiperglikemia
GDA : 250 mg/dl, 226 mg/dl GDA : 250 mg/dl, 226 mg/dl
Terdapat luka gangren pada
kedua kaki Tidak ada luka gangren
Masalah keperawatan Ketidakstabilan Kadar Ketidakstabilan Kadar
Glukosa
Darah Glukosa Darah
Keamanan lingkungan Total skor penilaian risiko Total skor penilaian risiko
pasien jatuh dengan skala pasien jatuh dengan skala
morse (pasien dewasa) : 30 morse (pasien dewasa) : 30
(kategori pasien sedang) (kategori pasien sedang)
Masalah keperawatan Resiko jatuh Resiko jatuh
Pengkajian psikososial Persepsi klien terhadap Persepsi klien terhadap
penyakitnya adalah cobaan penyakitny adalah cobaan
tuhan. Ekspresi klien tuhan. Ekspresi klien terhadap
terhadap penyakit adalah penyakit adalah diam. Reaksi
diam. Reaksi saat interaksi saat interaksi adalah
adalah kooperatif. Tidak kooperatif. Tidak mengalami
mengalami gangguan gangguan
konsep
5
Pasien 1
Tanggal
pemeriksaa Jenis pemeriksaan Hasil
Nilai normal
n pemeriksaan
Leukosit 6.8 4.8-10.8 10^3/µl
Eritrosit 4.22 4.20-5.40 10^6 /µl
Hemoglobin 14.8 g/dl 14-18 g/dL
30 April Hematokrit 35.0 % 37.0 – 54.0 %
2023 Glukosa sewaktu 250 mg/dl < 200m g/dL
Ureum 30.8 mg/dl 19.3 – 49,2 mg//dL
Creatinin 1.3 mg/dl 0,7 – 1.3 mg/dL
HbA1c 8.5% < 5,7 %
Pasien 2
Tanggal
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
pemeriksa
pemeriksaan
an
30 April Leukosit 9.60 4.8-10.8 10^3/µl
2023
Eritrosit 4.20 4.20-5.40 10^6 /µl
Hemoglobin 13.6 g/dl 14-18 g/dL
Hematokrit 38.0 % 37.0 – 54.0 %
Glukosa sewaktu 449 mg/dl < 200m g/dL
Ureum 25.9 mg/dl 19.3 – 49,2 mg//dL
Creatinin 1.2 mg/dl 0,7 – 1.3 mg/dL
HbA1c 10.5 % < 5,7 %
5
Tabel 4. 4 Hasil Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu Pasien 1 dan 2 (Ny.S Dan
Ny.D) dengan Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang Aster RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda Tahun 2023
\
5
Tabel 4. 6 Analisa Data Pasien 1 (Ny. S) Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe II
di Ruang Aster RSUD AbdulWahab Sjahranie Samarinda Tahun 2023
Tabel 4. 7 Analisa Data Pasien 2 (Ny. D Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe II
di Ruang Aster RSUD AbdulWahab Sjahranie Samarinda Tahun 2023
2. Daignosa Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
Senin,01 Mei Defisit perawatan diri Selah dilakukan Dukungan perawatan diri
2023 berhubungan dengan tindakan keperawatan (I.11348)
kelemahan (D.0109) selama 1x 8 jam, maka
diharapkan Perawatan Observasi :
Diri 6.1 Identifikasi
(L.11103) meningkat kebiasaanaktivitas perawatan
dengan kriteria hasil : diri sesuai usia
1. Kemampuan 6.2 Monitor tingkat
mandi meningkat kemandirian
2. Kemampuan
makanmeningkat Terapeutik:
3. Kemam 6.3 Dampingi dalam
puan mengenakan melakukan perawatan diri
pakaian meningkat sampai mandiri
6.4 Fasilitasi
kemandirian,bantu jika tidak
mampumelakukan perawatan
diri
Edukasi :
6.5 Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten
dan sesuai kemampuan
6
Tabel 4. 10 Perencanaan Keperawatan Pasien 2 dengan Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang Aster
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2023
4. Perencanaan Keperawatan
mobilisasi.
4.7 Fasilitasi 3.11Pasien telah diberikan
aktivitas mobilisasi diit
dengan alat bantu
misalnya pagar tempat
tidur.
4.8 Melibatkan 4.3 TTV: TD: 120/90
keluarga untuk mmhg RR: 20×/Menit
membantu pasien dalam N: 80×/menit S: 36
meningkatkan
pergerakan.
4.9 Mengajarkan 4.7 Tempat tidur pasien
mobilisasi sederhana dilengkapi dengan safety rail
yang harus dilakukan dan telah dipasangkan
(mis. Duduk di
tempat tidur, duduk di
sisi tempat tidur).
5.6 Melatih cara 4.8 Memberikan arahan
mengembangkan spritual kepada pasien dalam
diri. melakukan pergerakan miring
kanan dan kiri.
4.9 Pasien telah
diberikan mobilisasi duduk di
pinggir tempat tidur.
6.2 Monitor tingkat 5.6 Memberikan edukasi
kemandirian kepada pasien tetap berdoa
dan yakin kepada
keyakinanya
6.2 Klien mengatakan
6.3 Memberi tahu belajar untuk makan
keluarga untuk sendiri
mendampingi dalam 6.3 Pasien tampak di
melakukan temani
perawatan diri sampai oleh keluarganya
,andiri 6.5 Klien mengatakan
6.5 Menganjurkan paham
melakukan perawatan 7.4 Meman keluarga untuk
diri secara konsisten memberitahu pasien dan
sesuai kemampuan keluarga untuk memasang
7.4 Memasang pagar pagar karena pasien rentan
pengaman tempat tidur terjadi jatuh, serta jika ada
pasien pagar lingkungan pasien
menjadi aman
Kamis, 4 mei 1.1 Memonitor kadar glukosa 1.1 Glukosa darah 449 mg/dl
2023 2.1 Identifikasi kesiapan dan 2.1 Pasien mengatakan sudah dap
kemampuan menerima informa mengerti penyakit kencing manis
1.2 Memonitor tanda dan 1.2 Pasien mengatakan lelahberk
gejala hiperglikemia 1.1 Glukosa darah 297 mg/dl
1.1 Memonitor kadar glukosa 1.5 Insulin telah diberikan
1.5 Memberikan terapi insulin 1.3 Intake: 2050 mlOutput 2700
Novorapid dengan dosis 3×16 -650 ml
u secara sc 2.3 Mengatur jadwal denganpasie
1.3 Monitor intake dan output untuk memberi pendidikan keseh
2.3 Mengjadwalkan pendidika penyakit kencing manis
kesehatan sesuai kesepakatan 4.2 Klien mengatakan sudah miri
4.2 Memberitahukan untuk dan kanan
mengubahposisi tiap 2 jam 4.4 Klien mengatakan telahdiberi
seka tirah baring setelah mandi
4.4 Anjurkan menggunakan \
pelembab
Jumat, 5 mei 1.1 Memonitor kadar glukosa 1.1 Glukosa darah 180 mg/dl
2023 1.2 Memonitor tanda dan gej 1.2 Pasien mengatakan lelah
hiperglikemia berkurang
2.2 Menyediakan materi dan 2.2 Mengedukasi pasien tentang d
kesehatan diabetes mellitus tipe 2
4.1 Mencuci tangan sebelum4.1 Pasien telah memahami
sesudah kontak dengan pasien ,prosedur membersihkan tangan
4.2 Memberitahukan untuk sebelum dan sesudah kontak deng
mengubahposisi tiap 2 jam pasien
seka tirah baring 4.2 Klien mika miki saat berbar
4.4 Anjurkan menggunakan 4.4 Klien menggunakan salep da
pelembab minyak zaitun untukkulitnya
6
5. Evaluasi keperawatan
luka.
P: Lanjutkan intervensi
3.3 Berikan cairan NaCL atau
pembersihnontoksik, sesuaikebutuhan
3.4 Bersihkan jaringan
nekrotik
3.5 Memasang balutansesuai jenis luka
Gangguan mobilitas fisik S: Pasien mengatakan saat melakukan
berhubungan dengan aktifitas perlu dibantu oleh perawat/
penurunan kekuatan otot keluarga
ditandai dengan pasien saat
ingin melakukan aktifitas O: klien tampak kesulitan melakukan
selalu dibantu oleh aktifitas
perawat/keluarga (D.0054) A: mobilitas fisik meningkat
P: Lanjutkan intervensi
4.2 Identifikasi toleransi fisik
melakukanpergerakan
4.3 Monitor frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi
4.7 Libatkan keluarga untuk membantu
pasien sebelum meningkatkan
pergerakan
4.9 Ajarkan mobilisasisederhana (Mis.
7
P: Lanjutkan intervensi
2.2 Monitor kadar glukosadarah.
2.3 Monitor intake
danoutput cairan.
2.11Anjurkan kepatuhan dietdan
olahraga.
2.14 Kolaborasi pemberianinsulin.
2.15 Kolaborasi pemberiancairan IV.
Gangguan integritas kulit S: Pasien mengatakan gatal padabagian
berhubungan dengan luka kaki kiri dan kanan berkurang
kekurangan /kelebihan
volumecairan ditandai O: klien tampak menggaruk- garuk kaki
dengan pada kaki sebelah kiri dan kanan yang terdapat luka
kanan dan kiri mengalami A: integritas kulit dan jaringan
luka dan turgorkulit tampak meningkat
rusak (D.0129)
P: Lanjutkan intervensi
3.3 Berikan cairan NaCL atau
pembersih nontoksik,sesuai kebutuhan
3.4 Bersihkan jaringannekrotik
3.5 Pasang balutan sesuaijenis luka
Gangguan mobilitas fisik S: Pasien mengatakan saat melakukan
berhubungan dengan aktifitas perlu dibantu oleh perawat/
penurunan kekuatan otot keluarga
ditandai dengan pasien saat
ingin melakukan aktifitas O: klien tampak kesulitan melakukan
selalu dibantu oleh aktifitas
perawat/
keluarga (D.0054)
7
P: Intervensi dihentikan
7
4.2 Hasil
keperawatan yang sesuai dengan teori dan hasil asuhan keperawatan yang
dilakukan pada Ny. S dan Ny. D dengan kasus penyakit Diabetes Mellitus type II
yang dilakukan pada 01 Mei 2023 sampai 06 Mei 2023 di ruang Aster RSUD
(D.0027)
variasi kadar glukosa darah naik dari rentang normal yang ditandai dengan
gejala dan tanda mayor yaitu mengeluh lelah/lesu dan kadar glukosa dalam
luka ganggren kadar GDS jam 08:00 = 250 mg/dl, kadar GDS 12:00 = 350
mg/dl sedangkan pada pasien 2 mengeluh lelah. Kadar GDS jam 08:00 = 449
jaringan tubuh dan sel otot pasien tidak peka atau secara efektif kebal
terhadap (obstruksi insulin) sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel
hiperglikemia.
kadar glukosa darah teratasi sebagian dengan GDS 08:00 = 249 mg/dl, GDS
12:00 = 189 mg/dl menunjukan mulai stabil tetapi masih dalam keadaan
darah teratasi sebagian dengan nilai GDS 08:00 = 280 mg/dl dan GDS 12:00
= 305 mg/dl menunjukan kadar glukosa belum dibatas normal dan masih
diabetes berupa tetap menjaga pola makan, rutin minum dan melakukan
penurunan sejak 3 hari yang lalu dan pada hari 4 perawatan glukosa darah
kadar glukosa darah sejak 2 hari yang lalu dan mulai stabil pada hari ke 3
menyertai, kepatuhan minum obat dan pola makan serta aktivitas. Pada
pasien 1 berusia 59 tahun dimana pada dimana pada usia lansia terjadi
tidak teratur, pasien tidak bekerja, pola makan mengikuti orang rumah yang
rutin minum obat dan kontrol, pasien juga tidak mengatur pola makan.
nyeri akut memiliki definisi pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangusng kurang dari 3 bulan
ditandai dengan gejala dan tanda mayor yaitu mengeluh nyeri, tampak meringis,
yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis. Hal ini sesuai
dengan teori yang terdapat pada buku SDKI dengan data yang didapatkan pasien
mengeluh nyeri pada bagian perut, P : pada saat bergerak, Q : nyeri yang dirasakan
8
seperti ditusuk – tusuk R : pada kedua kaki, S : skala nyeri 6, T : hilang timbul
nyeri akut. Menurut Fatmawaty Desi, (2019), terjadi ulkus pada kaki awalnya
ditandai dengan adanya kelebihan gula dalam darah pada seseorang penderita DM
yang akan menimbulkan suatu kelainan pada neuropati dan adanya kelainan pada
timbulnya ulkus. Kerentanan pada infeksi yang luas atau menyuluruh. Aliran darah
timbulnya nyeri pada kedua kaki disebabkan adanya luka gangren dan ulkus disertai
dengan tidak stabilnya kadar glukosa darah sehingga menyebabkan timbulnya rasa
nyeri.
memfasilitasi istirahat dan tidur, menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
selama 3 x 8 jam, yaitu masalah nyeri akut teratasi sebagaian dengan pasien masih
pada pasien 1 yaitu mengeluh nyeri pada bagian kedua kaki dikarenakan terdapat
8
luka gangren. Sedangkan pada pasien 2 tidak mengalami nyeri pada kedua kaki dan
anggota tubuh lainnya dikarenakan tidak ada luka gangren maupun ulkus pada tubuh
pasien.
(D.129)
tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen.) ditandai dengan gejala dan
tanda mayor terdapat kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit terdapat rasa
ini sesuai dengan teori yang terdapat pada buku SDKI dengan data yang
didapatkan pada kedua kaki pasien yang terdapat luka gangren tampak
kemerahan.
gangguan integritas kulit. Menurut (Fatmawaty Desi, 2019), Pada saat awal
beban ynag cukup besar. Neuropati sensori perifer kemungkinan yang akan
Dan yang selanjutnya membentuk kavitas yang bisa membesar dan terjadi
8
dengan kadar glukosa darah yang tidak stabil sehingga timbulnya rasa tidak
nyaman.
cukup.
kulit teratasi sebagian ditandai dengan luka di kedua kaki tampak kemerahan.
terdapat pada pasien 1 sebab pasien memiliki luka gangren dan riwayat
penyakit diabetes mellitus yang cukup lama serta tidak stabilnya kadar
(D.0054)
dari satu atau lebih ekstermitas secara mandiri ditandai dengan gejala dan
8
tanda mayor terdapat kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM) menurun,
sendi kaku, gerakan tidak terkoordinasi, gerakan terbatas, fisik lemah dan
otot. Hal ini sesuai deng teori yang terdapat pada buku SDKI dengan data
yang didapatkan kekuatan otot menurun, gerakan terbatas, fisik lemah, pasien
2018), Ulkus diabetik apabila tidak ditangani dengan segera maka akan
kesehatannya.
pada kedua kaki yang dapat menyebabkan pasien sulit bergerak dan apabila
mobilisasi.
fisik hanya terdapat pada pasien 1 terjadi karena pasien memiliki luka
melakukan pergerakan.
yang kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu dan dapat disebabkan
tanda mayor yaitu pasien menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan
yaitu defisi pengetahuan. Hal ini sesuai dengan teori yang didapatkan pada
buku SDKI dengan data yang didapatkan pasien 2, pasien menyakan masalah
beberapa hal di antaranya yaitu materi atau pesan dan metode yang
lembar balik.
lemak, gula dan garam tetapi sedikit mengandung serat (Sudoyo, 2006).
pentingnya menjaga pola makan ataupun gaya hidup. Dengan menjaga gaya
kesempatan bertanya.
hanya pada pasien 2 sebab klien tidak mengetahui bahwa menderita diabetes
berperilaku pasif dan afek datar. Pada saat pengkajian didapatkan diagnosa
kematian. Faktor-faktor ini merupakan tanda dan gejala dari perilaku yang
8
dengan hasil klien saat diajak bicara saling tatap muka, klien biasa melakukan
bosan dan putus asa terhadap penyakit dan tidak biasa melakukan ibadah
seperti biasa karena terdapat luka pada kaki. Sedangkan pada pasien 2 tidak
PENUTU
5.1 Kesimpulan
1. Pengkajian Keperawatan
mellitus tipe II ditemukan pada pasien 1 nyeri akut pada kedua kaki
dengan skala 6 nyeri hilang timbul, GDS 250 mg/dl, mengeluh lelah
terdapat luka gangren pada kedua kaki. Sedangkan pada pasien 2 GDS
449 mg/dl mengeluh lelah dan pusing berputar dan terdapat luka post op
craniotomy.
2. Diagnosa Keperawatan
90
9
3. Intervensi Keperawatan
(2018) yang telah penulis susun. intervensi yang dilakukan pada kedua
promosi harapan.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
darah teratasi karena gadar glukosa sudah mulai turun dan resiko infeksi,
pengetahuan teratasi..
9
5.2 Saran
Hasil dari studi kasus ini diharapkan didapat dijadikan sebagai bahan ilmu
Bickley Lynn S & Szilagyi Peter G. (2018). Buku Saku Pemeriksaan Fisik &
Riwayat Kesehatan.
IDF. (2019). IDF Diabetes Atlas Ninth Edition 2019. International Diabetes
Federation.
IDF:2019.
Kementrian Kesehatan RI. (2019). Pusat Data dan Informasi: Hari Diabetes
93
9
01 Februari 2023.
Kementrian Kesehatan RI. Infodatin: Tetap Produktif, Cegah, dan Atasi Diabetes
Melitus. 2020.
Sistematis.
Paulus Subiyanto., Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada pasien Dengan diabetes
melitus
Indonesia: PB.PERKENI.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin. Di akses
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Kohesi. vol. 1(2):
163-174
di ruang rawat inap ambun suri lantai 3 RSAM Bukittinggi tahun 2019.